Anda di halaman 1dari 12

AKADEMI FARMASI SURABAYA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Makanan menurut WHO (World Health Organization) yaitu semua substansi


yang diperlukan tubuh, kecuali air dan obat-obatan dan substansi-substansi yang
diperlukan untuk pengobatan. Makanan merupakan salah satu faktor yang langsung
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan manusia. Pangan yang aman, bermutu dan
bergizi dibutuhkan tubuh untuk menunjang aktivitas. Namun sebaliknya, pangan yang
tidak memenuhi standar keamanan, mutu dan gizi akan membahayakan kesehatan tubuh.
Oleh karena itu, pemilihan pangan sebelum dikonsumsi sangat penting agar terhindar dan
produk pangan yang tidak memenuhi standar serta dapat membahayakan kesehatan
(Muchtaridi , 2011).
Salah satu jenis makanan yang diminati masyarakat adalah roti. Jika dalam
pembuatan roti tersebut tidak menggunakan air yang bersih maka terdapat pemicu
timbulnya penyakit yang berasal dari mikroba patogen. Mikroorganisme patogen ini akan
berkembang biak didalam saluran pencernaan dan selanjutnya akan menyebabkan
penyakit, misalnya penyakit perut seperti disentri, typus, dan diare.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya cemaran bakteri pada
roti, dan untuk mengetahui ada atau tidaknya angka kuman yang melebihi batas
maksimum cemaran mikroba pada roti yang dijual di pasaran.

II. Tujuan Penelitian

 Mahasiswa dapat mengetahui cemaran bakteri terhadap sampel.


 Mahasiswa dapat menghitung jumlah koloni dalam sampel
 Mahasiswa dapat terampil dalam melakukan pengujian dengan metode ALT

| 1
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
BAB II

LANDASAN TEORI

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun tidak. Sebagai kebutuhan dasar, pangan merupakan hak asasi setiap rakyat
Indonesia, sehingga harus senantiasa tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi
dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Dalam proses
penyiapan, pengolahan dan pembuatan makanan atau minuman diperlukan suatu sistem
pangan yang memberikan perlindungan baik bagi produsen maupun konsumen pangan, serta
tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut
pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui pengaturan, pembinaan dan pengawasan
terhadap pangan.
Salah satu contoh pangan yang cukup banyak dikonsumsi masyarakat sebagai makanan
kudapan di Indonesia sekarang adalah roti. Pangan ini merupakan makanan manusia yang
telah dikenal sejak dulu. Jenis makanan ini biasa dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai
belahan dunia. Roti digemari karena rasanya yang lezat disamping nilai gizinya yang baik.
Banyak jenis roti yang beredar di pasaran, salah satunya adalah roti tawar yang sering
digunakan sebagai menu sarapan pagi sebagian masyarakat Indonesia.
Produk-produk makanan, minuman, kosmetik, dan obat merupakan produk yang paling
sering digunakan oleh masyarakat. Keamanan produk-produk tersebut bagi kesehatan
masyarakat sepatutnya perlu dijaga. Untuk mengetahui apakah produk tersebut layak pakai
maka diperlukan uji mikrobiologi angka lempeng total. Melalui uji angka lempeng total
(ALT/ Plate count), kita dapat mengetahui berapa banyak mikroorganisme yang terkandung
dalam produk tersebut.
Pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan sampel roti majestyk. Dimana seperti
yang kita ketahui, tahu merupakan makanan yang paling sering digunkan oleh kalangan
masyarakat. Sehingga, untuk mengetahui apakah tahu tersebut layak dikonsumsi, praktikan
melakukan uji mikrobiologi Angka Lempeng Total (ALT/ plate count) terhadap sampel.

| 2
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

I. Waktu dan Tempat


 Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak taggal
dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu 3 minggu yaitu Rabu, 03 Juli
2019 untuk melaksanakan penelitian, Rabu, 24 Juli 2019 untuk melihat hasil dari
penelitian serta 1 minggu untuk pengumpulan data yang meliputi penyajian dalam
bentuk laporan.

 Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Mikrobiologi Akedemi
Farmasi Surabaya tepat di Jl. Ketintang Madya No.81, Ketintang, Jambangan,
Kota Surabaya.

II. Metode Penelitian


Metode yang digunakan pada pengamatan ini adalah metode ALT ( Angka Lempeng
Total) atau TPC (Total Plate Count). Metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui
jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel umumnya dikenal dengan uji ALT adalah
menghitung jumlah mikroba aerob mesofilik yang ditemukan dalam per gram atau per
milliliter. Contoh yang ditentukan melalui metode standar dengan metode cara tuang (Pour
Plate) pada media padat dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35-45°C dengan posisi
dibalik. Mikroba yang dimaksud termasuk bakteri, kapang, dan ragi. ALT dapat
dipergunakan sebagai indikator proses higieni santitasi produk, analisis mikroba lingkungan
pada produk jadi, indikator pengawasan, dan digunakan sebagai dasar kecurigaan dapat atau
tidak diterimanya suatu produk berdasarkan kualitas mikrobiologinya.

| 3
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019

III. Alat dan Bahan


 Alat
 Beaker Glass
 Kaca Arloji
 Tabung Reaksi & Rak Tabung Reaksi
 Erlenmeyer
 Gelas Ukur
 Cawan Petri
 Pipet Ukur & Filler
 Bunsen & Korek
 Batang Ose
 Spreader
 Incubator
 Autoklaf
 Spidol
 Alat Tulis
 Timbangan Digital

 Bahan
 Roti Majestyk
 Alkohol 70 %
 NaCL 0,9 %
 Aquadest
 Aluminium Foil, Kertas Perkamen Besar, Plastik Wrap, Benang Bol
(Sudah Disterilkan)
 Masker & Handscoon
 Label

IV. Prosedur Kerja


 Uji Pembuatan Media NA
1. Siapkan alat yang dibutuhkan
2. Ditimbang NB dengan kaca arloji menggunakan timbangan analitik
3. Disiapkan aquadest 90 ml

| 4
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
4. Dilarutkan NB kedalam erlemeyer berisi aquadest 90 ml, lakukan secara
aseptis
5. Di pipet dengan pipet volume sebanyak 9 ml kedalam tabung reaksi ,
lakukan secara aseptis
6. Tutup dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah disterilkan
7. Sterilkan kedalam autoklaf selama ± 15 menit pada suhu 1210C

 Uji Pembuatan Media NB


1. Siapkan alat yang dibutuhkan dan sudah disterilkan
2. Timbang media NB dengan menggunakan kaca arloji pada timbangan
analitik
3. Siapkan aquadest sebanyak 150 ml dalam erlemeyer
4. Larutkan NB kedalam erlemeyer yang sudah berisi aquadest, lakukan
secara aseptis
5. Digoyang-goyangkan dengan homogeny
6. Tutup erlemeyer menggunakan kasa atau kapas yang sudah disterilkan
7. Panaskan diatas elemen panas hingga larutan berwarna bening seperti
minyak goreng
8. Setelah warna berubah, erlemeyer ditutup dengan kertas perkamen
9. Disterilisasi selama ± 15 menit dengan suhu 1210C menggunakan autoklaf
10. Setelah steril, dipipet 15 ml dengan pipet volume sebanyak 10 petri,
lakukan secara aseptis
11. Tutup dengan menggunakan plastik Wrap

 Uji Pembuatan SDA


1. Siapkan alat yang dibutuhkan dan sudah disterilkan
2. Timbang media SDA dengan kaca arloji, menggunakan timbangan analitik
3. Siapkan aquadest 75 ml dalam erlemeyer
4. Larutkan SDA pada erlemyer yang berisi aquadest, lakukan secara aseptis
5. Digoyang-goyangkan hingga homogeny
6. Panaskan diatas elemen panas hingga larut
| 5
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
7. Setelah larut, disterilisasi ± 15 menit dengan suhu 1210C pada autoklaf
8. Setelah steril, dipipet sebanyak 15 ml menggunakan pipet volume pada 5
petri lakukan secara aseptis
9. Ditutup dengan plastik Wrap

 Uji Pengenceran Sampel


1. Siapkan sampel (makanan padat) sebanyak 1 gr
2. Digerus dalam mortir hingga halus
3. Siapkan NACL 10 ml, masukkan kedalam erlemeyer
4. Masukkan sampel kedalam erlemeyer yang berisi NACL aduk hingga
homogen
5. Pipet sampel sebanyak 1 ml menggunakan pipet volume, masukkan
kedalam tabung reaksi 101 lakukan secara aseptis
6. Dari tabung reaksi 101 dipipet dan masukkan kedalam tabung reaksi 102
dan seterusnya hingga tabung reaksi 1010 lakukan secara aseptis
7. Inkubasi selama 24 jam

| 6
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Hasil

Media NB yang Media NA Media SDA


berisi sampel yang berisi yang berisi
sampel sampel

Media Jumlah Koloni Perhitungan Hasil


danPengenceran tiap Petri
NA 101 678 678 x 101 7,76 x 103
NA 102 657 657 x 102 6,57 x 104
NA 103 555 555 x 103 5,55 x 105
NA 104 498 498 x 104 4,98 x 106
NA 105 399 399 x 105 3,99 x 107
NA 106 370 370 x 106 3,70 x 108
NA 107 358 358 x 107 3,58 x 109
NA 108 259 259 x 108 2,59 x 1010
NA 109 198 198 x 109 1,98 x 1011
NA 1010 110 110 x 1010 1,10 x 1012
SDA 101 559 559 x 101 5,59 x 103
SDA 102 502 502 x 102 5,02 x 104
SDA 103 498 498 x 103 4,98 x 105
SDA 104 368 368 x 104 3,68 x 106
SDA 105 335 335 x 105 3,35 x 107
SDA 106 267 267 x 106 2,67 x 108
SDA 107 203 203 x 107 2,03 x 109
SDA 108 195 195 x 108 1,95 x 1010
SDA 109 176 176 x 109 1,76 x 1011
SDA 1010 125 125 x 1010 1,25 x 1012

| 7
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
Pengamatan secara Makroskopis menggunakan salah satu cawan petri yang berisi media
NA dengan pengenceran 101 dan diperoleh data sebagai berikut:

Ukuran: Kecil
Bentuk: Irregular
Elevasi: Flat
Margin: Lobate
Warna: Putih

Pengamatan secara Mikroskopis


Bentuk Koloni: Basil
Warna: Ungu (bakteri gram positif)

| 8
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019

II. Pembahasan
Prinsip dari metode hitungan cawan (ALT) atau Total Plate Count (TPC) dengan
menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga
mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung
dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Pengujian setiap sampel
dilakukan triplo. Metode tersebut terdiri dari beberapa tahapan, yaitu homogenisasi sampel,
pengenceran, inokulasi, dan inkubasi dan interpretasi ALT.
Pada praktikum kali ini yaitu melakukan percobaan perhitungan Angka Lempeng Total
(ALT). Menggunakan sampel bahan padat yaitu menggunakan roti sebagai sampel uji. Pada
praktikum kali ini langkah awal yang di lakukan yaitu pembuatan media, pembuatan media
NA, NB, serta media SDA. Pada sampel uji di haluskan terlebih dahulu kemudian di ambil 1
gram dan di masukkan kedalam Erlenmeyer yang sudah terdapat NaCl 10ml digoyangkan
hingga homogen. Sampel uji diambil 1mL menggunakan pipet volume kemudian di
masukkan ke dalam tabung 101 secara aseptis. Setelah itu dilakukan pengenceran dari tabung
reaksi 101 diambil 1mL di encerkan ke dalam tabung reaksi 10 2 hingga pengenceran 1010.
Setelah itu diinkubasikan selama 24 jam. Pada hari berikutnya di masukkan ke dalam 10
cawan petri yang berisi media NA dan 10 cawan petri yang berisi media SDA dilakukan
dengan cara spread plate. Kemudian diinkubasikan selama 24 jam.

Pada hari pertama melakukan pengamatan belum terdapat perubahan yang spesifik pada
setiap petri, namun pada petri media SDA 10 1 menunjukkan pertumbuhan kapang/khamir
cukup jelas dengan di tandai bentuk lingkaraan putih pada dasar petri. Pada hari kedua di
lakukan pengamatan semua cawan petri sudah menunjukkan adanya pertumbuhan koloni
yang cukup significan pada media NA dan media SDA. Terdapat lingkaran kecil berwarna
putih namun pada media SDA 104 tidak mendapatkan hasil yang significan, media SDA tidak
memadat. Kemungkinan terdapat beberapa faktor yang membuat media cair dan tidak keluar
kpang/khamir. Faktor yang mempengaruhi bisa terjadi pada saat setelah penurunan media
| 9
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
SDA dari autoklaf langsung dituang kedalam cawan petri dan kemudian langsung di bungkus
dengan plastic wrap tanpa menunggu media memadat terlebih dahulu. Faktor kedua bisa
dikarenakan melakukan kesalahan pada saat proses spread plate.

Pada pengamatan hari terakhir terlihat sangat banyak bakteri dan jamur yang tumbuh
pada dasar petri dan dapat dihitung secara manual. Rentang jumlah koloni yang
diperbolehkan adala 30-300. Menurut SNI 2009, jumlah bakteri maximum yang boleh
terdapat pada sampel makanan roti adalah untuk salmonella sp negatif/25 g, Bacillus cereus
1x103 koloni/g. dan jumlah maximum untuk kapang adalah < 10 koloni/g. hasil yang di dapat
pada masing-masing petri menunjukkan angka yang cukup tinggi dan melebihi syarat yang
telah di tentukan. Hal ini menunjukkan bahwa sampel roti yang digunakan tidak boleh terlalu
lama di simpan karena pertumbuhan bakteri cukup pesat pada makanan yang lembab atau
mengandung banyak air seperti roti. Dan akan berbahaya bagi kesehatan jika terlalu lama
dibiarkan kemudian di konsumsi.Pada pengamatan mikroskopis, bakteri pencemar pada
sampel berbentuk basil dan berwarna keunguan. Menurut SNI perkiraan bakteri yang di
temukan dalam sampel yaitu, Bacillus cereus. Bacillus cereus merupakan bakteri yang
memiliki bentuk batang yang berspora dan memiliki sifat gram positif, selnya beukuran lebih
besar di bandingkan dengan bakteri batang lainnya serta tumbuh secara aerob fakultatif.
Untuk membedakan Bacillus cereus dengan Bacillus lainnya, digunakan ciri morfologi dan
biokimia.

| 10
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019

BAB V
PENUTUP

 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini yaitu menggunakan percobaan perhitungan Angka
Lempeng Total (ALT)) menggunakan sampel uji roti. Pada sampel uji terdapat
cukup banyak bakteri dan tidak memenuhi persayaratan pada SNI 7388 tahun
2009 Tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan Roti dengan
ALT (30 0 C selama 72 jam) dan 1x104 koloni /gram. Sehingga sampel uji yang
digunakan tidak boleh disimpan terlalu lama dan dikonsumsi terlalu lama karena
akan berbahaya pada kesehatan.

| 11
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

 Muchtaridi. 2011. Panduan Penyiapan Pangan Sehat Untuk Semua. Jakarta: Kencan
 Sudarwati, Tri Puji Lestari., 2018. Mikrobiologi Untuk DIII Farmasi, Penerbit Graniti.
Surabaya
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1994, Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia NOMOR:661/MENKES/SK/VII/1994 Tentang Pesyaratan Obat
Tradisional. Jakarta. Pp. 12,17-18
 Irianto, K., 2013, Mikrobiologi Medis Bandung: Alfabeta
 Pratiwi, S, T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta. Pp, 38, 135-140, 206-207
 Suriawiria, U., 1996, Pengantar Mikrobiologi Umum, Penerbit Angkasa. Bandung

| 12
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai