Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERKINI

Model Evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)

Disusun Oleh:

Ahmad Rifai Siregar 8236171010

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Edy Syahputra, M. Pd.

PENDIDIKAN MATEMATIKA - A
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T. A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan sungguh-sungguh dan demi memenuhi tugas Filsafat
Pendidikan Matematika yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran Matematika Terkini; Model
Evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)”. Makalah ini ditulis dari hasil
penyusunan data-data yang diperoleh dari buku dan artikel yang berhubungan dengan judul
makalah. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah, atas
bimbingan dan arahannya dalam penulisan makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat dimasa yang akan datang.

Medan, Oktober 2023

Ahmad Rifai Siregar

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3

A. Definisi evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance) ..................................... 3


B. Komponen evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance) ................................ 3
C. Metode evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)...................................... 4
D. Tahap evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance) ........................................ 4
E. Penerapan model evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)
dalam evaluasi pembelajaran matematika di Indonesia .................................................. 5
F. Kelebihan dan Kekurangan Model Evaluasi IIIP
(Improvement, Impact, dan Importance) ........................................................................ 6
G. Kendala Penerapan Model Evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance) ....... 6
H. Mengapa Kita Harus memilih Model evaluasi IIIP
(Improvement, Impact, dan Importance) dalam pembelajaran Matematika
dibanding dengan Model evaluasi lainnya...................................................................... 7
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mutu pendidikan matematika di Indonesia saat ini dinilai masih sangat
memprihatinkan dan memerlukan perbaikan serta peningkatan secara signifikan dan
berkelanjutan. Hal ini tercermin dari hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics
and Science Study) yang rutin diselenggarakan 4 tahun sekali oleh IEA (International
Association for the Evaluation of Educational Achievement). TIMSS bertujuan mengukur
capaian siswa di bidang matematika dan sains dari berbagai negara. Sayangnya, hasil TIMSS
untuk Indonesia dalam beberapa siklus terakhir menunjukkan skor yang stagnansi, beberapa
tahun malah ada kecenderungan penurunan.

Pada TIMSS 2019, skor rata-rata matematika siswa Indonesia hanya mencapai 371,
jauh di bawah skor rata-rata internasional 500. Skor Indonesia menempati peringkat 5
terbawah dari total 58 negara peserta. Capaian ini tidak jauh berbeda dengan hasil TIMSS
2015 yang memperoleh skor rata-rata 397 dan TIMSS 2011 dengan skor 386. Kecenderungan
serupa juga terjadi pada tingkat SMA melalui studi PISA yang juga diselenggarakan OECD
setiap 3 tahun sekali. Hasil ini menunjukkan sistem pendidikan matematika di Indonesia
belum mampu meningkatkan kualitas secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir
(Puspendik Kemendikbud., 2019).

Kondisi tersebut mendorong perlunya perbaikan di berbagai aspek, salah satunya


terkait sistem evaluasi pembelajaran matematika yang selama ini diterapkan. Selama ini,
evaluasi pembelajaran matematika masih didominasi dengan penggunaan tes tertulis seperti
ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian kenaikan kelas, dan ujian
nasional. Tes semacam ini terlalu berorientasi pada pengukuran ranah kognitif, sementara
ranah keterampilan proses dan sikap kurang tersentuh. Evaluasi pembelajaran matematika
yang ada juga belum mampu memberikan umpan balik yang memadai bagi guru untuk
melakukan perbaikan pembelajaran (Suherman, E, 2003).

Oleh karena itu, dibutuhkan model evaluasi pembelajaran matematika terkini yang
lebih komprehensif dan berbasis perbaikan kualitas. Salah satu alternatif yang dapat
dipertimbangkan adalah model evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance) yang
diperkenalkan oleh Daniel L. Stufflebeam dan Anthony J. Shinkfield pada 2007 (Stufflebeam,
D.L & Shinkfield, A.J, 2007). Model ini memfokuskan pada tiga aspek kunci yaitu perbaikan

1
(improvement), dampak (impact), dan pentingnya (importance) program pendidikan
matematika. Penerapan model IIIP diharapkan dapat memperbaiki kelemahan sistem evaluasi
matematika saat ini, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika secara
berkelanjutan dan pada akhirnya menaikkan mutu pendidikan matematika Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)?
2. Apa saja komponen evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)?
3. Apa Metode evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)?
4. Apa saja Tahap evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)?
5. Bagaimana Penerapan model evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance) dalam
evaluasi pembelajaran matematika di Indonesia?
6. Apa saja kelebihan dan kekuranagan model evaluasi IIIP dalam meningkatkan kualitas
evaluasi pembelajaran matematika?
7. Apa kendala yang mungkin dihadapi dalam menerapkan model evaluasi IIIP untuk
evaluasi pembelajaran matematika?
8. Mengapa Kita Harus memilih Model evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)
dalam pembelajaran Matematika dibanding dengan Model evaluasi lainnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)
2. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam evaluasi IIIP
3. Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan dalam evaluasi IIIP
4. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam evaluasi IIIP
5. Untuk menganalisis penerapan model evaluasi IIIP dalam evaluasi pembelajaran
matematika di Indonesia
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model evaluasi IIIP dalam meningkatkan
kualitas evaluasi pembelajaran matematika
7. Untuk mengidentifikasi kendala yang mungkin dihadapi dalam menerapkan model
evaluasi IIIP untuk evaluasi pembelajaran matematika
8. Untuk mengetahui alasan memilih model evaluasi IIIP dalam pembelajaran
matematika dibanding model evaluasi lainnya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)


Evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance) adalah model evaluasi
komprehensif untuk program pendidikan yang diperkenalkan oleh Daniel L. Stufflebeam dan
Anthony J. Shinkfield pada tahun 2007 dalam buku "Evaluation Theory, Models, and
Applications". IIIP merupakan singkatan dari Improvement, Impact, dan Importance. Inti dari
model ini adalah melakukan evaluasi yang berorientasi pada perbaikan (improvement-oriented
evaluation) secara sistematis dan berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan dalam rangka memperbaiki kualitas
program Pendidikan (Stufflebeam, D.L & Shinkfield, A.J, 2007).

Menurut Stufflebeam, evaluasi IIIP adalah "a comprehensive framework for


conducting improvement-oriented program evaluations" (Stufflebeam, D. L, 2003). Inti dari
model ini adalah melakukan evaluasi yang berorientasi perbaikan (improvement-oriented
evaluation) dengan menekankan pada tiga aspek utama yaitu perbaikan/ peningkatan
(improvement), dampak (impact), dan pentingnya (importance) suatu program.

Sedangkan menurut Patton, evaluasi IIIP merupakan "an approach for doing
evaluation that focuses on the essential ingredients of program improvement" (Patton, M. Q,
2008). Model ini dapat menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan
dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas program pendidikan secara sistematis
dan terencana.

Jadi dapat disimpulkan, evaluasi IIIP adalah model evaluasi program pendidikan
yang komprehensif dengan penekanan pada aspek perbaikan, dampak, dan pentingnya
program, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas program pendidikan secara
berkelanjutan.

B. Komponen evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)


Model IIIP memiliki tiga komponen utama yang menjadi fokus evaluasi, yaitu:

1. Improvement, mengukur sejauh mana program pendidikan dapat ditingkatkan dan


diperbaiki berdasarkan identifikasi kekuatan dan kelemahan. Komponen ini mengevaluasi
apakah program perlu direvisi, bagian mana yang perlu diperbaiki, apa saja kekurangannya
dan bagaimana memperbaikinya (Patton, M.Q. (2008).

3
2. Impact, menilai dampak atau pengaruh program pendidikan terhadap peserta didik, guru,
sekolah, orang tua dan masyarakat. Dampak positif dan negatif jangka pendek maupun
jangka panjang dinilai pada komponen ini (Mertens, D.M & Wilson, A.T, 2012).
3. Importance, menentukan kebutuhan-kebutuhan penting apa saja yang perlu dipenuhi oleh
program pendidikan. Komponen ini berfokus pada kesenjangan antara kondisi aktual dan
kondisi yang diharapkan (Wirawan, 2011).
C. Metode evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)
Berikut ini penjelasan metode evaluasi IIIP dalam pembelajaran matematika menurut
beberapa sumber dan ahli :

1. Menurut Pratama (2018), metode yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran


matematika dengan model IIIP antara lain angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Angket untuk mengetahui respons siswa, wawancara untuk data kualitatif, observasi untuk
mengamati aktivitas pembelajaran, dan dokumentasi untuk nilai dan prestasi siswa.
2. Menurut Ulpah (2017) dalam penelitiannya menggunakan metode wawancara, angket, dan
dokumentasi. Wawancara untuk memperoleh informasi persepsi guru dan siswa. Angket
untuk data kuantitatif respons siswa. Dokumentasi berupa nilai ujian dan tugas siswa.
3. Menurut Rahmawati (2014), metode yang tepat untuk evaluasi pembelajaran matematika
dengan IIIP adalah tes, observasi, angket, dan wawancara. Tes untuk mengukur pencapaian
hasil belajar siswa. Observasi untuk mengamati proses pembelajaran. Angket dan
wawancara digunakan untuk memperoleh data kualitatif.
4. Menurut Carey, G dan Carey, M (2021) menyarankan penggunaan mixed methods pada
evaluasi pembelajaran matematika dengan IIIP. Metode kuantitatif seperti survei, tes, dan
eksperimen dipadukan dengan metode kualitatif seperti wawancara dan observasi kelas.
Jadi dapat disimpulkan, metode evaluasi IIIP dalam pembelajaran matematika
bervariasi tetapi sebaiknya menggunakan mixed methods agar data yang diperoleh lebih
komprehensif dan saling melengkapi.

D. Tahap evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)


1. Menurut Stufflebeam dan Shinkfield (2007), menjelaskan bahwa ada 4 tahap utama
dalam melaksanakan evaluasi model IIIP, yaitu:
a. Perencanaan evaluasi (planning the evaluation)
b. Pengumpulan informasi (collecting information)
c. Analisis informasi (analyzing information)
d. Melaporkan hasil (reporting results)

4
2. Menurut Carey. G dan Carey. M (2021), tahap-tahap evaluasi IIIP meliputi:
a. Menentukan tujuan dan lingkup evaluasi
b. Merancang metodologi evaluasi
c. Mengumpulkan data dengan teknik yang telah ditentukan
d. Menganalisis data secara kuantitatif dan kualitatif
e. Menyusun laporan evaluasi dan rekomendasi
3. Menurut Mertens dan Wilson (2012), mengemukakan bahwa evaluasi IIIP dilakukan
melalui tahap:
a. Perencanaan (planning)
b. Implementasi pengumpulan data (implementation of data collection)
c. Persiapan data untuk analisis (preparation of data for analysis)
d. Analisis data (analysis of data)
e. Pelaporan (reporting)
Jadi kesimpulannya, secara umum terdapat 4 tahap utama dalam evaluasi IIIP, yaitu
perencanaan, pengumpulan data, analisis data, dan pelaporan. Namun terdapat sedikit
perbedaan dalam istilah yang digunakan oleh para ahli.

E. Penerapan model evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance) dalam


evaluasi pembelajaran matematika di Indonesia
Model evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance) diperkenalkan oleh
Daniel L. Stufflebeam dan Anthony J. Shinkfield pada 2007 dalam buku Evaluation Theory,
Models, and Applications. Model ini menitikberatkan pada tiga aspek utama yaitu perbaikan
(improvement), dampak (impact), dan pentingnya (importance) suatu program pendidikan.
Prinsip utama model IIIP adalah evaluasi yang berorientasi perbaikan (improvement-oriented
evaluation) secara sistematis, terencana, dan berkelanjutan (Stufflebeam dan Shinkfield
(2007).

Di Indonesia, penerapan model IIIP dalam evaluasi pembelajaran matematika masih


sangat terbatas. Beberapa peneliti telah mencoba menerapkan model ini untuk penelitian
evaluasi pembelajaran matematika skala kecil di tingkat SD dan SMP, seperti penelitian
Rahmawati (2014), Ulpah (2017) dan Pratama (2018). Namun demikian, penerapannya masih
bersifat terbatas pada objek penelitian individu saja, belum dilakukan secara masif dan
nasional oleh pemerintah. Sementara itu, evaluasi pembelajaran matematika di Indonesia saat
ini masih didominasi tes tertulis berupa ulangan harian, ujian tengah/akhir semester dan ujian
nasional yang penilaiannya terbatas pada ranah kognitif. Oleh karena itu, penerapan model

5
IIIP dapat menjadi alternatif untuk melengkapi kekurangan sistem evaluasi pembelajaran
matematika yang sudah ada saat ini (Rahmawati, D, 2014).

F. Kelebihan dan Kekurangan Model Evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan


Importance)
Model evaluasi IIIP memiliki sejumlah kelebihan dalam meningkatkan kualitas
evaluasi pembelajaran matematika. Pertama, model ini bersifat komprehensif karena
mengevaluasi berbagai komponen seperti konteks, masukan, proses, dan produk. Kedua, IIIP
berorientasi perbaikan program secara terus menerus, bukan sekali jadi. Ketiga, IIIP mampu
menilai capaian hasil belajar siswa secara utuh, tidak hanya ranah kognitif tetapi juga
keterampilan dan sikap. Keempat, model ini menentukan prioritas perbaikan berdasarkan
analisis kebutuhan. Kelima, IIIP melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam evaluasi.
Keenam, model IIIP relatif praktis dan mudah diterapkan di lapangan (Wirawan, 2011).
Kekurangannya antara lain memerlukan waktu dan biaya besar serta tantangan pengembangan
instrumen evaluasi (Patton, M.Q, 2008).

G. Kendala Penerapan Model Evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance)


Beberapa kendala potensial dalam menerapkan model IIIP antara lain: pertama,
model ini memerlukan investasi waktu dan biaya yang cukup besar. Kedua, penerapannya
membutuhkan keterlibatan aktif dan koordinasi dari berbagai pihak terkait. Ketiga, diperlukan
pengembangan instrumen evaluasi yang sesuai dengan konsep IIIP. Keempat, perlu dilakukan
sosialisasi dan pelatihan bagi guru dan tenaga evaluator. Kelima, dibutuhkan dukungan
kebijakan dari pemerintah agar penerapan model IIIP dapat dilakukan secara nasional
(Rusman, 2012).

H. Mengapa Kita Harus memilih Model evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan
Importance) dalam pembelajaran Matematika disbanding dengan Model evaluasi
lainnya
Model evaluasi IIIP (Input, Interaksi, Intervensi, dan Prestasi) adalah suatu
pendekatan evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran matematika. Terlepas dari model
evaluasi IIIP, ada berbagai model evaluasi lain yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi
belajar dalam konteks pembelajaran matematika. Pemilihan model evaluasi harus didasarkan
pada tujuan pembelajaran, sumber daya yang tersedia, dan konteks pembelajaran yang
spesifik. Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin memilih model evaluasi IIIP
dalam pembelajaran matematika:

6
1. Menekankan Siklus Pembelajaran: Model evaluasi IIIP menekankan siklus pembelajaran
yang berkelanjutan. Pendekatan ini mencakup input (masukan), interaksi (proses
pembelajaran), intervensi (tindakan koreksi), dan prestasi (hasil belajar). Dengan demikian,
model ini memungkinkan pengajar untuk terus memantau, mengevaluasi, dan memperbaiki
proses pembelajaran.
2. Responsif Terhadap Kebutuhan Siswa: Model IIIP memungkinkan pengajar untuk lebih
responsif terhadap kebutuhan individu siswa. Melalui evaluasi yang terintegrasi, pengajar
dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin dialami siswa dan menyediakan intervensi
yang sesuai untuk membantu mereka mencapai prestasi yang lebih baik.
3. Fokus pada Proses Pembelajaran: Model ini menempatkan penekanan pada interaksi dan
proses pembelajaran, bukan hanya pada hasil akhir. Dengan memahami interaksi antara
pengajar, siswa, dan materi pelajaran, pengajar dapat mengidentifikasi aspek pembelajaran
yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
4. Kontekstual dan Fleksibel: Model IIIP dapat disesuaikan dengan berbagai konteks
pembelajaran matematika. Ini memungkinkan pendekatan yang lebih fleksibel, yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik kelas atau siswa.
5. Mendorong Pembelajaran Berkelanjutan: Model evaluasi IIIP mempromosikan pendekatan
berkelanjutan terhadap pembelajaran matematika. Dengan mengintegrasikan evaluasi
dalam siklus pembelajaran, pengajar dapat terus meningkatkan pengajaran mereka dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada model evaluasi tunggal yang cocok
untuk semua situasi. Keputusan pemilihan model evaluasi harus berdasarkan pada pemahaman
yang mendalam tentang tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan konteks pembelajaran.
Selain itu, berbagai metode evaluasi lainnya seperti tes, observasi kelas, tugas proyek, dan
sebagainya, juga dapat digunakan bersamaan dengan model evaluasi IIIP untuk memberikan
gambaran yang lebih lengkap tentang prestasi belajar dalam pembelajaran matematika.

7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Model evaluasi IIIP (Improvement, Impact, dan Importance) adalah suatu pendekatan
evaluasi yang berfokus pada perbaikan, dampak, dan pentingnya suatu program pendidikan.
Model ini memiliki tiga komponen utama: Improvement (perbaikan), Impact (dampak), dan
Importance (pentingnya). Metode evaluasi IIIP melibatkan berbagai teknik seperti angket,
wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan penerapan mixed methods yang mencakup
data kuantitatif dan kualitatif. Tahap evaluasi IIIP meliputi perencanaan, pengumpulan data,
analisis data, dan pelaporan hasil. Model ini memiliki kelebihan dalam meningkatkan kualitas
evaluasi pembelajaran matematika, terutama dalam hal komprehensivitas dan berorientasi
perbaikan program. Namun, penerapannya dapat memerlukan investasi waktu, biaya, dan
dukungan kebijakan yang signifikan.

B. Saran
1. Penerapan Model IIIP di Indonesia: Model evaluasi IIIP sebaiknya diterapkan lebih luas di
Indonesia dalam konteks pembelajaran matematika. Pemerintah dan lembaga pendidikan
dapat mempertimbangkan untuk mengadopsi model ini sebagai salah satu pendekatan
evaluasi pembelajaran matematika yang komprehensif.
2. Pelatihan dan Sosialisasi: Guru dan evaluator pendidikan perlu diberikan pelatihan dan
sosialisasi tentang model evaluasi IIIP. Mereka harus memahami konsep, metode, dan
langkah-langkah penerapannya agar bisa menggunakannya dengan efektif.
3. Pengembangan Instrumen Evaluasi: Perlu dilakukan pengembangan instrumen evaluasi
yang sesuai dengan konsep IIIP. Hal ini melibatkan pengembangan angket, panduan
wawancara, dan alat observasi yang sesuai dengan tujuan evaluasi.
4. Dukungan Kebijakan: Pemerintah dan institusi pendidikan perlu memberikan dukungan
kebijakan untuk mendorong penerapan model evaluasi IIIP secara nasional. Ini termasuk
alokasi sumber daya yang memadai dan pengintegrasian model ini ke dalam kerangka kerja
evaluasi nasional.
5. Kajian dan Evaluasi Berkelanjutan: Penting untuk terus mengkaji dan mengevaluasi
efektivitas penerapan model IIIP dalam konteks pembelajaran matematika di Indonesia.
Evaluasi berkelanjutan dapat membantu dalam perbaikan dan penyesuaian model sesuai
dengan kebutuhan yang berkembang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. & Jabar, C. S. A. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Bumi Aksara.

Carey, G., & Carey, M. (2021). Program evaluation model of Stufflebeam: Meta evaluation
method. SAGE Publications Limited.

Mertens, D.M., & Wilson, A.T. (2012). Program evaluation theory and practice: A
comprehensive guide. Guilford Publications.

Patton, M. Q. (2008). Utilization-focused evaluation. Sage publications.

Pratama, A. (2018). Penerapan Model Evaluasi IIIP. Jurnal Riset Pendidikan Matematika,.

Puspendik Kemendikbud. (2019). Hasil Survei TIMSS 2019.


https://puspendik.kemdikbud.go.id

Rahmawati, D. (2014). Pengembangan Instrumen Evaluasi Pembelajaran Matematika Model


Stake Countenance Dengan Pendekatan Saintifik. Eduma Vol. 3 No. 2 Juli 2014

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: Rajawali Pers.

Stufflebeam, D. L. (2003). The CIPP model for evaluation. In International handbook of


educational evaluation (pp. 31-62). Springer, Dordrecht.

Stufflebeam, D.L., & Shinkfield, A.J. (2007). Evaluation Theory, Models, and Applications.
San Francisco, CA: Jossey-Bass.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI.

Ulpah, M. (2017). Implementasi Evaluasi Pembelajaran Matematika Model CSE-UCLA.


Gaussian, 6(4), 513-520.

Wirawan. (2011). Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta: Rajawali
Pers.

Anda mungkin juga menyukai