NAMA KELOMPOK I
PROGRAM PASCASARJANA
MAKALE 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk membantu pembaca khususnya mahasiswa
etnopedagogik dengan peserta didik dalam dunia pendidikan. Besar harapan penulis
makalah ini memberi manfaat dan menambah wawasan pembaca khususnya para guru
untuk dapat menerapkan dan mengembangkan pembelajaran yang berakar pada budaya
dan kearifan lokal. Selain itu, makalah ini juga merupakan tugas pokok dalam mata kuliah
Etnopedagogik .
Ucapan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah ini atas tugas yang
telah diberikan sehingga penulispun dapat belajar dan memahami tentang etnopedagogik
dan hubungannya dengan orang tua atau wali peserta didik. Akhir kata, demi
penyempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca dan
juga dari dosen pengampuh Mata Kuliah Etnopedagogik. Kiranya Tuhan Yang Maha
Kuasa senantiasa melimpahi kita kesehatan dan kekuatan dalam melaksanakan tugas dan
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ……………………………………………… 13
B. SARAN ……………………………………………… 14
PENDAHULUAN
Tidak dapat dipungkiri, krisis multidimensi yang melanda dunia dewasa ini turut
mendera Indonesia. Sebagai bagian dari masyarakat global, Indonesia tidak punya pilihan
mengantisipasi dampak dan efek iringan dari krisis multidimensi tersebut. Pendidikan
yang dikaitkan dengan budaya masyarakat seperti adat-istiadat, hukum, seni, dan bahasa,
semestinya dapat dijadikan landasan dan pedoman dalam mencari alternatif solusi bagi
berbagai permasalahan bangsa. Sayangnya dalam praksis pendidikan saat ini terjadi
sehingga proses pendidikan menjadi kering dari aspek-aspek kebudayaan dan cenderung
basis dan pedoman bagi pelaksanaan setiap aktivitas kebangsaan, termasuk praksis
tradisional maupun budaya global yang bersifat kontemporer, karena pendidikan sejatinya
sebuah pendekatan dalam pendidikan yang menawarkan sebuah konsep berbasis budaya,
atau persisnya kearifan lokal. Berkaitan dengan hal ini, Alwasilah et al. (2009)
menyatakan bahwa kearifan lokal adalah potensi yang mesti diberi tafsir baru agar
pengalaman; (2) teruji secara empiris selama bertahun-tahun; (3) dapat diadaptasi oleh
budaya modern; (4) melekat dalam kehidupan pribadi dan institusi; (5) lazim dilakukan
oleh individu dan kelompok; (6) bersifat dinamis; dan (7) terkait dengan sistem
kebhinekaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan keberagaman suku, bahasa, seni,
budaya, dan adat istiadat merupakan potensi luar biasa yang dapat dijadikan daya dukung
ciri dan potensi kearifan (budaya) lokal tersebut, penerapan etnopedagogi dalam
pendidikan tidak dapat berdiri sendiri dan steril dari pengaruh budaya kontemporer.
Bagaimanapun, antara budaya lokal yang bersifat tradisional dan budaya global yang
bersifat kontemporer selalu bersentuhan, terkait, dan berbaur tanpa dapat dihindari. Oleh
karena itu, penerapan etnopedagogi dalam pendidikan yang kental dengan kearifan lokal
dapat terlaksana secara komprehensif sehingga hasil pendidikan dapat tercapai secara
optimal.
Permasalahannya saat ini nilai-nilai kearifan lokal saat mulai terabaikan semenjak
berkembangnya teknologi dan informasi. Semua itu bisa terlihat dari tidak terserapnya
leh tatanan gaya hidup yang mengandung unsur kapitalistik-pragmatis. Hal ini ditandai
penipuan. Semua itu merupakan sebagian kecil dari contoh tatanan gaya hidup masa kini.
Kerusakan alam yang disebabkan oleh manusia juga merupakan bukti dari nilai kearifan
lokal yang diabaikan (Sularso, 2016) Faktor yang menyebabkan permasalahan tersebut
adalah karena kurangnya kepekaan setiap warga dalam menindak lanjuti perkembangan
zaman khususnya dalam hal berkembangnya teknologi dan informasi yang sangat cepat
saat ini. Semakin banyaknya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak-anak remaja
merupakan sebab dari kurangnya perhatian keluarga maupun lingkungan sekitarnya dan
orang yang lebih dewasa diatas nya untuk selalu mengawasi tindak lakunya dalam
perkembangan zaman atau teknologi ini. Bahkan seharusnya kewajiban mereka untuk
memberikan contoh yang baik untuk peserta didik itu tidak dilaksanakan dengan baik.
banyak anak yang melakukan penyimpangan karena dia meniru dari orang yang lebih
dewasa atau bahkan memang penyimpangan merupakan hal sudah lumrah dikalangan
masyarakat disekitarnya. Upaya yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan hal tersebut
salah satunya dengan cara mengembalikan nilai-nilai yang hampir terkikis oleh zaman
kepada nilai budaya sekitar yang sebelumnya sudah ada pada tiap-tiap daerah. Melalui
lokal bisa dijadikan sebagai salah satu solusi karena, salah satu faktor yang membentuk
baik buruknya karakter peserta didik adalah faktor kebudayaan di lingkungan sekitar. Di
dalam potensi kearifan lokal terdapat makna yang komprehensif karena potensi tersebut di
dapat berdasarkan dari hasil pengalaman. Bahkan orang yang masih menanamkan nilai
kearifan lokal pada dirinya ia lebih konsisten dalam menjaga lingkungan sekitar. Maka
dari itu pembelajaran yang lebih menekankan kepada potensi kearifan lokal bisa
digunakan sebagai upaya penyusunan karakter peserta didik. Kearifan lokal tidak terlepas
dari budaya dan budaya merupakan salah satu faktor yang membuat peserta didik tumbuh
dan perkembang, melalui budaya lingkungan setempat lalu berkembang pada budaya yang
bersifat universal yang selama ini dianut oleh manusia dan juga budaya nasional yang
merupakan lingkungan yang lebih luas. Jika peserta didik sudah mulai asing terhadap
budaya disekitarnya sendiri kemungkinan besar dia juga tidak akan mengenal budaya
bangsanya. Melalui kondisi seperti itu peserta didik sangat mudah terpengaruh oleh
budayabudaya luar terlebih mereka akan condong menganut budaya asing tanpa adanya
nilai dan norma budaya nasional yang ada padahal nilai dan norma tersebut dapat
B. Rumusan Masalah
yaitu:
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penyusunan makalah ini
bertujuan untuk:
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etnopedagogik
Etnopedagogi berasal dari dua kata bahasa Yunani kuno yaitu kata (etos) yang berarti
ilmu dan kata (paidagogeo) yang artinya “membimbing” secara literal berarti membimbing
anak. Sedangkan kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak
dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya diwariskan
secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.
Kearifan lokal adalah ciri khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal yang
diturunkan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya
sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah
kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri.
Secara harfiah kearifan lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal
(local). Sedangkan secara istilah kearifan lokal dapat dipahami sebagai pemikiran tentang
mengandung nilai elok yang sudah mengakar dan seluruh masyarakat sudah mengikutinya.
Terbentuknya kearifan lokal digunakan sebagai hal yang diunggulkan oleh suatu budaya
yang dimiliki oleh masyarakat domestik maupun keadaan geografis secara luas (Husain,
2016). Kearifan lokal merupakan bentuk budaya yang sudah ada pada masa nenek moyang
dahulu dan harus terus dilestarikan suntuk dijadikan pedoman hidup. Meskipun nilai yang
tertanam bersifat lokal tetapi nilai tersebut sudah dianggap sangat universal . Definisi lain dari
kearifan lokal yaitu suatu bentuk subtansi budaya domestik yang di dalamnya terkandung
pandangan hidup dan kebijakan hidup. Kearifan lokal bukan sebatas berlaku secara lokal
sebagian budaya, etnik atau sebagian suku saja tetapi, juga mencakup seluruh budaya atau
etnik sehingga dapat terbentuklah potensi budaya yang mengandung sifat nasional.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pemaparan diatas yakni bahwa kearifan lokal adalah
bentuk kearifan daerah setempat yang mengandung suatu ide pikiran dan pengetahuan
domistik yang mengandung sifat penuh kearifan, bijaksana, mengandung nilai baik, berbudi
luhur dan dijadikan pedoman serta dilakukan oleh masyarakat sekitar. Terdapat beberapa
konsep yang tersirat dari definisi kearifan lokal, yaitu: a. Kearifan lokal merupakan suatu
pengetahuan yang kemudian diendapkan menjadi panduan seseorang dalam bertingkah laku
b. Kearifan lokal menggambarkan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dengan lingkungan
pemiliknya c. Kearifan lokal berguna sebagai benteng dari iklim global yang yang sedang
mewabah dalam kehidupan. d. Kearifan lokal merupakan produk buatan manusia yang
Menurut Prof. Nyoman (dalam Chairiyah, 2013) dalam masyarakat kearifan lokal
tertentu. Oleh karena itu, karena memiliki bentuk yang beragam dan hidup di dalam beraneka
macam budaya masyarakat maka fungsinya menjadi beragam pula. Lingkup tentang kearifan
lokal dapat dibagi menjadi delapan, yaitu: a. Mengembangkan norma-norma lokal dalam
wujud kewajiban dan pantangan b. Ritual dan kebiasaan yang dilakukan masyarakat yang
mengandung suatu makna yang tersirat di dalamnya c. Lagu-lagu rakyat, mitos, legenda, dan
dongeng rakyat yang menyimpan amanat tertentu yang mana hal tersebut hanya dikenali oleh
masyarakat sekitar d. Pengetahuan tentang informasi data yang terkumpul pada sesepuh atau
pemangku adat atau pemimpin keagamaan e. Masyarakat meyakini tentang kebenaran yang
terkandung dalam kitab-kitab suci f. Cara berkomunikasi domistik sebagai wujud pemenuhan
dalam kehidupan sehari-hari g. Alat-alat dan bahan yang dipergunakan sebagai bagian dari
pemenuhan keperluan hidup h. Dalam pemenuhan kehidupan seharihari masyarakat
mengandalkan keadaan situasi sumber daya alam atau lingkungan yang dapat diambil
manfaatnya.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, “ Orang tua adalah ayah ibu
yang dikenal mula pertama oleh putra putrinya”. Dan H.M Arifin juga mengungkapkan
bahwa “Orang tua menjadi kepala keluarga”. Orang tua merupakan pendidik utama dan
pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima
pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam keluarga. Pada
umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan
pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana
pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi
secara timbal balik antara orang tua dan anak. Orang tua atau ibu dan ayah memegang
peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Pendidikan orang
tua terhadap anak anaknya adalah pendidikan yang didasarkan pada rasa kasih sayang
terhadap anak-anak, dan yang diterimanya dari kodrat. Orang tua adalah pendidik sejati,
pendidik karena kodratnya. Oleh karena itu, kasih sayang orang tua terhadap anak-anak
hendaklah kasih sayang yang sejati pula. Orangtua adalah orang pertama yang
mempersiapkan anak agar hidup sesuai dengan masyarakat yang berkembang maju,
khususnya dalam Iptek, orangtua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam meletakkan
batu pertama dalam usaha tersebut karena dasar-dasar pembentukan kepribadian anak
sebenarnya dimulai pada waktu dalam kandungan. Mengusahakan anak agar hidup bahagia
dan sesuai dalam masyarakat yang bertambah canggih membutuhkan persiapan yang jauh.
Orangtua memegang peran penting dalam meningkatkan perkembangan anak dan prestasi
anak. Tanpa dorongan dan ransangan orangtua, maka prestasi belajar anak akan mengalami
hambatan, dan akan menurun sampai rendah. Pada umumnya orangtua kurang menyadari
berbagai ranah. Etnopedagogi memandang kearifan lokal sebagai sumber inovasi dan
keterampilan yang dapat diberdayakan demi kesejahteraan masyarakat. Kearifan lokal yang
berisi koleksi fakta, konsep kepercayaan, dan persepsi masyarakat yang berkaitan dengan
dunia sekitar diharapkan dapat menjadi alternatif penyelesaian masalah sehari-hari. Dengan
disimpan, diterapkan, dikelola, dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi
berikutnya.
kearifan lokal semakin dilupakan oleh masyarakat, kearifan lokal ada dengan
proses yang sangat panjang dan memiliki nilai-nilai leluhur yang ada
lama budaya hanya digunakan sebagai suatu benda ataupun simbol tanpa
memiliki arti penting lagi. Fakta tersebut membuat nilai kearifan lokal yang
budaya dan kearifan lokal dalam pendidikan. Peserta didik seolah-olah tidak tertarik lagi
dan tersedianya sarana dan prasarana saja, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan keluarga
dan atau masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah, sekolah, dan orangtua. Ini berarti mengisyaratkan bahwa orangtua siswa
mempunyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, turut memikirkan dan memberikan bantuan
bahwa: Partisipasi yang tinggi dari orangtua murid dalam pendidikan di sekolah merupakan
salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya sejauhmana masyarakat dapat
sesuatu yang esensial bagi penyelenggaraan sekolah yang baik. Tingkat partisipasi orangtua
dalam proses pendidikan di sekolah ini nampaknya memberikan pengaruh yang besar bagi
kemajuan sekolah, kualitas pelayanan pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar anak-anak di sekolah. Sedangkan Abu
Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2004 : 26) mengemukakan bahwa: Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal, terdiri atas guru (pendidik) dan siswa. Antara mereka sudah barang tentu
terjadi adanya saling hubungan, baik antara guru sebagai pendidik dengan siswa maupun
antara siswa dengan siswa dan orangtua dengan guru. Dalam lingkungan sekolah para guru
berperan sebagai tenaga pendidik yang memiliki wibawa dalam pergaulan sehingga akan
sehari-hari dalam pendidikan adalah cara yang paling baik dan efektif dalam pembentukan
pribadi siswa, diantara mereka terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa yang tidak
nampak lagi melainkan sikap guru sebagai pendidik menunjukkan dekatnya hubungan dengan
siswanya, akan tetapi tetap memelihara kewibawaannya sebagai seorang guru di mata siswa
dan orangtua siswa. E. Mulyasa (2007: 115) mengemukakan maksud hubungan antara
tentang maksud-maksud dan saran-saran dari sekolah, 2. Untuk menilai program sekolah, 3.
Untuk mempersatukan orangtua siswa dan guru dalam memenuhi kebutuhan siswa, 4. Untuk
memberitahu orangtua siswa tentang pekerjaan sekolah. 7. Untuk mengarahkan dukungan dan
bantuan bagi pemeliharaan dan peningkatan program sekolah. Hubungan kerjasama antara
sekolah dengan orangtua siswa sangat besar manfaat dan artinya bagi kepentingan pembinaan
sebagai sumber belajar. Selanjutnya, bagi masyarakat yang dapat mengetahui berbagai hal
mengenai sekolah dan inovasi yang dihasilkan. Kepala sekolah menyalurkan kebutuhan
berpartisipasi dalam pendidikan, melakukan tekanan, dan tuntutan terhadap sekolah. Berbagai
metode dapat dilakukan seperti mengadakan rapat atau pertemuan, surat-menyurat, dan
Melalui hubungan kerjasama antara sekolah dengan orangtua diharapkan tercapai tujuan
hubungan sekolah dengan orangtua siswa, yaitu meningkatkan kinerja sekolah dan
terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif dan efisien serta sekolah
mengemukakan bahwa: Lulusan yang berkualitas ini tanpa dari penguasaan siswa terhadap
berbagai kompetensi dasar yang dapat dijadikan bekal untuk bekerja di dunia usaha,
melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, hidup di masyarakat
secara layak, dan belajar untuk meningkatkan diri sesuai dengan asas belajar sepanjang hayat.
Oleh karena itu partisipasi orangtua sangat penting dalam melaksanakan pembelajaran di
sekolah, hal itu kerja sama antara keduanya sangat penting dalam membentuk kompetensi dan
pribadi siswa yang menghasilkan lulusan yang berkualitas. Pentingnya kerjasama antara guru
dengan orangtua dilakukan untuk menjembatani kebutuhan yang dibutuhkan oleh sekolah dan
orangtua itu sendiri. Guru melakukan komunikasi dengan orangtua siswa agar memahami
kebutuhan pendidikan dan pembangunan di masyarakat. Menurut Rohiat (2008: 28) bahwa:
Pentingnya kerjasama antara guru dengan orangtua siswa dapat dikatakan sebagai usaha
kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta
saling pengertian antara sekolah, personil sekolah, dan orangtua siswa. Jadi guru dan orangtua
mempunyai hubungan kerjasama yang timbal balik dalam menjaga kelestarian dan kemajuan
sekolah, orangtua siswa itu sendiri dapat menciptakan komunikasi dan saling pengertian di
antara guru dan anggota masyarakat. Abu Ahmadi (2004: 118) bahwa: Pada prinsipnya
pentingnya kerjasama antara guru dengan orangtua siswa adalah sangat erat. Sekolah sebagai
pelaksana pendidikan agar masyarakat menjadi baik, siswa-siswa dapat aktif dalam bagian
masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa. Di sini masyarakat sebagai dasar dari
pendidikan dan ada kecenderungan berfikir bahwa keseluruhan masyarakat adalah sebagai
pendidik. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan kerjasama antara guru
dengan orangtua adalah suatu bentuk komunikasi yang tercipta dengan baik dengan
masyarakat sekitar yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja sekolah demi
terlaksananya proses pendidikan secara efektif dan efisien dengan begitu maka prestasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang berisi koleksi fakta, konsep kepercayaan, dan persepsi masyarakat yang
3. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,
4. Hubungan kerjasama antara guru dengan orangtua adalah suatu bentuk komunikasi
yang tercipta dengan baik dengan masyarakat sekitar yang tujuannya adalah untuk
dan efisien dengan begitu maka prestasi belajar siswa dapat meningkat.
B. SARAN
lokal yang memiliki nilai-nilai yang luhur, budi pekerti, dan adat istiadat yang tumbuh
mampu mencetak generasi penuerus bangsa yang unggul. Begitu juga dengan orang
anaknya,sehingga sekolah dan orang tua memiliki peran penting dalam meningkatkan
pada siswa, sekolah mengajak orang tua untuk bekerja sama guna meningkatkan
Penelitian, 28-39.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/
http://daniairmayati.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/15380/2017/10/Dania-
Irmayati_PGSD3E_PERAN-KEARIFAN-LOKAL-DALAM-PEMBENTUKAN-
KARAKTER-PADA-ANAK-SEKOLAH-DASAR-1.pdf