Anda di halaman 1dari 6

Nama: Khairunisak

Kelas : 3A
NIM : 857917122 TUGAS TUTORIAL II

Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia di SD


Kode / Smt : PDGK 4204 / 3
Hari, tanggal : Sabtu, 7 November 2020
Tutor : Drs. Singgih Sudarmanta, M.Pd

1. Seandainya saya adalah guru kelas V atau VI dan bermaksud memadukan antara aspek
keterampilan bahasa dan aspek sastra, maka pengembangan yang saya lakukan dalam
pembelajaran yaitu:
Yang pertama kali harus saya lakukan adalah melihat kompetensi dasar apa yang harus dikuasai
siswa kelas V dan VI dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Misalnya kompetensi dasarnya
adalah “Membaca cerita rakyat”, kemudian saya perhatikan indikatornya. Dari indikator pertama
secara implisit terdapat aspek mendengarkan (siswa tidak dapat menjawab pertanyaan jika tidak
mendengarkan), di samping itu ada aspek sastra (karena yang didengarkan adalah cerita rakyat).
Kemudian, kalau kita perhatikan indicator kedua, “menjelaskan amanat yang terkandung dalam
cerita rakyat” secara implisist terkandung kegiatan apresiasi sastra, dan kalau “menjelaskan”
diungkapkan secara tertulis maka terdapat aspek “menulis”, jika dilanjutkan dengan dilisankan
maka terdapat aspek” berbicara”.

2. Prinsip penyusunan buku teks menurut Tarigan dan Mickey yaitu:


a. Menurut Tarigan
Dalam penyusunan buku teks digunakan dua patokan.
a) Patokan pertama yang bersifat umum yang berlaku bagi setiap buku teks. Patokan umum
biasanya bersumber dari kurikulum.
b) Patokan kedua bersifat khusus yang berlaku bagi buku teks tertentu saja, misalnya buku
teks matematika, biologi, dan bahasa Indonesia. Patokan khusus bersumber dari
karakteristik setiap mata pelajaran.
b. Menurut Mickey
a) Seleksi
Dalam seleksi ini yang perlu dipertimbangkan adalah hal-hal seperti berikut ini:
1. Tujuan pengajaran bahasa, level bahasa yang diajarkan, dan jumlah waktu belajar.
2. Tipe bahasa yang akan diajarkan yang meliputi dialek, register, style, dan media.
3. Jumlah materi yang akan disajikan.
4. Pilihan butir-butir yang akan diajarkan yang mencakup fonetik, tata bahasa,
kosakata, dan makna kata.
5. Kriteria yang dipakai melandasi pilihan.
b) Gradasi bahan pelajaran
Gradasi bahan pelajaran mempersoalkan tatanan yang dipandang paling baik untuk
menyajikan bahan pelajaran yang telah dipilih atau diseleksi. Gradasi ini tampak seperti
berikut ini:
1. Pengelompokan yang mencakup (1) pengelompokan yang berdasarkan system, yaitu
pengelompokan fonetis, gramatikal, leksikal dan (2) pengelompokan bunyi-bunyi
bahasa menjadi kata, kata menjadi frasa, frasa menjadi kalimat, kalimat menjadi
konteks.
2. Pengururtan atau sekuensi yang juga mencakup sekuensi berdasarkan system di satu
pihak yang berdasarkan struktur di pihak lain.
c) Presentasi bahan
Presentasi bahan mempersoalkan pengomunikasian bahan kepada siswa. Presentasi
bahan pelajaran tampak pada uraian berikut:
1. Penahapan bahan pelajaran, baik jumlah maupun satuan-satuannya.
2. Pendemonstrasian bahan pelajaran yang mungkin secara lisan ataukah secara tertulis.
3. Prosedur yang ditempuh dalam dalam menyajikan isi pelajaran yang terdiri dari
ragam-ragam prosedur, yaitu eksplanasi, translasi, otentik atau peragaan, gambar,
dan konteks.
d) Repetisi
Repetisi bahan pelajaran mempersoalkan hal-hal yang patut dilakukan guru di dalam
kelas, menyajikan bahan pelajaran yang telah tertata dalam buku pelajaran. Repetisi ini
menyangkut perilaku guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar, yaitu perilaku yang
berhubungan dengan pembinaan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis atau mengaran
Yang harus saya lakukan jika menerima tugas menelaah buku teks tersebut yaitu:
1. Kesesuaian Materi
Kesesuaian materi yang terdapat dalam buku teks pelajaran berstandar yang akan dipilih
melalui rapat pendidik (rapat guru) dapat dilakukan dengan menggunakan pertimbangan hal-
hal sebagai berikut:
a) Tujuan pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik serta visi dan misi sekolah;
b) Materi yang dikembangkan memiliki kekuatan bagi proses pembelajaran;
c) Materi memiliki kesejalanan dengan konsep ilmu pendidikan;
d) Materi akurat, mutakhir, dan sesuai dengan konteks dan kemampuan berpikir peserta
didik;
e) Materi dibahas secara mendalam sesuai dengan keperluan pembelajaran;
2. Penyajian Materi
Penyajian buku teks merupakan aspek penting untuk dipertimbangkan oleh pendidik
dalam memilih buku teks pelajaran berstandar nasional. Aspek-aspek yang perlu mendapat
pertimbangan adalah:
a) Penyajian peta konsep dan tujuan belajar mudah dipahami oleh peserta didik
b) Urutan materi dan hubungan antar-materi disajikan sistematis dan logis
c) Penyajian materi dan ilustrasi/gambar memotivasi peserta didik untuk belajar
d) Materi disajikan mendorong umpan balik dan refleksi diri peserta didik
e) Anatomi buku disajikan dengan model yang mudah dipahami peserta didik
3. Bahasa, Keterbacaan, dan Grafika
Aspek lain yang sangat penting bagi buku teks adalah bahasa yang digunakan. Selain itu
aspek keterbacaan (readability) sangat menentukan keterpahaman dan kemenarikan buku
teks. Aspek lainnya adalah grafika yang turut pula menentukan kualitas suatu buku teks.
Oleh karena itu, dalam memilih buku perlu mempertimbangkan aspek-aspek berikut:
a) Ketepatan dalam menggunakan pilihan kata dan gaya bahasa
b) Kalimat yang digunakan pada umumnya mudah dipahami
c) Paragraf yang disajikan tidak membingungkan
d) Memiliki keterbacaan yang sesuai dengan usia baca dari peserta didik
e) Penggunaan tata letak dan tipografi buku dapat meningkatkan pemahaman peserta didik.
4. Latihan dan Soal
Salah satu ciri yang membedakan buku teks dengan jenis buku lain adalah ketersediaan
latihan dan soal. Oleh karena itu dalam memilih buku teks perlu mempertimbangkan aspek
ini. Adapun hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan adalah:
a) Latihan dan soal yang dikembangkan berkualitas dan fungsional
b) Latihan-latihan sesuai dengan kompetensi dasar yang dibelajarkan
c) Soal yang digunakan mengukur kemampuan peserta didik secara komprehensif.
5. Aksesibilitas Terhadap Buku Teks
Aspek lain yang juga sangat penting dalam memilih buku teks adalah aksesibilitas terhadap
buku teks tersebut. Sekalipun aspek-aspek lain telah mendapat pertimbangan, jika aspek ini
terabaikan tentu saja masih sangat sulit memiliki buku teks yang telah terpilih itu. Oleh
karena itu, dalam memilih buku teks pelajaran perlu mendapat pertimbangan hal-hal berikut:
a) Buku teks tersebut mudah diperoleh
b) Harga buku teks terjangkau oleh ketersediaan anggaran atau peserta didik

3. Hakikat pembelajaran membaca dan menulis di kelas rendah:


Pembelajaran membaca dan menulis di kelas rendah atau membaca menulis permulaan (MMP)
adalah kemampuan membaca dan menulis yang lebih diorientasikan pada kemampuan membaca
dan menulis tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf dan kemampuan menulis mekanik.
Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar bagi pemerolehan bidang-bidang ilmu
lainnya di sekolah. Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju
pemilikan kemampuan tingkat lanjut.
Perbedaan hakikat pembelajaran membaca dan menulis di kelas rendah dengan hakikat
pembelajaran membaca dan menulis di kelas tinggi:
Pembelajaran membaca dan menulis di kelas rendah diorientasikan pada kemampuan melek
huruf dan kemampuan menulis mekanik sedangkan pembelajaran membaca dikelas tinggi
diorientasikan kepada kemampuan melek wacana (kemampuan membaca yang seutuhnya) yakni
kemampuan mengubah lambing-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai
pemahaman akan lambing-lambang tersebut.

4. Saya akan mengajarkan bahasa Indonesia fokus membaca dengan kompetensi dasar
membacakan teks percakapan. Maka materi, metode, teknik dan langkah pembelajaran
sebagai berikut:
a. Materi
Menemukan gagasan utama dalam teks bacaan.
b. Metode
Direct mehod
c. Teknik
a) Ceramah
b) Diskusi
c) Tanya jawab
d) penugasan
d. Langkah pembelajaran
a) Pendahuluan
- Guru menyiapkan siswa secara fisik maupun psikis agar siap mengikuti
pembelajaran.
- Guru menanyakan kehadiran siswa.
- Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat,dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
b) Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan pengertian membaca cepat
- Guru memberikan apa saja manfaat dari membaca cepat
- Guru menjelaskan kepada siswa teknik membaca cepat 75 kata/menit
- Guru menjelaskan kepada siswa menghitung dengan rumus membaca cepat
- Siswa di bagi menjadi 4 kelompok masing-masing terdiri dari 4 orang siswa
- Dengan bimbingan guru didalam kelompok tersebut siswa mempraktikkan teknik
membaca cepat yang telah di ajarkan
- Guru menyeting waktu yang diberikan kepada para siswa untuk membaca yaitu
selama satu menit
- Setelah waktu terseting guru mempersilahkan siswa untuk memulai membaca
- Setelah waktu selesai aktifitas membaca siswa dihentikan
- Masing masing siswa menandai kata terakhir yang telah dibaca
- Setiap siswa menukar teks bacaan yang telah di tandai kepada siswa lain dalam
kelompoknya
- Siswa menghitung dengan rumus membaca cepat hasil bacaan temannya
- Hasil tersebut kemudian dikumpulkan ke pada guru
- Dalam kelompok tersebut kemudian siswa diminta untuk menentukan gagasan yang
terdapat dalam teks bacaan yang telah dibaca
c) Penutup
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan

5. Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai fokus, tujuan,
dan manfaat:
a. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai fokus
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3
komponen, yaitu, (1) kebahasaan, (2) kemampuan berbahasa, (3) kesastraan. Kompetensi
kebahasaan terdiri atas 2 aspek, yaitu (a) struktur kebahasaan yang meliputi fonologi,
formologi, sintaksis, semantic, kewacanaan, dan (b) kosakata. Kemampuan berbahasa terdiri
atas 4 aspek, yaitu (a) kemampuan mendengarkan/ menyimak, (b) kemampuan membaca
(kedua kemampuan ini bersifat reseptif), (c) kemampuan berbicara, dan (d) kemampuan
menulis (kedua kemampuan bersifat produktif). Dalam praktik komunikasi yang nyata
keempat ketrampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan dari
keempatnya.
Disamping difokuskan pada ketrampilan berbahasa, pembelajaran bahasa Indonesia
dapat pula difokuskan pada sastra. Dalam kurikulum 2004 pembelajaran sastra tidak berdiri
sendiri, tetapi diintegrasikan atau dipadukan dengan kompetensi dasar yang lain, yaitu
ketrampilan berbahasa dan kebahasaan. Misalnya, annda dapat melihat kurikulum 2004 yang
berhubungan dengan pembelajaran sastra di SD kelas rendah adalah (1) mendengarkan
dongeng, (2) mendeklamasikan puisi atau syair lagu dan memerankan tokoh dongeng dalam
pembelajaran berbicara, (3) membaca penggalan cerita dan lain- lain, sedangkan untuk SD
kelas tinggi, misalnya (1) mendengarkan pembacaan teks drama, (2) memerankan drama
pendek tanpa teks, (3) membaca cerita rakyat, (4) mengubah puisi ke dalam bentuk prosa, dll
yang dapat Anda lihat pada Kurikulum 2004. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus
sastra berarti dalam langkah- langkah pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar di
fokuskan untuk mengapresiasi satra apa lewat pembacaan puisi, mendengarkan cerita rakyat
atau yang lainnya. Ada pun puisi yang dipakai sebagai bahan pembelajaran disesuaikan
dengan tingkat kelas siswa
b. Tujuan dan manfaat
Tujuan dan manfaat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai fokus tersebut adalah
agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan, misalnya yang di
tekankan adalah kompetensi dasar mendengarkan maka porsi untuk pembelajaran
mendengarkan lebih banyak dari pada ketrampilan yang lain jika pembelajarannya
ditekankan atau di fokuskan pada sastra maka tujuannya adalah meningkatkan siswa dalam
mengapresiasi sastra. Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan
berbagai fokus ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan
pembelajaran di kelas

Contoh/ilustrasi pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai fokus tersebut dalam


praktik pembelajaran:
Rahma : “Na, apakah kamu sudah mengerjakan PR ?”
( kegiatan berbicara )
Nana : “Sudah, mengapa ?”
( kegiatan mendengarkan dilanjutkan dengan kegiatan berbicara )
Nana : “Coba saya lihat, akan saya cocokkan dengan PR saya !”
( kegiatan berbicara )
Rahma : “Ini !”
(kegiatan berbicara )
Nana : “Membaca puisi dan prosa itu sama tidak sih?”
(sastra)
Rahma : “Tidak sama Na, lebih sulit membaca puisi.”(lalu Rahma mencontohkan membaca
puisi dan prosa)
(sastra)
Nana : “Wah, PR-ku ada yang salah, kalau begitu saya ganti”
( melihat PR Rahma, kegiatan membaca dilanjutkan dengan menulis ).

Dari ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam berkomunikasi, empat keterampilan
berbahasa itu tidak dapat dipisah-pisahkan. Tidak mungkin terjadi kegiatan kegiatan berbicara
tanpa ada yang mendengarkan. Jika ada kegiatan berbicara tanpa ada yang mendengarkan tidak
akan terjadi peristiwa berkomunikasi ( kecuali dengan diri si pembicara sendiri ). Untuk sastra
sendiri kegiatan pembelajarannya tidak bisa berdiri sendiri. Pasti ada integrase dengan
pembelajararan dengan fokus keterampilan berbahasa.

Anda mungkin juga menyukai