Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SENI BUDAYA

“ SENI PERAN ”

D
I
S
U
S
U
N

OLEH : KELOMPOK 2
1. Delvita Sari
2. Daniel Claudius
3. Putri Martina
4. Ambrosius
5. Sanju Sinaga

SMA N 5 PINGGIR
T.P. 2022/2023
TEKNIK DASAR SENI PERAN
Olah Rasa
Olah rasa adalah suatu proses latihan yang
menempatkan perasaan sebagai objek utama
dari pengelohan / latihan.
Latihan dilakukan untuk menggali “potensi dalam”
agar dapat diatur dan dikendalikan sesuai dengan kebutuhan
emoji peran.
Fungsi latihan Oleh rasa disisi lain akan mampu
membangun kejujuran rohani dan pembebasan
rohani dari hal-hal yang mengikat dan membatasi. Selanjutnya pembebasan tersebut
diharapkan membantu sikap perasaan untuk melahirkan ide-ide/ ilham dan kreativitas seni
peran.
Olah Rasa juga memiliki warna yang akan menggambarkan suasana hati dalam bermain peran
yaitu :
 Warna merah suasana hati nya adalah marah
 Warna abu-abu suasana hati nya adalah takut
 Warna kuning suasana hati nya adalah senyum
 Warna ungu suasana hati nya adalah tertawa
 Warna hitam suasana hati nya menangis
 Warna hijau suasana hatinya sedih

Olah rasa juga memiliki Teknik sebagai berikut :


a. Teknik konsentrasi
Konsentrasi merupakan “gerbang” yang sangat menentukan kelangsungan mengatur
dan mengendalikan fenomena psikologis seorang aktor dalam menguasai peran.
Pada dasarnya ajaran konsentrasi merupakan ajaran tentang penguasaan/atau
pengendalian diri atau pemusatan pikiran serta rohani kita terhadap apa yang akan dan
sedang kita lakukan dalam waktu yang kita perlukan.
Unsur-unsur penting fenomena psikologis dalam sentuhan konsentrasi antara
lain. Pembebasan dari pengendalian diri, kejujuran dan kepasrahan hati, kepekaan
rasa, kesiapan dan kekuatan mental, pemusatan pikiran dan perhatian.
Latihan dapat dilakukan dengan cara:
 Latihan mengosongkan pikiran
 Pemusatan pikiran pada suatu objek, misalnya lilin yang menyala, bunga,
kursi, warna, bunyi, suara, kucing, harimau, dan seterusnya.
 Pemusatan pikiran pada peristiwa tertentu secara khayal.

b. Pengindraan
Kemampuan peralatan tubuh dalam merespon atau bereaksi terhadap berbagai hal
terutama yang berhubungan dengan sifat-sifat, yaitu sebagai berikut :
 Mata berfungsi untuk “Menangkap” dan “Bereaksi” terhadap objek-objek
penglihatan (visual)
 Hidung berfungsi untuk “Menangkap” dan “Bereaksi” terhadap objek-objek
aroma (penciuman)
 Telinga berfungsi untuk “Menangkap” dan “Bereaksi” terhadap objek-objek
suara/bunyi (pendengaran)
 Lidah berfungsi untuk “Menangkap” dan “Bereaksi” terhadap rasa (taste)
manis, asin, pahit, masam (pengecapan)
 Tubuh berfungsi untuk “Menangkap” dan “Bereaksi” terhadap sentuhan /
rabaan.
Seluruh kemampuan panca indra yang berkaitan dengan olah rasa senantiasa ditujukan untuk
membangun kepekaan rasa yang nantinya hadir sebagai rangsangan emosi dalam teknik seni
peran.
c. Kepekaan Rasa
Kepekaan rasa diawali tahapan konsentrasi, meditasi, dan pengindraan, maka
diharapkan kamu memiliki suatu kepekaan sukma atau rasa atau penghayatan batin,
yang mampu menghadirkan keterampilan mengatur/mengendalikan permainan emosi
kapan saja bila diperlukan.
Rasa/sukma adalah kekuatan dimana aktor akan menampilkan kepada
penonton melalui media-media : mime/ mimik (air muka), gestur (gerak gerik tubuh),
emosi suara (dialog), laku dramatic dan karakter perwatakan.
Media-media diatas secara langsung atau tidak langsung mutlak dapat
dihadirkan karena ada dorongan perasaan yang melatar belakangi nya. Dorongan
perasaan tersebut diantara nya melalui latihan kepekaan emosi : rasa sedih, rasa takut,
rasa gembira, rasa benci.
d. Imajinasi
Imajinasi adalah kemampuan dalam menciptakan daya khayal sebagai hasil kepekaan
ingatan emosi dari kehidupan sehari- hari, perumpamaan (metaforik) terhadap
binatang, tumbuhan, unsur alam atau hasil sebuah perenungan mendalam yang mampu
menghadirkan hayalan positif.
Latihan dapat dilakukan dengan bimbingan :
 Berimajinasi melakukan kegiatan keseharian seperti : bertemu orang (jabat
tangan-memeluk), orang berpisah jauh (melambaikan tangan), orang
berpapasan (senyum-memungkukkan badan nnya)
 Berimajinasi dengan berbuat seolah-olah menirukan gerakan atau jalan
manusia, binatang : orang lumpuh, orang pincng, orang tua, anak muda, bayi,
harimau, kucing, kangguru, bangau, kera.
 Berimajinasi dengan anadai aku menjadi (metaforik) : angin, air, suara, benda
tertentu, matahari, bulan, bintang, pohon, burung.

Ruang
Ruang adalah tempat bermain peran (akting) dengan lingkup peralatan dan set
dekorasi yang dihadirkan diatas pentas. Tempat bermain peran dapat dilakukan di lapangan,
kelas atau khusus diciptakan di atas panggung.
Teknik didalam mengisi dan menghidupkan ruang bagi pemain adalah :
a. Blocking
Blocking berhubungan dengan latihan-latihan untuk mendukung elemen artistik,
dimana pemain harus memiliki kepekaan ruang yang artinya para calon aktor harus
dilatih bagaimana memposisikan dirinya pada wilayah pentas.
Untuk pembagian wilayah sebagai berikut :
1. KaDP = Kanan Depan Pentas
2. DTP = Depan Tengah Pentas
3. KiDP = Kiri Depan Pentas
4. KiTP = Kiri Tengah Pentas
5. Centre = Pusat Pentas
6. KaTP = Kanan Tengah Pentas
7. KaBP = Kanan Belakang Pentas
8. BTP = Belakang Tengah Pentas
9. KiBP = Kiri Belakang Pentas
b. Movement
Yang artinya bergerak, pergerakan, atau berpindahan tempat. Kata moving
dikenal juga dengan movement yakni pergerakan atau pindah tempat yang dilakukan
oleh pemain di atas pentas.
Movement dapat dilakukan dengan cara :
1. Lurus horizontal
2. Lurus vertikal

3. Lurus diagonal

4. Melingkar

5. Zigzag

c. Businees
Businees atau bisnis adalah usaha yang dilakukan pemain dalam membunuh
dari rasa membosankan atau kejenuhan atau kekakuan dalam berbuat sesuatu dalam
mengisi luang atau kekosongan waktu yang ada. Contoh businees dalam bermain
peran sangat bergantung pada peran yang dibawakan dengan daya dukung handprop
apa yang memungkinkan, seperti : memainkan topi, memainkan tongkat, memainkan
dasi, memainkan alat musik, memakai dan membuka sepatu, baju, dan kaos kaki.
d. Leveling
Leveling dari asal kata tingkatan atau undak-undak oleh karena itu dalam
konteks seni peran (teater) levening merupakan pengaturan tinggi rendah pemain, baik
personal maupun grouping selalu dilakukan bahwa pemain yang berada di belakang
pemain lain hendaknya memiliki kesadaran harus lebih tinggi dan pemain yang berada
di depannya memberikan level lebih rendah agar keduanya tampak menguntungkan
untuk terlihat oleh penonton.

Kesimpulan : Dalam seni peran kita harus banyak melakukan latihan agar dapat mengambil
peran yang sempurna atau menjiwai peran. Ada banyak teknik yang harus kita kuasai dalam
seni peran yaitu konsentrasi, penginderaan, kepekaan rasa,imajinasi,blocking,dan movement.
Semua itu harus dapat kita pegang dan menjadi objek utama dalam latihan.

Anda mungkin juga menyukai