PB 4a - Nurul Amirah Nasution - Menganalisis Kasus Komunikasi
PB 4a - Nurul Amirah Nasution - Menganalisis Kasus Komunikasi
Disusun oleh:
NURUL AMIRAH NASUTION
2106321013
Pengantar Komunikasi
PB – 4A
Dosen Pengajar
Dr. H. Ridwan Roy T, S.H., M.Si.
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahamat
dan hidayah-Nya dalam mata kuliah Pengantar Komunikasi sehingga penulis dapat menyusun
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Komunikasi, Bapak Ridwan Roy. Terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari
banyak pihak yang memberikan kritik dan saran demi menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun. Akhir
kata, kami harap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
PENUTUP.................................................................................................................................. 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Komunikasi tidak dapat dihindari oleh kehidupan manusia, bahkan seluruh hidup manusia diisi
dengan komunikasi.
Komunikasi menjadi kebutuhan manusia yang penting dan kebutuhan yang harus
terpenuhi. Cara manusia berhubungan dengan manusia lainnya dan menjalin berbagai macam
hubungan diantara mereka melalui proses komunikasi. Komunikasi merupakan proses sosial.
Komunikasi adalah alat yang manusia gunakan untuk mengatur, menstabilkan, dan
Di Indonesia memiliki berbagai budaya masing-masing, menjadi hal yang unik dalam
proses komunikasi. Keterkaitan antara budaya dan komunikasi menjadi hal yang perlu dibahas,
orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda, misalnya berbeda ras, atau etnik. Salah satu
contohnya adalah, pedagang lokal yang berjualan di tempat wisata yang banyak didatangi oleh
wisatawan asing.
Dari latar belakang tersebut, penulis ingin membahas mengenai proses komunikasi
yang terjadi antara pedagang lokal dengan wisatawan asing dengan judul makalah
1
1.2.Rumusan Masalah
masalah, antaranya:
wisatawan asing?
komunikasi antarbudaya?
1.3.Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Interaksi antara pedagang lokal dengan wisatawan asing merupakan bentuk komunikasi
yang menarik dan unik. Para pedagang lokal dengan latar belakang budaya yang kental, dalam
hal ini budaya Bali dipertemukan dengan wisatawan asing yang datang untuk berlibur atau
kegiatan lainnya.
wisatawan asing memulainya dengan bahasa non-verbal seperti, lambaian tangan, jabat tangan,
tatapan muka, dan senyuman. Para pedagang lokal menggunakan bahasa yang singkat tanpa
Dari pandangan wisatawan asing, para pedagang lokal bersifat agresif dan memaksa
untuk membeli dagangannya. Beberapa pedagang juga menggunakan kata-kata yang kurang
sopan karena keterbatasan bahasa. Para pedagang lokal tidak memahami pelayanan prima
Pada hal ini, permasalahan utama berada di perbedaan bahasa antara kedua belah pihak.
Pedagang lokal yang memiliki latar belakang berbeda, seperti Ibu Rai, penjual kerajinan tangan
dengan pendidikan terakhirnya SD, dan Bapak Wandi, seorang penjual makanan ringan yang
Ketika berjualan, pedagang menggunakan kalimat sapaan, seperti “hay.. hallo, buy one
“hey, how are you?, buy one sir, this one nice sir/madam, came on just one, you look hungry
ha!”. Kalimat berbahasa inggris yang digunakan tidak menggunakan pola bahasa inggris yang
3
benar. Kalimat “okay sir/madam, thank you, see you” menjadi ucapan setelah komunikasi
selesai.
Sedangkan para wisatawan asing yang datang ke Bali, mereka memiliki beberapa
pendapat mengenai para pedagang lokal yang berjualan. Seperti Helen Hudson yang sudah ke
Bali sebanyak dua kali, berasal dari Amerika Serikat, dan Moriz yang baru pertama kali ke
Sebagian pedagang lokal bersikap agresif dan terkesan memaksa para wisatawan untuk
membeli produknya. Hal ini membuat para wisatawan kurang merasa nyaman dalam
berkomunikasi. Selain itu, bahasa Inggris yang digunakan para pedagang lokal kurang sopan,
seperti kata “boss”, menurut wisatawan asing, hal ini kurang mereka senangi.
Namun, terlepas dari hambatan dalam komunikasi, para wisatawan sangat menyanjungi
keramahan dari para pedagang lokal. Menurut wisatawan asing, para pedagang lokal sopan dan
ramah. Para pedagang lokal juga terbuka dengan kedatangan wisatawan asing.
komunikasi antarbudaya sudah baik. Pelatihan berbahasa Inggris kepada pedagang lokal dapat
memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi para pedagang lokal. Dengan adanya pelatihan
4
berbahasa Inggris, pedagang lokal akan meningkatkan kemampuan bahasa Inggris-nya lebih
baik.
Menurut penulis, pelatihan pelayanan prima bagi para pedagang lokal juga mempunyai
peran yang penting. Dengan adanya pelatihan pelayanan prima, para pedagang lokal mampu
memberikan pelayanan sehingga dapat memenuhi dan memuaskan para pelanggan. Dalam hal
Dan hal perlu diperhatikan lainnya adalah mengenai keramahan para pedagang lokal
kepada wisatawan asing. Keramahan ini harus dipertahankan para pedagang lokal sebagai
bentuk ciri khas dari pedagang yang terbuka dengan kedatangan wisatawan asing ke Bali.
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Komunikasi antarbudaya melalui pedagang lokal dengan wisatawan asing di Bali dapat
terjadi diawali dengan komunikasi non-verbal seperti, lambaian tangan, senyuman, jabat
tangan, dan tatapan mata. Dilanjutkan dengan komunikasi verbal, pedagang lokal menyapa
wisatawan dengan kalimat bahasa inggris yang pendek dan perlu diperhatikan pola bahasa
Komunikasi antarbudaya ini juga didukung oleh pedagang lokal yang memiliki karakter
terbuka dengan wisatawan asing yang datang ke Bali. Faktor lainnya, para pedagang harus
berkomunikasi dengan wisatawan asing agar produk yang ditawarkan terjual dengan habis.
pedagang lokal yang tidak mengerti pola bahasa inggris yang baik dan benar. Selain itu, para
pedagang yang selalu terkesan memaksa menjajakan produknya kepada wisatawan asing.
Dari kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan untuk
membantu komunikasi antarbudaya melalui pedagang lokal dengan wisatawan asing di Bali:
1. Para pedagang lokal belajar bahasa inggris melalui internet. Melihat kondisi
mereka yang selalu berdagang, akan sulit mencari waktu jika harus belajar
secara luring. Ketika para pedagang lokal sedang dalam waktu senggang,
bahasa inggris.
6
2. Para pedagang lokal belajar melalui wisatawan asing. Melihat dari kondisi
mereka yang selalu didatangi oleh wisatawan asing, tidak memungkinkan untuk
para pedagang lokal belajar melalui wisatawan asing. Dengan ini, terjadi
7
DAFTAR PUSTAKA
Astina, M. A., & Muliadiasa, K. (2016). Komunikasi Lintas Budaya Antara Pedagang Lokal
INDOCOMPAC, 696-709.
Tasunaung, N. N., Farid, M., & Bahfiarti, T. (2017). Perilaku Komunikasi Para Pedagang Lokal