Norma Hukum Undang-Undang Kosong
Norma Hukum Undang-Undang Kosong
Disusun Oleh :
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS WARMADEWA
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Ilmu perundang undangan dengan Judul “Metoda
Penyelesaian terhadap Norma Hukum Undang-Undang yang Kosong” Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengamampu mata kuliah Ilmu perundang undangan yang
telah membimbing dan memberikan tugas ini kepada kami. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan Paper iilmu perundang undangan. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari Dosen Pengampu dan pembaca untuk
penyempurnaan paper ini, dan menjadi pelajaran untuk pembuatan paper selanjutnya. Kiranya dengan
paper ini kita bisa mengerti dan lebih memahami tentang, “Metoda Penyelesaian terhadap Norma
Hukum Undang-Undang yang Kosong” Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3
BAB I ....................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 4
BAB II...................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN
2.1 Bagaimana menganalisi situasi ketika kondisi norma hukum yang kosong.................. 5
2.2 Apa saja metode yang dapat digunakan untuk menyeledaikan kekosongan norma
hukum dibawah UU ........................................................................................................ 5
2.4 Apa dampak dari metode yang digunakan untuk menyelesaikan kekosongan norma ...6
BAB III...................................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bagaimana menganalisi situasi ketika kondisi norma hukum yang kosong
Ketika kondisi norma hukum kosong, menganalisis situasi menjadi lebih sulit. Namun,
dalam ilmu hukum dogmatis, atau ilmu hukum positif, atau ilmu hukum dalam arti sempit,
dikenal sebagai cabang disiplin hukum yang mempromosikan model bernalar dengan sistem
logika tertutup. Dalam sistem logika tertutup, digunakan silogisme dengan premis mayor
berasal dari ketentuan normatif yang sudah tersaji atau terberi (given). Dalam silogisme
demikian, maka konklusinya menjadi terpasung oleh premis mayor itu. Oleh karena premis
mayor menjadi penentu di dalam “permainan” silogisme, maka pemahaman yang tepat
terhadap ketentuan normatif ini menjadi sangat penting. Salah satu latihan yang paling
mendasar dalam pelajaran penalaran hukum (legal reasoning) adalah latihan menganalisis
struktur norma. Analisis dilakukan dengan memilah suatu ketentuan ke dalam empat kriteria,
yaitu: (1) subjek norma, (2) operator norma, (3) objek norma, dan (4) kondisi norma. Analisis
demikian terlihat sederhana, tetapi dalam praktiknya, hal ini ternyata menuntut keterampilan
tersendiri, khususnya bagi mahasiswa hukum yang tidak terlatih mengkritisi teks peraturan
perundang-undangan. Cukup banyak ditemukan perumusan undang-undang yang tidak
memperhatikan dengan benar komposisi kalimat yang dinormakan, sehingga pembaca bakal
mengalami kesulitan mencari makna yang tepat atas norma itu.Untuk menyelesaikan norma
hukum kosong, terdapat hal-hal berikut12:
-Hakim menafsirkan undang-undang untuk menemukan hukumnya.
-Menyelesaikan sengketa antar norma di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
melalui jalur non-litigasi.
- Mekanismenya sudah diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Permenkumham) No. 32 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Perundang-
Undangan Melalui Jalur Nonlitigasi.
2.2 Apa saja metode yang dapat digunakan untuk menyeledaikan kekosongan norma
hukum dibawah UU
Untuk mengisi kekosongan norma hukum di bawah UU, terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan. Salah satunya adalah penemuan hukum. Penemuan hukum adalah proses
pembentukan hukum oleh hakim atau petugas-petugas hukum lainnya yang memiliki tugas
melaksanakan hukum terhadap peristiwa-peristiwa hukum konkrit. Penemuan hukum
dilakukan karena ada kalanya undang-undang tidak lengkap atau memiliki penafsiran yang
tidak jelas. Dengan demikian hakim harus mencari hukum dan harus menemukan hukumnya.
Hal ini dikenal dengan penemuan hukum atau rechtsvinding 1. Selain itu, konstruksi hukum
juga dapat dilakukan apabila terjadi kekosongan undang-undang atau recht vacuum. Untuk
mengisi kekosongan undang-undang, hakim menggunakan penalaran logisnya untuk
mengembangkan lebih lanjut suatu teks undang-undang. Artinya, hakim tidak lagi berpegang
pada bunyi teks undang-undang, namun hakim juga tidak mengabaikan prinsip hukum
sebagai suatu system
5
2.3 Bagaimana penyelesaian terhadap kekosongan norma hukum memengaruhi aspek
keadilan dan kepastian hukum
1. Keadilan Hukum:
- Penyelesaian terhadap kekosongan norma hukum memungkinkan penetapan aturan yang
lebih jelas dan dapat mendukung keadilan dalam pengambilan keputusan hukum. Dengan
aturan yang terdefinisi dengan baik, kesetaraan perlakuan dan keadilan dalam proses hukum
dapat ditegakkan lebih efektif.
- Keberadaan aturan yang jelas juga membantu mencegah interpretasi hukum yang
subjektif atau penyalahgunaan kekuasaan, sehingga memastikan adanya keadilan dalam
penerapan hukum.
2. Kepastian Hukum:
- Penyelesaian terhadap kekosongan norma hukum memberikan kepastian dalam
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Aturan yang jelas dan lengkap membantu para pelaku
hukum, bisnis, dan masyarakat umum untuk mengambil keputusan yang tepat dengan
memahami implikasi hukum dari tindakan mereka.
- Kepastian hukum juga menciptakan stabilitas dan prediktabilitas dalam lingkungan
hukum, yang penting untuk investasi, pertumbuhan ekonomi, dan keberlangsungan sistem
hukum secara keseluruhan.
2.4 Apa dampak dari metode yang digunakan untuk menyelesaikan kekosongan norma
Dampak dari metode yang digunakan untuk menyelesaikan kekosongan norma hukum
dapat bervariasi tergantung pada metode yang diterapkan. Berikut adalah beberapa dampak
umum dari berbagai metode penyelesaian kekosongan norma:
6
4. Konsistensi dalam Penerapan Hukum:
- Metode yang konsisten dalam penyelesaian kekosongan norma akan meminimalkan
ambiguitas dan perbedaan interpretasi hukum, menjaga konsistensi dan kepastian dalam
penerapan hukum.
5. Penerimaan Masyarakat terhadap Hukum:
- Metode yang disepakati atau diterima oleh masyarakat dapat memperkuat kepercayaan
terhadap hukum. Hal ini dapat meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap aturan yang
ditetapkan.
Oleh karena itu, pemilihan metode yang tepat untuk menyelesaikan kekosongan norma
hukum sangat penting karena akan berdampak pada legitimasi, kepatuhan, kepastian, dan
keadilan dalam sistem hukum suatu negara
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
8
DAFTRA PUSTAKA
Nisrina Irbah Sati. Ketetapan MPR dalam Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan di
Indonesia. Jurnal Hukum & Pembangunan Vol. 49 No. 4, 2019.[1] Pasal 7 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (“UU
12/2011”) Dasar Hukum:Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan diubah kedua kalinya dengan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.