Radjawali D.H.H Xii - Ipa-3 Bab 2
Radjawali D.H.H Xii - Ipa-3 Bab 2
Dalam Bahasa Jawa, kata pocung berasal dari kata "pocong" yang
merupakan fase manusia mengalami kematian usai jasad mengalami proses
dimandikan. Selanjutnya, jasad dibungkus menggunakan kain kafan yang
disebut dengan dipocong, lalu dikuburkan.
Pocung adalah tembang macapat yang mendeskripsikan tentang
perjalanan hidup manusia paling akhir di dunia. Tembang pocung mempunyai
filosofi tentang suatu ritual saat melepaskan kepergian seseorang yang telah
meninggalkan jasadnya.
Tembang pocung seakan mengingatkan bahwa manusia telah
berpulang ke pangkuan Tuhan dan akan mempertanggungjawabkan segala
perbuatannya semasa di dunia.
2
2.3 Ciri-ciri Tembang Macapat Pocung
a. Guru gatra adalah banyaknya baris (gatra) dalam satu bait (pada), Tembang
Pocung Memiliki Guru Gatra : 4 baris setiap bait.
b. Gurung wilangan adalah jumlah suku kata (wanda) dalam satu baris.
Sedangkan guru lagu adalah bunyi vokal pada suku kata terakhir di setiap
barisnya, Tembang Pocung Memiliki Guru Wilangan : 12, 6, 8, 12.
c. Bunyi Guru lagu pada akhir gatra antara lain : u ,a ,i ,a.