MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Mata Kuliah
Fiqih Muamalah
:Disusun Oleh
Izzatun Nafis (20120040)
Lu’luatul Hasanah (20111031)
Mays. Fithryyah Nasr (20111032)
:Dosen Pengampu
Amirah Ahmad,Lc.,M.E.,Sy
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkah dan rahmat-Nya, penulis dapat
menuliskan makalah ini dalam pembahasan Riba. Makalah ini memuat pendahuluan,
pembahasan, penutup dan daftar pustaka. Disajikan dalam bahasa yang sederhana, mudah
.dipahami dan pembahasan bab demi bab tidak terlalu panjang tetapi juga tidak terlalu ringkas
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Fiqih Muamalah I. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Amirah Ahmad selaku dosen yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis. Penulis sadar dalam penyusunan makalah ini belum bisa dikatakan
mencapai tingkat kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan agar menjadi
.perbaikan dimakalah selanjutnya
Mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam cetakan dan kutipan yang kurang berkenan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
.Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin
KATA PENGANTAR
....................................................................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
....................................................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
....................................................................................................................................................................
1
A. LatarBelakang
.......................................................................................................................................................
1
B. RumusanMasalah
.......................................................................................................................................................
1
C. Tujuan
.......................................................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
....................................................................................................................................................................
2
A. Latar Belakang
Riba merupakan pendapatan yang di peroleh secara tidak adil. Riba telah berkembang
sejak zaman jahiliyah hingga sekarang ini. Sejak itu banyaknya masalah-masalah ekonomi
yang terjadi di masyarakat dan telah menjadi tradisi bangsa arab terhadap jual beli maupun
pinjam-meminjam barang dan jasa. Sehingga sudah mendarah daging, bangsa arab
memberikan pinjaman kepada seseorang dan memungut biaya jauh di atas dari pinjaman awal
yang di berikan kepada peminjam akibatnya banyaknya orang lupa akan larangan riba.
Sejak datangnya Islam di masa Rasullullah saw. Islam telah melarang adanya riba.
Karena sudah mendarah daging, Allah SWT melarang riba secara bertahap. Allah SWT
melaknat hamba-hambanya bagi yang melakukan perbuatan riba. Perlu adanya pemahaman
yang luas, agar tidak terjerumus dalam Riba. Karena Riba menyebabkan tidak terwujudnya
kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan dan pengertian tentang Riba?
2. Bagaimana dasar hukum Riba dan jenis-jenis Riba?
3. Bagaimana praktek Riba di masyarakat zaman sekarang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tentang Riba
2. Untuk mengetahui dasar hukum dan jenis-jenis Riba
3. Untuk mengetahui praktek Riba di masyarakat zaman sekarang
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Riba
Muh.Zuhri,RibaDalamAlqur’anDanMasalahPerbankan(SebuahTilikanAntisipatif), 1
(Jakarta:PTRajaGrafindoPersada,1997),hal1
dan dari rumusan itu kegiatan ekonomi diidentifikasikan, dapat dimasukan kedalam
kategoriribaatau tidak. Dalam menetapkan hukum, para ulama’ biasanya
mengambil langkah yang dalam usul fiqh dikenal dengan ta’lil(mencariillat).
Hukum suatu keadaan lain yang disebut oleh nas apabila samaillanya.
Kegiatan ekonomi dari masa ke masa mengalami perkembangan.Yang dulu
tidak ada, atau sebaliknya.Dimasa rasulullah tidakada uang kertas, kiniada.Dulu
lembagapemodal seperti bank tidak dikenal, kini ada. Persoalan baru dalam fiqh
mu’amalah muncul ketika pengertian riba sebagaimana diterangkan dimuka
dihadapkankepada persoalan bank. Disatu pihak, bunga bank terperangkap dalam
kriteria riba, tetapi disisi lain, bank mempunyai fungsi sosial yang besar bahkan,
dapat dikatakan, tanpa bank Negaraakan hancur.
Mengapa Al-Qur’an danSunnah mengharamkan praktik riba ?
Bagaimana para fuqaha awal memahami dan menafsirkan masalah ini dalam
prespektif mereka.Lalu berdasarkan semua sumber itu, bagaimana pula kalangan
terpelajar muslim modern melihat dan merumuskan masalah ini.Pertanyaan ini
akan dicoba dijawab pertama-tama dengan mengupas pengharaman riba dalam al-
Qur’an,Sunnah, dan Hukum Islam (fiqh), dengan focus utama identifikasi
karakterteristik riba sebagaimana diharamkan dalam al-Qur’an.
A. Al-Qur’an
Artinya:
ـَاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۡو ا اَل َتۡا ُك ُلوا الِّر ٰٓبوا َاۡض َع اًفا ُّم ٰض َع َفًة ۖ َو اَّتُقوا َهّٰللا َلَع َّلُك ۡم
B. Hadist
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah (Deskripsi dan Ilustrasi) (Yogya3
karta:Ekonisia,2003)hal12 -13
Imam Muslim dan Ubdah bin Shamit). Dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa Rasulullah saw
telah membagi makan di antara mereka dengan pembagian yang berbeda. Yang satu
melebihi lain. Kemudian Sa’id berkata, “Kami selalu (mengambil cara dengan) saling
melebihkan di antara kami”. Kemudian Rasulullah saw melarang kami untuk saling
memperjual belikanya selain dengan timbangan (berat) yang sama, tidak melebihkan
(HR Ahmad). Dari jabir, Rasulullah saw bersabda, “Hendaknya seonggok makanan
tersebut tidak dijual dengan seonggok makanan, dan (hendaknya) tidak dijual
seonggok makanan dengan timbangan makanan yang telah di tentukan (HR.
Nasa’i). dari Ubaidah Bin Shamit bahwa Rasulullah saw bersabada, “Emas
dengan emas,biji dan zatnya harus sebanding timbanganya. Perak dengan perak, biji
dan zatnyaharus sebading timbanganya, garam dengan garam, kurma dengan kurma,
bur dengan bur, syair dengan syair, sama dan sepadan. Maka siapa saja yang
menambah atau minta tamabahan, maka dia telah melakukan riba” (HR. Imam Nasa’i).
Dari Abu Said Al- Khudri Ra dan Abu Hurairah Ra, bahwasanya seorang yang
bekerja untuk Rasulullah saw di khaibar, membawakan Rasulullah janib (kurma dengan
kualitas istimewa). Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Apakah buah kurma di khaibar
memeliki kwalitas ini semua?” orang itu menjawab, “Tidak, demi Allah ya Rasulullah
(seraya menjelaskan) mereka menjual satu sha’ untuk di tukar dengan dua atau tiga
sha’ dengan kwalitas seperti ini”. Maka Rasulullah bersabda “Jangan lakukan itu,
jual satu sha’ kurma (yang kwalitasnya lebih rendah) dengan harga satu dirham dan
gunakan hasil penjualan itu untuk membeli janib yang lain “(HR.Bukhori,muslim, dan
Nasa’i). Dari Abu Aa’id Ra katanya: pada suatu ketika Bilal datang kepada
Rasulullah saw membawa kurma bumi, lalu Rasulullah saw bertanya kepadanya:
“Kurma siapa ini”, jawab bilal ”Kurma kita rendah mutunya, karena itu kutukar dua
gantung dengan satu gantung kurma ini untuk makan Nabi saw”. maka Rasulullah saw
bersabda, ”inilah disebut riba jangan sekali kali engkau lakukan lagi. Apabila engkau
ingin membeli kurma (yang bagus), jual lebih dahulu kurmamu (yang kurang bagus itu,
kemudian dengan uang penjualan itu kurma yang lebih bagus. (HR. Muslim dan Ahmad).
B.Jenis jenis riba
Ibidhal15 -164
C.Praktek riba di masyarakat zaman sekarang
Ditinjau dari berbagai penjelasan yang kami paparkan di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Riba berarti menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat
pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang
dibebankan kepada peminjam. Riba secara bahasa bermakna: ziyadah (tambahan).
Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta
pokok atau modal secara bathil. Macam-macam riba yaitu: Riba Yad, Riba Jahiliyah,
Riba Qardhi, Riba Fadli, dan Riba Nasi’ah.
Allah SWT secara tegas melarang riba yang terdapat di dalam Al Qur’an di
antaranya pada:
ü QS. ar-Rum (30) : 39, QS.
ü an-Nisa' (4) : 160-161, QS.
ü Ali Imran (3) : 130, dan
ü Qs. Al-Baqarah (2) : 278-280.
1. Macam-macam riba ada 4, yaitu :
a. Riba Fadli (menukarkan dua barang yang sejenis tapi kwalitas berbeda).
b. Riba Qardhi (meminjamkan dengan ada syarat bagi yang mempiutangi).
c. Riba Yadh (bercerai dari tempat aqad sebelum timbang terima).
d. Riba Nasa’ (Nasiah) yaitu riba yang terjadi karena adanya penundaan waktu
pembayaran, dengan menetapkan adanya dua harga yaitu harga kontan atau harga
yang dinaikan karena pembayaran tertunda.
Dampak Riba pada ekonomi: Riba (bunga) menahan pertumbunhan ekonomi
dan membahayakan kemakmuran nasional serta kesejahteraan individual.
Riba (bunga) menyebabkan timbulnya kejahatan ekonomi (distorsi ekonomi) seperti
resesi, depresi, inflasi dan pengangguran.
DAFTAR PUSTAKA