Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR OBSERSERVASI DAN WAWANCARA & FOKUS GRUP DISKUSI

DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Pandahuluan

Penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk memahami fenomena yang kompleks, mendalam, dan
kontekstual dalam bidang sosial dan humaniora. Oleh karena itu, metode pengumpulan data
kualitatif seperti observasi, wawancara, dan fokus grup diskusi (FGD) menjadi penting dalam
penelitian ini. Dalam jurnal "Analisis Data Kualitatif" oleh Uin dan Banjarmasin (2018), penulis
mengemukakan bahwa observasi dapat memberikan data tentang perilaku, interaksi sosial, dan
konteks sosial di mana perilaku tersebut terjadi. Sementara itu, wawancara merupakan metode
yang populer dalam pengumpulan data kualitatif dan dapat digunakan untuk mendapatkan
persepsi, pengalaman, dan keyakinan partisipan tentang fenomena yang sedang diteliti.
Demikian juga, FGD menjadi semakin populer dalam penelitian kualitatif karena dapat
memberikan informasi yang bervariasi dari partisipan yang berbeda dan memungkinkan peneliti
untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang lebih kompleks dari fenomena yang sedang diteliti.
Selain itu, di dalam artikel "LEMBAR METODOLOGI FOCUS GROUP DISCUSSION
(DISKUSI KELOMPOK TERFOKUS) SEBAGAI METODE PENGUMPULAN DATA
PENELITIAN KUALITATIF" oleh Afiyanti (n.d.), penulis menguraikan tentang teknik FGD
sebagai salah satu metode pengumpulan data yang berguna dalam penelitian kualitatif. Selain itu,
dalam artikel "PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF:
WAWANCARA" oleh Rachmawati (n.d.), penulis menjelaskan tentang bagaimana wawancara
dapat digunakan untuk mendapatkan data yang akurat dan mendalam tentang pengalaman dan
pandangan partisipan.

Dari kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pengumpulan data kualitatif
seperti observasi, wawancara, dan FGD menjadi penting dalam penelitian kualitatif karena
mampu memberikan data yang kompleks, mendalam, dan kontekstual tentang fenomena yang
sedang diteliti.

Pembahasan

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena sosial
dan budaya secara mendalam, dengan fokus pada makna dan pengalaman subjek yang diteliti.
Penelitian kualitatif berusaha untuk memahami konteks dan kompleksitas fenomena yang diteliti
melalui pengumpulan data yang berupa teks, gambar, atau suara, dan menganalisis data tersebut
dengan menggunakan teknik analisis yang sistematis dan reflektif.

Menurut Dr. Nursapia Harahap, M.A. dalam bukunya yang berjudul "Penelitian Kualitatif",
"Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif dan interpretatif
yang kemudian dianalisis secara induktif dan iteratif, dengan tujuan memahami fenomena sosial
secara mendalam, kompleks, dan kontekstual. Penelitian kualitatif seringkali dilakukan dengan
cara mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta menggunakan
teknik analisis data seperti analisis tematik, analisis naratif, dan analisis grounded theory." (Hal.
3)Anderson (2010) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berfokus
pada eksplorasi dan pemahaman terhadap fenomena sosial yang kompleks dengan
mengumpulkan dan menganalisis data non-numerik, seperti kata-kata, gambar, dan pengamatan.
Peneliti berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman,
perspektif, dan keyakinan partisipan melalui metode seperti wawancara, observasi, dan diskusi
kelompok terarah. Penelitian kualitatif sering digunakan dalam bidang-bidang seperti
antropologi, sosiologi, psikologi, dan pendidikan untuk mengeksplorasi perilaku manusia, sikap,
dan interaksi sosial.

Jenis penelitian ini sangat penting karena memungkinkan peneliti untuk menyelidiki
kompleksitas pengalaman manusia dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang
fenomena sosial. Penelitian ini memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi topik-topik yang
mungkin tidak mudah diukur melalui data numerik dan memberikan pemahaman yang kaya dan
bernuansa tentang perspektif partisipan. Penelitian kualitatif juga memungkinkan para peneliti
untuk menghasilkan teori dan hipotesis baru dan dapat digunakan dalam kombinasi dengan
penelitian kuantitatif untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang suatu
topik.
Pada penelitian kualitatif, observasi, wawancara, dan FGD menjadi tiga teknik penting dalam
mengumpulkan data. Uin dan Banjarmasin (2018) menegaskan bahwa observasi adalah teknik
pengumpulan data yang mengharuskan peneliti untuk secara langsung mengamati kejadian atau
perilaku yang terjadi di lapangan. Observasi dapat dilakukan secara terstruktur atau tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan dengan atau tanpa partisipasi peneliti. Observasi memberikan
keuntungan dalam memperoleh data yang akurat dan memungkinkan peneliti untuk melihat hal-
hal yang tidak dapat ditangkap melalui wawancara atau kuesioner.

Dalam jurnal Gill et al. (2008), konsep dasar dari teknik wawancara dan fokus grup didiskusikan
secara mendalam, termasuk teknik-teknik wawancara dan fokus grup yang efektif dalam
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, teknik wawancara dan fokus grup digunakan
untuk memperoleh data tentang pengalaman, persepsi, dan pandangan individu terhadap topik
yang diteliti. Wawancara dan fokus grup adalah teknik pengumpulan data yang dapat
memberikan pemahaman yang mendalam tentang topik tertentu, serta memberikan kesempatan
bagi peneliti untuk mengeksplorasi dan memahami lebih jauh perspektif peserta penelitian.

Dalam jurnal Colucci (2007), konsep dasar teknik fokus grup didiskusikan lebih rinci dengan
menekankan pada penggunaan pertanyaan yang berorientasi pada aktivitas sebagai cara untuk
memperoleh data yang lebih bermakna dalam diskusi fokus grup. Penelitian ini menunjukkan
bahwa dengan menggunakan pertanyaan yang berorientasi pada aktivitas, peserta fokus grup
menjadi lebih terlibat dalam diskusi, sehingga dapat menghasilkan data yang lebih kaya dan
bermakna.

Sementara itu, wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan tanya jawab antara peneliti dan responden. Menurut Rachmawati (n.d.), wawancara
dapat dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur, tergantung pada tujuan penelitian.
Wawancara memberikan keuntungan dalam memperoleh data yang mendalam dan
memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi pandangan dan pengalaman responden.
Selain itu, FGD adalah teknik pengumpulan data yang melibatkan kelompok kecil responden
yang memiliki pengalaman atau pandangan yang sama tentang suatu topik. Afiyanti (n.d.)
menjelaskan bahwa FGD memberikan keuntungan dalam memperoleh perspektif kelompok dan
interaksi sosial
yang terjadi di antara responden. Dalam FGD, peneliti juga dapat mengeksplorasi perbedaan
pendapat dan mencari kesepakatan bersama.

Keuntungan-keuntungan yang telah disebutkan sebelumnya, penggunaan observasi, wawancara,


dan FGD juga memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang kontekstual. Hal ini karena
teknik-teknik ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh data di tempat yang sesuai dengan
konteks atau situasi yang terjadi. Selain itu, teknik-teknik ini juga memungkinkan peneliti untuk
memperoleh data yang kompleks dan holistik, karena mereka memungkinkan peneliti untuk
melihat suatu fenomena dari berbagai sudut pandang.

Namun, penggunaan teknik-teknik ini juga memiliki beberapa kelemahan. Observasi, misalnya,
membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan peneliti yang teliti dalam mengamati dan
mencatat setiap kejadian. Wawancara, di sisi lain, dapat dipengaruhi oleh bias peneliti dan
responden, serta memerlukan waktu yang cukup banyak dalam pengambilan data. FGD,
meskipun memberikan keuntungan dalam memperoleh data dari berbagai perspektif, juga dapat
dipengaruhi oleh dinamika sosial dalam kelompok dan kecenderungan untuk mencari
kesepakatan yang tidak selalu merefleksikan pendapat individu.

Dalam jurnal "Analisis Data Kualitatif" yang ditulis oleh Uin dan Banjarmasin (2018), terdapat
beberapa hal terkait dengan wawancara dan penggunaannya dalam penelitian kualitatif. Salah
satu hal tersebut adalah bahwa wawancara merupakan salah satu teknik utama dalam
pengumpulan data kualitatif. Konsep dasar dari wawancara adalah memperoleh informasi dari
narasumber secara langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dirancang secara cermat dan
sistematis.

Sementara itu, dalam LEMBAR METODOLOGI FOCUS GROUP DISCUSSION (DISKUSI


KELOMPOK TERFOKUS) SEBAGAI METODE PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
KUALITATIF yang ditulis oleh Afiyanti (n.d.), dijelaskan bahwa FGD merupakan teknik
pengumpulan data kualitatif yang memungkinkan peneliti untuk memperoleh data dari
sekelompok orang yang memiliki pengalaman atau pandangan yang sama terkait suatu topik
tertentu. Konsep dasar dari FGD adalah mengadakan diskusi kelompok terfokus dengan tujuan
memperoleh informasi yang lebih kaya dan mendalam dari perspektif kelompok yang terlibat.

Dalam kaitannya dengan urgensi dari observasi, wawancara, dan FGD, ketiga teknik ini
memiliki konsep yang saling terkait. Observasi dapat memberikan data yang akurat dan detail
tentang perilaku, tindakan, dan interaksi manusia dalam situasi atau konteks yang spesifik.
Sementara itu, wawancara dapat memberikan data tentang pandangan, persepsi, dan pengalaman
individu terkait suatu topik atau fenomena yang sedang diteliti. FGD, di sisi lain, memungkinkan
peneliti untuk memperoleh data dari perspektif kelompok yang lebih luas dan terlibat dalam
suatu topik atau fenomena tertentu.
Dalam penelitian kualitatif, penggunaan teknik-teknik ini memiliki urgensi yang tinggi karena
memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang mendalam dan kontekstual dari berbagai
sudut pandang. Hal ini sangat penting dalam memahami fenomena yang kompleks dan
multidimensional, yang tidak dapat dipahami hanya dengan menggunakan teknik pengumpulan
data kuantitatif saja.

Konsep urgensi

1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data kualitatif dengan mengamati dan
mencatat perilaku atau fenomena yang diamati di lapangan. Observasi memiliki urgensi
penting dalam penelitian kualitatif karena:
 Memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai situasi atau fenomena yang
diamati, karena data yang diperoleh berdasarkan pengalaman langsung di lapangan.
 Memberikan data yang berbeda dengan data yang diperoleh melalui wawancara atau
FGD, sehingga dapat memberikan sudut pandang yang lebih komprehensif.
 Memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi fenomena yang tidak terlihat secara
langsung atau tidak disadari oleh orang yang diamati.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data kualitatif dengan melakukan
interaksi langsung antara peneliti dan responden. Wawancara memiliki urgensi penting
dalam penelitian kualitatif karena:
 Memberikan gambaran yang lebih dalam mengenai pandangan, sikap, dan
persepsi responden terhadap suatu fenomena atau peristiwa.
 Memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang lebih rinci dan mendalam
mengenai suatu fenomena atau peristiwa, sehingga dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik terhadap situasi atau fenomena yang diamati.
 Memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang bervariasi dan kompleks,
sehingga dapat memperkaya data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan
data lainnya.
3. FGD (Focus Group Discussion)
FGD adalah teknik pengumpulan data kualitatif dengan mengumpulkan
sekelompok orang dalam diskusi terfokus. FGD memiliki urgensi penting dalam
penelitian kualitatif karena:
 Memberikan kesempatan untuk memperoleh data yang bervariasi dan mendalam
mengenai sudut pandang dan persepsi kelompok tertentu terhadap suatu fenomena
atau peristiwa.
 Memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang lebih banyak dalam waktu
yang relatif singkat, karena data yang diperoleh bersifat kolektif dan didapat dari
sekelompok orang.
 Memberikan ruang bagi interaksi antara anggota kelompok dalam diskusi,
sehingga dapat memunculkan ide-ide baru dan pandangan yang berbeda, yang
tidak muncul pada wawancara individu.
Hal-hal terkait

Gill et al. (2008) mengungkapkan bahwa observasi, wawancara, dan FGD adalah metode
pengumpulan data kualitatif yang umum digunakan. Peneliti dapat memilih satu atau lebih
metode tersebut, tergantung pada tujuan penelitian dan karakteristik subjek yang diteliti. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode observasi, wawancara, dan FGD sangat tergantung
pada kebutuhan penelitian.

Sementara itu, Anderson (2010) menekankan pentingnya presentasi dan evaluasi dalam
penelitian kualitatif. Peneliti harus mampu mempresentasikan data dengan jelas dan tepat, serta
mampu mengevaluasi data secara kritis. Hal ini menunjukkan bahwa observasi, wawancara, dan
FGD tidak cukup hanya digunakan sebagai metode pengumpulan data, tetapi juga harus diikuti
dengan kemampuan presentasi dan evaluasi data.

Colucci (2007) mengemukakan bahwa FGD dapat menjadi lebih menarik dengan menggunakan
pertanyaan yang berorientasi pada aktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti harus kreatif
dalam merancang pertanyaan dalam FGD agar subjek merasa lebih nyaman dan terlibat secara
aktif.

Uin dan Banjarmasin (2018) menyatakan bahwa analisis data kualitatif harus dilakukan secara
sistematis dan terus menerus untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
fenomena yang diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa observasi, wawancara, dan FGD hanya
merupakan tahap awal dalam penelitian kualitatif dan analisis data merupakan tahap yang tidak
kalah penting.

Afiyanti (n.d.) menekankan bahwa FGD harus dilakukan dengan persiapan yang matang,
termasuk pemilihan subjek, desain pertanyaan, dan strategi fasilitasi. Hal ini menunjukkan
bahwa FGD merupakan metode pengumpulan data yang tidak hanya bergantung pada pertanyaan
yang baik, tetapi juga memerlukan persiapan yang matang dan pemahaman tentang strategi
fasilitasi yang efektif.

Yoki Yusanto (2019) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif melibatkan berbagai pendekatan,
termasuk fenomenologi, grounded theory, ethnography, dan case study. Hal ini menunjukkan
bahwa observasi, wawancara, dan FGD harus dilakukan dengan memperhatikan pendekatan
yang digunakan dalam penelitian kualitatif.

Rachmawati (n.d.) menekankan pentingnya wawancara sebagai metode pengumpulan data


kualitatif yang penting. Peneliti harus mampu merancang pertanyaan yang tepat dan membangun
hubungan yang baik dengan subjek untuk memperoleh informasi yang berkualitas. Hal ini
menunjukkan bahwa wawancara merupakan metode pengumpulan data kualitatif yang
memerlukan kemampuan interpersonal yang baik.

Hal-hal terkait dengan observasi, wawancara, dan FGD mencantumkan konsepnya adalah
penting untuk memastikan bahwa proses wawancara dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat mencantumkan konsep dalam wawancara adalah:
1. Menentukan konsep penelitian: Peneliti perlu menentukan konsep penelitian yang ingin
diteliti sebelum melakukan wawancara. Konsep ini akan menjadi landasan bagi
pertanyaan-pertanyaan wawancara yang akan diajukan kepada responden.
2. Mempersiapkan pertanyaan wawancara: Pertanyaan wawancara harus dipersiapkan
dengan baik, sehingga dapat mengarahkan responden untuk memberikan jawaban yang
terkait dengan konsep yang diteliti.
3. Mengembangkan pedoman wawancara: Pedoman wawancara adalah dokumen yang
berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada responden. Dokumen ini harus
mencakup semua konsep yang ingin diteliti.
4. Membuat catatan lapangan: Catatan lapangan harus dibuat saat melakukan wawancara,
sehingga dapat membantu peneliti dalam menganalisis data dan memastikan bahwa
semua konsep yang ingin diteliti telah ditanyakan kepada responden.
5. Memeriksa keabsahan data: Keabsahan data harus diperiksa setelah wawancara selesai
dilakukan. Peneliti harus memastikan bahwa semua konsep yang ingin diteliti telah
tercakup dalam wawancara, dan bahwa data yang diperoleh akurat dan konsisten dengan
konsep yang diteliti.
6. Menganalisis data: Data yang diperoleh dari wawancara harus dianalisis dengan cermat
untuk memahami konsep yang diteliti. Analisis harus dilakukan dengan
mempertimbangkan semua data yang diperoleh dari wawancara dan memastikan bahwa
hasil analisis sesuai dengan konsep penelitian.

Dalam melakukan observasi, wawancara, dan FGD, penting untuk memahami konsep yang ingin
diteliti dan memastikan bahwa semua data yang diperoleh berkaitan dengan konsep tersebut. Hal
ini akan memastikan bahwa penelitian kualitatif dapat menghasilkan temuan yang valid dan
dapat diandalkan.

Penutup

Berdasarkan jurnal yang dijadikan referensi, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian
kualitatif, observasi, wawancara, dan FGD merupakan teknik-teknik penting dalam pengumpulan
data. Observasi merupakan teknik untuk mengamati secara langsung situasi atau kejadian yang
terjadi di lapangan. Wawancara merupakan teknik untuk menggali informasi secara mendalam
dari narasumber. FGD merupakan teknik untuk mendapatkan persepsi dan pandangan kelompok
terhadap suatu topik tertentu.
Masing-masing teknik memiliki keunggulan dan kelemahan. Observasi lebih cocok digunakan
untuk mengamati fenomena yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, sementara wawancara dan
FGD lebih cocok digunakan untuk menggali informasi yang mendalam mengenai sudut pandang
dan persepsi narasumber atau kelompok.

Penggunaan teknik-teknik ini juga sangat bergantung pada konteks penelitian dan pertanyaan
penelitian yang diajukan. Sehingga, sebelum memilih teknik pengumpulan data yang tepat,
peneliti perlu mempertimbangkan kebutuhan penelitian dan karakteristik narasumber atau
kelompok yang akan diwawancarai.

Dalam melakukan observasi, wawancara, atau FGD, penting untuk memperhatikan etika
penelitian, yaitu memperhatikan prinsip-prinsip kepercayaan, kerahasiaan, dan privasi
narasumber atau kelompok yang diwawancarai. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut,
diharapkan peneliti dapat menghasilkan data yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, C. (2010). Presenting and Evaluating Qualitative Research. American Journal of


Pharmaceutical Education, 74(8), 141. http://www.ajpe.org/cgi/viewcontent.cgi?
article=1396&context=ajpe

Gill, P., Stewart, K., Treasure, E., & Chadwick, B. (2008). Methods of data collection in
qualitative research: Interviews and focus groups. British Dental Journal, 204(6), 291–
295. https://doi.org/10.1038/bdj.2008.192

Colucci, E. (2007). “Focus groups can be fun”: The use of activity-oriented questions in focus
group discussions. Qualitative Health Research, 17(10), 1422–1433.
https://doi.org/10.1177/1049732307308129

Uin, A. R., & Banjarmasin, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharah, 17(33), 81–
95.

Afiyanti, Y. (n.d.). LEMBAR METODOLOGI FOCUS GROUP DISCUSSION (DISKUSI


KELOMPOK TERFOKUS) SEBAGAI METODE PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
KUALITATIF.

Yoki Yusanto. (2019). Ragam Pendekatan Penelitian Kualitatif. Journal of Scientific


Communication, 1(1).

Rachmawati, I. N. (n.d.). PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF:


WAWANCARA.

Dr. Nursapia Harahap, M. A. (2020). Penelitian Kualitatif (F. J. A. H. Dr. Hasan Sazali M.A,
Ed.; 1st ed.). Wal ashri Publishing.

Anda mungkin juga menyukai