12 - Revy Citra Carlina - MPI2
12 - Revy Citra Carlina - MPI2
RESUME PEMBELAJARAN
Ekstravasi adalah terjadinya kebocoran obat vesikan atau iritan yang masuk ke
jaringan subcutan yang dapat menyebabkan nyeri, nekrosis, hingga terkelupasnya
jaringan.
Obat vesikan : obat kemoterapi yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan hingga
menyebabkan nekrosis.
Obat Iritan : obat yang bisa menyebabkan inflamasi dan iritasi ketika diberikan secara
perifer tapi tidak menyebabkan kerusakan jaringan dan nekrosis.
Etiopatologi Ekstravasasi
Kerusakan jaringan terkait ekstravasasi terjadi oleh berbagai mekanisme, yaitu :
1. Obat yang mengikat DNA
Obat yang diserap secara lokal dan dapat menyebabkan kematian sel secara
langsung. Setelah endositolisis, terjadi kematian sel sekitarnya oleh pelepasan
obat dari sel mati yang berdekatan. Pengulangan ini akan mengganggu
penyembuhan dan menyebabkan kerusakan jaringan yang progresif dan kronis.
Contoh obat : anthracycline (doxorubin, daunorubin, epirubin, idarubin,
dactinomicyn, mitomycin).
2. Obat yang tidak mengikat DNA
Obat yang dapat mengalmai metabolisme dan pembersihan sehingga
mengurangi cedera jaringan dan mudah dinetralkan.
Contoh obat : apipodophylotocin (vinblastin, vincristine, vindestin, vinorelbin,
paclitaxel).
Tanda-tanda ekstravasasi
1. Tidak ada blood return
2. Aliran infus lambat
3. Kebocoran pada kateter
4. Ukuran dan kualitas vena
5. Pembengkakan pada area tusukan
6. Eritema, inflamasi
7. Nyeri terbakar
8. Pasien mengeluh rasanya berbeda
Gejala Ekstravasasi
Mengeluh rasa terbakar, hiperpigmentasi terjadi pengerasan, semakin panas
nekrotik, ulkus melebar kerusakan pembuluh darah dan jaringan
Penanganan Ekstravasasi
1. Persiapkan alat
a. Troley suntik beserta obat antidote f. Kassa steril
(hidrokortison iv dan salep) g. Dissposible syringe dengan need
b. Obat nyeri kecil
c. Pengalas h. Trasparan dressing
d. Alat kompres i. Plester
e. Baju dan APD Kemoterapi j. Tempat sampat kemoterapi
2. Prosedur penanganan ekstravasasi
a. Stop infus segera, kanul kateter jangan diangkat
b. Discconect infus (jangan kanul atau jarum)
c. Tinggalkan kanul pada tempatnya, dan lakukan aspirasi, hindari penekanan
d. Beri tanda dengan spidol
e. Berikan antidotum (injeksi oradeon 5 mg untuk mencegah inflamasi. 2.5 mg
larutkan dalam Nacl 0.9% 3 cc, jangan searah jarum jam)
f. Tinggikan esktremitas selama 2x24 jam
g. Beri kompres
Kompres dingin : vasokontriksi. Selama 3x24 jam tiap 6 jam selama 15-20
menit, digunakan pada obat yang mengikat DNA
Kompres hangat : vasodilatasi dan meningkatkan aliran darah di area
tersebut. Selama 1x24 jam tiap 6 jam selama 15 menit, digunakan pada obat
yang tidak mengikat DNA)
h. Foto daerah ekstravasasi
i. Tutup dengan transparan dressing
j. Dokumentasi (nama obat, dosis, volume, konsentrasi, jumlah obat
ekstravasasi, jumlah obat yang diinfus, metode pemberian IV, lokasi akses
vena, jenis perangkat vena, daerah ekstravasasi (lokasi, ukuran dan daerah
infiltrasi), ukuran dan tipe jarum, dan keluhan pasien)
k. Edukasi pasien (jelaskan bahwa daerah ekstravasasi akan di follow up dan
evaluasi, perawatan ekstravasasi (tinggikan daerah ekstravasasi, kompres
hangat/dingin, lindungi dari sinar matahari, jangan direndam air), dan jelaskan
untuk menghubungi RS jika ada komplikasi)
l. Lapor DPJP