Lap Praktikum Mikrobiologi Roti Alt
Lap Praktikum Mikrobiologi Roti Alt
2019
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
| 1
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
BAB II
LANDASAN TEORI
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun tidak. Sebagai kebutuhan dasar, pangan merupakan hak asasi setiap rakyat
Indonesia, sehingga harus senantiasa tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi
dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Dalam proses
penyiapan, pengolahan dan pembuatan makanan atau minuman diperlukan suatu sistem
pangan yang memberikan perlindungan baik bagi produsen maupun konsumen pangan, serta
tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut
pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui pengaturan, pembinaan dan pengawasan
terhadap pangan.
Salah satu contoh pangan yang cukup banyak dikonsumsi masyarakat sebagai makanan
kudapan di Indonesia sekarang adalah roti. Pangan ini merupakan makanan manusia yang
telah dikenal sejak dulu. Jenis makanan ini biasa dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai
belahan dunia. Roti digemari karena rasanya yang lezat disamping nilai gizinya yang baik.
Banyak jenis roti yang beredar di pasaran, salah satunya adalah roti tawar yang sering
digunakan sebagai menu sarapan pagi sebagian masyarakat Indonesia.
Produk-produk makanan, minuman, kosmetik, dan obat merupakan produk yang paling
sering digunakan oleh masyarakat. Keamanan produk-produk tersebut bagi kesehatan
masyarakat sepatutnya perlu dijaga. Untuk mengetahui apakah produk tersebut layak pakai
maka diperlukan uji mikrobiologi angka lempeng total. Melalui uji angka lempeng total
(ALT/ Plate count), kita dapat mengetahui berapa banyak mikroorganisme yang terkandung
dalam produk tersebut.
Pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan sampel roti majestyk. Dimana seperti
yang kita ketahui, tahu merupakan makanan yang paling sering digunkan oleh kalangan
masyarakat. Sehingga, untuk mengetahui apakah tahu tersebut layak dikonsumsi, praktikan
melakukan uji mikrobiologi Angka Lempeng Total (ALT/ plate count) terhadap sampel.
| 2
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Mikrobiologi Akedemi
Farmasi Surabaya tepat di Jl. Ketintang Madya No.81, Ketintang, Jambangan,
Kota Surabaya.
| 3
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
Bahan
Roti Majestyk
Alkohol 70 %
NaCL 0,9 %
Aquadest
Aluminium Foil, Kertas Perkamen Besar, Plastik Wrap, Benang Bol
(Sudah Disterilkan)
Masker & Handscoon
Label
| 4
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
4. Dilarutkan NB kedalam erlemeyer berisi aquadest 90 ml, lakukan secara
aseptis
5. Di pipet dengan pipet volume sebanyak 9 ml kedalam tabung reaksi ,
lakukan secara aseptis
6. Tutup dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah disterilkan
7. Sterilkan kedalam autoklaf selama ± 15 menit pada suhu 1210C
| 6
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Hasil
| 7
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
Pengamatan secara Makroskopis menggunakan salah satu cawan petri yang berisi media
NA dengan pengenceran 101 dan diperoleh data sebagai berikut:
Ukuran: Kecil
Bentuk: Irregular
Elevasi: Flat
Margin: Lobate
Warna: Putih
| 8
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
II. Pembahasan
Prinsip dari metode hitungan cawan (ALT) atau Total Plate Count (TPC) dengan
menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga
mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung
dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Pengujian setiap sampel
dilakukan triplo. Metode tersebut terdiri dari beberapa tahapan, yaitu homogenisasi sampel,
pengenceran, inokulasi, dan inkubasi dan interpretasi ALT.
Pada praktikum kali ini yaitu melakukan percobaan perhitungan Angka Lempeng Total
(ALT). Menggunakan sampel bahan padat yaitu menggunakan roti sebagai sampel uji. Pada
praktikum kali ini langkah awal yang di lakukan yaitu pembuatan media, pembuatan media
NA, NB, serta media SDA. Pada sampel uji di haluskan terlebih dahulu kemudian di ambil 1
gram dan di masukkan kedalam Erlenmeyer yang sudah terdapat NaCl 10ml digoyangkan
hingga homogen. Sampel uji diambil 1mL menggunakan pipet volume kemudian di
masukkan ke dalam tabung 101 secara aseptis. Setelah itu dilakukan pengenceran dari tabung
reaksi 101 diambil 1mL di encerkan ke dalam tabung reaksi 10 2 hingga pengenceran 1010.
Setelah itu diinkubasikan selama 24 jam. Pada hari berikutnya di masukkan ke dalam 10
cawan petri yang berisi media NA dan 10 cawan petri yang berisi media SDA dilakukan
dengan cara spread plate. Kemudian diinkubasikan selama 24 jam.
Pada hari pertama melakukan pengamatan belum terdapat perubahan yang spesifik pada
setiap petri, namun pada petri media SDA 10 1 menunjukkan pertumbuhan kapang/khamir
cukup jelas dengan di tandai bentuk lingkaraan putih pada dasar petri. Pada hari kedua di
lakukan pengamatan semua cawan petri sudah menunjukkan adanya pertumbuhan koloni
yang cukup significan pada media NA dan media SDA. Terdapat lingkaran kecil berwarna
putih namun pada media SDA 104 tidak mendapatkan hasil yang significan, media SDA tidak
memadat. Kemungkinan terdapat beberapa faktor yang membuat media cair dan tidak keluar
kpang/khamir. Faktor yang mempengaruhi bisa terjadi pada saat setelah penurunan media
| 9
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
SDA dari autoklaf langsung dituang kedalam cawan petri dan kemudian langsung di bungkus
dengan plastic wrap tanpa menunggu media memadat terlebih dahulu. Faktor kedua bisa
dikarenakan melakukan kesalahan pada saat proses spread plate.
Pada pengamatan hari terakhir terlihat sangat banyak bakteri dan jamur yang tumbuh
pada dasar petri dan dapat dihitung secara manual. Rentang jumlah koloni yang
diperbolehkan adala 30-300. Menurut SNI 2009, jumlah bakteri maximum yang boleh
terdapat pada sampel makanan roti adalah untuk salmonella sp negatif/25 g, Bacillus cereus
1x103 koloni/g. dan jumlah maximum untuk kapang adalah < 10 koloni/g. hasil yang di dapat
pada masing-masing petri menunjukkan angka yang cukup tinggi dan melebihi syarat yang
telah di tentukan. Hal ini menunjukkan bahwa sampel roti yang digunakan tidak boleh terlalu
lama di simpan karena pertumbuhan bakteri cukup pesat pada makanan yang lembab atau
mengandung banyak air seperti roti. Dan akan berbahaya bagi kesehatan jika terlalu lama
dibiarkan kemudian di konsumsi.Pada pengamatan mikroskopis, bakteri pencemar pada
sampel berbentuk basil dan berwarna keunguan. Menurut SNI perkiraan bakteri yang di
temukan dalam sampel yaitu, Bacillus cereus. Bacillus cereus merupakan bakteri yang
memiliki bentuk batang yang berspora dan memiliki sifat gram positif, selnya beukuran lebih
besar di bandingkan dengan bakteri batang lainnya serta tumbuh secara aerob fakultatif.
Untuk membedakan Bacillus cereus dengan Bacillus lainnya, digunakan ciri morfologi dan
biokimia.
| 10
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Pada praktikum kali ini yaitu menggunakan percobaan perhitungan Angka
Lempeng Total (ALT)) menggunakan sampel uji roti. Pada sampel uji terdapat
cukup banyak bakteri dan tidak memenuhi persayaratan pada SNI 7388 tahun
2009 Tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan Roti dengan
ALT (30 0 C selama 72 jam) dan 1x104 koloni /gram. Sehingga sampel uji yang
digunakan tidak boleh disimpan terlalu lama dan dikonsumsi terlalu lama karena
akan berbahaya pada kesehatan.
| 11
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Muchtaridi. 2011. Panduan Penyiapan Pangan Sehat Untuk Semua. Jakarta: Kencan
Sudarwati, Tri Puji Lestari., 2018. Mikrobiologi Untuk DIII Farmasi, Penerbit Graniti.
Surabaya
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1994, Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia NOMOR:661/MENKES/SK/VII/1994 Tentang Pesyaratan Obat
Tradisional. Jakarta. Pp. 12,17-18
Irianto, K., 2013, Mikrobiologi Medis Bandung: Alfabeta
Pratiwi, S, T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta. Pp, 38, 135-140, 206-207
Suriawiria, U., 1996, Pengantar Mikrobiologi Umum, Penerbit Angkasa. Bandung
| 12
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI