Anda di halaman 1dari 4

DAKSA BUDAYA APLIKASI PEMAJUAN KEBUDAYAAN

Oleh : Adiyanto
Pamong Budaya Disbudpar Prov. jatim

Amanat Undang-Undang No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, didalamnya


menyatakan terkait perlindungan kebudayaan salah satunya terkait inventarisasi data. Namun
amanat Undang Undang tersebut belum dapat dipetakan dalam kerangka yang lebih mudah.
Usaha untuk inventarisaasi data yang bisa dilakukan salah satunya adalah program kegiatan
pendataan. Inventarisasi data sebagai wujud dari perlindungan kebudayaan dengan
mewujudkan Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu yang dapat diakses oleh masyarakat dan
terus diperbarui berdasarkan masukan dari para praktisi dan pengguna.

Daksa Budaya adalah aplikasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur
khususnya Bidang Kebudayaan yang memuat informasi dan publikasi kebudayaan yang
berisikan data kebudayaan antara lain, event budaya, sarana dan prasarana budaya, warisan
budaya takbenda dan yang lainnya terkait dengan kebudayaan dari 38 (tiga puluh delapan)
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Timur. Daksa berasal dari Bahasa Sansekerta
yang bermakna ahli, Daksa Budaya juga merupakan akronim dari Data Kebudayaan dan
Sistem Aplikasi Budaya. Daksa Budaya merupakan salah satu bentuk implementasi
Disbudpar Jatim khususnya Bidang Kebudayaan dalam melakukan upaya pelindungan
kebudayaan yakni melalui inventarisasi data. Aplikasi Daksa Budaya diharapkan menjadi
platform data digital yang akan menyebarluaskan data kebudayaan secara masif kepada
masyarakat, dapat pula menjadi dasar kebijakan bagi pemerintah melalui dinamika data
budaya yang dimiliki Disbudpar Jatim khususnya Bidang Kebudayaan.

Menurut saya aplikasi digital seperti Daksa Budaya merupakan sebuah terobosan yang
sangat penting dan relevan untuk pemajuan kebudayaan dalam era digital seperti saat ini.
Dengan adanya aplikasi Daksa Budaya tersebut, kita dapat menggali, melestarikan, dan
mempromosikan keberagaman budaya khususnya di Jawa Timur. Ini adalah peluang besar
untuk memperkuat identitas budaya, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap warisan
budaya, dan mendukung pengembangan kegiatan kebudayaan secara berkelanjutan sebagai
wujud dari pemajuan kebudayaan. Secara keseluruhan, aplikasi Daksa Budaya memiliki
potensi besar untuk memajukan kebudayaan dengan cara yang berkelanjutan dan terarah.
Dalam era digital yang semakin maju, kebudayaan merupakan aset tak ternilai bagi suatu
bangsa. Melalui beragam ekspresi seni, tradisi, dan nilai-nilai budaya, sebuah masyarakat
dapat mengekspresikan identitasnya serta mengenali dan menghargai perbedaan dengan
masyarakat lain.

Salah satu keuntungan utama dari aplikasi Daksa Budaya adalah memungkinkan akses
informasi budaya yang mudah dan cepat bagi masyarakat luas. Dengan menghadirkan
informasi diantaranya mengenai seni budaya, warisan budaya, tradisi budaya, dan lainnya
terkait dengan budaya. Aplikasi ini memperluas pemahaman masyarakat tentang identitas
budaya mereka sendiri serta memungkinkan mereka untuk memahami kebudayaan orang lain
dengan lebih baik. Hal ini, pada gilirannya, akan meningkatkan toleransi, saling pengertian,
dan kerjasama antarbudaya.

Selain itu, aplikasi Daksa Budaya dapat menjadi sarana untuk mendorong generasi muda
untuk lebih mengenal, menghargai, dan mengambil bagian dalam budaya mereka sendiri.
Dengan dukungan teknologi dan penggunaan media yang luas, aplikasi ini memiliki potensi
untuk menarik perhatian anak muda, membantu mengatasi risiko kepunahan budaya, serta
menghidupkan kembali praktik dan tradisi yang mulai terpinggirkan oleh perkembangan
modernisasi. Aplikasi ini tidak hanya untuk konsumsi bagi Jawa Timur akan tetapi aplikasi
ini juga dapat menjadi jendela dunia bagi kebudayaan suatu bangsa. Dengan penggunaan
bahasa yang mudah dipahami dan tampilan yang menarik, aplikasi ini dapat menarik
perhatian pengunjung dari berbagai wilayah. Dengan demikian, pemajuan kebudayaan dapat
ditingkatkan, membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat serta meningkatkan citra
positif suatu bangsa di mata dunia.

Tentu saja, aplikasi Daksa Budaya harus dibangun dengan berhati-hati dan dengan
mengedepankan partisipasi masyarakat secara luas. Melibatkan para ahli budaya, seniman,
dan komunitas lokal dalam proses pendataan adalah kunci untuk menghadirkan informasi
yang akurat dan menyeluruh. Keterlibatan masyarakat juga dapat memberikan rasa memiliki
terhadap aplikasi ini, sehingga diharapkan akan lebih banyak orang yang aktif berkontribusi
untuk memastikan keberlanjutan dan pengembangan aplikasi ini.

Namun, perlu diingat bahwa aplikasi Daksa Budaya bukanlah tujuan akhir, tetapi hanya
sebuah alat untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu melestarikan, mempromosikan,
dan memajukan kebudayaan sebagai wujud seperti yang di amanatkan dalam Undang-
Undang Pemajuan Kebudayaan. Oleh karena itu, selain menginventarisasi data budaya, perlu
ada upaya konkret untuk mendukung seniman dan pelaku budaya, menyediakan fasilitas
untuk pelestarian seni budaya, serta menghadirkan edukasi budaya secara menyeluruh di
masyarakat.

Aplikasi Daksa Budaya, dalam teorinya, mungkin tampak sebagai langkah maju untuk
memajukan kebudayaan. Namun, seperti banyak aplikasi teknologi lainnya, aplikasi seperti
ini juga memiliki kelemahan tujuan sebenarnya untuk pemajuan kebudayaan. Diantaranya
adalah penggantian nilai tradisional dengan teknologi. Aplikasi Daksa Budaya berpotensi
menggantikan interaksi langsung dengan nilai-nilai budaya tradisional dengan teknologi.
Dalam mengandalkan aplikasi, generasi muda mungkin kehilangan pengalaman belajar dan
menghayati kebudayaan melalui interaksi fisik dan pengalaman langsung dengan para
sesepuh atau tokoh budaya.

Aplikasi ini mungkin hanya menyajikan gambaran permukaan tentang kebudayaan, tanpa
mampu menangkap esensi dan kedalaman dari tradisi-tradisi budaya tersebut. Pengguna
aplikasi mungkin merasa puas hanya dengan mengetahui hal-hal dasar tanpa benar-benar
memahami atau mengalami kehidupan sehari-hari dalam kebudayaan tersebut. Aplikasi ini
mungkin dapat mengurangi interaksi sosial dalam memajukan kebudayaan. Penting untuk
diakui bahwa budaya sering kali ditransmisikan melalui interaksi langsung antara generasi
yang lebih tua dan muda, tetapi aplikasi ini dapat menyebabkan pengurangan dalam
pertukaran pengetahuan budaya secara lisan. Meskipun aplikasi Daksa Budaya mungkin
memiliki beberapa manfaat, perlu juga diakui potensi dampak negatifnya. Penting untuk
selalu mempertimbangkan keseimbangan antara teknologi dan kebudayaan, serta mendekati
inovasi digital dengan hati-hati agar tujuan pemajuan kebudayaan tetap terjaga dan nilainya
tidak terkikis. Sementara aplikasi Daksa Budaya mungkin menawarkan beberapa manfaat
dalam upaya memajukan kebudayaan, penting untuk secara kritis mempertimbangkan dan
mencari cara-cara yang lebih seimbang untuk melestarikan dan menghargai kekayaan budaya
tanpa kehilangan esensinya.

Secara keseluruhan, aplikasi Daksa Budaya memiliki potensi besar dalam memajukan
kebudayaan dengan cara yang inklusif dan berkesinambungan. Dengan mendorong
kolaborasi, pelestarian, dan pemanfaatan teknologi, dengan kelebihan dan kekurangannya
aplikasi ini membuka pintu bagi keberlanjutan perkembangan budaya. Namun, implementasi
yang bijaksana dan perhatian terhadap aspek privasi, pelibatan masyarakat luas menjadi kunci
kesuksesan agar aplikasi ini benar-benar menjadi alat yang bermanfaat dan mendukung
pemajuan kebudayaan secara berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai