Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KEBUTUHAN

KHUSUS; KORBAN PEMERKOSAAN, KORBAN KDRT ,KORBAN


TRAFICCING ,NARAPIDANA ,ANAK JALANAN.

Oleh kelmpok 4

1. Anjelina Susana Inna


2. Marco
3. Putri mboro
4. Tasya
5. Asry

UNIVERSITAS CITRA BANGSA FAKULTAS KESEHATAN

PRODI KEPERAWATAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
BAB ll

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


Anak berkebutuhan khusus didefinisikan sebagai anak yang membutuhkan pendidikan
serta layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna.
Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan pendidikan, layanan sosial, layanan
bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus. Menurut
Heward, ABK ialah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada
umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik.
Sedangkan menurut Ilahi menjelaskan ABK sebagai berikut. Anak berkebutuhan khusus
adalah mereka yang memiliki kebutuhan khusus sementara atau permanen sehingga
membutuhkan pelayanan pendidikan yang lebih intens. ABK adalah mereka yang memiliki
perbedaan dengan rata-rata anak seusianya atau anak-anak pada umumnya. Perbedaan yang
dialami ABK ini terjadi pada beberapa hal, yaitu proses pertumbuhan dan perkembangannya
yang mengalami kelainan atau penyimpangan baik secara fisik, mental, intelektual, sosial
maupun emosional.
a. Etiologi Anak Berkebutuhan KhusuS
Informasi tentang variabel yang menyebabkan kelainan pada manusia sangat
beragam meskipun demikian, kelainan dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori
berdasarkan waktu terjadinya sebelum lahir (prenatal), selama kelahiran (neonatal), dan
setelah lahir (postnatal) (postnatal). Kelainan neonatus adalah kelainan yang timbul pada
saat kelahiran anak. Anak yang lahir lebih awal (prematur), dengan penggunaan alat (tang
verlossing). posisi bayi yang tidak tepat, analgesia dan anestesi, kelahiran kembar,
hipoksia, atau karena kesehatan anak yang bersangkutan adalah semua kemungkinan
penyebab kelainan kelahiran. Kelainan yang muncul setelah anak lahir (postnatal), yaitu
kelainan yang muncul setelah bayi lahir atau pada saat anak sedang berkembang. Infeksi,
luka, bahan kimia, kekurangan yang menyebabkan malnutrisi dan meningitis, stuip, dan
faktor lainnya dapat menyebabkan kelainan setelah anak lahir
b. Deteksi dini anak berkebutuhan khusuS
Deteksi dini merupakan upaya awal yang harus dilakukan dalam pengumpulan
berbagai informasi yang terkait dengan tujuan permasalahan.Deteksi dini pada ABK
merupakan salah satu usaha dengan cara yang spesifik untuk mengamati tumbuh
kembang anak secara fisik atau psikis, dalam rangka membantu anak agar dapat
perlakuan yang sesuai dengan kondisi subjek. Deteksi dini atau identifikasi dini berbeda
dengan asesmen. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang harus dikembangkan
aspek kelebihan yang dimiliki sehingga nanti ke depan anak mampu hidup bermasyarakat
dan beragama dengan baik. Hambatan yang dimiliki oleh siswa ABK baik dari segi
kognitif, emosi, maupun sosial, maka diperlukanupaya untuk membantu siswa ABK
beradaptasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya. Untuk itu,
diperlukan adanya pembangunan kesadaran seluruh warga sekolah untuk saling
beradaptasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan siswa berkebutuhan khusus. Upaya
pembangunan kesadaran ini dilakukan melalui kegiatan sosialisasi mengenai pendidikan
inklusi dan karakter anak berkebutuhan khusus kepada seluruh warga sekolah.

2.2 PENGERTIAN KORBAN PEMERKOSAAN


a. Pengertian
Perkosaan (rape) merupakan bagian dari tindakan kekerasan (violence),
sedangkankekerasan dapat berupa kekerasan secara fisik, mental, emosional dan hal-hal
yang sangatmenakutkan pada korban. Perkosaan adalah suatu penetrasi penembusan
penis ke vagina perempuan yang tidak dikehendaki, tanpa persetujuan dan tindakan itu
diikuti dengan pemaksaan baik fisik maupun mental.
Pengertian pemerkosaan berdasarkan Pasal 381 RUU KUHP :
a. Seorang laki-laki dengan perempuan bersetubuh, bertentangan dengan kehendaknya,
tanpa persetubuhan atau dengan persetubuhan yang dicapai melalui ancaman atau
percaya Ia suaminyaatau wanita dibawah 14 tahun dianggap perkosaan.
b. Dalam keadaan ayat (1), memasukkan alat kelaminnya ke dalam anus atau mulut
perempuan, benda bukan bagian tubuhnya ke dalam vagina atau anus Perempuan
Perkosaan adalah tindakan kekerasaan atau kejahatan seksual berupa hubungan
seksualyang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan dengan kondisi atas kehendak
danpersetujuaan perempuan, dengan persetujuan perempuan namun dibawah ancaman, de
ngan persetujuan perempuan namun melalui penipuan. Dalam KUHP pasal 285 disebutka
n perkosaan adalahkekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa seseorang perempuan
bersetubuh dengan dia (laki-laki) diluar pernikahan.Kalimat korban perkosaan menurut
arti leksikal dan gramatikal adalah suatu kejadian, perbuatan jahat, atau akibat suatu
kejadian, atau perbuatan jahat. Perkosaan adalah Menundukkandengan kekerasan,
memaksa dengan kekerasan, menggagahi, merogol. (Mendikbud,2010: 525,757)
Tindak pidana pemerkosaan merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap
perempuan yang merupakan contoh kerentanan posisi perempuan, utamanya terhadap
kepentingan seksual laki-laki. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian
hukum normatife dengan menggunakan pendekatan kasus dan pendekatan peraturan
perundang-undangan. Dari hasil penelitian menemukan konteks perlindungan terhadap
korban kejahatan terhadap perempuan yaitu perlindungan secara preventif maupun
represif dimana perlindungan serta pengawasan termaktub secara khusus dalam sebuah
peraturan perundang-undangan baik dalam proses penyelidikan maupun proses
pemeriksaan secara medis oleh penegak hukum sebagai instrument perlindungan hak asas
manusia serta instrument keseimbangan, selain itu upaya yang dapat dilakukan berupa
bantuan hukum serta pemberian restitus dan kompensasi

b. Tanda Dan Gejaja


1. Terdapat stressor yang berat dan jelas (kekerasan, perkosaan), yang akan
menimbulkangejala penderitaan yang berarti bagi hampir setiap orang.
2. Penghayatan yang berulang-ulang dari trauma itu yang dibuktikan oleh terdapatnya
palingsedikit satu dari hal berikut :
a) ingatan berulang dan menonjol tentang peristiwa itu;
b) mimpi-mimpi berulang dari peristiwa itu
c) timbulnya secara tiba-tiba perilaku atau perasaan seolah-olah peristiwa
traumatikitu sedang timbul kembali, karena berkaitan dengan suatu gagasan
ataustimulus/rangsangan lingkungan.
3. Penumpulan respons terhadap atau berkurangnya hubungan dengan dunia luar
(“psychicnumbing” atau “anesthesia emotional”) yang dimulai beberapa waktu
sesudah trauma, dan dinyatakan paling sedikit satu dari hal berikut;
a) berkurangnya secara jelas minat terhadap satu atau lebih aktivitas yang cukup be
rarti;
b) perasaan terlepas atau terasing dari orang lain
c) afek (alam perasaan) yang menyempit (constricted affect) atau afek depresif
(murung, sedih, putus asa

c. Batasan Karakteristik
1. Fase akutal.
a) Respons somatic
1) Peka rangsang gastrointerstinal (mual, muntah, anoreksia)
2) Ketidaknyamanan genitourinarius (nyeri, pruritus)
3) Ketegangan otot-otot rangka (spasme, nyeri).
b) Respons psikologis
1) Menyangkal
2) Syok emosional
3) Marah
4) Takut
5) akan mengalami kesepian, atau pemerkosa akan Kembali
6) Rasa bersalah
7) Panik melihat pemerkosa atau adegan penyeranganc.
c) Respons seksual
1) Tidak percaya pada laki-laki
2) Perubahan dalam perilaku seksual
2. Fase jangka panjangSetiap respons pada fase akut dapat berlanjut jika tidak pernah
terjadi resolusi
a) Respons psikologis
1) Fobia
2) Mimpi buruk atau gangguan tidur
3) Ansietas
4) Depresi

2.3 KORBAN KDRT


a. Definisi
Menurut Annisa (2010), kekerasan adalah segala bentuk perbuatan yang
menimbulkan luka baik secara fisik maupun psikologis. Kekerasan merupakan suatu
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sejumlah orang kepada seseorang atau
sejumlah orang, yang dengan sarana kekuatannya, baik secara fisik maupun non-fisik
dengan sengaja dilakukan untuk menimbulkan penderitaan kepada obyek kekerasan.
KDRT adalah segala sesuatu bentuk tindak kekerasan yang terjadi atas dasar
perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan rasa sakit atau penderitaan terutama
terhadap Perempuan termasuk ancaman, paksaan, pembatasan kekebesan, baik yang
terjadi dalam lingkup public maupun domestic (Annisa, 2010)

b. Faktor Penyebab Terjadinya KDRT


Menurut Annisa (2010), faktor penyebab terjadinya KDRT yang terjadi di
masyarakat, antara lain adalah: a. Motif (dorongan seseorang melakukan sesuatu)
1. Terganggunya motif biologis, artinya kebutuhan biologis pelaku KDRT mengalami
terganggu atau tidak dapat terpenuhi. Sehingga membuat ia melakukan untuk
menuntut kebutuhan tersebut, namun cara menuntut pemenuhan kebutuhan tersebut
menyimpang tanpa adanya komunikasi yang baik sebagaimana mestinya.
2. Terganggunya motif psikologis, artinya tertekan oleh tindakan pasangan, misalnya
suami sangat membatasi kegiatan istri dalam aktualisasi diri, memaksakan istri untuk
menuruti semua keinginan suami.
3. Terganggunya motif teologis,artinya hubungan manusia dengan Tuhan mengalami
penyimpangan, ketika hal ini terganggu, maka akan muncul upaya kemungkinan
pemberontakan untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya, perbedaan agama antara
suami dan istri, dan keduanya tidak saling memahami satu sama lain, tidak ada
toleransi dalam keluarga, keduanya hanyalah mementingkan dari kepercayaan
masing-masing, maka yang muncul adalah ketidakharmonisan antara keduanya.
4. Terganggunya motif sosial, artinya komunikasi atau interaksi antara pasangan suami
istri tidak dapat berjalan dengan baik. Sehingga jika terjadi kesalah fahaman atau
perbedaan, hanya mementingkan ego dari masing-masing tanpa adanya komunikasi
timbal balik yang baik hingga kekerasan menurut mereka yang dapat menyelesaikan
masalah.
5. Harapan, setiap pasangan suami istri memiliki suatu harapan mengenai apa yang
akan dicapai dalam keluarganya, misalnya harapan agar keluarganya hidup sejahtera
dengan berkecukupan akan tetapi harapan tersebut tidak dapat berjalan sebagai
kenyataan. Kemudian diantara keduanya tidak dapat menerima kenyataan sehingga
yang terjadi hanyalah tuntutan kepada pasangan tanpa memikirkan bersama jalan
keluar.
6. Nilai atau norma, dapat terjadi KDRT jika terjadi pelanggaran terhadap nilai dan
norma yang ada di dalam keluarga atau tidak dipatuhinya nilai di dalam keluarga.
Misalnya penerapan nilai etika yang salah, tidak adanya penghormatan dari istri
terhadap suami atau sebaliknya, tidak adanya kepercayan suami terhadap istri, tidak
berjalannya fungsi dan peran dari masing-masing anggota keluarga

c. Tanda Keluarga Dengan KDRT


Ciri dan tanda yang biasanya terjadi jika seseorang mengalami KDRT adalah:
1. Tanda-tanda emosional dari kekerasan
Tidak semua kekerasan bersifat fisik. Kekerasan emosional dapat membuat korban
merasa tak berdaya, putus asa atau kehilangan harapan. Mereka mungkin berpikir
bahwa mereka tidak akan keluar dari kendali pelaku kekerasan. Beberapa kekerasan
emosional juga dapat membuat korban merasa tidak diinginkan dan tidak ada orang
lain yang akan menyayangi mereka selain dari pelaku kekerasan. Biasanya, korban
dari kekerasan mudah mengalami kelainan mental, seperti depresi, gangguan makan
atau gangguan tidur.
2. Menyendiri atau mendadak pendiam
Korban kekerasan cenderung pendiam dan menarik diri dari masyarakat. Jika teman
Anda mengalami perubahan pada kepribadian mereka, dari orang yang suka
bersosialisasi dan periang menjadi seseorang yang mengisolasi diri sendiri, hal
tersebut dapat menjadi pertanda dari kekerasan dalam rumah tangga. Teman Anda
mungkin sering terlambat saat kerja atau pertemuan, atau membatalkan janji secara
mendadak.
3. Tanda-tanda ketakutan
Walau korban kekerasan mungkin tidak menceritakan kekerasan, mereka mungkin
menyebutkan pelaku kekerasan “moody” atau “mudah marah”. Mereka juga mungkin
mengatakan bahwa pasangan mereka menjadi pemarah setelah minum alkohol,
sebagai contoh. Korban kekerasan mungkin merasa tidak nyaman apabila berada jauh
dari rumah. Mereka kaku dan malu saat berbincang-bincang. Mereka juga merasa
cemas dalam berusaha menyenangkan pasangan mereka. Kadang, apabila berada
bersama dengan pelaku kekerasan, korban merasa sangat ketakutan di mana ia tidak
dapat bertindak atau mengambil keputusan.
4. Tanda-tanda dikendalikan
Korban kekerasan mungkin telah menyerahkan membiarkan hidup mereka dikontrol
oleh pelaku kekerasan tersebut. Mereka takut berpergian atau mengambil keputusan
tanpa izin. Jika seseorang adalah korban dari kekerasan, ia akan selalu meminta izin
sebelum berpergian atau bertemu orang lain. Teman Anda mungkin menyebutkan
pasangannya “sedikit cemburu” atau “sedikit posesif”.

d. Dampak KDRT
Dalam hal ini banyak dampak yang ditimbulkan oleh kekerasan itu sendiri. Dampak
kekerasan dalam rumah tangga akan terjadi pada istri, anak, bahkan suami.
1. Dampak pada istri antara lain:
a) Perasaan rendah diri, malu dan pasif
b) Gangguan kesehatan mental seperti kecemasan yang berlebihan, susah makan
dan susah tidur
c) Mengalami sakit serius, luka parah dan cacat permanen
d) Gangguan kesehatan seksual
e) Menderita rasa sakit fisik dikarenakan luka sebagai akibat tindakan kekerasan
f) Kekerasan seksual dapat mengakibatkan turun atau bahkan hilangnya gairah
seks, karena istri menjadi ketakutan dan tidak bisa merespon secara normal
ajakan berhubungan seks
2. Dampak pada anak antara lain:
a) Mengembangkan prilaku agresif dan pendendam
b) Mimpi buruk, ketakutan, dan gangguan kesehatan
c) Kekerasan menimbulkan luka, cacat mental dan cacat fisik
3. Dampak pada suami antara lain:
a) Merasa rendah diri, pemalu, dan pesimis
b) Pendiam, cepat tersinggung, dan suka menyendiri

2.4 ANAK KORBAN TRAFFICKINGA


a. Devinisi
Perkembangan Teknologi dan Informasi di era globalisasi menyebabkan
terjadinya suatu pergerakan di dunia yang tidak dapat dihentikan. Dampak dari
pergerakan globalisasi menyebabkan banyak kejahatan yang terjadi. Faktor pemicunya
adalah kemiskinan, kurangya pendidikan, dan kurangnya kesadaran oleh masyarakat.
Salah satu contohnya adalah kasus perdagangan orang. Kejahatan human trafficking tidak
dapat dipandang sebelah mata karena telah memakan banyak korban. Untuk itu peraturan
perundang–undangan sangat diperlukan dalam memberikan sanksi dan perlindungan
kepada korban perdagangan orang terutama kelompok yang dianggap rentan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan penelitian hukum normatif melalui data sekunder dan
teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan guna untuk memperoleh hasil
yang ingin di teliti.

b. Motif Terjadinya Traffcking


motif atau latar belakang penyebab trafficking yaitu: Pertama, motif kemiskinan.
Kedua, motif sulitnya akses lapangan kerja. Ketiga, motif pendidikan. Keempat, motif
masalah keluarga. Kelima, motif praktek budaya pernikahan dini yang berdampak pada
perceraian.

c. Penganggulangan korban trafficking


Beberapa perundang-undangan yang terkait dengan traffcking yaitu UU nomor
35tahun 2014 (bahwa di berikan perlindungan khusus pada anak yang menjadi korban,
penculikan, penjualan, atau perdagangan, dilakukan upaya melalui pengawasan ,
perlindungan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi), kemudian pada KUHP (undang-
undang hukum pidana) nomor 39 tahun 1999 pasal 297 yang menyatakan bahwa
perdagangan wanita dan perdagangan laki-laki yang belum cukup umur di ancam dengan
penjara pidana paling lama 6 tahun.pada pasal 65 UU no 39 tahun 1999 menyatakan
bahwa setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi
danelecehan seksual penculikan perdagangan anak serta bentuk menyalahgunaan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainya.

d. Tistrategi penanggulangan traffcking yang di lakukan pemerintah :


1. Korban traffcking harus di lindungi
2. Pelaku harus di hukum berat
3. Mengembangkan jejaring kelembagaan dengan aliansi global untuk menghapus
traffcking. Hukum internasional terkait traffecking yaitu CRC mengharuskan
bahwa negara pihak mengambil semua tindakan nasional, bialteral, dan
multilateral yang perlu untuk mencegah penculikan, penjualan, atau perdagangan
anak atau tujuan apapun atau dalam bentuk apapun, pihak- pihak dalam
protokol, tambahan dari konvensi persserikatan bangsa - bangsa mengenai
kejahatan terorganisasi transional untuk mencegah, menekan,dan menghukum
perdagangan orang, khususnya wanita dan anak anak tahun 2000.Tindakan lebih
lanjut di haruskan untuk:
a) Melindugi identitas dan privasi korban perdagangan orang
b) Memperkenalkan tindakan untuk membantu para korban yang terlibat dalam
proseskejahatan.
c) Menyediakan bagi para korban bantuan sosial dan rehabilitasi termasuk
bantuan berupa tempat tinggaldan makanan.

2.5 NARAPIDANA
a. Definisi Narapidana
Narapidana adalah orang yang sedang menjalani pidana penjara. Pengertian
narapidana menurut kamus Bahasa Indonesia adalah orang hukuman (orang yang sedang
menjalani hukuman karena melakukan tindak pidana). Menurut UU Nomor 12 Tahun
1995 (dalam Lubis, dkk, 2014) tentang Pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana
yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan. Menurut
Harsono (dalam Lubis, dkk, 2014), mengatakan bahwa narapidana adalah seseorang yang
dijatuhkan vonis bersalah oleh hakim dan harus menjalani hukuman. Selanjutnya Wilson
(dalam Lubis, dkk, 2014) mengatakan bahwa narapidana adalah manusia bermasalah
yang dipisahkan dari masyarakat untuk belajar bermasyarakat dengan baik. Narapidana
adalah manusia biasa seperti manusia lainnya hanya karena melanggar norma hukum
yang ada sehingga dipisahkan oleh hakim untuk menjalani hukuman.

b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Tindak Pidana


Sebagai salah satu perbuatan yang menyimpang dari norma pergaulan hidup manusia,
kejahatan (tindak pidana) merupakan masalah sosial, yaitu masalah ditengah-tengah
masyarakat, dimana pelaku dan korbannya adalah anggota masyarakat juga. Menurut
Willis (dalam Lubis dkk, 2014) kenakalan remaja yang mengarah kepada tindak pidana
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor dari dalam individu
a) Predisposing factor
Yaitu faktor-faktor yang memberi kecenderungan ertentu terhadap perilaku
remaja. Faktor tersebut dibawa sejak lahir, atau oleh kejadian-kejadian ketika
kelahiran bayi, yang disebut birth injury, yaitu luka di kepala ketika bayi ditarik
dari perut ibu.
b) Lemahnya Pertahanan Diri
Yaitu faktor yang ada di dalam diri untuk mengontrol dan mempertahankan diri
terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan. Lemahnya pertahanan diri
disebabkan karena faktor pendidikan di keluarga. Hal tersebut dimanfaatkan oleh
orang yang bermaksud jahat untuk mempengaruhi anak melakukan
perilakukejahatan seperti mencuri, memeras, membunuh dan lainlain.
2. Faktor yang berasal dari lingkungan keluarga
Lemahnya Keadaan Ekonomi Keluarga Kondisi perekonomian yang lemah
menyebabkan indivdu tidak dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Kondisi
ini mendorong individu untuk melakukan kejahatan seperti mencopet, merampok, dan
membunuh.
a) Keluarga tidak harmonis Ketidakharmonisan dalam keluarga dapat menjadi
penyebab tindak kejahatan. Pertengkaran antara orang tua biasanya terjadi karena
tidak adanya kesepakatan dalam mengatur rumah tangga, terutama masalah
kedisiplinan, sehingga membuat anak merasa ragu akan kebenaran yang harus
ditegakkan dalam keluarga.

2.6 DEFINISI ANAK JALANAN


a. Definisi
1. Definisi Anak Jalanan
Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang
mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun
masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Menurut Departmen Sosial RI (1999),
pengertian tentang anak jalanan adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun yang karena
berbagai faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga hingga faktor budaya yang
membuat mereka turun ke jalanan. UNICEF memberikan batasan tentang anak
jalanan, yaitu Street Child are those who have abandoned their homes, school and
immediate communities before they are sixteen years of age, and have drifted into a
nomadic streat life.
Berdasarkan hal tersebut, maka anak jalanan adalah anak-anak berumur di
bawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah, dan lingkungan
masyarakat terdekantnya, larut dalam kehidupan berpindah-pindah di jalan raya.

2. Definisi Anak Jalanan Psikotik


Anak Jalanan psikotik adalah penderita gangguan jiwa kronis yang keluyuran di
jalan-jalan umum, sehingga dapat mengganggu ketertiban umum dan merusak
keindahan lingkungan.

b. Psikotik
Psikotik adalah bentuk disorder mental atau kegalauan jiwa yang dicirikan dengan
adanya disintegrasi kepribadian dan terputusnnya hubungan jiwa dengan Realita. Kriteria
Psikotik adalah sebagai berikut:
1. Psikotik organik
sikotik yang penyebabnya adalah gangguan pada susunan syaraf pusat dan psikotik
yang disebabkan oleh kondisi fisik, gangguan metabolisme dan intoksikasi obat.
2. Psikotik Fungsional
Psikotik yang disebabkan oleh gangguan pada kepribadian seseorang yang bersifat
psikogenetik yaitu skizofrenia (perpecahan kepribadian) seperti psikotik paranoid dan
curiga.

Berikut faktor penyebab psikotik, antara lain:


1. Tekanan-tekanan kehidupan ( emosional)
2. Kekecewaan yang tidak pernah terselesaikan
3. Adanya hambatan yang terjadi pada masa tumbuh kembang
4. Kecelakaan yang menyebabkan kerusakan gangguan otak
5. Tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat.

Menurut UU no 23 tentang kesehatan jiwa menyebutkan penyebab munculnya anak


jalanan adalah:
1. Keluarga tidak perduli
2. Keluarga malu
3. Keluarga tidak tahu
4. Obat tidak diberikan
5. Tersesat ataupun karena Urbanisasi

c. Tanda dan Gejala Anak Jalanan


1. Orang dengan tubuh yang kotor sekali,
2. Rambutnya seperti sapu ijuk
3. Pakaiannya compang-camping dengan membawa bungkusan besar yang berisi
macam-macam barang
4. Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri
5. Sukar diajak berkomunikasi
6. Pribadi tidak stabil
7. Tidak memiliki kelompok
ASUHAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai