Anda di halaman 1dari 17

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Data


3.1.1 Waktu Penelitan
Pelaksanaan penelitan ini dilakukan dalam waktu tiga bulan,
mulai 6 September 2021 sampai 30 November 2021.
3.1.2 Tempat Penelitian

Gambar 3.1 PT. INDO ACIDATAMA Tbk

Nama : PT. INDO ACIDATAMA Tbk


Bidang Usaha : Agro Kimia
Website : www.acidatama.co.id
Email : acidatama@acidatama.co.id
Telepon : (62-271) 648400
Fax : (62-271) 648700
Alamat : Jl. Raya Solo - Sragen Km. 11,4 Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar, Surakarta
3.1.3 Objek Obervasi

Cooling Tower Kolam

Heat Exchanger Pompa

Proses Bahan
Mentah (Tetes)
Penyimpanan Hasil
Produksi (Ethanol)

Gambar 3.2 Skema Pompa

Air akan mengalir melewati cooling tower dan di cooling tower air
akan didinginkan, pada cooling tower terdapat fan yang akan
menghembuskan udara, udara yang dihasilkan dari fan akan
bertabrakan dengan air ,sehingga air akan mengalami penurunan suhu.
Sesudah air di dinginkan di cooling tower, air akan menuju sumur
bawah tanah untuk ditampung.terlebih dahulu. Air akan dipompa oleh
pompa sentrifugal bertekanan 5 bar menuju heat exchanger. Pada heat
exchanger air digunakan sebagai pendingin heat exchanger sehingga
suhu pada heat exchanger akan menurun. Air yang keluar dari heat
exchanger mempunyai suhu yang tinggi, air yang bersuhu tinggi ini
akan meuju cooling tower untuk didinginkan kembali. Dari tempat
penyimpanan tetes, tetes akan menuju heat exchanger untuk
dipanaskan, setelah tetes melalui proses pemanasan pada heat
exchanger, tetes akan menghasilkan ethanol yang kemudian akan
disimpan pada tempat penyimpanan hasil produksi.

Gambar 3.3 Pompa Sentrifugal Etanorm


Tabel 3.1 Spesifikasi Pompa Sentrifugal
Spesifikasi Pompa Sentrifugal
Jenis ETAN 150X125X400
Impeller 419mm
Gaps 400 m³/jam
Press 5 bar
Power 75 KW
Speed 1450 rpm

Gambar 3.4 Motor Listrik

Tabel 3.2 Spesifikasi Motor Listrik Pada Pompa Sentrifugal Etanorm


Spesifikasi Motor Listrik Pada Pompa Sentrifugal Etanorm
Power 90kW
Speed 1480 rpm
Arus 160A
Phases 3

3.1.4 Data Masalah


Saat melaksanakan observasi selama tiga bulan di PT. INDO
ACIDATAMA Tbk penulis melakukan pengamatan dan mendapati
permasalahan pada pompa, permasalahan yang paling utama pada
pompa adalah turunya tekanan dan penyebab turunnya tekanan sendiri
dipengaruhi banyak hal :
1. Getaran yang berlebih saat pompa bekerja
2. Kebocoran pada pompa
3. Indikator tekanan atau manometer rusak
4. Kerusakan pada impeller

3.2 Pembahasan Masalah


Permasalahan yang terjadi pada pompa harus mengetahui penyebab
dan cara mengatasinya agar kerusakan pada pompa dapat dihindari dan di
perbaiki secepatnya. Penyebab pada pompa sendiri mempunyai banyak
penyebabnya, penyebab turunya tekanan pada pompa sentrifugal di PT.
INDO ACIDATAMA Tbk antara lain :
3.2.1 Getaran Berlebih
Getaran yang berlebih pada pompa dapat mengakibatkan kerusakan
fatal pada pompa jika tidak segera di perbaiki. Getaran yang berlebih
juga dapat merusak elektro motor yang tersambung pada pompa.
Tidak hanya elektro motor tetapi pipa yang tersambung pada pompa
juga dapat mengalami kerusakan sehingga pompa bisa pecah atau
bocor. Penyebab getaran yang berlebih pada pompa antara lain :

A. Rusaknya bearing pada pompa


Gambar 3.5 Bearing

Bearing atau bantalan merupakan salah satu bagian dari


elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena
fungsi dari bantalan yaitu menumpu sebuah poros agar poros
dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Bearing sangat sering
kita temukan pada kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari. Setiap
benda berputar hampir semuanya menggunakan bearing.
Penyebab kerusakan bearing pada pompa :
1. Kesalahan bahan faktor produsen yaitu retaknya bantalan
setelah produksi baik retak halus maupun berat, kesalahan
toleransi, kesalahan celah bantalan. Faktor konsumen yaitu
kurangnya pengetahuan tentang karakteristik pada bearing.
2. Penggunaan bearing melewati batas waktu penggunaannya.
3. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai
dengan buku petunjuk dan keadaan lapangan.
4. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak
sesuai standart yang ditentukan. Kesalahan pada saat
pemasangan, diantaranya pemasangan yang terlalu longgar,
akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang berputar yang
menimbulkan gesekan dengan poros, pemasangan yang terlalu
erat, akibatnya ventilasi atau celah yang kurang sehingga pada
saat berputar suhu bantalan akan cepat meningkat dan terjadi
konsentrasi tegangan yang lebih. Terjadi pembenjolan pada
jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat berputar akan
tersendat- sendat.
5. Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan
penggeraknya tidak lurus, bearing akan mengalami vibrasi
tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar tersebut akan
menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat
merusak bearing. Kemiringan dalam pemasangan bearing juga
menjadi faktor kerusakan bearing, karena bearing tidak
menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul getaran
yang dapat merusak komponen tersebut.
6. Karena terjadi unbalance (tidak imbang), seperti pada
impeller, dimana bagian-bagian pada impeller tersebut tidak
balance (salah satu titik bagian impeller memiliki berat yang
tidak seimbang). Sehingga ketika berputar, mengakibatkan
putaran mengalami perubahan gaya disalah satu titik putaran
(lebih terasa ketika putaran tinggi), sehingga berpengaruh pula
pada putaran bearing pada poros. Unbalance bisa terjadi pula
pada poros, dan pengaruhnya pun sama, yaitu bisa membuat
vibrasi yang tinggi dan merusak komponen.
7. Bearing kurang minyak pelumasan, karena bocor atau minyak
pelumas terkontaminasi benda asing dari bocoran seal gland
yang mempengaruhi daya pelumasan pada minyak tersebut.
Cara mengatasi kerusakan pada bearing :
1. Melakukan penggantian bearing sesuai umur waktu kerja yang
telah ditentukan.
2. Mengganti bearing yang sesuai dengan klasifikasi kerja pompa
tersebut.
3. Melakukan pemasangan bearing dengan hati-hati sesuai
standar yang telah ditentukan.
4. Melakukan alignment pada poros pompa dan penggeraknya.
5. Melakukan tes balancing pada poros dan impeller.
6. Memasang deflektor pada poros dan pemasangan rubber seal
pada rumah bantalan dan perbaikan pada seal gland, untuk
mengantisipasi kebocoran.
7. Pemilihan bearing yang berkualitas juga bisa menjadi salah
satu cara karena kualitas yang dimilikinya.

B. Tidak seimbangnya tinggi antara pompa dan motor listrik

Gambar 3.6 Kopling Pompa

Kopling pompa sentrifugal digunakan untuk


menghubungkan poros dalam mekanisme yang berbeda, terutama
melalui rotasi, untuk mentransfer kekuatan berputar dari motor ke
bagian mekanik dari pompa pakan, sehingga mencapai torsi
transmisi. Di bawah tindakan kecepatan tinggi daya, kopling
pompa sentrifugal memiliki fungsi buffering dan damping.
Kopling pompa sentrifugal memiliki kehidupan pelayanan yang
lebih baik dan jaminan efisiensi kerja.
Penyebab perbedaan ketinggian pada kopling pompa sentrifugal :
1. Perbedaan permukaan pada peletakan tempat pompa atau
motor listrik.
2. Jarak melingkar dari baut penghubung kopling buruk, dan
simetri rusak, gaya eksentrik akan dihasilkan ketika ekstensi
sambungan eksentrik.
3. Keseimbangan statis atau dinamis dari kopling tidak baik.
4. Kesesuaian antara pin elastis dan kopling terlalu ketat, yang
membuat pin elastis kehilangan fungsi penyesuaian elastis dan
kopling tidak dapat disejajarkan dengan baik.
5. Jarak bebas antara kopling dan poros terlalu besar, dan keausan
mekanis cincin karet kopling mengarah pada penurunan
kinerja kesesuaian cincin karet kopling.
6. Kualitas baut transmisi yang digunakan pada kopling tidak
sama satu sama lain.

Cara mengatasi perbedaan ketinggian kopling pompa sentrifugal :


1. Tata letak pompa dan motor listrik tidak ada perbedaan.
2. Jarak melingkar antar baut diperbaiki sesuai dengan
ukurannya.
3. Keseimbangan statis atau dinamis dari kopling harus sesuai.
4. Kesesuaian antara pin elastis dan kopling jangan terlalu ketat
dan jangan terlalu longgar.
5. Jarak bebas antara kopling dan poros harus sesuai.
6. Kualitas baut transmisi yang digunakan pada kopling harus
sama antara satu dengan yang lain.

3.2.2 Kebocoran Pada Pompa

Gambar 3.7 Kebocoran Pada Pompa

Kebocoran pada pompa terjadi ketika air yang akan


diditribusikan pompa keluar dari pompa yang akan menyebabkan
turunnya tekanan. Kebocoran juga dapat terjadi apabila
komponen pada pompa mengalami kerusakan sehingga air dapat
mengalir antar celah komponen pompa. Salah satu cara yang
sangat mudah untuk mengetahui pompa bocor atau tidak adalah
dengan mengetahui atau memperhatikan air keluar dari pompa
atau tidak. Air yang keluar dari pompa biasanya berupa tetesan.
Jika pompa mengalami kebocoran harus segera diperbaiki agar
tidak muncul masalah yang lain pada pompa, tempat disekitar
pompa akan basah jika pompa mengalami kebocoran.

A. Kerusakan pada gland packing

Gambar 3.8 Gland Packing

Packing adalah bagian penting dari sebuah mesin atau


peralatan pompa, untuk mencegah bocornya media dari dalam
peralatan. Namun pada umumnya kerusakan dan bocor tidak
mudah dihindari dan waktu umur pakai susah untuk diprediksi
kapan akan terjadi kerusakan. Kerusakan packing banyak
disebabkan oleh kesalahan pemasangan, tidak mengikuti
prosedure yang benar atau tidak mengikuti petunjuk yang
diberikan oleh produsen packing. Salah satu upaya untuk
memperpanjang umur pakai adalah memasang dengan benar serta
memilih specifikasi yang cocok untuk pemakaian media tertentu.
Penyebab kerusakan pada gland packing :
1. Umur gland packing yang sudah melebihi batas.
2. Pemasangan gland packing yang tidak sesuai.
3. Kualitas yang buruk.

Cara mengatasi kerusakan pada gland packing :


1. Memperhatikan batas penggunaan gland packing
2. Melakukan pemasangan dengan sesuai
3. Memilih kualitas gland packing yang bagus

3.2.3 Indikator Tekanan Atau Manometer Rusak

Gambar 3.9 Manometer

Yang dimaksud manometer adalah suatu alat ukur yang


digunakan untuk mengukur tekanan pada suatu cairan atau fluida.
Jika alat ukur tersebut atau manometer bermasalah tentunya akan
menimbulkan masalah lain karena kita tidak tau tekanan yang
dihasilkan pompa tersebut sehingga bisa menyebabkan pipa pecah
karena terlalu besar tekanan atau pompa tidak menghisap cairan.
Manometer sangat diperlukan oleh pompa, karena untuk mengetahui
suatu tekanan pada pompa, manometer akan menunjukan tekanan
pada pompa. Jika pompa mengalami penurunan tekanan bisa dengan
mudah diketahui oleh manometer, maka dari itu manometer
merupakan suatu alat yang sangat penting bagi pompa dan harus
dipelihara dengan benar.

Penyebab kerusakan pada manometer :


1. Getaran
Getaran yang besar dapat mengakibatkan kegagalan pada
manometer karena itu pasanglah manometer yang lebih tahan
getaran.
2. Denyutan
Media yang berputar cepat di dalam sistem preasure bisa
mengakibatkan poin tergauge bergerak dan mengakibatkan
pecahnya bagian dalam.
3. Temperature
Temperature ekstrim bisa menyebabkan embun dan longgarnya
join logam yang akhirnya bisa membuat retak.
4. Tekanan
Tekanan terus menerus bisa membengkokkan jarum manometer
dan mengganggu keakuratan tabung bourdon atau elemen perasa,
mengakibatkan kerusakan.
5. Karat
Media yang berkarat sering ditemukan dalam pemprosesan, ini
dapat merusak perasa dalam manometer
6. Bahan yang mengandung partikel yang bisa mengkristal akan
menyumbat sistem tekanan dan membuat pembacaan manometer
tidak akurat.
7. Pemakaian jam kerja yang berlebihan.

Cara mengatasi manometer rusak :


1. Pasanglah manometer yang tahan getaran, misalnya yang diisi
cairan atau yang hanya memiliki satu bagian gerak
2. Pasanglah restictor dan wadah yang berisi cairan padamanometer
standart
3. Pasanglah manometer dengan diaphragm seal dan elemen
pendingin untuk melawan temperatur tinggi
4. Pasanglah pelindung kover manometer untuk pembacaan diatas
kapasitas manometer
5. Pasanglah diaphragm seal yang terbuat dari bahan tahan karat
6. Pasanglah diaphragm seal dengan penghalang anti sumbat
7. Ganti manometer jika pemakain melebihi jam kerja

3.2.4 Kerusakan Pada Impeller


Gambar 3.10 Impeller

Impeler adalah bagian yang berputar dari pompa sentrifugal, yang


berfungsi untuk mentransfer energi dari putaran motor menuju fluida
yang dipompa dengan jalan mengakselerasinya dari tengah impeller
ke luar sisi impeller.
Penyebab kerusakan pada impeller :
A. Kavitasi
Peristiwa kavitasi adalah peristiwa pembentukan dan
pecahnya gelembung dalam suatu aliran fluida cair pada kondisi
tertentu. Kavitasi terjadi bila tekanan fluida pada saat memasuki
pompa turun hingga di bawah tekanan uap jenuhnya (pada
temperatur lingkungan), gelembung-gelembung uap kecil akan
mulai terbentuk. Gelembung-gelembung uap ini akan terbawa
oleh aliran fluida dan masuk pada daerah yang bertekanan lebih
tinggi, sehingga gelembung akan pecah dan menimbulkan suara
berisik dan getaran. Selain itu performa pompa akan turun
secara tiba-tiba sehingga pompa tidak dapat beroprasi dengan
baik. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus
menerus dalam jangka waktu lama, maka permukaan dinding
saluran disekitar aliran akan termakan sehingga menjadi
berlubang-lubang.
Cara pencegahan kavitasi :
1. Mengubah desain pipa pada pompa untuk memperkecil
perbedaan tekanan didalam proses fluida.
2. Menggunakan material yang tahan terhadap korosi.
3. Gunakan rubber pada permukaan komponen agar memiliki
strong metal coating interface.
4. Memperhalus permukaan pada impeller untuk mengurangi
titik nukleasi.
5. Menggunakan proteksi katodik, hydrogen terikat di
permukaan logam yang berfungsi sebagai bantalan
pelindung shock waves yang dihasilkan oleh pecahnya atau
meledaknya gelembung.

B. Korosi erosi
Korosi erosi adalah korosi yang disebabkan oleh adanya
gerakan relatif antara fluida dengan permukaan logam.
Gerakan relatif disini pada umumnya adalah gerakan dengan
kecepatan tinggi yang diikuti dengan efek abrasi dan
pengausan mekanis. Permukaan yang beralur dan berombak
menandakan arah karakter dari bentuk kerusakan ini.
Cara mengatasi korosi erosi :
1. Pemilihan material yang tepat untuk menghindari perbedaan
tekanan pada proses pompa.
2. Cairan yang akan dipompa diberikan corrosion inhibilator
untuk dapat mengendalikan korosifitasnya
3. Proteksi katodik dengan menggunakan logam yang
dikorbankan.
4. Perubahan desain untuk megatur ratio area antara anodik
dan katodik.
5. Pemakaian coating yang berfungsi memperhambat aliran
pada elektron dari anodik dan katodik.

Anda mungkin juga menyukai