Anda di halaman 1dari 33

PRAKTIKUM IPA DI SD

BI.2017.1
MODUL 1
Kegiatan Praktikum 3:
PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN
PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK
HIDUP

NAMA: HARIYANTI
NIM : 836875368
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang hijau

B. Alat dan Bahan Praktikum


 Biji kacang hijau 6 buah
 Botol selai 2 buah
 Kertas saring
 Kertas label
 Gunting

C. Prosedur Kerja
 Merendam biji kacang hijau dalam air semalam
 Melipat kertas saring sehingga lebarnya setinggi dasar sampai leher
botol selai.
 Menggulung kertas saring tersebut dan memasukkan ke dalam botol
selai sehingga menempel pada dinding bagian dalam.
 Menyisipkan 6 biji kacang hijau pada botol selai, menambahkan air
sehingga kertas saring menjadi basah.
 Menyimpan pada tempat terang tetapi tidak terkena sinar matahari
langsung selama 2 minggu. Menjaga kondisi kertas saring dalam botol
gar tetap lembab.
 Mengamati perkecambahan dan pertumbuhan tanaman tersebut
 Mencatat pada lembar kerja.

D. Pertanyaan
1. Pada hari keberapa akar kecambah kacang hijau mulai tumbuh?
2. Perhatikan arah pertumbuhan akar setiap kecambah tersebut. Adakah
yang arah pertumbuhannya keatas? Mengapa demikian?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan adalah proses pertambahan jumlah dan ukuran sel yang


bersifat permanen, tidal bisa balik (irreversible), dan dapat dinyatakan secara
kuantitatif. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan dalam bentuk
menuju ketingkat yang lebih sempurna yang bersifat lebih kulitatif dan tidak bisa
balik lagi.
Pertumbuhan dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Pertumbuhan primer yaitu pertumbuhan yang disebsbkan akibat meristem
primer dan terjadi pada titik tumbuh primer. Titik tumbuh primer
merupakan pertumbuhan yang terjadi pada ujung akar atau ujung batang
yang mengakibatkan tumbuh memanjang atau meninggi.
2. Pertumbuhan sekunder yaitu Perumbuhan yang diakibatkan oleh aktifitas
pembelahan sel pada meristem sekunder. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah intensitas cahaya,
kelembaban, suhu dan ketersediaan mineral.
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
Setelah kegiatan praktikum dilakukan, diperoleh hasil pengamatan yang
disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1.10
Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkeambahan biji kacang hijau

Hari Panjang (cm)


Keterangan
ke- Akar Batang
1 0 0 Biji mulai membelah
Akar mulai tumbuh dan sebagai
2 0.5 0.2
plamula mulai tampak
Hipokotil keatas dan warna biji
3 1.5 1.0
kuning muda
Daun mulai muncul tapi
4 2.1 2.0 menguncup kekuningan dan
batang putih pucat
Daun terbuka dan mengarah ke
5 2.5 3.0
matahari
Daun semakin segar dan
6 3.0 3.5
berwarna hijau
Tumbuh segar dengan batang
7 3.5 4.4
kokoh

B. PEMBAHASAN

Gambar Perkembangan dan pertumbuhan pada kacang hijau


Pertumbuhan dan perkembangan tanaman disebabkan pada sel yang terus
membelah dan berdiferensiasi.Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini
disebabkan pula karena adanya factor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan pada tumbuhan.Faktor utama yang sangat
mempengaruhi pada praktikum diatas adalah faktor kelembaban pada botol.

C. JAWABAN PERTANYAAN
1. Kacang hijau mulai tumbuh pada hari kedua.
2. Pertumbuhan ada yang menjadi menghadap keatas karena peletakannya
yang salah.
BAB IV
KESIMPULAN

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh factor


luar dan dalam.Dalam praktikum ini faktor luar yang sangat berpengaruh adalah
kelembaban.

.
DAFTAR PUSTAKA

Sumardi, Yosaphat.dkk(2009). KONSEP DASAR Di SD. Modul 1.Jakarta :


Universitas Terbuka.

Sugiyarto T, Eny Isnawati.( 2008 ). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS


VII,Bab 11, Jakarta :Departemen pendidikan nasional.

Khamin, S.Pd,dkk ( 2006 ). SAINS untuk SD / MI Kelas III Bab1, Semarang :


Aneka Ilmu.

Anisah Warningsih. 2008. “Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII”.
Jakarta: Pusat Perbukuan/BSE.

Saktionon. 2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga.
JakartaBorror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press
Yatim, Wildan. 1991. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
1. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan lalat buah (Drosophila
sp) dari telur sampai imago.
2. Mengetahui lamanya siklus lalat buah.
.
B. Alat dan Bahan Praktikum
1. Plastik transparan pembungkus ukuran besar 1 buah
2. Botol selai 3 buah
3. Pisang ambon secukupnya
4. Tape ketela pohon secukupnya
5. Sendok makan 1 buah
6. Kertas saring secukupnya
7. Lalat buah lebih kurang 20 ekor

C. Prosedur Kerja
1. Membuat medium lalat buah:
 Menyediakan alat penumbuk
 Menghaluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape singkong
dengan perbandingan 6:1
 Memasukkan medium dalam botol selai
 Memasukkan kertas saring yang telah dilipat kedalam botol selai

2. Menangkap lalat buah dengan menggunakan plastik

3. Mengkulturkan lalat buah :


 Memasukkan lalat buah dari dalam plastik kedalam botol kultur
 Menutup rapat-rapat botol dengan plastic
 Melubangi tutup plastic tersebut dengan jarum agar ventilasinya
baik
 Menempatkan botol kultur pada tempat yang teduh dan aman
 Mengamati dan mencatat dalam lembar kerja.

D. Pertanyaan
1) Pada hari ke berapa lalat buah meletakkan telur-telurnya?
2) Pada hari ke berapa pupa dan lalat dewasa terjadi?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangbiakan merupakan salah satu cirri makhluk hidup guna


mempertahankan kelangsungan hidupnya.Perkembangbiakan terbagi menjadi 2
yaitu perkembangbiakan vegetative dan generative. Peda hewan
perkembangbiakan generative dengan cara perkawinan antara jantan dan betina,
sedangkan perkembangbiakan vegetative pada hewan melalui beberapa cara
antara lain, bertunas, membelah diri dan fragmentasi. Biasanya
perkembangbiakan hewan secaa vegetatif dilakukan pada hewan tingkat rendah.
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
Setelah kegiatan praktikum dilakukan, diperoleh hasil pengamatan yang
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1.11
Tabel Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan lalat buah

Hari Waktu Pengamatan Kejadian/Perubahan


ke
1 Sore Belum ada perkembangan
2 Sore Terdapat telur di dinding botol
3 Sore Jumlah telur bertambah sedikit
4 Sore Telur berubah menjadi instar larva
5 Sore Instar larva mulai membesar
6 Sore Instar larva bertambah besar
7 Sore Insta larva berubah menjadi prepupa
8 Sore Prepupa berubah menjadi pupa
9 Sore Pupa menjadi lalat
10 Sore Lalat

B. PEMBAHASAN

Gambar Siklus Lalat Buah

Lalat buah biasa digunakan untuk kegiatan praktikum perkembangan dan


pertumbuhan pada hewan karena hanya memerlukan sedikit tempat untk
hidup, makanannya sangat sederhana, dan waktu proses metamorfosanya
tidak terlalu lama.
Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat
dewasa.Lalat betina dapat meletakkan telurnya 50-75 perhari, telur lalat
buah tersebut dilapisi oleh selaput vitelin tipis yang dilapisi oleh
sitoplasma dan suati lapisan tipis tapi kuat (khorion) dibagian luar dan di
anteriornya terdapat tangkai tipis.Pada ujung anterior terdapar mikrophile,
tempat spermatozoa masuk dalam telur. Perkembangan lalat buah dimulai
segera setelah terjadi fertilisasi yang terjadi dari 2 periode, yaitu
1) Periode embrionik didalam telur saat terjadi fertilisasi smpai pada saat
larva muda menetas dari telur dan hal ini terjadi dalam waktu kurang
lebih 24 jam.
2) Perkembangan pastembrionik yang dibagi menjadi 3 tahap larva pupa
dan imago.

C. JAWABAN PERTANYAAN
1. Lalat buah meletakkan telurnya pada hari ke dua
2. Pupa menjadi lalat dewasa pada hari ke 9 dan 10
BAB IV
KESIMPULAN

Serangga sangat mudah sekali berkembang biak, mereka dapat mengasilkan


ratusan keturunan dan generasi baru dapat dikembangbiakan setiap dua minggu.

.
DAFTAR PUSTAKA

Sumardi, Yosaphat.dkk(2009). KONSEP DASAR Di SD. Modul 1.Jakarta :


Universitas Terbuka.

Sugiyarto T, Eny Isnawati.( 2008 ). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS


VII,Bab 11, Jakarta :Departemen pendidikan nasional.

Khamin, S.Pd,dkk ( 2006 ). SAINS untuk SD / MI Kelas III Bab1, Semarang :


Aneka Ilmu.

Anisah Warningsih. 2008. “Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII”.
Jakarta: Pusat Perbukuan/BSE.

Saktionon. 2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga.
JakartaBorror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press

Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida


Terhadap Perkembangan Larva Drosophila.Bandung : Jurusan Biologi
Universitas Padjadjaran
Yatim, Wildan. 1991. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
Mengamati struktur bunga
.
B. Alat dan Bahan Praktikum
1) Struktur bunga
2) Kaca pembesar
3) Pinset
4) Silet
5) Bunga kembang sepatu

C. Prosedur Kerja
1) Mengamati bagian-bagian bunga tanpa merusaknya
2) Menggambar hasil pengamatan pada lembar kerja
3) Mengamati bagian kelopak
4) Mengamati bagian mahkota bunga
5) Mengamati benang sari
6) Mengamati bagian putik
7) Membuat gambar struktur putik, meliputi ovarium, tangkai putik dan kepala
putik
8) Menuangkan pada lembar kerja

D. Pertanyaan
1) Berapa buar benang sari bunga sepatu yang anda amati?
2) Apa fungsi benang sari pada putik? Jelaskan!
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangbiakan tumbuhan dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Perkembangbiakan Generatif, merupakan perkembangbiakan dengan cara


perkawinan antara benang sari (jantan) dan putik (betina).
Perkembangbiakan ini biasanya dibantu dengan angin, serangga, dan air.
Dan biasanya ada juga dengan bantuan manusia dengan cara menyatukan
putik dengan benang sari tanaman tersebut, agar tanaman itu lebih banyak
menghasilkan buah.

b. Perkembangbiakan vegetatif, merupakan perkembangbiakan tanaman tanpa


melalui perkawinan. Biasanya tanaman tersebut dalam melakukan
perkembangbiakan dibantu oleh manusia.
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Gambar bunga sepatu

Gambar Sayatan vertical bunga sepatu

B. PEMBAHASAN
Bunga sepatu merupakan bunga sempurna atau bunga lengkap.Karena
memiliki mahkota, kelopak, putik dan benang sari.Bunga sepatu terdiri dari 5
kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan sehingga seperti dua lapis
kelopak bunga.Memiliki 5 lembar makota bunga.Tangkai putik berbentuk
silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk
sari. Biji terdapat didalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Putik menjulur
keluar dari dasar bunga.Bunga sepatu umumnya bersifat steril dan tidak
menghasilkan buah.

C. JAWABAN PERTANYAAN
1) Jumlah benang sari pada bunga sepatu adalah 13
2) Fungsi benang sari adalah sebagai alat kelamin jantan dan putik
sebagai alat kelamin betina.
BAB IV
KESIMPULAN

Bunga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu bunga sempurna dan bunga
tidak sempurna. Klasifikasi bunga berdasarkan alat kelamin jantan dan betina.
Penyerbukan tanaman dibedakan menjadi penyerbukan silang (allogami) dan
sendiri (autogami).
DAFTAR PUSTAKA

Sumardi, Yosaphat.dkk(2009). KONSEP DASAR Di SD. Modul 1.Jakarta :


Universitas Terbuka.

Sugiyarto T, Eny Isnawati.( 2008 ). Ilmu Pengetahuan Alam untuk


SMP/MTS VII,Bab 11, Jakarta :Departemen pendidikan nasional.

Khamin, S.Pd,dkk ( 2006 ). SAINS untuk SD / MI Kelas III Bab1,


Semarang : Aneka Ilmu.

Anisah Warningsih. 2008. “Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas
VII”. Jakarta: Pusat Perbukuan/BSE.

Saktionon. 2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII.


Erlangga. JakartaBorror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan
Pengajaran Serangga. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Press

Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi


Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva
Drosophila.Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran
Yatim, Wildan. 1991. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara
vegetatif alami.

B. Alat dan Bahan Praktikum


1) Alat tulis
2) Tumbuhan yang ada di sekitar
3) Sekop

C. Prosedur Kerja
1) Mempersiapkan alat dan bahan
2) Mengamati tumbuhan yang ada di sekitar
3) Mencari tumbuhan yang mengalami perkembangbiakan secara
vegetatif alami
4) Menggambarkan morfologi tumbuhan yang melakukan
perkembangbiakan vegetatif alami
5) Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pekembangbiakan vegetatif alami merupakan perkembangbiakan aseksual


yang terjadi tanpa campur tangan manusia. Yang termasuk dalam
perkembangbiakan tanaman vegetati alami adalah dengan cara : Spora, tunas, akar
tiggal, umbi lapis, umbi batang daun dan geragih.
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
Setelah kegiatan praktikum dilakukan, diperoleh hasil pengamatan
yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel Perkembangbiakan aseksual alami pada tumbuhan
No. Nama tumbuhan dan Gambar tumbuhan dengan perkembangbiakan
jenis aseksual
perkembangbiakan
aseksual
1 Kentang, umbi batang

2 Bawang merah, umbi


lapis

3 Wortel, umbi akar

4 Pegagan, geragih

5 Cocor bebek, tunas


adventiv

B. PEMBAHASAN
 Perkembangbiakan umbi batang terjadi pada tanaman ketang,
dimana tunas dapat tumbuh di beberapa tempat.
 Perkembangbiakan dengan umbi lapis terdapat pada tanaman
bawang merah, yang merupakan umbi yang berlapis-lapis dan
tumbuh tunas dibagian tengahnya.
 Perkembangbiakan dengan umbi akar terdapat pada tanaman
wortel, merupakan bagian akar yang membesar karena merupakan
tempat cadangan makanan. Umbi akar tidak mempunyai tunas dan
tidak berbuku-buku.
 Perkembngbiakan dengan geragih, merupakan batang yang tumbuh
diatas atau dibawah tanah.
 Perkembangbiakan tunas adventiv terdapat pada tanaman cocor
bebek, tunas pada tanaman ini tumbuh di ketiak daun.
BAB IV
KESIMPULAN

Cara perkembangbiakan vegetative alami pada setip tanaman berbeda-


beda, ada yang melalui umbinya, akarnya, dan daunya.Tunas dapat tumbuh
dibagian tanaman ynag mana saja. tergantung jenis tanaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Sumardi, Yosaphat.dkk(2009). KONSEP DASAR Di SD. Modul 1.Jakarta :


Universitas Terbuka.

Sugiyarto T, Eny Isnawati.( 2008 ). Ilmu Pengetahuan Alam untuk


SMP/MTS VII,Bab 11, Jakarta :Departemen pendidikan nasional.

Khamin, S.Pd,dkk ( 2006 ). SAINS untuk SD / MI Kelas III Bab1,


Semarang : Aneka Ilmu.

Anisah Warningsih. 2008. “Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas
VII”. Jakarta: Pusat Perbukuan/BSE.

Saktionon. 2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII.


Erlangga. JakartaBorror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan
Pengajaran Serangga. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Press

Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi


Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva
Drosophila.Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran
Yatim, Wildan. 1991. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
Terampil melakukan perkembangbiakan vegetative buatan dengan cara
menyambung, okulasi dan mencangkok.
.
B. Alat dan Bahan Praktikum
1) Gunting stek
2) Pisau yang tajam
3) Tanah/ humus
4) Plastik/ sabut kelapa
5) Tanaman
6) Vaselin

C. Prosedur Kerja
1. Okulasi (menempel)
a. Menentukan tanaman yang akan diokulasi, tanaman yang masih
muda berdiameter 1 cm.
b. Membuat sayatan kulit berbentuk persegi panjang ukuran 1,5 x 2
cm pada batang bawah
c. Menganbil kulit tanaman lain yang bertunas masih kecil dan
berukuran sama dengan batang bawah
d. Menempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan diikat dengan
tali raffia dan menutup celah yang ada dengan vaselin
e. Setelah tumbuh, membuka ikatan tali raffia dan memotong bagian
atas dari tanaman bawah.
2. Menyambung
a. Mencari tanaman, untuk tanaman bawah kira-kia sebesar jari
kelingking
b. Memotong batang tersebut secara miring
c. Mengambil ranting tanaman yang sejenis dengan ukuran yang
sama dengan batang bawah dan diberi sedikit sayatan
d. Menyambung ranting tersebut dengan batang bawah lelu mengikat
dengan tali rafia
e. Menbuang ranting pada tanaman betang bawah dan menaga
tanaman agar tidak terkena sinar matahari
3. Mencangkok
a. Menentukan jenis tanaman
b. Memilih cabang yang akan dicangkok, tanaman yang sehat
c. Menguliti cabang tanaman tersebut sepanjang 10cm dan jarak dari
pangkal cabang 10-15cm
d. Menbuang kambiumnya dengan mengerok sampai bersih dan
biarkan mongering 2 jam
e. Menutup bagian tersebut dengan humus/ tanah gembur yang telah
dicampur dengan kompos
f. Membungkus dengan sabut kelapa atau plastic dan mengikat kedua
ujungnya

D. Pertanyaan
1) Mengapa pada celah-celah tempelan pada percobaan okulasi sebaiknya
diolesi dengan vaselin? Jelaskan!
2) Mengapa setelah mata tunas tumbuh menjadi tunas, tanaman bawah harus
dipotong?
3) Pada hari keberapa tunas-tunas batang yang disambung pada percobaan
menyambung(enten) mengalami pertumbuhan?
4) Pada hari ke berapa sambungan tersebut sudah menyatu dengan kuat?
5) Pada percobaan mencangkok, setelah kembium dokerok, senaiknya
sayatan dikeringkan selama 6-12 jam. Apa tujuan perlakuan tersebut?
6) Pada hari ke berapa akar cangkokan yang anda kerjakan mulai banyak dan
siap disemaikan?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangbiakan vegetative buatan merupakan sekumpulan teknik untuk


menghasilkan individu beru tanpa melalui perkawinan.Perbanyakan vegetative
menghasilkan keturunan yang disebut dengan klon.Perkembangbiakan vegetative
dapat dikatakan pula sebagai perkembangbiakan secara aseksual yang sengaja
dilakukan oleh manusia atau dengan bantuan manusia.
Teknik perkembangbiakan dengan cara vegetative buatan ada beberapa
macam antara lain :
 Okulasi
 Menyetek
 Merunduk
 Mencangkok
 Menyambung atau mengenten
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
Tabel Menempel
No. Kondisi tempelan hari ke :

0 Keadaan awal
1 Belum menunjukkan adanya perubahan
2 Mulai terlihat perbadaan dengan kondisi awal
3 Mata tunas mulai melekat
4 Mata tunas semakin melekat erat
5 Mata tunas semakin melekat kuat
6 Mata tunas semakin melekat kuat
7 Mata tunas semakin melekat kuat
8 Mata tunas semakin melekat kuat
9 Mata tunas semakin melekat kuat
10 Tunas tumbuh, tanaman penopang(tanaman bawah)
dipotong ujungnya

Gambar Okulasi
Tabel Menyambung
No. Kondisi sambungan hari ke

0 Kondisi awal
1 Belum ada perubahan
2 Batang sedikit melekat
3 Mulai melekat agak kuat, dan tunas mulai menunjukkan
pertumbuhan (segar dan tidak layu)
4 Mulai kuat
5 Mulai kuat
Gambar menyambung
Tabel Mencangkok

No. Kondisi cangkokan hari ke

0 Kondisi awal
1 Masih seperti kondisi awal
2 Mulai menunjukkan perbedaan
3 Tanah mulai menempal kuat
4 Mulai terlihat titik akar baru
5 Terlihat akar muncul, belim tampak jelas
6 Tanah semakin merekat pada batang
7 Mulai tumbuh akar sedikit
8 Mulai tumbuh akar sedikit
9 Akar belum kuat
10 Setelah sekitar 20 hari batang baru dipotong

Gambar mencangkok

B. PEMBAHASAN
1) Menempel
Menempel (okulasi) merupakan salah asatu teknik perbaikan
kualitas tanaman secara vegetative buatan yang dilakukan dengan cara
menempelkan mata tunas dari tanaman yang unggul ke tanaman lainnya.
Okulasi sebaiknya dilakukan pada saat kulit tanaman yang akan di
okulasi mudah dikupas kulitnya. Dalam keadaan ini okulasi mempnyai
banyak presentase keberhasilanya. Okulasi tanaman biasanya dilakukan
dalam waktu 10 hari untuk memperkuat tempelan pada tanaman induknya.
2) Menyambung
Menyambung (mengenten) merupakan penggabungan batang atas
dan batang bawah tanaman yang sama jenisnya. Tujuan menyambung
adalah menggabungkan sifat-sifat unggul dari tanaman sehingga
memperoleh satu tanaman yang memiliki sifat unggul.
Menyambung memerlukan waktu lebih dari satu minggu untuk
melep[as tali raffia sebagai pengikat, apabila terlalu dini melepaskan tali
raffia pada tanaman maka penyambungan yang belum kuat akan patah dan
pemnyambungan tidak berhasil.

3) Mencangkok
Mencangkok adalah menguliti batang yang berkambium 5-10 cm
kemudian membungkus batang yang sudah dikuliti tersebut dengan humus
atau tanah yang telah dicampur dengan kompos. Diharapakn pada tanah
tersebut dapat menghasilkan akar yang kemudian setelah akar menjadi
kuat dapat ditanam di tanah. Segala zat makanan pada batang yang telah
dikuliti harus dihilangkan, agar hasil fotosintesis tanaman terhenti pada
batang yang dikuliti tersebut dan dapat merangsang pertumbuhan akar.
Tanaman yang siap untuk dipotong dan dipindahkan dalam media
tanah apabila cangkokan batang tersebut telah mempunyai banyak akar
dan akar tersebut kuat. Biasaya tanaman berumur 15-21 hari baru
dipotong.

C. JAWABAN PERTANYAAN
1. Maksud dari mengoleskan Vaseline pada okulasi adalah agar bekas
sayatan pada batang tersebut tidak ditumbuhi jamur dan segala hal yng
menyebabkan penyakit pada tanaman tidak dapat masuk pada tanaman
tersebut.
2. Tanaman bawah harus dipotong agar pertumbuhan tunas tersebut
menjadi lebih optimal.
3. Tunas pada mengenten mengalami pertumbuhan mulai hari ke 4 dan
seterusnya.
4. Sambungan sudah menyatu dengan kuat setelah berumur lebih dari 1
minggu
5. Tujuan pengerokan kambium pada mencangkok adalah agar tidak
membentuk zat makanan yang akan disalurkan pada seuruh bagiab
tanaman sehingga pertumbuhan akar menjadi optimal.
6. Batabg yang dicangkok mulai tumbuh akar pada hari ke 7 dan perakaran
sudah cukup untuk disemai setelah lebih dari 2 minggu, bahkan 3
minggu.
BAB IV
KESIMPULAN

Dalam okulasi, menyambung, maupun mencangkok batang yang dipilih


untuk bahan tersebut tidak boleh terlalu muda dan tidak moleh terlalu tua.Di
usahakan pada saat tanaman tersebut banyak memproduksi kambium, dan kulit
mudah untuk dikuliti.
Tanaman yang sehat merupakan hal yang terpenting dalam melakukan
perkembangbiakan secara vegetative buatan, karena tanman yang tidak sehat
dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut dan bisa jadi tanaman
tersebut akan mati, dan tidak bisa memperbaiki kualitas tanaman itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Sumardi, Yosaphat.dkk(2009). KONSEP DASAR Di SD. Modul 1.Jakarta :


Universitas Terbuka.

Sugiyarto T, Eny Isnawati.( 2008 ). Ilmu Pengetahuan Alam untuk


SMP/MTS VII,Bab 11, Jakarta :Departemen pendidikan nasional.

Khamin, S.Pd,dkk ( 2006 ). SAINS untuk SD / MI Kelas III Bab1,


Semarang : Aneka Ilmu.

Anisah Warningsih. 2008. “Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas
VII”. Jakarta: Pusat Perbukuan/BSE.

Saktionon. 2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII.


Erlangga. JakartaBorror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan
Pengajaran Serangga. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Press

Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi


Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva
Drosophila.Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran
Yatim, Wildan. 1991. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito

Anda mungkin juga menyukai