Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AKUAKULTUR

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur


Nama Mahasiswa : 1. Muhammad Asrul Syalimar (2206046001)
2. Egi Purnama Saputra (2206046002)
3. Richa Ari Wardani (2206046003)
4. Putri Purwanti (2206046008)
5. Elizabeth Sitorus (2206046012)
6. Irfan (2206046017)
7. Kezya Zirly Salsabilla (2206046018)
8. Sherina Asia Marselianti (2206046027)
9. Olvin Dwi Putri (2206046028)
10. Diego De San Vitores Asa (2206046029)
11. Hanisa (2206046032)
12. Agung (2206046038)
Program Studi : Teknologi Hasil Perikanan

Jurusan : Budidaya Perairan

Fakultas : Perikanan Dan Ilmu Kelautan

Waktu Pelaksanaan : Jum’at, 10 Maret 2023 s/d Selasa, 28 Maret 2023

Lokasi Praktikum : Laboratorium Kolam Percobaan

Samarinda, 05 April 2023

Menyetujui,
Koordinator Praktikum

Isriansyah, S.Pi., M.Si.


NIP. 197010242000031001
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ..................................................................................... 1

BAB II METODE PRAKTIKUM............................................................................ 3


A. Waktu Dan Tempat Praktikum .................................................................. 3
B. Prosedur Praktikum .................................................................................. 3

BAB III HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM .......................................................... 10


ACARA I Persiapan Wadah/Media Pemijahan ................................................... 10
ACARA II Seleksi Induk Ikan Mas ...................................................................... 12
ACARA III Penyuntikan Hormon Ikan Mas ......................................................... 13
ACARA IV Pemijahan Induk Ikan Mas ............................................................... 15
ACARA V Penetasan Telur Ikan Mas ................................................................. 16
ACARA VI Pemeliharaan Larva ......................................................................... 18
ACARA VII Pendederan Larva Ikan Mas............................................................ 20

BAB IV PENUTUP............................................................................................. 22
A. Kesimpulan ............................................................................................ 22
B. Saran ..................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ikan Mas (Cyprinus carpio) merupakan jenis ikan yang sangat
populer diberbagai kalangan masyarakat Indonesia untuk dikonsumsi. Ikan
Mas termasuk salah satu komoditi perikanan air tawar yang berkembang
sangat pesat setiap tahun dan banyak disukai oleh masyarakat karena rasa
dagingnya yang enak, gurih, serta mengandung protein yang cukup tinggi.
Ikan mas merupakan salah satu komoditas tertua yang sudah banyak
dibudidayakan oleh masyarakat. Perkembangan berbagai teknologi untuk
pembenihan dan pembesaran sudah dilakukan dan diterapkan baik secara
non intensif maupun intensif. Usaha dan kegiatan pembenihan Ikan Mas
yang baik akan menghasilkan bibit / benih ikan Mas yang berkualitas baik.
Benih ikan yang berkualitas baik akan menghasilkan ikan yang
memiliki pertumbuhan cepat dan tahan terhadap serangan penyakit.
Pengusaha dan penyedia benih ikan yang bermutu merupakan salah satu
produktivitas usaha budidaya ikan air tawar. Usaha pembenihan
merupakan ujung tombak keberhasilan usaha budidaya ikan air tawar.
Usaha pembenihan dapat Mensuplay benih terhadap usaha budidaya ikan
untuk setiap musim pemeliharaan. Pemilihan bibit ikan adalah salah satu
kegiatan untuk menjaga kelestarian ikan mas dan keberlangsungan
kegiatan berikutnya, mengingat perkembangan di alam mulai mengurang
akibat penangkapan yang berlebihan, maka dari itu perlu dilakukan
pelestarian atau budidaya. Pemilihan ikan mas dapat dilakukan dengan
tiga cara yaitu : pemilihan alami (natural spawning), pemilihan semi buatan
(induced spawning) dan pemilihan buatan (induced/artificial breeding).

B. Tujuan Praktikum
1. Agar Mahasiswa mengetahui cara pembuatan wadah/media pemijahan
dan pendederan benih ikan mas
2. Agar Mahasiswa mengetahui pemilihan induk ikan mas yang telah
mengalamai pematangan gonad
3. Agar mahasiswa mengetahui cara penyuntikan hormone pada induk
ikan mas
4. Agar Mahasiswa mengetahui cara pemijahan induk ikan mas
2

5. Agar Mahasiswa mengetahui kapan dan seperti apa penetasan telur


ikan mas
6. Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana cara pemeliharaan larva dan
pembuatan pakan Artemia
7. Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana cara pendederan pada benih
ikan mas
3

BAB II
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan mulai Jum’at 10 Maret 2023 s/d
Selasa, 28 Maret 2023. Berlokasi di Laboratorium Kolam
Percobaan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas
Mulawarman.

B. Prosedur Praktikum

ACARA I
Persiapan Wadah/Media Pemijahan, dan Pendederan Benih
Ikan Mas
1. Persiapan Wadah Pemijahan
Tahapan persiapan wadah & media pemijahan, antara lain:
 Siapkan 1 wadah pemijahan berupa bak semen/beton
dengan ukuran 2 x 1 x 0,5 m atau 1,5 x 1 x 0,7 m.
 Bersihkan bak semen/beton dengan air bersih,
kemudian keringkan.
 Isi bak dengan air bersih setinggi ± 40 cm, selanjutnya
beri aerasi.
2. Persiapan Media Substrat Pemijahan
Tahapan pembuatan substrat (kakaban), antara lain:
 Siapkan kayu reng dengan Panjang 1 m sebanyak 3
batang, dan tali tambang nylon dengan Panjang 50 cm
sebanyak 57 buah (19 potong tali untuk setiap batang
kayu reng).
 Lubangi kayu reng dengan bor listrik (mata bor
disesuaikan dengan diameter tali tambang nylon)
dengan jarak per 5 cm, sehingga terdapat 19 lubang
pada setiap kayu reng.
4

 Masukkan tali tambang nylon ke dalam setiap lubang,


kemudian masing-masing tali tambang nylon diurai per
helai seperti contoh pada gambar.
3. Persiapan Wadah Pendederan
Tahapan persiapan wadah pendederan, antara lain:
 Siapkan 1 wadah pendederan benih ikan berupa bak
semen/beton dengan ukuran 5 x 3 x 0,8 m
 Bersihkan bak semen/beton dengan air.
 Isi bak dengan tanah/lumpur setinggi ± 15 cm (atau
setinggi ± 3 cm)
 Lakukan penebaran kapur sebanyak 50-100 g/m2
secara merata pada permukaan tanah/lumpur.
 Selanjutnya lakukan penebaran pupuk kendang berupa
kotoran ayam yang telah kering sebanyak 200 – 500
g/m2 secara merata pada permukaan tanah/lumpur.
 Isi bak dengan air bersih atau air dari kolam yang
disaring pada saat pengisian bak setinggi ± 50 cm.

ACARA II
Seleksi Induk Ikan Mas
A. Induk Betina
 Berumur ≥ 1 tahun
 Bobot tubuh ≥ 1 kg
 Sirip dada relatif pendek, lunak, lemah, jari-jari
luar tipis, Lapisan dalam sirip dada licin
 Perut membesar ke arah anus & lunak
 Alat kelamin berwarna kemerahan
 Jika diurut ke arah ekor → keluar telur
 Gerakan lambat
B. Induk Jantan
 Berumur ≥ 10 bulan
 Bobot tubuh ≥ 0,75 kg
5

 Sirip dada relatif panjang, jari-jari luar tebal,


Lapisan sirip dada kasar
 Badan tampak langsing
 Gerakan lincah dan gesit
 Jika diurut ke arah ekor → cairan sperma
berwarna putih

ACARA III

Penyuntikan Hormon Pada Induk Ikan Mas

 Induk betina dan jantan yang digunakan 1 : 1


(berdasarkan bobot); 1 : 2 atau 1 : 3
(berdasarkan jumlah ikan)
 Dosis Ovaspec atau Ovaprim yang digunakan →
dosis tunggal 0,3 mL/kg BT (untuk betina); 0,2
mL/kg BT (untuk jantan)
Tahapan penyuntikan hormone pada induk ikan
mas:
a) Timbang masing-masing induk betina &
jantan ikan mas, kemudian catat berat
masing-masing induk tersebut (Wo)
b) Tentukan dosis hormone berdasarkan berat
tubuh induk betina & jantan kemudian catat
volume hormone pada masing-masing induk
tersebut, selanjutnya sambil hormone yang
sudah dihitung volumenya dengan
menggunakan spuit 1 mL atau 2,5 mL,
kemudian encerkan dengan larutan NaCl
fisiologis 0,9 % hingga 1 mL
c) Lakukan penyuntikan pada induk betina dan
jantan. Penyuntikan dilakukan secara
6

intramuscular (pada bagian dekat sirip


punggung) dengan sudut kemiringan ± 45 ̊

ACARA IV

Pemijahan Induk Ikan Mas

a) Induk jantan dan betina ikan mas yang telah disuntik


ditebar secara bersamaan. Beri penutup pada
bak,supaya induk tidak loncat. Penyutikan & penebaran
induk dapat dilakukan pada siang atau sore hari.
b) Pemijahan mulai berlangsung pada malam harinya
sampai dengan menjelang subuh,sekitar 10-12 jam
setelah penyuntikan
c) Jika memungkinkan lakukan pengamatan awal waktu
pemijahan induk betina dimulai 10 jam setelah
penyuntikan. Catat lama waktu awal ikan memijah
terhitung dari waktu penyuntikan hormon.
d) Pada pukul 07.00-08.00 lakukan segera pemindahan
induk betina dan jantan ikan mas dari bak ke keramba
tempat penampungan induk yang telah
disediakan,dengan tujuan untuk menghindari induk ikan
memakan telur yang telah dipijahkan.
e) Sebelum dipindahkan ke dalam bak
penampungan,terlebih dahulu induk betina
ditimbang,kemudian catat berat induk sebagai berat
akhir (Wt).

f) Hitung berat seluruh telur yang dipijahkan (We):


We = Wo-Wt
g) Hitung jumlah telur yang telah dipijahkan dengan cara :
 Ambil sampel (contoh) telur pada masing-
masing kelompok,kemudian timbang sampel
(contoh) telur tersebut dengan
7

menggunakan timbangan analitik,kemudian


catat berat telur sampel yang telah ditimbang
tersebut,sebagai jumlah telur sampel E.
Catat jumlah telur.
 Hitung jumlah seluruh telur yang dipijahkan
(F) pada masing-masing kelompok
Yaitu : F = (E/Wx) x We
 Catat jumlah seluruh telur.
h) Hitung Egg Somatic Index (ESI), dengan cara:
ESI = (We/Wo) x 100

ACARA V

Penetasan Telur Ikan Mas

 Lakukan penggantian air pada masing-


masing bak dengan cara membuka pipa
pembuangan pada bak sehingga air keluar
atau terbuang dari dalam bak hingga air
tersisa dalam bak dengan ketinggian air ± 5
cm. Kemudian isi kembali bak dengan air
bersih hingga mencapai ketinggian ± 30 cm.
 Setelah air terisi pada bak, beri larutan Red
Bluedox sebanyak 3 mL per bak.
 Substrat yang telah terisi telur diberi beban
batu/kayu agar substrat berada pada
keadaan tidak mengambang dan tidak
tenggelam
 Kolam/bak penetasan diberi aerasi untuk
mensuplai oksigen dalam air pada wadah
penetasan telur
 Amati waktu penetasan telur ikan mas. Telur
akan menetas selama 2 – 3 hari, tergantung
kondisi suhu air.
8

ACARA VI

Pemeliharaan Larva

 Selama pemeliharaan, larva ikan mas diberi pakan


disesuaikan dengan umur dari larva.
Tahapan pemberian pakan larva ikan mas:
 Umur 1 – 3 hari: memanfaatkan kuning telur
pada larva
 Umur 4 – 10 hari diberi pakan nauplii artemia
secara ad libitum (Selalu tersedia) 2 kali
sehari, yaitu pagi dan sore hari
 Umur 11 hari, larva dipindahkan ke bak
pendederan yang telah disiapkan
sebelumnya
 Metode penetasan kista Artemia, yaitu:
 Siapkan gallon air minum bekas volume 5 L
 Buat air laut buatan dengan mencampur
garam tidak beriodium sebanyak 30 g per
liter air tawar
 Isi gallon yang telah disiapakan pada rak
penetasan sebanyak 3 L air laut buatan,
selanjutnya beri aerasi
 Masukkan kista artemia kedalam gallon yang
telah berisi air laut buatan sebanyak 5 g per
wadah
 Artemia akan menetas selama 24 jam
 Lakukan pengecekan apakah artemia dalam
penetasan sudah menetas atau belum,
dengan cara mematikan aerasi. Sesaat
setelah aerasi diamtikan, jika secara kasat
mata keseluruhan nauplis sudah berenang
bebas maka pamanenan dapat dilakukan
dan aerasi tetap dimatikan
9

 Pemanenan dapat dilakukan dengan cara


menyipon pada bagian gallon yang terdapat
nauplis artemia
 Artemia yang keluar ditampung dengan
saringan & siap diberikan kepada larva
 Setelah pemanenan nauplis Artemia, aerasi
pada gallon penetasan dihidupkan kembali
10

BAB III

HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM

ACARA I
Persiapan Wadah/Media Pemijahan, dan Pendederan Benih Ikan Mas
A. Hasil
11

Proses Pemupukan

B. Pembahasan
Pada acara satu, kelompok kami sebagian mengambil tanah yang
dimana tanah tersebut dimasukkan kedalam kolam dengan tujuan
untuk penyesuain tempat dan sebagaian kelompok kami membuat
kakaban. Kakaban merupakan sebuah media didalam kolam
pemijahan berupa induk, yang dapat menjadi media meletaknya telur
ikan ketika proses pemijahan ikan. Setelah itu, sampai pada proses
pemupukan dan pengapuran dimana kelompok kami menaburkan
pupuk kedalam kolam. Prinsip pemupukan sendiri adalah untuk
menyuburkan air pada suatu kolam dan prinsip pengapuran adalah
untuk mematikan hama dan parasit.
12

ACARA II
Seleksi Induk Ikan Mas
A. Hasil

B. Pembahasan
Acara kedua merupakan acara seleksi induk pada ikan pada acara ini
hal pertama yang dilakukan adalah menangkap sebuah ikan pada kolam
dan ikan tersebut diseleksi atau di pilih tiga ekor jantan dan satu ekor betina
kemudian ikan-ikan tersebut ditimbang dengan tujuan mengetahui berat
ikan dan agar mengetahui seberapa banyak dosis diberikan pada ikan
tersebut.
13

ACARA III
Penyuntikan Hormon Pada Ikan Mas
A. Hasil

B. Pembahasan
Acara ketiga merupakan acara penyuntikan hormon pada ikan.
Dosis yang berikan pada ikan mas betina 0.3ml sedangkan jantan
0,2ml. cara penyutikan hormon pada ikan dengan cara menenangkan
ikan terlebih dahulu agar ikan tidak stres pada saat disuntuk kemudian
ikan disuntik pada bagian punggung ikan. Dosis yang digunakan pada
induk betina dan jantan 1 : 1 (berdasarkan bobot); 1 : 2 atau 1 : 3
(berdasarkan jumlah ikan). Dosis Ovaspec atau Ovaprim yang
digunakan › dosis tunggal 0,3 ml/kg. Dosis yang digunakan pada ikan
mas yang jantan adalah 0,2 ml/kg.
Tahapan penyuntikan hormon pada induk ikan mas:
a) Timbang masing-masing induk betina & jantan ikan mas, kemudian
catat berat masing-masing induk tersebut.
Berat ikan mas betina = 0.880 kg
Berat ikan mas jantan = 1.010 kg
b) Tentukan dosis hormon berdasarkan berat tubuh induk betina &
jantan kemudian catat volume hormon pada masing-masing induk
tersebut selanjutnya ambil hormon yang sudah dihitung volumenya
dengan menggunakan spuit 1 ml atau 2,5 ml:
Berat ikan betina : 0.880 kg x 0,3 = 2,64 ml (dosis untuk ikan mas
betina)
Berat ikan jantan : 1.010 kg x 0,2 = 2,02 ml (dosis untuk ikan mas
jantan)
14

Kemudian encerkan dengan larutan NaCl fisiologis 0,9% hingga 1 ml.


c) Lakukan penyuntikan pada induk betina dan jantan. Penyuntikan
dilakukan secara intramuscular (pada bagian dekat sirip punggung)
dengan sudut kemiringan ± 45°.
15

ACARA IV
Pemijahan Induk Ikan Mas

A. Hasil

B. Pembahasan
Acara keempat merupakan pemijahan induk. Pemijahan induk merupakan
proses untuk pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma pada jantan.
Proses pemijahan terjadi pada malam hari. Pada awalnya ikan jantan dan betina
dimasukkan kedalam kolam yang sudah disediakan dan kakaban yang sudah
dibuat dimasukkan pada sebuah kolam kemudian ditunggu sehari untuk proses
pemijahan ikan mas tersebut. Tujuan kakaban dimasukkan kedalam kolam
adalah agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan agar telur ikan dapat
dipindahkan dengan mudah.
16

Acara V
Penetasan Telur Ikan Mas

A. Hasil
17

B. Pembahasan
Acara kelima merupakan penetesan telur ikan mas setelah ditunggu
selama sehari pada umumnya telur ikan mas akan keluar kemudian
ditunggu selama dua hari untuk penetasan telur ikan tersebut. Penetasan
telur merupakan proses perkembangan embrio di dalam telur hingga
menetas, dengan tujuan untuk mendapatkan individu baru.

Berat betina: 0,880 kg (berat awal sebelum ikan mas betina bertelur)
0,825 kg (berat akhir sesudah ikan mas betina bertelur)
We = Wo – Wt
= 0,880 – 0,825 = 0,055 kg x 1.000
= 55 gr (berat telur yang dipijah)

Sampel pertama 0,04 = 32 butir


0,05 = 34 butir
0,20 = 133 butir
𝐸
F = (𝑊𝑥 ) × 𝑊𝑒
32
= = 800 x 55
0,04

= 44.000 butir (sampel pertama)

34
F = 0,05 = 680 x 55

= 37.400 butir (sampel kedua)

133
F = 0,20 = 665 x 55

= 36.575 butir (sampel ketiga)


18

ACARA VI
Pemeliharaan Larva
A. Hasil (Pembuatan pakan artemia)
19

B. Pembahasan
Acara keenam merupakan pemeliharan larva yang meliputi pemberian
pakan yakni artemia dengan air dan garam proses pembuatan pakan
adalah garam dilarutkan didalam air sebanyak 500 ml, dimasukkan artemia
sebanyak 10 gram kedalam sebuah wadah yang telah diberikan air garam
selanjutnya diaduk kemudian didiamkan selama 15 menit. Setelah itu
artemia dituang kedalam wadah galon dan diberi selang oksigen, artemia
tersebut didiamkan selama sehari setelah pakan didiamkan pakan
tersebut sudah dapat diberi pada larva.
20

ACARA VII
Pendederan Larva Ikan Mas

A. Hasil

B. Pembahasan
Pendederan merupakan kegiatan pemeliharaan larva atau benih
pada kolam sementara hingga mencapai ukuran tertentu. Tujuan
pendederan adalah agar larva atau benih mampu beradaptasi dengan
lingkungan. Hasil panen pendederan dapat digunakan untuk aktivitas
pembesaran. Praktek Kerja Lapang ini bertujuan untuk mempelajari
secara langsung teknik pendederan ikan mas, mengetahui faktor-faktor
apa saja yang berpengaruh dan hambatan/kendala yang terjadi pada
proses pendederan ikan mas. Dilaksanakan di Kolam Percobaan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman
Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 28 Maret 2023.
Dalam kegiatan pendederan ini larva telah mencapai ukuran benih
kemudian akan dilakukan pemanenan untuk dipindahkan ke tempat
pemeliharaan selanjutnya. Panen dilakukan dengan cara mengurangi
21

volume air dalam akuarium pemeliharaan sebanyak 50%.


Pengurangan air ini dilakukan dengan cara penyiponan. Kemudian
benih ikan diambil dengan serok dan ditampung dalam baskom yang
berisi air tandon. Tujuannya agar benih tersebut tidak kaget sehingga
stress karena perbedaan suhu air.
Selama pemeliharaan benih yang akan segera dipanen kolam
sebagai media pemeliharaan harus dikelola agar kualitasnya tetap
baik. Air media pemeliharaan akan kotor dengan adanya aktivitas ikan
dan pemberian pakan. Hal ini dapat dilihat dengan semakin keruhnya
air dan terdapat kotoran yang mengendap di dasar akuarium. Air yang
kotor dapat menimbulkan masalah seperti peningkatan kandunga
racun yang berbahaya bagi ikan. Kotoran berupa feses ikan dan sisa
pakan yang mati akan mengurai dalam air dan menghasilkan racun.
Selama pemeliharaan ikan perlu dilakukan pengecekan kesehatan
ikan setiap pagi hari. Hal ini bertujuan agar penyakit dapat segera
diketahui dan dicegah penyebarannya. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah mengamati bagian ekor ikan apakah terdapat bintik-
bintik putih,lalu mengamati warna tubuh ikan apakah berubah menjadi
suram,mengamati gerakan renang ikan dan melihat respons ikan
terhadap pakan.
22

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa budidaya
ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan
memanjang pipih kesamping dan lunak. Budidaya ikan mas telah
berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air
deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan
umum.Keberadaan Ikan Mas menjadikan Indonesia memiliki
sumber daya lestari terpendam yang khas dan diharapkan dapat
memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan dan
taraf hidup masyarakat. Dengan adanya kegiatan percobaan
budidaya ini dapat diharapkan lebih mengetahui wadah pembibitan,
pemilihan benih, persediaan benih, dan pola pemberian pakan,dan
bagaimana cara memelihara benih dengan baik dan benar. Manfaat
budidaya ikan konsumsi tidak hanya baik untuk kesehatan, tetapi
juga bernilai investasi.

B. Saran
Kurangnya minat masyarakat dalam membudidaya ikan sehingga
kita perlu berperan aktif dalam situasi saat ini yang menyebabkan
banyak importir luar yang memanfaatkan ini sebagai kesempatan
mereka padahal sumber daya laut Indonesia jauh lebih banyak dan
beragam dibanding negara lain namun tidak ada yang bisa
memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.
23

DAFTAR PUSTAKA

Limbong. T, Limbong. R. 2018. Jurnal Teknik Informatika Kaputama


(JTIK).Implementasi Metode Simple Additive Weighthing Dalam
Pemilihan Bibit Untuk Budidaya Ikan Mas).Vol. 2.

Mustamin. M, Wahidah, Dahlia. 2018. Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin


Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT). Teknik Pemijahan Ikan Mas
Di Balai Benih Ikan Mas (BBI) Pangkajene Kabupaten Sidenreng
Rappang Sulawesi Selatan.

Anda mungkin juga menyukai