Latar Belakang Duplikat
Latar Belakang Duplikat
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................5
1.4.1 Secara Teoritis...........................................................................................................5
1.4.2 Secara Praktis.............................................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................6
2.1 Penelitian Terdahulu.........................................................................................................6
2.2 Landasan Teori.................................................................................................................9
2.2.1 Brand Awareness.......................................................................................................9
2.2.2 Iklan...........................................................................................................................9
2.3 Definisi Konseptual........................................................................................................12
2.3.1 Efektifitas Iklan........................................................................................................12
2.3.2 Brand Awreness.......................................................................................................13
2.4 Definisi Operasional.......................................................................................................15
2.5 Kerangka Pemikiran.......................................................................................................15
2.6 Hipotesis.........................................................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................................18
3.1 Pendekatan Penelitian.....................................................................................................18
3.2 Jenis Penelitian...............................................................................................................18
3.3 Populasi dan Sampel.......................................................................................................18
3.3.1 Populasi....................................................................................................................18
3.3.2 Sampel.....................................................................................................................18
3.4 Pengukuran dan Instrumen Penelitian............................................................................19
3.4.1 Validasi data............................................................................................................19
3.4.2 Reliabilitas Data.................................................................................................19
3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................19
3.5.1 CRI (Customer Response Index).............................................................................19
3.6 Teknik Analisis Data.....................................................................................................21
3.7 Definisi Konsep dan Operasional Variabel....................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
Iklan dapat lebih dikatakan proses penyampaian pesan dari komukator kepada
komunikan. Iklan adalah bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat
media dengan membayar ruang atau media yang dipakainya untuk menyampaikan pesan
persuasif kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non komersil maupun pribadi yang
memiliki kepentingan dalam memasarkan produknya (Dunn dan Barban, 2013). Definisi
iklan sendiri merupakan satu pesan yang memiliki sifat persuasif untuk komunikasi
pemasaran atau komunikasi public tentang suatu produk yang disampaikan melalui media,
dan dibiayai oleh pemasar serta ditujukan kepada seluruh khalayak konsumen. Seperti yang
bisa kita ketahui dalam bauran pemasaran atau marketing mix barang atau jasa, iklan juga
merupakan bagian dari promosi.
Periklanan juga dapat disebut sebagai salah satu sarana alternatif bagi perusahaan.
Periklanan didefinisikan sebagai semua bentuk terbayar dari presentasi non pribadi dan
promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu (Kotler dan Armstrong, 2009). Banyak
dari badan sosial, organisasi bahkan perusahaan memasarkan produk dan jasa mereka.
Iklan sebagai branding, dalam pengenalan suatu produk. Iklan adalah salah satu jenis
komunikasi pemasaran yang mengacu pada semua bentuk Teknik komunikasi yang sering
digunakan oleh pemasar untuk mengjangkau konsumennya danmenyampaikan pesannya.
Kenyataannya iklan sebagai bentuk komunikasi saat ini, adalah untuk menyapaikan suatu
pesan kepada konsumen untuk menarik perhatian, memberi informasi, dan yang dimaksudkan
agar menimbulkan respon yang dituju, yaitu agar para konsumen sadar akan pengenalan
produk yang telah dipasarkan oleh suatu pemasar atau perusahaan. Dengan itu juga
memudahkan para pelanggan untuk membandingkan produk perusahaan tersebut dengan para
pesaingnya.
2.2.2.1 Tujuan Periklanan
Tujuan Iklan yaitu untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan
menguatkan (Kotler dan Keller, 2009). Kegunaan iklan yang paling penting adalah iklan
sebagai sarana investasi dan kesadaran konsumen (awarness) atas produk yang telah
diiklankan oleh perusahaan. Kesadaran merek dapat didefinisikan sebagai kesanggupan
seorang calon konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek yang
merupakan bagian dari produk kategori tertentu (Aaker, 2015). Selanjutnya iklan
disampaikan melalui berbagai media iklan atau media pemasaran.
Apabila tujuan iklan terwujud, dengan terlebih dahulu mengadakan pemilihan media
yang sesuai serta mengadakan penyusunan anggaran untuk kegiatan periklanan produk
tersebut, maka suatu iklan dapat dikatakan efektif. Iklan sendiri adalah area komersil,
siapapun bisa beriklan asalkan mampu untuk membayar. Logis jika perusahaan besar dengan
sumber dana yang banyak lebih mampu untuk beriklan daripada UMKM kecil.
2.2.2.2 Jenis-Jenis Iklan
Jenis iklan kini semakin beragam, terutama pada era globalisasi berbag ai cara dan media
promosi untuk mempromosikan produk atau jasa yang disediakan oleh suatu perusahaan.
Sedangkan, iklan mendefinisikan sebagai periklanan dibayar oleh komunikasi nonpersonal
dari sponsor yang telah teridentifikasi menggunakan media massa untuk membujuk atau
mempengaruhi konsumen (Wells et al, 2003).
Dengan banyaknya jenis periklanan saat ini, maka semakin banyak pula dampak yg
berbeda jenis dari sebuah iklan. Ada 2 jenis iklan yang saat ini sering kali kita jumpai, yakni
Iklan Komersil dan Iklan Nonkomersil.
- Iklan Komersil, iklan yang bertujuan untuk mempromosikan agar orang membeli
produk atau jasa yang dipromosi kan oleh suatu perusahaan atau organisasi.
- Iklan Nonkomersil, sedangkan iklan nonkomersil ini adalah iklan yang hanya
ditujukan untuk infomasi, himbauan, edukasi. Iklan ini biasanya dipromosikan oleh
pemerintahan.
Adanya berbagai jenis iklan, maka tidak luput juga dari media yang digunakan untuk
periklanan. Banyak media yang dapat digunakan untuk periklanan, seperti media cetak,
media luar ruang atau OOH (Out of Home)
2.2.2.3 Baliho
Dengan cara pengenalan produk tak luput juga dari media yang digunakan untuk
pemasarannya. Baliho atau biasa disebut dengan papan reklame yang biasanya ditempatkan
disepanjang jalan raya dengan dimensi yang berukuran besar sehingga dapat dilihat oleh para
khalayak konsumen dan juga masyarakat. Hingga saat ini pun masih banyak perusahaan yang
mengunakan baliho sebagai media pemasaran luar ruangan atau bisa disebut juga media OOH
(Out of Home) sebagai media pemasaran utamanya, pastinya untuk pengenalan produknya
didesain yang sangat menarik, singkat, padat dan jelas agar dapat menarik perhatian dan
minat para konsumen. Salah satu contohnya adalah desain baliho baja ringan kencana yang
mengusung tema tiga dimensi dengan baja ringan dengan logo panah menembus baliho,
dengan desain yang seperti itu juga menimbulkan minat atau pengenalan produk untuk
khayalak konsumen atau masyarakat awam.
Era bisnis yang semakin berkembang saat ini banyak perusahaan atau organisasi
membutuhkan media promosi untuk mencapai tujuan dalam pengenalan produk dan
penjualan produk yang dipasarkan. Perkembangan era saat ini berhasil membawa bisnis
menggunakan baliho, karena untuk mempengaruhi dan mengajak konsumen untuk
menggunakan produk barang atau jasa. Terdapat 3 fungsi utama iklan, yaitu: memberi
informasi, mempersuasi dan mengingatkan (Lee, 2010).
Desain baliho pada baja ringan merek Kencana didesain oleh elemen-elemen desain yang
terdiri atas logo Kencana, merek, slogan (Tidak Tipu Tipu), terdapat foto produk baja ringan,
dan warna latar belakang “Merah”. Dengan elemen-elemen desain tersebut akan
memunculkan stimulasi dipikiran para konsumen atau khalayak masyarakat. Didalam
elemen-elemen desain tersebut, tentunya ada elemen penting yang menjadi penekanan dalam
membentuk sebuah desain baliho yang pantas.
Logo, menjadi sangat penting untuk sebuah identitas sebuah produk atau perusahaan,
karna logo juga menjadi salah satu bagian penting yaitu sebagai identitas perusahaan. Nama-
nama produk baja ringan yang begitu banyak tentunya akan sulit dikenali oleh masyarakat
umum. Perwujudan karakter logo “Panah” pada baja ringan Kencana tentunya akan
membedakan baja ringan Kencana dengan para pesaingnya. Arti dari “Panah” yaitu juga
sebagai pengunci pada baja ringan saat pemasangan agar menjadi lebih kuat, rapat, dan agar
terhindarnya celah yang akan mengakibatkan kebocoram. Oleh karena itu logo wajib
memiliki ciri khas tersendiri.
Slogan dari baja ringan kencana “Tidak Tipu-Tipu” tentunya bukan hanya sebuah untaian
kata belaka. Namun slogan tersebut diusung dengan mengunakan kalimat yang singkat dan
jelas, juga mengunakan kalimat bernada. dengan slogan tersebut menambahkan identitas
sebuah perusahaan agar dapat menambah wawasan para konsumen dalam pengenalan
produk.
Warna, dengan warna merah yang digunakan oleh PT. Kencana Maju Bersama adalah
untuk menunjukan identitasnya. Warna merah yang eye catching sering dikaitkan dengan
kekuatan, dan menarik pusat perhatian. Visualisasi warna merah yang kuat semakin membuat
para konsumennya sadar akan adanya produk bermerek Kencana.
Foto produk yang dipakai tersebut didesain tiga dimensi, hingga menembus baliho.
Dengan desain yang jarang digunakan oleh para pesaing menjadikan desain unik dan menarik
perhatian bagi para konsumen yang melihatnya.
2.2.2.4 Efektifitas Iklan
Efektifitas berasal dari kata dasar efektif. Efektifitas memiliki pengertian adanya efek
berpengaruh, kemanjuran dan keberhasilan, efektifitas marupakan dampak atau pengaruh dari
produk yang sesuai keinginan atau sasaran yang akan dicapai. Lalu menurut beberapa para
ahli yang mengemukakan suatu efektifitas dan salah satunya, Efektivitas adalah tingkatan
berhasil atau tidaknya sebuah pencapaian tujuan suatu organisasi mencapai sasaran
tujuannya, apabila suatu organisasi mencapai tujuan maka organisasi tersebut telah berjalan
dengan efektif (Mardiasmo, 2017). Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat
dan dampak (outcome) dari keluaran (Output) program dalam mencapai tujuan program.
Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran
yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Efektivitas sendiri
merupakan menjalankan aktivitas-aktivitas yang secara lansung menbantu organisasi
mencapai berbagai sasaran (P. Robbins Stephen, 2010). Nilai efektifitas dapat diukur dengan
pengumpulan data dan dilakukan perbandingan sebagaimana dengan kriteria atau tujuan yang
ingin dicapai.
Hal ini memerlukan analisis, peramalan dan pengembangan usaha periklanan dengan
mempertimbangkan segala sesuatu pembuatan iklan sebagai proses yang bersekinambungan.
Kegiatan iklan sendri harus dievakuasi atau analisa agar mencapai sasaran yang dituju, jelas,
serta pemakaian kata yang singkat dan mudah dipahami. Periklanan juga harus memiliki
prinsip-prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity), konsisten. Kemudian
periklanan juga harus memperhatikan aspek tanggung jawab atas dampak periklanan tersebut.
Beberapa pakar periklanan berpendapat bahwa iklan akan menjadi efektif jika
memiliki gagasan besar agar menarik perhatian konsumen, memperhatikan reaksi para
konsumen. Investasi yang besar didalam periklanan menunjukkan bahwa banyak perusahaan
yang memiliki keyakinan akan efektivitas iklan (Shimp,2000). Iklan dapat juga
mempengaruhi seberapa sesuai produk yang diiklankan dapat dirasakan, kemudian dapat
mempengaruhi sikap dan ingatan. Keefektifitasan iklan dapat dilihat melalui pengenalan
merek (brand recognition), iklan dapat diingat, serta pesan iklan yang mudah dipahami. Jadi
semakin banyak konsumen mengenal iklan dari sebuah produk, maka semakin pula iklan
akan diingat dan dipahami.
Pada gambar diatas dapat menunjukan bahwa brand awareness memiliki empat
tingkatan atau level yaitu sebagai berikut :
1. Unware of a Brand (tidak manyadari merek) merupakan tingkatan terendah
dalam piramida merek. Pada piramaida ini juga konsumen tidak menyadari
adanya sebuah merek.
2. Brand recognition (pengenalan merek) adalah tingkatan minimal sebuah
kesadaran merek terbentuk, ini penting bagi konsumen yang hendak memilih
suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3. Brand Recall (pengingat kembali sebuah merek) adalah sebuah pengingat
kembali sebuah merek tanpa melalui bantuan, hal ini juga karena berbeda
dengan tugas pengenalan. Pada tingkatan ini konsumen sudah mengenal
merek namun hanya perlu mengingatnya kembali.
4. Top of Mind (puncak pikiran) merupakan merek yang utama diingat atauu
muncul ketika konsumen ditanya tentang kategori produk yang sudah diingat
secara spontan tanpa bantuan.
Semakin tinggi tingkat Brand Awareness pada suatu merek maka merek tersebut lebih
mudah untuk diingat dan dikenal dari pada merek lainnya. Kesadaran merek bukan
hanya untuk diingat atau dikenal saja, namun sebagai tantangan bagi perusahaan atau
pemasar proses pembelajaran bagi konsumen terhadap suatu merek. Dalam proses
pembelajaran pada suatu merek membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
membangun Brand Awareness karena melalui penghafalan agar dapat berhasil pada
repetisi dan penguatan. Biasanya merek-merek dengan tingkat pengingat yang tinggi
atau tingkat level brand awareness yang tinggi, merupakan merek-merek yang sudah
berusia lama. Konsumen biasanya lebih cenderung membeli pada merek yang telah
dikenal daripada merek yang asing bagi para konsumen.
Upaya untuk meraih kesadaran, baik pada tingkat pengenalan maupun pengingat
kembali melibatkan dua kegiatan, yaitu : berusaha memperoleh identitas merek dan
berusaha mengkaitkannya dengan kelas produk tertentu. Brand awareness merupakan
kemampuan konsumen untuk dapat mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Siahaan dan Yuliati, 2016: 499).
Brand Awareness sebagai teori atau preferensi merek untuk mendidik masyarakat
merupakan cara yang efektif penyebaran pesan atau bisa juga disebut pengenalan
produk . Pengenalan produk yang tepat akan membuat konsumen lebih mengetahui
dan memahami tentang produk yang diptroduksi oleh suatu perusahaan.
2.4 Definisi Operasional
Definisi Operasional yang dimaksud adalah sebuah pengertian variabel yang secara
nyata dalam lingkup objek penelitian atau objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini definisi operasional guna untuk mengukur keefektifitasan iklan baliho
baja ringan merek Kencana dari PT Kencana Maju Bersama dengan menggunakan metode
analisis CRI (Customer Response Index) yang dihitung dengan 5 indikator yaitu awareness,
comprehend, interest, itentions, action. Sedangkan untuk mengetahui brand awareness atau
kesadaran merek tersebut maka akan juga melalui 4 indikator yaitu unware of brand (tidak
manyadari merek), brand recognition (pengenalan merek), brand recall (pengingat kembali
sebuah merek), dan yang terakhir top of mind (puncak pikiran)
2.5 Kerangka Pemikiran
Pada era saat ini iklan masih menjadi sarana yang tepat untuk menunjang aktifitas
pemasaran baik untuk perusahaan atau suatu kelompok organisasi. Dengan cara
berkomunikasi melalui media iklan beberapa tujuan pemasaran dapat dicapai misalnya
branding company atau memperjual belikan produk yang dipasarkan. Iklan merupakan usaha
yang dapat mempengaruhi konsumen karena bersifat persuasif, dalam bentuk tulisan, gambar,
suara, atau kombinasi dari semuanya, yang dapat diarahkan pada seluruh khalayak konsumen
secara tidak langsung.
Iklan dapat dikatakan efektif adalah iklan yang menempel secara mendalam dalam
benak konsumen atau khalayak, dan konsumen mencermatinya dengan sudut pandang yang
benar (Durianto et al, 2013). Oleh karena itu penting untuk menciptakan iklan yang efektif,
agar pesan yang terkandung didalam iklan dapat tepat pada khalayak konsumen.
Tingkat efektivitas iklan pada media baliho akan diukur mengunakan metode CRI
(Customer Response Index). Dalam metode ini ada beberapa hal yang harus diukur agar
mengetahui seberapa efektifnya media baliho terhadap kesadaran konsumen menegenai iklan
yang telah dipasarkan. Indikator-indikator akan diukur satu persatu. Pertama-tama, akan
diketahui unware khalayak konsumen melihat media baliho yang terpasang. Kedua, dapat
diperolah hasil perkalian antara awareness dengan nocomprehend. Ketiga, dari efektifitasnya
dapat diketahui dengan hasil perkalian antara awareness dengan nocomprehend dan
nointerest. Pada tahap selanjutnya juga yaitu tahap yang keempat, dapat dilakukan perkalian
antara awareness dengan comprehend, interest, dan itentions. Tahap yang terakhir akan daoat
diketahui melalui perkalian antara awareness, comprehend, interest, itentions, dan action.
Setelah mendapatkan hasil dari efektifitas iklan pada media baliho tersebut, maka akan
dihubungkan dengan variable Y (brand awareness). Dalam pengukuran antara efektivitas
iklan baliho akan didasari oleh teori brand awareness, sehingga dari hasil pengukuran ini
akan dihasilkan efektifitas iklan pada media baliho melalui indikatornya yaitu Favorability of
brand association / keunggulan asosiasi merek, Strength of brand association / kekuatan
asosiasi merek, Uniqueness of brand association / Keunikan asosiasi merek.
Semua faktor-faktor yang dapat mempengaruhi variable dapat diukur untuk
menghasilkan tingkat efektivitas yang pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan yang
lebih efektif.
Gambar 2.5
CRI
(Customer Response Index)
Awareness (kesadaran)
Comprehend (pemahaman)
Interest (ketertarikan)
Action (tindakan)
Hasil Analisis
Efektif atau Tidak Efektif
Pada bagan diatas dapat disumpulkan, penelitian ini memakai metode CRI(Customer
Response Index), dan memiliki dua variable yang akan diukur oleh teori statistik regresi liner
sederhana, maka akan mendapatkan hasil efektif atau tidaknya iklan pada media baliho PT.
Kencana Maju Bersama.
2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap suatu permasalahan didalam
penelitian. Sampai semua data yang dikumpulkan terkumpul dan diteliti. Pada penelitian
kuantitaif terdapat 2 jenis hipotesis yaitu hipotesis static dan hipotesis kerja Sugiono (2017)
1. Ho:ρ = 0 nilai korelasi sama dengan nol. Hal ini berarti menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara efektivitas iklan dengan penanaman brand
awareness.
2. Ha : ρ≠0 nilai korelasi tidak sama dengan nol dan nilai korelasi bisa lebih besar
atau lebih kecil dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara
efektivitas iklan dengan penanaman brand image partai.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif,
penelitian ini merupakan penelitian yang menggambarkan beberapa variabel secara apa
adanya yang didukung dengan data-data berupa angka yang dihasilkan dari keadaan yang
secara nyata atau sebenarnya. Dimana data kuantitatif dapat dibagi menjadi dua, yaitu data
diskrit/ nominal dan data kontinum, dan yang digunakan didalam penelitian ini adalah data
diskrit/nominal yang dimana data yang hanya didapat digolong-golongkan secara terpisah
secara kategori.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi digunakan dalam penelitian yaitu yang dimaksudnya sebagai wilayah yang
akan diteliti oleh peneliti. Populasi merupakan sebuah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2011) Berdasarkan
pemaparan diatas populasi yang akan digunakan sebagai penelitian adalah wilayah Bali.
Populasi yang digunakan adalah warga sekitar dimana yang tinggal disekitar area baliho
diletakan dan batasan pada penelitian ini menggunakan batasan pria dan perempuan yang
berumur 30-60tahun.
3.3.2 Sampel
Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang telah dimiliki oleh populasi
penelitian (Sugiyono, 2011). Dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari
populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus dengan menggunakan cara
tertentu yang didasari oleh pertimbangan-pertimbangan yang sudah ada, apabila subjeknya
kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan populasi,
tetapi jika jumlah subjek besar, dapat diambil antara 10-15% atau 15%-25% lebih (Arikunto,
2006).
3.4 Pengukuran dan Instrumen Penelitian
3.4.1 Validasi data
Uji keabsahan atau bisa juga disebut validitas ini digunakan untuk mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dapat dikatakan valid apabila pertanyaan atau
pernyaataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dari kuesioner
tersebut, valid atau tidaknya alat ukur juga dapat diuji dengan mengkorelasikan anatara skor
butir pertanyaan dengan skor total variabel (Ghozali, 2001).
Biasanya dapat ditemukan untuk syarat minimum untuk dianggap memenuhi syaratt adalah,
apabila r = 0,3. Jadi apabila korelasi antara butir skor total kurang dari o,3 maka skor dalam
instrument tersebut dinyatakan tidak valid, (Sugiyono, 2016).
LINK VIDEO :
https://drive.google.com/file/d/1iVLyb4HgbDzHWrM7Q3n-QiA2jtCa2Id1/view?
usp=drive_link