Anda di halaman 1dari 11

PARASITOLOGI

HYMENOLEPIS DIMINUTA

MAKALAH

Disusun Oleh:

M. HAFIDH AL FARABI (P07131322024)

Dosen Pembimbing :Rahmayanti, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES ACEH

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr, wb.

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmatnya


sehingga makalah dengan judul Flebotomi dapat tersusun sampai selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dosen pembimbing kami, Ibu Rahmayanti, S.Pd, M.Pd dan
juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
1. Pengertian Hymenolepsis diminuta....................................................................3
2. Morfologi Hymenolepsis diminuta......................................................................4
3. Siklus Hidup.........................................................................................................5
4. Pencegahan Hymenolepiasis diminuta.............................................................6
BAB III.............................................................................................................................7
PENUTUP.........................................................................................................................7
A. Kesimpulan...........................................................................................................7
B. Saran.....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Parasit yang termasuk golongan cestoda dikenal sebagai cacing pita.
Badannya terdiri atas rangkaian segmen atau proglotid. Diantara skoleks
dan segmen satu ada bagian yang sempit yang disebut leher. Bagian parasit
ini mengandung sel-sel germinal yang berbentuk strobilla. Skoleks adalah
utama untuk pergerakandan untuk berpegangan pada jaringan hospes, dan
dilengkapi dengan lekuk, batil isap atau kait-kait.

Cestoda merupakan cacing berbentuk pipih seperti pita dan di sebut


cacing pita. Cacing ini tubuhnya berwarna putih dan tertutup kutikula. di
bawah kutikula terdapat otot sirkuler, longitudinal, dan transversal. Tidak
memiliki rongga tubuh. Cacing pita termasuk subkelas cestoda kelas
cestoidea, filum platyhelminthes. Cacing dewasanya, menempati saluran
usus vertebrata dan larvanya hidup di jaringan vertebrata dan invertebrata.
Bentuk badan cacing dewasa memanjang menyerupai pita, biasanya pipih
dorsovenral, tidak mempunyai alat cerna atau saluran vaskular dan biasanya
terbagi dalam segmen-segmen yang disebut proglotid yang bila dewasa
berisi alat reproduksi jantan dan betina. Ujung bagian antarior berubah
menjadi sebuah alat perekat disebut skoleks, yang dilengkapi dengan alat
isap dan kait-kait.
Spesies yang termasuk ke dalam cestoda usus antara lain
Diphyllobothrium latum, Hymenolepis nana, Hymenolepis diminuta,
Dipylidium caninum, Taenia saginata, dan Taenia solium

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Hymenolepsis diminuta
2. Bagaimana siklus hidup Hymenolepsis diminuta?
3. Bagaimana pencegahan taenia solium?
4. Bagaimana morfologi Hymenolepsis diminuta?

1
C. Tujuan
1. Untuk menambah pengetahuan mengenai Hymenolepsis diminuta
2. Untuk mengetahui siklus hidup dan pencegahan Hymenolepsis diminuta

2
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Hymenolepsis diminuta

Hymenolepis diminuta merupakan parasit yang termasuk dalam kelas


cestoda yang hidup dalam usus tikus dan manusia, cacing ini dapat
menyebabkan penyakit Hymenolepiasis diminuta. Hospes definitif cacing ini
adalah tikus dan manusia, sedangkan hospes intermediernya adalah golongan
pinjal (Xenopsylla cheopis, Pulex irritans), golongan kumbang (Tenebrio
sp.), golongan diplopoda (Fontaria virginensis, Julus sp.), serta golongan
kecoa (Periplaneta sp., Blatta sp., Blatella sp.). Nama lain Hymenolepis
diminuta adalah cacing pita tikus, the rat tape worm, dan Taenia diminuta.

Cacing ini juga merupakan cacing cosmoploitan yang terutama


berparasit pada tikus rumah, tetapi banyak kasus dilaporkan menginfeksi
pada orang. Sebagai hospes intermedier adalah beberapa spesies arthropoda,
misalnya jenis kumbang (Tribolium spp) adalah hospes intermedier yang
sangat berperan terhadap infeksi pada tikus dan manusia.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Platyhelminthes

Class : Cestoda

Ordo : Cyclophyllidea

Family : Hymenolepididae

Genus : Hymenolepis

Species : Hymenolepis diminuta

3
2. Morfologi Hymenolepsis diminuta
a. Telur

– Bentuk relatif lebih bulat daripada telur Hymenolepis nana.

– Ukuran 60 x 79 mikron

– Dinding telur agak tebal, pada kutub-kutub menebal

– Tidak memiliki filamen dari kutub-kutubnya

– Berisi embrio heksakan (embrio dengan 3 pasang kait)


b. Dewasa

– Panjang badan dapat mencapai 30 – 60 cm, lebar 3 – 5 mm.

– Terbagi atas kepala (skolek), leher dan proglotid-proglotid.

– Skolek memiliki 4 batil isap tanpa rostelum.

– Proglotid terdiri atas proglotid immature – mature – dan gravid,


kurang lebih 800 – 1000 segmen.

Gambar: Hymenolepis diminuta

Gambar: Skoleks Hymenolepis diminuta

4
Gambar: telur Hymenolepis diminuta

Gambar: sistiserkoid Hymenolepis diminuta


3. Siklus Hidup
Telur H. diminuta keluark bersama tinja → tertelan oleh hospes intermedier
→ onkosfer menetas dan menembus dinding usus hospes intermedier kemudian
berkembang menjadi larva cysticercoid → infeksi H. diminuta diperoleh hospes
definitif setelah menelan yang membawa larva cysticercoid → larva cysticercoid
menempel pada mukosa usus halus → menjadi cacing dewasa dalam waktu 20
hari.

5
4. Pencegahan Hymenolepiasis diminuta
Pencegahan Hymenolepiasis diminuta:

 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan


 Cuci, kupas atau masak sayuran dan buah-buahan sebelum dimakan

Pengobatan Hymenolepiasis diminuta: Praziquantel, dewasa dan anak-anak,


25mg / kg dalam terapi dosis tunggal. Obat alternatif dapat menggunakan
niclosamide dan nitazoxanide. Dosis niclosamide pada orang dewasa: 2 gram
dalam dosis tunggal selama 7 hari; anak-anak 11-34 kg: 1 gram dalam dosis
tunggal pada hari 1 kemudian 500 mg per hari secara oral selama 6 hari; anak-
anak > 34 kg: 1,5 gram dalam dosis tunggal pada hari 1 kemudian 1 gm per hari
secara oral selama 6 hari. Dosis nitazoxanide pada orang dewasa: 500 mg per oral
dua kali sehari selama 3 hari; anak-anak berusia 12-47 bulan : 100 mg per oral dua
kali sehari selama 3 hari; anak-anak 4-11 tahun, 200 mg per oral dua kali sehari
selama 3 hari.

6
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Hymenolepis diminuta memiliki panjang 20-60 cm dan mempunyai 1.000
proglotid, telurnya sferis dan berhialin, diameternya 72-86 ɰ dan seperti
Hymenolepis nana memiliki 2 lapis membran, lapisan dalam mempunyai
penebalan polar tetapi tidak memiliki filamen. Telur dalam tinja tertelan oleh
artropoda, biasanya tikus atau suatu kumbang. Pada artropoda telur
berkembang menjadi sistiserkoid, jika artropoda yang infektif ini tertelan oleh
binatang atau manusia, cacing berkembang menjadi bentuk yang matang
dalam usus. Infeksi sering asimtomatik dan diagnosis ditegakkan dengan
menemukan telur dalam tinja

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA
Prianto, Juni L., P.U., Tjahaya dan Darwanto, 1994, Atlas Parasitologi
Kedokteran, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Brown, Harold W., 1979, Dasar Parasitologi Klinis Edisi III, PT


Gramedia, Jakarta

Gandahusada, Srisasi,dkk, 2004, Parasitologi Kedokteran Edisi III ,


Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Craig, C.F., et al. 1970. Craig and Faust’s Clinical Parasitology. Michigan : Lea &
Febiger

Anda mungkin juga menyukai