Anda di halaman 1dari 16

Definisi

Adalah cara penelitian yang fokus pada pencarian data melalui komunikasi terbuka
dan wawancara. Metode ini tidak hanya tentang apa yang orang pikrkan juga
tentang mengapa mereka berpikir seperti itu. Metode penelitian kualitatif
memungkinkan dilakukannya suatu pertanyaan dan wawancara mendalam dan
lebih jauh terhadap responden/informan berbasis respon-respon mereka, dimana
peneliti/pewawancara juga mencoba memahami motivasi dan perasaan mereka.

Qualitative Research Methods with Examples


Penelitian kualitatif didesain dalam rangka membantu mengungkap perilaku dan
persepsi dari target audiense dengan referensi terhadap topik tertentu. Hasil dari
metode kualitatif adalah deskripsi dan inferensi yang dapat menjelaskan atau
menggambarkan data yang diperoleh.

Ada beberapa jenis metode penelitian kualitatif

1. Wawancara mendalam

2. Fokus grup

3. etnografi

4. Analisis Konten

5. Studi Kasus

Teknik Pengambilan Data

1. Wawancara Mendalam
1. One-on-One Interview:

Melaksanakan wawancasara secara mendalam adalah salah satu metode yang


paling umum dalam penelitian kualitatif. Wawancara personal dlakukan dengan
satu orang pada satu waktu. Metode yang murni percakapan atau wawancara dan
mengundang mencari peluang untuk mendapatkan hal-hal detail dan mendalam
dari responden. Keunggulan dari metode ini adalah memberikan peluang bsar
untuk mengumpulan data secara tepat tentang apa yang dipercaya dan memotivasi
seseorang. Jika peneliti sangat berpengalaman dalam bertanya dengan pertanyaan
yang tepat dalam membantu peneliti untuk mengumpulkan data yang berguna dan
berarti. Jika merka membutuhkan informasi lebih, peneliti harus menanyakan
pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang akan membantunya untuk mendapatkan
infomrasi lebih.

Interview ini dapat dilaksanakan secara face-to-face atau melalui telephone dan
pada umumnya berahkir dalam 30 menit sampai 1 atau 2 jam bahkan lebih. Ketika
wawancara mendalam dilakukan secara face to face, akan memberikan kesempatan
yang lebih baik untuk membaca bahasa tubuh responden dan menyesuaikan
dengan respon jawaban yang diberikan

2. Focus groups:

Fokus grup juga seatu yang umum dipergunakan dalam penelitian kualitiatif,
dalam pengumpulan data. Fokus grup biasanya melibatkan jumlah terbatas antara
6-10 responden dalam suatu kelompok yang ditargetkan. Tujuan utama dari fokus
grup adalah untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah pertanyaan tentang
mengapa, apa dan bagaimana?

Salah satu keunggulan dari fokus grup adalah kita tidak perlu berinteraksi dengan
grup secara personal. Saat ini fokus grup dapat dilakukan dengan mengirimkan
survey online dengan berbagai instument dan respon dapat dikumpulkan dengan
memencet tombol klik.

Fokus grup relatif metode yang lebih mahal dibandingkan metode penelitian
kualitatif lainnya . Karena digunakan untuk menjelaskan proses yang kompleks.
Metode ini berguna untuk melakukan riset pasar atas produk baru atau testing pada
konsep-konsep baru.

3. Ethnographic research:

Riset etnografi adalah metode observasi mendalam yang menstudi orang dalam
kondisi lingkungan natural mereka. Metode ini membutuhkan peneliti untuk
beradaptasi dengan target lingkungan audiense, yang mana dapat berarti dimana
saja dari organisasi sampai ke kota sampai ke lokasi pelosok sekalipun. Oleh
karena itu kendala lokasi dapat menjadi masalah dalam pengumpulan data.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami :


1. Budaya
2. Tantangan
3. Motivasi
4. Dan situasi setting yang muncul
dibandingkan hanya mengandalkan pada wawancara dan diskusi, pengalaman
natural menjadi andalan utama metode ini.

Jenis metode riset ini dapat berlangsung dalam beberapa hari hingga beberapa
tahun karena melibatkan observasi dan pengumpulan data lapangan. Tantangannya
dalah besarnya waktu yang di pakai dalam metode dan sangat tergantung pada
kepakaran peneliti untuk menganalisis, mengobservasi dan menyimpulkan data.
4. Text Analysis:

Analisis teks adalah metode penelitian yang berbeda dari metode kualitatif lainnya.
Metode ini menggunakan peneliti untuk menganalisis kehidupan sosial melalui
dokumen kata, gambar dari sejumlah lembaran dokumen atau berbagai bentuk
dokumen lain seperti film, musik dll. Peneliti melihat dari konteks dimana gambar
ini digunakan dan mencoba melakukan penyimpulan. Dalam dekade tarakhir
analisis konten melalui apa yang dishare dalam sosial media dan berbagai sarana
online lainnya menjadi makin penting. Peneliti mengambil pertimbangan aktivitas
dalam media sosial dan mengikuti pole yang terkait dengan topik yang distudi.
Inilah bagaimana data dikumpulkan di jaman modern sekarang ini.

Tujuan dari analisis konten adalah untuk mengidentifikasi karakteristik penting


dari konten yang sedang diteliti dan mempresentasikan atau menyajikannya supaya
lebih sederhana dan mudah dipahami.

5. Case study research:

Metode studi kasus berkembang dalam bebrapa tahun terakhir dan makin
berkembang sebagai metode penelitian kualitatif yang makin bernilai penting.
Sesuai dengan namanya, studi kasus digunakan untuk menjelaskan suatu organisasi
atau suatu perusahaan. Riset jenis ini digunakan dalam berbagai area, seperti
pendidikan, ilmu sosial dll. Metode ini tampaknya sulit untuk dioperasinlkan, akan
tetapi ini merupakan cara yang simple untuk menjalankan penelitian yang
menyelami secara mendalam melalui pemahaman metode pengumpulan data dan
melakukan pengartian atau pemaknaan data.
Perbedaan Metode Kualitatif dan Kuantitatif

1. Beda dalam tujuan analisis

2. Beda dalam jenis pertanyaan yang diajukan

3. Bedan dalam instrument pengambilan data

4. Beda dalam bentuk data yang dihasilkan

5. Beda dalam tingkat fleksibilitas

Qualitative Research Method- Case Study Example


Seorang pemilik toko buku sedang mencari cara untuk meningkatkan penjualan
dan jangkauan konsumennya. Anggota Komunitas online yang memiliki pola loyal
pada toko buku dijadikan informan dan diwawancarai dan sejumlah pertanyaan
ditanyakan dan dijawab oleh mereka. Dari hasil akhir wawancara, disadari bahwa
buku-buku yang tersedia di toko ini paling tepat adalah untuk usia dewasa dan
kurang cukup pilihan untuk anak-anak dan remaja. Dengan melakukan penelitian
kualitatif maka pemilik toko buku menyadari apa saja kendala, dan apa perasaaan
konsumen. Melaui riset tersebut maka pemilik toko buku sekarang melengkapi
koleksi buku untuk berbagai kategori usia dan dapat meningkatkan penjualan serta
jangkauan konsumennya. Penelitian semacam ini dapat dipergunakan sebagai
penelitian dasar untuk penelitian kuantitative selanjutnya sehingga terdapat
perbaikan data.

Kareakteristik Metode Penelitian Kualitatif


1. Pengumpulan data dilakukan dilapangan dimana / ditempat partisipan
mengalami isu pengalaman atau masalah. Data real time dan jarang membawa
participan keluar dari geografis untuk mengumpulkan data tersebut.

2. Mengumpulkan data dalam berbagai bentuk melalui wawancara, observasi, dan


dokumen, jarang mengandalkan hanya pada satu cara

3. Jenis riset ini diarahkan pada tujuan mengatasi isu kompleks dengan jalan
membedah dalam pemaknaan yang berart dan mudah dibaca dan dipahami.

4. Metode ini lebih komunikatif, sehingga orang dapat membangun kepercayaan


pada peneliti dan informasi yang diperoleh masih mentah/asli dan tidak dbuat-
buat/palsu.
Methods
The major methods of qualitative research are
 Interviews, to elicit people’s view and perspectives in a detailed and comprehensive manner
 Case studies or detailed investigations to analyze the variables relevant to the subject under study in its own natural
settings
 Participant observation or collecting data by observing the sample in their natural environment
 Action research, or collaborative inquiry that entails interactive inquiry about the subject including review of records
and data driven analysis and identification of underlying causes of the phenomenon by ac
 Historical research, or studying documents, artifacts, and other materials to gain insight into the group’s behaviors,
actions, and other characteristics over a period
 Phenomenology, or the theoretical study of a phenomenon to describe the “subjective reality" of an event
 Philosophical research, or intellectual analysis, which involves clarification of definitions, ethical values and norms,
and other percepts for the specific field of study

Qualitative research requires small focus groups rather than large diffused samples. Such focus groups provide
broad overviews of the population they represen

Examples
Assume the existence of a fictitious convenience store looking to improve its patronage. Participant observation
concludes that most visitors are men. One good method to determine why women were not entering the store is
in-depth interviews of potential customers in the category. Interviewing a sample of potential female customers,
selected at random from competing stores or shopping malls might reveal the reason of the store not stocking
enough products suitable for women, having an image of a “men’s store" selling adult items, having dirty or filthy
bathrooms, and the like.

Such qualitative research can serve as the basis to indulge in further quantitative research, which provides
remedies. Quantitative research for instance would shed light on whether a renovation or re-branding would
entice women customers to patronize the store, by selecting a broader sample and generalizing the findings
based on established market trends.

One good real life example of qualitative research is Alan Peshkin’s 1986 book God's Choice: The Total World of a
Fundamentalist Christian School published by the University of Chicago Press. Peshkin studies the culture of
Bethany Baptist Academy by interviewing the students, parents, teachers, and members of the community, and
spending eighteen months observing, to provide a comprehensive and in depth analysis of Christian schooling as
an alternative to public education.
Peshkin describes Bethany Baptist Academy as having institutional unity of purpose, a dedicated faculty, an
administration that backs teachers in enforcing classroom disciplines, cheerful students, rigorous homework,
committed parents, and above all grounded in positive moral values and a character building environment. The
school aims to prepare students for “wholesome" lives, distinct from the normal secular world, while still
interacting with such a world. The flip side however is the lack of cultural diversity, an inescapable fact in today’s
world, students trained in one-dimensional thought, totally cut off from viewpoints that differ with their teacher’s
biblical interpretations, and a heavily censored library. This becomes counterproductive. For instance, they
become incapable of arguing against Drawin's theory of evolution if they known nothing about the concept in the
first place.

The school also ignores state regulations for schools, such as state assessments, certification and minimum
wages for teachers, while enforcing compulsory “volunteer" tasks for teachers. Peskin however consider's the
school in a positive light and holds that public schools have much to learn from such schools.

Paskin's work represents qualitative research as it is an in-depth study using tools such as observations and
unstructured interviews, without any assumptions or hypothesis, and aimed at securing descriptive or non-
quantifiable data on Bethany Baptist Academy specifically, without attempting to generalize the findings to other
school

Berikut adalah jenis-jenis penelitian kualitatif yang biasa digunakan


dalam penelitian ilmu sosial, termasuk ilmu komunikasi:
 A. Fenomenologi. Jenis Metode Penelitian Kualitatif yang pertama adalah
fenomenologi. ...
 B. Etnografi. ...
 C. Studi Kasus. ...
 D. Metode Historis. ...
 E. Metode Teori Dasar (Grounded Theory
Penelitian Kualitatif
Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang berbasis pada perhitungan angka dan
statistika, penelitian kualitatif memiliki dasar deskriptif guna memahami suatu
fenomena dengan lebih mendalam. Penelitian kualitatif menggunakan landasan
teori sebagai panduan untuk memfokuskan penelitian, serta menonjolkan proses
dan makna yang terdapat dalam fenomena tersebut.

Perbedaan yang paling mendasar antara penelitian kuantitatif dan kualitatif


adalah alur teori dan data, dimana penelitian kuantitatif bermula dari teori yang
dibuktikan dengan data lapangan; sedangkan penelitian kualitatif berangkat dari
data lapangan dan menggunakan teori yang sudah ada sebagai pendukung, lalu
hasilnya akan memunculkan teori dari data tersebut.

Ciri – ciri Penelitian Kualitatif


Untuk lebih memahami mengenai penelitian kualitatif, berikut adalah ciri-ciri
dasar yang perlu diketahui:

1. Bersifat deskriptif analitis, terlihat dari caranya mengumpulkan dan merekap


data yang bukan dicatat dalam bentuk angka namun penjelasan sejelas-jelas dan
sedalam-dalamnya.
2. Bersifat induktif, yaitu peneltiian dimulai dari data atau fenomena yang ada di
lapangan yang kemudian memunculkan teori.
3. Menggunakan teori yang sudah ada sebagai pedoman dan pendukung, karena
meski berangkat dari data namun tetap saja teori digunakan sebagai fokus
pembatas dari objek penelitian.
4. Berfokus pada makna yang terdapat dalam suatu fenomena yang diteliti, yang
dapat digali dari persepsi objek penelitian.
5. Mengutamakan akan pentingnya proses penelitian yang berjalan, bukan semata
mengacu pada hasil yang ingin dicapai.

Jenis Penelitian Kualitatif


Setelah memahami apa itu penelitian kualitatif, selanjutnya kita akan membahas
apa saja jenis penelitian yang ada dalam penelitian kualitatif. Berikut adalah
jenis-jenis penelitian kualitatif yang biasa digunakan dalam penelitian ilmu sosial,
termasuk ilmu komunikasi:
A. Fenomenologi
Jenis Metode Penelitian Kualitatif yang pertama adalah fenomenologi. Kata
fenomenologi Berasal kata dari bahasa Yunani, phainomenon yang berarti
penampakan diri dan logos yang berarti akal, studi fenomenologi merupakan
penelitian yang mengkhususkan pada fenomena dan realitas yang tampak untuk
mengkaji penjelasan di dalamnya. Fenomenologi sendiri memiliki dua makna yaitu
sebagai filsafat sains dan juga metode penelitian, yang bertujuan mencari arti
atau makna dari pengalaman yang ada dalam kehidupan.

Fenomenologi akan menggali data untuk menemukan makna dari hal-hal


mendasar dan esensial dari fenomena, realitas, atau pengalaman yang dialami
oleh objek penelitian. (Baca juga: Teori Fenomenologi)

Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan memperhatikan dan menelaah


fokus fenomena yang hendak diteliti, yang melihat berbagai aspek subjektif dari
perilaku objek. Kemudian, peneliti melakukan penggalian data berupa bagaimana
pemaknaan objek dalam memberikan arti terhadap fenomena terkait. Penggalian
data ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada objek atau
informan dalam penelitian, juga dengan melakukan observasi langsung mengenai
bagaimana objek peneltiian menginterpretasikan pengalamannya kepada orang
lain.

ads

B. Etnografi
Berangkat dari dasar ilmu antropologi atau kajian budaya, etnografi merupakan
metode penelitian yang melihat kajian bahasa dalam perilaku sosial dan
komunikasi masyarakat dan bagaimana bahasa tersebut diterapkan berdasarkan
konsep budaya yang terkait. Kajian etnografi memiliki dua dasar konsep yang
menjadi landasan penelitian, yaitu aspek budaya (antropologi) dan bahasa
(linguistik), dimana bahasa dipandang sebagai sistem penting yang berada dalam
budaya masyarakat. (Baca juga: Etnografi Komunikasi)

Metode penelitian etnografi memiliki tujuan untuk mengkaji bentuk dan fungsi
bahasa yang tersedia dalam budaya serta digunakan untuk berkomunikasi
individu di dalamnya, serta melihat bagaimana bentuk dan fungsi bahasa tersebut
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Selain itu, metode etnografi juga
menginterpretasikan kelompok sosial, sistem yang berlaku dan peran yang
dijalankan, serta interaksi sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat. Metode
etnografi biasanya digunakan untuk berfokus pada kegiatan atau ritual tertentu
dalam masyarakat, bahasa, kepercayaan, cara-cara hidup, dan lain sebagainya.

C. Studi Kasus
Sesuai dengan namanya, metode penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau
fenomena tertentu yang ada dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam
untuk mempelajari latar belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi. Studi
kasus dilakukan pada suatu kesatuan sistem yang bisa berupa suatu program,
kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang ada pada keadaan atau
kondisi tertentu.

Karena khusus meneliti suatu hal atau sistem tertentu, penelitian studi kasus
bukanlah dilakukan untuk menarik kesimpulan terhadap fenomena dari suatu
populasi atau kumpulan tertentu melainkan khusus untuk kejadian atau fenomena
yang diteliti saja. (Baca juga: Konvergensi Media)

Meski mencakup satu kesatuan sistem, penelitian studi kasus tidak harus
meneliti satu orang atau idnividu saja, namun bisa dengan beberapa orang atau
objek yang memiliki satu kesatuan fokus fenomena yang akan diteliti. Untuk
mendapatkan data yang mendalam, penelitian studi kasus menggunakan teknik
wawancara, observasi, sekaligus studi dokumenter yang kemudian akan
dianalisis menjadi suatu teori. Studi kasus akan memahami, menelaah, dan
kemudian menafsirkan makna yang didapat dari fenomena yang diteliti tersebut.

D. Metode Historis
Penelitian selanjutnya adalah metode historis, yaitu penelitian yang memiliki
fokus penelitian berupa peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan
rekonstruksi masa lalu denga sumber data atau saksi sejarah yang masih ada
hingga saat ini. Sumber data tersebut bisa diperoleh dari berbagai catatan
sejarah, artifak, laporan verbal, maupun saksi hidup yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran persaksiannya. Karena mengkaji peristiwa
yang sudah berlalu, ciri khas dari penelitian historis adalah waktu; dimana
fenomena dilihat perkembangan atau perubahannya berdasarkan pergeseran
waktu. (Baca juga: Nilai Berita)

Ciri lain dari metode historis adalah kajian penelitian lebih banyak bergantung
pada data observasi orang lain yang sudah terlebih dahulu melakukan penelitian,
bukan hanya data observasi milik peneliti itu sendiri. Selain itu, sumber data yang
digunakan haruslah bersifat objektif, sistematis, akurat, serta otentik yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya serta berasal dari sumber yang tepat.
Karena metode historis memiliki konse dasar waktu, perlu diperhatikan dengan
lebih teliti mengenai urutan peristiwa dan waktu-waktunya dengan detail dan
jelas.

Sponsors Link

E. Metode Teori Dasar (Grounded Theory)


Jenis Metode Penelitian Kualitatif lainnya ada Metode Teori Dasar. Metode teori
dasar merupakan penelitian yang dilakukan untuk menemukan suatu teori atau
menguatkan teori yang sudah ada dengan mengkaji prinsip dan kaidah dasar yang
ada lalu dibuat kesimpulan dasar yang membentuk prinsip dasar dari suatu teori.
Dalam melakukan metode ini, peneliti perlu memilah mana fenomena yang dapat
dikatakan fenomena inti dan mana yang bukan untuk dapat diambil dan dibentuk
suatu teori.
Pengumpulan data metode teori dasar ini dilakukan dengan studi lapangan,
observasi, pembandingan antara kategori, fenomena, dan situasi berdasarkan
berbagai penilaian, seperti kajian induktif, deduktif, dan verifikasi hingga datanya
bersifat jenuh. (Baca juga: Teori Agenda Setting)

Tujuan Penelitian Kualitatif


Tujuan penelitian kualitatif menurut Kriyantono adalah untuk menjelaskan suatu
fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data sedalam-
dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data
yang diteliti. Pada penelitian kualitatif, semakin mendalam, teliti, dan tergali
suatu data yang didapatkan maka dapat dikatakan semakin baik pula kualitas
penelitian. Namun dari segi jumlah responden atau objek penelitian, kualitatif
memiliki objek yang lebih sedikit dibanding kuantitatif karena lebih
mengedepankan kedalaman data bukan kuantitas data. (Baca juga: Metode
Penelitian Komunikasi)
Karena penelitian mendalam pada objek tertentu yang telah dipilih dan jumlahnya
terbatas, penelitian kualitatif cenderung bersifat subjektif serta tak dapat
digeneralisasi secara umum. Penelitian kualitatif pada prakteknya banyak
menggunakan metode wawancara dan observasi dalam proses pengumpulan data
di lapangan. Tak jarang, peneliti dalam penelitian kualitatif terlibat langsung
dalam proses penelitian terutama observasi lapangan. Wawancara juga dilakukan
secara mendalam baik melalui wawancara individu atau focus group
discussion (FGD). (Baca juga: Paradigma Komunikasi)

Demikianlah pembahasan mengenai metode penelitian kualitatif dan jenis-jenis


penelitian yang ada di dalamnya. Semoga pembahasan ini berguna bagi Anda
yang sedang mencari informasi mengenai metode penelitian kualitatif berikut
pengertian, ciri-ciri, dan jenis yang ada di dalamnya

Bab I

PENDAHULUAN

Penelitian kualitatif (qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas social, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan
untuk menemukan prinsip-prinsip dan menjelaskan yang mengarah pada penyimpulan.
Penelitian kualitatif bersifat induktif,[1] peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul
dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpetasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang
seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil
wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.

Penelitian kualitatif adalah penelititan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.[2]
Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yang pertama yaitu, menggambarkan dan
mengungkap ( to describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to
describe and explaim).

Secara garis besar, penelitian dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek. Beberapa aspek
tersebut adalah aspek tujuan, aspek metode, dan aspek kajian. Berdasarkan pendekatan,
secara garis besar dibedakan dua macam penelitian yaitu, penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif. Keduanya memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian berbeda. Dalam unit
ini pemakalah akan menyajikan salah satu dari dua pendekatan penelitian yaitu, penelitian
kualitatif dan jenis-jenisnya yang mencakup penelitian kualitatif interaktif dan penelitian kualitatif
non interaktif.

Bab II

PEMBAHASAN

JENIS-JENIS METODE PENELITIAN KUALITATIF

Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif dan
non interaktif. Metode kualitatif interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik
pengumpulan data langsung dari orang dalam lingakaran alamiahnya. Peneliti
menginterpretasikan[3] fenomena-fenomena bagaimana orang mencari makna daripadanya.
Para peneliti kualitatif membuat gambaran yang kompleks, dan menyeluruh dengan deskripsi
detail dari kacamata para informan. Beberapa peneliti kualitatif mengadakan diskusi terbuka

Kualitatif Interaktif Kualitatif Non Interaktif

Etnografis

Fenomenologis

Historis

Studi Kasus

Teori Dasar

Studi Kritis Analisis Konsep

Analisis Kebijakan

Analisis Historis
tentang nialai-nilai yang mewarnai narasi. Peneliti interaktif mendeskripsikan konteks dari studi,
mengilustrasikan pandangan yang berbeda dari fenomena, dan secara berkelanjutan merevisi
pertanyaan berdasarkan pengalaman di lapangan.

A. Penelitian Kualitatif Interaktif


a. Pengertian Penelitian Kualitatif Interaktif

Ada lima macam metode penelitian kualitatif interaktif, yaitu metode etnografis, biasa
dilaksanakan dalam antropologi[4] dan sosiologi,[5] metode fenomenologis digunakan dalam
psikologi[6] dan filsafat, studi kasus digunakan dalama ilmu social dan kemanusiaan serta ikmu
terapan, teori dasar (grounded theory) digunakan dalam sosiologi, dan studi kritis digunakan
dalam berbagai bidang ilmu, metode-metode interaktif ini bisa difokuskan pada pengalaman
hidup individu seperti dalam fenomenologi, studi kasus, teori dasar, dan studi kritis, bisa juga
berfokus pada masyarakat dan budaya seperti dalam etnografi dan beberapa studi kritikal.

1. Metode Etnografis[7]

Diantara model umum dari penelitan yang digunakan oleh ilmuan social, etnografi adalah sama
dengan antropologi dan secara khusus dengan fungsi teori structural yang bersifat preskriptif.
Etnografi terkait dengan konsep budaya (cultural concept). Dengan demikian etnograpi adalah
analisis deskripsi atau rekonstruksi dari gambaran dalam budaya dan kelompok (reconstruction
of intact cultural scenes and group).[8] Studi Etnogarafis (ethnographic studies) yaitu
mendeskripsikan dan menginter-pretasikan budaya, kelompok sosial atau system. Dalam
pendidikan dan kurikulum, difokuskan pada salah satu kegiatan inovasi seperti pelaksanaan
model kurikulum terintegrasi, berbasis kompetensi, pembelajaran kontekstual, dsb. Proses
penelitian etnografi dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukup lama, berbentuk
observasi dan wawancara secara alamiah dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk
kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan bend-benda (artifak).
Meskipun makna budaya itu sangat luas, tetapi studi etnografi biasanya dipusatkan pada pola-
pola kegiatan, bahasa kepercayaan, ritual, dan cara-cara hidup. Hasil akhir akhir penelitian
bersifat komperhensif,[9] suatu naratifdeskriptif[10] yang bersifat menyeluruh disertai interpretasi
yang mengintergretasikan seluruh aspek-aspek kehidupan dan menggambarkan kompleksitas
kehidupan tersebut. Beberapa peneliti juga melakukan penelitian mikro-etnografi penelitian
difokuskan pada salah satu aspek saja.

2. Metode Fenomenologis

Studi Fenomenologis mempunyai dua makna. Sebagai filsafat sains dan sebagai metode
pencarian (penelitian). Studi fenomenologis mencoba mencari arti dari pengalaman dalam
kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian sikap,
penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman dalam kehidupan. Tujuan
dari penelitian fenomenologis adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang
esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut, penelitian dilakukan melalui
wawancara mendalam yang lama dengan partisipan. Pemahaman tentang persepsi dan sikap-
sikap informan terhadap pengalaman hidup subyek sehari-hari diperoleh dengan menggunakan
wawancara.

Penggunaan pendekatan ini dimulai dengan sikap diam, ditunjukkan untuk menelaah apa yang
sedang dipelajari. Cara fenomenologi menekankan berbagai aspek subjektif dari prilaku
manusia, selanjutnya peneliti berusaha memahami bagaimana subjek meberi arti terhadap
peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kehidupannya. Peneliti percaya bahwa berbagai cara
manusia untuk menginpretasikan pengalamannya lewat interaksi orang lain.[11]

3. Metode Historis

Studi Historis (historical studies) yakni,meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-
peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan sumber data primer kesaksian dari pelaku
sejarah yang masih ada, kesaksian yang tidak disengaja yang tidak dimaksudkan untuk
disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan
kesaksian sengaja berupa catatan dan dokumen-dokumen. Penelitian historis menggunakan
pendekatan metode dan materi yang mungkin sama dengan penelitian etnografis, tetapi dengan
fokus, tekanan dan sistematika yang berbeda. Beberapa peneliti juga menggunakan pendekatan
dan metode ilmiah (positivitis) seperti mengadakan pembatasan masalah, perumusan hipotesis,
pengumpulan dan analisis data, uji hipotesis dan generalisasi, walaupun sudah tentu dalam
keterbatasan-keterbatasan tertentu. Salah satu ciri khas dari penelitian historis adalah periode
waktu: kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilai-nilai kemajuan bahkan kemunduran dilihat dan
dikaji dalam konteks waktu.

4. Studi Kasus

Studi kasus (case study) merupakan satu penelitian yang dilakukan terhadap suatu
“kesatuansistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok
individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian
yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari
kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk
memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus
tersebut. Tiap kasus bersifat unik atau memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan kasus
lainnya. Suatu kasus dapat terdiri atas satu unit atau lebih dari satu unit, tetapi merupakan satu
kesatuan. Kasus dapat satu orang, satu kelas, satu sekolah, beberapa sekolah tetapi dalam satu
kantor kecamatan, dsb. Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik pengumpulan data
seperti wawancara, observasi, dan studi dokumenter, tetapi semuanya difokuskan kearah
mendapatkan kesatuan dan kesimpulan.

5. Teori Dasar

Penelitian teori dasar atau sering disebut juga penelitian dasar atau teori dasar (grounded
theory) merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal menguatkan
terhadap suatu teori. Penelitian dilakukan dengan menggunkan kualitatif. Walaupun penelitian
kualitatif memberikan deskripsi yang bersifat terurai, tetapi dari deskripsi tersebut diadakan
abstraksi atau interensi sehingga diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang mendasar yang
membentuk prinsip dasar, dalil atau kaidah-kaidah, kumpulan dari prinsip, dalil atau kaidah
tersebut berkenaan dengan sesuatu hal dapat menghasilkan teori baru, minimal memperkuat
teori yang telah ada dalam hal tersebut. Penelitian dasar dilaksanakan dengan menggunakan
berbagai teknik pengumpulan data, diadakan cek-ricek ke lapangan, studi pembandingan antar
kategori, fenomena dan situasi melalui kajian induktif, deduktif dan verifikasi sampai pada titik
jenuh. Pada titik ini peneliti memilih mana fenomena-fenomena inti dan mana yang tidak inti. Dari
fenomena-fenomena inti tersebut dikembangkan “alur konsep” serta “matriks kondisi” yang
menjelaskan kondisi sosial dan historis dan keterkaitannya dengan fenomena-fenomena.
Penyusunan teori dari bawah (TDB) menurut Pandit[12] yang dikutip oleh Moloeng, terlebih
dahulu memahami tiga unsur dasar TDB yaitu: konsep, kategori, dan proposisi. Konsep adalah
satuan kejadian dasar karena hal itu dibentuk dari konseptualisasi data, bukan data itu sendiri,
yang berdasarkan hal itu teori itu disusun. Unsur kedua adalah kategori yang didefinisikan
sebagai berikut: kategori adalah kumpulan yang lebih tinggi dan lebih abstrak dari konsep yang
mereka wakili. Kategori itu diperoleh melalui proses analisis yang sama dengan jalan membuat
perbandingan dengan melihat kesamaan atau perbedaan yang digunakan untuk menghasilkan
konsep-konsep yang lebih rendah. Kategori adalah landasan dasar penyusunan teori. Kategori
memberikan makna yang olehnya teori dapat diintegrasikan. Kita dapat menunjukkan
bagaimana pengelompokkan konsep konsep membentuk kategori dengan jalan melanjutkan
contoh yang dikemukakan diatas. Unsur ketiga dari TDB adalah proposisi yang menunjukkan
hubungan-hubungan kesimpulan. Antara satu kategori dan konsep-konsep yang menyertainya
dan diantara kategori-kategori yang diskrit, unsur ketiga ini dinamakan ‘hipotesis’.[13]

6. Studi Kritis

Model penelitian ini berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pasca modern yang bertolak
dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Para peneliti kritis memandang bahwa
masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status, ras, suku bangsa, jenis kelamin, dll. Peneliti
feniminis dan etnis memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah gender dan ras, sedang
peneliti pasca modern dan kritis memusatkan pada institusi social dan kemasyarakatan. Dalam
penelitian kritis, peneliti melakukan analisis naratif, penelitian tindakan, etnografi kritis, dan
penelitian fenimisme. Ada hal yang perlu mendapat perhatian dalam penelitian kritis.

1.1.Pertama
Penelitian-penelitian kritis tidak bersifat deskrit, meskipun masing--masing mempunyai
implikasi metodelogis. Model studinya berbeda dalam tujuan, peranan teori, teknik pengumpulan
data, pereanan peneliti, format laporan dan narasinya, meskipun juga ada yang tumpang tindih.
1.2. Kedua
Penelitan kritis menggunakan pendekatan studi kasus, kajian terhadap suatu kasus (kasus
tunggal), kajian yang bersifat mendalam yang berbeda dengan kajian eksperimental atau kajian
lain yang bersifat generalisasi maupun pembandingan. Dalam penelitian kualitatif kasus adalah
satu kesatuan kasus atau fenomena yang diteliti secara mendalam dan utuh.

B. Penelitian Kualitatif Non Interaktif

a. Penelitian Kualitatif Non Interaktif

Penelitian kualitatif non interaktif (non interactive inquiry) disebut juga penelitian analitis,
mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Sesuai dengan namanya penelitian ini
tidak menghimpun data secara interaktif melalui interaksi dengan sumber data manusia.
Melainkan, Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengadakan sintesis data
untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara
langsung ataupun tidak langsung dapat diamati. Sumber datanya adalah dokumen-dokumen.
Ada tiga macam penelitan analitis atau studi non interaktif, yaitu analisis: konsep, historis dan
kebijakan.

1. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting yang
diinterpretasikan pengguna atau plaksana secara beragam, sehingga banyak menimbulkan
kebingungan, contohnya: cara belajar aktif, kurikulum berbasis kompetensi, wajib belajar, belajar
sepanjang hayat dan lain-lain.

2. Analisis Historis

Analisis historis menganalisis data kegiatan, program, kebijakan yang telah dilaksanakan
pada masa yang lalu. Penelitian ini lebih diarahkan kepada menganalisis peristiwa kegiatan,
program, kebijakan, keterkaitan dalam urutan waktu.

3. Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan menganalisis berbagai dokumen yang berkenaan dengan kebijakan


tertentu, kebijakan otonomi daerah dalam pendidikan, ujian akhir sekolah, pembiayaan
pendidikan, dsb. Pengkajian diarahkan untuk menemukan kedudukan, kekuatan, makna dan
keterkaitan Antar dokumen, dampak, dan konsekuensi-konsekuensi positif dan negatif dari
kebijakan tersebut. Penelitian kebijakan memfokuskan kajiannya pada kebijakan yang lalu atau
yang berlalu sekarang, dan diarahkan untuk:

(1) Meneliti formulasi kebijakan, sasarannya siapa-siapa saja,

(2) Menguji pelaksanaan suatu program terkait dengan suatu kebijakan,

(3) Menguji keefektivan dan kefisienan kebijakan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data sebagai bahan penelitian ada beberapa metode,

a. Metode yaitu bersifat non interaktif dan interaktif.

Teknik non interaktif meliputi

1. Teknik pustaka, teknik ini adalah biasanya hanya mengkaji tentang dokumen dan arsip
tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian

2. Teknik simak dan catat, merupakan salah satu teknik penyediaan data, teknik simak dengan
dasar cakap dan lanjutannya simak bebas libat cakap, rekam, catat

Teknik interaktif

1. Wawancara mendalam (in-Depth interviewing), Walliman menyatakan “Interviews, because


of their flexibility, are a useful method of obtaining information and opinions from expert during
the early stages of the research project”. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
informan bersifat open ended dan mengarah kepada kedalaman informasi. Biasanya teknik ini
dilengkapi dengan teknik cakap dengan dasar teknik pancing dan lanjutannya semuka.

2. Diskusi kelompok (Focus Group Discussion)

3. Pengamatan langsung (direct observation)


Bab III

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :

a. Metode Kualitaif secara garis besar dibedakan dalam dua jenis yaitu, Kualitatif interaktif
dan kualitatif non interaktif.

b. Metode Penelitian kualitatif interaktif terdiri dari enam macam yakni, metode etnografis,
fenomenologis, historis, studi kasus, teori dasar, studi kritis.

c. Metode penelititan kualitatif non interaktif terdiri dari tiga macam yakni, analisis konsep,
analisis historis, analisis kebijakan.

Penutup

Demikianlah makalah ini kami tulis sebagai pemenuhan serta bukti tanggung jawab kami dalam
mengerjakan tugas. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dan semoga manfaat dari
makalah ini menjadi ibadah bagi kami yang menyusun dan berkah bagi yang memanfaatkannya
di sisi Allah Ta’ala.

Besar harapan kami agar teman-teman memaklumi jika ada kekeliruan kami dalam pengerjaan
makalah ini, sebagai perbaikan untuk kedepannya kami harapkan agar memberikan kritik, saran
yang mendukung.

Daftar Pustaka

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.


Salim & Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Citapustaka Media, 2012.
Kamus Besar Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai