NIM : 22809334026
1. Refleksikan keimanan dalam kehidupan sehari -hari dan berikan dalil yang menjadi patokan
perbuatan tersebut
Refleksi keimanan dalam kehidupan sehari-hari dapat diekspresikan dalam berbagai tindakan
dan perilaku yang menunjukkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Berikut beberapa
contoh perbuatan sehari-hari yang menunjukkan keimanan dan dalil- dalil yang menjadi dasar
perbuatan tersebut:
A. Menjalankan shalat lima waktu: Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang penting
dan menjadi wujud penghambaan kepada Allah SWT. Dalilnya terdapat dalam Al- Quran
Surah Al-Baqarah ayat 45: "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta
orang-orang yang rukuk."
B. Menjaga hubungan yang baik dengan sesama: Islam mengajarkan pentingnya menjaga
hubungan sosial yang harmonis dan memperlihatkan kebaikan kepada sesama. Dalilnya
terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Hujurat ayat 10: "Sesungguhnya orang-orang yang
beriman adalah bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah
kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."
C. Menolong dan berbuat kebajikan: Membantu orang lain dan melakukan kebajikan
merupakan bentuk nyata dari iman yang kuat. Dalilnya terdapat dalam Al-Quran Surah Al-
Baqarah ayat 177: "Bukanlah baik (pandangan) kamu menghadapkan wajahmu ke arah
timur dan barat, akan tetapi yang baik ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan), orang-orang yang meminta-minta, dan untuk (memerdekakan) hamba
sahaya."
D. Menjauhi perbuatan dosa dan maksiat: Sebagai muslim, menjauhi perbuatan dosa dan
maksiat adalah tanda keimanan yang kuat. Dalilnya terdapat dalam Al-Quran Surah Al-
Hashr ayat 18: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)."
E. Bersyukur atas nikmat Allah: Bersyukur dan menghargai nikmat Allah dalam kehidupan
sehari-hari adalah ungkapan rasa syukur dan keimanan. Dalilnya terdapat dalam Al-Quran
Surah An-Nahl ayat 18: "Jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak
dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang."
Perbuatan tersebut mencerminkan keimanan yang diperkuat dengan dalil-dalil dalam Al Quran
sebagai pedoman umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagaimana sikap anda untuk membersihkan najis mutawasithoh(BAK dan BAB) dengan kondisi
mudik lebaran tidak ada air, sedangkan sudah memasuki waktu sholat dan tidak dapat
berhenti selama sekali?
Dalam keadaan seperti itu, ketika tidak ada air dan perlu membersihkan najis mutawasithoh (BAK
dan BAB) sebelum shalat, Islam memberikan kesempatan atau waktu tertentu yang disebut
tayammum. Tayammum menggunakan pasir suci atau tanah untuk membersihkan wajah dan
tangan. Berikut tata cara tayammum:
Carilah tanah yang suci, seperti debu atau tanah yang tidak bercampur kotoran.
Gunakan tangan Anda untuk membersihkan kotoran atau debu.
Usap wajah dua kali dengan tangan bersih: sekali dari dahi ke dagu dan sekali dari telinga kiri
ke telinga kanan.
Selanjutnya, bersihkan tangan Anda yang bersih dua kali: sekali di tangan kanan dan sekali di
tangan kiri. Dengan melakukan tayammum, Anda dapat mengganti penggunaan air untuk
membersihkan najis mutawasithoh ketika tidak ada air. Tayammum adalah hal lain yang
diterima dalam beberapa kasus seperti yang Anda sebutkan, ketika tidak mungkin atau tidak
mungkin menggunakan air. Namun, jika air tersedia, disarankan untuk menggunakan air
sebagai metode utama pembersihan kotoran.
3. Bagaimana sikap anda jika anda menemukan ilmu yang bertentangan dengan hukum syara`
(Al-Qur`an, Hadist, Ijma` dan Qiyas) dalam kehidupan?
Dalam Islam, hukum syara' (yang mencakup Al-Qur'an, Hadis, Ijma', dan Qiyas) dianggap sebagai
otoritas tertinggi dan petunjuk utama bagi umat Muslim. Ketika seseorang menemui ilmu atau
pendapat yang bertentangan dengan hukum syara', ada beberapa sikap yang dapat diambil:
Memeriksa kualifikasi sumber: Penting untuk memeriksa kualifikasi dan keabsahan sumber
ilmu tersebut. Bukti keilmuan yang valid dan diakui oleh ulama yang terpercaya memiliki
bobot yang lebih besar dibandingkan dengan pendapat atau klaim yang tidak didasarkan pada
otoritas yang diakui.
Berkonsultasi dengan ulama: Jika menemui ilmu yang bertentangan, sebaiknya berkonsultasi
dengan ulama atau cendekiawan yang kompeten dalam bidang ilmu syara'. Ulama dapat
memberikan penjelasan yang lebih rinci, memahami konteks, dan memberikan penilaian
berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang hukum syara'.
Menerapkan prinsip-prinsip penalaran dan ijtihad: Dalam beberapa kasus, ketika terdapat
perbedaan pendapat atau situasi yang belum diatur secara spesifik dalam hukum syara',
ulama dapat melakukan ijtihad atau penalaran berdasarkan prinsip- prinsip Islam untuk
mencari solusi yang sesuai dengan tujuan syara'. Namun, ini harus
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang hukum syara'
dan memiliki kualifikasi dalam melakukan ijtihad.
Penting untuk diingat bahwa dalam menanggapi ilmu yang bertentangan dengan hukum
syara', umat Muslim dianjurkan untuk bersikap hati-hati, meneliti dengan cermat, dan
mengacu pada otoritas dan prinsip-prinsip Islam yang diakui. Hal ini memastikan bahwa
pengetahuan dan amalan kita tetap sesuai dengan ajaran Islam yang benar.
4. Sebutkan ayat dan 5 contoh pengaplikasian sikap Mutsaqqoful fikri dalam kehidupan
mahasiswa
Sikap Mutsaqqoful fikri adalah sikap kritis dan rasional dalam berpikir. Berikut adalah 5 contoh
pengaplikasian sikap Mutsaqqoful fikri dalam kehidupan mahasiswa beserta ayat yang relevan:
Dengan melakukan tata krama tersebut, Anda akan dapat menjalin hubungan baik
dengan masyarakat umum dengan cara mempraktekkannya di lapangan. Ini tidak
hanya mencerminkan sikap yang baik sebagai siswa tetapi juga membangun
kepercayaan dan hubungan positif dengan komunitas yang Anda layani.