Anda di halaman 1dari 6

Pengembangan Pembelajaran Matematika

Oleh: Lulu Dly (2005111338)

Dengan telah kita ketahui dan kita sadari bahwa bagi sebagian siswa di sekolah
dasar (SD), mata pelajaran matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang
dianggap tidak menyenangkan, membosankan bahkan dibenci oleh sebagian siswa di
sekolah dasar (SD). Dan karena itu tentu saja nantinya akan berdampak pada proses
hasil belajar siswa tersebut. Kecenderungan dari ketidaksukaan siswa terhadap mata
pelajaran matematika ini dapat di sebabkan dari beberapa hal atau pun beberapa faktor,
yakni seperti cara dari guru yang mengajar pada mata pelajaran matematika tersebut
yang mungkin masih kurang tepat, metode dari pembelajaran mata pelajaran
matematika tersebut yang cukup membosankan ataupun kurang menarik bagi sebagian
siswa di sekolah dasar (SD) ataupun bahkan dapat juga disebabkan dari beberapa atau
berbagai macam pandangan buruk atau negatif orang lain yang selalu mengatakan
tentang kesulitan-kesulitan pada mata pelajaran matematika tersebut.
Karena memang pada dasarnya mata pelajaran matematika mempunyai faktor yang
dapat dikatakan sebagai penyulit bagi setiap siswa yang ingin mempelajarinya, yakni
pada karakteristik mata pelajaran matematika yang dapat dikatakan masih sianggap
abstrak. sementara di sisi lain kemampuan abstraksi setiap siswa, terutama pada siswa
sekolah dasar (SD) dapat dikatakan masih cukup rendah. Maka hal ini pun akan
menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi seorang guru yang mengajar pada mata
pelajaran matematika tersebut agar menjadikan mata pelajaran matematika yang
tadinya masih dikatakan cukup abstrak itu menjadi mata pelajaran matematika yang
“nyata” dalam benak dan pikiran setiap siswa. Dan oleh sebab itu dibutuhkan
penanganan atau antisipasi cara alternatif yaitu dengan menggunakan berbagai media
pembelajaran atau alat peraga yang sesuai. Selain itu guru tersebut juga perlu
menjadikan pembelajarannya agar lebih menarik dan tidak membosankan, misalnya
melalui permainan, mengingat anak sekolah dasar (SD) yang masih dalam tahap
perkembangan psikologisnya. Yang mana anak sekolah dasar (SD) masih menyukai
permainan.
Sampai pada saat sekarang ini, tidak ada satupun pendapat yang seragam tentang
pengertian mata pelajaran matematika tersebut. Sebagian orang hanya menganggap
bahwa mata pelajaran matematika ini tidak lebih dari sekedar cara berhitung-hitung
jumlah dengan menggunakan rumus ataupun langkah-langkah dan angka-angka.
Namun perlu diketahui bahwa mata pelajaran matematika bukan hanya sekedar
berhitung penjumlahan, pengurangan, pembagian serta perkalian angka-angka dengan
menggunakan rumus yang telah ditentukan. Namun, matematika juga berkenaan
dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungannya yang diatur dengan konsep-konsep
abstrak.
Pembelajaran mata pelajaran matematika di sekolah dasar (SD) tidak hanya
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan matematika yang bersifat material,
yaitu dengan berarti akan dapat membekali setiap siswa agar nantinya dapat menguasai
mata pelajaran dmatematika dan dapat menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Namun lebih dari pada itu, pembelajaran mata pelajaran matematika ini juga
dimaksudkan agar dapat mencapai tujuan pendidikan mata pelajaran matematika yang
bersifat formal, yaitu untuk menata nalar para setiap siswa di sekolah dasar (SD) dan
membentuk kepribadiannya.
Pembelajaran mata pelajaran matematika seharusnya dirancang sedemikian rupaa,
sehingga nantinya tidak hanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan dalam ranah
kognitif, tetapi juga dapat untuk mencapai tujuan dalam ranah afektif dan psikomotor.
Pembelajaran mata pelajaran matematika yang baik tidak hanya dimaksudkan untuk
mencerdaskan setiap para siswa, namun juga dimaksudkan untuk menghasilkan siswa
yang nantinya akan berkepribadian atau pun berkelakuan baik.
Selama ini, pembelajaran mata pelajaran matematika di sekolah dasar (SD) hanya
lebih mengutamakan pada pencapaian tujuan pendidikan matematika yang bersifat
material, tetapi kurang memperhatikan pencapaian tujuan pendidikan matematika yang
bersifat formal, yakni untuk menata 4 nalar siswa dan membentuk kepribadiannya. Hal
ini dapat dipahami, mengingat tidak sedikit guru yang melaksanakan pembelajaran
semata-mata untuk menyampaikan materi pelajaran atau transfer pengetahuan.
Dalam pembelajaran mata pelajaran matematika yang dikembangkan oleh guru
yang mengajar pada mata pelajaran matematika selama ini, tujuan pendidikan
matematika yang bersifat formal, yaitu untuk dapat membentuk nalar ataupun
pemikiran setiap siswa serta kepribadian setiap siswa, yang mana nantinya diharapkan
dapat tercapai dengan sendirinya. Melalui pembelajaran matematika, diharapkan agar
setiap siswa secara otomatis dapat tertata nalarnya ataupun pemikirannya, yang mana
nantinya setiap siswa dapat berpikir kritis, logis, cermat, analitis, runtut, sistematis, dan
konsisten dalam bersikap.
Pembelajaran mata pelajaran matematika yang demikian, tentu saja masih
diperlukan. Namun, dengan seiring berjalannya perkembangan, mata perlajaran
matematika yang begitu pesat serta diperlukannya mata pelajaran matematika dan pola
pikirnya dalam berbagai bidang, maka guru tersebut perlu secara sengaja merancang
metode pembelajaran yang memungkinkan untuk membelajarkan nilai-nilai edukatif
dalam matematika secara aktif kepada siswa.
Langkah-langkah dalam penyusunan pada rencana pembelajaran mata pelajaran
matematika yaitu serangkaian kegiatan. Yang mana kegiatan tersebut diawali dengan
kajian mengenai hakikat pembelajaran mata pelajaran matematika serta penjabaran
kemampuan dasar yang minimal dapat dikuasai oleh setiap siswa dalam proses
pembelajaran mata pelajaran matematika. Kajian tentang hakikat pembelajaran mata
pelajaran matematika ini sangat penting dilakukan agar materi dan rencana strategi
pembelajaran yang dipilih dapat sesuai dengan karakteristik pada mata pelajaran
matematika serta pada proses pembelajarannya.
Berdasarkan dari beberapa uraian diatas maka dapat diperoleh bagaimna ciri-ciri
untuk rencana proses pengembangan pembelajaran mata pelajaran matematika pada
siswa dasar, yang mana sekaligus merupakan prinsip-prinsip dalam Menyusun rencana
pembelajaran mata pelajaran matematika, yaitu ilmiah, relevan, sistematis, konsisten,
memadai serta menyeluruh.
Ilmiah
Keseluruhan materi dari perencanaan pengembangan mata pelajaran matematika
baik fakta, konsep, prinsip serta pengoperasian merupakan kagiatan yang menjadi
muatan dalam rencana proses pembelajaran harus terjamin kebenarannya dan nantinya
dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan. Jika ada kesalahan pada materi di
dalam penyusunan rencana proses pembelajaran tersebut walaupun hanya sedikit maka
tetap tidak akan dapat di toleransi
Relevan
Perencanaan pengembangan mata pelajaran matematika mencakup kedalam
tingkat kesukaran, serta dari urutan cara penyajian ataupun penyampaian materi dalam
rencana pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
social, emosional, dan spiritual pada peserta didik. Tingkat kedalaman dan keluasan
materi tersebut akan disesuaikan dengan karakteristik para siswa dasar. Materi untuk
setiap siswa dasar yang memiliki daya tangkap yang cepat nantinya tidak akan sama
dengan materi untuk setiap siswa dasar yang memiliki daya tangkap yang lambat. Dan
begitupun materi untuk setiap siswa dasar yang mempunyai motivasi tinggi untuk
memahami sebaliknya tidak akan sama dengan materi untuk setiap siswa dasar yang
mempunyai motivasi rendah.
Sistematis
Komponen-komponen pada rencana pengembangan pembelajaran mata pelajaran
matematika harus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensinya. Kompetensi dasar yang telah disusun berdasarkan dari standar
kompetensi serta indikator yang juga disusun berdasarkan dari kompetensi dasar. Pada
materi, kegiatan, sumber belajar, dan alat untuk penilaian disusun berdasarkan dari
indikator pembelajaran. Penataan dari materi juga harus bisa disesuaikan dengan
karakteristik mata pelajaran matematika tersebut.
Konsisten
Perencanaan pengembangan pembelajaran mata pelajaran matematika harus
memiliki hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
sumber belajar serta sistem penilaian.
Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, sumber belajar, dan sistem penialaian pada
perencanaan pengembangan pembelajaran mata pelajaran matematika cukup untuk
menunjang pencapaian pada kompetensi dasar.
Aktual dan kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, sumber belajar, serta sistem penilaian pada
perencanaan pengembangan pembelajaran pada mata pelajaran matematika ini juga
perlu memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, serta seni dalam kehidupan nyata
dan pada peristiwa yang terjadi.
Fleksibel
Keseluruhan komponen pada perencanaan pengembangan pembelajaran mata
pelajaran matematika ini dapat mengakomodasikan berbagai keragama setiap siswa
dasar, pendidik, dan dinamika perubahan yang terjadi disekolah serta pada tuntutan
masyarakat.
Menyeluruh
Komponen pada perencanaan pengembangan pembelajaran mata pelajaran
matematika ini mecakup keseluruhan ranah dari kompetensi (kognitif,afektif, dan
psikomotrik). Ranah dari kognitif ini nantinya akan meliputi tingkat perkembangan
intelektual atau pengetahuan setiap siswa dasar , ranah afektif meliputi tingkat aktivas,
sikap, minat, dan motivasi setiap siswa dasar, sedangkan pada ranah psikomotrik yaitu
kemampuan psikomotrik (gerak) pada setiap siswa dasar misalnya, melukis, membuat
alatperaga, dan lain-lain.

Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan
rencana pembelajaran yang sesuai dengan ciri-ciri yang telah dijelaskan diatas, setiap
guru harus dapat mengenali serta memahami karakteristik dari setiap siswa dasar (SD),
kondisi dasar sekolah, serta lingkungannya. Hal ini menjadi sebuah isyarat bahwa pada
penyusunan rencana proses pembelajaran. Sebaliknya jika dilakukan secara mandiri
oleh setiap oleh guru yang akan menggunakan perencanaan pembelajaran tersebut.
Namun dengan demikian apabila seorang guru karena ada sesuatu hal yang
mengakibatkan ia belum dapat melaksanakan penyusunan pada rencana pembelajaran
secara mandiri, maka dari pihak sekolah harus dapat mengusahakan agar dapat
membentuk kelompok guru dengan tujuan untuk mengembangkan rencana
pembelajaran yang akan digunakan oleh sekolah dasar (SD) tersebut.

Daftar Pustaka
Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada. Basuki
Wibowo dan Farida Mukti. 1993. Media Pengajaran. Jakarta: DepDikBud.
Dajono, Slamet. 1976. Harapan Terhadap Pengarahan Pendidikan Matematika di
Indonesia. Makalah pidato pengukuhan guru besar dalam pendidikan
matematika pada Fakultas Ilmu Eksakta IKIP Surabaya. Makalah disampaikan
pada 3 Mei 1976.
R. Soedjadi.1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia (Konstatasi Keadaan
Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan). Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai