Anda di halaman 1dari 4

Nama : Noor Wasili Hasanah

Tugas : Hukum Bisnis Islam

1. Jelaskan perbedaan sumber hukum metode Ijtihad dengan sumber hukum bisnis Islam

lainnya!

Perbedaaan metode ijtihad dengan dengan sumber hukum bisnis islam lainnya. Kalau

metode ijtihad menggunakan penetapan hukum islam berdasarkan kesepakatan para mujtahid,

khususnya hal-hal yang tidak ditetapkan hukumnya secara sharih (jelas) di dalam Al-Qur’an dan

As-Sunnah. Dalil adalah petunjuk yang akan menyampaikan kepada sumber hukum Islam

(mashadir), yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sedangkan sumber hukum bisnis lainnya adalah

berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bisnis syariah, peraturan

presiden, peraturan menteri, peraturan Bank Indonesia, peraturan OJK, dan peraturan lembaga

resmi pemerintah lainnya. Termasuk yang menjadi sumber dalam hukum bisnis Islam adalah

fatwa DSN-MUI, ia menjadi standar bagi pelaksanaan bisnis Islam di Indonesia. Pembahasan

lebih detail akan dibahas dalam modul-modul berikutnya yang membahas lembaga keuangan

bank dan non-bank.

2. Jelaskan bagaimana karakteristik hukum bisnis Islam yang membedakannya dengan

hukum bisnis lainnya?

Karakter inilah yang membedakan antara hukum bisnis Islam dengan sistem hukum bisnis

lainnya, ia menjadi pedoman dalam pelaksanaan bisnis sekaligus menjadi ancaman bagi orang-

orang yang melanggarnya. Hukuman yang didapat bagi yang melanggar dalam bentuk hukum

yang jelas ada di Al-Qur’an dan As-Sunnah demikian juga ancaman hukuman di akhirat telah

jelas dalam Islam. Misalnya, seorang yang memakan riba atau berjudi maka balasannya di
akhirat adalah azab yang pedih. Sementara di dunia dihukum dengan ta’zir, yaitu hukuman yang

ditetapkan oleh hakim dalam Islam yang didasarkan pada nilai-nilai dasar Islam. Merujuk pada

karakteristik hukum bisnis Islam maka dapat dipahami bahwa dimensi hukum Islam dalam

bidang bisnis memiliki karakteristik yang khas yang tidak ada pada sistem hukum bisnis lainnya.

Karakter khas tersebut adalah bahwa hukum bisnis Islam bukan hanya bicara tentang

seperangkat peraturan yang memberikan keadilan di dunia saja, melainkan ia juga menjadi jalan

keselamatan bagi umat Islam di akhirat sana.

3. Salah satu prinsip hukum bisnis Islam adalah berkeadilan. Jelaskan prinsip berkeadilan

dalam hukum bisnis islam

Adapun prinsip-prinsip utama yang harus dikandung dalam setiap kegiatan bisnis Islam

dapat dijabarkan seperti prinsip keadilan, yaitu prinsip yang harus meliputi segala aspek

kehidupan dan merupakan prinsip yang terpenting, hal ini sebagaimana firman Allah SWT yang

memerintahkan untuk berbuat adil diantara sesama manusia yaitu sebagaimana yang telah diatur

dalam Q.S. An-Nahl ayat 90, Q.S. Al-Maidah ayat 8 dan Q.S. Al-Hasyr ayat 7. Prinsip Al-Ihsan,

yaitu prinsip yang menganjurkan untuk berbuat kebaikan yang berupa memberikan manfaat

kepada orang lain, melebihi hak yang harus diterima oleh orang tersebut.

4. Jelaskan ruang lingkup hukum bisnis Islam yang anda ketahui

Hukum bisnis Islam terdiri dari tiga kata, yaitu hukum, bisnis, dan Islam. Ketiga kata ini

tersusun menjadi satu sehingga menjadi istilah hukum bisnis Islam, yaitu hukum-hukum yang

berkaitan dengan bisnis secara Islam. Pembahasan lebih detail sebagai berikut. Kata hukum

secara etimologi (bahasa) merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, yaitu ‫ ح كما‬- ‫– ي ح كم‬
‫ )ح كم‬hakama-yahkumu-hukman) bentuk jama’ (plural)-nya adalah al-ahkam yang bermakna

menetapkan putusan, ketetapan, dan kekuasaan.

Merujuk pada makna hukum dalam bahasa Arab, sejatinya maknanya berbeda dengan

istilah hukum dalam bahasa Indonesia karena hukum dalam bahasa Indonesia dipahami sebagai

segala bentuk peraturan yang ditetapkan oleh pihak yang berkuasa dalam sebuah wilayah

kedaulatan. Sedangkan dalam bahasa Arab hukum adalah tuntunan syari (Allah SWT) atas

semua makhluk-Nya. Hukum secara terminologi (istilah) dipahami secara berbeda oleh para ahli

hukum, Immanuel Kant berpendapat bahwa para ahli hukum masih mencari definisi hukum yang

tepat. Maknanya bahwa definisi mengenai hukum masih belum baku, terjadi perbedaan antara

satu ahli hukum dengan ahli hukum lainnya. Walaupun demikian, sebagian mereka mencoba

untuk mendefinisikan hukum sesuai dengan perspektif masing-masing, misalnya E. Utrech yang

berpendapat bahwa hukum sebagai “Kaidah memuat suatu penilaian yang memaksa, yaitu suatu

pendapat yang memaksa tentang apa yang layak, apa yang tidak layak, menurut apa yang

diterima umum yang harus ditaati.” Kemudian ia menulis sebagai kaidah (norma) hukum dapat

dirumuskan sebagai berikut. Hukum adalah himpunan petunjuk hidup, perintah, dan larangan

yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota

masyarakat yang bersangkutan. Karena pelanggaran-pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat

menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa masyarakat itu.

5. Jelaskan mengapa umat Islam perlu memahami hukum bisnis Islam dalam hal sebagai

pelaku ekonomi?

Model Bisnis berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan umat

manusia. Ketika model bisnis ini berkembang dalam kehidupan sehari-hari, maka perkembangan
ini harus direspon dengan tepat dan cermat. Respon yang tepat tidak hanya terkait dengan aspek

manfaat dan mudharatnya, tetapi juga hukum syara’ yang terkait dengan model bisnis

tersebut[1]. Karena menurut Islam, kegiatan ekonomi harus sesuai dengan hukum syara’.

Artinya, dalam konsep hukum Islam ada yang boleh dilakukan dan ada yang tidak boleh

dilakukan. Kegiatan ekonomi dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan untuk kehidupan di

dunia maupun di akhirat merupakan suatu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Semua kegiatan

dan apapun yang dilakukan di muka bumi merupakan perwujudan ibadah kepada Allah SWT.

Dalam Islam, tidak dibenarkan manusia bersifat sekuler, yaitu memisahkan kegiatan ibadah dan

kegiata duniawi. Oleh karena itu, hukum Islam hidup di tengah-tengah masyarakat dan

masyarakat senantiasa mengalami perubahan maka hukum Islam perlu dan bahkan harus

mempertimbangkan perubahan (modernitas) yang terjadi di masyarakat tersebut. Hal ini perlu

dilakukan agar hukum Islam mampu mewujudkan kemaslahatan dalam setiap aspek kehidupan

manusia di segala tempat dan waktu.

Anda mungkin juga menyukai