Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk

terbanyak ke empat di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat

(USA). Menurut studi akhir (dirilis pada tahun 2017), Indonesia memiliki

jumlah penduduk 260 juta jiwa. Sementara itu, dari data statistik pada

tahun 2021 Indonesia memiliki jumlah penduduk 273,8 juta jiwa. Data

tersebut menggambarkan bahwa dari tahun 2017-2021 mengalami

pertambahan sebanyak 2,6 juta jiwa pertahun.

Permasalahan yang sangat sulit untuk diatasi salah satunya adalah

cara menangani sampah. Dari tahun ke tahun sampah yang dihasilkan

semakin meningkat. Semakin berkembangnya sebuah daerah, maka

akan semakin banyak pula sampah yang dihasilkan karena hampir

setiap kegiatannya sehari-hari manusia menghasilkan sampah.

Menurut Maulidah, Wirahayu dan Wiwoho (2014), masalah

membuang sampah sembarangan disebabkan karena dampaknya

yang begitu luas, terutama jika menyangkut dengan masalah

lingkungan. Selain sampah dapat menimbulkan bahan cemaran yang

akan menyebabkan pencemaran lingkungan juga dapat memberikan

pengaruh secara langsung terhadap kesehatan, keamanan dan

kenyamanan serta keselamatan hidup.

1
Pada dasarnya sampah bukanlah salah satu sumber utama

permasalahan lingkungan, hanya karena faktor pengelolaan saja yang

buruk atau kurang baik seperti pengangkutan sampah ke TPA tidak

efektif, sarana prasarana sampah kurang memadai, tidak tersediannya

tempat pembuangan sementara (TPS), kurangnnya tenaga kerja untuk

mengangkut limbah sehingga menjadi permasalahan yang berlarut-

larut kemudian menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kenyamanan dalam hidup.

Lokasi Tempat Pembuangan Akhir merupakan lokasi pembuangan

akhir sampah yang akan menerima segala resiko yang terkait dengan

pola pembuangan sampah, terutama yang berkaitan dengan

kemungkinan terjadinya pencemaran badan air maupun air tanah,

pencemaran udara oleh gas dan efek rumah kaca serta berkembang

biaknya sektor penyakit seperti lalat. Permasalahan lain yang juga akan

terjadi jika TPA mengalami pemborosan dengan jumlah besar atau

jumlah timbulan sampah jauh lebih besar dari jumlah sampah yang bisa

diolah menjadi bentuk lain yang mudah terurai atau bisa dimamfaatkan,

maka tidak bisa dipungkiri masa layanan TPA sampah tersebut akan

segera ditutup. Sehingga diperlukan suatu tata cara untuk menentukan

lokasi TPA yang sesuai dengan standarisasinya. Tempat Pembuangan

Akhir merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap akhir

pengelolaan, mulai dari sumbernya, pengumpulannya, pemindahannya

2
dan pengangkutannya, serta pengolahan dan pembuangannya. TPA

merupakan tempat sampah yang dimana kita dapat memisahkan

sampah dengan mudah dan aman sehingga tidak merusak atau

berdampak buruk pada lingkungan sekitar. Dengan berpedoman pada

kriteria penentuan lokasi TPA hendaknya dapat meminimalisir dampak

kerusakan dan juga pencemaran lingkungan di sekitar lokasi TPA

semuanya dirancang dengan memperhatikan berbagai aspek

lingkungan, kesehatan, dan kebersihan, seperti kondisi geologis, mata

air, pemukiman, dan di daerah yang lahannya masih produktif.

Pemilihan lokasi TPA idealnya melalui tahap penyaringan. Di

negara maju, penyaringan setidaknya terdiri dari tiga tahapan, yaitu

tahap pertama atau regional, tahap individu atau penyisihan, dan tahap

final atau penetapan. Dari tiga fase yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tahap pertama atau regional. Tahapan atau kriteria regional ini

sesuai dengan Standar Nasioanal Indonesia (SNI) 19-3241-1994 untuk

tata cara pemilihan lokasi TPA.

Pengelolaan sampah di Indonesia diatur dalam pasal 9 ayat (4)

Undang-Undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,

“menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat

pengolahan sampah terpadu, atau tempat pemrosesan akhir sampah”.

karakteristik sampah yang semakin beragam, pengelolaan sampah

harus secara menyeluruh dan terpadu, dikelola dari hulu ke hilir,

3
pemanfaatan secara ekonomis manfaat sampah dan perilaku

masyarakat dalam menangani sampah. Namun selama ini sampah

masih menjadi masalah serius dan berdampak buruk bagi masyarakat.

Dampak itu sendiri dapat berarti akibat sebelum dan sesuda terjadinya

sesuatu, menurut pengertian ini, sesuatu yang di maksudkan adalah

tempat pembuangan sampah. Akbiat sebelum dan sesuda adalah

adanya sampah dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar baik

dilingkungan alam maupun di sekitar, hal ini didasarkan pada Undang‐

Undang Lingkungan Hidup (UULH) tahun 2009, pasal 16 yaitu: “Setiap

rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap

lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak

lingkungan yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah”.

Ketersediaan TPA yang memadai dan pengelolaan sampah

menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh suatu wilayah,

termasuk Kabupaten Buol. Secara administratif Kabupaten Buol

meliputi wilayah seluas 4.043,57 km2 dan terdiri dari 11 Kecamatan

serta 115 Kelurahan/Desa. Kabupaten Buol dengan jumlah penduduk

mencapai 114,479 jiwa, berpengaruh terhadap meningkatnya produksi

sampah di kota tersebut (BPS-Kabupaten Buol). Sampah yang

dihasilkan di Kabuapten Buol antara lain sampah makanan, kertas,

plastik, kaca, dan lainnya.

4
Kabupaten Buol sampai sekarang ini masih terkendala oleh alat

oprasional dan sistem pengelolaan sampah serta daerah pelayanan

yang hanya mencakup Kecamatan Biau saja sebagai pusat perkotaan

Kabupaten Buol. Selain itu pula sistem pengelolaan yang digunakan

pada TPA sampah Kabupaten Buol yaitu Open Dumping dan sistem

buang liar yang tentunya dapat memberi dampak kerusakan lingkungan

pada sekitar lokasi TPA sampah. Sehingga demikian peneliti ingin

memproyeksikan umur pakai atau daya tampung dari TPA sampah

Kabupaten Buol dan menentukan lokasi TPA selanjutnya jika TPA

yang ada di Kabupaten Buol tepatnya di Kelurahan Kumaligon telah

mencapai batas kapasitasnya. Tentunya untuk menentukan lokasi

tempat pembuangan akhir TPA yang sesuai dengan tata cara pemilihan

lokasi Tempat Pembungan Akhir Sampah, menggunakan kriteria yang

suda ditetapkan yaitu “SNI 03-3241-1994”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka masalah yang dikaji

dalam penelitian ini, yakni:

1. Bagaimana Daya Tampung TPA sampah di kabupaten Buol?

2. Bagaimana mengetahui lokasi yang layak untuk pembangunan

lokasi TPA di Kabupaten Buol?

C. Tujuan Penilitian

Tujuan dari penilitian ini yaitu:

5
1. Untuk mengetahui jumlah sampah yang dapat di tampung dan

diolah di TPA sampah Kabupaten Buol.

2. Untuk mengetahui dan menentukan lokasi yang mempunyai potensi

sebagai Tempat Pembuangan Akhir di Kabupaten Buol sesuai SNI

03-3241-1994.

D. Manfaat Penilitian

Adapun manfaat penilitian yang diharapkan yaitu :

1. Bidang Akademik

Diharapkan dapat menjadi salah satu pengetahuan tambahan

untuk pengembangan khasanah ilmu pengetahuan dan tambahan

pustaka yang berkaitan dengan penataan kawasan/ruang yang

berbasis konsep dan analisis strategi penentuan lokasi TPA.

2. Instansi Pemerintah

Bagi pemerintah diharapkan dapat menjadi masukan dalam

menentukan kebijakan pembangunan perkotaan, terutama dalam

rangka pengelolaan TPA maupun pembanguan lokasi tempat

penampungan akhir (TPA)

3. Masyarakat

Bagi masyarakat diharapkan akan terciptanya suatu kawasan

yang meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan

yang harmonis serta menjadiakan sampah sebagai sumber daya dan

mempunyai nilai ekonomi.

6
E. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Pembahasan

Lingkup materi dalam penelitian ini meliputi :

 Melakukan melakukan perhitungan terkait daya tampung TPA

Kabupaten Buol.

 Menerapkan konsep analisis penentuan lokasi pembangunan

TPA yang sesuai dengan SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara

Pemilihan Lokasi TPA di Kabupaten Buol.

Berdasarkan (2) point pokok yang dijadikan sebagai batasan

atau ruang lingkup materi dinilai telah mengakomodir konsep-konsep

tentang analisis penentuan lokasi TPA khususnya dalam kawasan

perkotaan. Dengan konsep-konsep ini pula akan diterapkan

bagaimana kebijakan pembangunan dalam hal penataan ruang

perkotaan dengan penentuan lokasi tempat penampungan akhir

(TPA).

2. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini berlokasi di

Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Secara administratif

Kabupaten Buol memiliki luas wilayahnya 4.043,57 km2.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terbagi dalam 5

(Lima) Bab, yaitu:

7
BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini memuat tentang; Latar Belakang, Rumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup dan

Sistematika Pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat tentang Batasan Pengertian Judul, Tinjauan

Pustaka, Faktor Faktor yang Mempengaruhi Karakteristik

lahan, Standar dan Konsep Penentuan Lokasi TPA,

Kerangka Pikir.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat tentang Lokasi Penelitian, Pendekatan

Penelitian, Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel, Jenis

dan sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Variabel

Penelitian, Metode Analisa Data, Diagram Penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Pada bagian ini pembahasan dibagi atas 2 (dua) bagian:

makro dan mikro. Makro memaparkan mengenai keadaan

umum Kabupaten Buol dari kondisi fisik dasar wilayah.

Sedangkan bagian mikro menjelaskan mengenai kondisi fisik

wilayah Kabupaten Buol.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan dan Saran.

Anda mungkin juga menyukai