Anda di halaman 1dari 15

“RESIKO DAN PERAN INSTUISI DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN”

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengambilan Keputusan

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

SHIRVA MUSTAHWIDA 2130103092


SYAFRIDA HASANAH 2130103103
TIARA FIDINILLAH 2130103107

DOSEN PENGAMPU:
FIRMAN, M.PD.I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Resiko dan Peran Instuisi dalam Pengambilan Keputusan” tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bapak Firman, M.Pd.I pada mata kuliah Pengambilan Keputusan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Resiko dan Peran
Instuisi dalam Pengambilan Keputusan bagi para pembaca dan terutama bagi
penulis sendiri.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Firman, M.Pd.I selaku
dosen mata kuliah Pengambilan Keputusan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi
bahan yang berguna bagi kita semua.

Batusangkar, 29 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Pengertian dan Jenis Resiko ................................................................. 3
B. Manajemen Resiko ............................................................................... 5
C. Pengertian dan Peran Intuisi................................................................. 7
D. Kaitan Pengambilan Keputusan dengan Intuisi ................................... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11
A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Resiko erat kaitannya dengan hal yang tidak menyenangkan, sehingga
sangat penting untuk terus berhati-hati pada semua aspek kehidupan dengan
perhitungan yang tepat. Seseorang organisasi, perusahaan dan lembaga-
lembaga lainnya harus siap dengan kemungkinan berdampak pada lahirnya
kerugian, bahaya dan dampak kurang baik lainnya dari sebuah resiko.
Sehingga dibutuhkan manajemen resiko dalam menghadapi berbagai keadaan
yang tidak dapat diprediksi, sebagai upaya untuk terus mampu bertahan
menghadapi resiko.
Sebuah keputusan tentu tidak diputuskan begitu saja tanpa adanya
pertimbangan yang baik dan jelas. Dalam pengambilan sebuah keputusan
tentu ada banyak hal yang dipikirkan yaitu pengaruh yang akan ditimbulkan
dari keputusan tersebut baik itu pengaruh jangka pendek maupun pengaruh
jangka panjang. Manusia memiliki dua hal ketajaman yaitu intuisi dan insting
dan keduanya hadir dalam tingkat yang berbeda. Pengambilan keputusan
tentu sangat diperlukan dan akan menjadikan keputusan yang diambil itu
akan lebih bermanfaat bagi masa sekarang dan masa yang akan datang.
Pengambilan keputusan intuitif ini sering diterapkan pada saat kondisi
sulit diprediksikan, bila waktu yang tersedia terbatas dan ada tekanan untuk
segera mengambil keputusan (kondisi seperti ini sering mengarahkan orang
untuk lebih mengandalkan intuisinya). Pengambilan keputusan intuitif ini
tidak berarti bersifat negatif atau lebih buruk daripada pengambilan keputusan
rasional, hal ini terbukti dalam situasi yang genting gaya pengambilan
keputusan intuitif ini ternyata sering dipergunakan orang.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas di atas, maka
rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan resiko dan apa saja jenis resiko?
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen resiko?
3. Apa yang dimaksud dengan intuisi dan apa saja peran intuisi?
4. Apa saja kaitan pengambilan keputusan dengan intuisi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan
masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan resiko dan apa saja jenis
resiko.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen resiko.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan intuisi dan apa saja peran
intuisi.
4. Untuk mengetahui apa saja kaitan pengambilan keputusan dengan intuisi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jenis Resiko


Risiko ialah terjebaknya seseorang/organisasi di dalam situasi/
keadaan yang tidak terduga dan mengandung unsur bahaya, akibat/
konsekuensi bisa terjadi karena siklus yang sedang berlangsung atau kejadian
di masa depan. Berikut adalah beberapa arti risiko yang disetujui oleh
sebagian besar para ahli:
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Risiko adalah akibat yang
kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan
atau tindakan.
2. Prof. Dr. Ir. Soemarno, M.S., berpendapat bahwa risiko ialah suatu
kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi
tidak menguntungkan yang mungkin terjadi.
3. Menurut Arthur Williams dan Richard, M.H, risiko adalah suatu variasi
dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu.
4. Menurut Griffin, pengertian risiko adalah ketidakpastian tentang peristiwa
masa depan atas hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan.
5. Menurut Hanafi, pengertian risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi
yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau
kejadian yang akan datang.
6. Menurut A. Abas Salim, pengertian risiko adalah ketidakpastian
(uncertainty) yang mungkin mengakibatkan peristiwa kerugian (Husaini,
2023).
Menurut Husaini (2023), Semua aktivitas individu maupun organisasi
pasti mengandung risiko di dalamnya karena mengandung unsur
ketidakpastian. Risiko tersebut bisa terjadi karena tidak ada atau kurangnya
informasi tentang hal yang akan terjadi di masa mendatang, baik itu hal yang
menguntungkan atau merugikan. Risiko ialah keadaan yang tidak pasti yang

3
berdampak negatif terhadap keinginan dan tujuan yang akan dicapai
(Risnaeni et al., 2019).
Dari pengertian-pengertian risiko di atas dapat terlihat bahwa risiko
selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya kerugian yang tidak
dapat diduga dan tidak pula diharapkan. Jadi ketidakpastian merupakan
kondisi yang menyebabkan timbulnya risiko. Risiko juga merupakan bagian
dari lembaga dan juga individu (manusia). Dengan demikian risiko ini
mempunyai karakteristik, diantaranya:
1. Ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
2. Ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian.
Risiko tidak dapat dihilangkan, tetapi bisa kita minimalisir. Berikut
macam-macam/jenis-jenis dari resiko:
1. Risiko murni adalah suatu risiko yang jika terjadi menimbulkan kerugian
semata misalnya kebakaran gedung, kecelakaan kendaraan bermotor,
banjir dan kerusuhan.
2. Risiko keuangan adalah segala jenis risiko yang dapat diukur dengan
nominal uang, contohnya adalah kecelakaan kendaraan, sedangkan risiko
non-keuangan adalah risiko yang tidak dapat diukur dengan nilai uang,
contohnya adalah tindakan seseorang yang membuat sakit hati seseorang.
3. Risiko politik (akibat pemerintah). Perubahan aturan pemerintah dapat
menimbulkan risiko terhadap rencana yang sudah diambil dan
dilaksanakan.
4. Risiko dinamis ialah risiko-risiko yang timbul akibat dari suatu keadaan
yang terus berubah seperti keadaan sosial yang berubah, lingkungan yang
berubah, perubahan teknologi risiko bisnis, dan sebagainya.
5. Risiko inovasi (re-engineering, diversification). Inovasi produk dapat
menimbulkan risiko baru, baik dalam penyediaan material, produksi
ataupun sampai penjualannya (Risnaeni et al., 2019).

4
B. Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur
resiko serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya
yang tersedia. Manajemen Resiko juga dapat diartikan sebagai proses
terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan,
mengembangkan alternatif penanganan resiko, dan memonitor serta
mengendalikan implementasi penanganan resiko.
Manajemen resiko merupakan suatu pendekatan terstruktur atau
metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman
suatu rangkaian aktivitas manusia, termasuk di dalamnya adalah penilaian
resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya (Winarji,
2019). Sedangkan menurut Clough dan Sears dalam Anita et al., (2023)
manajemen resiko adalah sebuah metode khusus untuk menanggulangi
peristiwa-peristiwa yang mengakibatkan sebuah kerugian.
Dalam pandangan islam manajemen resiko merupakan keniscayaan
yang harus dilakukan setiap manusia. Karena dalam hidup tidak lepas aturan
baik halal dan haram, boleh ataupun tidak boleh. Semua perbuatan manusia
juga mengandung resiko, perbuatan baik akan mendapat ganjaran baik,
sementara perbuatan buruk juga akan mendapat ganjaran kebaikan dari Allah
SWT. Semua yang dilakukan manusia memiliki resiko, yang terpenting
adalah bagaimana manusia mampu mengelola resiko tersebut.
Dalil mengenai manajemen resiko terdapat dalam QS. Yusuf ayat 43, 46-49

            

            

43. Raja Berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya):


"Sesungguhnya Aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-
gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir
(gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering." Hai orang-orang

5
yang terkemuka: "Terangkanlah kepadaku tentang ta'bir mimpiku itu jika
kamu dapat mena'birkan mimpi."

            

         

46. (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): "Yusuf, Hai
orang yang amat dipercaya, Terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor
sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina
yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya
yang kering agar Aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka
mengetahuinya."

              

47. Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)


sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan
dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.

               

48. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit),
kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.

           

49. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi
hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur."
Dari kisah yang digambarkan dalam al-qur’an tersebut, bisa dipahami
bahwa pada tujuh tahun kedua akan timbul kekeringan yang dahsyat. Ini
merupakan suatu risiko yang menimpa negeri Yusuf tersebut. Namun dengan
adanya mimpi sang raja yang kemudian ditakwilkan oleh Yusuf maka

6
kemudian Yusuf telah melakukan pengukuran dan pengendalian atas risiko
yang akan terjadi pada tujuh tahun kedua tersebut. Hal ini dilakukan Yusuf
dengan cara menyarankan kepada rakyat seluruh negeri untuk menyimpan
sebagian hasil panennya pada panenan tujuh tahun pertama demi menghadapi
paceklik pada tujuh tahun berikutnya. Dengan demikian maka terhindarlah
bahaya kelaparan yang mengancam negeri Yusuf tersebut. Sungguh suatu
pengelolaan risiko yang sempurna. Proses manajemen risiko diterapkan Yusuf
melalui tahapan pemahaman risiko, evaluasi dan pengukuran, dan
pengelolaan risiko. Pada dasarnya Allah SWT mengingatkan manusia atau
suatu masyarakat, dimana ada kalanya dalam situasi tertentu mempunyai aset
dan modal yang kuat, namun suatu saat akan mengalami kesulitan. Hanya
saja bagaimana mengatasinya dalam menghadapi kesulitan maka kita harus
menyiapkan untuk perhitungan dan pandangan yang luas.
C. Pengertian dan Peran Intuisi
Intuisi berasal dari bahasa latin yaitu intueri atau intuitus adalah
rangkaian kata in (pada) dan tueri (melihat). Arti intuisi merupakan
pengetahuan atau pemahaman pada sesuatu yang diperoleh secara terus-
menerus tanpa memakai rasio dan indera manusia dan kadang-kadang
sifatnya adalah bawaan. Intuisi menurut ulama adalah pengetahuan yang
timbul lewat penyingkapan tabir hati.
Intuisi menurut Poerwodarminto dalam Abidin (2021) yaitu daya atau
kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan secara
mendalam atau dipelajari. Intuisi juga merupakan wawasan atau pengetahuan
yang menerangkan atau meramalkan peristiwa tanpa bergantung pada suatu
proses penalaran secara sadar tanpa atau dengan bukti-bukti. Dalam "Kamus
Lengkap Psikologi” ada dua pengertian dari intuisi, yaitu:
1. Pengetahuan langsung atau segera, tanpa kesadaran terlibat dalam
kegiatan persiapan berpikir (pikiran pendahuluan).
2. Satu pertimbangan yang dibuat tanpa renungan pendahuluan. Istilah ini
lebih sering dipakai oleh orang awam daripada para ilmuwan (Chaplin,
2014).

7
Secara harfiah intuisi merupakan getaran jiwa atau perasaan batin
yang sanggup merasakan sesuatu, yang bisa menumbuhkan dampak ke dalam
ucapan, sikap dan perbuatan. Sedangkan intuisi yang tertinggi merupakan
wahyu seperti yang terjadi pada para Nabi. Sedangkan yang lain bisa
berbentuk lintasan pikiran (flashes) dan inspirasi (ilham) (Situmorang, 2022).
Jadi dapat dijelaskan bahwa intuisi adalah bentuk pikiran tidak
melalui proses logika yang kemunculannya terduga atau tiba-tiba pada saat
dihadapkan pada permasalahan yang menuntut untuk diselesaikan, oleh
karenanya intuisi dianggap benar dengan sendirinya oleh setiap orang yang
mengalaminya dan dinilai orang lain masuk akal sesuai dengan logika si
pengamat.
Peranan intuisi menurut Fischbein (1983) dalam Muniri (2018), intuisi
berperan disaat seseorang harus memilih dan mengambil keputusan kritis.
Berpikir seseorang yang menggunakan dasar intuitif yang baik mempunyai
kekhususan tertentu yang sifatnya inheren, tetapi kadar efektifitas intuisinya
dilandasi oleh pengetahuan yang kuat tentang bidang yang berhubungan
dengan kekhususan tersebut. Pengetahuan yang secara sistematis (bersifat
analitis) telah dikuasainya dapat menunjang terbentuknya intuisi, atau
variabel-variabel yang mempengaruhi kemampuan intuitifnya. Melalui
berpikir intuitif, seseorang mungkin sampai pada jawaban atau pemecahan
yang sama sekali tak dapat dipecahkan atau memerlukan waktu lama bila ia
menggunakan langkah pemecahan melalui proses analitik. Kemungkinan
yang dapat terjadi adalah bahwa pada suatu saat seorang pemikir intuitif dapat
menemukan masalah yang sama sekali tak dapat ditemukan oleh pemikir
analitik.
Hasil penelitian Dane & Pratt (2009) dalam Sani (2016) menyatakan
bahwa intuisi setidaknya berperan dalam tiga aspek berikut, yaitu:
1. Sebagai sarana untuk pemecahan masalah.
2. Sebagai masukan untuk membuat keputusan moral.
3. Sebagai instrumen untuk memfasilitasi kreativitas.

8
Konsep dari intuisi yang paling umum merujuk pada intuisi
pemecahan masalah. Intuisi ini hadir dan digunakan ketika berhadapan
dengan dilema pemecahan masalah atau pengambilan keputusan.
D. Kaitan Pengambilan Keputusan dengan Intuisi
Pengambilan keputusan juga dapat didasarkan atas intuisi atau
perasaan yang dihasilkan dari serangkaian proses pengalaman namun
memiliki sifat subjektif. Pengambilan keputusan secara intuisi terjadi karena
terbatasnya informasi yang tersedia. Menurut Robbins (2003) dalam Tewal et
al., (2017), pengambilan keputusan yang intuitif adalah proses tak sadar yang
diciptakan dari dalam pengalaman yang tersaring. Hal ini berarti pengambilan
keputusan berdasarkan rasional bersama melengkapi dengan intuitif namun
aspek perasaan lebih dominan. Khatri dan Ng (2000) dalam Tewal et al.,
(2017), menemukan bahwa proses intuitif sering digunakan dalam
pengambilan keputusan dimana penggunaan sintesis intuitif berhubungan
positif dengan kinerja organisasi di lingkungan yang tidak stabil, namun
secara negatif di lingkungan yang stabil (Tewal et al., 2017).
Pengambilan keputusan intuitif biasanya dipakai ketika informasi
yang tersedia terbatas, dihadapkan pada situasi yang baru atau tindakan yang
tidak biasa. Dalam hal ini seseorang mengambil keputusan berdasarkan
pengalaman yang terdahulu dan melibatkan perasaan dan emosi yang
mendalam ketika mengambil keputusan. Dengan adanya kemampuan intuisi,
proses pengambilan keputusan dapat berlangsung dengan lebih cepat dan
tepat. Kemampuan intuisi berasal dari pengalaman yang berulang kali
dilakukan, yang diikuti oleh penghayatan atau pemaknaan terhadap
pengalaman tersebut. Selain pengalaman, untuk membangun sebuah keahlian,
diperlukan adanya umpan balik terhadap hasil keputusan yang dibuat
berdasarkan intuisi. Pengambilan keputusan dengan intuisi digunakan dalam
keadaan:
1. Bila ada ketidakpastian dalam tingkat yang tinggi.
2. Bila ada keterbatasan/ketidaklengkapan bukti.

9
3. Bila hal-hal yang dihadapi kurang dapat diramalkan secara ilmiah atau
tidak dapat diprediksinya variabel secara rasional/ilmiah.
4. Bila fakta-fakta yang terkait terbatas.
5. Bila tidak sepenuhnya fakta terkait dengan permasalahan.
6. Bila terbatasnya data untuk analisis.
7. Bila ada beberapa penyelesaian alternatif yang masuk akal untuk dipilih.
8. Bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera mengambil keputusan
yang tepat (Hanafi, 2018).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Risiko ialah terjebaknya seseorang/organisasi di dalam situasi/
keadaan yang tidak terduga dan mengandung unsur bahaya, akibat/
konsekuensi bisa terjadi karena siklus yang sedang berlangsung atau kejadian
di masa depan. Manajemen resiko merupakan suatu pendekatan terstruktur
atau metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman suatu rangkaian aktivitas manusia, termasuk di dalamnya adalah
penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi
resiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya.
Intuisi merupakan pengetahuan atau pemahaman pada sesuatu yang
diperoleh secara terus-menerus tanpa memakai rasio dan indera manusia dan
kadang-kadang sifatnya adalah bawaan. Intuisi menurut ulama adalah
pengetahuan yang timbul lewat penyingkapan tabir hati.

B. Saran
Demikian makalah ini pemakalah buat, dengan adanya makalah ini,
kita menyadari bahwa pembelajaran Pengambilan Keputusan sangat penting
dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi kita semua. Pemakalah
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
pemakalah mengharapkan kritikan, saran, ataupun komentar yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini dari para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2021). Intuisi Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam Pemecahan


Masalah Matematika Divergen. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Dasar, 4(1), 47–59.
Anita, S. Y., Kustina, K. T., Wiratikusuma, Y., Sudirjo, F., Sari, D., Nurchayati, …
Sucandrawati, N. L. K. A. S. (2023). Manajemen Risiko. Global Eksekutif
Teknologi.
Chaplin, J. P. (2014). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Hanafi, I. (2018). Gaya Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Dasar Ditinjau
Rasional dan Intuitif. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran (JRPP),
1(1), 76–82.
Husaini, C. B. Al. (2023). Pemahaman Resiko dan Manajemen Resiko. Jurnal
Nuansa: Publikasi Manajemen Dan Ekonomi Syariah, 1(3), 318–325.
Muniri. (2018). Peran Berpikir Intuitif dan Analitis dalam Memecahkan Masalah
Matematika. Jurnal Tadris Matematika, 1(1), 9–22.
Risnaeni, U. S., Rois, M. B., & Ramadhani, S. N. (2019). Efektivitas Manajemen
Risiko dan Hasil. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Islam, 1(2), 1–12.
Sani, B. (2016). Perbandingan Kemampuan Siswa Berpikir Reflektif dengan
Siswa Berpikir Intuitif di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan
Matematika Dan Sains, 4(2), 63–76.
Situmorang, J. T. (2022). Mengenal Kepribadian. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tewal, B., Adolfina, Merinda, Pandowo, & Tawas, H. N. (2017). Perilaku
Organisasi. CV. Patra Media Grafindo.
Winarji, B. (2019). Manajemen Resiko. Bandung: PP-Paud dan Dikmas Jabar.

Anda mungkin juga menyukai