Anda di halaman 1dari 9

Metoda Penyelesaian terhadap Norma Hukum Undang-Undang yang Kosong

Disusun Oleh :

IDA BAGUS DWI WIHARSANA


202210121489
CC3

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS WARMADEWA
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Ilmu perundang undangan dengan Judul “Metoda
Penyelesaian terhadap Norma Hukum Undang-Undang yang Kosong” Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengamampu mata kuliah Ilmu perundang undangan yang
telah membimbing dan memberikan tugas ini kepada kami. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan Paper iilmu perundang undangan. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari Dosen Pengampu dan pembaca untuk
penyempurnaan paper ini, dan menjadi pelajaran untuk pembuatan paper selanjutnya. Kiranya dengan
paper ini kita bisa mengerti dan lebih memahami tentang, “Metoda Penyelesaian terhadap Norma
Hukum Undang-Undang yang Kosong” Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.

Penulis

Denpasar, 24 Oktober 2023

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3
BAB I ....................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 4

BAB II...................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana menganalisi situasi ketika kondisi norma hukum yang kosong.................. 5

2.2 Apa saja metode yang dapat digunakan untuk menyeledaikan kekosongan norma
hukum dibawah UU ........................................................................................................ 5

2.3 Bagaimana penyelesaian terhadap kekosongan norma hukum memengaruhi aspek


keadilan dan kepastian hukum ........................................................................................ 6

2.4 Apa dampak dari metode yang digunakan untuk menyelesaikan kekosongan norma ...6

BAB III...................................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 8

2.5 Saran ............................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metoda penyelesaian terhadap norma hukum undang-undang yang kosong adalah
suatu hal yang penting dalam sistem hukum. Dalam menghadapi kekosongan hukum atau
kekosongan undang-undang, hakim harus melakukan penemuan hukum (rechtvinding)
dengan tetap berpedoman pada kebenaran dan keadilan serta memihak dan peka terhadap
nasib bangsa dan keadaan negaranya. Di samping itu, dalam menghadapi konflik antar norma
hukum (antinomi hukum), maka berlakulah asas-asas penyelesaian konflik (asas preferensi).
Di samping itu ada langkah praktis untuk menyelesaikan konflik tersebut antara lain
pengingkaran (disavowal), reinterpretasi, pembatalan (invalidation), dan pemulihan
(remedy)¹. Dalam hal menghadapi norma hukum yang kabur atau norma yang tidak jelas,
hakim menafsirkan undang-undang untuk menemukan hukumnya

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menganalisi situasi ketika kondisi norma hukum yang kosong?


2. Apa saja metode yang dapat digunakan untuk menyeledaikan kekosongan norma hukum
dibawah UU?
3.Bagaimana penyelesaian terhadap kekosongan norma hukum memengaruhi aspek keadilan
dan kepastian hukum?
4. Apa dampak dari metode yang digunakan untuk menyelesaikan kekosongan norma

1.3 Tujuan

1.Agar mahasiswa mengetahui cara Penyelesaian terhadap Norma Hukum Undang-


Undang yang Kosong
2. Untuk mengetahui cara efektif dari jalannya system norma hukum

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana menganalisi situasi ketika kondisi norma hukum yang kosong

Ketika kondisi norma hukum kosong, menganalisis situasi menjadi lebih sulit. Namun,
dalam ilmu hukum dogmatis, atau ilmu hukum positif, atau ilmu hukum dalam arti sempit,
dikenal sebagai cabang disiplin hukum yang mempromosikan model bernalar dengan sistem
logika tertutup. Dalam sistem logika tertutup, digunakan silogisme dengan premis mayor
berasal dari ketentuan normatif yang sudah tersaji atau terberi (given). Dalam silogisme
demikian, maka konklusinya menjadi terpasung oleh premis mayor itu. Oleh karena premis
mayor menjadi penentu di dalam “permainan” silogisme, maka pemahaman yang tepat
terhadap ketentuan normatif ini menjadi sangat penting. Salah satu latihan yang paling
mendasar dalam pelajaran penalaran hukum (legal reasoning) adalah latihan menganalisis
struktur norma. Analisis dilakukan dengan memilah suatu ketentuan ke dalam empat kriteria,
yaitu: (1) subjek norma, (2) operator norma, (3) objek norma, dan (4) kondisi norma. Analisis
demikian terlihat sederhana, tetapi dalam praktiknya, hal ini ternyata menuntut keterampilan
tersendiri, khususnya bagi mahasiswa hukum yang tidak terlatih mengkritisi teks peraturan
perundang-undangan. Cukup banyak ditemukan perumusan undang-undang yang tidak
memperhatikan dengan benar komposisi kalimat yang dinormakan, sehingga pembaca bakal
mengalami kesulitan mencari makna yang tepat atas norma itu.Untuk menyelesaikan norma
hukum kosong, terdapat hal-hal berikut12:
-Hakim menafsirkan undang-undang untuk menemukan hukumnya.
-Menyelesaikan sengketa antar norma di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
melalui jalur non-litigasi.
- Mekanismenya sudah diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Permenkumham) No. 32 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Perundang-
Undangan Melalui Jalur Nonlitigasi.

2.2 Apa saja metode yang dapat digunakan untuk menyeledaikan kekosongan norma
hukum dibawah UU

Untuk mengisi kekosongan norma hukum di bawah UU, terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan. Salah satunya adalah penemuan hukum. Penemuan hukum adalah proses
pembentukan hukum oleh hakim atau petugas-petugas hukum lainnya yang memiliki tugas
melaksanakan hukum terhadap peristiwa-peristiwa hukum konkrit. Penemuan hukum
dilakukan karena ada kalanya undang-undang tidak lengkap atau memiliki penafsiran yang
tidak jelas. Dengan demikian hakim harus mencari hukum dan harus menemukan hukumnya.
Hal ini dikenal dengan penemuan hukum atau rechtsvinding 1. Selain itu, konstruksi hukum
juga dapat dilakukan apabila terjadi kekosongan undang-undang atau recht vacuum. Untuk
mengisi kekosongan undang-undang, hakim menggunakan penalaran logisnya untuk
mengembangkan lebih lanjut suatu teks undang-undang. Artinya, hakim tidak lagi berpegang
pada bunyi teks undang-undang, namun hakim juga tidak mengabaikan prinsip hukum
sebagai suatu system

5
2.3 Bagaimana penyelesaian terhadap kekosongan norma hukum memengaruhi aspek
keadilan dan kepastian hukum

Penyelesaian terhadap kekosongan norma hukum memiliki dampak signifikan terhadap


aspek keadilan dan kepastian hukum. Berikut adalah beberapa cara di mana penyelesaian
terhadap kekosongan norma hukum memengaruhi aspek tersebut:

1. Keadilan Hukum:
- Penyelesaian terhadap kekosongan norma hukum memungkinkan penetapan aturan yang
lebih jelas dan dapat mendukung keadilan dalam pengambilan keputusan hukum. Dengan
aturan yang terdefinisi dengan baik, kesetaraan perlakuan dan keadilan dalam proses hukum
dapat ditegakkan lebih efektif.
- Keberadaan aturan yang jelas juga membantu mencegah interpretasi hukum yang
subjektif atau penyalahgunaan kekuasaan, sehingga memastikan adanya keadilan dalam
penerapan hukum.

2. Kepastian Hukum:
- Penyelesaian terhadap kekosongan norma hukum memberikan kepastian dalam
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Aturan yang jelas dan lengkap membantu para pelaku
hukum, bisnis, dan masyarakat umum untuk mengambil keputusan yang tepat dengan
memahami implikasi hukum dari tindakan mereka.
- Kepastian hukum juga menciptakan stabilitas dan prediktabilitas dalam lingkungan
hukum, yang penting untuk investasi, pertumbuhan ekonomi, dan keberlangsungan sistem
hukum secara keseluruhan.

Dengan menyelesaikan kekosongan norma hukum, masyarakat dapat memperoleh kepastian


dan keadilan yang diperlukan dalam menghadapi situasi hukum yang beragam. Ini
merupakan fondasi yang penting dalam menjaga keseimbangan dan keadilan dalam sistem
hukum suatu negara.

2.4 Apa dampak dari metode yang digunakan untuk menyelesaikan kekosongan norma

Dampak dari metode yang digunakan untuk menyelesaikan kekosongan norma hukum
dapat bervariasi tergantung pada metode yang diterapkan. Berikut adalah beberapa dampak
umum dari berbagai metode penyelesaian kekosongan norma:

1. Pengaruh terhadap Keadilan Hukum:


- Metode yang tepat dapat memastikan keadilan dalam penerapan hukum. Penyelesaian
yang diberikan harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, menyediakan aturan yang adil
dan tidak memihak.
2. Dampak pada Kepastian Hukum:
- Metode yang efektif akan membantu menjamin kepastian hukum dengan memberikan
petunjuk yang jelas bagi masyarakat dan para pelaku hukum, sehingga memungkinkan
keberlangsungan kegiatan sosial dan ekonomi.
3. Stabilitas dan Prediktabilitas:
- Metode yang tepat juga mendukung stabilitas hukum dan prediktabilitas dalam
interpretasi hukum. Ini penting untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan
investasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

6
4. Konsistensi dalam Penerapan Hukum:
- Metode yang konsisten dalam penyelesaian kekosongan norma akan meminimalkan
ambiguitas dan perbedaan interpretasi hukum, menjaga konsistensi dan kepastian dalam
penerapan hukum.
5. Penerimaan Masyarakat terhadap Hukum:
- Metode yang disepakati atau diterima oleh masyarakat dapat memperkuat kepercayaan
terhadap hukum. Hal ini dapat meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap aturan yang
ditetapkan.
Oleh karena itu, pemilihan metode yang tepat untuk menyelesaikan kekosongan norma
hukum sangat penting karena akan berdampak pada legitimasi, kepatuhan, kepastian, dan
keadilan dalam sistem hukum suatu negara

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam menghadapi situasi kekosongan norma hukum di bawah Undang-Undang,


diperlukan pemahaman mendalam mengenai kondisi tersebut serta pemilihan metode
penyelesaian yang tepat. Analisis terhadap kondisi kekosongan norma, identifikasi metode
yang relevan, serta pemahaman mengenai dampak dari penyelesaian tersebut pada aspek
keadilan dan kepastian hukum sangat penting. Penyelesaian yang tepat tidak hanya
memastikan keberlangsungan sistem hukum yang stabil dan terjamin, namun juga
memastikan keadilan dalam penerapan hukum serta memberikan kepastian yang diperlukan
bagi masyarakat dan pelaku hukum. Oleh karena itu, pilihan metode dalam menyelesaikan
kekosongan norma hukum perlu mempertimbangkan aspek keadilan, kepastian, dan
konsistensi hukum dalam kerangka yang berlandaskan pada prinsip-prinsip hukum yang adil
dan terpercaya.

3.2 Saran

Untuk menganalisis situasi kekosongan norma hukum, disarankan untuk melakukan


penelitian yang komprehensif terhadap kasus-kasus hukum yang menunjukkan kekosongan
norma. Melalui studi kasus, dapat ditemukan pola, penyebab, dan implikasi kekosongan
norma dalam sistem hukum yang berlaku. Hal ini juga dapat disertai dengan pengumpulan
data empiris yang relevan untuk memperkuat analisis.Selanjutnya, menjelaskan metode yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan kekosongan norma hukum, disarankan untuk
mempertimbangkan beberapa pendekatan yang sesuai dengan konteks hukum dan kerangka
hukum yang ada. Tinjau berbagai hukum positif, praktik hukum perbandingan, dan
pendekatan yang diakui secara internasional untuk mengisi celah hukum. Dalam menyelidiki
bagaimana penyelesaian terhadap kekosongan norma hukum memengaruhi aspek keadilan
dan kepastian hukum, disarankan untuk mengintegrasikan analisis teoritis dengan studi
empiris atau kasus konkret. Penggunaan data dan contoh konkret akan memperkuat argumen
mengenai dampak yang dirasakan dalam aspek keadilan dan kepastian hukum. Dalam
menjelaskan dampak dari metode yang digunakan untuk menyelesaikan kekosongan norma
hukum, disarankan untuk tidak hanya mengevaluasi dampak secara umum, tetapi juga secara
spesifik dalam situasi hukum yang nyata. Memperlihatkan dampak langsung dan jangka
panjang dari metode yang digunakan dalam penyelesaian kekosongan norma hukum dapat
memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai konsekuensi dari pilihan tersebut

8
DAFTRA PUSTAKA

Nisrina Irbah Sati. Ketetapan MPR dalam Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan di
Indonesia. Jurnal Hukum & Pembangunan Vol. 49 No. 4, 2019.[1] Pasal 7 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (“UU
12/2011”) Dasar Hukum:Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan diubah kedua kalinya dengan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai