Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ninda Diva Ananta

NIM : 22809334026

SOAL UAS REGULER

1. Refleksikan keimanan dalam kehidupan sehari -hari dan berikan dalil yang menjadi patokan
perbuatan tersebut

Refleksi keimanan dalam kehidupan sehari-hari dapat diekspresikan dalam berbagai tindakan
dan perilaku yang menunjukkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Berikut beberapa
contoh perbuatan sehari-hari yang menunjukkan keimanan dan dalil- dalil yang menjadi dasar
perbuatan tersebut:

A. Menjalankan shalat lima waktu: Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang penting
dan menjadi wujud penghambaan kepada Allah SWT. Dalilnya terdapat dalam Al- Quran
Surah Al-Baqarah ayat 45: "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta
orang-orang yang rukuk."
B. Menjaga hubungan yang baik dengan sesama: Islam mengajarkan pentingnya menjaga
hubungan sosial yang harmonis dan memperlihatkan kebaikan kepada sesama. Dalilnya
terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Hujurat ayat 10: "Sesungguhnya orang-orang yang
beriman adalah bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah
kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."
C. Menolong dan berbuat kebajikan: Membantu orang lain dan melakukan kebajikan
merupakan bentuk nyata dari iman yang kuat. Dalilnya terdapat dalam Al-Quran Surah Al-
Baqarah ayat 177: "Bukanlah baik (pandangan) kamu menghadapkan wajahmu ke arah
timur dan barat, akan tetapi yang baik ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan), orang-orang yang meminta-minta, dan untuk (memerdekakan) hamba
sahaya."
D. Menjauhi perbuatan dosa dan maksiat: Sebagai muslim, menjauhi perbuatan dosa dan
maksiat adalah tanda keimanan yang kuat. Dalilnya terdapat dalam Al-Quran Surah Al-
Hashr ayat 18: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)."
E. Bersyukur atas nikmat Allah: Bersyukur dan menghargai nikmat Allah dalam kehidupan
sehari-hari adalah ungkapan rasa syukur dan keimanan. Dalilnya terdapat dalam Al-Quran
Surah An-Nahl ayat 18: "Jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak
dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang."

Perbuatan tersebut mencerminkan keimanan yang diperkuat dengan dalil-dalil dalam Al Quran
sebagai pedoman umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagaimana sikap anda untuk membersihkan najis mutawasithoh(BAK dan BAB) dengan kondisi
mudik lebaran tidak ada air, sedangkan sudah memasuki waktu sholat dan tidak dapat
berhenti selama sekali?

Dalam keadaan seperti itu, ketika tidak ada air dan perlu membersihkan najis mutawasithoh (BAK
dan BAB) sebelum shalat, Islam memberikan kesempatan atau waktu tertentu yang disebut
tayammum. Tayammum menggunakan pasir suci atau tanah untuk membersihkan wajah dan
tangan. Berikut tata cara tayammum:

 Carilah tanah yang suci, seperti debu atau tanah yang tidak bercampur kotoran.
 Gunakan tangan Anda untuk membersihkan kotoran atau debu.
 Usap wajah dua kali dengan tangan bersih: sekali dari dahi ke dagu dan sekali dari telinga kiri
ke telinga kanan.
 Selanjutnya, bersihkan tangan Anda yang bersih dua kali: sekali di tangan kanan dan sekali di
tangan kiri. Dengan melakukan tayammum, Anda dapat mengganti penggunaan air untuk
membersihkan najis mutawasithoh ketika tidak ada air. Tayammum adalah hal lain yang
diterima dalam beberapa kasus seperti yang Anda sebutkan, ketika tidak mungkin atau tidak
mungkin menggunakan air. Namun, jika air tersedia, disarankan untuk menggunakan air
sebagai metode utama pembersihan kotoran.

3. Bagaimana sikap anda jika anda menemukan ilmu yang bertentangan dengan hukum syara`
(Al-Qur`an, Hadist, Ijma` dan Qiyas) dalam kehidupan?

Dalam Islam, hukum syara' (yang mencakup Al-Qur'an, Hadis, Ijma', dan Qiyas) dianggap sebagai
otoritas tertinggi dan petunjuk utama bagi umat Muslim. Ketika seseorang menemui ilmu atau
pendapat yang bertentangan dengan hukum syara', ada beberapa sikap yang dapat diambil:

 Memeriksa kualifikasi sumber: Penting untuk memeriksa kualifikasi dan keabsahan sumber
ilmu tersebut. Bukti keilmuan yang valid dan diakui oleh ulama yang terpercaya memiliki
bobot yang lebih besar dibandingkan dengan pendapat atau klaim yang tidak didasarkan pada
otoritas yang diakui.
 Berkonsultasi dengan ulama: Jika menemui ilmu yang bertentangan, sebaiknya berkonsultasi
dengan ulama atau cendekiawan yang kompeten dalam bidang ilmu syara'. Ulama dapat
memberikan penjelasan yang lebih rinci, memahami konteks, dan memberikan penilaian
berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang hukum syara'.
 Menerapkan prinsip-prinsip penalaran dan ijtihad: Dalam beberapa kasus, ketika terdapat
perbedaan pendapat atau situasi yang belum diatur secara spesifik dalam hukum syara',
ulama dapat melakukan ijtihad atau penalaran berdasarkan prinsip- prinsip Islam untuk
mencari solusi yang sesuai dengan tujuan syara'. Namun, ini harus
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang hukum syara'
dan memiliki kualifikasi dalam melakukan ijtihad.

Penting untuk diingat bahwa dalam menanggapi ilmu yang bertentangan dengan hukum
syara', umat Muslim dianjurkan untuk bersikap hati-hati, meneliti dengan cermat, dan
mengacu pada otoritas dan prinsip-prinsip Islam yang diakui. Hal ini memastikan bahwa
pengetahuan dan amalan kita tetap sesuai dengan ajaran Islam yang benar.

4. Sebutkan ayat dan 5 contoh pengaplikasian sikap Mutsaqqoful fikri dalam kehidupan
mahasiswa

Sikap Mutsaqqoful fikri adalah sikap kritis dan rasional dalam berpikir. Berikut adalah 5 contoh
pengaplikasian sikap Mutsaqqoful fikri dalam kehidupan mahasiswa beserta ayat yang relevan:

A. Mengkaji dan menganalisis berbagai sumber informasi:


Ayat yang relevan: "Maka bertanyalah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak
mengetahui." (Surah An-Nahl, 16:43) Pengaplikasian: Mahasiswa dapat mengkaji dan
menganalisis berbagai sumber informasi sebelum mengambil kesimpulan atau
memahami suatu konsep dalam studi mereka. Mereka harus melibatkan sikap kritis
dan rasional dalam mengevaluasi kebenaran dan keandalan informasi yang mereka
peroleh.
B. Berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat:
Ayat yang relevan: "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka selidikilah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (Surah Al-Hujurat, 49:6) Pengaplikasian:
Mahasiswa dapat mengembangkan sikap Mutsaqqoful fikri dengan berpartisipasi aktif
dalam diskusi dan debat akademik. Mereka harus menganalisis argumen, bertanya,
dan memberikan kontribusi rasional dalam mencapai pemahaman yang lebih baik.
C. Meneliti dan menganalisis berbagai sudut pandang:
Ayat yang relevan: "Dan orang-orang yang diberi ilmu itu melihat, bahwa apa yang
diturunkan kepada kamu dari Tuhanmu adalah benar, dan menunjukkan kepada jalan
yang Allāh yang Maha Pemurah." (Surah Saba, 34:6) Pengaplikasian: Mahasiswa harus
melatih diri untuk meneliti dan menganalisis berbagai sudut pandang dalam
memahami isu-isu kompleks. Mereka harus mempertimbangkan berbagai pendapat
dan sudut pandang sebelum mencapai kesimpulan yang rasional dan berbasis ilmu.
D. Evaluasi kritis terhadap pemikiran dan teori:
Ayat yang relevan: "Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka
barangsiapa yang menghendaki (petunjuk), maka hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang menghendaki (kesesatan), maka hendaklah ia kafir (menolak)."
(Surah Al-Kahfi, 18:29)
Pengaplikasian: Mahasiswa harus memiliki sikap Mutsaqqoful fikri dengan
mengevaluasi kritis pemikiran dan teori yang dipelajari. Mereka harus mampu
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan argumen serta menyelidiki implikasi dan
konsekuensi dari pemikiran tersebut.

E. Membangun pemikiran yang kreatif dan inovatif:


Ayat yang relevan: "Sesungguhnya Allāh tidak akan mengubah nasib seseorang
suatu kamum apabila ia tidak ingin atau mau mengubah nasipnya sendiri.
5. Bagaimana adab seorang mahasiswa dalam menghadapi masyarakat umum ketika
sedang melakukan praktek lapangan?
Sebagai mahasiswa yang melakukan kerja lapangan, ada beberapa cara yang harus
diperhatikan saat berinteraksi dengan masyarakat umum. Berikut beberapa adap
yang bisa diikuti:
 Sopan dan Hormat: Selalu bersikap sopan, hormat, dan ramah saat
berinteraksi dengan audiens Anda. Menggunakan bahasa yang santun dan
menjaga sikap yang santun serta menghargai keberagaman masyarakat.
 Memperhatikan baik-baik: Saat berinteraksi dengan masyarakat umum,
berikan perhatian penuh dan dengarkan baik-baik apa yang mereka katakan.
Jangan menyela atau menginterupsi mereka.
 menjaga kerahasiaan dan privasi: Hormati kerahasiaan dan privasi orang yang
Anda temui saat melakukan pekerjaan lapangan. Jangan mengungkapkan
informasi pribadi atau data sensitif tanpa otorisasi yang tepat.
 Bersikap rendah hati dan rendah hati: Hindari bersikap sombong atau
merendahkan orang yang Anda temui. Bersikaplah rendah hati, hormati
pengetahuan dan pengalaman mereka, dan belajarlah sebanyak mungkin dari
mereka.
 Menjunjung tinggi Etika Profesi: Selalu menjunjung tinggi etika profesi yang
berlaku di bidang atau program studi yang Anda ikuti. Jangan terlibat dalam
tindakan tidak etis, seperti memanfaatkan atau mempermalukan publik
selama praktik lapangan.
 Hormati perbedaan dan keragaman: Orang-orang yang Anda temui di
lapangan mungkin memiliki latar belakang, kepercayaan, dan kebiasaan yang
berbeda. Hormati dan hargai perbedaan tersebut dan jangan
memaksakannya dengan pendapat atau keyakinan Anda.
 Ucapkan Terima Kasih - Setelah berinteraksi dengan komunitas, jangan lupa
berterima kasih atas waktu, kerjasama, atau informasinya. Ini adalah tanda
penting dari rasa hormat dan kesopanan. 8. Jadilah duta yang baik: Jadilah
duta yang baik untuk institusi pendidikan Anda. Menyajikan informasi dengan
jujur, menjaga nama baik lembaga dan menunjukkan sikap positif dan
profesional.

Dengan melakukan tata krama tersebut, Anda akan dapat menjalin hubungan baik
dengan masyarakat umum dengan cara mempraktekkannya di lapangan. Ini tidak
hanya mencerminkan sikap yang baik sebagai siswa tetapi juga membangun
kepercayaan dan hubungan positif dengan komunitas yang Anda layani.

Anda mungkin juga menyukai