Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh gerakan penggoyangan dalam metode penurunan titik beku larutan

terhadap es goyang

Khansa Laila Zahra


225100601111002
Teknik Bioprioses
Fakultas Teknologi Pertanian

Abstrak
Pengaruh gerakan penggoyangan dalam metode penurunan titik beku larutan terhadap es
goyang telah menjadi topik penelitian yang menarik dalam bidang pengolahan makanan. Metode
penurunan titik beku larutan umumnya digunakan dalam pembuatan es krim kocok untuk
mengontrol konsentrasi zat terlarut dan mencapai tekstur yang diinginkan. Salah satu variabel
penting dalam metode ini adalah agitasi atau penggoyangan yang diberikan pada larutan selama
proses penurunan titik beku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
gerakan pengocokan pada metode penurunan titik beku larutan terhadap kualitas es yang diaduk
yang dihasilkan.Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan gerak pengocokan larutan
pengocok es dan membandingkannya dengan larutan yang tidak mengalami pengocokan.
Parameter kualitas es krim kocok yang diamati meliputi tekstur, ketebalan dan kestabilan bentuk.
Teknik pengukuran yang digunakan meliputi analisis tekstur menggunakan visual, pengamatan
pengukuran kekentalan larutan, dan pengamatan visual bentuk dan struktur es batu.
Kata kunci: gerakan penggoyangan, metode penurunan titik beku, es goyang, tekstur, ketebalan,
stabilitas bentuk.
PENDAHULUAN
Es krim atau es jenis lainnya merupakan suatu makanan yang banyak di konsumsi oleh
banyak kalangan umur, baik anak-anak ataupun orang dewasa. Salah satu jenis es yang banyak
diminati di antaranya es goyang, es goyang merupakan makanan dan jajanan tradisional
Indonesia, es goyang sendiri terbuat dari air yang diberi sirup gula merah, santan dan
ditambahkan potongan-potongan buah seperti nangka atau kelapa muda. Es goyang dibuat
dengan metode penuruanan titik beku, yang dimana metode penurunan titik beku merupakan
suatu metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan
yang akan berpengaruh pada stabilitas dan kualitas dari es goyang tersebut.
Es goyang adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan campuran air dan es di
mana air masih berada dalam fase cair, meskipun suhunya di bawah titik beku. Ini terjadi karena
adanya tekanan yang lebih tinggi pada air yang menyebabkan suhu titik beku menurun. Tekanan
ini biasanya dihasilkan oleh goyangan atau pengocokan yang berkelanjutan pada air. Ketika air
digoyang atau dikocok dengan keras, tekanan pada air meningkat dan membuat suhu titik beku
menurun di bawah 0 derajat Celsius. Dengan demikian, air tetap dalam fase cair meskipun
suhunya di bawah titik beku. Dalam air murni, pembentukan inti es membutuhkan adanya
partikel padat atau permukaan yang berfungsi sebagai titik awal pertumbuhan kristal es. Ketika
air digoyang dengan keras, partikel-partikel tersebut terbentuk secara spontan, dan es mulai
tumbuh di sekitarnya. Ini menjaga air tetap dalam fase cair walaupun suhunya di bawah titik
beku.
Titik beku merupakan suhu di mana suatu zat atau sebuah larutan akan membeku. Pada titik
beku suhu zat atau larutan akan mencapai nilai tertentu. Hal tersebut merupakan hasil dari
tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatanya, yang disebabkan zet pelarut yang
membeku terlebih dahulu sebelum zat yang terlarut.
Dalam membuat es goyang, penentuan konsentrasi gula dengan campuranya sangatlah
penting ,selain konsentrasi gula dan campuran, metode yang digunakan harus sesuai guna
menciptakan tekstur, rasa dan kualitas yang baik bagi produk. Metode yang digunakan yakni
penurunan titik beku, penurunan titik beku merupakan salah satu teknik yang dapat menentukan
konsentrasi dalam campuran es goyang dengan mengukur suhu, di mana larutan campuran
tersebut akan membeku. Dalam metode penurunan titik beku yang sederhana seringkali
pengguna mengabaikan cara yang benar dalam pengaplikasian nya, sehungga seringkali produk
yang dihasilkan gagal karena memiliki tekstur dan kualitas yang tidak baik. Pengaruh goyangan
dalam pembuatan es goyang menjadi salah satu fator penting dalam proses, pengaruh goyangan
dapat meningkatkan kontak antara larutan dan pendingin yang dapat meningkatkan pengurangan
titik beku larutan yang lebih akurat. Oleh karena itu Pembuktian pengaruh goyangan dalam
metode penurunan titik beku larutan dilakukan guna mengetahui perbandingan pengaruh
goyangan melalui tekstur, kekentalan dan bentuk.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan goyangan
terhadap larutan bagi penjual es goyanng, selain itu mengetahui keadaan larutan dengan
perbedaan lakuan yang dapat membantu para penjual menghasilkan produk yang baiik dan
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi apa saja yang mempengaruhi keadaan larutan
setiap perlakuan pada es goyang.
Manfaat penelitian ini sebagai alat yang dapat membantu dalam pemecahan masalah
kompleks yang dihadapi para penjual es goyang. Hasil penelitian yang relevan dan mudah
diakses dapat digunakan oleh masyarakat untuk meningkatkan kualitas produk mereka,
Penelitian ini menyediakan dasar pengetahuan yang objektif untuk pengambilan keputusan yang
lebih baik.

TINJAUAN PUSTAKA
Metode penurunan titik beku merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam
pembuatan es krim atau pun es goyang dan es lain nya yang digunakan dengan menurunkan titik
beku pada suatu larutan . Teknik ini melibatkan penambahan zat terlarut ke dalam campuran es
krim untuk menurunkan titik beku dan menghasilkan es krim yang lebih lembut dan krimi.
Namun, untuk mencapai hasil yang optimal, gerakan penggoyangan juga sering dilakukan
selama proses pembekuan es krim. (Putri dkk., 2016) melakukan studi tentang pengaruh alat
penggoyangan terhadap kualitas es krim dengan alat praktikum penurunan titik beku larutan
sebelumnya telah dibuat oleh Ernst otto beckman yang dinamakan alat Beckman. Hasil studi
menunjukkan kelemahan pada alat pengaduk es yang kurang konsisten menghasilkan bentuk
yang tidak sesuai dan mempengaruhi kristal es yang dibuat.
Pada buku (Daw & Hartel, 2015) memberikan informasi lengkap tentang sifat fisik dan
kimia dari es krim, termasuk pengaruh berbagai faktor pada pembentukan kristal es dan tekstur
es krim. Buku ini juga membahas tentang teknik-teknik pengolahan es krim, termasuk metode
penurunan titik beku dan pengaruh gerakan penggoyangan terhadap kualitas es krim. Pada
pembuatan es goyang ( Silaba dkk, 2019) memberikan hasil pada studinya, dimana semakin lama
waktu pada pelelehan yan disebabkan oleh Gerakan goyang dapat mempengaruh hasil dan
menciptakan hasil yang optimal yang dibantu oleh lemak
Penurunan Titik Beku
Penurunan titik beku merupakan suatu metode dimana titik beku dari sebuah larutan
menurun akibat ditambahkan zat terlarut kedalam larutan, hal tersebut terjadi karena zat terlarut
mengganggu keseimbangan antara molekul air di dalam larutan, sehingga membutuhkan suhu
yang lebih rendah. Contoh nya adalah es goyang, pada pembuatanya diperlukan garam ke dalam
air yang akan menurukan suhu ke lebih rendah.. proses dalam menurunkan ketika molekul
tercampur aka mlekul yang di jadikan zat terlarut akan terganggu keseimbanganya antara
molekul air dalam pelarut tersebut, akibatnya molekul air dalam larutan membutuhkan suhu yang
lebih rendah agar terbentuk sebuah kristal es. Dalam pembuatan es krim, penurunan titik beku
digunakan untuk mencapai tekstur dan kekentalan yang diinginkan pada es krim. Biasanya, gula
dan/atau zat pengemulsi (stabilizer) ditambahkan ke dalam susu atau krim sebagai zat terlarut,
sehingga titik beku dari campuran susu/cream dan gula menjadi lebih rendah dari pada titik beku
susu atau cream murni. Setelah dicampur, campuran ini kemudian dibekukan dan diaduk secara
terus menerus untuk mempercepat pembentukan kristal es dan menghasilkan tekstur es krim
yang lembut.
Garam
Garam merupakan senyawa kimia yang memiliki ion positif berasal dari (Na +) dan io
negative klorin (Cl). Peran dalam penurunan titik beku garam membantu menurunkan titik beku
air dengan cara menaikkan jumlah partikel dalam air. Ketika garam dilarutkan dalam air, ion-ion
Na+ dan Cl- akan terpisah dari molekul garam dan bercampur dengan molekul air. Dalam proses
ini, jumlah partikel dalam air meningkat, sehingga titik beku air menjadi lebih rendah (Rusdiani
dkk., 2019)
Kekentalan dan Konsistensi
Kekentalan merupakan kemampuan suatu larutan untk tetap dalam bentuk tanpa cairan
yang terlihat, sedangkan konsistensi dapat didefinisikan sebagai keseragaman dan kepadatan
Kekentalan dan konsistensi es goyang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kandungan gula,
lemak, protein, dan stabilizer. Kandungan gula dan lemak dalam es goyang dapat meningkatkan
kekentalan dan konsistensi es goyang, sedangkan kandungan protein dapat mempengaruhi
tekstur dan kehalusan es goyang, sedangkan stabilizer digunakan untuk mengemulsi dan menjaga
partikel dalam larutan stabil dan tidak terpisah. Kekentalan dan konsistensi es goyang dapat
menjadi salah satu parameter yang diukur dan dievaluasi untuk mengetahui pengaruh gerakan
penggoyangan terhadap kualitas produk.

METEDOLOGI PENELITIAN
Desain metode yang digunakan adalah eksperimental kualitatif dengan percoban yang
dibandingkan dengan beberapa jurnal yang ada tentang metode penurunan titik beku, metode ini
memiliki prinsip dimana kehadiran zat terlarut dalam laruta dapat mempengaruhi pembentukan
kristal es sehingga menyebablan penuruna suhu titik beku. Metode yang digunakan secara
kualitatif dengan membandingkan pengaruh goyangan terhaadap larutan yang terjadi dengan
metode penurunan titik beku.
Variable yang digunakan yakni bariable bebas diantaranya adalah Gerakan yang meliputi
penggoyangan pada uji coba. Selanjutnya terdapat variable tergantung yang meliputu metode
penelitian yakni titik beku larutan dan keberadaan es pada wadah
Penelitian ini menggunakan susu sebagai sampel percobaan susu yang dipakai merupakan
bahan dasar dari es goyang, setelah itu tambahan air digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan
larutan dan pembekuan, penambahan bahan tambahin seperti gula dan garam merupakan bahan
yang digunakan sebagai komposisi dari es goyang. Garam kasar sebagai komponen utama dalam
metode penurunan titik beku, garam kasar memiliki kandungan mineral yang tinggi sehingga
dapat mempengaruho titik beku larutan dengan lebih efektif, garam kasar digunakan karena
adanya efek kolligatif dari partikel-partikel garam yang mempengaruhi pembentukan kristal es.
Selain garam komponen lainya adalah es dan wadah untuk menampung larutan saat proses
pembekuan.
Penelitian ini diakukan dengan membandingkan 3 perlakuan diantaranya adalah
penggoyangan secara lambat, penggoyangan sedang serta penggoyangan secara cepat yang
masing masing nya akan diberi waktu yang sama selama 5 menit. Langkah pertama yakni
dengan memasukan bahan seperti susu dan komposisi bahan tambahan lainya kedalam wadah
khusus ke setiap masing masing wadah untuk menampung es, setelah itu masukan wadah yang
terdapat susu ke dalam wadah berisi es batu, dan tambahkan garam kasar ke dalam es batu. Hasil
penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel. Pengaruh goyangan dalam metode penurunan titik
beku terhadap es goyang ini akan di sesuaikan dengan penelitian
Data dianalisis menggunakan exel dengan membuat tabel perbandingan dari perbedaan
setiap perlakuan goyang yang diberikan diantaranya adalah perbandingan kekentalan dan tekstur
pada es goyang , diberikan perbandingan 3 kali percobaa untuk meningkat kepercayaan dari data
yang ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gerakan Penggoyangan
Penurunan titik beku merupakan suatu titik beku larutan menjadi lebih rendah daripada
titik beku pelarut murni, hasil pengukuran titik beku larutan dengan beberapa Gerakan
penggoyangan dianalisis menurut tekstur dan kekentalan. Data menunjukan bahwa Gerakan
penggoyangan dalam metode es goyang memiliki pengaruh yang penting dan signifikan terhadap
penurunan titik beku larutan. Penurunan tiitik beku larutan pada kondisi dengan gerkan
penggoyangan lebih besar dan cepat menghasilkan efek campuran yang lebih baik antara larutan
dengan es batu

PERCOBAAN 1
Lambat Sedang Cepat
tekstur keras agak keras Lembek hampir encer
bentuk belum terpecah nya partikel es tepecah nya partikel terpecah nya partikel es
es
kekentala tinggi sedang rendah
n

\
PERCOBAAN 2
Lambat Sedang Cepat
tekstur keras Agak keras lembut
bentuk belum terpecah nya partikel es belum tepecah nya terpecah nya partikel es
partikel es
kekentala tinggi Tinggi rendah
n

PERCOBAAN 3
Lambat Sedang Cepat
tekstur keras lembut lembut
bentuk belum terpecah nya partikel es tepecah nya partikel terpecah nya partikel es
es
kekentala tinggi rendah rendah
n

Dari data hasil uji eksperimen yang telah di lakukan, pada perilakuan percobaan pertama
Gerakan penggoyangan lambat, tekstur larutan dengan konsistensi yang lebih tebal terlihat lebih
keras, pada penggoyangan sedang tekstur setengah keras dan pada kecepatan yang cepat tektur
lembek dan hampir mencair. Untuk percobaan pertama bentuk dari pada larutan pada
penggoyangan lambat terlihat pastikel es yang belum terpecah sedangkan pada penggoyangan
yang sedang dan cepat partikel es terpecah sehingga lebih lembut. Kekentalan pada uji percobaan
pertama, kekentalan pada penggoyangan cepat yakni tinggi, pada penggoyangan sedang,
kekentalan sedah dan pada penggoyangan lambat, keketalan rendah.
Pada percobaan kedua bentuk dari pada larutan pada penggoyangan lambat dan sedang
terlihat pastikel es yang belum terpecah sedangkan pada penggoyangan yang cepat partikel es
terpecah sehingga lebih lembut. Kekentalan pada uji percobaan pertama, kekentalan pada
penggoyangan cepat yakni tinggi, pada penggoyangan sedang, kekentalan tinggi dan pada
penggoyangan lambat, keketalan rendah. Pada percobaan ketiga bentuk dari pada larutan pada
penggoyangan lambat terlihat pastikel es yang belum terpecah sehingga tekstur lebih keras
sedangkan pada penggoyangan yang sedang dan cepat partikel es terpecah sehingga lebih
lembut. Kekentalan pada uji percobaan pertama, kekentalan pada penggoyangan cepat yakni
tinggi, pada penggoyangan sedang, kekentalan rendah dan pada penggoyangan lambat, keketalan
rendah.
Pengaruh terhadap Kekentalan
Dalam konteks gerakan penggoyangan, kekentalan larutan dapat mempengaruhi seberapa
baik larutan terdispersi dan tercampur dengan es batu selama gerakan tersebut. Jika larutan
memiliki kekentalan yang tinggi, gerakan penggoyangan mungkin memerlukan usaha yang lebih
besar untuk memecah partikel es dan menghasilakan campuran yang merata. Dalam pengujian
gerakan penggoyangan lambat, sedang, dan cepat, semua kondisi mungkin menghasilkan
penurunan titik beku yang signifikan dibandingkan dengan larutan tanpa gerakan penggoyangan.
Percobaan gerakan penggoyangan lambat memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai
penurunan titik beku yang signifikan dibandingkan dengan gerakan penggoyangan yang sedang
atau cepat, selain itu gerakan penggoyangan yang lambat dapat membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk memastikan pencampuran cukup antara larutan dan es goyangan Gerakan
penggoyangan yang sedang dan cepat memberikan hasil yang lebih konsisten dalam hal
penurunan titik beku dibandingkan dengan gerakan penggoyangan yang lambat. Gerakan
penggoyangan yang lebih intens dapat mencapai pencampuran yang lebih merata dan pemecahan
partikel es yang lebih efektif, yang nantinya menghasilkan penurunan titik beku yang lebih
konsisten. Gerakan penggoyangan yang cepat dapat menghasilkan pengaruh kekentalan larutan
dibandingkan dengan penggoyangan yang lamabat selain itu gerkana penggoyangan yang cepat
menghasilkan agitasi yang lebih kuat yang dapat mengurai struktur molekul dalam larutan yang
dapat mempengaruho sifat kekentalan pada larutan
Pengaruh Terhadap Tekstur
Pada Gerakan penggoyangan yang lambat, memiliki tektur larutan dengan konsistensi
yang lebih tebal dan viskositas yang tinggi sedangkan pada penggoyangan yang sedang dan
cepat dapat membantu memperbaiki pencampuran antara tektir yang tebal dan viskositas yang
tinggi (Muse & Hartel, 2004). Gerakan yang kuat dan intens dapat membantu memecah
aglomerasi partikel dan meningkatkan dispersi partikel-partikel larutan dalam tekstur yang encer,
menghasilkan pencampuran yang lebih baik.
Dalam percobaan pertama, meskipun penggoyangan dilakukan dengan kecepatan lambat,
tekstur tetap keras. Hal ini menunjukkan bahwa penggoyangan dengan kecepatan lambat tidak
mempengaruhi tekstur pada kondisi ini. Namun, tingkat kekentalan larutan yang tinggi dapat
mempengaruhi tekstur menjadi keras . sedangkan pada percobaan kedua penggoyangan
dilakukan dengan kecepatan sedang. Meskipun partikel es belum terpecah, tekstur tetap keras,
menunjukkan bahwa penggoyangan tidak memiliki pengaruh signifikan pada tekstur dalam
kondisi ini. Faktor yang lebih dominan adalah kekentalan larutan yang tinggi. Dan percobaan
ketiga penggoyangan dilakukan dengan kecepatan cepat. Tekstur pada percobaan ini lembut,
yang menunjukkan bahwa penggoyangan dengan kecepatan cepat dapat mempengaruhi tekstur
menjadi lebih lembut. Hal ini juga didukung oleh kekentalan larutan yang rendah.
Gerakan yang kuat dan intens dalam metode penurunan titik beku larutan dapat memecah
partikel-partikel dan meningkatkan dispersi partikel-partikel dalam tekstur larutan yang encer
(Nurventi, 2019). Gerakan yang energik ini dapat memberikan gaya gesekan yang cukup untuk
mengatasi gaya tarik antara partikel-partikel dan mendorong partikel-partikel larutan untuk
bergerak dan terdispersi secara merata. Hasilnya, pencampuran larutan menjadi lebih baik, dan
interaksi antara partikel-partikel dan zat terlarut dalam larutan dapat terjadi secara lebih efisien
oleh karena itu hasil larutan yang dihasilkan pada Gerakan yang sedang maupun cepat
menghasilkan es yang lembut.
Kecepatan penggoyangan mempengaruhi tekstur karena dengan pengadukan cepat,
energi kinetik yang tinggi diberikan ke partikel dalam larutan dapat menyebabkan partikel
bertabrakan satu sama lain dengan energi yang signifikan, memungkinkan partikel berinteraksi
dan menyebar dengan lebih baik. Partikel lebih merata ke seluruh larutan, menghasilkan tekstur
yang lebih halus atau lebih encer. Kecepatan pengadukan yang tinggi dapat menyebabkan
perubahan struktur larutan, pengadukan yang cepat dapat memutuskan ikatan antar partikel atau
ikatan hidrogen dalam larutan, yang dapat mengubah densitas, viskositas, atau sifat fisik larutan
(Wismanungtyas, 2019) . Dalam beberapa kasus, perubahan struktural dapat menghasilkan
tekstur yang lebih halus atau lebih tipis. Pengadukan yang cepat juga dapat meningkatkan laju
reaksi kimia dalam larutan. Hal ini dapat menyebabkan reaksi yang lebih cepat antara komponen
larutan, yang dapat mempengaruhi tekstur. Sebagai contoh, reaksi penggumpalan partikel
tertentu dapat terjadi lebih cepat dengan penggoyangan yang lebih intens, menyebabkan
perubahan struktur yang terlihat (Ir Maftuchah dkk., 2015).

Pengaruh Terhadap Bentuk


Bentuk partikel es sebelum dan sesudah diaduk juga berperan penting dalam
pembentukan tekstur. Jika partikel belum larut sebelum agitasi, agitasi mungkin berdampak lebih
kecil pada perubahan tekstur. Namun, jika partikel telah dipecah sebelum agitasi, agitasi dapat
menyebabkan tekstur menjadi lebih halus atau lebih cair. Bentuk partikel es sebelum dan sesudah
dikocok berperan penting dalam membentuk tekstur es yang dikocok. Jika partikel es masih utuh
atau belum larut sebelum agitasi, dampak agitasi pada perubahan struktural cenderung lebih
kecil. Partikel es yang masih utuh cenderung memberikan tekstur yang lebih kental dan padat.
Namun, jika partikel es telah dipecah atau tersebar sebelum proses pengadukan,
pengadukan dapat berdampak lebih besar pada perubahan struktur. Gerakan pengadukan atau
pengadukan larutan menyebabkan tumbukan antar partikel es yang pecah, yang dapat
menimbulkan efek penggumpalan dan tumbuhnya kristal es yang lebih homogen. Hasilnya
adalah tekstur es krim yang lebih halus, lebih halus dan lebih cair (Rafida, 2018).Gerakan
tersebut membantu mempercepat proses nukleasi es dan pertumbuhan kristal es di sekitarnya.
Jika partikel es telah pecah sebelum dikocok, aksi pengocokan akan mendorong pertumbuhan
kristal es yang lebih merata dan menciptakan tekstur yang lebih halus pada es yang dikocok
(Hartatie, 2011). Ini juga mempengaruhi viskositas dan ketebalan larutan, dengan partikel
terdispersi yang lebih kecil membentuk larutan yang lebih encer.
Oleh karena itu, bentuk partikel es sebelum dan sesudah pengadukan mempengaruhi
bagaimana pengadukan memberikan kontribusi terhadap perubahan tekstur es krim kocok. Jika
partikel es sudah dihancurkan sebelum diaduk, pengocokan akan memberikan efek yang lebih
besar dan menghasilkan tekstur yang lebih halus dan lebih cair. Pemahaman ini penting saat
memproses es krim yang dikocok dan membantu produsen mengontrol dan menciptakan tekstur
yang diinginkan dengan menyesuaikan proses pengadukan dengan benar.
KESIMPULAN
Pengaruh Gerakan pada metode penurunan titik beku memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penurunan titik beku, viskositas dan tekstur larutan. Hasil pengujian eksperimen
menunjukkan bahwa pengocokan lambat menghasilkan tekstur yang lebih keras, sedangkan
pengocokan sedang menghasilkan tekstur sedang-keras dan pengocokan cepat menghasilkan
tekstur yang lebih halus. Viskositas larutan dipengaruhi oleh gerakan pengadukan. Pengadukan
lambat menghasilkan viskositas rendah, pengadukan sedang menghasilkan ketebalan sedang, dan
pengadukan cepat menghasilkan viskositas tinggi.
Penggunaan pengadukan pada metode penurunan titik beku larutan dapat
menurunkan titik beku secara signifikan dibandingkan dengan tanpa pengadukan. Gerakan
gemetar yang sedang dan cepat memberikan hasil penurunan titik beku yang lebih konsisten.
Gerakan gemetar yang intens membantu mencampur dan memecah partikel es dalam larutan.
Pengadukan yang kuat dan kuat memecah aglomerasi partikel dan meningkatkan dispersi
partikel larutan menjadi tekstur encer, menghasilkan pencampuran yang lebih baik. Dengan
menggunakan pengadukan yang tepat, penurunan titik beku larutan dapat lebih konsisten dan
larutan memiliki tekstur yang lebih homogen.
SARAN
Diharpkan adanya penelitian yang lebih mendalam untuk memahami mekanisme yang
lebih detail tentang bagaimana gerakan penggoyangan mempengaruhi penurunan titik beku
larutan dan interaksi antara partikel-partikel larutan. Mengidentifikasi gerakan penggoyangan
yang paling efektif dalam menurunkan titik beku larutan dan mencapai pencampuran yang
optimal. Hal ini dapat mencakup penelitian lebih lanjut tentang kecepatan, durasi, dan pola
gerakan penggoyangan yang optimal. Selain itu harus adanya eksplorasi pada\ variasi parameter
lain yang dapat mempengaruhi penurunan titik beku larutan, seperti konsentrasi larutan, jenis
pelarut, suhu, dan ukuran partikel es. Memahami pengaruh parameter-parameter ini dapat
memberikan wawasan lebih dalam tentang proses penurunan titik beku larutan
DAFTAR PUSTAKA
Daw, E., & Hartel, R. W. (2015). Fat destabilization and melt-down of ice creams with increased
protein content. International Dairy Journal, 43, 33–41.
https://doi.org/10.1016/j.idairyj.2014.12.001
Hartatie, E.S., 2011. Kajian formulasi (bahan baku, bahan pemantap) dan metode pembuatan
terhadap kualitas es krim. Jurnal Gamma, 7(1).
Hasanah, N., Kadaritna, N. and Fadiawati, N., 2016. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja
Praktikum Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia, 5(1), pp.1-12.
Ir Maftuchah, M.P., Winaya, I.A., MM, M.S. and Ir Agus Zainudin, M.P., 2015. Teknik Dasar
Analisis Biologi Molekuler. Deepublish.
Muse, M. R., & Hartel, R. W. (2004). Ice cream structural elements that affect melting rate and
hardness. Journal of Dairy Science, 87(1), 1–10. https://doi.org/10.3168/jds.S0022-
0302(04)73135-5
Nurventi, N., 2019. Perbandingan Metode Analisis Logam Berat Kromium dan Timbal
Menggunakan Inductively Coupled Plasma Optical Emision Spectroscopy (ICP OES) dan
Atomic Absorbtion Spectrometry (AAS) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim).
Putri, R. T., Fadiawati, N., & Tania, L. (2016). Alat Penentuan Titik Beku Larutan: Modifikasi
Sistem Pendingin. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Kimia, 5(3), 1–2.
Rafida, I., 2018. PRODUKSI BAHAN BAKAR NABATI DARI MINYAK JELANTAH DENGAN
BANTUAN ULTRASONIK (Doctoral dissertation, Universitas Muslim Indonesia).
Reski, I., 2018. PENURUNAN KADAR ZAT PADAT TERSUSPENSI (TSS) PADA LIMBAH
CAIR PABRIK TAHU DENGAN MEMANFAATKAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN
MENGGUNAKAN JAR TEST (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Semarang).
Rusdiani, S., Suhendar, D., & Sudiarti, T. (2019). Perbandingan Sifat Koligatif Campuran
Larutan Garam (NaCl, KCl, dan Na-Benzoat) dengan Air Zamzam Berdasarkan Berat
Jenisnya. Al-Kimiya, 4(1), 9–16. https://doi.org/10.15575/ak.v4i1.5078.
Wismaningtyas, V.P., 2019. Pemanfaatan biji asam jawa sebagai koagulan dalam penjernihan
limbah cair di PT. Sinar Sosro Mojokerto (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel
Surabaya).
Wulandesi, A., 2010. Quality control dalam pembuatan susu pasteurisasi dan homogenisasi serta
yoghurt di CV. Cita Nasional Sumogawe, Getasan, Semarang, Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai