M ( 45 TAHUN)
DENGAN FRAKTUR SHAFT FEMUR DEXTRA DI RUANG MELATI
RS ORTHOPEDI
Oleh :
NPM : 4012200017
I. Pengkajian
A. Identitas
1. Nama : Tn.M
2. Umur : 45 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Status perkawinan : Menikah
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Agama : Islam
8. No. Medrek :-
9. Tanggal masuk : 09 November 2020
10. Tanggal pengakjian : 09 November 2020
11. Diagnosa medis : Fraktur Shaft femur dextra
12. Alamat : Banjar
B. Identitas penanggung jawab
1. Nama : Ny.A
2. Umur : 40 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempun
4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : IRT
6. Hubungan dengan klien : Istri
7. Alamat : Banjar
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri di kaki kanan
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh nyeri di kaki kanan skala 5-6 ,wajah terlihat
menahan sakit, pasien juga merasa lemas dan mual, pasien di rawat
di ruang melati RSF sejak satu hari yang lalu karena kecelakaan
sepeda motor. Hasil rontgen x-ray femur menunjukan pasien
terdapat fraktur shaft femur dextra. Pada saat di bawa ke IGD,
bagian femur pasien terdapat luka terbuka, pasien telah di lakukan
tindakan debridement di IBS cito. Saat ini pasien terpasang long
leg splint di kaki dextra dan terdapat rembesan darah pada balutan.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat maupun
makanan dan klien tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu
seperti penyakit diabetes, Hipertensi, TBC dan lain-lain, pasien
tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya.
4. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan atau penyakit
genetik, karena sakitnya klien karena kecelakaan sepeda motor.
5. Genogram
Tn M
No Kebutuhan
SebelumSakit SelamaSakit
1. Nutrisi
a. BB/TB 60/165 60/165
b. Diet Tidakada Diet Diet TKTP
c. Kemampuan
Mengunyah Baik Baik
Menelan Baik Baik
Bantuan total/ sebagian Mandiri BantuanSebagi
an
d. Frekuensi makan 3 x/Hari 2 x/Hari
e. Porsi makan 1 porsiHabis ½ porsi
f. Makan yang menimbulkan alergi Tidakada Tidakada
g. Makanan yang disukai Tidakada Tidakada
2. Cairan
a. Intake
Oral
Jenis Air Putih CairanInfus
RL
Jumlah...cc/hari 2 Liter/Hari
Bantuan Mandiri
total/sebagian
b. Output
Jenis Urine Urine Bag
Jml..cc/hari
3. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1 x/Hari 1 x/Hari
Konsistensi Lembek Lembek
Warna Kuning Kuning
Keluhan Tidak Ada Tidak Ada
Bantuan/sebagian Mandiri Bantuan
b. BAK
Frekuensi 2-3 x/Hari 600 ml /Hari
Konsistensi Cair Cair
Warna Kuning Jernih Kuning Jernih
Keluhan Tidak Ada Tidak Ada
Bantuan/sebagian Mandiri Terpasang
Kateter
4. Istirahat tidur
a. Lama tidur 7-8 jam/hari 6-7 jam/hari
b. Kesulitan memulai tidur Tidak ada Tidak ada
c. Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
d. Kebiasaan sebelum tidur Nonton Tv Tidak ada
5. Personal Hygiene
a. Mandi
Frekuensi 2 x/hari 2 x/hari
Bantuan total/sebagian Mandiri Di Waslap
Kebiasaan mandi
b. Gosok gigi 2x/Hari 2x/Hari
c. Cuci rambut 2 x /minggu Belum di cuci
d. Gunting kuku 1 x/ minggu 1 x/ minggu
e. Ganti pakaian 2 x/Hari 2 x/Hari
6. Aktivitas
a. Mobilisasi fisik Mandiri Bantuan
b. Olahraga Tidak pernah Tidak pernah
c. Rekreasi Pernah Tidak pernah
E. Data Psikologis
Konsep diri klien merasa kondisinya saat ini membuat dirinya kurang
percaya diri.
F. Data Sosial
Klien mengatakan ingin cepa tsembuh agar bias melakukan aktivitas
seperti biasanya.
G. Data Spiritual
Pelaksanaan ibadah ketika di rawat klien melakukan ibadah di atas
tempat tidur.
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum pasien :
Pasien tampak lemas, pasien tampak pucat, Kesadaran
Composmentis
2. Tanda umum pasien
a. Temperatur (suhu) : 38,2oC
b. Pulse (nadi) : 72 x/menit
c. Respiratory (pernafasan) : 18 x/menit
d. Blood pressure (tekanan darah) : 100/80 mmHg
3. Kesadaran
a. Kualitatif : Composmentis
b. Kuantitatif : Dengan GCS 15 = E4 V5 M6
4. Kepala : Warna rambut hitam, lurus
5. Mata : Simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva
anemis, pupil normal berbentuk bulat,dan reflek cahaya lngsung.
6. Hidung : Tidak ada polip, rongga hidung bersih, tidak ada
cuping hidung.
7. Mulut : Mulut bersih, tidak berbau, bibir berwarna merah
muda, lidah bersih, mukosa kering
8. Telinga : Daun telinga simetris antara kanan dan kiri, bersih
tidak terdapat serumen, fungsi pendengaran baik.
9. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ditemukan distensi vena jugularis.
10. Sistem pernafasan
a. Infeksi :Bentuk dada simetris kiri dan kanan,warna kulit
sawo matang, perkembangan dada simetris
b. Palpasi :Pergerakan dada simetris, tidak ada oedema
c. Perkusi :-
d. Auskultasi: jenis suara/bunyina fasvesikuler ,tidak terdengar
suara nafas bantuan, ronchi (-), Wheezing (-).
11. Sistem kardiovaskuler
a. Infeksi :Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak
terdapat sianosis.
b. Palpasi : Nadi regular, Nadi 72 x/menit
c. Perkusi : Suara murmur tidak ada, tidak ada pembesaran
jantung
d. Auskultasi: Suara jantung S1/S2 normal, tidak terdapat bunyi
jantung tambahan.
12. Sistem persyarafan
Kesadaran Composmentis dengan GCS 15 = E4 V5 M6 , reflex yaraf
baik, postur normal.
13. Sistem pencernaan
a. Infeksi :Perutdatar,lemas
b. Palpasi :Tidakadapembesaranhepar
c. Perkusi :Suara Timpani
d. Auskultasi:Peristaltikususnormsl ½ x/menit
14. Sistem musculoskeletal :
Ekstremitas Atas : Tangan simetris, tidak ada tremor, tidak ada
kelemahan otot
Ekstremitas bawah : Mengalami fraktur shaft femur dextra,
luka tampak terbuka, Saat ini pasien terpasang long leg splint
di kaki dextra dan terdapat rembesan darah pada balutan.
15. Sistem integument
Turgor kulit baik, tidak ada memar atau masalah lain.
16. Sistem Reproduksi
Tidak ada kelainan pada system reproduksi
17. Sistem Perkemihan
Tidak ada masalah, frekuensi urine 2-3 x/hari dengan warna kuning
jernih.
I. Data Penunjang
1. Laboratorium
Hasil HB 8,5 gr/dl
2. Pemeriksaan imaging ( Hasilrontgen )
Hasilrontgen x-ray femur menunjukan pasien terdapat fraktur shaft
femur dextra.
3. Diet yang dianjurkan : Diet TKTP tiga kali sehari satu porsi.
1 DS : Gangguan
Trauma langsung
rasa nyaman
- Klien
nyeri
mengatakan Terputusnya kontinuitas
Nyeri
Perawatan pemasangan
- Adanya fraktur
Luka terbuka (long leg
terbuka, tindakan
splint)
invasive
- Terdapat
Resiko infeksi
rembesan darah
pada balutan.
III. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan tulang dan adanya luka terbuka dengan tanda klien
tampak meringis kesakitan, skala nyeri 5-6.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
musculoskeletal
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive dan trauma
IV. Intervensi Keperawatan
Kemampuan
aktivitas.
2. Kerusakan mobilitas fisik Setelah dilakukan 1) Kaji kebutuhan akan 1) Mengidentifikasi masalah,
berhubungan dengan kerusakan tindakan perawatan pelayanan kesehatan dan memudahkan intervensi.
musculoskeletal. selama 2 x 24 jam kebutuhan akan peralatan. 2) Mempengaruhi penilaian terhadap
mobilitas fisik dapat 2) Tentukan tingkat motivasi kemampuan aktifitas apakah karena
ditingkatkan dengan pasien dalam melakukan ketidak mampuan atau ketidak
kriteria: aktivitas. mauan
- Klien dapat 3) Ajarkan dan pantau pasien 3) Menilai batasan kemampuan
melakukan miring dalam hal penggunaan alat aktivitas optimal
kanan/kiri bantu. 4) Sebagai suatu sumber untuk
- Tidak terjadi 4) Ajarkan dan dukkung pasien mengembangkan perencanaan dan
decubitus dalam latihan ROM aktif mempertahankan atau
dan pasif meningkatkan mobilitas pasien.
5) Kolaborasi dengan ahli
terapi fisik atau okupasi.
3. Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan 1) Pantau tanda-tanda vital 1) Mengidentifikasi tanda-tanda
dengan prosedur invasive dan tindakan perawatan 2) Lakukan perawatan luka peradangan terutama bila suhu
trauma. selama 2 x 24 jam dengan tehnik aseptik. tubuh meningkat.
infeksi dapat dicegah 3) Lakukan perawatan terhadap 2) Mengendalikan penyebaran
dengan kriteria : prosedur inpasif seperti mikroorganisme pathogen
Bebas tanda infeksi infuse, kateter, drainase 3) Untuk mengurangi resiko infeksi
Sel darah putih luka, dll nosokomial
dalam batas normal 4) Jika di temukan tanda 4) Penurunan Hb dan peningkatan
infeksi kolaborasi untuk jumlah leukosit dari normal bias
pemeriksaan darah, seperti terjadi akibat terjadinya proses
Hb dan leukosit infeksi
5) Kolaborasi untuk pemberian 5) Antibiotic mencegah
antibiotic. perkembangan mikroorganisme
pathogen.
V. Implementasi Keperawatan
VI. Evaluasi