Anda di halaman 1dari 2

Belajar Menyenangkan dengan Collaborative Learning Monokomi.

Asih Rahayu, S.Pd.,M.Kom


Guru Ekonomi, SMA Negeri 10 Kota Semarang.

Belajar merupakan proses membangun pengetahuan baru dan dilakukan sendiri oleh
siswa. Pengetahuan baru ini dibangun dari kemampuan awal, pengalaman belajar dan
interaksi sosial yang dimiliki oleh siswa. Dalam implementasi kurikulum merdeka, capaian
pembelajaran menjadi acuan kompetensi dan kriteria yang ingin dicapai dalam sebuah mata
pelajaran. Acuan inilah yang membentuk pengalaman belajar siswa dari titik awal hingga
akhir. Salah satu filosofi Ki Hajar Dewantara menyebutkan, jika “Maksud pendidikan adalah
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota
masyarakat”. Hal inilah yang mendasari ruh implementasi kurikulum merdeka yaitu
menempatkan kemerdekaan siswa dalam belajar sebagai jantung dari pengembangan
kurikulum. Kemerdekaan ini diartikan munculnya rasa bahagia dan senang dalam mengikuti
pembelajaran pada suatu materi. Salah satu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi
tumbuhnya rasa senang dalam belajar adalah dengan penerapan model Collaborative
Learning/ pembelajaran kolaborasi.

Pembelajaran kolaborasi mengacu pada keterlibatan bersama dua siswa atau lebih
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kolaborasi,
menekankan pada pentingnya interaksi positif antar siswa dengan bimbingan guru. Selama
proses pembelajaran kolaborasi, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan, saling
memberikan penjelasan, bertukar argumen, merumuskan ide baru dan solusi masalah.
Pembelajaran kolaboratif dianggap mampu meningkatkan pengetahuan kognitif, afektif,
motivasi sosial pada hasil belajar yang dicapai seperti dikutip dari (van Leeuwen & Janssen,
2019).

Pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar yang baik, dapat
disebut sebagai pembelajaran berkualitas. Perubahan perilaku peserta didik terkait suatu
materi pembelajaran merupakan hasil akhir dari proses interaksi antara guru dengan peserta
didik. (Sumiyati, 2021). Pembelajaran semacam ini merupakan pembelajaran yang berkualitas
baik atau disebut sebagai pembelajaran bermakna.

Dikutip dari (Ningsih & Pritandhari, 2019) pembelajaran merupakan proses perubahan
perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya dalam bentuk pengalaman dan
hasil belajar yang lebih bermakna (meaningful learning). Kualitas pembelajaran yang baik
adalah pembelajaran dengan perencanaan sedemikian rupa dengan penggunaan model dan
media pembelajaran yang mendukung. Pemilihan model pembelajaran yang digunakan
memerlukan analisis yang tepat, karena berdampak pada kualitas pembelajaran dikelas. Media
pembelajaran pun hendaknya mampu mendorong pada perubahan perilaku dari proses
pembelajaran. Dikatakan demikian, karena media pembelajaran dapat membantu guru dalam
pengajaran secara efektif dan efisien. Bahan ajar yang terdapat di media ajar dapat digunakan
siswa sebagai pedoman dalam mencari, memahami materi pelajaran dan dapat menyimpulkan
sendiri apa yang mereka peroleh selama proses pembelajaran. Dengan adanya media
pembelajaran yang menarik maka akan meningkatkan minat siswa, terutama di mata pelajaran
ekonomi. Guru harus menggunakan media yang terbaik untuk memfasilitasi pembelajaran
atau meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran(Ariyanto et al., 2018).

Pemahaman pelajaran mendorong pada perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Salah
satu bentuk perubahan perilaku yang dapat muncul dari proses pembelajaran kolaboratif
adalah tumbuhnya kemampuan berpikir kritis pada siswa. Mengutip dari (Indahningrum et al.,
2020), salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan proses berpikir kritis dalam
suasana belajar menyenangkan adalah dengan menggunakan model kolaboratif permainan.
Alternatif media pembelajaran yang dapat diterapkan pada materi ekonomi syarat dan alat
pembayaran adalah menggunakan media pembelajaran Monopoli Ekonomi (Monokomi).

Permainan monopoli merupakan salah satu jenis permainan papan yang bertujuan
untuk mengumpulkan kekayaan dan menguasai komplek-komplek pada permainan monopoli.
Guru dapat memodifikasi bentuk permainan monopoli ini serta segala peraturannya agar dapat
digunakan sebagai media pembelajaran. Dengan permainan monokomi sebagai media dalam
belajar, tentunya siswa akan mudah memahami cara permainannya. Monokomi dalam hal ini
bukan hanya sekedar permainan tanpa arti atau hanya untuk kesenangan saja, namun
monokomi disini disisipkan soal-soal yang harus dijawab oleh para pemainnya.

Media monopoli termasuk media permainan instruksional. Perangkat yang digunakan


adalah 1 papan monopoli, 10 kartu perpustakaan, 10 kartu rumah buku, 20 kompleks ilmu dan
20 jawaban. Kartu-kartu ini disebut sebagai Smart Card yang menjadi pembeda dari
permainan monopoli biasa. Pada petak ilmu, ada soal yang berhubungan dengan materi
ekonomi dan terdapat poin di setiap petak ilmu.

Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Peranti et al., 2019), bahwa
prestasi belajar meningkat setelah diimplementasikannya permainan Monopoli Fisika dalam
pembelajaran yang dilaksanakan, maka permainan monopoli ini diharapkan mampu
meningkatkan minat siswa dalam belajar materi syarat dan alat pembayaran di mata pelajaran
ekonomi. Prestasi belajar yang baik tidak hanya dibutuhkan kecerdasan, tetapi juga minat
belajar yang tumbuh dari diri siswa. Tanpa adanya minat, siswa tidak akan bergairah untuk
melakukan kegiatan belajar. Dengan menciptakan suasana belajar menyenangkan, diharapkan
hasil belajar yang dicapai dapat meningkat.

Anda mungkin juga menyukai