Anda di halaman 1dari 4

RESUME CERAMAH MENGENAL ALLAH SWT.

DENGAN
AYAT AYAT KAUNIYAH
Resume Ini Disusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Islam
dan Ilmu Pengetahuan
Dosen Pengampu: Dr. Hasani Ahmad Said, M.A.

Disusun oleh:
Aulia Keiko Nazha (11220820000094)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
Judul Ceramah: Mengenal Allah SWT. dengan Ayat-ayat Kauniyah
Penceramah: Dr. Hasani Ahmad Said, M.A.
Publikasi: https://youtu.be/p3f7Z_ND-IM?si=9jJ3xHgZqeZ9M1vh

Ceramah ini bertemakan tentang mengenal Allah melalui ayat-ayat


kauniyah (tanda-tanda kebesaran Allah swt yang berupa keadaan alam semesta).
Para ahli tasawuf mengajarkan kepada kita bahwa puncak tertinggi dari ajaran
tasawuf adalah ma'rifatullah (mengenal Allah SWT). Bagaimana mungkin kita
sebagai hamba-hamba Allah yang baik, yang amal-amalnya akan diterima oleh
Allah, sementara kita belum mengenal Allah SWT. Kita akan mengenal Allah
SWT. melalui ayat-ayat kauniyah di antaranya QS. Ali Imran ayat 190 dan QS.
Al-An’am.
Pada surat Ali Imran ayat 190 Allah berfirman yang artinya
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.”
Asbabun nuzul ayat ini diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah ra. “Pada waktu salat,
Rasulullah SAW menangis sampai air mata beliau membasahi kainnya karena
merenungkan ayat Al-Qur'an yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji
Allah SWT dan kembali menangis tersedu-sedu. Rasulullah SAW kemudian
mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya
membasahi tanah. Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi SAW
menangis, ia bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis,
padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun
yang akan datang?’ Nabi menjawab, ‘Apakah saya ini bukan seorang hamba yang
pantas dan layak bersyukur kepada Allah? Dan bagaimana saya tidak menangis?
Pada malam ini Allah telah menurunkan ayat kepadaku."
Kita tidak ada jaminan masuk surganya Allah SWT. tetapi ibadahnya bisa
jadi jauh kurang seperti Baginda Rasulullah SAW. Sedangkan Baginda Rasul
yang dijamin masuk surga tetapi ibadahnya jauh melampaui dari kita tidak pernah
meninggalkan tahajud dan dzikir di setiap harinya. Jadi bentuk rasa syukur kita
kepada Allah dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada pada diri kita
(kesehatan, jabatan, kedudukan, harta) dan dipakai untuk kepentingan ibadah
kepada Allah SAW.
Pada surah al-an'am ayat 79, nabi Allah Ibrahim mengungkapkan atas
kebesaran Allah SWT. “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb
yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar,
dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”
Kemudian pada ayat 162, “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” Nabi Ibrahim yang bergelar
Khalilullah, Abu al-millah, Abul Anbiya, masih mencari Allah dalam rangka
Ma'rifatullah.
Kisah pencarian Tuhan oleh Nabi Ibrahim ini tertulis dalam Al Quran surat
Al-An'am ayat 76-78. Kisah pencarian dimulai ketika Nabi Ibrahim berjalan di
malam hari dan melihat bintang yang bercahaya. Nabi Ibrahim sempat mengira
bahwa bintang adalah Tuhannya, tetapi kekagumannya sirna saat bintang yang
dilihatnya hilang. Nabi Ibrahim juga sempat berpikir bahwa bulan adalah
Tuhannya, tetapi bulan juga menghilang pada pagi hari. Setelah itu, Nabi Ibrahim
melihat matahari terbit dan berpikir bahwa matahari adalah Tuhan, karena
ukurannya jauh lebih besar dari bintang dan bulan. Namun, ketika matahari
terbenam Nabi Ibrahim kembali tersadar bahwa itu bukan Tuhan, karena Tuhan
tidak akan pernah hilang. Sekelas Nabi Ibrahim, Khalilullah, Abul Anbiya, pun
memikirkan akan nasib dirinya mencari Tuhan dalam rangka Ma'rifatullah.
Maka dalam rangka ma’rifatullah kita tidak cukup hanya membaca
Al-quran tanpa memaknainya, kita juga harus membaca ayat-ayat kauniyah. Siapa
yang mengenal diri kita, siapa kita, diciptakan oleh siapa, akan kembali ke mana,
maka dengan mengenal itu pasti kita akan mengenal Allah SWT. Sebagaimana
dalam QS. Ali Imran ayat 191, “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka." Allah
tidak menciptakan semuanya dengan sia-sia tanpa memiliki hikmah, tujuan, dan
manfaat. Selain itu, manusia diberikan anugerah berupa akal agar digunakan
sebaik-baiknya, termasuk untuk bertafakur atau mengingat Allah melalui segala
ciptaan-Nya. Dengan itu kalau kita sudah mengenal Allah SWT. melalui Alquran,
melalui ayat-ayat kauniyah, kita akan semakin dekat kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai