Anda di halaman 1dari 22

Nama : Heny Friantary, M.

Pd

NIM : A3A023004

Mata Kuliah : Kajian Komparatif Budaya

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sarwit Sarwono, M.Hum

Rumah Adat Suku Serawai kecamatan Seluma Timur Kabupaten Seluma


Seluma adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di provinsi Bengkulu,
Indonesia. Ibu kotanya terletak di Pasar Tais. Kabupaten Seluma secara resmi terbentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003, sebagai hasil pemekaran dari
Kabupaten Bengkulu Selatan. Salah satu ciri khas dari kabupaten ini adalah penggunaan
bahasa Serawai, yang merupakan bahasa yang digunakan oleh suku Serawai yang
mendiami wilayah ini. Pada tahun 2021, jumlah penduduk Kabupaten Seluma, menurut
data dari Badan Pusat Statistik, mencapai 207.877 jiwa, dengan kepadatan penduduk
sekitar 84 jiwa per kilometer persegi.

Seluma pernah menjadi wilayah tertinggal karena jumlah penduduknya yang relatif
sedikit dan kurangnya pengembangan potensi daerah. Namun, sejak tahun 2008, kabupaten
ini telah mengalami perkembangan signifikan, terutama dalam sektor pertanian, terutama
dalam produksi padi. Hal ini membuat Seluma keluar dari status kabupaten tertinggal.
Sekarang, setiap kecamatan dalam kabupaten ini mampu memenuhi kebutuhan akan padi,
beras, dan pangan lainnya secara memadai, menjadikan Seluma sebagai salah satu daerah
yang makmur di provinsi Bengkulu.

Desa Simpang, terletak di dalam wilayah Kabupaten Seluma, adalah sebuah desa kecil
yang terpencil, berjarak sekitar 5 km dari jalan utama. Desa ini memiliki karakteristik
geografis yang menarik, karena tidak berbatasan langsung dengan desa-desa lainnya. Luas
wilayah Desa Simpang mencapai 2.026,98 hektar dan terbagi menjadi tiga dusun, dengan
jumlah kartu keluarga sebanyak 580, menurut data dari BPS Kabupaten Seluma tahun
2020. Desa Simpang secara geografis ini mendominasi oleh satu kelompok etnik utama,
yaitu suku Serawai, yang merupakan suku kedua terbesar di Provinsi Bengkulu dan
tersebar di Kabupaten Selatan dan Kabupaten Seluma.

Mayoritas penduduk Desa Simpang menggantungkan hidup mereka sebagai


petani kebun, dengan komoditas utama berupa kopi dan kelapa sawit. Kondisi geografis
dan demografis yang unik ini menciptakan harmoni sosial-budaya di antara warganya.
Masyarakat Desa Simpang hidup rukun dan menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai
dengan norma-norma adat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap
tahun, mereka secara rutin mengadakan kegiatan adat seperti "tunggu betunggu dusun"
dan "sekujang." Bahkan dalam perayaan pernikahan, tradisi adat masih dijaga dengan
ketat, melibatkan tari adat, bebale pantun, serta berbagai ritual adat lainnya. Desa
Simpang adalah contoh nyata dari bagaimana nilai-nilai budaya dan tradisi tetap
menjadi landasan kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di tengah perubahan
zaman.

Suku Serawai adalah kelompok etnis dengan populasi terbesar kedua di daerah
Bengkulu, terutama berdiam di kabupaten Bengkulu Selatan, seperti kecamatan
Sukaraja, Seluma, Talo, Pino, Kelutum, Manna, dan Seginim. Masyarakat suku Serawai
memiliki mobilitas yang cukup tinggi, dengan banyak di antara mereka merantau ke
daerah lain untuk mencari penghidupan baru, seperti kabupaten Kepahiang, kabupaten
Rejang Lebong, kabupaten Bengkulu Utara, dan lainnya. Secara tradisional, suku
Serawai menggantungkan hidup dari sektor pertanian, khususnya perkebunan. Banyak
di antara mereka yang menanam tanaman perkebunan seperti cengkih, kopi, kelapa, dan
karet. Selain itu, mereka juga mencultivasi tanaman pangan, palawija, hortikultura, dan
berkebun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Terkait asal usul kata "Serawai," masih terdapat beberapa pendapat yang
berbeda. Beberapa mengklaim bahwa kata "Serawai" mungkin berarti "satu keluarga,"
yang mencerminkan rasa persaudaraan yang kuat di antara anggota suku Serawai,
terutama mereka yang hidup dalam komunitas suku bangsa lain atau merantau. Selain
itu, ada tiga teori lain tentang asal kata "Serawai." Salah satunya adalah bahwa kata
tersebut berasal dari "Sawai," yang merujuk pada dua sungai, yaitu sungai Musi dan
sungai Seluma, yang dibatasi oleh bukit Campang. Teori kedua mengaitkannya dengan
kata "Seran," yang berarti celaka, dalam legenda tentang seorang anak raja yang
dibuang karena penyakit menular dan kemudian mendirikan sebuah negeri. Teori ketiga
menghubungkannya dengan kata "selawai," yang berarti gadis atau perawan,
berdasarkan cerita bahwa suku Serawai adalah keturunan suami-istri dari dua daerah
yang berbeda, yang disebut selawai dalam dialek Lebong. Dengan beragam teori ini,
asal usul kata "Serawai" tetap menjadi misteri, tetapi suku Serawai tetap merupakan
bagian berharga dari kekayaan budaya Bengkulu.
A. Struktur Rumah Masyarakat Suku Serawai kecamatan Seluma Timur
Kabupaten Seluma
1. Foto Tampak Depan Rumah Adat Serawai Desa Simpang Kabupaten Seluma

Rumah adat suku Serawai merupakan sebuah contoh gemilang dalam arsitektur
tradisional yang memadukan harmoni antara manusia dan alam. Dibangun dengan
menggunakan bahan-bahan alamiah, rumah-rumah ini mencerminkan kesadaran yang
mendalam akan pelestarian lingkungan. Keunikan desainnya yang menonjol
membuatnya mampu bertahan dalam segala cuaca ekstrem, termasuk gempa bumi.
Salah satu ciri khas yang mencolok adalah Atap jerambah rumah ini membentang
dalam garis lurus mulai dari beranda hingga mencakup seluruh area dapur. Tidak hanya
itu rumah berugau juga menonjolkan sisi tembok yang miring yang memberikan
estetika tersendiri, dan yang lebih menakjubkan, setiap elemen kayunya dihubungkan
tanpa menggunakan paku, melainkan dengan bambu yang ujungnya tajam. Semua
elemen ini menciptakan rumah adat suku Serawai sebagai bagian integral dari
ekosistem alam, menjadikannya sebuah contoh luar biasa dalam upaya melestarikan
budaya dan lingkungan alam.
2. Rumah Warga Desa Simpang Kabupaten Seluma

Rumah ini merupakan milik Bapak H. Nudin, yang saat ini berusia 78 tahun.
Terletak di Desa Simpang, Kabupaten Seluma, rumah tersebut adalah tempat tinggal
yang telah menjadi saksi sepanjang perjalanan hidupnya.
3. Foto Landasan Kaki

Landasan dasar sebelum naik tangga adalah kunci utama untuk mencapai
keberhasilan dalam perjalanan ke atas. Seperti fondasi yang kuat untuk sebuah
bangunan, pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip dasar adalah landasan
yang memungkinkan kita membangun fondasi yang kokoh untuk pencapaian kita.
Dalam konteks apa pun, apakah itu pendidikan, karier, atau hubungan, memiliki
pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar adalah langkah pertama yang krusial menuju
kesuksesan. Sebelum kita bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi, kita harus
memahami dan menguasai landasan dasar yang mendasari perjalanan kita.
4. Foto Tiang Rumah
Rumah Serawai desa Simpang Kabupaten Seluma juga menonjol karena
memiliki sekitar 15 tiang yang menjaga integritas struktur rumah. Tiang-tiang ini
memiliki tinggi sekitar 1,8 meter dan menjaga rumah tetap kokoh, bahkan dalam
menghadapi gempa. Keberadaan banyak tiang penopang.
Kolong di bawah rumah digunakan sebagai tempat penyimpanan beragam
barang, seperti gerobak, hasil panen pertanian, kandang hewan, alat-alat pertanian, kayu
bakar, dan banyak lagi. Ini menunjukkan fleksibilitas rumah Serawai desa Simpang
Kabupaten Seluma sebagai ruang yang memadukan fungsi budaya, sosial, dan praktis
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bengkulu.

5. Foto Tangga Rumah


Keunikan lainnya terletak pada anak tangga rumah Serawai desa Simpang
Kabupaten Seluma, yang selalu berjumlah ganjil. Hal ini mencerminkan kepercayaan
adat setempat dan memperkuat aspek kearifan lokal dalam desain rumah tradisional ini.
Tangga disusun dengan 5 anak tangga melalui hitungan ganjil berupa: (1) tiyat; (2)
tanggo; (3) tunggu; (4) tinggal; (5) tunggu, yang bermakna rumah tersebut dihuni untuk
selamanya karena nyaman.

6. Foto Gaghang Muko

Gaghang Muko memiliki peran yang penting dalam tradisi berendo, di mana
fungsinya adalah meletakkan alas kaki di teras kecil sebelum memasuki rumah.
7. Foto Ruangan Berendo (Teras)

Dalam rumah adat Serawai, terdapat istilah ruangan yang disebut


"Berendo." Ruangan Berendo memiliki peran yang sangat signifikan dalam
budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Serawai. Berendo adalah ruang
teras yang memiliki fungsi ganda. Pertama, ia digunakan sebagai tempat bagi
pemilik rumah untuk menerima tamu yang belum dikenalnya. Ruang ini
mencerminkan nilai-nilai keramahan dan sambutan yang hangat terhadap tamu-
tamu yang datang dari luar. Biasanya, tamu-tamu hanya tinggal sebentar, tetapi
ruang ini menciptakan suasana yang ramah dan nyaman untuk bertemu dan
berinteraksi dengan mereka.

Selain itu, Berendo juga berfungsi sebagai tempat bermain anak-anak. Ini
adalah tempat di mana anak-anak dapat bermain, berbicara, dan menjalani
kegiatan sehari-hari mereka. Hal ini mencerminkan aspek kehidupan keluarga dan
komunitas yang berpusat pada kebersamaan dan interaksi sosial. Ruangan
Berendo menciptakan ruang yang memungkinkan pertemuan antar generasi,
berbagi cerita, dan menjalin ikatan sosial yang erat dalam masyarakat Serawai.

8. Foto Pagrho
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membutuhkan tempat untuk
menyimpan berbagai barang, mulai dari tikar, kopi yang belum masak, hingga barang-
barang lainnya. Fungsi dari penyimpanan ini sangat penting dalam menjaga agar
barang-barang tersebut tetap terjaga, terhindar dari kerusakan, dan mudah diakses saat
diperlukan. Dengan adanya berbagai pilihan wadah penyimpanan, kita dapat menjaga
kebersihan, keamanan, dan keteraturan dalam rumah atau tempat kerja kita.

9. Foto Kayu Bubungan


Bubungan adalah komponen penting dalam sebuah struktur bangunan, yang
berfungsi sebagai rangka atap. Rangka atap ini bertugas untuk menopang seluruh
struktur atap, sehingga mampu menjaga bangunan dari berbagai pengaruh cuaca, seperti
hujan, panas terik, atau bahkan angin kencang. Bubungan biasanya terbuat dari bahan
yang kuat dan tahan lama, seperti kayu, baja, atau beton, dan desain serta konstruksi
bubungan yang baik sangat penting untuk memastikan stabilitas dan kekuatan atap
bangunan. bangunan ini bentuk atapnya jerambah rumah ini membentang dalam garis
lurus mulai dari beranda hingga mencakup seluruh area dapur.
10. Foto Ruangan Luagh

Luagh adalah sebuah istilah yang merujuk pada tempat di mana laki-laki dewasa
dapat berkumpul dan bermalam. Ini adalah sebuah ruang yang khusus disediakan untuk
para bujang, tempat mereka bisa bersosialisasi, bercerita, atau berdiskusi di malam hari
sebelum tidur. Selain itu, luagh juga mencakup tempat tidur laki-laki dewasa yang
disudut ruangan, yang digunakan sebagai tempat istirahat mereka setelah sehari penuh
aktivitas. Konsep luagh telah menjadi bagian penting dari budaya di banyak tempat,
menciptakan lingkungan sosial yang kuat di antara laki-laki dewasa yang tinggal
bersama atau berkumpul di sana.
11. Foto Pagu

Pagu adalah salah satu elemen penting dalam setiap ruangan. Dalam ruang tamu
atau ruang keluarga, pagu berfungsi sebagai tempat meletakkan al-Quran, peci, tasbih,
dan bahkan lampu canting untuk memberikan suasana yang tenang dan sakral. Pagu ini
bukan hanya sekadar penyangga, tetapi juga menjadi wadah untuk memperlihatkan
nilai-nilai keagamaan dan budaya, menciptakan atmosfer yang penuh makna dalam
ruangan luas tersebut.
12. Foto Ruangan Biliak

Biliak Gedang

Dalam konteks rumah adat Serawai, istilah yang sering digunakan adalah
"Bilik Gedang." Ruangan ini memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan keluarga pemilik rumah. Bilik Gedang adalah ruangan yang
digunakan sebagai kamar tidur utama, biasanya oleh pemilik rumah dan
pasangan suami-istri. Namun, yang menarik adalah bahwa dalam tradisi ini,
anak-anak yang masih kecil tidur bersama-sama dengan orang tua mereka di
Bilik Gedang ini. Ini mencerminkan nilai-nilai keluarga yang kuat dan
keintiman yang erat antara anggota keluarga dalam budaya Serawai. Ruangan
ini bukan hanya tempat tidur, tetapi juga menjadi simbol kedekatan dan
kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari, di mana orang tua dan anak-anak
berbagi pengalaman dan kehangatan keluarga dalam ruang yang sangat pribadi
ini.
Biliak Gadis

Dalam konteks rumah adat Serawai, terdapat sebuah ruangan yang


memiliki makna dan peran yang sangat penting, yaitu "Bilik Gadis." Ruangan
ini merupakan wujud nyata dari perhatian dan peran khusus yang diberikan
kepada anak perempuan yang beranjak remaja dalam budaya Serawai. Bilik
Gadis diciptakan dengan tujuan memberikan tempat yang aman dan khusus bagi
anak perempuan untuk beristirahat dan melakukan berbagai aktivitas. Dengan
tempat ini, mereka dapat merasa nyaman, terlindungi, dan memiliki ruang
pribadi untuk memenuhi kebutuhan dan eksplorasi mereka. Keberadaan Bilik
Gadis yang berdekatan dengan Bilik Gedang juga mencerminkan kebijakan
keluarga yang bijak, di mana orang tua dapat lebih mudah mengawasi dan
memberikan dukungan kepada anak perempuan mereka. Ini adalah contoh
konkret dari bagaimana rumah adat Serawai mencerminkan nilai-nilai keluarga,
keselamatan, dan perlindungan generasi muda dalam budaya mereka.
13. Foto Ruang Tengah

Ruang Tengah

Dalam rumah adat Serawai, terdapat istilah-istilah khusus yang merujuk


pada ruangannya. Salah satunya adalah "Ruang Tengah." Ruang ini memegang
peran penting dalam kehidupan rumah adat tersebut. Ruang Tengah biasanya
berfungsi sebagai tempat beristirahat bagi tamu perempuan, termasuk ibu-ibu
dan anak gadis. Ini mencerminkan budaya keramahan dan perhatian terhadap
tamu, yang merupakan nilai yang sangat dihormati dalam masyarakat Serawai.
Ruang Tengah juga memiliki fungsi ganda sebagai tempat untuk kegiatan
keagamaan, seperti mengaji. Istilah-istilah yang merujuk pada beragam ruangan
dalam rumah adat Serawai merupakan cerminan dari nilai-nilai sosial dan
budaya yang kaya dalam masyarakatnya. Salah satunya adalah "Ruang Makan,"
yang merupakan sebuah ruangan penting dalam rumah adat Serawai. Ruang
makan ini tidak sekadar menjadi tempat untuk mengonsumsi makanan, tetapi
juga menjadi pusat pertemuan dan interaksi sosial di antara anggota keluarga.
14. Foto Ruang Gaghang aik'
Gaghang aik adalah sebuah elemen penting dalam kehidupan sehari-hari, karena
fungsinya yang sangat luas. Selain berperan sebagai tempat penyimpanan air, gaghang
aik juga berfungsi sebagai alat untuk membersihkan alat masak dan peralatan makan.
Dengan berbagai kegunaannya yang mencakup kehidupan sehari-hari, gaghang aik
menjadi sebuah elemen vital dalam menjaga kebersihan dan kesehatan dalam rumah
tangga.
Gaghang adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan air atau dalam
bahasa setempat disebut "gerigik." Penggunaan garang memiliki fungsi yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari di rumah adat Serawai. Sebelum memasuki rumah,
penghuni akan mencuci tangan dan kaki mereka di garang, menjalani ritual
pembersihan sebagai tanda rasa hormat terhadap rumah dan tradisi mereka.
15. Foto Ruang Dapur
Tungku betanak adalah sebuah perangkat tradisional yang terdiri dari tiga buah
batu yang disusun membentuk segitiga. Di atasnya, terdapat papi yang digunakan
sebagai tempat untuk mengasap atau meletakkan makanan. Tungku betanak ini
merupakan salah satu contoh unik dari teknologi sederhana yang telah digunakan oleh
masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Dengan rancangan sederhana ini, tungku
betanak telah menjadi bagian penting dalam proses memasak dan pengasapan makanan,
menciptakan cita rasa khas dan tradisional yang terus dijaga dan dilestarikan oleh
budaya lokal.
Dalam konteks pengelolaan dapur, perabotan dan tata letaknya memainkan
peran yang sangat penting. Di atas, kita dapat melihat bahwa untuk memasak beras, air,
dan sayuran segar adalah elemen utama dalam menyiapkan hidangan yang lezat dan
bergizi. Di bawah, lantai berfungsi sebagai tempat yang penting untuk menyimpan alat-
alat masak, keranjang belanja, dan bahkan kayu bakar jika diperlukan. Dengan
demikian, pengaturan dapur yang efisien dan berorganisasi dengan baik adalah kunci
dalam memastikan proses memasak yang lancar dan menyenangkan.
16. Foto Kolong Rumah ( Salangan)

Salangan Puntung merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan kayu


bakar. Dalam berbagai budaya, salangan sering digunakan sebagai wadah untuk
menjaga kayu bakar tetap kering dan mudah diakses. Penggunaan salangan ini sangat
penting, terutama dalam menghadapi musim dingin atau cuaca yang dingin, karena
kayu bakar adalah sumber utama untuk memanaskan rumah dan memasak makanan.
Selain itu, salangan juga dapat membantu mengatur tumpukan kayu bakar agar terlihat
rapi dan tertata dengan baik, sehingga memudahkan pengguna dalam mengelola
persediaan kayu mereka.
Bagian bawah rumah, yang merupakan tempat bagi tiang-tiang penyangga,
memiliki makna mendalam dalam hubungan manusia dengan lingkungan sekitar. Di
sini, hewan ternak tidur dan diberi makan, dan hasil panen serta alat-alat pertanian
disimpan. Konsep bangunan ini mencerminkan penghargaan terhadap makhluk hidup
lainnya, seperti hewan dan tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai