Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

EFEKTIVITAS IKLAN MEDIA BALIHO PT KENCANA MAJU


BERSAMA TERHADAP BRAND AWARENESS DI WILAYAH
CABANG BALI

Diajukan sebagai syarat mengikuti Ujian Proposal Skripsi

Nama : Ester Putri Erfisa


NBI : 11519003444
Seminar Komunikasi (R)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................5
1.4.1 Secara Teoritis...........................................................................................................5
1.4.2 Secara Praktis.............................................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................6
2.1 Penelitian Terdahulu.........................................................................................................6
2.2 Landasan Teori.................................................................................................................9
2.2.1 Brand Awareness.......................................................................................................9
2.2.2 Iklan...........................................................................................................................9
2.3 Definisi Konseptual........................................................................................................12
2.3.1 Efektifitas Iklan........................................................................................................12
2.3.2 Brand Awreness.......................................................................................................13
2.4 Definisi Operasional.......................................................................................................15
2.5 Kerangka Pemikiran.......................................................................................................15
2.6 Hipotesis.........................................................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................................18
3.1 Pendekatan Penelitian.....................................................................................................18
3.2 Jenis Penelitian...............................................................................................................18
3.3 Populasi dan Sampel.......................................................................................................18
3.3.1 Populasi....................................................................................................................18
3.3.2 Sampel.....................................................................................................................18
3.4 Pengukuran dan Instrumen Penelitian............................................................................19
3.4.1 Validasi data............................................................................................................19
3.4.2 Reliabilitas Data.................................................................................................19
3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................19
3.5.1 CRI (Customer Response Index).............................................................................19
3.6 Teknik Analisis Data.....................................................................................................21
3.7 Definisi Konsep dan Operasional Variabel....................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu strategi kunci yang digunakan oleh bisnis untuk mencapai tujuan
dan menghasilkan keuntungan adalah pemasaran. Salah satu komponen kunci dari
keberlanjutan perusahaan adalah pemasaran, demikian pendapatnya. Untuk
menyenangkan pelanggan, bisnis harus dapat memahami kebutuhan dan keinginan
mereka. Menghasilkan keuntungan sebesar mungkin adalah salah satu tujuan
perusahaan. Jadi, untuk mencapai tujuan bisnis, diperlukan rencana pemasaran yang
sesuai dengan tuntutan pasar sasaran. Diperkirakan perusahaan dengan rencana
pemasaran yang kuat akan mampu mempromosikan barangnya dengan sukses dan
bersaing dengan bisnis lain. Dalam menghadapi persaingan yang ketat, bisnis
menggunakan berbagai taktik, salah satunya adalah pemasaran korporat. Perusahaan
memerlukan taktik promosi untuk memuaskan keinginan dan preferensi pelanggan saat
ini, yang semakin menuntut.
Kegiatan promosi yaitu merupakan kegiatan yang mengkomunikasikan atau
memberitahukan tentang keunggulan produk dan membujuk para konsumen sasaran
untuk membelinya (Kotler, 2008). Tujuan dasar dari promosi adalah menyebarkan
pengetahuan agar pelanggan mengetahui keberadaan produk dan keunggulannya.
Bauran promosi, kumpulan instrumen yang digunakan oleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan promosinya melalui komunikasi, adalah rencananya untuk
mencapai target promosi ini. Metode tersebut meliputi hubungan masyarakat
(publicity), penjualan pribadi (personal selling), promosi penjualan (sales promotion),
dan kegiatan periklanan (advertising). Kemanjuran promosi dapat diukur dalam
sejumlah hasil utama, termasuk volume penjualan, pembelian berulang, pembelian
percobaan, loyalitas, kegunaan, dan membangkitkan rasa ingin tahu, menurut Cummins
et al. (2004).
Media adalah saluran untuk iklan, oleh karena itu media dan iklan saling terkait
erat. Alat penyampai pesan dari komunikator kepada komunikan adalah media.
Menurut Jefkins (2006, p. 113) iklan buku, media “periklanan” dipisahkan menjadi
dua kategori: media iklan baris atas (Above The Line/ATL), yang meliputi media cetak
seperti surat kabar dan majalah serta siaran dan televisi kabel, film, papan reklame, dan
luar ruangan tanda, dan transportasi umum. Bentuk iklan lainnya termasuk media
bottom-line (Below The Line/BTL), yang meliputi kalender, pamflet, folder, buklet,
lembaran lebar, katalog, model, iklan udara, dan berbagai kenang-kenangan.
Media massa dan media iklan sangat erat kaitannya. Semua bentuk media
promosi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Misalnya, papan
reklame menawarkan berbagai manfaat, termasuk jangkauan keseluruhan (artinya dapat
menjangkau audiens yang luas), frekuensi tinggi, dan jumlah penampilan yang tidak
terbatas. Periode tersebut dipilih karena baliho memiliki frekuensi yang tak tertandingi
oleh bentuk komunikasi lainnya. Mereka juga mendapat manfaat untuk berbicara
kepada khalayak luas tanpa memandang usia, warna kulit, etnis, atau karakteristik
lainnya. Karena mereka dapat menjangkau orang yang lewat di tempat tertentu, papan
reklame dianggap sangat mudah beradaptasi. Rahasia memasang baliho dengan baik
adalah menampilkan pesan yang langsung terlihat oleh audiens, mudah dipahami, dan
dapat menginspirasi pemirsa hanya dengan pandangan sekilas. (Melinda, 2017).
PT Kencana Maju Bersama (PT. KMB) merupakan usaha yang
mendistribusikan baja ringan yang diproduksi dengan galvalume dan terkenal dengan
nama “KENCANA”. Melalui 35 kantor cabangnya, PT Kencana Maju Bersama
berperan sebagai distributor barang material konstruksi baja ringan dan pendukungnya
di seluruh Indonesia. Bahan-bahan tersebut dijual dengan nama "KENCANA" dan
dibuat oleh PT Sunrise Steel dan PT Kepuh Kencana Arum. Untuk memastikan
pemerataan distribusi, PT Kencana Maju Bersama mempertahankan pasokan barang
baja ringan KENCANA berkualitas tinggi di pasar. Agar end user dapat memperoleh
barang baja ringan Standar Nasional Indonesia (SNI), PT Kencana Maju Bersama
bertugas untuk meningkatkan pengetahuan dan akuntabilitas para reseller melalui
penjualan produk baja ringan SNI.
Pada bulan September Tahun 2023, PT. KMB meluncurkan iklan billboard
terbaru untuk (Keberapa kali) di Surabaya lebih tepatnya berada di Surabaya pusat
dijalan Basuki Rahmat, yang dimana isi dari billboard tersebut mengkomunikasikan
tentang produk kencana yang telah memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) dan
memberikan garansi dengan syarat dan ketentuan berlaku. Selain itu, juga
mengemukakan pesan bahwa produk kencana kuat, pesan ini disampaikan secara lugas
dengan penyebutan kata "KUAT" dan terdapat logo "Tidak tipu-tipu". Sebagai tempat
informasi untuk masyarakat bali dengan tercantumnya web, instagram dan
mencantumkan nomor halo kencana sebagai call center untuk memenuhu
kebutuhan customer.
Berdasarkan temuan wawancara penulis dengan narasumber di PT. Kencana
Maju Bersama, penulis mengidentifikasi sejumlah masalah utama yang sering dihadapi
oleh pelaku usaha dalam mempromosikan produknya, seperti kurangnya pengetahuan
umum tentang produk baja ringan dan tradisi nyaman menggunakan material kayu
dalam konstruksi. Mengetahui masalah utama, penulis mulai mengevaluasi jumlah
pembaca. Karena papan reklame sangat sederhana untuk dilihat secara visual dan
memiliki kekuatan untuk meninggalkan kesan atau kenangan abadi pada penonton,
mereka adalah salah satu format iklan luar ruang yang paling populer di kalangan
subjek wawancara.
Perusahaan perlu mengetahui apakah iklan papan reklame yang mereka pasang
bermanfaat atau tidak dalam memasarkan barang mereka mengingat pengeluaran yang
terkait dengan pemajangan papan reklame yang begitu besar. Untuk menentukan
apakah pasar sasaran dapat memahami dan menerima tujuan periklanan perusahaan
yang dijelaskan di atas, perusahaan efektivitas iklan.
Karena dianggap sebagai media promosi yang cukup efektif, terutama untuk
menjangkau target produk, perusahaan yang bergerak di bidang distribusi baja ringan
manufaktur galvalum ini melakukan kegiatan promosi di beberapa daerah khususnya
juga di kota Surabaya. Teknik Customer Response Index (CRI) adalah salah satu cara
untuk menilai nilai iklan. CRI adalah ukuran efektivitas periklanan yang
memperhitungkan reaksi audiens. Korelasi antara tingkat kesadaran (awareness),
pemahaman (understanding), minat (interest), niat (intention), dan tindakan (action)
audiens setelah terpapar suatu iklan dikenal dengan istilah CRI. Sehingga dapat
diketahui faktor-faktor komunikasi didalam billboard yang membuat masyarakat
aware dan memahami baja ringan kencana.
Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh (Gesty Ernestivita, 2016) denga
n judul “Mengukur Efektivitas Tagline Iklan Televisi Minuman Ringan Botol Sosro Me
nggunakan Metode Customer Response Index (CRI)”, iklan Botol Sosro versi tagline m
emiliki performa terbaik jika dianalisis menggunakan CRI. “apapun makanannya minu
mnya The Botol Sosro” dianggap sangat sukses karena temuan studi tersebut mendapat
skor hampir sempurna. Efektivitas Pesan Iklan Televisi Tresemme Menggunakan Custo
mer Response Index (CRI) for Women di Surabaya merupakan penelitian terdahulu yan
g menggunakan metodologi CRI. Temuan penelitian menunjukkan efektivitas pesan pe
masaran Tresemme.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah efektivitas baliho terhadap Brand Awareness baja ringan merek Kencana?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui keefektivitasan iklan pada media baliho baja ringan dari PT.
Kencana Maju Bersama terhadap brand awareness atau kesadaran merek diwilayah cabang
Bali.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Secara Teoritis
A. Secara akademis, hasil dari penelitian ini diharap mampu untuk memberikan
manfaat guna untuk menambah wawasan masyarakat atau para konsumen dalam
mengembangkan serta memilih dan mencerna iklan semudah dan seefektif
mungkin serta untuk menambah informasi yang menarik. Penelitian ini juga dapt
digunakan sebagai rujukan ataupun referensi ilmu komunikasi dalam mengukur
keefektivitasan iklan media baliho yang ter pampang dijalanan.
B. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagaimana untuk
mengamalkan hasil ilmu pada waktu kuliah terutama dalan bidang broadcasting
yang telah peneliti ambil dengan penelitian dalam rangka menyelesaikan
pendidikan dan menuntut agar lebih kreatif dan imajinatif dalam dunia desain
visual.
C. Bagi seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi, terutama mahasiswa Ilmu
Komunikasi Untag Surabaya. Diharapkan penellitian digunakan sebagai acuan,
referensi, bahan, dan materi yang akan dibahas didalam mata kuliah yang
mengangkat tentang bidang pemasaran atau periklanan.
1.4.2 Secara Praktis
Hasil dari penelitian ini juga dapat diharapkan dapat memberi manfaat bagi para semua
pihak terkati dalam penelitian ini diantaranya adalah :
A. Sebagai masukan kepada para perusahaan, terutama untuk PT. Kencana Maju
Bersama guna dapat menerapkan informasi yang menarik dan baik sesuai dengan
efektivitas iklan didalam kaidah penyiaran iklan atau pemasaran iklan.
B. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada
konsumen atau masyrakat awam bahwa adanya kesadaran merek tentang produk
baja ringan dari PT Kencana Maju Bersama yaitu dengan cara tepat dapat
menangkap maksud pesan dari iklan pada media baliho yang dipasarkan dan
dikemas secara ringkas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Teori
Judul Penelitian dan Nama
No. Metode yang Hasil dan Simpulan
Peneliti
Digunakan
1. EFEKTIVITAS PESAN IKLAN “A Direct Rating Pesan iklan "anti aging"
NTI AGING” ERHA PADA MEDI Method Erha di papan reklame
A BILLBOARD DI SURABAYA (DRM) medium ini mendapat skor
Richard Julian Gunadi rata-rata keseluruhan 80,96.
Jika angka itu dimasukkan
dalam tabel peringkat
langsung, iklan papan
reklame Erha untuk produk
"anti-aging" akan menjadi
bagian dari kampanye yang
sangat kuat.
2. KEBERHASILAN Customer Berdasarkan hasil
MENGGUNAKAN AKUN Response perhitungan efektivitas
INSTAGRAM Index (CRI) dengan menggunakan
@LARISSACENTER SEBAGAI metode CRI, prosentase
LARISSA Berdasarkan Metode yang dihasilkan adalah
Customer Response Index (CRI), sebesar 52,76%. Yang
Media Iklan Aesthetic Center mana hasil tersebut
Astri Wulandari1 dan Nur Latifah dikatakan cukup efektif
Lutfiyati*2 karena berada di rentang
skala 34,00-66,00. I
3. Dengan Menggunakan Metode Customer Mengingat hasil penelitian
Customer Response Index (CRI), Response CRI tentang dampak slogan
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN Index (CRI) iklan Teh Botol Sosro
TELEVISI TERHADAP TAGLINE “Apapun Makananya
SOFT BEVERAGE TEA BOTOL Minumnya Teh Botol
SOSRO Sosro”, dapat dikatakan
Gesty Ernestivita bahwa slogan PT Sinar
Sosro telah mengungguli
harapan konsumen pada
umumnya dalam hal
efektivitas kinerja.
4. DAMPAK PESAN IKLAN Customer Dari berbagai hasil analisa
TELEVISI BERBASIS Response penelitian disimpulkan
CUSTOMER RESPONSE INDEX Index (CRI) bahwa pesan iklan televisi
(CRI) TERHADAP PEREMPUAN TRESemmé ialah efektif
DI SURABAYA didasarkan dengan
Tania Yosephine Alwan pengukuran Customer
Response Index (CRI) dan
Teori
Judul Penelitian dan Nama
No. Metode yang Hasil dan Simpulan
Peneliti
Digunakan
objektivitas perusahaan.
5. EFEKTIFITAS IKLAN IM3 Direct Rating Hasil analisis pengukuran
“ONLINE – SAYKOJI” Method iklan IM3 “Online –
BERDASARKAN DIRECT (DRM) Saykoji” dengan metode
RATING METHOD (DRM) DRM menunjukan bahwa
Yosep Gunawan Efendi indikator perhatian,
pemahaman, respon
kongnitif, respon afektif,
iklan ini masuk dalam skala
efektif yaitu dalam rentang
skala 3,4 – 4,2.

Tinjauan Penelitian Terdahulu


Tinjauan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah
dilakukan oleh :
1. Richard Julian Gunadu, Universitas Kristen Petra 2018, didalam Jurnal Ilmu
Komunikasi Vol. 6 No. 1 Tahun 2018. Dengan judul Efektivitas Pesan Iklan “Anti
Aging” Erha Pada Media Billboard di Surabaya. Dalam penelitian ini memiliki tujuan
untuk mengetahui apakah pesan dalam iklan “anti aging” Erha pada media billboard di
Surabaya ini sudah tergolong efektif. Dalam penelitian ini juga, peneliti menggunakan
metode DRM (Direct Rating Method) atau juga bisa disebut Metode Penentuan
Peringkat Langsung. Teknik penarikan sampel yang digunakan didalam penelitian ini
adalah teknik non probability sampling, yaitu teknik sampling ini yang anggotanya
dipilih sesuai kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian. Sampel penelitian ini
menggunakan 100 orang Surabaya yang telah melihat billboard Erha dan
menggunakan jlan Hr. Muhammad, Darmo, dan Basuki Rahmat, dengan rata-rata
berusia produktif yaitu 17-65 tahun. Responden dalam penelitian ini didapatkan dari
hasil penyebaran melalui kuesioner yang dapat dianalisis dan disimpulkan bahwa
Efektivitas Pesan Iklan “Anti Aging” Erha pada media Billboard adalah Efektif.
2. Astri Wulandari dan Nur Latifah Lutfiyati, Universitas Mercu Buana Yogyakarta
2018, didalam Chanel Jurnal Komunikasi Vol. 6 No. 2 Oktober 2018. Dengan judul
Keberhasilan Menggunakan Akun Instagram @LarissaCenter sebagai Larissa
berdasarkan Metode CRI (Customer Response Index), atau bisa juga disebut sebuah
metode analisis yang digunakan untuk mengetahui respon konsumen pada suatu
periode waktu tertentu. Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif deskriptif, dan teknik penarikan sampling pada penelitian ini
adalah larissa menyiapkan 3 konten diawal yaitu, (1)Informasi seputar tentang roduk
Larissa Aesthetic, (2)games, (3)fun fact, dan kemudian giveaway. Sampel yang
digunakan adalah 100 responden dari viewer konten yang meng-like lalu berlanjut
melakukan suatu pembelian produk. Hasil nilai dari analisis menggunakan metode
CRI, yang mana hasil tersebut dapat dikatakan Cukup Efektif karena berada di rentang
34,00-66,00.
3. Gesty Ernestivita, Universitas Nusantara PGRI Kediri 2016, didalam EKSIS Vol. XI
No. 2 tahun 2016. Dengan judul Analisis Efektifitas Tagline Iklan Televisi Minuman
Ringan The Botol Sosro “Apapun Makanannya, Minumnya The Botol Sosro” dengan
Metode CRI (Customer Response Index). Tujuan penelitian ini, peneliti ingin
memberitahukan pada khalayak umum atau para perusahaan yang sedang memasarkan
produknya betapa pentingnya memiliki ciri khas. Dengan adanya tagline yang singkat
dan mudah diingat dapat menarik perhatian, mudah dimengerti, dan menggerakan
sasaran. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik penarikan sampel Purposive
Random Sampling yaitu bertujuan untuk memilih subjek berdasarkan kriteria. 2003
populasi dari Universitas Nusantara PGRI Kediri diambil pengambilan dengan
menggunakan teknik penarikan sampel tersebut mendapatkan 100 sampel mahasiswa.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dan dari penelitian ini menemukan
bahwa analisa dari kefektifitasan Tagline The Botol Sosro dinyatakan Efektif, hal ini
dikarenakan pemilihan kata yang singkat, dan mudah dingat oleh berbagai macam
kalangan masyarakat.
4. Tania Yosephine Alwan, Universitas Kristen Petra 2013, didalam Jurnal E-
Komunikasi Vol. I No. 2 Tahun 2013. Dengan judul penelitian Efektifitas Pesan Iklan
Televisi Tresemme menggunakan Customer Response Index (CRI) pada perempuan di
Surabaya. Tujuan adanya penelitian ini agar mengetahui apakah efektif atau tidaknya
dengan dilakukan pemasaran atau periklanan tersebut. Populasi yang diambil dari
penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan yang ada di Surabaya yang telah
berumur 20-29 tahun lalu dapat ditarik sampel dari hasil perhitungan dari rumus slovin
yang dimana menggunakan teknik Quota Sampling. Didapatkan lah jumlah 100 orang
sebagai sampel. Dari jumpal 100 sampel ini, dan mendapatkan data dari hasil
kuesioner dijabarkan secara deskriptif menggunakan model dan alat analisis yang
sesuai dengan indikator CRI sendiri yaitu adalah awareness, comprehend, interest,
itentios, dan action. Berdasarkan dari perhitungan pengumpulan populasi dan sampel,
dapat dihitung menggunakan metode CRI tersebut dan dapat dinyatakan Efektif. Pesan
dari iklan yang telah dipasarkan ini efektif dan menimbulkan efek audiensnya mulai
menyadari adanya merek tersebut, perhatian, pengertian, pemahaman, dan akhir dari
tujuan melakukan periklanan tersebut adalah para audiens atau masyrakat melakukan
pembelian secara terus menerus dan melebihi ekspetasi.
5. Yosep Gunawan Efendi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, didalam skripsi yang
berjudul Efektifitas Iklan Televisi Indosat IM3 “Online-saykoji” bedasarkan Direct
Rating Method. Dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa mahasiswa dari Universitas
ini sendiri yaitu, 290 mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi dan 30 mahasiswa dari prodi
sosiologi total keseluruhan sampel adalah 320 orang. Lalu peneliti menganalis
menggunakan rumus metode DRM, rumus DRM sendiri digunakan untuk menghitung
proporsi suatu efektifitas iklan untuk setiap indikator perhatian, pemahaman, respon
kognitif, respon afektif, dan respon behavioral terhadap iklan yang dipasarkan.
Ditemukan hasil dari perhitungan data, dan dapat dinyatakan bahwa masuk dalam
rentang efektif. Namun tidak cocok dengan metode yang akan digunakan oleh peneliti.
2.2 Landasan Teori
Didalam penelitian ini, peneliti mengunakan teori Brand Awareness. Maka Brand
awareness sebagai grand teorinya. Brand awareness sendiri merupakan kemampuan
konsumen akan kesadaran merk dalam kondisi berbeda, dan dapat dilakukan dengan
pengenalan merk agar konsumen mengingat dialam benak pemikiran. Mendukung teori yang
yang dikemukakan oleh (Aaker, 2017) bahwa kesadaran merek dapat mempengaruhi rasa
percaya diri seorang konsumen atas keputusan pembelian dengan mengurangi tingkat resiko
yang dirasakan atas suatu merek yang diputuskan untuk dibeli. Setiap kegiatan pengenalan
produk selalu berupaya untuk mendapatkan tingkat kesadaran merk yang lebih tinggi sebagai
top of mind.
2.2.1 Brand Awareness
American Merketing Association mendefinisikan sebagai “merek (brand) sebagai
nama, slogan, tanda, lambamang, desain, atau kombinasinya yang dimaksud guna untuk
membedakan suatu produk barang atau jasa dari produk satu dengan yang lainnya. Dengan
beberapa cara produk dan jasa tertentu yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan lainnya.
Loyalitas merek adalah sikap kesediaan pelanggan untuk membayar harga yang lebih tinggi
daripada merek pesaing lainnya. Para pesaing juga dapat meniru suatu desain produk yang
telah tersedia atau yang telah tercipta dari suatu perusahaan tetapi pesaing juga tidak dapat
meniru jika suatu kesan yang tertinggal lama dipikiran konsumen selama bertahun-tahun,
melalui pengalaman produk dan kegiatan pemasaran yang telah ditimbulkan terhadap desain
produk pada perusahaan yang telah ada. Dengan artian bahwa penetapan merek yang matang
dapat menjadi alat berguna untuk mengamankan keunggulan yang kompetitif. Sehingga
perusahaan juga perlu menanamkan kesadaran merek yang ada pada konsumen selain untuk
memperkuat nama merek dibenak para konsumen. Dengan demikian juga ketika seorang
konsumen yang memiliki kesadaran terhadap merek akan secara otomatis mamou untuk
menguraikan karakteristik dari sebuah produk tanpa membutuhkan sebuah bantuan. Brand
awareness dapat diartikan sebagai kesadaran konsumen akan keberadaan nama merek yang
muncul dalam benaknya ketika konsumen memikirkan sesuatu kategori produk recognition
dan merupakan nama yang paling diingatnya untuk kategori produk tersebut recall (Ferrina
Dewi, 2008)
Tujuan adanya Brand Awareness adalah untuk mengukur seberapa banyak konsumen
dikalangan pasar yang sanggup untuk mengenali atau mengingat tentang keberadaan suatu
merek terhadap kategori tententu dengan semakin sadarnya konsumen terhadap suatu merek
semakin memudahkan dalam melakukan tindakan pembelian.
2.2.2 Iklan

Iklan dapat lebih dikatakan proses penyampaian pesan dari komukator kepada
komunikan. Iklan adalah bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat
media dengan membayar ruang atau media yang dipakainya untuk menyampaikan pesan
persuasif kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non komersil maupun pribadi yang
memiliki kepentingan dalam memasarkan produknya (Dunn dan Barban, 2013). Definisi
iklan sendiri merupakan satu pesan yang memiliki sifat persuasif untuk komunikasi
pemasaran atau komunikasi public tentang suatu produk yang disampaikan melalui media,
dan dibiayai oleh pemasar serta ditujukan kepada seluruh khalayak konsumen. Seperti yang
bisa kita ketahui dalam bauran pemasaran atau marketing mix barang atau jasa, iklan juga
merupakan bagian dari promosi.
Periklanan juga dapat disebut sebagai salah satu sarana alternatif bagi perusahaan.
Periklanan didefinisikan sebagai semua bentuk terbayar dari presentasi non pribadi dan
promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu (Kotler dan Armstrong, 2009). Banyak
dari badan sosial, organisasi bahkan perusahaan memasarkan produk dan jasa mereka.
Iklan sebagai branding, dalam pengenalan suatu produk. Iklan adalah salah satu jenis
komunikasi pemasaran yang mengacu pada semua bentuk Teknik komunikasi yang sering
digunakan oleh pemasar untuk mengjangkau konsumennya danmenyampaikan pesannya.
Kenyataannya iklan sebagai bentuk komunikasi saat ini, adalah untuk menyapaikan suatu
pesan kepada konsumen untuk menarik perhatian, memberi informasi, dan yang dimaksudkan
agar menimbulkan respon yang dituju, yaitu agar para konsumen sadar akan pengenalan
produk yang telah dipasarkan oleh suatu pemasar atau perusahaan. Dengan itu juga
memudahkan para pelanggan untuk membandingkan produk perusahaan tersebut dengan para
pesaingnya.
2.2.2.1 Tujuan Periklanan
Tujuan Iklan yaitu untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan
menguatkan (Kotler dan Keller, 2009). Kegunaan iklan yang paling penting adalah iklan
sebagai sarana investasi dan kesadaran konsumen (awarness) atas produk yang telah
diiklankan oleh perusahaan. Kesadaran merek dapat didefinisikan sebagai kesanggupan
seorang calon konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek yang
merupakan bagian dari produk kategori tertentu (Aaker, 2015). Selanjutnya iklan
disampaikan melalui berbagai media iklan atau media pemasaran.
Apabila tujuan iklan terwujud, dengan terlebih dahulu mengadakan pemilihan media
yang sesuai serta mengadakan penyusunan anggaran untuk kegiatan periklanan produk
tersebut, maka suatu iklan dapat dikatakan efektif. Iklan sendiri adalah area komersil,
siapapun bisa beriklan asalkan mampu untuk membayar. Logis jika perusahaan besar dengan
sumber dana yang banyak lebih mampu untuk beriklan daripada UMKM kecil.
2.2.2.2 Jenis-Jenis Iklan
Jenis iklan kini semakin beragam, terutama pada era globalisasi berbag ai cara dan media
promosi untuk mempromosikan produk atau jasa yang disediakan oleh suatu perusahaan.
Sedangkan, iklan mendefinisikan sebagai periklanan dibayar oleh komunikasi nonpersonal
dari sponsor yang telah teridentifikasi menggunakan media massa untuk membujuk atau
mempengaruhi konsumen (Wells et al, 2003).

Dengan banyaknya jenis periklanan saat ini, maka semakin banyak pula dampak yg
berbeda jenis dari sebuah iklan. Ada 2 jenis iklan yang saat ini sering kali kita jumpai, yakni
Iklan Komersil dan Iklan Nonkomersil.
- Iklan Komersil, iklan yang bertujuan untuk mempromosikan agar orang membeli
produk atau jasa yang dipromosi kan oleh suatu perusahaan atau organisasi.
- Iklan Nonkomersil, sedangkan iklan nonkomersil ini adalah iklan yang hanya
ditujukan untuk infomasi, himbauan, edukasi. Iklan ini biasanya dipromosikan oleh
pemerintahan.
Adanya berbagai jenis iklan, maka tidak luput juga dari media yang digunakan untuk
periklanan. Banyak media yang dapat digunakan untuk periklanan, seperti media cetak,
media luar ruang atau OOH (Out of Home)
2.2.2.3 Baliho
Dengan cara pengenalan produk tak luput juga dari media yang digunakan untuk
pemasarannya. Baliho atau biasa disebut dengan papan reklame yang biasanya ditempatkan
disepanjang jalan raya dengan dimensi yang berukuran besar sehingga dapat dilihat oleh para
khalayak konsumen dan juga masyarakat. Hingga saat ini pun masih banyak perusahaan yang
mengunakan baliho sebagai media pemasaran luar ruangan atau bisa disebut juga media OOH
(Out of Home) sebagai media pemasaran utamanya, pastinya untuk pengenalan produknya
didesain yang sangat menarik, singkat, padat dan jelas agar dapat menarik perhatian dan
minat para konsumen. Salah satu contohnya adalah desain baliho baja ringan kencana yang
mengusung tema tiga dimensi dengan baja ringan dengan logo panah menembus baliho,
dengan desain yang seperti itu juga menimbulkan minat atau pengenalan produk untuk
khayalak konsumen atau masyarakat awam.
Era bisnis yang semakin berkembang saat ini banyak perusahaan atau organisasi
membutuhkan media promosi untuk mencapai tujuan dalam pengenalan produk dan
penjualan produk yang dipasarkan. Perkembangan era saat ini berhasil membawa bisnis
menggunakan baliho, karena untuk mempengaruhi dan mengajak konsumen untuk
menggunakan produk barang atau jasa. Terdapat 3 fungsi utama iklan, yaitu: memberi
informasi, mempersuasi dan mengingatkan (Lee, 2010).
Desain baliho pada baja ringan merek Kencana didesain oleh elemen-elemen desain yang
terdiri atas logo Kencana, merek, slogan (Tidak Tipu Tipu), terdapat foto produk baja ringan,
dan warna latar belakang “Merah”. Dengan elemen-elemen desain tersebut akan
memunculkan stimulasi dipikiran para konsumen atau khalayak masyarakat. Didalam
elemen-elemen desain tersebut, tentunya ada elemen penting yang menjadi penekanan dalam
membentuk sebuah desain baliho yang pantas.
Logo, menjadi sangat penting untuk sebuah identitas sebuah produk atau perusahaan,
karna logo juga menjadi salah satu bagian penting yaitu sebagai identitas perusahaan. Nama-
nama produk baja ringan yang begitu banyak tentunya akan sulit dikenali oleh masyarakat
umum. Perwujudan karakter logo “Panah” pada baja ringan Kencana tentunya akan
membedakan baja ringan Kencana dengan para pesaingnya. Arti dari “Panah” yaitu juga
sebagai pengunci pada baja ringan saat pemasangan agar menjadi lebih kuat, rapat, dan agar
terhindarnya celah yang akan mengakibatkan kebocoram. Oleh karena itu logo wajib
memiliki ciri khas tersendiri.
Slogan dari baja ringan kencana “Tidak Tipu-Tipu” tentunya bukan hanya sebuah untaian
kata belaka. Namun slogan tersebut diusung dengan mengunakan kalimat yang singkat dan
jelas, juga mengunakan kalimat bernada. dengan slogan tersebut menambahkan identitas
sebuah perusahaan agar dapat menambah wawasan para konsumen dalam pengenalan
produk.
Warna, dengan warna merah yang digunakan oleh PT. Kencana Maju Bersama adalah
untuk menunjukan identitasnya. Warna merah yang eye catching sering dikaitkan dengan
kekuatan, dan menarik pusat perhatian. Visualisasi warna merah yang kuat semakin membuat
para konsumennya sadar akan adanya produk bermerek Kencana.
Foto produk yang dipakai tersebut didesain tiga dimensi, hingga menembus baliho.
Dengan desain yang jarang digunakan oleh para pesaing menjadikan desain unik dan menarik
perhatian bagi para konsumen yang melihatnya.
2.2.2.4 Efektifitas Iklan
Efektifitas berasal dari kata dasar efektif. Efektifitas memiliki pengertian adanya efek
berpengaruh, kemanjuran dan keberhasilan, efektifitas marupakan dampak atau pengaruh dari
produk yang sesuai keinginan atau sasaran yang akan dicapai. Lalu menurut beberapa para
ahli yang mengemukakan suatu efektifitas dan salah satunya, Efektivitas adalah tingkatan
berhasil atau tidaknya sebuah pencapaian tujuan suatu organisasi mencapai sasaran
tujuannya, apabila suatu organisasi mencapai tujuan maka organisasi tersebut telah berjalan
dengan efektif (Mardiasmo, 2017). Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat
dan dampak (outcome) dari keluaran (Output) program dalam mencapai tujuan program.
Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran
yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Efektivitas sendiri
merupakan menjalankan aktivitas-aktivitas yang secara lansung menbantu organisasi
mencapai berbagai sasaran (P. Robbins Stephen, 2010). Nilai efektifitas dapat diukur dengan
pengumpulan data dan dilakukan perbandingan sebagaimana dengan kriteria atau tujuan yang
ingin dicapai.
Hal ini memerlukan analisis, peramalan dan pengembangan usaha periklanan dengan
mempertimbangkan segala sesuatu pembuatan iklan sebagai proses yang bersekinambungan.
Kegiatan iklan sendri harus dievakuasi atau analisa agar mencapai sasaran yang dituju, jelas,
serta pemakaian kata yang singkat dan mudah dipahami. Periklanan juga harus memiliki
prinsip-prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity), konsisten. Kemudian
periklanan juga harus memperhatikan aspek tanggung jawab atas dampak periklanan tersebut.
Beberapa pakar periklanan berpendapat bahwa iklan akan menjadi efektif jika
memiliki gagasan besar agar menarik perhatian konsumen, memperhatikan reaksi para
konsumen. Investasi yang besar didalam periklanan menunjukkan bahwa banyak perusahaan
yang memiliki keyakinan akan efektivitas iklan (Shimp,2000). Iklan dapat juga
mempengaruhi seberapa sesuai produk yang diiklankan dapat dirasakan, kemudian dapat
mempengaruhi sikap dan ingatan. Keefektifitasan iklan dapat dilihat melalui pengenalan
merek (brand recognition), iklan dapat diingat, serta pesan iklan yang mudah dipahami. Jadi
semakin banyak konsumen mengenal iklan dari sebuah produk, maka semakin pula iklan
akan diingat dan dipahami.

2.3 Definisi Konseptual


2.3.1 Efektifitas Iklan
Iklan yang secara menyeluruh melalui perencanaan matang agar dapat diterima dan
diingat oleh khalayak konsumen didalam benaknya. Iklan merupakan model komunikasi
yang dapat menjangkau publik secara luas (Fatihudin dan Firmansyah, 2019). Berdasarkan
pemikiran peneliti juga sebagai masyarakat umum ketika melihat suatu iklan yang unik
dengan desain yang eye catching dan merasa dibuat nyaman. Iklan sebagai sarana bagi
pemasar, perusahaan atau organisasi lainnya adalah sasaran yang tepat untuk memasarkan
produk yang dimilikinya. Iklan pada media pemasaran baliho yang dimana didesain dengan
sederhana, kalimat yang singkat namun bermakna agar dingat dalam benak khalayak
masyarakat umum dan juga para konsumen. Didunia periklanan tentunya tidak luput dari
media yang digunakan unuk menyebar luaskan pengenalan produk yang dimilikinya. Banyak
media yang dapat digunakan untuk melakukannya, seperti media cetak, media elektronik, dan
media OOH (Out of Home). Pada era globalisasi yang besar seperti ini, tentunya harga yang
dipasarkan untuk periklanan tidaklah murah. Menurut peneliti juga dalam pemilihan media
iklan tidak bisa sembarangan karena itu bisa menjadikan strategi pemasaran agar mencapai
target yang tepat ditambah juga setiap media iklan memiliki karakteristik yang berbeda.
2.3.1.1 Baliho
Baliho merupakan salah satu jenis media pemasaran luar ruang. Baliho-baliho yang
terpampang disepanjang jalan raya tentunya memiliki tujuan untuk menarik perhatian
para khalayak konsumen. Salah satu cara bagaimana suatu baliho dapat menarik
perhatian konsumen, selain ukuran dimensi baliho yang tinggi dan besar adalah
dengan menampilkan visual yang berbeda dan menonjol dibanding dengan iklan yang
sejenisnya. Konsep yang dibentuk dengan matang tentunya akan lebih diingat oleh
para khalayak umum.

2.3.2 Brand Awreness


Brand Awareness atau kesadaran merek, yang dimana para konsumen atau
masyrakat sadar akan adanya produk tersebut yang dimana mereka mengenal suatu tagline,
logo, atau warna. Kesadaran yaitu merupakan apa yang dipikirkan konsumen atau yang
dirasakan ketika mendengar atau melihat nama suatu merek dan pada intinya apa yang
konsumen telah pelajari dari merek tersebut (Supranto dan Limakrisna, 2007). Kemudian
menuntun para konsumen untuk bersikap terhadap merek, apakah konsumen akan mencoba
lalu membelinya atau sekedar coba-coba pada produk lalu pergi, atau mungkin sama sekali
tidak ingin mencoba karna gagalnya pengenalan yang baik.

2.3.2.1 Tingkatan Brand Awareness


Brand Awareness atau kesadaran merek dedefinisikan sebagai kesanggupan seorang
calon konsumen untuk mengenal, mengetahui, dan mengingat kembali bahwa sebuah
merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Kesadaran merek juga adalah
salah satu dari dua dimensi yaitu pengetahuan memori dan model memori jaringan
asosiatif. Contohnya seperti ketika para konsumen melihat merek atau logo apel yang
digigit pasti langsung mengetahui merek tersebut. Begitu juga dengan baja ringan
merek kencana yang diproduksi oleh perusahaan yang ingin meningkatkan kesadaran
merek bagi para konsumen, ketika melihat logo ”Panah” atau slogan “Tidak Tipu
Tipu” para konsumen langsung mengetahui bahwa produk tersebut bermerek
KENCANA. Brand Awarenes juga memiliki tingkat level tersendiri agar pihak
perusahaan dapat mengetahui tingkat dari kesadaran para konsumen.
Gambar
Tingakatan Brand Awareness

Pada gambar diatas dapat menunjukan bahwa brand awareness memiliki empat
tingkatan atau level yaitu sebagai berikut :
1. Unware of a Brand (tidak manyadari merek) merupakan tingkatan terendah
dalam piramida merek. Pada piramaida ini juga konsumen tidak menyadari
adanya sebuah merek.
2. Brand recognition (pengenalan merek) adalah tingkatan minimal sebuah
kesadaran merek terbentuk, ini penting bagi konsumen yang hendak memilih
suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3. Brand Recall (pengingat kembali sebuah merek) adalah sebuah pengingat
kembali sebuah merek tanpa melalui bantuan, hal ini juga karena berbeda
dengan tugas pengenalan. Pada tingkatan ini konsumen sudah mengenal
merek namun hanya perlu mengingatnya kembali.
4. Top of Mind (puncak pikiran) merupakan merek yang utama diingat atauu
muncul ketika konsumen ditanya tentang kategori produk yang sudah diingat
secara spontan tanpa bantuan.

Semakin tinggi tingkat Brand Awareness pada suatu merek maka merek tersebut lebih
mudah untuk diingat dan dikenal dari pada merek lainnya. Kesadaran merek bukan
hanya untuk diingat atau dikenal saja, namun sebagai tantangan bagi perusahaan atau
pemasar proses pembelajaran bagi konsumen terhadap suatu merek. Dalam proses
pembelajaran pada suatu merek membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
membangun Brand Awareness karena melalui penghafalan agar dapat berhasil pada
repetisi dan penguatan. Biasanya merek-merek dengan tingkat pengingat yang tinggi
atau tingkat level brand awareness yang tinggi, merupakan merek-merek yang sudah
berusia lama. Konsumen biasanya lebih cenderung membeli pada merek yang telah
dikenal daripada merek yang asing bagi para konsumen.
Upaya untuk meraih kesadaran, baik pada tingkat pengenalan maupun pengingat
kembali melibatkan dua kegiatan, yaitu : berusaha memperoleh identitas merek dan
berusaha mengkaitkannya dengan kelas produk tertentu. Brand awareness merupakan
kemampuan konsumen untuk dapat mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Siahaan dan Yuliati, 2016: 499).
Brand Awareness sebagai teori atau preferensi merek untuk mendidik masyarakat
merupakan cara yang efektif penyebaran pesan atau bisa juga disebut pengenalan
produk . Pengenalan produk yang tepat akan membuat konsumen lebih mengetahui
dan memahami tentang produk yang diptroduksi oleh suatu perusahaan.
2.4 Definisi Operasional
Definisi Operasional yang dimaksud adalah sebuah pengertian variabel yang secara
nyata dalam lingkup objek penelitian atau objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini definisi operasional guna untuk mengukur keefektifitasan iklan baliho
baja ringan merek Kencana dari PT Kencana Maju Bersama dengan menggunakan metode
analisis CRI (Customer Response Index) yang dihitung dengan 5 indikator yaitu awareness,
comprehend, interest, itentions, action. Sedangkan untuk mengetahui brand awareness atau
kesadaran merek tersebut maka akan juga melalui 4 indikator yaitu unware of brand (tidak
manyadari merek), brand recognition (pengenalan merek), brand recall (pengingat kembali
sebuah merek), dan yang terakhir top of mind (puncak pikiran)
2.5 Kerangka Pemikiran
Pada era saat ini iklan masih menjadi sarana yang tepat untuk menunjang aktifitas
pemasaran baik untuk perusahaan atau suatu kelompok organisasi. Dengan cara
berkomunikasi melalui media iklan beberapa tujuan pemasaran dapat dicapai misalnya
branding company atau memperjual belikan produk yang dipasarkan. Iklan merupakan usaha
yang dapat mempengaruhi konsumen karena bersifat persuasif, dalam bentuk tulisan, gambar,
suara, atau kombinasi dari semuanya, yang dapat diarahkan pada seluruh khalayak konsumen
secara tidak langsung.
Iklan dapat dikatakan efektif adalah iklan yang menempel secara mendalam dalam
benak konsumen atau khalayak, dan konsumen mencermatinya dengan sudut pandang yang
benar (Durianto et al, 2013). Oleh karena itu penting untuk menciptakan iklan yang efektif,
agar pesan yang terkandung didalam iklan dapat tepat pada khalayak konsumen.
Tingkat efektivitas iklan pada media baliho akan diukur mengunakan metode CRI
(Customer Response Index). Dalam metode ini ada beberapa hal yang harus diukur agar
mengetahui seberapa efektifnya media baliho terhadap kesadaran konsumen menegenai iklan
yang telah dipasarkan. Indikator-indikator akan diukur satu persatu. Pertama-tama, akan
diketahui unware khalayak konsumen melihat media baliho yang terpasang. Kedua, dapat
diperolah hasil perkalian antara awareness dengan nocomprehend. Ketiga, dari efektifitasnya
dapat diketahui dengan hasil perkalian antara awareness dengan nocomprehend dan
nointerest. Pada tahap selanjutnya juga yaitu tahap yang keempat, dapat dilakukan perkalian
antara awareness dengan comprehend, interest, dan itentions. Tahap yang terakhir akan daoat
diketahui melalui perkalian antara awareness, comprehend, interest, itentions, dan action.
Setelah mendapatkan hasil dari efektifitas iklan pada media baliho tersebut, maka akan
dihubungkan dengan variable Y (brand awareness). Dalam pengukuran antara efektivitas
iklan baliho akan didasari oleh teori brand awareness, sehingga dari hasil pengukuran ini
akan dihasilkan efektifitas iklan pada media baliho melalui indikatornya yaitu Favorability of
brand association / keunggulan asosiasi merek, Strength of brand association / kekuatan
asosiasi merek, Uniqueness of brand association / Keunikan asosiasi merek.
Semua faktor-faktor yang dapat mempengaruhi variable dapat diukur untuk
menghasilkan tingkat efektivitas yang pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan yang
lebih efektif.

Gambar 2.5

Bagan Kerangka Pemikiran

CRI
(Customer Response Index)

 Awareness (kesadaran)
 Comprehend (pemahaman)
 Interest (ketertarikan)
 Action (tindakan)

Hasil Analisis
Efektif atau Tidak Efektif
Pada bagan diatas dapat disumpulkan, penelitian ini memakai metode CRI(Customer
Response Index), dan memiliki dua variable yang akan diukur oleh teori statistik regresi liner
sederhana, maka akan mendapatkan hasil efektif atau tidaknya iklan pada media baliho PT.
Kencana Maju Bersama.

2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap suatu permasalahan didalam
penelitian. Sampai semua data yang dikumpulkan terkumpul dan diteliti. Pada penelitian
kuantitaif terdapat 2 jenis hipotesis yaitu hipotesis static dan hipotesis kerja Sugiono (2017)
1. Ho:ρ = 0 nilai korelasi sama dengan nol. Hal ini berarti menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara efektivitas iklan dengan penanaman brand
awareness.
2. Ha : ρ≠0 nilai korelasi tidak sama dengan nol dan nilai korelasi bisa lebih besar
atau lebih kecil dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara
efektivitas iklan dengan penanaman brand image partai.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Berdasarkan pemaparan diatas, metode penelitian yang digunakan didalam penelitian
ini menggunakan jenis metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan
penyajian pada tahap penelitian yang lebih lanjut dari hasil observasi, dengan menggunakan
metode analisis yang detail, sistematis, dan akan diukur menggunakan akurasi statistik guna
untuk menarik kesimpulan-kesimpulan mengujinya secara seksama dan penuh ketetilian
yang mendalam. Dalam melakukan pendekatan pengenalan merek atau Brand Awareness.

Penelitian ini juga menggunakan metode pengukuran Customer Response Index


(CRI), dimana respon para konsumen penonton iklan diuji dari berbagai tahapan/tingkatan
mulai dari Awareness, Comprehend, Interest, Itentions, dan Action. Tahapan atau tingkatan
respon ini yang digunakan untuk mengukur efektivitas pesan iklan dari media baliho yang
telah dipasang. Dalam penelitian ini juga menghasilkan kesimpulan keefektifitasan atau
tidaknya pesan iklan baliho baja ringan dari PT. Kencana Maju Bersama.
3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif,
penelitian ini merupakan penelitian yang menggambarkan beberapa variabel secara apa
adanya yang didukung dengan data-data berupa angka yang dihasilkan dari keadaan yang
secara nyata atau sebenarnya. Dimana data kuantitatif dapat dibagi menjadi dua, yaitu data
diskrit/ nominal dan data kontinum, dan yang digunakan didalam penelitian ini adalah data
diskrit/nominal yang dimana data yang hanya didapat digolong-golongkan secara terpisah
secara kategori.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi digunakan dalam penelitian yaitu yang dimaksudnya sebagai wilayah yang
akan diteliti oleh peneliti. Populasi merupakan sebuah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2011) Berdasarkan
pemaparan diatas populasi yang akan digunakan sebagai penelitian adalah wilayah Bali.
Populasi yang digunakan adalah warga sekitar dimana yang tinggal disekitar area baliho
diletakan dan batasan pada penelitian ini menggunakan batasan pria dan perempuan yang
berumur 30-60tahun.
3.3.2 Sampel
Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang telah dimiliki oleh populasi
penelitian (Sugiyono, 2011). Dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari
populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus dengan menggunakan cara
tertentu yang didasari oleh pertimbangan-pertimbangan yang sudah ada, apabila subjeknya
kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan populasi,
tetapi jika jumlah subjek besar, dapat diambil antara 10-15% atau 15%-25% lebih (Arikunto,
2006).
3.4 Pengukuran dan Instrumen Penelitian
3.4.1 Validasi data
Uji keabsahan atau bisa juga disebut validitas ini digunakan untuk mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dapat dikatakan valid apabila pertanyaan atau
pernyaataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dari kuesioner
tersebut, valid atau tidaknya alat ukur juga dapat diuji dengan mengkorelasikan anatara skor
butir pertanyaan dengan skor total variabel (Ghozali, 2001).
Biasanya dapat ditemukan untuk syarat minimum untuk dianggap memenuhi syaratt adalah,
apabila r = 0,3. Jadi apabila korelasi antara butir skor total kurang dari o,3 maka skor dalam
instrument tersebut dinyatakan tidak valid, (Sugiyono, 2016).

- Jika nilai r ≥ 0,30 berarti persyaratan valid


- Jika nilai r ≤ 0,30 berarti persyaratan tiddak valid.

3.4.2 Reliabilitas Data


Reliabilitas merupakan derajat ketepatan, keakuratan atau ketelitianya yang
ditujukan oleh instrumen penelitian. Uji reliabilitas ini juga dapat dikatakan salah
satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dalam kuesioner. Kriteria pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut (Ghozali,
2011) :

- Jika nilai alpha ≥ 0,60 berarti pernyataan reliabel


- Jika nilai alpha ≤ 0,60 berarti pernyataan tidak reliabel

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif.
Efektivitas iklan dapat diukur menggunakan metodde CRI (Customer Respons Index), CRI
merupakan hasil perkalian antara awareness, comprehend, interest, itentions, dan action.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan penyebaran kuesioner
sebagai sumber data primer. Responden diminta untuk mengisi pertanyaan maupun
pernyataan yang diberikan oleh peneliti yang terdapat dalam kuesioner. Peneliti juga akan
mendampingi responden selama melakukan pengisian kuesioner. Hal ini dilakukan untuk
berjaga-jaga apabila responden bertanya mengenai pertanyaan yang ada dalam kuesioner.
Proses akhir yang ditampilkan berupa pembelian yang berawal dari munculnya kesadaran
akan sebuah iklan melalui media yang menampilkan iklan baja ringan merek Kencana.

3.5.1 CRI (Customer Response Index)


Customer Rensponse Index (CRI) merupakan metode untuk menganalisis tanggapan
konsumen yang mencakup elemen-elemen respon yang bertahap terdiri dari Kesadaran
(awareness), Pemahaman (comprehend), Ketertarikan (itentions), Tindakan (action). Pada
tahap yang pertama adalah Kesadaran (awareness), jika iklan gagal menciptakan awareness
(kesadaran) sebagai tahapan awalan maka respon selanjutnya tidak akan terjadi. Pada tahapan
kedua adalah Pemahaman (comprehend) dari tahap ini memiliki dua kategori yaitu khalayak
konsumen yang paham dengan isi pesan dan khayalak konsumen yang tidak paham aka nisi
pesan. Selanjutnya adalah khalayak yang paham denga isi pesan yang akan dihadapkan pada
tahap interest atau ketertarikan pada pesan iklan. Dalam tahap ini juga akan muncul dua
kategori khalayak konsumen, yaitu khalayak konsumen yang tertarik dan khalayak konsumen
tidak tertarik. Kemudia khalayak konsumen yang tertarik akan mencapai tahap itentions atau
niat. Didalam tahapan ini konsumen menyatakan ada atau tidaknya tindakan membeli produk
berdasarkan pesan iklan, dan pada tahapan yang terakhir adalah ketika khalayak konsumen
memiliki niat maka akan terjadilah tindakan atau action pemebelian produk. Model ini
memiliki hasil akhir atau output berupa CRI yang memiliki bentuk persentase jumlah
konsumen yang telah melalui tahapan brand awareness secara keseluruhan mulai dari
tahapan awareness hingga action.
b. Awareness
Merupakan kesanggupan seorang konsumen untuk dapat mengenali dan
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategpori
tertentu.
c. Comprehend
Merupakan suatu proses yang lebih penting untuk dilakukan seorang
konsumen sebelum seorang konsumen tersebut mengatakan suka atau tidak
suka terhadap suatu produk tersebut.
d. Interest
Apabila jika seorang konsumen telah memahami dan menyadari akan produk
yang telah dipasarkan, maka tahap selanjutnya adalah membangun ketertarikan
paada produk yang dipasarkan.
e. Intentions
Seorang konsumen sudah tertarik terhadap iklan yang telah dipasrkan tersebut,
maka akan timbullah suatu niat untuk mengetahui produk tersebut. Niat ini
merupakan suatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli
produk tertentu.
f. Action
Tahapan action yang merupakan tahapan akhir upaya dari pemasar atau
perusahaan agar sesegera mungkin untuk melakukan suatu tindakan pembelian
produk atau bagian dari itu.
Customer Response Index menghasilkan persentase efektivitas iklan dari berbagai tingkatan,
dari berbagai tingkatan efektivitas iklan dapat diukur melalui tahapan CRI. Tahapan-tahapan
tersebut memiliki cara untuk memperoleh persentasenya, sebagai berikut.
Gambar 2. Model Customer Response Index

Sumber: Best (2012, p. 243)


Customer Response Index menghasilkan presentase efektivitas iklan dari berbagai tingkatan,
dan dari berbagai tingkatan tersebut dapat diukur dan mendapatkan hasilnya melalui
perkalian antara awareness, comprehend, interest, itentions dan action. Berikut merupakan
tahapan-tahapan dan cara memperolehnya (Best, 2012, p.247) :
1. Unwareness
2. No Comprehend = Awareness X No Comprehend
3. No. Interest = Awareness X Cmprehend X No Interest
4. No Itentions = Awareness X Comprehend X Interest X No Itentions
5. No Action = Awareness X Comprehend X Interest X Itentions X No Action
6. Action = Awareness X Comprehend X Interest X Itentions X Action

3.6 Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden sumber data lain terkumpul, yang dimana pengelompokan data berdasarkan
variabel penelitian dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang diajukan, (Sugiyono, 2017). Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian ini.
Komponen dalam analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan data.
Reduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal pokok, dan memfokuskan pada hal-hal
yang penting. Penyajian data dalam penelitian ini adalah berupa tabel-tabel.

3.7 Definisi Konsep dan Operasional Variabel


Definisi konsep dan operasional variabel ini merupakan hal yang penting dalam
penelitian ini agar dapat memudahkan kita kita mencari data dilapangan, yang merupakan
tentunya harus meliki batasan-batasan dalam memilah data. Dengan adanya konsep dan
operasional variabel yang digunakan didalam penelitian ini juga merupakan petunjuk
bagaimana suatu varibel yang digunakan diukur.
3. Daftar Pustaka
Gunadi, R. J. (2018). Efektivitas pesan iklan “anti aging” Erha pada media billboard
di Surabaya. Jurnal e-Komunikasi, 6(1).
Wulandari, A., & Lutfiyati, N. L. (2018). Efektivitas Penggunaan Akun Instagram@
Larissacenter Sebagai Media Beriklan Larissa Aesthetic Center Berdasarkan
Metode Customer Response Index (CRI). Channel Jurnal Komunikasi, 6(2),
177-182.
Ernestivita, G. (2017). Mengukur Efektivitas Tagline Iklan Televisi Minuman Ringan
Teh Botol Sosro dengan Metode Customer Response Index (Cri)(Studi pada
Mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Nusantara PGRI Kediri
Angkatan 2014). Jurnal Ekonika: Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri, 2(2),
112-126.
Aiwan, T. Y. (2013). Efektivitas Pesan Iklan Televisi Tresemme Menggunakan
Customer Response Index (CRI) pada Perempuan di Surabaya. Jurnal E-
Komunikasi, 1(2).
Shimp, T. A. (2000). Advertising promotion. Supplemental aspects of integrated
marketing communications (5th ed). San Diego, CA: Harcourt College
Publishers.
Sutisna, 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2009. Prinsip-prinsip Pemasaran jilid 1 edisi 12.
Jakarta: Erlangga
Aaker, David. 2015. Aaker on Branding : 20 Prinsip-prinsip Esensial Mengelola dan
Mengembangkan Brand Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Kotler P, Keller LK. 2008. Manajemen Pemasaran.
Jakarta: Erlangga.

LINK VIDEO :
https://drive.google.com/file/d/1iVLyb4HgbDzHWrM7Q3n-QiA2jtCa2Id1/view?
usp=drive_link

Anda mungkin juga menyukai