Anda di halaman 1dari 21

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

KONSTRUKSI
REHABILITASI DAN RENOVASI PRASARANA
SEKOLAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT 6

TAHUN ANGGARAN
2023-2024

KEMENTERIAN : PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
UNIT KERJA : PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN
WILAYAH II PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BALAI PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH
KALIMANTAN BARAT
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEKERJAAN REHABILITASI DAN RENOVASI
PRASARANA SEKOLAH PROVINSI
KALIMANTAN BARAT 6

Kementerian : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Cipta Karya
Unit Kerja : Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah II Provinsi
Kalimantan Barat
Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Barat
Program : Perumahan dan Kawasan Permukiman
Sasaran
Program : Meningkatnya Kualitas Prasarana Pendidikan
Aktivitas : Pembangunan dan Rehabilitasi Prasarana Pendidikan
KRO : Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah

Sub Komponen : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi


Kalimantan Barat 6

Lokasi
Kegiatan : Provinsi Kalimantan Barat Kabupaten Sintang meliputi 12
(dua belas) Sekolah:

NO NAMA SEKOLAH

1 SDN 13 TEMPUNAK

2 SDN 26 BARAS

3 SDN 31 PEDADANG HULU

4 SDN 33 TERUSAN II

5 SDN 36 SEPAN KEMANTAN

6 SDN 16 SUNGAI DERAS

7 SDN 13 SUNGAI MANAN

8 SDN 01 NANGA KETUNGAU

9 SDN 07 SUNGAI LAIS

10 SDN 24 SP BF KELANSAM

11 SDN 15 GANDIS HULU

12 SDN 26 SUNGAI RAYA

1
A. URAIAN PENDAHULUAN
1. Umum
1) Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dibutuhkan
prasarana yang sesuai dengan standar guna menunjang proses belajar dan
mengajar, perlu dilakukan pembangunan, rehabilitasi, atau renovasi
prasarana perguruan tinggi, perguruan tinggi keagamaan Islam, dan satuan
pendidikan dasar dan menengah. Sebagaimana diamanahkan dalam
Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pembangunan,
rehabilitasi atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan tinggi
Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
2) Sebagaimana telah ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor : 22/KPTS/M/2018 tanggal 14 September 2018
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Bahwa Pembangunan
Bangunan Gedung Negara adalah kegiatan mendirikan Bangunan Gedung
Negara yang diselenggarakan melalui tahap perencanaan teknis,
pelaksanaan konstruksi, dan pengawasannya, baik merupakan
pembangunan baru, perawatan bangunan gedung, maupun perluasan
bangunan gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan
bangunan gedung.
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta
relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan. Tuntutan penyediaan sarana
dan prasarana yang diamanahkan adalah setiap satuan pendidikan formal
dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan
peserta didik.
4) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan di Kabupaten
Sintang sangat perlu ditingkatkan, terutama sejak meningkatnya
pertumbuhan masyarakat.

2
5) Setiap pembangunan untuk sarana dan prasarana umum untuk masyarakat
harus diwujudkan sebaik-baiknya sehingga mampu memenuhi secara
optimal fungsi bangunan tersebut.
6) Penyedia Jasa konstruksi perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh,
sehingga hasil pembangunan layak untuk dipergunakan sebagai sarana
dan prasarana umum.
7) Secara kontraktual penyedia jasa konstruksi bertanggung jawab kepada
PPK Prasarana Strategis Provinsi Kalimantan Barat. Dalam kegiatan
operasionalnya, penyedia jasa konstruksi mendapatkan bantuan
bimbingan teknis dan administrasi dalam menentukan arah pekerjaan
pengendalian/ pengawasan dari Pengelola Kegiatan yang ditetapkan oleh
Kuasa Pengguna Anggaran atau Kepala Satuan Kerja.

2. Latar Belakang
1) Pada Sidang Kabinet Paripurna Tanggal 18 Juli 2018 di Bogor,
Kementerian PUPR mendapat amanah tambahan untuk kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana guna menunjang penguatan SDM.
Salah satunya ialah untuk rehabilitasi dan renovasi sekolah.
2) Status kepemilikan lahan sekolah merupakan milik Pemerintah Kabupaten
Sintang.
3) Gambaran umum, lokasi proyek tersebar di 12 (dua belas) sekolah di
Kabupaten Sintang.
4) Adapun pekerjaan fisik Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah
Provinsi Kalimantan Barat 6 ini melingkupi pekerjaan pembangunan/
rehabilitasi/ renovasi dengan tipe pekerjaan sebagai berikut:
i. Pekerjaan Pembongkaran meliputi pembongkaran bangunan eksisting
yang terdampak dalam rehabilitasi/ renovasi.
ii. Pekerjaan sipil meliputi pekerjaan tanah, pondasi, beton, pasangan, atap
dan konstruksi lainnya yang terkait dengan pekerjaan sipil.
iii. Pekerjaan mekanikal.
iv. Pekerjaan elektrikal meliputi pekerjaan penerangan luar dan dalam
Bangunan, dan pekerjaan lainnya yang terkait dengan fungsi elektrikal
Bangunan;

3
v. Pekerjaan Hardscape/Arsitektural meliputi pekerjaan jalan akses/
pedesterian sekolah, lapangan;
5) Pekerjaan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Provinsi
Kalimantan Barat 6 juga mempertimbangkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24/2007 tentang Standar Sarana Prasarana untuk
SD/SD/MI), SMP/SMP/MTs, dan SMA/SMA/MA, dan kegiatan prioritas
lainnya sesuai arahan pemberi tugas yang penanganannya harus
dilaksanakan segera.

3. Maksud dan Tujuan


1) Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Penyedia Jasa
Konstruksi yang memuat masukan, kriteria, proses, dan keluaran yang
harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan dalam
pelaksanaan tugas.
2) Dengan penugasan ini diharapkan Penyedia Jasa Konstruksi dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan
keluaran yang tepat mutu, waktu dan biaya sesuai dengan KAK ini.

4. Sasaran
1) Terarahnya pelaksanaan fisik Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana
Sekolah sebanyak 12 (dua belas) Sekolah di Kabupaten Sintang.
2) Terkendalikannya kegiatan pelaksanaan fisik Rehabilitasi dan Renovasi
Sarana Prasarana Sekolah yang tepat mutu, waktu dan biaya, serta
diselenggarakan secara tertib administrasi.
3) Terpenuhinya persyaratan perizinan Bangunan Gedung Negara yang
diperlukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, terpenuhinya
persyaratan tentang kehandalan bangunan dan Sertifikat Layak Fungsi
(SLF).

4
5. Lokasi Pekerjaan;

Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Sintang meliputi 12 (dua belas) sekolah:


NO NAMA SEKOLAH KETERANGAN

1 SDN 13 TEMPUNAK KABUPATEN SINTANG

2 SDN 26 BARAS KABUPATEN SINTANG

3 SDN 31 PEDADANG HULU KABUPATEN SINTANG

4 SDN 33 TERUSAN II KABUPATEN SINTANG

5 SDN 36 SEPAN KEMANTAN KABUPATEN SINTANG

6 SDN 16 SUNGAI DERAS KABUPATEN SINTANG

7 SDN 13 SUNGAI MANAN KABUPATEN SINTANG

8 SDN 01 NANGA KETUNGAU KABUPATEN SINTANG

9 SDN 07 SUNGAI LAIS KABUPATEN SINTANG

10 SDN 24 SP BF KELANSAM KABUPATEN SINTANG

11 SDN 15 GANDIS HULU KABUPATEN SINTANG

12 SDN 26 SUNGAI RAYA KABUPATEN SINTANG

6. Sumber Pendanaan
1) Biaya Pelaksanaan Konstruksi
a. Untuk pelaksanaan pekerjaan Jasa Konstruksi ini mempedomani
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
28/PRT/M/2016 perihal tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum yaitu:
1) Besarnya biaya pekerjaan Jasa Konstruksi merupakan biaya tetap
dan pasti.
2) Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian
pekerjaan jasa konstruksi yang dibuat oleh Satker/PPK PS.
b. Pembayaran biaya Jasa Konstruksi dilakukan secara bertahap yang
didasarkan pada prestasi atau kemajuan pekerjaan pelaksanaan
konstruksi di lapangan.
c. Pembayaran dilakukan dengan tahapan:
1) pelaksanaan konstruksi fisik yang dibayarkan berdasarkan prestasi
pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sampai dengan serah terima
pertama (Provisional Hand Over) pekerjaan konstruksi; dan
2) Pemeliharaan sampai dengan serah terima akhir (Final Hand Over)
pekerjaan konstruksi.
d. Tata cara pembayaran angsuran pekerjaan Jasa Konstruksi
sebagaimana mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.
5
2) Sumber Biaya
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Satuan Kerja
Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah II Provinsi Kalimantan Barat
Tahun Anggaran 2023 dan Tahun Anggaran 2024 dengan total pagu
anggaran sebesar Rp. 58.856.433.000,- (Lima Puluh Delapan Milyar
Delapan Ratus Lima Puluh Enam Juta Empat Ratus Tiga Puluh Tiga Ribu
Rupiah), dengan alokasi Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp.
16.560.000.000,- (Enam Belas Milyar Lima Ratus Enam Puluh Juta
Rupiah)

7. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen


1. Pengguna Jasa : Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Wilayah II Provinsi Kalimantan Barat
Alamat : Jalan Ahmad Yani, Gedung PIP2B Pontianak
Kel. Bansir Darat, Kec. Pontianak Tenggara, Pontianak,
Kalimantan Barat.

2. Nama PPK : Prasarana Strategis Provinsi Kalimantan Barat

Alamat : Jalan Ahmad Yani, Gedung PIP2B Pontianak


Kel. Bansir Darat, Kec. Pontianak Tenggara, Pontianak,
Kalimantan Barat.

B. DATA-DATA PENUNJANG
1. Data Dasar
1) Kerangka Acuan Kerja merupakan data awal yang harus dipenuhi atau
diperhatikan. Setiap pengadaan data dan informasi harus diupayakan oleh
Penyedia Jasa. Pengguna jasa akan menyediakan data-data dasar
sepanjang tersedia setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja yang
meliputi:
a. Laporan Konsultan Perencana;
b. Dokumen Teknis Perencanaan;
c. Dokumentasi kondisi eksisting bangunan;
d. Perijinan yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota;
2) Penyedia jasa diwajibkan melakukan explorasi dari data dasar yang
tersedia termasuk data sekunder lainnya yang dilakukan baik oleh instansi
6
yang ada di pusat maupun yang ada di daerah untuk sinkronisasi
pelaksanaan kegiatan, standar teknis dan standar profesi yang berlaku
termasuk semua peraturan terkait baik di pusat maupun di daerah yang
terbaru.

3) Untuk melaksanakan tugasnya Penyedia Jasa Konstruksi harus mencari


sendiri informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan
Pemberi Tugas dalam KAK/ Pengarahan Penugasan ini.
4) Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna
Jasa maupun yang dicari sendiri. Kesalahan pengendalian dan
pelaksanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

2. Standar Teknis dan Referensi Hukum


1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
4) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
5) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III Tentang Perikatan);
6) Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Jasa Konstruksi
8) Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pembangunan,
Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi,
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
9) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah;
10) Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28/PRT/M/2016 tentang
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
7
12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung;
13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

14) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor


21/PRT/M/2019 Tahun 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi;
15) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2
Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016 tentang Izin
Mendirikan Bangunan Gedung;
16) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 3
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2018 Tentang Sertifikat Laik
Fungsi Bangunan Gedung;
17) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14
Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
melalui Penyedia;
18) Surat Edaran menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
11/SE/M/2019 tentang Petunjuk Teknis Biaya penyelenggaraan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi;
19) Surat Edaran Nomor : 15/SE/M/2019 tentang Tata Cara Penjaminan Mutu
dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
20) Standar Teknis, Standar Profesi dan Peraturan Terkait Lainnya;

C. RUANG LINGKUP
1. Deskripsi Pekerjaan
Pekerjaan konstruksi Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi
Kalimantan Barat 6 mulai dari SPMK Konstruksi, Serah Terima Pekerjaan
Pertama, Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Kedua serta dukungan
pemenuhan persyaratan perijinan bangunan gedung.

Agar terarahnya secara teknis pelaksanaan konstruksi Rehabilitasi dan


Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi Kalimantan Barat 6 diperlukan metode
8
pelaksanaan yang tepat, terarah, terkendali dan teruji.

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Penyedia Jasa Konstruksi harus
memiliki kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang
menyebar pada jangkauan wilayah yang luas, memiliki kemampuan untuk
memanage/mengatur pekerjaan dengan cermat dan taktis dalam pengendalian
Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Material (Logistik), Sumber Daya
Peralatan dan Pengendalian Keuangan.

Penyedia harus memiliki kecakapan manajerial dan rentang kendali komunikasi


yang baik terhadap para pihak/stake holder yang terkait pekerjaan.
Pengendalian wilayah pekerjaan dilakukan dengan 1 (satu) kluster
pengendalian teknis dan logistik, sedangkan pengendalian pelaksanaan
lapangan dilakukan pada masing-masing lokasi/ sekolah yaitu sejumlah 12 (dua
belas) distrik kendali lapangan, pada masing-masing distrik kendali lapangan
memiliki kelompok-kelompok kerja untuk masing-masing sekolah dan tidak
boleh melakukan penggabungan dan atau melakukan rolling tim kerja.

2. Lingkup Pekerjaan
1) Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap perwujudan dokumen
perencanaan menjadi bangunan gedung yang siap dimanfaatkan.
2) Pelaksanaan konstruksi berupa kegiatan:
a. pembangunan baru;
b. perluasan bangunan gedung;
c. lanjutan pembangunan bangunan gedung yang belum selesai; dan/ atau
d. pembangunan dalam rangka perawatan (rehabilitasi, renovasi, dan
restorasi) termasuk perbaikan sebagian atau seluruh bangunan gedung.
3) Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, meliputi:
a. tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah terima pertama
(Provisional Hand Over) pekerjaan konstruksi; dan
b. tahap pemeliharaan pekerjaan konstruksi sampai dengan serah terima
akhir (Final Hand Over) pekerjaan konstruksi.

9
4) Pelaksanaan konstruksi mendapatkan pengawasan teknis oleh penyedia
jasa pengawasan konstruksi.
5) Pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh penyedia jasa pelaksana
konstruksi berdasarkan:
a. surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau pemborongan
dan lampiran beserta perubahannya; dan
b. Standar Mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Standar
Manajemen Mutu (SMM).
6) Pelaksanaan konstruksi membuat dokumen pelaksanaan konstruksi
meliputi:
a. semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik, termasuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
b. gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (asbuilt drawings);
c. kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan atau
manajemen konstruksi beserta segala perubahan atau addendumnya;
d. laporan pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan dan laporan akhir termasuk laporan uji
mutu;
e. berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiriatas perubahan
pekerjaan, pekerjaan tambah atau kurang, serah terima pertama
(Provisional Hand Over) dan serah terima akhir (Final Hand Over)
dilampiri dengan berita acara pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan
konstruksi, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan konstruksi fisik;
f. hasil pemeriksaan kelaikan fungsi (commissioning test);
g. foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik;
h. dokumen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau Standar Mutu
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3);
i. manual operasi dan pemeliharaan bangunan gedung, termasuk
pengoperasian dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan
mekanikal, elektrikal, dan sistem pemipaan (plumbing);
j. garansi atau surat jaminan peralatan dan perlengkapan mekanikal,
elektrikal, dan system pemipaan (plumbing); dan

10
k. surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi dan penyedia jasa pengawasan teknis.
7) Pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan
menjaga keandalan konstruksi bangunan gedung melalui pemeriksaaan
hasil pelaksanaan konstruksi fisik setelah serah terima pertama
(Provisional Hand Over). Dalam pemeliharaan pekerjaan konstruksi,
penyedia jasa pelaksanaan konstruksi berkewajiban memperbaiki segala
cacat atau kerusakan yang terjadi selama masa konstruksi.
8) Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan konstruksi
Bangunan Gedung Negara, masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi
paling sedikit 6 (enam) bulan terhitung sejak serah terima pertama
(provisional hand over) pekerjaan konstruksi.
9) Masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi diakhiri dengan serah terima
akhir (final hand over) pekerjaan konstruksi yang dilampiri dengan berita
acara pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi.

3. Keluaran
Keluaran yang diminta dari Penyedia Jasa Konstruksi berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja ini adalah Koordinasi dan pengendalian terhadap Pekerjaan
Konstruksi Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi Kalimantan
Barat 6 yang dilaksanakan menyangkut kuantitas, kualitas,biaya dan waktu
serta kelengkapan dan kelancaran administrasi ketepatan pekerjaan yang
efisien, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang
sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan, serta dapat diterima dengan baik oleh
Pemberi Tugas.

Keluaran akhir yang dihasilkan meliputi :


a. Hasil Renovasi dan Rehabilitasi Prasarana Pendidikan yang sesuai dengan
kontrak.
b. Dokumen Hasil Pelaksanaan Konstruksi, meliputi:
1) Shop Drawing;
2) Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings);
3) Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan, serta laporan
hasil pengujian yang dibuat oleh penyedia jasa konstruksi selama masa
pelaksanaan pekerjaan;
11
4) Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik beserta segala
perubahan/addendumnya;
5) Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/ kurang, serah
terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan; dan
6) Dokumentasi tahap pekerjaan dari 0%, 25%, 50%, 75%, 100% yang
diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik dan
di buat dalam satu album.
7) Buku Petunjuk (Manual Book) pemeliharaan dan perawatan bangunan
gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan
perawatan peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan;
8) Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik, termasuk Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
9) Semua berkas yang digunakan untuk pengurusan SLF (Sertifikat Laik
Fungsi)

4. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini akan lakukan dalam waktu
300 (tiga ratus) hari kalender terhitung sejak terbitnya SPMK.

5. Penyedia Jasa Konstruksi


Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Penyedia Jasa Konstruksi harus
memiliki kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang
menyebar pada jangkauan wilayah yang luas, memiliki kemampuan untuk
memanage pekerjaan dengan cermat dan taktis dalam pengendalian Sumber
Daya Manusia, Sumber Daya Material (Logistik), Sumber Daya Peralatan dan
Pengendalian Keuangan.
Pekerjaan Konstruksi ini memiliki kompleksitas pekerjaan dikarenakan
tersebarnya lokasi pekerjaan dan banyak stake holder yang terlibat dan terkait
pekerjaan. Manajemen Perusahaan harus kuat dan melakukan keterpaduan
pelaksanaan.

12
Penyedia Jasa Konstruksi Memiliki Kompetensi dan Kualifikasi:
1. Peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) maka jumlah anggota
KSO dapat dilakukan dengan batasan paling banyak 3 (tiga) perusahaan
dalam 1 (satu) kerjasama operasi.
2. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi
(IUJK).
3. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha
Besar serta disyaratkan :
a. Klasifikasi : Bangunan Gedung.
b. Subklasifikasi : Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan
(BG007) KBLI 2015 atau Konstruksi Gedung Pendidikan (BG006) KBLI
2020.
4. Memiliki pengalaman pekerjaan sesuai subklasifikasi SBU dan Surat
Keterangan Referensi Kerja.

6. Personil
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Pelaksanaan
Konstruksi untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang
tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal


sebagai berikut:
1. Personel Manajerial
1) Manajer Pelaksanaan/Proyek
- Memiliki sertifikasi keahlian (SKA) Madya Ahli Manajemen Konstruksi
(TA 601) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah disahkan
oleh LPJK.
- Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai Ketua
Tim/Pimpinan Project Konstruksi minimum selama 5 (lima) tahun di
bidang pekerjaan tersebut dilengkapi dengan referensi kerja.

13
2) Manajer Teknik 1
- Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Madya Ahli Teknik Bangunan
Gedung (TA 201) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah
disahkan oleh LPJK.
- Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai Teknik
Bangunan Gedung minimum selama 5 (lima) tahun di bidang
pekerjaan tersebut dilengkapi dengan referensi kerja.

3) Manajer Teknik 2
- Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Madya Ahli Teknik Bangunan
Gedung (TA 201) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah
disahkan oleh LPJK.
- Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai Teknik
Bangunan Gedung minimum selama 5 (lima) tahun di bidang
pekerjaan tersebut dilengkapi dengan referensi kerja.

4) Manajer Keuangan
- Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman minimum selama 2
(dua) tahun di bidang pekerjaan tersebut dilengkapi dengan referensi
kerja.

5) Ahli K3 Konstruksi / Ahli Keselamatan Konstruksi

- Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Muda Ahli K3 Konstruksi (TA 603)


atau sertifikat keahlian (SKA) Madya Ahli K3 Konstruksi (TA 603)
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang telah disahkan oleh
LPJK.

- Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai ahli K3


Konstruksi selama 3 (tiga) tahun (untuk Ahli Muda) dan 0 (nol) tahun
(untuk Ahli Madya) di bidang pekerjaan tersebut dilengkapi dengan
referensi kerja.

14
7. Peralatan

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Penyedia Jasa Konstruksi harus


menyediakan peralatan yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk menunjang
semua pekerjaan di lapangan, antara lain:
Kapasitas Jumlah
No Peralatan Utama
(Minimal) (Minimal)
1. Generator Set 2 KVA 3 Unit
2. Concrete Mixer 300 Liter 3 Unit
3. Automatic Level Waterpass - 3 Unit
4. Theodolit - 3 Set
5. Dump truck 8.250 kg 3 Unit
6. Mobil Pick Up 1.400 kg 3 Unit

Kapasitas Jumlah
No Peralatan Pendukung
(Minimal) (Minimal)
1. Concrete Vibrator 4000 rpm 1 unit
2. Jack Hammer 1.450 rpm 1 unit
3. Mesin Las 900 W 1 unit
4. Bar Cutter - 1 unit
5. Bar Bender - 1 unit

8. Ketentuan Gambar Kerja


i. Semua ukuran yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi, dalam
keadaan selesai/ terpasang;
ii. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan memperhatikan dan meneliti terlebih
dahulu semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja, seperti peil-peil,
ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain- lainnya sebelum
memulai pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada
ukuran yang belum dicantumkan dalam gambar, maka Penyedia Jasa
Konstruksi wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada Konsultan
Supervisi untuk mendapatkan keputusan ukuran mana yang akan dipakai
dan dijadikan pegangan;

iii. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti
ukuran-ukuran yang tercantum di dalam gambar kerja tanpa sepengetahuan

15
Konsultan Supervisi. Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi baik dari segi biaya
maupun waktu.

9. Ketentuan Material/ Bahan


Penyedia harus memiliki jaminan ketersedian dan kontinuitas Material/ Bahan
dari Pabrikan atau Distributor atau Pemasok untuk Bahan/Material berupa
Dukungan atau Jaminan Ketersediaan dari Pabrikan atau Distributor atau
Pemasok, Tidak terbatas pada Material/Bahan berikut:
i. Bahan/Material Penutup Atap;
ii. Bahan/Material Rangka Atap Baja Ringan;
iii. Bahan/Material Plafond;
iv. Bahan/Material Cat;
v. Bahan/Material Kusen Pintu dan Jendela Alumunium;
vi. Bahan/Material keramik

10. Ketentuan Spesifikasi Teknis

Penyedia harus menyampaikan Spesifikasi Teknis Bahan/Material yang


ditawarkan dengan ketentuan mengacu pada spesifikasi yang dsampaikan
oleh PPK pada dokumen Rencana Kerja dan Syarat. Penyedia mendetailkan
Spesifikasi Teknis Bahan/Material dengan ketentuan yang dipersyaratkan.
Detail spesifikasi teknis disampaikan pada saat penawaran dengan ketentuan
menyebutkan detail bahan/material beserta Merek/ Tipe (formulir terlampir).

11. Ketentuan Jaminan Kualitas

Penyedia Jasa Konstruksi menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan


Supervisi, bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah
sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Penyedia Jasa Konstruksi
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari
cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak. Apabila
diminta, Penyedia Jasa Konstruksi sanggup memberikan bukti-bukti mengenai
hal-hal tersebut pada butir ini. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi, bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna, semua
pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
sepenuhnya.
16
12. Ketentuan Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda, dan Pekerjaan

1) Perlindungan terhadap milik umum: Penyedia Jasa Konstruksi harus


menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat mesin,
bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu
lintas, baik kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
2) Orang-orang yang tidak berkepentingan: Penyedia Jasa Konstruksi harus
melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya
yang bertugas dan para penjaga.
3) Perlindungan terhadap bangunan yang ada: Selama masa pelaksanaan
Kontrak, Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan kerusakan-
kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi Penyedia Jasa
Konstruksi, dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh
Penyedia Jasa Konstruksi hingga dapat diterima Pemberi Tugas.
4) Penjagaan dan perlindungan pekerjaan: Penyedia Jasa Konstruksi
bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak,
siang dan malam. Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap
Penyedia Jasa dan Sub Penyedia jasa Konstruksi, atas kehilangan atau
kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang
sedang dalam
5) Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama: Penyedia Jasa
Konstruksi harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan
tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu
yang datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini
disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut
(memenuhi) ketentuan Undang-undang yang berlaku pada waktu itu. Di
lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengadakan
perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama yang mudah dicapai.
Sebagai tambahan hendaknya ditiap site ditempatkan paling sedikit
seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan
pertama.

17
6) Gangguan pada tetangga: Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas
mungkin akan menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang
berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu sebagaimana
Pemberi Tugas akan menentukan dan tidak akan ada tambahan pengganti
uang yang akan diberikan kepada Penyedia jasa Konstruksi sebagai
tambahan, yang mungkin ia keluarkan.

13. Ketentuan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)


Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) sekurang-kurangnya memuat:
a. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
1) Kepedulian pimpinan terhadapa Isu eksternal dan internal
2) Komitmen Keselamatan Konstruksi
b. Perencanaan keselamatan konstruksi
1) Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang
(Formulir Terlampir)
2) Rencana tindakan (sasaran dan program)
3) Standar dan peraturan perundangan
c. Dukungan Keselamatan Konstruksi
1) Sumber Daya
2) Kompetensi
3) Kepedulian
4) Komunikasi
5) Informasi Terdokumentasi
d. Operasi Keselamatan Konstruksi
1) Perencanaan dan Pengendaluan Operasi
2) Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
e. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
1) Pemantauan dan evaluasi
2) Tinjauan manajemen
3) Peningkatan kinerja keselamatan konstruski

14. Laporan Kemajuan Pekerjaan

Penyedia Jasa Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun harus membuat


laporan kemajuan pekerjaan secara rutin mengenai segala hal yang
18
berhubungan dengan perancangan dan pelaksanaan rehabilitasi dan
renovasi, baik teknis maupun administratif yang di dalamnya mencakup:
a. Laporan Harian, merupakan segala kegiatan pekerjaan yang dilakukan
pada hari tersebut;
b. Laporan Mingguan berisi kegiatan harian selama satu minggu
danmasalah-masalah atau hambatan yang terjadi;
c. Laporan Bulanan merupakan rekapitulasi dari Laporan Mingguan yang
disertai laporan visual yang berupa foto-foto proyek.

D. Tanggung Jawab Penyedia Jasa Konstruksi


1. Penyedia jasa konstruksi bertanggung jawab secara profesional atas jasa
pembangunan konstruksi yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan kode
tata laku profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab penyedia jasa konstruksi adalah sebagai
berikut:
a. Hasil pekerjaan harus memenuhi persyaratan standar yang berlaku.
b. Hasil pekerjaan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang telah
di berikan oleh pemberi jasa, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi
pembiayaan, waktu pelaksanaan dan mutu pekerjaan.

PENUTUP
a. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, Penyedia Jasa Konstruksi
hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari
bahan masukan lain yang dibutuhkan.
b. Berdasarkan bahan bahan tersebut menyusun program kerja dan program
jaminan mutu.

c. Dalam proses tender ini apabila alokasi dalam dokumen anggaran (DIPA TA.
2023 dan TA 2024) yang disahkan tidak tersedia dan/atau tidak mencukupi,
maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan Penyedia Barang/Jasa
tidak dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun. Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dan penandatanganan kontrak pengadaan
barang/jasa dilakukan setelah DIPA TA. 2023 dan TA 2024 disahkan.

19
Kerangka acuan kegiatan ini merupakan panduan dalam pelaksanaan Pekerjaan
Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini
mengikat dan menjadi syarat untuk diterimanya hasil pekerjaan oleh Pemberi
Tugas. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam kerangka acuan kegiatan ini, akan
diatur kemudian dan dituangkan dalam berita acara perubahan dan atau
penambahan yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan kerangka
acuan kegiatan ini.

Dibuat Oleh,
Pejabat Pembuat Komitmen
Prasarana Strategis
Provinsi Kalimantan Barat

Daru Suryaningwang, ST, M.Sc


NIP. 19841202 200912 1 001

20

Anda mungkin juga menyukai