Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGERTIAN SISTEM POLITIK

Disusun Oleh :
Nama : Kms M Idris Syahrial
Nim : 2211104

Dosen Pengampu : Timbuan, S.Ip.,M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


SATYA NEGARA PALEMBANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-
Nya sehingga kami dapat meneyelesaikan Laporan Makalah yang berjudul Pengertian Sistem
Politik
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Timbuan, S.Ip,. M.Si yang telah membantu kami
baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas tepat
waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan

Palembang, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
PENGERTIAN SISTEM POLITIK..........................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah.....................................................................................................1
B.Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C.Tujuan penulisan.................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
LANDASAN TEORI.................................................................................................................2
A. Pengertian sistem Politik...................................................................................................2
1. Pengertian Sistem...........................................................................................................2
Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli :.................................................................3
2. Pengertian politik............................................................................................................3
3. Pengertian sistem Politik................................................................................................4
B. Pengertian sistem Politik di Indonesia...............................................................................5
C. Fungsi sistem Politik..........................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................7
PEMBAHASAN........................................................................................................................7
A. Sejarah sistem politik di Indonesia....................................................................................7
B. Peran serta masyarakat dalam sistem Politik di Indonesia................................................8
BAB IV....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
A.Kesimpulan.......................................................................................................................10
B. Saran................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
Identitas Mahasiswa.................................................................................................................12
KATA KATA BIJAK..............................................................................................................12
1

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Sejak masa Aristoteles, telah di sebarluaskan pengertian bahwa suatu hubungan politik
sedikit banyak melibatkan wewenang, aturan, atau kekuasaan. Misalnya, Max Weber (1864-
1920) salah seorang sarjana sosial yang sangat berpengaruh, berpendapat bahwa suatu
asosiasi harus disebut bersifat politik “jika dan sejauh pelaksanaan aturan-aturannya di
selenggarakan secara terus-menerus dalam suatu wilayah melalui penerapan dan ancaman
kekerasan fisik oleh staf administratif”. Jadi, walaupun Weber menekankan aspek wilayah
(teritorial) dari suatu asosiasi politik, sepertinya halnya Aristoteles, dia menekankan bahwa
suatu hubungan kekuasaan atau pemerintah adalah salah satu dari karakteristik yang penting.
Untuk mengambil contoh terakhir, Harold Lasswell, seorang sarjana politik yang terkenal,
mendefinisikan “ilmu politik, sebagai suatu disiplin empiris, sebagai studi mengenai
pembentukan dan pembagian kekuasaan dan suatu tindakan politik, seperti yang dilakukan
oleh seorang di dalam perspektif kekuasaan.
Sistem politik pada suatu negara terkadang bersifat relatif, hal inidipengaruhi oleh elemen-
elemen yang membentuk sistem tersebut. juga faktor sejarah dalam perpolitikan di suatu
negara. Pengaruh sistem politik negara lain juga turut memberi kontribusi pada pembentukan
sistem politik disuatu negara. Seperti halnya sistem politik di "Indonesia, seiring dengan
waktu,sistem politik di "Indonesia selalu mengalami perubahan
Indonesia merupakan bagian dari sistem politik dunia, dimana sistem politik Indonesia akan
berpengaruh pada sistem politik negara tetangga maupun dalam cakupan lebih luas. Struktur
kelembagaan atau institusi khas Indonesia akan terus berinteraksi secara dinamis, saling
mempengaruhi,sehingga melahirkan sistem politik hanya dimiliki oleh Indonesia. Namun
demikian, kekhasan sistem politik Indonesia belum dapat dikatakan unggul bila kemampuan
positif struktur dan fungsinya belum diperhitungkan sistem politik negara lain.
B.Rumusan Masalah
1..Apa pengertian sistem Politik ?
2. Apa fungsi sistem Politik ?
3. Bagaimana sejarah sistem politik di Indonesia ?
4. Bagaiamana peran serta masyarakat dalam sistem politik di Indonesia ?
C.Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian sistem Politik
2. Untuk mengetahui tentang Fungsi sistem politik
3. Untuk mengetahui tentang sejarah sistem politik di Indonesia
4. Untuk mengetahui tentang Peran serta masyarakat dalam sistem politik di Indonesia
2
3

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian sistem Politik


1. Pengertian Sistem
Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda,
tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi,semua sistem pada
bidang-bidang tersebut mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem
harus mempunyai elemen, lingkungan, interaksi antar elemen, interaksi
antara elemen dengan lingkungannya, dan yang terpenting adalah sistem
harus mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Berdasarkan persyaratan ini, sistem dapat didefinisikan sebagai
seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu
tujuan bersama.Kumpulan elemen terdiri dari manusia, mesin, prosedur,
dokumen, data atau elemen lain yang terorganisir dari elemen-elemen
tersebut. Elemen sistem disamping berhubungan satu sama lain, juga
berhubungan dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Terdapat beberapa definisi sistem yaitu :
- Gordon B. Davis ( 1984 )
“ Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian saling berkaitan yang
beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud “.
- Raymond Mcleod (2001)
“ Sistem adalah himpunan dari unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga
membentuk suatu kesatuan yang utuh dan terpadu “.
Berikut ini pengertian sistem menurut Para Ahli :
Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system” yang artinya
adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk
mencapai tujuan bersama.
4

Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli :


1. L. James Havery
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan
yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan
dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
2. John Mc Manama
Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun
dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu
kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara
efektif dan efesien.
3. C.W. Churchman.
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang
dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
4. J.C. Hinggins
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling
berhubungan.
5. Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian
yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga
interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi
keseluruhan.

2. Pengertian politik
Kata politik berasali kata polis dalam bahasa Yunani. Kata ini memiliki arti yaitu negara kota.
[11] Dari kata ini diperoleh maksud bahwa politik adalah serangkaian kegiatan yang terkait
dengan pengambilan keputusan dalam kelompok, atau bentuk lain dari hubungan kekuasaan
individu, distribusi sumberdaya air dan status. Cabang ilmu sosial yang mempelajari politik
dan pemerintahan disebut sebagai ilmu politik. Politik ialah interaksi antara pemerintah
dengan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang
mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
(Ramlan surbakti 1999:1)
5

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(Teori Klasik Aristoteles).
politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Publik pemerintahan dan negara.
politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik
Pemerintahan.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: legitimasi,
sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah
pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
Dan adapula Aristoteles membuat klasifikasi bentuk pemerintahan. Kriteria atau dasar
penilaian yang digunakan adalah:
1. Jumlah orang yang berkuasa (duduk dalam pemerintahan) yang memiliki akhlak.
2.Cara dan kepentingan dalam menjalankan pemerintah di haruskan keberpihakan kepada
kepentingan kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain! kekuasaan
politik , legitimasi, sistem politik , perilaku politik , partisipasi politik , proses politik , dan
juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
Dapat disimpulkan bahwa politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam
rangka proses pembuatan kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

3. Pengertian sistem Politik


Ada banyak jenis sistem politik yang diterapkan bangsa-bangsa di dunia, dari demokrasi,
federasi, feodalisme, parlementer, presidensial, semi-parlementer, semi presidensial, teokrasi,
monarki, republik, negara-kota, meritokrasi, direksional, hingga kediktatoran bahkan
anarkisme.
Di Indonesia sendiri pernah menerapkan jenis sistem politik yang berbeda dari waktu ke
waktu, termasuk beberapa kali pergantian sistem politik dari awal kemerdekaan hingga akhir
Orde Lama, kemudian berlanjut rezim Orde Baru, era Reformasi, hingga saat ini
Ari Wibowo dalam tesis berjudul “Implementasi Kebijakan Pelarangan Buku Era Reformasi
di Indonesia” (2014) menyebutkan, politik pada awal kemunculannya merupakan sebuah
usaha untuk menuju kehidupan yang lebih baik.
Filsuf Yunani Kuno seperti Plato dan Aristotles menamakannya sebagai en dam onia atau the
good life. Dalam praktiknya, sebuah hidup yang ideal tidak pernah benar-benar ideal bagi
semua orang. Niccolo Machiavelli meyakini bahwa setiap orang memiliki kepentingan-
kepentingan yang tidak rasional.
6

Hal ini membuat politik hanya sebagai alat untuk mencapai kepentingan segolongan tertentu
saja. Politik menurut Niccolo Machiavelli merupakan cara untuk meraih kekuasaan.
Machiavelli menekankan bahwa penguasa dapat menghalalkan segala cara untuk
melanggengkan kekuasaannya. Meskipun begitu, politik sejatinya bukan sekadar jalan untuk
mencapai kepentingan golongan tertentu saja. Menurut Peter Merkl, definisi politik dalam
bentuk yang paling baik adalah cara untuk mencapai tatanan sosial yang baik dan
berkeadilan.
Pengertian Sistem Politik Menurut Para Ahli
Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang membentuk
satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta
melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau
kelompok individu satu sama lain atau dengan negara dan hubungan negara dengan negara
Sistem Politik menurut Rusadi Kartaprawira adalah Mekanisme atau cara kerja seperangkat
fungsi atau peranan dalam struktur politik yang berhubungan satu sama lain dan
menunjukkan suatu proses yang langggeng.
Menurut Almond, Sistem Politik adalah interaksi yang terjadi dalam masyarakat yang
merdeka yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi
Menurut Rober A. Dahl, Sistem politik adalah pola yang tetap dari hubungan - hubungan
antara manusia yang melibatkan sampai dengan tingkat tertentu, control, pengaruh,
kekuasaan, ataupun wewenang.
Dapat disimpulkan bahwa sistem politik adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan
dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukan suatu proses yang
langsung memandang dimensi waktu melampaui masa kini dan masa yang akan dating

B. Pengertian sistem Politik di Indonesia


Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses
penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan
penyusunan skala prioritasnya. Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut
di dalam konstitusi negara (termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Dalam
Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang
dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga
memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/negara. Dalam hal ini yang
dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-lembaga negara. Lembaga-lembaga tersebut
di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden,
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan
membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kepentingan umum
Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa, Kelompok kepentingan
(Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group), Alat/Media Komunikasi Politik,
Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata politik lainnya adalah merupakan infrastruktur
politik melalui badan-badan inilah masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan
7

dukungan sebagai input dalam proses pembuatan keputusan. Dengan adanya partisipasi
masyarakat diharapkan keputusan yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi dan
kehendak rakyat

C. Fungsi sistem Politik


Sistem politik merupakan kesatuan antara struktur dan fungsi-fungsi politik. Struktur politik
dapat diibaratkan sebagai mesin dengan berbagai komponen serta fungsi masing-masing
komponennya.
Secara garis besar fungsi-fungsi pokok politik yang harus berjalan dalam sebuah sistem
politik/negara adaiah:
 Fungsi merumuskan kepentingan, adaiah fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan
politik dalam suatu negara.
 Fungsi pemaduan kepentingan, adalah fungsi menyatupadukan tuntutan tuntutan politik
dari berbagai pihak dalam suatu negara dan mewujudnyatakannya ke dalam berbagai
alternate kebijakan.
 Fungsi pembuatan kebijakan umum, adaiah fungsi untuk mempertirnbangkan berbagai
alternate kebijakan yang diusulkan oleh partai-partai politik dan pihak-pihak lain, untuk
dipilih salah satu di antaranya sebagai satu kebijakan pemerintahan.
Fungsi penerapan kebijakan, adaiah fungsi melaksanakan berbagai kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan, adaiah fungsi menyelaraskan perilaku
masyarakat dan pejabat publik yang menentang atau menyeleweng dari kebijakan
pemerintahan, dengan norma-norma yang berlaku.
Fungsi komunikasi politik adaiah proses penyampaian informasi mengenai politik dari
masyarakat kepada pemerintah dan juga dari pemerintah kepada masyarakat.
Sosialisasi politik adaiah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota
masyarakat.
Rekrutmen politik adaiah proses menyeleksi orang/orang-orang yang akan dipilih atau
diangkat sebagai pejabat dari jabatan-jabatan yang ada dalam suatu negara atau partai politik.
8

BAB III
PEMBAHASAN
A. Sejarah sistem politik di Indonesia
Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya.
Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi
diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasan ya di dalamnya
terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem
politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh
lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti
dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional dengan
melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus
dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan
pengambilan keputusan.
Proses politik mengisyaratkan harus adanya kapabilitas sistem. Kapabilitas sistem adalah
kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai
keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar politik. Ahli
politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-18
dan 19 melihat prestasi politik diukur dari sudut moral. Sedangkan pada masa modern
sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa besar
pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan lingkungan
internasional.
Pengaruh ini akan memuncul kan penubahan politik. Adapun pelaku perubahan politik bisa
dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional.
Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proses mengkonversi input
menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).
Terdapat 5 kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik:
1. Kapabilitas Ekstraktif. yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara
maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah, pertambangan yang ketika
datang para penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah
berupa pajak. Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.
2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian
rupa untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti sembako yang diharuskan
dapat merata distribusinya keseluruh masyarakat. Demikian pula dengan pajak sebagai
pemnasukan negara itu harus kembali didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah
daerah.
3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalan menyelenggaran pengawasan tingkah laku
individu dan kelompok maka dibutuhkan adanya pengaturan. Regulasi individu sering
memunculkan benturan pendapat. Seperti ketika pemerintah menbutuhkan maka kemudian
regulasi diperketat, hal ini mengakibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.
9

4. Kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif
membuat kebijakan yang akan diterima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang dibuat
pemerintah maka semakin baik kapabilitas simbolik sistem.
5. Kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output,
output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau adanya
partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas responsif
kapabilitas dalam negeri dan internasional. Scbuah negara tidak bisa sendirian hidup dalam
dunia yang mengglobal saat ini, bahkan sekarang banyak negara yang memiliki kapabilitas
ekstraktif berupa perdagangan internasional. Minimal dalam kapabilitas interasional ini
negara kaya atau berkuasa (superpower) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan)
kepada negara-negara berkembang.

B. Peran serta masyarakat dalam sistem Politik di Indonesia


Masyarakat indonesia adalah kumpulan orang-orang Indonesia. Peran serta masyarakat dalam
kehidupan politik dilakukan melalui berbagai macam organisasi, mulai dari orsospol
(organisasi sosial politik atau partai)[1]. Partai politik menurut UU Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan di bentuk oleh sekelompok
WNI secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan
membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara
keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Negara RI Tahun
1945. Selain ORSOSPOL (organisasi sosial atau partai politik), ada juga organisasi
kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lain-lainnya yang kesemuanya
itu merupakan infrastruktur politik.
Pelaksanaan pemilu sebagai kesempatan warga negara untuk memakai hak miliknya juga
merupakan peran serta masyarakat dalam kehidupan politik, munculnya kelompok-kelompok
kontemporer yang memberi warna dalam pemerintahan misalnya, protes atau unjuk rasa.
Bentuk partisispasi politik tidak hanya melalui partai politik, tetapi juga dapat dilakukan
melalui kelompok kepentingan dan kelompok penekan yang dapat memaainkan peran untuk
mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah. Bentuk partisipasi politik menurut Gabriel
Almond adalah sebagai berikut:
Konvensional: pemberian suara, diskusi kelompok, kegiatan kampanye, pengajuan revisi.
Nonkonvensional: berdemonstrasi, konfrontasi, mogok, tindaan kekerasan politik (harta
benda, perusakan, pemboman, dan pembakaran), tindakan kekerasan terhadap manusia,
penculikan, pembunuhan, revolusi.
Selain berpartisipasi juga dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
Ikut serta dalam pemilihan umum.
Menjadi anggota aktif dalam partai politik.
Duduk dalam lembaga politik seperti presiden, MPR, DPR dan lain sebangainya.
Mengadakan dialog dengan wakil rakyat.
10

Berkampanye. Kampanye politik sebagai bentuk partisipasi politik merupakan bagian tak
terpisahkan dalam pemilihan umum
Namun demikian, tidak semua orang berpartisipasi dalam kegiatan politik. Ada anggota
masyarakat yang enggan berhubungan dengan kegiatan politik dengan cara menarik diri atau
tidak terlibat sama sekali dalam kegiatan politik. Keengganan tersebut dapat dipengaruhi
berbagai faktor seperti: kekecewaan masyarakat dalam sistem politik, ketidaktahuan
informasi, atau tidakadanya pilihan politik yang sesuai dengan keinginan seseorang.
11

BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik,dengan memakai system demokrasi, di
mana kedaulatan berada di tangan rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Indonesia menganut sisten
pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan pembentukan Negara Indonesia,
setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan
rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di ribuan
pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pemerintah merespon desakan daerah-daerah terhadap sistem pemerintahan yang bersifat
sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk mewujudkan
desentralisasi kekuasaan.
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umnum termasuk proses
penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan
penyusunan skala prioritasnya.
Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yang mengatur
kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara negara; kewenangan, tugas, dan hubungan
antara lembaga lembaga negara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif).
UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban warga negara. Lembaga legislatif terdiri atas
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Lembaga Eksekutif terdiri atas Presiden, yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
seorang wakil presiden dan kabinet. Di tingkat regional, pemerintahan provinsi dipimpin oleh
seorang gubernur, sedangkan di pemerintahan kabupaten/kotamadya dipimpin oleh seorang
bupati walikota. Lembaga Yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh
Mahkamah Agung (MA) sebagai lembaga kehakiman tertinggi bersama badan-badan
kehakiman lain yang berada di bawahnya.
Fungsi MA adalah melakukan pengadilan, pengawasan, pengaturan, memberi nasehat., dan
fungsi adminsitrasi. Saat ini UUD 1945 telah mengalani beberapa kali amandemen, yang
telah memasuki tahap amandemen keempat. Amandenen konstitusi ini mengakibatkan
perubahan mendasar terhadap tugas dan hubungan lembaga-lembaga negara.

B. Saran
Peran penting sejarah dalam memahami sistem politik sangat berkaitan dengan faktor
lingkungan. Perubahan lingkungan sebagai batas ruang lingkup sistem politik merupakan
hasil bentukan budaya yang terdapat di dalam maupun di luar sistem.
Budaya sendiri merupakan peristiwa sejarah yang menggambarkan pola perilaku, cita rasa,
yang dirasakan, ditanamkan, diwariskan, dari generasi satu ke generasi lainn ya. Dengan
demikian sangatlah naif apabila kita menganalisa sistem politik sekarang tanpa paham akar
12

sejarahnya. Karena yang, akan kita dapatkan hanyalah analisa sempit yang tidak dapat
memberikan sumbangsih bagi kepentingan perbaikan sistem politik di masa depan.
Apabila Sistem berfungsi seperti tahapan yang digambarkan, kita akan mendapatkan "sistem
politik stabil." Sedangkan apabila sistem tidak berjalan sesuai tahapan, makakita akan
mendapatkan "sistem politik disfungsional." Easton menetapkan batasan lingkungan pada
sistem politik dinana input dan output senantiasa berada dalam keadaan tetap.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/19028136/SISTEM_POLITIK_DI_INDONESIA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem
https://id.wikipedia.org/wiki/Politik
https://www.brilio.net/wow/pengertian-sistem-politik-definisi-serta-tujuannya-2203081.html
https://pascasarjana.umsu.ac.id/fungsi-sistem-politik/
https://www.kompasiana.com/putriamin21/59aff934ca035032836cea93/peran-serta-
masyarakat-dalam-kehidupan-politik
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/item65?
13

Identitas Mahasiswa

Nama Lengkap : Kemas Muhammad Idris Syahrial


Nim : 2211104
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 22 Mei 2004
Alamat : Jl. KH Azhari 13 Ulu Lr. Sederhana
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Golongan Darah : O
No. Handphone : 083163908756
Asal Daerah : Palembang

KATA KATA BIJAK

Bukan ilmu yang seharusnya mendatangimu


Tapi kamu yang seharusnya medatangi ilmu
-Imam Malik

Anda mungkin juga menyukai