Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP

PERSEPSI KARYAWAN

Mex .U Pesik1*, Rudy A. Wowiling2, Felano Kaunang3

Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Manado, Jl. Kampus Politeknik, Ds Buha 95252
E-mail: pesik_mex@gmail.com

Abstract: Influence of Leadership Style and Work Motivation on the Employee Perception. This
research aims to analyze the influence of leadership style and work motivation on the perception
of employees of Sutanraja Hotel Manado. It is a descriptive quantitative research. The object of
this research is the Human Resources Manager and the data analysis uses version 20 of SPPS.
The data testing method of this research includes the classical assumption test, multiple linear
regression test and correlation coefficient test. The results of analysis show that leadership style
and work motivation have a simultaneous influence on the employees’perception. The leadership
style itself has its partial influence on the employees’ perception. In this research, as the object of
research, human resources manager has a democratic style of leadership.

Keywords: leadership styles, motivation, employee perception

Abstrak: Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Persepsi Karyawan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan
motivasi kerja terhadap persepsi karyawan sutan raja hotel manado. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Yang menjadi objek penelitian
ini adalah Human Resources Manager, analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan
SPSS versi 20. Metode pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji asumsi
klasik uji regresi linier berganda, dan koefisien korelasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh bersama (simultan) terhadap persepsi karyawan.
Gaya kepemimpinan berpengaruh sendiri (parsial) terhadap persepsi karyawan. Motivasi kerja
berpengaruh sendiri (parsial) terhadap persepsi karyawan. Dalam penelitian ini objek selaku
Human Resources Manager memiliki tipe gaya kepemimpinan yang demokratis.

Kata kunci: gaya kepemimpinan, motivasi, persepsi karyawan.

Era globalisasi saat ini menjadikan wisata Orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan
menjadi salah satu kebutuhan yang sangat manajemen harus terdiri dari pekerja-pekerja
kompleks bagi sebagian besar masyarakat yang memiliki skill dan knowledge dibidang
Indonesia dan mancanegara. Sehingga hal jasa akomodasi. Sebuah organisasi yang dikelola
itu menjadi peluang bisnis yang sangat besar dengan sistem managemen yang profesional akan
dan menguntungkan bagi kalangan pengusaha menjadikan organisasi tersebut berhasil. Berhasil
dengan penyediaan berbagai jasa akomodasi dan atau tidaknya sebuah organisasi ditentukan oleh
fasilitas-fasilitas lainnya. Selain itu, pariwisata gaya kepemimpinan yang dibentuknya. Pe-
bukan saja menguntungkan bagi para penyedia mimpin adalah yang bertanggung jawab atas
jasa tetapi juga sangat mengutungkan bagi keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan
daerah yang menjadi tujuan wisata. Tersedianya tugas. Dalam melaksanakan aktifitas kegiatan
jasa akomodasi dan fasilitas-fasilitas lainnya para pemimpin mempunyai gaya tersendiri
menjadi faktor utama yang menentukan apakah dalam proses mempengaruhi dan mengarahkan
pariwisata di daerah tersebut akan berkembang karyawan sehingga bersedia bersama-sama
atau tidak. Menciptakan hotel yang berkualitas mencapai tujuan. Seorang pemimpin harus
harus dikelola oleh sumber daya manusia yang menerapkan gaya kepemimpinan untuk me-
profesional dan manajemen yang berpengalaman. ngelola bawahannya, karena seorang pemimpin
208
209 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 1, Nomor 2, Juli 2014, hlm, 106-207

akan sangat mempengaruhi keberhasilan or- proses pemberian suatu arti dengan mendasarkan
ganisasi dalam mencapai tujuannya (Waridin pada tafsiran pribadi seorang individu tentang
dan Guritno, 2005). Gaya kepemimpinan pada lingkungan di sekitarnya. Kesinergian kerja
dasarnya mengandung pengertian sebagai antara atasan dan bawahan harus terkontrol
suatu perwujudan tingkah laku dari seorang sehingga dapat menimbulkan dan menciptakan
pemimpin, yang menyangkut kemampuannya kerjasama yang baik serta fungsi pemimpin dapat
dalam memimpin. Perwujudan tersebut bia- di sampaikan dengan tepat, dengan demikian
sanya membentuk pola atau bentuk tertentu. tercipta lingkungan kerja yang menyenangkan
Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian sehingga karyawan memiliki motivasi dalam
sesuai dengan pendapat yang di sampaikan menjalankan tugas yang nantinya menimbulkan
oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya persepsi yang positif dari karyawan. Dari
menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin berbagai departemen-departemen yang ada di
secara keseluruhan seperti yang di persepsikan Sutan Raja Hotel Manado, Human Resources
atau dipicu oleh bawahan.Motivasi berarti suatu Department, merupakan salah satu yang
keadaan di dalam diri seseorang (inner state) terpenting. Lebih khususnya yang bertangung
yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan, jawab didalamnya, yaitu Human Resources
mengarahkan dan menyalurkan perilaku ke Manager. Human Resources Manager meru-
arah tujuan (Robbins, 2006). Peranan manusia pakan motor dalam perusahaan tersebut, hu-
dalam mencapai tujuan tersebut sangat penting bungan antara Human Resources Manager
dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk dengan departemen-departemen yang lain begitu
menggerakkan manusia agar sesuai dengan kuat dikarenakan Human Resources Manager
yang dikehendaki organisasi, maka haruslah memiliki tanggung jawab penuh dan juga untuk
dipahami motivasi manusia bekerja pada memberikan motivasi terhadap para karyawan
suatu organisasi, karena motivasi inilah yang yang ada di seluruh departemen di Sutan Raja
menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja Hotel. Penelitin ini bertujuan untuk menganalisis
atau dengan kata lain perilaku merupakan gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
cerminan yang paling sederhana dari motivasi. berpengaruh secara simultan terhadap persepsi
Adapun beberapa pengertian motivasi adalah karyawan pada Sutan Raja Hotel Manado. Selain
sebagai berikut: “Motivasi berarti sesuatu hal itu menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan
yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang secara parsial terhadap persepsi karyawan serta
menimbulkan dorongan. Jadi motivasi dapat pula menganalisis pengaruh motivasi secara parsial
diartikan faktor yang mendorong orang untuk terhadap persepsi karyawan pada Sutan Raja
bertindak dengan cara tertentu.” (Manullang, Hotel Manado. Penelitian ini berdasarkan dasar-
2008). Motivasi seringkali diartikan dengan dasar teori sebagai berikut:
istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan jiwa dan jasmani untuk berbuat Gaya Kepemimpinan
mencapai tujuan, sehingga motivasi merupakan Pada dasarnya mengandung pengertian sebagai
suatu driving force yang menggerakkan manusia suatu perwujudan tingkah laku dari seorang
untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatannya pemimpin, yang menyangkut kemampuannya
itu mempunyai tujuan tertentu.” (Armstrong, dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya
1994 ). Robbins (2006), persepsi adalah proses membentuk suatu pola atau bentuk tertentu.
yang digunakan individu mengelola dan Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian
menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan
memberikan makna kepada lingkungan mereka. oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya
Meski demikian, apa yang dipersepsikan menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin
seseorang dapat berbeda dari kenyataan obyektif secara keseluruhan seperti dipersepsikan atau
tidak harus selalu berbeda, namun sering terdapat dipicu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai
ketidaksepakatan. Winardi (2001), menyebutkan gaya kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan
pendapatnya mengenai persepsi, yaitu proses tulang punggung pengembangan organisasi
kognitif, dimana seorang individu memberikan karena tanpa kepemimpinan yang baik akan
arti kepada lingkungan. Dari definisi di atas, sulit mencapai tujuan organisasi. Jika seorang
dapat digambarkan bahwa persepsi merupakan pemimpin berusaha untuk mempengaruhi
Mex U. Pesik dkk, Pengaruh Gaya Kepemimpinan..........210

perilaku orang lain, maka orang tersebut memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut
perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. kemudian dikembangkan melalui pendidikan
Gaya kepemimpinan adalah bagaimana yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan
seorang pemimpin melaksanakan fungsi untuk dikembangkan lebih lanjut. Harsey dan
kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh Blanchard (1992) mengemukakan bahwa gaya
mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka kepemimpinan pada dasarnya merupakan
yang mungkin sedang mengamati dari luar perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin
(Robert, 1992). Manullang, (2008) mengatakan itu sendiri, bawahan, serta situasi dimana proses
bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai kepemimpinan tersebut diwujudkan. Pemimpin
pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi
dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan
pekerja. Gaya kepemimpinan adalah perilaku kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai
dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari dengan tujuan organisasi. Organisasi akan
falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai
sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia kecakapan dalam bidaknya dan setiap pemimpin
mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti
(Tampubolon, 2007). Berdasarkan definisi gaya keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual.
kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa Sedangkan bawahan adalah seorang atau seke-
kepemimpinan adalah kemampuan seseorang lompok orang yang merupakan anggota dari
dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap
dan mengendalikan orang lain atau bawahan saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang
untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas telah disepakati bersama guna mencapai tujuan.
kesadarannya dan sukarela dalam mencapai Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai
suatu tujuan tertentu. Gaya kepemimpinan peranan yang sangat strategis, karena sukses
dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada
diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini: para pengikutnya ini. Oleh sebab itu, seorang
pemimpin dituntut untuk memilih bawahan
Teori Genetis (Keturunan) dengan secermat mungkin. Situasi menurut
Inti dari teori menyatakan bahwa ‘Leader are Hersey dan Blanchard adalah suatu keadaan yang
born and not made’ (pemimpin itu dilahirkan
kondusif, dimana sorang pemimpin berusaha
bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini
pada saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku
mengetengahkan pendapat yang mengatakan
orang lain agar dapar mengikuti kehendaknya
bahwa seorang pemimpin akan menjadi
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat
kepemimpinan. Dalam keadaan bagaimanapun
Tipologi Kepemimpinan
seseorang ditempatkan karena telah ditakdirkan
Siagian (2002) menjabarkan bahwa gaya
menjadi pemimpin, sesekali kelak akan timbul
kepemimpinan berkembang terus sehingga
sebagai pemimpin.
menjadi beberapa tipe kepemimpinan antara
lain:
Teori Sosial
Tipe Otokratis
Inti dari teori sosial menyatakan bahwa “Leader
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin
are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau
dididik bukannya kodrat). Para penganut teori yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: 1)
ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi;
bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin 2) Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
apabila diberikan pendidikan dan pengalaman organisasi; 3) Menganggap bawahan sebagai
yang cukup. alat semata-mata; 4) Tidak mau menerima
kritik, saran dan pendapat; 5) Terlalu tergantung
Teori Ekologis kepada kekuasaan formalnya; 6) Dalam tin-
Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya dakan penggeraknya sering mempergunakan
berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil pendekatan yang mengandung unsur paksaan
menjadi pemimpin yang baik apabila telah dan bersifat menghukum.
211 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 1, Nomor 2, Juli 2014, hlm, 106-207

Tipe Militeristis Tipe demokratis


Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang Pengetahuan tentang kepemimpinan telah
dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik dibuktikan bahwa tipe pemimpin yang de-
berbeda dengan seorang pemimpin modern. mokratislah yang paling tepat untuk organisasi
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan
ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat- ini memiliki karakteristik sebagain berikut:
sifat: 1) Dalam menggerakkan bawahan system a. Dalam proses penggerakan bawahan selalu
pemerintah yang lebih sering dipergunakan; bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia
2) Dalam menggerakkan bawahan senang itu adalah makhluk yang termulia di dunia,
bergantung pada pangkat dan jabatannya; 3) b. Se lalu be rusaha me nsinkronisa sik an
Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan; kepentingan dan tujuan organisasi dengan
4) Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari kepentingan dan tujuan pribadi dari pada
bawahan; 5) Sukar menerima kritikan dari bawahannya,
bawahannya; 6) Menggemari upacara-upacara c. Senang menerima saran, pendapat, dan
untuk berbagai keadaan. bahkan kritik dari bawahannya,
d. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama
Tipe Paternalistis dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan,
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai e. Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-
pemimpin yang paternalistis ialah seorang luasnya kepada bawahannya untuk berbuat
pemimpin yang memiliki ciri sebagai berikut: kesalahan yang kemudian diperbaiki agar
bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia
yang sama
yang tidak dewasa
f. Selalu berusaha untuk menjadikan bawa-
b. Bersikap terlalu melindungi (overly protec-
hannya lebih sukses daripadanya, berusaha
tive)
mengembangkan kapasitas diri pribadinya
c. Jarang memberikan kesempatan kepada
sebagai pemimpin.
bawahannya untuk mengambil keputusan,
d. Jarang memberikan kepada bawahannya
Motivasi Kerja
untuk mengambil inisiatif,
Maltis (2001) menyatakan bahwa motivasi me-
e. Jarang memberikan kesempatan kepada rupakan hasrat didalam diri seseorang yang
bawahannya untuk mengembangkan daya menyebabkan orang tersebut melakukan tin-
kreasi dan fantasinya dakan. Sedangkan Rivai (2004) berpendapat
f. Dan sering bersikap maha tahu. bahwa motivasi adalah serangkaian sikap dan
nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk
Tipe Karismatik mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan
Hingga sekarang ini para ahli belum behasil individu. Motivasi adalah kesediaan melakukan
menemukan sebab-sebab mengapa seseorang usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran
pemimpin memiliki karisma. Umunya diketahui organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah
daya tarik yang amat besar dan karenanya pada individu (Robins dan Judge, 2007). Motivasi
umunya mempunyai pengikut yang jumlahnya merupakan faktor psikologis yang menunjukan
yang sangat besar, meskipun para pengikut minat individu terhadap pekerjaan, rasa puas
itu sering pula tidak menjelaskan mengapa dan ikut bertanggung jawab terhadap aktivitas
mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena atau pekerjaan yang dilakukan (Masrukhin dan
kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab Waridin, 2004). Sedangkan Hasibuan (2004)
seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, berpendapat bahwa motivasi adalah hal yang
maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
yang demikian diberkahi dengan kekuatan perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan
gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi
kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan merupakan sesuatu yang membuat bertindak
sebagai kriteria untuk karisma. atau berperilaku dalam cara-cara tertentu
Mex U. Pesik dkk, Pengaruh Gaya Kepemimpinan..........212

(Amstrong, 1994). Berdasarkan pengertian c. Pengakuan: kebutuhan untuk menyatakan


diatas disimpulkan bahwa motivasi merupakan dirinya bernilai kepada rekan sekerja dan
kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, sekeluarga
memelihara dan mendorong perilaku manusia. d. Partisipasi: kebutuhan untuk mengetahui
Pemimpin perlu memahami orang-orang ber- tentang apa dan mengapa sesuatu terjadi dan
perilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya apa peluang untuk mempengaruhinya
dalam bekerja sesuai dengan keinginan e. Hasil yang dicapai: kebutuhan untuk me-
organisasi. ngetahui bahwa upaya dan tenaga me-
Siagian (2002) mengemukakan bahwa dalam nggambarkan langkah maju menuju tujuan
kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan jangka panjang
berkarya dalam organisasi bisnis, aspek motivasi f. Pembaharuan: Kebutuhan agar gagasan sa-
kerja mutlak mendapat perhatian serius dari para ran-saran dan usulan-usulan diterima dan
manajer. Karena 4 (empat) pertimbangan utama dipakai
yaitu: g. Perluasan Tugas: kebutuhan untuk meng-
a. Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip hindari kebosanan dan kelelahan.
“quit pro quo”, yang dalam bahasa awam h. Perkayaan tugas: kebutuhan menyadari penu-
dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan gasan-penugasan merupakan jenjang kearah
“ada ubi ada talas, ada budi ada balas”. kemajuan dalam organisasi
b. Dinamika kebutuhan manusia sangat kom- i. Keutuhan: kebutuhan untuk mengetahui kon-
pleks dan tidak hanya bersifat materi, akan tribusi tugasnya terhadap organisasi kese-
tetapi juga bersifat psikologis. luruhan.
c. Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebu- j. Perkembangan: Kebutuhan akan pekerjaan
tuhan manusia. yang menggairahkan dan membangkitkan
d. Perbedaan karakteristik individu dalam or- minat yang kuat
ganisasi atau perusahaan, mengakibatkan
tidak adanya satupun teknik motivasi yang Persepsi
sama efektifnya untuk semua orang dalam Menurut Robbins (2006) persepsi adalah
organisasi juga untuk seseorang pada waktu proses yang digunakan individu mengelola dan
dan kondisi yang berbeda-beda. menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka
memberikan makna kepada lingkungan mereka.
Meski demikian, apa yang dipersepsikan sese-
Menurut Siagian (2002) ada enam teknik aplikasi
orang dapat berbeda dari kenyataan obyektif.
teori motivasi, yaitu Manajemen berdasarkan
Tidak harus selalu berbeda, namun sering
sasaran atau management by objectives (MBO).
terdapat ketidaksepakatan. Dalam bukunya,
a. Program penghargaan karyawan.
Munandar (2001) menyebutkan pendapatnya
b. Program ketertiban karyawan.
mengenai persepsi, yaitu proses kognitif, dimana
c. Program imbalan bervariasi.
seorang individu memberikan arti kepada
d. Rencana pemberian imbalan berdasarkan ke-
lingkungan. Dari definisi ini dapat digambarkan
terampilan.
bahwa persepsi merupakan proses pemberian
e. Manfaat yang fleksibel.
suatu arti dengan mendasarkan pada tafsiran
f. Faktor-faktor Motivasi Kerjaan
pribadi seorang individu tentang lingkungan
disekitarnya. Persepsi seorang individu dapat
Siagian (2002) menjelaskan teori-teori motivasi berbeda dengan individu lainnya, dan banyak
memberikan rumusan tentang motivator dari hal yang dapat melatarbelakangi perbedaan
kebutuhan karyawan yang nantinya akan me- persepsi seseorang. Persepsi, menurut Jalaludin
mudahkan pimpinan/manajer dalam mengelola (1998), adalah pengalaman tentang : objek,
sumber daya manusia yaitu: peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
a. Tantangan: kebutuhan tentang sesuatu yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
unik dan mengerjakan sesuatu yang tidak bisa dan menafsirkan pesan. Munandar (2001) juga
dilakukan oleh orang lain. menjelaskan bahwa persepsi adalah suatu proses
b. Kebebasan: kebutuhan akan kebebasan untuk tentang petunjuk- petunjuk inderawi (sensory)
menimbang-nimbang dan pengalaman masa lampau yang relevan
213 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 1, Nomor 2, Juli 2014, hlm, 106-207

diorganisasikan untuk memberikan kepada hipotesis:


kita gambaran yang terstruktur dan bermakna Ho : βi = 0 tidak ada pengaruh positif antara
pada suatu situasi tertentu. Senada dengan hal gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
tersebut Robert (2001) mengemukakan bahwa terhadap persepsi karyawan.
persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan Ha : βi > 0 terdapat pengaruh positif antara
dan mengorganisasikan pola stimulus dalam gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
lingkungan. Ivancevuc (2008) menjelaskan terhadap persepsi karyawan.
bahwa persepsi adalah proses pemberian arti 2. Uji Hipotesis 2 (H2) dengan rumusan
terhadap lingkungan oleh seorang individu hipotesis:
Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara Ho : βi = 0 tidak ada pengaruh positif an-
mendapatkan pengetahuan khusus tentang tara gaya kepemimpinan dengan persepsi
kejadian pada saat tertentu, maka persepsi karyawan.
Ha : βi > 0 terdapat pengaruh positif antara
terjadi kapan saja stimulus menggerakkan
gaya kepemimpinan dengan persepsi kar-
indera. Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai
yawan
proses mengetahui atau mengenali obyek
3. Uji Hipotesis 3 (H3) dengan rumusan hipo-
dan kejadian obyektif dengan bantuan indera
tesis:
(Mangkunegara, 2005). Sebagai cara pandang,
Ho : βi = 0 tidak ada pengaruh positif antara
persepsi timbul karena adanya respon terhadap motivasi kerja dengan persepsi karyawan.
stimulus. Stimulus yang diterima seseorang Ha : βi > 0 terdapat pengaruh positif antara
sangat kompleks, stimulus masuk ke dalam motivasi kerja dengan persepsi karyawan.
otak, kemudian diartikan, ditafsirkan serta
diberi makna melalui proses yang rumit baru METODE
kemudian dihasilkan persepsi (Ivancevuc, 2008). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
Dalam hal ini, persepsi mencakup penerimaan deskriptif verifikatif yaitu penelitian yang
stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus membutuhkan pengujian, untuk mengetahui
dan penerjemahan atau penafsiran stimulus besaran variabel yang menjadi obyek penelitian
yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat (Sugiyono, 2008). Penelitian ini bertujuan
mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, mendapatkan gambaran tentang pengaruh gaya
sehingga orang dapat cenderung menafsirkan kepemimpinan dan motivasi terhadap persepsi
perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya karyawan. Objek Penelitian ini adalah persepsi
sendiri (Namawi, 1998). karyawan yang di ukur berdasarkan gaya
kepemimpinan dan motivasi.
Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
rumusan masalah yang mungkin benar dan juga Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu
salah. Dikatakan sementara, karena jawaban variabel independen dan variabel dependen.
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang 1. Variabel Terikat (Dependent Variable):
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta Variabel dependen biasa disebut variabel
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan Y, merupakan variabel yang di pengaruhi
data. baik secara simultan atau secara parsial oleh
variabel X dan dalam penelitian ini yang
1. Gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
menjadi variabel dependen adalah persepsi
secara simultan berpengaruh positif terhadap
karyawan.
Persepsi karyawan Sutan Raja Hotel Manado.
2. Variabel Bebas (Independent Variable):
2. Gaya kepemimpinan berpengaruh parsial
Variabel independen adalah variabel yang
terhadap persepsi karyawan Sutan Raja Hotel mempengaruhi variabel dependen, baik
Manado. yang pengaruhnya positif maupun yang
3. Motivasi kerja berpengaruh parsial terhadap pengaruhnya negatif (Rangkuti, 1997).
Persepsi karyawan Sutan Raja Hotel Manado. Variabel independen (biasa disebut variabel
Pengujian Hipotesis X) adalah variabel yang mempengaruhi
1. Uji Hipotesis 1 (H1) dengan rumusan keberadaan variabel Y. Untuk mengukur
Mex U. Pesik dkk, Pengaruh Gaya Kepemimpinan..........214

variabel Y yaitu persepsi karyawan maka penelitian ini adalah medode survey, observasi
peneliti menggunakan gaya kepemimpinan dan studi kepustakaan. Sebelum melakukan
(X1) dan motivasi kerja (X2) sebagai variabel analisis data maka perlu dilakukan tahap-tahap
independen variabel. teknik pengolahan data sebagai berikut:
Editing merupakan proses pengecekan dan
Penentuan Populasi dan Sampel penyesuain yang diperoleh terhadap data
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian penelitian untuk memudahkan proses pemberian
(Arikunto, 2002). Populasi dalam penelitian ini kode dan pemrosesan data dengan teknik
adalah seluruh karyawan yang ada di Sutan Raja statistik.
Hotel yang berjumlah 70 karyawan tetap dan Coding merupakan kegiatan pemberian tanda
30 karyawan daily worker. Sampel merupakan berupa angka pada jawaban dari kuesioner untuk
subset dari populasi, terdiri dari beberapa kemudian dikelompokkan ke dalam kategori
anggota populasi (Ferdinand, 2006). Sampel dari yang sama. Tujuannya adalah menyederhanakan
penelitian ini adalah sebagian karyawan disetiap jawaban.
departemen yang ada di Sutan Raja Hotel. Scoring yaitu mengubah data yang bersifat
Teknik penarikan sampel yaitu teknik non- kualitatif kedalam bentuk kuantitatif. Dalam
propability sampling dimana sampel yang akan penentuan skor ini digunakan skala likert dengan
diambil sudah ditentukan jumlah dan jenis dari lima kategori
sampel tersebut. Mengingat ada keterbatasan Tabulating yaitu menyajikan data-data yang
waktu dan dana dalam proses penelitian. Sampel diperoleh dalam tabel sehingga diharapkan
yang diambil adalah 40 karyawan yang ada pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan
didepartemen-departemen Sutan Raja Hotel. jelas. Setelah proses tabulating selesai dilakukan
kemudian diolah dengan program komputer
Instrumen Penelitian SPSS 20.
Alat untuk mengumpulkan data adalah kuesioner
yang dikembangkan oleh peneliti yang terdiri Analisis Regresi Linier Berganda
dari 4 pertanyaan untuk mengetahui gaya Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian
kepemimpinan, 5 pertanyaan untuk motivasi dan hipotesis yang ditetapkan, maka pendekatan
kerja dan 5 pertanyaan untuk persepsi karyawan. model analisis yang digunakan dalam penelitian
Setiap pertanyaan disiapkan 5 kategori jawaban ini adalah model analisis regresi berganda
menurut Skala Likert skor 5 diberikan untuk (multiple regression analysis) yang diolah dengan
jawaban sangat setuju, skor 4 diberikan untuk menggunakan software SPSS for windows versi
jawaban setuju, skor 3 diberikan untuk jawaban 20. Analisis regresi berganda digunakan untuk
ragu-ragu, skor 2 diberikan untuk jawaban tidak mengetahui besarnya pengaruh variabel gaya
setuju, dan skor 1 diberikan untuk jawaban kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap
sangat tidak setuju. persepsi karyawan di Sutan Raja Hotel Manado.
Agar diperoleh model persamaan regresi yang
Jenis dan Sumber Data baik terhadap model persamaan regresi yang
Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau terbentuk maka perlu dilakukan beberapa uji
dianggap mempunyai sifat bisa memberikan asumsi antara lain :
gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. 1. Uji Multikolinieritas yaitu untuk menun-
Data yang digunakan dalam penelitian ini jukkan adanya hubungan linier di antara
meliputi data primer yaitu data kuesioner, variabel-variabel bebas dalam model regresi.
observasi, dan kepustakaan. Sedangkan data Adanya kolinieritas yang tinggi di antara
sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh beberapa variabel atau seluruh variabel bebas
secara tidak langsung melalui media perantara menyebabkan kita tidak mungkin untuk
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) dalam dapat mengisolasi pengaruh individual dari
studi kepustakaan data-data dari hotel mengenai variabel bebas terhadap variabel terikat.
jumlah karyawan, departemen dari para kar- Sumodininggrat (2001) mengemukakan
yawan dan gambaran umum hotel. untuk mendeteksi adanya multikolinieritas
Metode Pengumpulan dan Analisis Data tersebut maka digunakan uji korelasi ”karl
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pearson”. Bila terjadi korelasi yang signifikan
215 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 1, Nomor 2, Juli 2014, hlm, 106-207

berarti multikolinieritas tidak terjadi. Mul- variabel yang lain. Hubungan-hubungan ter-
tikolinieritas dalam hasil penelitian yang sebut dinyatakan dengan korelasi. Penelitian
diolah dengan alat analisis statistik regresi ini menggunakan metode Spearman,karena
linier berganda terjadi bila ditemukan adanya penelitian ini menggunakan statistik non
hubungan linier yang kuat diantara dua atau parametrik. Spearman (dalam Supangat, 2010 :
lebih variabel independen (bebas) yang 362) mengungkapkan bahwa untuk menentukan
diamati, baik secara positif maupun negatif besaran koefisien korelasi (tingkat hubungan)
sehingga mengakibatkan kemampuan masing- dari dua variabel bebas dan variabel tidak bebas
mengungkapkan bahwa untuk menentukan besaran koefisien korela
masing individu variabel independen (bebas) dinyatakan dalam bentuk formulasi :
dua variabel bebas dan variabel tidak bebas dinyatakan dalam bentu
tersebut tidak akurat dalam memprediksi
variabel dependen (terikat) karena satu sama
lainnya saling mencerminkan karakteristik.
Untuk mengetahui kebebasan hasil penelitian
dari gejala multikolinieritas digunakan
DimanaDimana
: :
matriks korelasi ”karl pearson” dengan nilai r = koefisien korelasi
r = koefisien korelasi
patokan korelasi sebesar 0,80 atau – 0,80. b = selisih ranking
b = selisih ranking
Bila ditemukan nilai korelasi diantara dua n = jumlah data
n = jumlah data
variabel independen (bebas) atau lebih yang nilai r (-1 ≤ r ≤ 1)
nilai rpengujian
Kriteria (-1 ≤ r ≤ :1)
berbeda nama (misalnya: X1 dan X2) diatas Kriteria pengujian :
0 – 0.55 = hubungan tidak kuat
0,80 atau – 0,80 maka dapat dipastikan ada 0 – 0.55 0.56 – 0.65 = hubungan
= hubungan tidak kuatkuat
cukup
gejala multikolinieritas diantara dua atau 0.56 0.66 – 0.65
– 0.75 = hubungan
= hubungan cukup
kuat kuat
lebih variabel independen (bebas) yang di- 0.66 0.76 – 0.75
– 0.99 = hubungan
= hubungan kuat
sangat kuat
amati tersebut. 0.76 – 0.99 1 = hubungan
= hubungan sangat sempurna
kuat
2. Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk 1 = hubungan sempurna
menguji apakah dalam sebuah model regresi Tingkat signifikansi:
Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, maka dalam pengujian
terjadi ketidaksamaan varians dari residual, Tingkat signifikansi:
yang digunakan sebesar 5% (α = 0.05), dengan kriteria tingkat sign
dari satu pengamatan ke pengamatan yang Dengan sebagai
keputusan tingkat kepercayaan
berikut: sebesar 95%, maka
lain. Jika varians dari residual dari satu dalam pengujian SPSS tingkat signifikansi
1. Jika angka signifikansi hasil penelitian yangmaka hubungan
< 0.05,
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, digunakan
signifikansebesar 5% (α = 0.05), dengan kriteria
maka disebut homokedastisitas dan jika 2. tingkat
Jika angka signifikansi
signifikansi untukhasil penelitiankeputusan
mengambil > 0.05, maka hubungan
varians berbeda, disebut heterokedastisitas. tidak signifikan.
sebagai berikut:
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi 1. Jika angka signifikansi hasil penelitian < 0.05,
Uji Wilcoxon Signed Rank Test
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada ti- maka hubungan (korelasi) kedua variabel
daknya heterokedastisitas dapat digunakan signifikanSigned Rank sama dengan uji t 2 sampel berpasanga
Uji Wilcoxon
metode grafik Scatterplot yang dihasilkan 2. Jika angka
distribusi data yangsignifikansi hasil penelitian
tidak normal > 0.05,
atau parameter-parameter statist
dari output program SPSS versi 20. Apabila teori,maka
pada hubungan (korelasi)
uji ini dilakukan kedua variabel
pengurutan (ranking) data terlebi
dilakukan
tidak untuk membandingkan antara dua kelompok data yang sa
signifikan.
pada gambar menunjukkan bahwa titik-titik
memiliki kekuatan test yang lebih dibandingkan dengan uji tanda
menyebar secara acak serta tersebar baik di adalah rumus yang digunakan
atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, Uji Wilcoxon Signed Rank dalam
Test uji Wilcoxon :
Uji Wilcoxon Signed Rank sama dengan uji t
maka hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi
2 sampel berpasangan namun ditujukan untuk
adanya heterokedastisitas pada model regresi.
distribusi data yang tidak
Dimana : normal atau parameter-
parameter statistik
N tidak
= Jumlah data Secara teori,
diketahui.
Koefisien Kolerasi Spearman
pada uji ini dilakukan pengurutan (ranking) data
Dalam SPSS ada tiga metode korelasi sederhana T terlebih
= Jumlahdahulu.
rankingPengujian
dari nilai selisih yang negatif atau Positif
ini dilakukan untuk
(bivariate correlation) diantaranya Pearson Taraf signifikansi : α = 0.05 (α = 5%)
membandingkan antara dua kelompok data yang
Correlation, Kendall’s tau-b, dan Spearman
saling berhubungan. Uji ini memiliki kekuatan
Tes Statistik untuk Pengujian Hipotesis
Correlation. Analisis korelasi digunakan untuk
test yang lebih dibandingkan dengan uji tanda
melihat hubungan antara satu variabel dengan (Signmenguji
Test). besarnya
Berikut pengaruh
ini adalah rumus yang
Untuk variabel independen (X) terhada
maka digunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Model umum
Uji Wilcoxon Signed Rank sama dengan uji t 2 sampel berpasangan namun ditujukan untuk
distribusi data yang tidak normal atau parameter-parameter statistik tidak diketahui. Secara
Mex U. Pesik
teori, pada uji ini dilakukan pengurutan (ranking) data terlebih dkk, Pengaruh
dahulu. Gaya Kepemimpinan..........
Pengujian ini 216
dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data yang saling berhubungan. Uji ini
memiliki kekuatan test yang lebih dibandingkan dengan uji tanda (Sign Test). Berikut ini
digunakan dalam uji Wilcoxon :
adalah rumus yang digunakan dalam uji Wilcoxon : R2 / ( k – 1 )
Uji-F =
( 1 – R2 ) / ( n – k )
Dimana :
N = Jumlah data Dimana :
F = Diperoleh dari tabel distribusi F
TDimana
= Jumlah: ranking dari nilai selisih yang negatif atau R2
Positif = Koefisien Determinasi Ganda
Taraf signifikansi
N : α = 0.05
= Jumlah data(α = 5%) k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah sampel
Tes Statistik untuk Pengujian Hipotesis
T = Jumlah ranking dari nilai selisih yang negatif
atau Positif Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara
Untuk menguji besarnya pengaruh variabel independensebagai (X) terhadap variabel
berikut : dependen (Y),
Taraf digunakan
maka signifikansiAnalisis
: α = 0.05 (α = 5%)
Regresi Linier Berganda. Model umum bentuk persamaan alat
a. Apabila Fhitung>Ftabel pada level keper-
Tes Statistik untuk Pengujian Hipotesis cayaan 95% maka variabel independen (
Untuk menguji besarnya pengaruh variabel X1, dan X2,) secara simultan berpengaruh
independen (X) terhadap variabel dependen signifikan terhadap variabel dependen (Y).
(Y), maka digunakan Analisis Regresi Linier b. Apabila Fhitung< Ftabel pada level
Berganda. Model umum bentuk persamaan kepercayaan 95% maka variabel inde-
alat analisis statistik parametrik regresi linier penden (X1, dan X2,) secara simultan
berganda (Multiple Regression Linier) dapat tidak berpengaruh signifikan terhadap
digambarkan sebagai berikut: variabel dependen (Y).

Y= a + b1 X1 + b2 X2 +… + bn Xn + e Pengujian Secara Parsial


Untuk menguji pengaruh dari masing-masing
Dimana : variabel bebas secara parsial atau untuk
Y = Variabel Dependen mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap
a = Konstanta faktor terikat (Y) digunakan uji - t, dengan
b1 – bn = Koefisien Regresi formulasi rumus sebagai berikut:
X1 – Xn = Variabel Independen
E = Kesalahan Penganggu bi
Uji - t =
Bila formulasi matematis regresi linier berganda Sbi
tersebut diaplikasikan dalam penelitian ini, Dimana :
maka akan diperoleh bentuk persamaan sebagai t = Diperoleh dari daftar tabel t
berikut : bi = Parameterestimasi
Sbi = Standar error
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + e
Dimana dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai
Y = Persepsi Karyawan berikut :
a = Konstanta 1. Dengan menggunakan pengujian satu
X1 = Gaya Kepemimpinan sisi. Jika thitung>ttabel pada tingkat
X2 = Motivasi Kerja kepercayaan 90% (a = 0,10), maka
b1 – b4 = Koefisien regresi terbukti secara parsial faktor bebas (X1)
e = Kesalahan Pengganggu berpengaruh secara nyata (signifikan)
terhadap faktor terikat (Y).
Pengujian secara simultan 2. Dengan menggunakan pengujian satu
Untuk menguji variabel independen memiliki sisi. Jika thitung<ttabel pada tingkat
pengaruh secara serempak (simultan) terhadap kepercayaan 90% (a = 0,10), maka terbukti
variabel dependen, maka digunakan Uji–F secara parsial faktor bebas (Xi) tidak
dengan formulasi sebagai berikut : (Rangkuti, berpengaruh secara nyata (signifikan)
1997) terhadap faktor terikat (Y)
217 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 1, Nomor 2, Juli 2014, hlm, 106-207

Derajat kebebasan Deskripsi Variabel Gaya Kepemimpinan


Dalam uji t ini dilakukan pada derajat kebebasan Variabel gaya kepemimpinan pada penelitian
(n-k-1), dimana n adalah jumlah responden dan k ini diukur melalui 4 buah pertanyaan yang
adalah jumlah variabel. Untuk tingkat keyakinan mem-persentasikan indikator-indikator dari
yang digunakan adalah 90% atau α = 10% (0.10). variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap gaya
Dimana : kepemimpinan dapat dijelaskan pada Tabel 1
n = Jumlah sampel berikut:
k = Jumlah variabel
Tabel 1: Gaya Kepemimpinan
Koefisien Korelasi Pernya- Skor
Dalam model regresi linier, koefisien korelasi No Jumlah
taan SS S RR TS STS
digambarkan dalam symbol (r). Nilai r tersebut
15 25 0 0 0 40
dapat diartikan sebagai tingkat kekuatan 1 X1.1
38% 62% 0% 0% 0% 100%
hubungan antar dua variabel atau lebih (besarnya
kontribusi yang diberikan oleh variabel yang 2 26 4 8 0 40
2 X1.2
mempengaruhi) baik secara langsung maupun 5% 65% 10% 20% 0% 100%
tidak langsung. 3 24 3 10 0 40
3 X1.3
8% 60% 8% 24% 0% 100%
Koefisien Determinasi 14 16 7 3 0 40
Koefisien determinasi atau R square ( gunanya 4 X4.4
35% 40% 17% 8% 0% 100%
untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel- Jumlah 34 91 14 21 0 160
variabel independen (X) terhadap variabel Persen 21% 57% 9% 13% 0% 100%
dependen (Y). Pada hasil regresi berganda akan
Sumber: Data olahan, 2013
menunjukkan seberapa besar variabel dependen
bisa dijelaskan oleh variabel independen.
Tanggapan responden sebagaimana pada
Variabel independen yaitu gaya kepemimpinan
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar
dan motivasi kerja secara parsial dan simultan
responden memberikan tanggapan setuju
mempengaruhi variabel dependen yaitu persepsi
terhadap pernyataan-pernyataan mengenai
karyawan yang dinyatakan dengan . Besarnya
koefisien determinasi adalah 0 sampai 1. Semakin gaya kepemimpinan atasan sebagaimana
mendekati nol, maka semakin kecil pengaruh yang dirasakan oleh diri responden diikuti
semua variabel independen terhadap nilai jawaban setuju. Pada pertanyaan pertama
variabel dependen (dengan kata lain semakin ditunjukkan oleh responden bahwa pimpinan
kecil kemampuan model dalam menjelaskan yaitu Human Resources Manager sering mene-
perubahan nilai variabel dependen). Sedangkan kankan pentingnya tugas dan meminta anda
jika koefisien determinasi mendekati angka melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
1, maka dapat dikatakan semakin kuat model hasil ini ditunjukan oleh 62% jawaban setuju
tersebut dalam menerangkan variasi variabel dan 38% jawaban sanggat setuju. Hal ini
independen terhadap variabel dependen. Angka menunjukan bahwa Human Resources Manager
R square didapat dari pengolahan data melalui dapat bertindak sebagai pengawas atas kegiatan
SPSS 20 yang bisa dilihat pada tabel model yang dilakukan oleh karyawan yang ada di sutan
summary kolom R square. raja hotel.
Berkaitan dengan pertanyaan kedua me-
HASIL DAN PEMNBAHASAN nunjukkan bahwa menurut karyawan Human
Deskripsi Data Penelitian Resources Manager dapat mempengaruhi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di-lakukan cara pandang untuk menyelesaikan masalah
terhadap sebagian besar karyawan yang ada di pekerjaan. Hasil ini ditunjukan oleh 65% jawaban
Sutan Raja Hotel yang berjumlah 40 karyawan setuju dan 20% jawaban tidak setuju. Hal ini tidak
dari 70 karyawan yang ada, melalui penyebaran lepas dari kemampuan mengambil keputusan
kuesioner. Untuk mendapatkan kecendrungan pemecahan masalah yang baik diperlukan agar
jawaban responden terhadap jawaban masing- karyawan tidak merasa bahwa kesalahan akan
masing variabel akan didasarkan pada rentang ditimpakan pada mereka. Pada pertanyaan ketiga
skor jawaban sebagimana pada lampiran. menunjukkan bahwa menurut karyawan, Human
Mex U. Pesik dkk, Pengaruh Gaya Kepemimpinan..........218

Resources manager dapat mengkomunikasikan dapat menghargai dan memuji para karyawan
tujuan dan memberikan kesempatan bagi yang kinerjanya bagus. Hasil ini ditunjukan oleh
karyawan untuk mencapai sesuatu dengan cara 40% jawaban setuju dan 35% jawaban sangat
mereka sendiri. Hasil ini ditunjukan oleh 60 % setuju. Pujian dan penghargaan yang diberikan
jawaban setuju dan 24% jawaban tidak setuju. kepada karyawan akan membantu karyawan
Komunikasi yang baik dengan karyawan dinilai dalam memperoleh kepuasan atas apa yanag
akan memberikan kepercayaan kepada karyawan diperolehnya dari pekerjaan mereka
dan dapat memotivasi karyawan dalam bekerja.
Kepercayaan diri dapat menjadikan semangat Deskripsi Variabel Motivasi
kerja pimpinan dan karyawan akan membantu Variabel dukungan sosial pada penelitian ini
dalam menyelesaikan pekerjaan. Pada per- didukung melalui 5 buah indikator. Hasil tang-
tanyaan keempat menunjukan bahwa menurut gapan terhadap variabel motivasi kerja dapat
karyawan Human Resources Manager cukup dijelaskan pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2: Motivasi Kerja


Skor
No Pernyataan Jumlah
SS S RR TS STS
6 24 6 3 1 40
1 X2.1
15% 60% 15% 8% 3% 100%
14 22 2 2 0 40
2 X2.2
35% 55% 5% 5% 0% 100%
3 15 23 2 0 0 40
X2.3
38% 58% 5% 0% 0% 100%
4 6 20 8 5 1 40
X2.4
15% 50% 20% 13% 3% 100%
5 X2.5 11 23 3 3 0 40
28% 58% 8% 8% 0% 100%
52 112 21 13 2 200
Jumlah
26% 56% 11% 7% 1% 100%
Sumber: Data olahan, 2013

Tanggapan responden sebagaimana pada pekerjaan yang aman dan cukup jauh dari PHK
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar dapat mendorong karyawan bekerja lebih giat.
responden memberikan tanggapan setuju pada Pada pernyataan ketiga menunjukkan bahwa
variabel motivasi kerja. Hal ini menunjukkan karyawan merasakan bahwa mereka memiliki
adanya penilaian terhadap motivasi yang hubungan yang erat dengan semua karyawan.
tinggi yang dimiliki oleh karyawan sutan Hasil ini ditunjukan oleh 58% jawaban setuju dan
raja hotel. Berdasarkan pertanyaan pertama 38% jawaban sangat setuju. Dengan demikian
menunjukkan bahwa para responden merasa adanya perasaan bahwa hubungan yang baik
cukup mendapatkan kebutuhan yang layak dari dengan karyawan maka keinginan untuk saling
bekerja. Hasil ini ditunjukkan oleh 60% jawaban memotivasi dalam bekerja akan diperoleh
setuju dan 15% menjawab sangat setuju dan bagi karyawan. Berdasarkan item pertanyaan
ragu-ragu. Pekerjaan bagi karyawan merupakan keempat menurut karyawan bahwa mereka
sumber pendapatan mereka, sehingga dengan cukup mendapat penghargaan atas pekerjaan
bekerja maka salah satu tujuan bekerja dapat yang dilakukan. Hasil ini ditunjukan oleh
diperoleh. Berdasarkan pertanyaan kedua 50% jawaban setuju dan 20% jawaban netral.
menunjukkan bahwa dalam pekerjaan karyawan Keadilan untuk mendapatkan penghargaan yang
merasa aman dalam melakukan pekerjaan. Hasil sama dengan karyawan lain dapat mendorong
ini ditunjukan oleh 55% jawaban setuju dan 35% karyawan untuk bekerja memenuhi tanggung
jawaban sangat setuju. keinginan mendapatkan jawabnya. Berdasarkan item pertanyaan kelima
219 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 1, Nomor 2, Juli 2014, hlm, 106-207

menurut karyawan bahwa mereka cukup suka Deskripsi Variabel Persepsi Karyawan
melaksanakan tugas yang menantang. hasil ini Variabel persepsi karyawan pada penelitian ini
ditunjukkan oleh 58% setuju dan 28% sangat diukur melalui 5 buah indikator. Hasil tanggapan
setuju. Dengan begitu pekerjaan yang menantang terhadap persepsi karyawan dapat dijelaskan
tidak membuat karyawan merasa terbebani. pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3: Tanggapan responden mengenai persepsi karyawan


Skor Jumlah
No Pernyataan
SS S RR TS STS
1 Y.1 9 24 6 1 0 40
23% 60% 15% 3% 0% 100%
2 Y.2 9 20 9 2 0 40
23% 50% 23% 5% 0% 100%
3 Y.3 7 20 10 3 0 40
18% 50% 25% 8% 0% 100%
4 Y.4 10 26 4 0 0 40
25% 65% 4% 0% 0% 100%
5 Y.5 13 22 1 4 0 40
33% 55% 3% 10% 0% 100%
48 112 30 10 0 200
Jumlah 24% 56% 15% 5% 0% 100%

Sumber: Data olahan, 2013

Tanggapan responden sebagaimana pada Tabel 3 yang baik pemimpin harus bisa mengelolah
menunjukkan bahwa sebagian besar responden organisasi dengan baik. Berdasarkan item
memberikan tanggapan setuju,sangat setuju keempat menunjukkan bahwa Human Resources
dan ragu-ragu terhadap item-item persepsi manager mampu menjaga komunikasi dengan
karyawan. Hal ini menunjukkan adanya penilaian rekan-rekan kerja lainya. Hasil ini menunjukkan
penelitian terhadap persepsi karyawan terhadap 65% menjawab setuju dan 25% menjawab sangat
Human Resources manager di sutan raja hotel. setuju. Ini menunjukkan bahwa komunikasi
Berdasarkan item pertama menunjukkan bahwa merupakan hal yang penting dalam melakukan
Human Resources manager selalu mengarahkan suatu pekerjaan. Selanjutnya item yang kelima
karyawan dalam melakukan pekerjaan dengan menunjukkan bahwa dalam melakukan pekerjaan
60% jawaban setuju, 23% sangat setuju dan Human Resources manager selalu berkoordinasi
ada 15% menjawab ragu-ragu. Dalam hal ini dengan rekan kerja pada departemen lainnya.
pemimpin mampu mengarahkan karyawan dalam Hasil ini menunjukkan 55% menjawab setuju
melakukan pekerjaan. Berdasarkan item yang
dan 33% menjawab Sangat setuju. Kerja sama
kedua menunjukkan bahwa Human Resources
dengan departemen yang lain menciptakan
manager mampu menciptakan lingkungan kerja
tujuan yang sama dalam sutan raja hotel.
yang nyaman sesuai yang di harapkan. Hasil ini
menunjukkan 50% menjawab setuju dan 23%
Uji Asumsi Klasik
menjawab sangat setuju, adapun 23% menjawab
ragu-ragu. Hal ini menunjukkan bahwa ling- Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk
kungan yang nyaman mampu menciptakan mengetahui hubungan yang sempurna antara
keharmonisan dalam bekerja. Berdasarkan item variabel bebas dalam mode regresi. Gejala
ketiga menunjukkan bahwa Human Resources multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance
manager mampu mengelolah organisasi dengan dan nilai Varian Inflation (VIF). Bila nilai VIF
baik. hal ini menunjukkan 50% menjawab lebih kecil dari 10 dan nilai toleransinya di atas
setuju dan 25% menjawab ragu-ragu. Hal ini 0,1 atau 10% maka dapat disimpulkan bahwa
menunjukkan bahwa, dalam mencapai tujuan model regresi tidak terjadi multikolinieritas.
multikolinieritas.

Tabel 4: Hasil Uji Multikoliniaritas


Mex U. Pesik dkk, Pengaruh Gaya Kepemimpinan..........220
No Variabel Bebas Nilai Tolerance Nilai VIF (%)
1 Gaya Kepemimpinan (X1) 0,730 1,370
2 Motivasi (X2)
Tabel 4: Hasil Uji Multikoliniaritas Uji Heterokedastisitas1,370
0,730
Sumber: Lampiran output
Variabel Nilai SPSSNilai Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
No
Bebas Tolerance VIF (%) sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan
Dari tabelGayatersebut menunjukkan bahwa nilai VIF semua
Kepemimpinan variansvariabel bebas dalam
dari residual, dari satupenelitian ini ke
pengamatan
lebih1 kecil 0,730 1,370
(X1)dari 10 sedangkan nilai toleransi semua variabel bebas lebih dari 10% yang berarti
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
tidak2 terjadi kolerasi
Motivasi (X2) antara variabel
0,730 bebas 1,370yang nilainya
dari satulebih dari 90%
pengamatan kedengan
pengamatandemikian
yang lain
dapat disimpulkan bahwa tidak
Sumber: Lampiran Output SPSS, 2013 terdapat gejala multikolineritas
tetap, maka antara
disebut variabel bebas
homokedastisitas dalam
dan jika
model regresi. varians berbeda, disebut heterokedastisitas.
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
UjiVIF
Heterokedastisitas
semua variabel bebas dalam penelitian ini heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada
lebih kecil dari 10 sedangkan nilai toleransi tidaknya heterokedastisitas dapat digunakan
Ujisemua
ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
variabel bebas lebih dari 10% yang berarti sebuah model
metode regresi
grafik terjadi ketidaksamaan
Scatterplot yang dihasilkan
varians
tidak dari
terjadiresidual,
kolerasidari satu variabel
antara pengamatanbebaske pengamatan
dari output yangprogram lain.SPSS
Jika versi
varians20. dari
Apabila
residual dari satu pengamatan ke pengamatan
yang nilainya lebih dari 90% dengan demikian yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas
pada gambar menunjukkan bahwa titik-titik
dan jikadisimpulkan
dapat varians berbeda,
bahwadisebut heterokedastisitas.
tidak terdapat gejala Model regresi
menyebar secara acak yangsertabaiktersebar
adalahbaik
tidak
di atas
terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi
multikolineritas antara variabel bebas dalam ada tidaknya heterokedastisitas dapat
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka digunakan
metode regresi.Scatterplot yang dihasilkan dari output
model grafik halprogram
ini dapatSPSS versi 20.tidak
disimpulkan Apabila pada
terjadi adanya
gambar menunjukkan bahwa titik-titik menyebar heterokedastisitas
secara acak sertapada tersebar
model baik di atas
regresi.
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi adanya
heterokedastisitas pada model regresi.

Gambar 1: Hasil Pengujian heterokedastisitas (Output SPSS 2013)

Dari gambar 1 tersebut terlihat titik-titik yang kontribusi yang diberikan oleh variabel yang
menyebar secara acak, tidak membentuk secara mempengaruhi) baik secara langsung maupun
acak, tidak membentuk suatu pola tertentu tidak langsung. Dengan nilai R ditunjukan pada
yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun Tabel 5.
di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, hal ini
berarti tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik Tabel 5: Koefisien Korelasi
heterokedastisitas pada model regresi yang Model Summary
dibuat, dengan kata lain menerima hipotesis Model R R Square
homosekedastisitas. 1 .550a .302
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Gaya
Koefisien Korelasi kepemimpinan
Dalam model regresi linier, koefisien korelasi Sumber: Lampiran Output SPSS
digambarkan dalam symbol (r). Nilai r tersebut Tabel 5 menunjukkan nilai koefisien korelasi
dapat diartikan sebagai tingkat kekuatan (r) sebesar 0.55. Hasil tersebut menunjukkan
hubungan antara dua variabel atau lebih (besarnya bahwa koefisien korelasi 0.55 berada pada nilai
221 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 1, Nomor 2, Juli 2014, hlm, 106-207

antara 0.40-0.599, hal ini berarti tingkat korelasi Dari hasil perhitungan regresi dapat diketahui
antara variabel gaya kepemimpinan dan motivasi bahwa koefisien determinasi (adjusted R²) yang
terhadap persepsi karyawan berada pada posisi diperoleh sebesar 0.265. Hasil ini berarti hanya
sedang. 26% variasi variabel persepsi karyawan dapat
Koefisien Determinasi (R²) dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan
Koefisien determinasi merupakan besaran dan motivasi kerja, sedangkan sebesar 74%
yang menunjukkan besarnya variasi variabel diterangkan oleh variabel lain yang tidak
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel diajukan dalam penelitian ini.
independennya. Dengan kata lain, koefisien
determinasi ini digunakan untuk mengukur Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda
seberapa jauh variabel-variabel bebas dalam Model persamaan regresi yang baik adalah yang
menerangkan variabel terikatnya. Nilai koefisien memenuhi persyaratan asumsi klasik, antara lain
determinasi ditentukan dengan nilai adjusted R semua data berdistribusi normal, model harus
square sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 6. bebas dari gejala multikolinieritas dan terbebas
dari heterokedastisitas. Dari analisis sebelumnya
Tabel 6: Koefisien Determinasi telah terbukti bahwa model persamaan yang
diajukan dalam penelitian ini telah memenuhi
Model Summary persyaratan asumsi klasik sehingga model
Adjusted Std. Error of persamaan dalam penelitian ini sudah dianggap
Model R R Square
R Square the Estimate baik. Analisis regresi digunakan untuk menguji
1 .550a .302 .265 2.304 hipotesis tentang pengaruh secara parsial variabel
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Gaya bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan
kepemimpinan estimasi regresi berganda dengan program SPSS
Sumber: Lampiran Output SPSS 20 diperoleh hasil seperti tabel 4.11.

Tabel 7: Hasil Estimasi Regresi


Unstandardize d Standardize Collinearity
Model Coefficients d Coefficients T Sig. Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.03
3.446 1.75 0.08
1
Gaya .294 .201 .235 1.46 0.15 .730 1.370
kepemimpinan
Motivasi Kerja .461 .190 .390 2.42 0.02 .730 1.370
a. Dependent Variable: Persepsi Karyawan
Sumber: Lampiran Output SPSS
Tabel 7: Hasil Estimasi Regresi

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui persamaan 1 poin akan mempengaruhi variabel persepsi
yang terbentuk adalah: sebesar 1 poin demikian halnya juga dengan
variabel motivasi (X2). Karena persamaan
Y = 6,03 + 0.29(X1 )+ 0.46(X2) = 6.75 tersebut kedua variabel gaya kepemimpinan (X1)
Keteranagan: maupun variabel motivasi (X2) menunjukkan
Y = Persepsi Karyawan pengaruh yang positif maka dapat dijelaskan
X1 = Gaya Kepemimpinan jika kedua variabel tersebut baik variabel gaya
X2 = Motivasi kepemimpinan (X1) dan variabel motivasi (X2)
bertambah 1 poin maka akan mempengaruhi
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai variabel terikat Y. Dari persamaan tersebut dapat
berikut. Jika variabel gaya kepemimpinan (X1) dijelaskan bahwa:
bertambah sebesar 1 poin maka variabel Y akan 1. Variabel gaya kepemimpinan dan motivasi
bertambah pula sebesar 1 poin dan sebaliknya mempunyai arah koefisien yang bertanda
jika variabel gaya kepemimpinan (X1) berkurang positif terhadap persepsi karyawan.
Mex U. Pesik dkk, Pengaruh Gaya Kepemimpinan..........222

2. Koefisien gaya kepemimpinan mem-berikan yang dihasilkan lebih besar dari perhitungan t
nilai sebesar 0.235 yang berarti bahwa jika tabel 1.68 maka hipotesis diterima, sedangkan
gaya kepemimpinan semakin baik dengan jika taraf signifikansi hasil hitung lebih kecil dari
asumsi variabel lain maka persepsi karyawan t Tabel 9 maka hipotesis ditolak.
akan mengalami peningkatan. Tabel 9: Hasil Uji t Secara Parsial
3. Koevisien motivasi memberikan nilai 0.390 Variabel Bebas T hitung Signifikansi
yang berarti bahwa jika motivasi kerja Gaya Kepemimpinan 1,46 0,15
semakin tinggi dengan asumsi variabel lain Motivasi Kerja 2,42 0,02
tetap maka kinerja karyawan akan mengalami Sumber: Lampiran Output SPSS
peningkatan.
Berdasarkan dari derajat kebebasan (40-3-1=36),
Pengujian Hipotesis diperoleh hasil t tabel =1.30. Dari tabel diatas
Uji F (Pengujian Hipotesis Secara Simultan): dapat dilihat bahwa nilai t hitung X1 = 1.46 (1.46
Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara > 1.30) hal ini berarti nilai t hitung lebih besar
bersama-sama diuji dengan menggunakan uji dari t tabel ( Ho ditolak Ha diterima). Selanjutnya
F. Hasil perhitungan regresi secara simultan bahwa t hitung X2 = 2.42 (2.42 > 1.30) hal
diperoleh sebagai berikut: tersebut berarti nilai t hitung lebih besar dari t
tabel (H0 ditolak Ha diterima. Kedua variabel
Tabel 8: Hasil analisis regresi secara simultan diatas membuktikan bahwa ada pengaruh positif
secara parsial antara gaya kepemimpinan dan
Sum of Mean motivasi terhadap persepsi karyawan. Dengan
Model Df F Sig.
Squares Square hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak.
1 Regression 85.126 2 42.563 8.019 001b
Residual 196.374 37 5.307 Pengujian Hipotesis
Total 281.500 39 1. Uji Hipotesis 1 (H1) dengan rumusan
hipotesis:
a. Dependent Variable: Persepsi Karyawan Ho : βi = 0 tidak ada pengaruh positif antara
b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Gaya gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
kepemimpinan terhadap persepsi karyawan.
Sumber: Lampiran output SPSS \ Ha : βi > 0 terdapat pengaruh positif antara
gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
Pengujian pengaruh variabel bebas secara ber- terhadap persepsi karyawan
sama-sama terhadap variabel terikatnya dengan Pengujian hipotesis pengaruh variabel be-
menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik bas secara bersama (simultan), yaitu gaya
menunjukkan nilai F hitung = 8.019. Dengan ke-pemimpinan dan motivasi kerja terhadap
menggunakan batas signifikan 0.05, maka variabel terikat persepsi karyawan dengan
diperoleh nilai signifikan tersebut lebih kecil menggunakan uji F. Hasil perhitungan
dari 0.05. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang statistitk menunjukkan nilai F hitug = 8.019.
menyatakan bahwa secara simultan variabel gaya Dengan menggunakan batas signifikan 0.05
kepemimpinan dan motivasi kerja mempunyai maka diperoleh nilai signifikansi kesalahan
pengaruh terhadap persepsi karyawan. Dengan tersebut 0.001 < 0.05.” Hal ini berarti
demikian variabel gaya kepemimpinan dan bahwa hipotesis (H1) gaya kepemimpinan
motivasi kerja berpengaruh positif terhadap dan motivasi kerja mempunyai pengaruh
persepsi karyawan”diterima. positif terhadap variabel persepsi kariawan”
diterima.
Uji t ( Uji Hipotesis Secara Parsial ) 2. Uji Hipotesis 2 (H2) dengan rumusan
hipotesis:
Hipotesis 2 dan 3 dalam penelitian ini diuji Ho : βi = 0 tidak ada pengaruh positif
kebenarannya dengan menggunakan uji parsial. antara gaya kepemimpinan dengan persepsi
Pengujian dilakukan dengan melihat taraf karyawan.
signifikansi (p-value), jika taraf signifikansi Ha : βi > 0 terdapat pengaruh positif antara
223 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 1, Nomor 2, Juli 2014, hlm, 106-207

gaya kepemimpinan dengan persepsi kar- persepsi karyawan. Ha diterima dan Ho


yawan ditolak. Pengujian ini secara statistik
Hasil pengujian hipotesis gaya kepemimpinan membuktikan bahwa gaya kepemimpinan dan
menunjukkan nilai t hitung sebesar 1.46 > motivasi kerja berpengaruh positif terhadap
t tabel 1.30. Maka terdapat pengaruh positif persepsi karyawan. Artinya bahwa ada
antara gaya kepemimpinan dengan persepsi pengaruh antara variabel gaya kepemimpinan
karyawan. Hal ini berarti bahwa hipotesis dan motivasi karyawan terhadap persepsi
dalam penelitian ini menerima Ha dan karyawan di Sutan Raja Hotel Manado.
menolak Ho. Dengan demikian dapat berarti 2. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
bahwa Hipotesis H2 “Gaya Kepemimpinan persepsi karyawan. Hasil pengujian hipotesis
mempunyai pengaruh positif terhadap Per- (H2) telah membuktikan terdapat pengaruh
sepsi karyawan” diterima. Lihat lampiran. antara gaya kepemimpinan terhadap persepsi
3. Uji Hipotesis 3 (H3) dengan rumusan karyawan. Melalui hasil perhitungan yang
hipotesis: telah dilakukan diperoleh nilai t hitung
Ho : βi = 0 tidak ada pengaruh positif antara sebesar 1,46 > t tabel 1.30. Hal ini berarti
motivasi kerja dengan persepsi karyawan. bahwa hipotesis (H2) dalam penelitian ini
Ha : βi > 0 terdapat pengaruh positif antara menerima Ha dan Ho ditolak. Artinya bahwa
motivasi kerja dengan persepsi karyawan. ada pengaruh sendiri (parsial) antara variabel
Hasil pengujian hipotesis motivasi kerja gaya kepemimpinan terhadap persepsi
menunjukkan nilai t hitung sebesar 2.42 > t. Hal karyawan.
tersebut berarti bahwa hipotesis dalam penelitian 3. Pengaruh motivasi terhadap persepsi karya-
ini menerima Ha dan menolak Ho. Dengan wan. Hasil pengujian hipotesis (H3) telah
demikian berarti bahwa hipotesis H3 “ Motivasi membuktikan bahwa terdapat pengaruh
kerja berpengaruh positif terhadap Persepsi antara motivasi terhadap persepsi dari
karyawan” diterima. karyawan . melalui hasil perhitungan yang
telah dilakukan diperoleh nilai t hitung 2.42
Pembahasan > t tabel 1.30. Hal tersebut berarti bahwa
Berdasarkan hasil pengujian secara statistik hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha
dapat terlihat dengan jelas bahwa secara bersama dan Ho ditolak. Artinya Variabel motivasi
(simultan) variabel bebas gaya kepemimpinan bebas secara sendiri (parsial) berpengaruh
dan variabel bebas motivasi kerja berpengaruh positif terhadap variabel terikat persepsi
terhadap variabel-variabel terikat persepsi karyawan dari Human Resources Manager
karyawan. Pengaruh yang diberikan kedua di sutan raja hotel.
variabel tersebut bersifat positif artinya semakin
tinggi gaya kepemimpinan dan motivasi kerja SIMPULAN
maka mengakibatkan semakin tinggi pula Dari data yang diperoleh dari penyebaran
persepsi karyawan yang dihasilkan. Hasil kuesioner mengenai gaya kepemimpinan dan
tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan. motivasi dari Human Resources Manager pada
Penjelasan dari masing-masing pengaruh departemen-departemen yang ada di Sutan Raja
variabel dijelaskan sebagai berikut: Hotel, menimbulkan persepsi dari karyawan.
1. Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi Sehingga digunakan uji-uji mengenai variabel
kerja terhadap persepsi karyawan. Hasil gaya kepemimpinan, motivasi, dan persepsi.
pengujian hipotesis (H1) telah membuktikan
Dalam uji asumsi klasik yang meliputi uji
bahwa terdapat pengaruh antara gaya
multikolinieritas, uji heterokedastisitas menun-
kepemimpina dan motivasi kerja terhadap
jukkan bahwa dalam model regresi tidak
persepsi karyawan. Melalui hasil perhitungan
yang telah dilakukan diperoleh F hitung ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
sebesar = 8.019 dengan taraf signifikansi dan tidak terjadi heterokedastisitas. Dalam
kesalahan 0.001 < 0.05. Hal ini berarti pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
bahwa hipotesis (H1) variabel bebas gaya ke- ditarik kesimpulan sebagai berikut:
pemimpinan dan motivasi kerja mempunyai 1. Hasil pengujian hipotesis telah membuk-
pengaruh positif terhadap variabel terikat tikan terdapat pengaruh antara gaya kepe-
Mex U. Pesik dkk, Pengaruh Gaya Kepemimpinan..........224

mimpinan dan motivasi terhadap persepsi. DAFTAR RUJUKAN


Pengujian membuktikan bahwa variabel Algifari. (2000). Analisis: Teori dan Kasus
gaya kepemimpinan dan motivasi kerja Solusi. BPFE. Yogyakarta.
berpengaruh positif terhadap variabel persepsi Arikunto, S., ( 2010). Manajemen Penelitian.
karyawan. Itu berarti gaya kepe-mimpinan cetakan ke 11. Jakarta.
dan motivasi berpengaruh secara simultan Armstrong, M. (1994). Manajemen Sumber
terhadap persepsi karyawan. Dilihat dari Daya Manusia: A Handbook Of Human
perhitungan yang telah dilakukan diperoleh Resource Management. PT Elex Media
nilai F hitung sebesar = 8.019 dengan taraf Komputindo. Jakarta.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Populasi
signifikansi kesalahan 0.001 lebih kecil
: Jakarta
dari nilai signifikansi kesalahan sebesar
Bacal, R., (2001). Performance Management,
0.05, hal ini berarti bahwa hipotesis gaya
Terj. Surya Dharma dan Yanuar Irawan.
kepemimpinan dan motivasi mempunyai Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.
pengaruh positif terhadap persepsi karyawan Crimson, S., (2005). Analisis Pengaruh Prilaku
dengan uji hipotesis Ha diterima sedangkan Pemimpin Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Ho ditolak. Sekretariat Kotamadya Jak-Bar. Skripsi,
2. Hasil pengujian hipotesis telah membuktikan UNDIP Semarang.
terdapat pengaruh anatara gaya kepemim- Dale, R. D., (1992). Pelayan Sebagai Pemimpin.
pinan dengan persepsi karyawan. Pengujian Gandum Mas. Malana
membuktikan bahwa variabel gaya kepe- Davis, K. dan Newstrom. J.W., (1986). Human
mimpinan berpengaruh positif terhadap Behavior Atork: Mc Graw-Hill.Co
variabel persepsi karyawan. Itu berarti gaya Ferdinand, A., (2006). Metode Penelitian
kepemimpinan berpengaruh secara parsial Manajemen. Edisi 2. BP Universitas
terhadap persepsi karyawan. Dilihat dari Diponegoro. Semarang.
perhitungan yang telah dilakukan diperoleh Guritno, B., dan Waridin. (2005). Pengaruh
nilai t hitung sebesar 1.46 lebih besar dari t Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku
tabel 1.30. Maka terdapat pengaruh posirif Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan
antara gaya kepemimpinan terhadap persepsi Motivasi Terhadap Kinerja. JRBI. (1) 1
hal. 63-74.
karyawan, itu berarti bahwa hipotesis dalam
Hakim, A., (2006). Analisis Pengaruh Motivasi,
penelitian ini Ha diterima sedangkan Ho
Komitmen Organisasi Dan Iklim
ditolak.
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada
3. Hasil pengujian hipotesis telah membuktikan
Dinas Perhubungan Dan Telekomunikasi
terdapat pengaruh anatara motivasi dengan Provinsi Jawa Tengah. JRBI. (2). 2. hal:
persepsi karyawan. Pengujian membuktikan 165-180.
bahwa variabel motivasi berpengaruh posi- Handoko, T. Hani. (2003). Manajemen Edisi 2.
tif terhadap variabel persepsi karyawan. BPFE. Yogyakarta
Itu berarti variabel motivasi berpengaruh Hasibuan, M.S.P., (2003). Manajemen Sumber
secara parsial terhadap persepsi karyawan. Daya Manusia. PT Remaja Rosdakarya,
Hasil pengujian hipotesis variabel motivasi Bandung.
menunjukan nilai t hitung 2.42 lebih besar Ivancevuch, et al., (2008). Perilaku dan Mana-
dari nilai t tabel 1.30. Hal tersebut berarti jemen Organisasi. Jakarta: Erlangga
hipotesis dalam penelitian ini Ha diterima Keenan, K., (1996). Pedoman Manajemen
sedangkan Ho ditolak. Motivasi. Pustaka Utama Grafiti.
4. Motivasi dari Human Resources Manager Kreitner dan Kinici. (2005). Perilaku Organisasi.
memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap Jakarta: Salemba Empat
persepsi karyawan Sutan Raja Hotel. Malthis, R.L dan Jackson. (2001). Manajemen
5. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia. Salemba Empat.
gaya kepemimpinan dari Human Resources Jakarta.
Mangkunegara, A. P., (2005). Manajemen Sumber
Manager adalah tipe demokratis.
Daya Perusahaan. Cetakan Keenam.
225 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 1, Nomor 2, Juli 2014, hlm, 106-207

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jakarta.


Manullang, M., (2008). Manajemen Personalia, Siagian, S. P., (2002). Kiat Meningkatkan
Jakarta: Ghalia Indonesia Produktivitas Kerja. PT Rineka Cipta.
Masrukhin dan Waridin. (2004). Pengaruh Jakarta.
Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya ----------------- (2000). Metode Statistik untuk
Organisasi Dan Kepemimpinan Terhadap Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT Gramedia
Kinerja Pegawai. EKOBIS. (7) 2. hal.197- Pustaka Utama.
209. Sumodiningrat, G., (2001). Buku Latihan SPSS
Munandar, A.S., (2001). Psikologi Industri. Statistik Parametrik, PT Alex. Media
Jakarta: UI Press, 2001. Komputindo, Jakarta.
Rangkuti, F., (1997). Analis Statistik Untuk Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Bisnis.
Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Cetakan Pertama. CV. Alfabeta Bandung.
Rahmat, J., (1998). Metode Penelitian Tampubolon, B.D., (2007). Analisis Faktor Gaya
Komunikasi. Rosda Karya, Bandung. Kepemimpinan Dan Faktor Etos
Robin T., (2008). Kepemimpinan yang Efektif Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Organisasi
dalam Organisasi, Artikel Pusdiklat Bea Yang Telah Menerapkan SNI 19-9001-
dan Cukai. 2001. Jurnal Standardisasi. No 9. hal: 106-
Robbin and Judge (2007). Perilaku Organisasi. 115.
Jakarta: Salemba Empat Harsey dan Blanchard, (2006). Budaya Organi-
Robbins, S.,P., (2006). Perilaku organisasi. Edisi sasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Bahasa Indonesia. PT Indeks Kelompok PT Bumi Aksara. Jakarta.
GRAMEDIA. Jakarta. Winardi, J., (2001). Manajemen Perilaku Organi-
Rivai, V., (2004). Performance Appraisal. sasi. Edisi Revisi. Jakarta: Prenada Media.
Jakarta: RajaGrafindo Persada, Yuwalliatin, S., (2006). Pengaruh Budaya
Santoso, S., (2001). SPSS Mengolah Data Organisasi, Motivasi Dan Komitmen
Statistik Secara Profesional. Jakarta: Elex Terhadap Kinerja Serta Pengaruhnya
Media Komputindo. Cetakan Kedua. Terhadap Keunggulan Kompetitif Dosen
Stoner, J.A.F., Edward F. dan Gilbert, D.R., UNISULA Semarang. EKOBIS. (7). 2.,
(1996). Manajemen. PT Prenhallindo. hal: 241-256.

Anda mungkin juga menyukai