1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 2
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT MATA ACHMAD WARDI NOMOR
33/PER/RSI-SA/I/2020 TENTANG PANDUAN PENGKAJIAN PASIEN 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 7
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 7
B. Tujuan PANDUAN ......................................................................................................... 8
BAB II DEFINISI..................................................................................................................... 9
BAB III RUANG LINGKUP ...................................................................................................... 11
A. Pengkajian Pasien ....................................................................................................... 11
B. Alur Pemeriksaan Pasien Gawat Darurat ...................................................................... 13
C. Alur Pemeriksaan Pasien Rawat Inap ........................................................................... 13
BAB IV TATA LAKSANA PENGKAJIAN PASIEN .................................................................... 14
A. Pengkajian Awal Pasien ............................................................................................... 14
B. Pengkajian Pasien Rawat Inap ..................................................................................... 15
C. Pengkajian Pasien Rawat Jalan.................................................................................... 16
D. Skrining dan Pengkajian Gizi ........................................................................................ 17
E. Pengkajian Kemampuan Aktivitas Harian (Status Fungsioanal) ..................................... 21
F. Pengkajian Risiko Jatuh ............................................................................................... 21
G. Pengkajian Psikologis .................................................................................................. 30
H. Pengkajian Spiritual...................................................................................................... 30
I. Pengkajian Sosio-Ekonomi- Budaya ............................................................................. 30
J. Skrining dan Pengkajian Nyeri ...................................................................................... 32
K. Pengkajian Awal Individu untuk Populasi Tertentu ........................................................ 41
L. Discharge Planning (Rencana Pemulangan Pasien) ..................................................... 42
BAB IV DOKUMENTASI ......................................................................................................... 44
BAB IX PENUTUP .................................................................................................................. 45
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT MATA ACHMAD WARDI
Menimbang :
a. Bahwa upaya meningkatkan mutu pelayanan
pasien, diperlukan pelayanan keperawatan yang
berkualitas, aman dan efektif;
b. Bahwa untuk mendapatkan pelayanan keperawatan
yang berkualitas, aman dan efektif untuk masing-
masing pasien, diperlukan suatu kajian pasien yang
seragam dan berkesinambungan;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b, perlu meneribtkan
Peraturan Direktur Utama tentang panduan
Pengkajian Pasien di Rumah Sakit Mata ACHMAD
WARDI Kota SERANG;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit;
2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
512/Menkes/PER/IV/2007 Tentang Izin Praktek dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/Menkes/PER/III/2008 Tentang Rekam Medik;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1438/Menkes/Per/IX/2010 Tentang Standar
Pelayanan Kedokteran;
Pasal 4
Panduan Pengkajian Pasien Rumah Sakit Mata ACHMAD WARDI sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUA BAB II DEFINISI
BAB III RUANG LINGKUP
A. PENGKAJIAN PASIEN
B. ALUR MASUK PAISEN
BAB V DOKUMENTASI
BAB VI PENUTUP
Pasal 5
Pasal 6
Pada saat Peraturan Direktur Utama ini mulai berlaku, Peraturan Direktur
Utama Rumah Sakit Mata ACHMAD WARDI Nomor 7378/PER/RSI-
SA/XII/2016 tentang Panduan Pengkajian Pasien Rumah Sakit Mata
ACHMAD WARDI dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 7
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Mata ACHMAD WARDI ini berlaku
pada tanggal ditetapkan.
BAB I
PENGERTIAN
a. Pengkajian awal pasien rawat inap adalah tahap awal dari proses
dimana dokter, perawat, menggali informasi terkait keluhan dan
masalah pasien sehingga muncul diagnosa dan rencana tindakan
dalam 24 jam pertama sejak pasien masuk rawat inap atau lebih
cepat tergantung kondisi pasien dan dicatat dalam Rekam Medis.
b. Pengkajian awal pasien rawat jalan adalah tahap awal dari proses
dimana dokter dan perawat menggali informasi terkait keluhan dan
masalah pasien sehingga muncul diagnosa dan rencana tindakan
pada pasien baru rawat jalan
c. Pengkajian Gawat Darurat adalah suatu proses yang dilakukan
secara sengaja, sistematis dan terencana untuk mendapatkan
informasi dari seseorang individu yang adtang ke Rumah sakit
Panduan Pengkajian Pasien Halaman 6
\
sesegera mungkin untuk mengidentifikasi kondisi yang mengancam
nyawa, melakukan intervensi secepat mungkin dan
menatalaksankan cedera yang tidak mengancam nyawaserta
menejemen transfer di instalasi Gawat Darurat.
d. Pengkajian ulang pasien adalah tahap lanjut dari proses dimana
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) mengevaluasi ulang informasi
pasien setiap terjadi perubahan yang signifikan atas kondisi
klinisnya.
4. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien.
6. Manajer Pelayanan Pasien (MPP) adalah dokter dan atau perawat yang
bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan atas setiap pasien.
Tujuannya untuk menjamin mutu asuhan keperawatan dari pasien
tersebut.
RUANG LINGKUP
A. Pengkajian Pasien
Lingkup Pengkajian Pasien meliputi pasien di rawat jalan, IGD dan rawat
inap serta melibatkan unit penunjang lain sesuai kebutuhan pasien.
Pengkajian harus memperhatikan kondisi pasien, umur, kebutuhan
kesehatan, dan permintaan. Kegiatan Pengkajian Pasien dapat
bervariasi sesuai dengan tempat pelayanan.
B. Alur pasien Masuk Rawat Jalan, Gawat Darurat dan Rawat inap
1. Alur Pemeriksaan Pasien Rawat Jalan
KEBIJAKAN
7. Rencana asuhan dicatat dalam rekam medis dalam bentuk kemajuan terukur
pencapaian sasaran realistic.
10. Rencana asuhan untuk tiap pasien dievaluasi berkala sesuai dengan kondisi
pasien dan dibuat notasi pada CPPT oleh DPJP sesuai dengan kebutuhan
dan diversifikasi harian oleh DPJP dengan mencatat kemajuannya.
11. Proses pelayanan dan asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan
Banyak professional pemberi asuhan (PPA) yang dapat melibatkan berbagai
unit pelayanan. Integrasi dan koordinasi kegiatan pelayanan dan asuhan
pasien merupakan sasaran yang menghasilkan efisiensi, penggunaan SDM
dan sumber lain efektif dan hasil asuran pasien yang lebih baik. Kepala unit
pelayanan menggunakan alat dan Teknik untuk melakukan integrasi dan
koordinasi pelayanan serta asuhan lebih baik yaitu asuhan keperawatan
secara rutin form catatan perkembangan pasien terintegrasi dan manajer
pelayanan pasien/MPP.
12. Pelayanan berfokus pada pasien (PCC) diterapkan dalam bentuk asuhan
pasien terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan vertical pada
integrasi horizontal misalnya pada integrasi Inter PPA dengan kontribusi
profesi tiap-tiap PPA sama pentingnya/sederajat. Pada integrasi vertical yaitu
integrasi Inter unit pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan
ke tingkat pelayanan yang berbeda, di sini peran npp penting untuk integrasi
tersebut dengan komunikasi yang memadai dengan PPA.
b. DPJP sebagai ketua tim PPA (Clinical Team Leader) sebagai “motor”
dua proses integrasi antara PPA, melakukan integrasi asuhan pasien
melalui review dan verifikasi asuhan per 24 jam.
b. Tindakan medis.
c. Konsultasi medis.
d. Pemeriksaan laboratorium.
e. pemeriksaan diagnostik.
f. Pelayanan keperawatan.
g. Pelayanan fisioterapi.
h. Terapi nutrisi.
19. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil asuhan dan pengobatan
termasuk kejadian tidak diharapkan oleh DPJP.
20. Semua pasien yang dilayani di rumah sakit mata Achmad Wardi dilakukan
pengkajian nyeri dengan ketentuan sbb.
21. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri dengan ketentuan sbb:
22. Pasien yang diperkirakan mengalami nyeri akibat Tindakan atau pemeriksaan
diberikan edukasi dan pilihan untuk tata laksana nyeri sesuai latar belakang
agama budaya dan nilai pasien.
23. Semua pasien yang dirawat di rumah sakit Achmad Wardi dilakukan asesmen
kebutuhan bimbingan rohani dan diberikan pendamping bimbingan rohani
sesuai kebutuhannya.
b. Status fisik
c. Pisiko-sosio-spiritual.
d. Ekonomi.
f. Riwayat alergi.
h. Pengkajian nyeri.
i. Resiko jatuh.
k. Risiko nutrisional.
l. Kebutuhan edukasi.
3. Asesmen awal medis dan keperawatan dilakukan dengan metode iar yaitu
4. Asesmen awal medis pasien rawat inap dilakukan dalam 24 jam pertama
sejak pasien masuk rawat inap oleh DPJP. Asesmen awal keperawatan rawat
inap dilakukan oleh PPJA dalam Sift pertama masuknya pasien ke rawat inap.
5. Asesmen Award rawat jalan dilakukan oleh staff medis dan staf keperawatan
meliputi
• Pasien baru.
6. Asesmen awal pasien gawat darurat dilakukan oleh staf medis dan staf
keperawatan sesuai kebutuhan dalam 30 menit setelah dilakukan triage.
9. Screening awal gizi untuk menentukan risiko gizi dilakukan pada pasien bigd,
rawat jalan dan rawat inap.
b. Screening gizi awal dilakukan oleh perawat dan dilanjutkan oleh ahli
gizi.
11. Skrining awal resiko jatuh dilakukan pada pasien di IGD rawat jalan dan rawat
inap.
a. Screening resiko jatuh pada anak dengan skala anti humpty dumpty.
b. Streaming risiko jatuh pada dewasa dengan skala morse fall scale.
c. Screen resiko jatuh pada usia lebih dari 60 tahun dengan skala
Ontario.
d. Skrining risiko jatuh pada pasien lewat jalan dengan Get Up And Go
Test.
a. Klinik skala nyeri pada dewasa dengan numerik paint scale atau visual
analogue scale.
b. Skrining skala nyeri pada anak dengan melihat ekspresi wajah pasien
disesuaikan dengan Wong Beker Face Pain Scale.
c. Skrining skala nyeri pada bayi dengan Neonatal And Infent Pain
Scale dan (NIPS).
d. Scanning skala nyeri pada anak > 1 tahun dan dewasa dengan
kondisi kritis (tidak sadar) dengan metode critical care pain
observation tool (CPOT).
• P (pencetus nyeri)
• R Regio/Lokasi nyeri)
• S (Skala nyeri)
a. Pasien geriatri (usia lebih dari 70 tahun atau lebih dari 60 tahun
dengan multipatologi dengan pendekatan multi disiplin). titik Asesmen
awal meliputi gangguan penglihatan, pendengaran, daya ingat dan
bicara.
14. Asesmen ulang dilakukan setiap hari oleh DPJP dan setiap sip oleh perawat.
15. Asesmen ulang oleh DPJP pada hari libur dapat dibantu oleh dokter ruang
yang memeriksa kondisi pasien kemudian melaporkan hasil ke DPJP dengan
metode TBaK.
17. Penyusunan berkas rekam medis rawat inap dilakukan sesuai urutan yang
ditetapkan dengan tujuan memudahkan staf klinis mencari data yang
diperlukan titik urutan isi berkas rekam medik rawat inap ditentukan dalam
pedoman rekam medik.
18. Asesmen ulang diintegrasikan oleh DPJP sebagai Cinical Leader dengan
bukti melalui paraf pada CPPT kolom verifikasi setiap fisik harian.
19. Asesmen awal dan Asesmen ulang dilaksanakan oleh staf klinis yang telah
diberi kewenangan melalui penetapan surat penugasan klinis (SPK) yang
memuat rincian kewenangan klinis (RKK) yang ditetapkan oleh Direktur
Utama klinis yang dimaksud adalah
b. Dokter umum yang bertugas di IGD titik rawat jalan dan rawat inap.
f. Ahli gizi.
Seluruh pasien baik rawat inap maupun rawat jalan harus mendapatkan
Pengkajian awal sesuai standar profesi medik, keperawatan dan profesi
lain yang berlaku di RS Mata ACHMAD WARDI Kota SERANG.
Pengkajian Awal dan Pengkajian ulang dilakukan oleh Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) dan telah mendapatkan SPK (Surat Penugasan
Klinis) dan RKK (Rincian Kewenangan Klinis) termasuk Pengkajian
gawat darurat.
2. Status fisik
4. Ekonomi
6. Riwayat Alergi
8. Pengkajian nyeri
9. Risiko jatuh
Pengkajian awal seorang pasien, rawat jalan, rawat inap, dan gawat
darurat merupakan proses yang penting untuk identifikasi kebutuhan
pasien untuk memulai proses asuhan pasien. Proses Pengkajian awal
memberikan informasi perihal
1. Pengkajian Awal
Pengkajian awal rawat jalan meliputi riwayat kesehatan pasien dan
pemeriksaan fisik, bio-psiko- sos-kultural-spiritual sehingga
menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien dan
rencana asuhan. Kerangka waktu penyelesaian Pengkajian rawat
jalan di Rumah Sakit Mata ACHMAD WARDI Kota SERANG
maksimal 2 jam atau lebih cepat sesuai kondisi pasien. Pelaksanaan
pasien rawat jalan dengan penyakit akut / non kronis, Pengkajian
awal di perbaharui setelah 1 (satu) bulan, sedangkan penyakit kronis
3 (tiga) bulan.
2. Pengkajian ulang
Pengkajian ulang pasien rawat jalan di dokumentasikan di formulir
CPPT yang berisikan,
TOTAL
SKOR
PENILAIAN Skor
Skor ≥ 2 dinyatakan berisiko Malnutrisi, rujuk Dietisien /Nutrisionis
SKOR < 2 dinyatakan tidak berisiko Malnutrisi
Keterangan :
a. Ketergantungan Penuh/ total (Skor 0 - 20)
b. Ketergantungan Berat (Skor 2 61)
c. Ketergantungan Sedang (Skor 62 – 90 )
d. Ketergantungan Ringan (Skor 91 – 99)
RISIKO
JATUH
penatalaksanaannya. Jika pasien teridentifikasi”berisiko”maka
petugas security akan memberikan tanda sticker kuning”Risiko
Jatuh”.
c. Pengkajian Risiko Jatuh dilakukan oleh perawat IGD atau petugas
Rawat Jalan
1) Petugas mencatat hasil Pengkajian ke dalam form Pengkajian
risiko jatuh Get Up & Go Test.
2) Kategori yang tidak berisiko: tidak ada perlakukan khusus
(tidak ada tindakan).
3) Kategori Berisiko : dilakukan pemberian edukasi kepada
pasien dan keluarga.
3. Pengkajian ulang
a. Setiap pasien akan dilakukan Pengkajian ulang risiko jatuh,
pada risiko rendah dilakukan setiap 2 (dua) hari sekali, saat
transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi pasien,
perubahan pemberian obat-obatan sedasi (alprazolam,
clobazam, diazepam, midazolam, lorazepam, dll), obat-obatan
anti depresan, obat diuretic (hydrochlorotiazide, furosemide) atau
pasien post operasi yang mendapatkan anesthesi, gangguan
fungsional pasien, situasi lingkungan rumah sakit dan adanya
kejadian jatuh atau nyaris jatuh pada pasien.
Selanjutnya perawat IGD atau Rawat Dilakukan screening oleh petugas yang pertama
Jalan akan melakukan Pengkajian menjumpai pasien menggunakan tools “Get Up and Go
risiko jatuh rawat jalan : Test”, jika berisiko akan dillakukan penempelan
1. jk tidak berisiko tidak ada sticker kuning,
tindakan
2. jika berisiko lakukan edukasi
Tanggal /
No Penilaian / Pengkajian Jam
……………
Ya Tidak
1 Cara berjalan pasien tidak seimbang/sempoyongan.
2 Cara berjalan pasien dengan menggunakan alat bantu (kruk,
tripot, kursi roda), atau bantuan orang lain.
penopanyg).
Keterangan:
jawaban”TIDAK”.
Hasil
No Pengkajian Tindakan
Berisiko
2 Berisiko Edukasi
saya/keluarga
di Rawat Inap
Pengkajian risiko jatuh dilakukan saat pasian masuk, setiap 2 hari sekali, ketika terjadi perubahan
kondisi, ketika transfer ke unit lain, mendapatkan terapy obat-obatan seperti sedasi/ anti depresan/
diuretik, adanya post program operasi dengan obat anesthesi atau setelah ada kejadian jatuh/nyaris
jatuh
Tanggal
Faktor
Risiko Waktu
diagnosa
penyakit
perawat
Kruk, tongkat, 15
walker
Furniture : dinding, 30
meja,
kursi
Menggunakan Infus, Terapi intra vena
terapi terus- 20
IV, pengencer darah menerus
c. Pengkajian Ulang dan Intervensi Risiko Pasien Jatuh Anak (HUMPTY DUMPTY) di Rawat
Inap
Pengkajian risiko jatuh dilakukan saat pasian masuk, setiap 2 hari sekali, ketika terjadi
perubahan kondisi, ketika transfer ke unit lain, mendapatkan terapy obat-obatan seperti sedasi/
anti depresan/ diuretik, adanya post program operasi dengan obat
anesthesi atau setelah ada kejadian jatuh/nyaris jatuh
Tang
Faktor gal
Risiko Wakt
Cara duduk
Jika pasien kesulitan saat akan duduk dan bangkit dari tempat
duduk (pasien tampak memegang kursi atau meja/benda lain
sebagai penopang) maka nilai atau berikan tanda”V”.
Diagnosis sekunder:
Jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosis medis/penyakit,
berikan skor 15; jika tidak ada diagnosis sekunder berikan skor 0.
Alat bantu:
Jika pasien menggunakan alat-alat bantu : Berpegangan pada
furniture (dinding, meja, kursi) untuk berjalan, berikan skor 30.
a. Menggunakan kruk, tongkat / alat penopang, walker berikan
skor 15.
b. Jika pasien untuk dapat berjalan butuh bantuan perawat
atau keluarga, atau pasien bedrest di tempat tidur, berikan
skor 0.
c. Jika pasien untuk dapat berjalan butuh bantuan perawat
atau keluarga, atau pasien bedrest di tempat tidur, berikan
skor 0.
Status mental:
Identifikasi Pengkajian Pasien terhadap dirinya sendiri
mengenai kemampuannya untuk berjalan. Jika pasien
mempunyai :
a. Menyadari terhadap kemampuan fisiknya (over-estimasi),
atau pasien menunjukkan gejala lupa/pelupa berikan skor 15.
b. Jika pasien sesuai dengan kemampuan fisik yang sebenarnya,
berikan skor 0.
H. Pengkajian Psikologis
I. Pengkajian Spiritual
1. Pengkajian Spiritual dilakukan pada semua pasien baik pasien muslim dan non muslim
2. Pengkajian Spiritual terdiri dari :
a. Pengkajian spiritual Awal
Pengkajian Spiritual Awal Pasien terdiri dari :
1) Pengkajian Spiritual Awal Pasien Rawat Jalan dan Gawat darurat meliputi :
a) Pasien Muslim , meliputi : Wajib ibadah, Thaharoh, Sholat
b) Pasien Non Muslim, meliputi : Kebutuhan ibadah dan Lain-lain
55
Ketegangan Tidak ada Ada tahanan Tahanan yang kuat
Otot (evakuasi tahanan saat saat digerakkan sampai tidak bisa
dengan digerakkan dikerjakan
menggerakkan
lengan secara
pasif)
4) Pada bayi prematur, ditambahkan dua parameter lagi yaitu heart rate dan
saturasi oksigen.
Heart Rate 10% dari baseline 0
11-20% dari baseline 1
>20% dari baseline 2
Saturasi oksigen Tidak diperlukan oksigen tambahan 0
Penambahan oksigen diperlukan 1
5) SKOR 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri
56
6) Total skor antara 0-7. Intervensi yang dilakukan
dilaksanakan berdasarkan skor tersebut seperti tampak
pada table berikut
e. FLACC Score
Untuk usia < 3 tahun dapat dinilai juga dengan FLACC score.
Dimana penilaian skala berdasarkan Face, legs, activity, cry and
consolability.
Skore 0= tidak nyeri 1-3= nyeri ringan 4-6= nyeri sedang 7-9 =
nyeri berat 10= nyeri sangat berat.
Kriteria 0 1 2
Face (wajah) Tidak ada Sesekali meringis, Sering
ekspresi tertentu mengerutkan dahi, mengerutkan dahi,
/tersenyum tidak tertarik rahang terkatup,
dagu gemetar
Legs (Kaki) Normal/santai Cemas, gelisah, tegang Menendang,
menarik kaki
Activity Berbaring Menggeliat, tegang Melengkung,
(aktifita) tenang, posisi kaku, menyentak
normal,
bergerak mudah
57
Cry (tangis) Tidak ada Mengerang, Menangis terus,
teriakan, tenang merintih, mengeluh terisak,
mengeluh
terus-terusan
Consolability puas, tenang, Sesekali dihibur, Sulit untuk
santai dialihkan, diyakinkan dihibur dan
dengan sentuhan dibuat nyaman
58
f. COMFORT scale
1) Indikasi: pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat
intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat
dinilai menggunakan Numeric Rating Scale atau pun Wong-
Baker FACES Pain Scale.
2) Instruksi: terdapat 9 kategori dengan setiap kategori
memiliki skor 1-5, dengan skor total antara 9 – 45.
3) Kategori tersebut adalah:
a) Kewaspadaan
b) Ketenangan
c) Distress pernapasan
d) Menangis
e) Pergerakan
f) Tonus otot
g) Tegangan wajah
h) Tekanan darah basal
i) Denyut jantung basal
COMFORT Scale5
Tanggal
Kategori Skor /
waktu
Ketenangan 1 - tenang
2 - agak cemas
3 - cemas
4 – sangat cemas
5 - panic
59
Distress 1 - tidak ada respirasi spontan dan tidak ada
pernapasan batuk 2 - respirasi spontan dengan sedikit /
tidak ada
respons terhadap ventilasi
3 - kadang-kadang batuk atau terdapat
tahanan terhadap ventilasi
4 - sering batuk, terdapat tahanan / perlawanan
terhadap ventilator
5 - melawan secara aktif terhadap ventilator,
batuk terus-menerus / tersedak
Menangis 1 - bernapas dengan tenang, tidak
menangis 2 - terisak-isak
3 - meraung
4 - menangis
5 - berteriak
60
Tanggal
Kategori Sko /
r waktu
61
g. BPS (Behavioural Pain Scale)
Parameter 0 1 2
Menangis Tidak Melengking tinggi Tidak dapat
ditenangkan
Kebutuhan O2 Tidak <30% >30%
untuk
mencapai
saturasi
oksigen
>95%
Peningkata Nadi dan Tensi = Nadi dan Tensi Nadi dan Tensi
n tanda atau < dari nilai meningkat < meningkat
vital sebelum operasi 20% nilai >20% nilai
preoperatif preoperative
Ekspresi Tidak ada Grimas (meringis) Meringis atau
mendengkur
Tidak dapat Tidak Bayi bangun pada Bayi bangun selalu
tidur interval tertentu
62
i. PAINAD (Pain Assesment in Advanced Dementia) Scale
Perhatikan 0 1 2 Skor
Pernafasa Normal Pernafasan Nafas sesak dan
n spontan sesak sesekali bersuara. Periode
atau bunyi Periode hiperventilasi
nafas hiperventila lama. Respirasi
si Cheyne-
singkat Stokes
Vokalisa Tidak ada Kadang Kesulitan
si mengerang. memanggil yang
negative Berbicara dengan berulang.
nada suara Erangan keras.
rendah Menangis
dan kualitas buruk
Ekspre Tersenyu Sedih. Meringis
si wajah m atau Ketakutan. (facial
tanpa Cemberut. grimace)
ekspresi
Bahas Santai Tegang. Kaku. Tangan
a Mondar- mandir terkepal. Lutut
tubuh tertekan.Gelisa ditarik ke atas.
h Menarik atau
mendorong
menjauh.
Mencorat-coret.
Kebutuha Tidak Terganggu Tidak dapat
n untuk membutu dengan suara menghibur,
dihibur h kan atau sentuhan menenangkan,
untuk atau
dihibur meyakinkan
68
5) Pasien vegetative
6) Paisen perawatan paliatif (hospis)
b. Ganggauan aktivitas sehari-hari
1) Pasca operasi tulang belakang
2) Pasca operasi daerah panggul
3) Pasca operasi colum femoris
4) Pasca luka bakar > 30 %
5) Pasca operasi besar dengan gangguan aktivitas (ADL)
c. Bantuan asuhan/ pengobatan
1) Perawatan luka yang luas atau atau posisi sulit
2) Pasien lain dengan dementia
3) Cara pemberian khusu (contoh : inhalasi, rectal).
69
BAB V
DOKUMENTASI
B. Gawat Darurat :
1. Pengkajian Awal Perawat Gawat Darurat
2. Pengkajian Awal Medis Gawat Darurat
C. Rawat Inap :
1. Formulir Pengkajian Awal Medis Umum
2. Formulir Pengkajian Awal Medis Anak
3. Pengkajian Keperawatan Umum
4. Pengkajian Keperawatan Anak
70
PENUTUP
DIREKTUR UTAMA
71
72