Anda di halaman 1dari 5

NOTULENSI PRESENTASI KELOMPOK

Rabu, 25 Oktober 2023

Mata Kuliah : Pemasaran Jasa


Dosen Pengampu : Muhammad Yudy Rachman, S.E., M.M.
Kelas/Prodi : B / S1-Manajemen

KELOMPOK 7 “Menyeimbangkan Permintaan dengan Kapasitas Produksi”


Anggota:
1. Ahmad Farid Wajidi (2110312210092)
2. Akhmad Mauludin Fajar (2110312310029)
3. Anisa Sari (2110312220048)
4. Muhammad Fauzan Fadel (2110312310085)
5. Muhammad Reza Saputra (2110312310003)
6. Rahmadi Wijaya (2110312110025)
7. Sesylia Andriani (2110312220096)
8. Yongki Fernando (2110312210095)

Moderator:
Akhmad Mauludin Fajar (2110312310029)

Operator:
Rahmadi Wijaya (2110312110025)

Pemateri:
1. Akhmad Mauludin Fajar (2110312310029)
2. Anisa Sari (2110312220048)

Notulensi:
Rahmadi Wijaya (2110312110025)
Sesi Tanya-Jawab

1. Pertanyaan Sadna Najwa Alfisah (2110312220054) :


Kan disebutkan kalo untuk mengelola permintaan yang efektif dari suatu jasa, manajer
perlu memahami bahwa permintaan seringkali dibedakan berdasarkan segmen pasar, akan
tetapi tidak selamanya segmen pasar itu kan stabil. Nah apakah kalian mempunyai strategi
khusus untuk ngelola permintaan dalam segmen pasar yang mungkin kurang atau bahkan
tidak stabil?
Jawaban Sesylia Andriani (2110312220096) dari Kelompok 7:
Tentu, untuk mengelola permintaan dalam segmen pasar yang mungkin kurang atau
tidak stabil, ada beberapa strategi yang bisa digunakan:
1) Fleksibilitas dalam Produksi: Manajer dapat mengadopsi model produksi yang lebih
fleksibel, seperti produksi berbasis pesanan atau produksi just-in-time, untuk
mengurangi risiko kelebihan persediaan dalam situasi permintaan yang tidak stabil.
2) Diversifikasi Produk atau Layanan: Membuka diri untuk variasi dalam jenis produk
atau layanan yang ditawarkan, sehingga dapat lebih mudah menyesuaikan penawaran
dengan perubahan permintaan.
3) Analisis Data: Menganalisis data dan tren pasar secara aktif untuk mendeteksi
perubahan dalam permintaan secepat mungkin. Hal ini memungkinkan manajer untuk
mengambil tindakan yang tepat waktu.
4) Kemitraan Strategis: Membangun kemitraan dengan pemasok atau mitra bisnis
lainnya yang dapat membantu dalam mengelola fluktuasi permintaan.
5) Penyesuaian Harga: Mempertimbangkan fleksibilitas dalam penetapan harga, seperti
penawaran harga khusus atau diskon sementara, untuk merespons perubahan
permintaan.
6) Inventarisasi yang Efisien: Menjaga inventarisasi pada tingkat yang optimal dan
menghindari penumpukan persediaan yang berlebihan, yang dapat menjadi beban
finansial dalam situasi permintaan yang tidak stabil.
Strategi yang tepat akan bergantung pada sifat segmen pasar dan industri tertentu.
Pemahaman yang mendalam tentang pelanggan dan pasar adalah kunci untuk mengelola
permintaan dengan baik dalam situasi yang tidak stabil.
Tambahan Jawaban Rahmadi Wijaya (2110312110025) dari Kelompok 7:
Untuk mengelola permintaan dalam segmen pasar yang mungkin kurang atau tidak
stabil, manajer pemasaran jasa perlu menerapkan beberapa strategi khusus. Pertama,
mereka dapat fokus pada fleksibilitas dan adaptabilitas, dengan cepat menyesuaikan
penawaran jasa mereka sesuai dengan perubahan kebutuhan pelanggan. Selain itu,
penggunaan riset pasar yang terus-menerus dapat membantu dalam memahami perubahan
tren dan preferensi konsumen. Dengan informasi ini, manajer dapat merancang kampanye
pemasaran yang lebih responsif dan relevan. Membangun hubungan yang kuat dengan
pelanggan dalam segmen pasar yang tidak stabil juga penting. Dengan menjaga
komunikasi yang terbuka dan aktif, perusahaan dapat lebih mudah menangkap umpan
balik pelanggan dan melakukan penyesuaian yang diperlukan. Terakhir, diversifikasi
portofolio jasa bisa menjadi strategi yang efektif. Dengan menawarkan berbagai jenis jasa,
perusahaan dapat mengurangi dampak fluktuasi permintaan dalam satu segmen pasar
tertentu. Dengan kombinasi strategi ini, manajer dapat lebih siap menghadapi tantangan

2. Pertanyaan Noorhayati (2110312120019) :


Seperti yang telah disebutkan di ppt bahwa secara teoritis kapasitas itu bersifat
fleksibel, namun secara aktual bersifat tetap. Menurut kalian mengapa perusahaan saat ini
masih tidak berani untuk menerapkan kapasitas yang fleksibel dan tetap pada pandangan
mereka yang ragu terhadap kerugian sehingga mereka tetap berada pada standar kapasitas
yang bersifat tetap? Padahal kapasitas yang fleksibel kalau memiliki perencanaan yang
matang seperti semisal suatu perusahaan menyediakan kapasitas yang melebihi
permintaan, kapasitas yang tak tergunakan pada hari itu dapat digunakan untuk hari
kemudian dapat menjadikan kegiatan distribusi atau penyediaan kapasitas atas pemenuhan
permintaan lebih efisien. Mengapa saat ini perusahaan seolah-olah tidak ingin bersusah
diri untuk menerapkan kapasitas yang bersifat fleksibel seperti teori aslinya?

Jawaban Muhammad Reza Saputra (2110312310003) dari Kelomok 7:


Beberapa perusahaan mungkin enggan menerapkan kapasitas yang bersifat fleksibel
karena pertimbangan risiko dan biaya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa
perusahaan mungkin enggan:
1) Investasi Awal yang Tinggi: Implementasi kapasitas yang fleksibel seringkali
memerlukan investasi awal yang signifikan dalam infrastruktur, teknologi, dan
pelatihan karyawan. Beberapa perusahaan mungkin tidak bersedia untuk
mengeluarkan biaya tersebut tanpa jaminan keuntungan jangka panjang yang cukup
besar.
2) Ketidakpastian Permintaan: Perusahaan mungkin khawatir tentang ketidakpastian
dalam permintaan. Jika permintaan tidak sesuai dengan proyeksi, kapasitas yang
fleksibel dapat menghasilkan biaya tambahan tanpa penggunaan optimal.
3) Perubahan Budaya Organisasi: Penerapan kapasitas yang fleksibel mungkin
memerlukan perubahan budaya di dalam organisasi, termasuk cara karyawan bekerja
dan berinteraksi. Beberapa perusahaan mungkin mengalami resistensi terhadap
perubahan semacam itu.
4) Ketidakpastian Teknologi: Dalam beberapa industri, ketidakpastian terkait
perkembangan teknologi baru bisa menjadi hambatan. Perusahaan mungkin ragu
untuk berinvestasi dalam teknologi yang mungkin cepat usang atau tidak dapat
diintegrasikan dengan baik dengan sistem yang sudah ada.
5) Tidak Siap dari Segi Manajemen dan Organisasi: Mengelola kapasitas yang fleksibel
memerlukan kemampuan manajemen yang kuat dan sistem organisasi yang fleksibel.
Tidak semua perusahaan memiliki struktur manajemen atau sistem yang mendukung
perubahan semacam itu.
6) Tidak Ada Insentif Eksternal: Jika pasar atau lingkungan bisnis tidak memberikan
insentif atau tekanan yang cukup untuk menerapkan kapasitas yang fleksibel,
perusahaan mungkin merasa tidak memiliki dorongan untuk melakukan perubahan
signifikan.
Pada akhirnya, keputusan untuk menerapkan kapasitas yang fleksibel atau tetap adalah
hasil dari pertimbangan unik dari industri, pasar, dan kondisi internal perusahaan tersebut.
Beberapa perusahaan mungkin lebih berisiko dan inovatif, sementara yang lain mungkin
lebih konservatif dalam pendekatan mereka terhadap kapasitas.

3. Pertanyaan Putri Rania (2110312120041) :


Menyangkut antrian atau pengalaman service. Bagaimana pengalaman dari kelompok
pemateri dalam pelayanan atau service ataupun antrian di suatu tempat, apakh pelayanan
tersebut sesuai/kurang? mungkin boleh di share pengalamannya terimakasih
Jawaban Rahmadi Wijaya (2110312110025) dari Kelompok 7:
Pertama-tama, dalam konteks antrian formal di bank, menurut pengalaman saya
biasanya menghadapi jenis antrian tunggu yang terstruktur. Pelanggan menunggu giliran
mereka untuk dilayani oleh teller atau petugas bank. Antrian ini cenderung memiliki aturan
yang jelas dan dilengkapi dengan nomor antrian. Dalam hal ini, bagian operasional harus
memperhatikan faktor-faktor seperti waktu tunggu, kecepatan pelayanan, dan efisiensi
dalam mengelola antrian. Di sisi lain, pada pengalaman di warteg pinggir jalan atau
warung makan non-formal, saya dapat mengamati jenis antrian yang lebih tidak
terstruktur. Antrian ini mungkin lebih dinamis, di mana pelanggan berinteraksi langsung
dengan pemilik atau karyawan untuk memesan makanan mereka. Meskipun tidak ada
nomor antrian formal, pemilik warung masih perlu mengelola alur pemesanan agar tidak
terjadi kekacauan. Dalam hal ini, fleksibilitas dalam kapasitas produksi dan pengelolaan
permintaan menjadi kunci.

Anda mungkin juga menyukai