Anda di halaman 1dari 4

Nama : Reza Adrial Akbar

Kelas : SH
NPM : 202014501092
Mata Kuliah : Pengantar Manajemen Pemasaran (UTS)

1. A. Konsep pandangan perusahaan yang digunakan oleh Kopi Kangen yaitu Pull Strategy
dimana mereka lebih fokus membuat merek yang sangat kuat sehingga akan membuat
pelanggan selalu lebih suka merek Kopi Kangen dalam segala aspek, penyajian, pelayanan
maupun rasa kopi yang dihidangkan. Semua kegiatan diarahkan kepada konsumen. Ini
menjalankan strategi pemasaran sesuai dengan riset pasar mulai dari konsepsi produk untuk
penjualan.

B. Kunci sukses kedai kopi diindonesia seperti;


(-) Kompetensi Barista
(-) Produk Inovatif
(-) Rasa sesuai dengan lidah konsumen
(-) Harga yang kompetitif
(-) Distribusi dengan menggunakan platform ride hailing
(-) Kopi yang digunakan harus dari tanah yang baik agar cita rasa melekat pada brand

C. (1) Starbucks
(+) Segmenting, ada segmentasi terdapat beberapa poin yaitu demografis, geografis, dan
psikografis.Untuk demografis Starbucks target rata-rata umur pelanggan pada umur 22-54
tahun, jeniskelamin laki-laki maupun perempuan dengan tingkat pendapatan yaitu sekitar
Rp.6.000.000 atau lebih per bulan. Lalu untuk geografis cakupannya adalah dalam negeri
maupundiluar negeri. Sedangkan untuk psikografis yaitu memiliki gaya hidup yang
glamour,menyukai gaya hidup yang berbeda, dan tergolong masyarakat menengah ke atas.
(+) Targeting, Pada target pasar, Starbucks memilih kalangan menengah ke atas untuk
menjadi targetpasarnya. Perusahaan tersebut memilih kalangan menengah ke atas karena
sesuai dengan branding yang telah dibangun dan juga melihat pada segmentasi pasar yang
ada.
(+) Positioning, Starbucks selalu memilih mall dan kawasan dengan kalangan menengah ke
atas untuk membangun outlet mereka, mereka percaya produknya akan laris pada kalangan
tersebut.

(2) Excelso
(+) Segmenting, cafe ini diposisikan sebagai cafe dengan tempat yang nyaman dan sering
disebut dengan fine coffee place. Excelso memiliki keunikan untuk mendukung perusahaan
dengan cara menu yang disajikan pasti dikaitkan dengan kopi dari minuman hingga makanan
rasa kopi.
(+) Targeting, perusahaan ini menempatkan outlet di kalangan menengah keatas untuk
menjadikannya pasar mereka, kopi terbaik yang mereka hidangankan dengan sangat yakin
akan bisa membuat laku keras pada kalangan mahasiswa, anak muda maupun penikmat kopi
yang ingin instan.
(+) Positioning, mereka juga memilih mendirikan outlet dimall atau di sekitar Kawasan
perumahan yang elite agar sesuai dengan pasar mereka.
(3) Kopi Kenangan
(+) Segmenting, Kopi kenangan menargetkan generasi milenial, Gen Z dan Gen X untuk
penjualan kopi yang mereka gunakan. Teknologi yang mendukung mereka beroperasi sangat
maju untuk kasir disetiap outlet, dimana tingkat kepuasan pelayanan dari konsumen akan
meningkat. Mereka memfokuskan menu terhadap kopi dengan cita rasa yang terbaik dengan
membuat kopi yang khas agar selalu dapat dinikmati oleh para konsumen.
(+) Targeting, kopi kenangan membuat harga yang relatif murah untuk bisa mencakup semua
kalangan anak muda, mereka menempatkan outlet di pusat kota agar bisa menjadi tempat
nongkrong yang pas bagi pasar mereka. Produk terlaris Kopi Kenangan adalah ramuan kopi
susu buatan sendiri dengan rasa manis berasal dari gula aren. Dijuluki Kopi Kenangan
Mantan, segelasnya dihargai Rp18.000, atau sekitar US$1,30. Sebagai perbandingan, latte
ukuran tinggi di Starbucks harganya Rp42.000 atau US$3, dua kali lipat lebih mahal.
(+) Positioning, kopi kenangan adalah satu-satunya “kopi kekinian” yang sudah terdaftar
Halal MUI diseluruh Indonesia. Mereka mengedepankan kenyamanan bagi konsumen dengan
mengambil riset bahwa Indonesia memiliki mayoritas penduduk muslim

(4) Janji Jiwa


(+) Segmenting, perusahaan ini menargetkan kalangan muda hingga dewasa dengan
memperkenalkan produk mereka dengan platform digital, maupun iklan berbayar yang ada.
(+) Targeting, Janji Jiwa menargetkan pasar untuk mahasiswa karena menurut mereka
mahasiswa lebih sering berkumpul dengan meminum kopi bukan untuk menghilangkan
kantuk tetapi juga sebagai trend ditahun 2021 ini.
(+) Positioning, perusahaan ini memilih membuka outlet dengan banyak seperti di pinggir
kota, di dalam mall maupun di dekat tempat wisata agar memperluas jangkauan pasar yang
mereka targetkan.

(5) Fore Coffee


(+) Segmenting, perusahaan ini membuat konsep eksklusif, mereka ingin kedainya menjadi
sebuah solusi yang mengunggulkan pengalaman menyeruput kopi dengan menggunakan
mesin penyeduh terbaik, tanpa mengesampingkan kekhususan rasa dari varian biji kopinya.
Untuk segala jenis kalangan akan mereka rangkul dengan segala menu yang mereka sajikan.
(+) Targeting, dengan produk yang mereka sajikan dengan konsep eksklusif sudah jelas
mereka menargetkan kalangan menengah keatas untuk dirangkulnya, mereka menawarkan
biji kopi terbaik dengan harga terbaik.
(+) Positioning, perusahaan fokus membuat cabang di jakarta karena ibu kota serta aktivitas
yang padat, beberapa cabang sudah dibuka di daerah jakarta agar cakupan pasar Fore Coffee
bisa mencakup orang-orang yang tinggal di kompleks-kompleks perumahan Jakarta.
2. A.

Honda
74,8%
(1,964,522
unit) per
Mei 2018

Yamaha
TVS
64 Unit
Industri 22,3%
(454,726
Sepeda unit)

Motor
Indonesia
Suzuki
Kawasaki
1,06%
(21,582 unit) 1,68%
(34,216 unit)

B. Sepeda motor merk Honda sudah eksis sejak tahun 1960 an berada di Indonesia,
dengan segala keunggulannya, sampai saat tetap mendominasi pasar dengan market share
yang semakin meningkat dan sekaligus memenuhi kebutuhan alat transportasi untuk
masyarakat yang tangguh, irit dan ekonomis. Menjawab tantangan tersebut, organisasi yang
berada di balik kesuksesan sepeda motor Honda di Indonesia terus memperkuat diri. PT
Astra Honda Motor (AHM) sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), merupakan
sinergi keunggulan teknologi dan jaringan pemasaran di Indonesia, sebuah kerja sama antara
Honda Motor Company Limited, Jepang, dan PT Astra International Tbk, Indonesia.
Keunggulan teknologi Honda Motor sudah diakui di seluruh dunia dan telah dibuktikan
dalam berbagai kesempatan, baik di jalan raya maupun di lintasan balap. Honda sendiri
menyajikan berbagai macam kebutuhan konsumennya maka dari itu mereka bisa berkembang
dengan pesat, beberapa lini produk yang terdiri dari beberapa tipe underbone (bebek), tipe
skutermatic, tipe sport, dan Motor besar. Karena nama Honda lebih dikenal terlebih dahulu
daripada pesaing yang lain maka ketersediaan stok untuk para konsumen yang lengkap bisa
menjadikan mereka produk no 1 di Indonesia sendiri terlebih mutu produk mereka yang
sangat menjanjikan.

C. Industri otomotif yang ada di Indonesia belakangan ini sangatlah kuat, yang mana semua
merk industri otomotif tidak terkecuali sepeda motor dituntut untuk menciptakan sepeda
motor yang berkualitas tinggi, nyaman dikendarai, hemat bahan bakar, dan harga yang
terjangkau disemua kalangan masyarakat karena sepeda motor saat ini sudah menjadi
kebutuhan masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari, ini tercermin dari evens motor show
yang selalu padat dikunjungi oleh masyarakat, seperti Indonesia Motorcycle Show (IMOS)
2014 Jakarta. Untuk dapat terciptanya eksistensi perusahaan dalam menguasai pangsa pasar
perlu dikedepankan pentingnya mutu produk, hal ini tidak terlepas dari fungsi pengawasan
yang merupakan salah satu fungsi manajemen. Seperti diketahui bahwa fungsi pengawasan
terkadang tidak mendapat tempat utama dalam suatu orgasinisasi, suatu permasalahan besar
terjadi barulah fungsi pengawasan dilakukan dengan optimal.
3. 1. Generasi Z adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1997 hingga tahun 2000-an. Dilansir
dari BBC, generasi Z adalah generasi yang masih muda dan tidak pernah mengenal kehidupan
tanpa teknologi sehingga terkadang disebut sebagai i-gen. Generasi Z dinilai sebagai generasi
yang ambisius, mahir tentang hal digital, percaya diri, mempertanyakan otoritas, banyak
menggunakan bahasa gaul, lebih sering menghabiskan waktu sendiri, dan rasa ingin tahu yang
sangat tinggi. Generasi Z juga rentan terkena depresi juga anxiety.

2. Baby Boomers adalah generasi yang lahir pada tahun 1946 hingga tahun 1964. Dinamakan
baby boomer, karena angka kelahiran bayi yang sangat besar seperti boom setelah
berakhirnya Perang Dunia II. Dilansir dari History, di Amerika Serikat saja ada 76,4 juta
kelahiran dan membentuk hampir 40 persen dari populasi negara. Generasi baby boomer
dinilai sebagai generasi yang membangun era setelah PD II, berkomitmen, kompetitif,
pemimpin yang baik, terstruktur, loyal, pekerja keras, namun tidak suka dikritik.

3. Generasi X adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1965 hingga tahun 1980. Generasi X
sering disebut dengan baby bust dikarenakan penurunan angka kelahiran bayi yang signifikan
dibandingkan generasi baby boomer sebelumnya. Generasi X tumbuh di masa perkembangan
teknologi yang sama sekali baru seperti handphone dan laptop, juga kesulitan ekonomi pada
tahun 1980-an. Generasi X dinilai sebagai generasi yang mandiri, pekerja keras, berorientasi
pada karier, fleksibel, mahir dalam teknologi, logis, banyak akal, dan problem solver
(pemecah masalah) yang baik.

4. Generasi milenial atau generasi Y adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1980 hingga
tahun 1995 pada saat teknologi telah maju. Mereka tumbuh di dunia yang telah mahir
menggunakan media sosial dan juga smartphone sehingga otomatis mereka sangat mahir
dalam teknologi. Generasi milenial sering dinilai sebagai generasi yang malas karena sering
bermain ponsel. Namun sebenarnya generasi milenial adalah generasi yang memiliki
keingintahuan tinggi, percaya diri, dan merupakan generasi yang paling banyak membaca
buku. Namun generai milenial sangat rentan terserang depresi serta gangguan kecemasan.

Dari setiap generasi yang ada diatas menunjukkan serta menggolongkan setiap masyarakat
dengan pola pikir yang berbeda beda dari generasi ke generasi berikutnyua, kita bisa
mengumpulkan berbagai pola pikir masyarakat suatu generasi untuk menjalankan kehidupan
seperti berjualan, transaksi, gaya berpakaian mereka. Pendekatan yang digunakan juga akan
berbeda setiap generasinya agar pendekatan kita terhadap mereka bisa dengan mudah
dipahami, pola pikir kita yang harus lebih maju dari mereka untuk mengunggulkan saat
bertransaksi dengan mereka. Kita dituntut harus bisa memahami segala kondisi untuk
membaca kondisi masyarakat yang berbeda pola pikir ini, jika sudah mengetahui basic
mereka pola pikir mereka maka kita akan bisa dengan mudah melakukan pendekatan
pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai