Anda di halaman 1dari 8

Universitas Terbuka

TUGAS TUTORIAL III


Kode Mata Kuliah : ISIP4210
Mata Kuliah : Antropologi
Kelas / Semester : AI/II
Masa Registrasi : 2022.1
Rentang Skor : 10 - 100
Nama Pengembang : Lia Susanti, M.Pd

Nama : ARIANI TRI UTAMI


NIM : 044000974

Urain Soal :

1. Mekanisme suatu perubahan dapat dilihat pada suatu proses yang bersifat
internal saja maupun melibatkan pihak atau unsur masyarakat lain. Jelaskan
mekanisme perubahan sosial budaya pada masyarakat ?
2. Proses modernisasi telah terjadi pula perubahan sistem stratifikasi. Jelaskan
sembilan jenis perubahan sistem stratifikasi sosial ketika masyarakat bergerak
menuju perubahan ?
3. Religi merupakan salah satu unsur kebudayaan universal yang terjadi dari
beberapa komponen yang berkaitan satu sama lain sebagai suatu sistem.
Jelaskan komponen-komponen religi tersebut ?
4. Jelaskan mengapa kebudayaan disebut sebagai sentral dalam antropologi?
5. Bagaimana ahli antropologi mempelajari sistem ekonomi dengan perspektif
komparatif?
Urain Jawaban :
1. Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan yang banyak menjadi
perhatian para ahli antropologi adalah adanya penemuan baru dan gejala persebaran unsur-
unsur kebudayaan. Untuk mengenali karakteristik unsur kebudayaan dan perubahan
kebudayaan terdapat beberapa teori di antaranya adalah teori evolusi dan difusi. Teori
evolusi menggambarkan bahwa perubahan kebudayaan terjadi secara perlahan-evolusi yang
lahan dan bertahap. Setiap masyarakat mengalami proses berbeda-beda. Oleh karena itu,
masing-masing masyarakat menunjukkan kebudayaan yang berbeda-beda. Salah satu
masyarakat dikenal telah maju, sedangkan masyarakat yang lain masih dianggap atau
tergolong sebagai masyarakat yang belum maju. Teori difusi memberi ilustrasi lain bahwa
perubahan kebudayaan terjadi karena adanya proses pengaruh mempengaruhi dari
kebudayaan yang satu terhadap kebudayaan lainnya. Persamaan unsur kebudayaan pada
masyarakat yang berbeda dianggap bukan sebagai hasil dari proses evolusi tetapi karena
adanya kontak atau hubungan yang terjadi pada masa lampau dari kedua atau lebih
masyarakat yang memiliki kesamaan kebudayaan tersebut.Perubahan kebudayaan terjadi
melalui mekanisme yang berbeda-beda. Suatu kebudayaan masyarakat akan berubah
melalui mekanisme adanya inovasi atau penemuan baru dalam masyarakat itu
sendiri.Sedangkan mekanisme lainnya dapat terjadi melalui proses difusi. akulturasi, culture
loss, genocide, dan perubahan terencana (direct change).
2. Antropologi sering kali dianggap sebagai ilmu yang mencoba mengkaji kehidupan
masyarakat dan kebudayaan pada masa lalu atau paling tidak sebagai ilmu yang
mencoba mengungkap kehidupan suatu masyarakat suku bangsa pada masa kini.
Sedangkan persoalan prediksi masa depan dianggap bukan menjadi tugas dari
Antropologi. Sesungguhnya ciri khas Antropologi adalah sebagai ilmu yang
mempelajari kehidupan masyarakat atau suku bangsa dan kebudayaannya pada
masa lalu dan masa kini yang digunakan untuk memprediksi kehidupannya di masa
depan. Jadi perhatian Antropologi pada dasarnya adalah kejadian masa lalu dan
masa kini, serta memprediksi masa depan.
1. Globalisasi
Globalisasi menunjuk pada kondisi di mana masyarakat di dunia menjadi satu
kesatuan yang tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Globalisasi memungkinkan
jarak tempat dan selang waktu semakin kecil. Kondisi ini memungkinkan suatu
kejadian di satu wilayah dapat diketahui dengan cepat oleh warga yang berada di
wilayah lain. Begitu pula, suatu kejadian di suatu tempat dapat mempengaruhi
munculnya suatu kejadian yang serupa bahkan kejadian lain di tempat yang
berbeda pada waktu yang hampir bersamaan.
2. Pluralisme Kebudayaan
Globalisasi yang diprediksi akan mengarahkan manusia pada Globalisasi yang
terbentuknya satu masyarakat dunia yang cenderung homogen, mungkinmasih
harus menunggu waktu. Di satu sisi memang ada sekelompokm masyarakat di
dunia yang mempunyai kecenderungan membentuk satu kelompok masyarakat
dunia yang mengglobal dan mereka memiliki satu visi kebudayaan. Namun di sisi
lainnya, bagaimana dengan sekelompok anggota lainnya dalam suatu
masyarakat? Masih banyak kelompok masyarakat yang menarik diri dari konsep
kesatuan global karena konsep itu dianggap tidak menguntungkan bagi dirinya.
Apa yang bisa kita simak dari hal ini? Ternyata masih tetap ada yang namanya
pluralisme kebudayaan (cultural justru
pluralism). Pluralisme kebudayaan menunjuk pada satu pengertian bahwa dalam
masyarakat dunia ini terdapat lebih dari satu kebudayaan. Manusia masih tetap
bisa berhubungan walaupun mereka memiliki perbedaan cara pandang
baik yang menyangkut interaksi sosial, interaksi politik atau pun keyakinan
(agama). Pada kenyataannya memang sering kali sulit bahwa sekelompok
masyarakat yang berbeda bisa hidup berdampingan. Namun bukan tidak ada,
beberapa kasus kehidupan di kota banyak memperlihatkan kehidupan
bagaimana sekelompok orang yang "berkebudayaan" berbeda hidup
berdampingan dan saling mendukung satu dengan lainnya.
3. Apartheid Dunia
Kerukunan dan konflik menjadi dua ukuran yang Hubungan sosial antarkelompok
dalam suatu masyarakat selalu menarik Kerukunan dan konflik dalam
masyarakat ibarat satu koin mata uang yang silih berganti digunakan orang
untuk melihat kadar dari hubungan sosial itu memiliki dua sisi. Satu sisi adalah
bidang kerukunan dan di sisi yang lain adalah bidang konflik tetapi bidang itu
sama-sama ada dalam satu koin mata uang. Pada kenyataannya, pada
masyarakat dunia selalu ada kedua hal tersebut. Pada satu masyarakat terlihat
sedang giat-giatnya membanga kebersamaan demi tercapainya tujuan bersama,
tetapi di masyarakat lainnya dapat kita dijumpai adanya konflik. Apartheid
menunjuk pada suatu realitas sosial di mana di dalam suara masyarakat terdapat
pemisahan sosial (social segregation) atau tepatnya merupakan struktur ekstrim
dar apartheid dunia
Singkatnya, ketidakmerataan dan ketidaksejajaran secara budaya, ras, sosial,
politik, ekonomi, politik, dan hukum seperti yang telah dunia saksikan
kejadiannya di Afrika Selatan. Apartheid dunia menyebabkan hancurnya struktur
sosial ekonomi dan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Hal in
menyebabkan sekelompok orang kehilangan hak-hak hidup mereka.
4. Krisis Populasi, Konsumsi dan Sumber Energi
Diakui bahwa modernisasi telah merubah banyak hal di hampir selu
isasi terlihat dari adanya aspek kehidupan masyarakat. Akibat moder perubahan-
perubahan yang terjadi bersamaan dengan usaha modernisas Perubahan yang
dimaksud adalah perubahan khas meskipun tidak tergolong penting.
a. Krisis populasi
Perubahan demografis khas yang terjadi bersamaan dengan upaya
modernisasi adalah mencakup pertumbuhan penduduk (meningkat karena
tingkat kematian yang menurun), dan perpindahan dari pedesaan ke dalam
perkotaan.
5. Masalah Lingkungan di Indonesia sebagaimana berikut ini.
Sementara itu masalah lingkungan seperti kasus yang terjadi di Indonesia
menurut Yakin, dapat diklasifikasikan ke dalam empat masalah
a. Deforestrasi, Sebagian besar dari luas hutan Indonesia merupakan hutan
lindung (closed canopy), sedangkan sisanya (sekitar 60 juta ha) merupakan
hutan produksi. Pemanfaatan hutan yang berlebihan (melanggar aturan)
akan 1membawa degradasi hutan. Degradasi hutan yang diakibatkan oleh
proses diforestri hutan di Indonesia tergolong sangat tinggi. Hal tersebut
disebabkan oleh dampak kebijakan pemerintah seperti program transmigrasi,
pemberian hak pengusahaan hutan (HPH), atau tindakan manusia demi
kepentingannya.
b. Degradasi lahan Gejala degradasi lahan (land degradation) merupakan salah
satu persoalan lingkungan yang perlu mendapat perhatian serius. Degradasi
lahan adalah terkikisnya permukaan tanah dan sering disebut erosi. Gejala ini
muncul sebagai akibat aliran air di permukaan tanah tidak terbendung lagi
oleh pepohonan (hutan) sehingga air langsung mengalir dan terjadilah erosi
yang membawa material yang ada di permukaan tanah. Gejala ini semakin
kritis semenjak proses penggundulan hutan yang berada di daerah hulu
sungai dan daerah dataran tinggi. Gejala ini terlihat pada aliran air sungai
yang tidak lagi berwarna bening tetapi berwarna keruh kecokelatan, sebagai
pertanda bahwa air sungai telah bercampur dengan tanah. Akibat dari hal ini
adalah kerusakan kehidupan ikan yang ada di hilir sungai. Biaya lain yang
harus dikeluarkan sebagai akibat erosi ini adalah pengerukan sedimen di
aliran sungai atau pelabuhan.
c. Polusi udara dan air, Terbentuknya polusi udara dan air sangat berkaitan
dengan proses industrialisasi dan proses pengkotaan. Proses industrialisasi
pada satu sisi menghasilkan polusi udara yang disebabkan oleh asap mesin
produksi, tetapi lain juga menimbulkan pencemaran air karena proses pada
sisi yang penanganan limbah produksi yang belum ditangani secara baik.
Keduanya memberikan dampak yang luas terhadap sistem kehidupan
masyarakat baik masyarakat industri atau pun non-industri. Polusi pada
kedua unsur ini (udara dan air) apabila tidak ditangani secara baik sejak
sekarang maka keduanya akan mendatangkan "penyakit" yang serius di masa
datang. Hasil sebuah penelitian di daerah Tangerang menunjukkan bahwa
polusi air terbukti ada, dengan tingginya konsentrasi logam berat dan bahan
beracun dalam kandungan air sungai. Polusi air dapat pula terjadi akibat
kotoran manusia dan sampah rumah tangga, terutama di kota-kota yang
berpenduduk sangat padat. Kotoran dan limbah rumah tangga ini hampir
sama dampaknya terhadap kandungan air.
6. Masalah Ketenagakerjaan dan Kemiskinan.
Perubahan penting lainnya bersamaan dengan proses modernisasi adalah
perubahan di bidang pendidikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dari
segi kuantitatif, terjadi pertambahan jumlah sekolah dan lembaga- lembaga
pendidikan yang tersebar sampai ke pelosok daerah, bukan saja pendidikan
diarahkan untuk menciptakan tenaga-tenaga kerja yang handal pendidikan dasar
tetapi juga menengah dan universitas. Secara kualitatif, dan profesional sesuai
tuntutan modernisasi (pembangunan), dimana terjadi perluasan (diferensiasi)
pekerjaan dan pembagian kerja yang semakin kompleks. Pernyataan Peaslee
dalam Lauer (1989) mengemukakan tentang keterkaitan antara pendidikan dasar
dengan pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat. Pertama, pendidikan
membantu menghancurkan cara pandang tradisional terhadap produksi dan
distribusi barang-barang. Pendidikan memberikan pandangan yang lebih luas,
termasuk pengetahuan mengenai pendekatan rasional dan pengetahuan tentang
ekonomi. Kedua, pendidikan menyediakan tenaga kerja yang mampu
menyelenggarakan perekonomian dan menyerap informasi melalui media
modern. Ketiga, penyelenggaraan pendidikan dapat merangsang pertumbuhan
ekonomi walaupun diakui dapat pula sebagai penghalang bilamana
perkembangannya terlalu cepat. Namun demikian, pendidikan bagi sekelompok
anggota masyarakat tidaklah mudah untuk diperoleh. Pendidikan lanjutan
merupakan barang mahal bagi sebagian besar masyarakat yang masih hidup
dalam kemiskinan. Kemiskinan pada kenyataannya menghambat akses
penduduk miskin untuk mengenyam pendidikan yang layak sesuai dengan
tuntutan dunia ketenagakerjaan saat ini. Kemiskinan seperti tidak ada habisnya,
kemiskinan nampak menjadi sesuatu yang bersifat struktural dan solusinya
adalah perubahan struktur itu sendiri. Kemiskinan semakin diperparah lagi oleh
pertumbuhan penduduk yang tinggi. Sementara kesempatan kerja dan produksi
serta distribusi pangan kurang baik sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
penduduk untuk bisa hidup layak. Di beberapa daerah di Indonesia masih
ditemui adanya gejala kurang makan yang mengakibatkan munculnya fenomena
kesehatan busung lapar.
7. Mobilitas Sosial
Selama proses modernisasi telah terjadi pula perubahan sistem stratifikasi.
Menurut Tumin ada sembilan jenis perubahan sistem stratifikasi sosial ketika
masyarakat bergerak menuju industrialisasi, yaitu:
a. pembagian kerja menjadi semakin kompleks, bersamaan dengan
meningkatnya jumlah spesialisasi; status cenderung berdasarkan atas
prestasi (achievement) sebagai
b. pengganti status berdasarkan asal usul (ascription);
c. alat yang memadai untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan dari orang yang
terlibat dalam proses produksi menjadi perhatian utama;
d. peranan pekerjaan bergeser dari kegiatan yang memberikan kepuasan hakiki
ke peranan sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan.Artinya,
pekerjaan berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan ganjaran daripada
sebagai ganjaran itu sendiri;
e. ganjaran yang tersedia untuk didistribusikan meningkat;
f. ganjaran didistribusikan atas dasar yang agak lebih adil;
g. Terjadinya pergeseran dalam peluang hidup di berbagai strata sosial;
h. terjadinya pergeseran dalam distribusi gengsi sosial;
i. pergeseran dan masalah serupa terdapat juga dalam distribusi kekuasaan.
Selama proses modernisasi, kelompok yang mengalami peningkatan
kesejahteraan dengan pesat adalah kelas menengah dan kelas atas. Hal ini
disebabkan oleh faktor mobilitas mereka yang cukup tinggi dan orientasi
mereka yang tertuju pada perubahan. Beberapa studi memperlihatkan
bahwa kelas menengah cenderung menjadi agen (pembawa) perubahan
dalam masyarakatnya. Perubahan pada aspek stratifikasi sosial ini, juga
terlihat pada adanya kecenderungan peningkatan status sosial wanita. Dalam
hal ini wanita remaja memperoleh posisi status baru (masuk ke dunia kerja),
sedangkan tua kehilangan status tinggi mereka karena perubahan orientasi
keluarga dimana rasa hormat dan wewenangnya menjadi terkikis. Gejala
demikian memang sangat nampak pada masyarakat Barat, sedangkan pada
masyarakat Timur hal demikian masih memperlihatkan gejala mendua.
8. Alienasi
Salah satu akibat dari proses modernisasi dan industrialisasi pada suatu
masyarakat adalah selain memunculkan pertumbuhan penduduk yang cukup
cepat juga timbulnya alienasi. Pertumbuhan penduduk pada suatu masyarakat
tidak hanya disebabkan karena faktor alamiah, yaitu selisih antara jumlah
kelahiran bayi dengan jumlah kematian, tetapi juga karena suatu wilayah
mendapatkan tambahan penduduk dari luar wilayah. Tambahan penduduk
karena faktor dari luar tersebut adalah migrasi dan perluasan wilayah. Migrasi
penduduk yang sering terjadi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Dalam arti sempit sering disebut sebagai urbanisasi. Namun perlu Anda ingat
bahwa urbanisasi tidak selalu berarti modernisasi, hanya saja proses modernisasi
salah satunya selalu ditandai oleh urbanisasi. Analisis yang pernah dilakukan
Lerner menunjukkan bahwa urbanisasi merupakan bagian integral dari
modernisasi.
9. Etnisitas
Pada tahap tertentu modernisasi dan globalisasi akan menguatkan kembali
kelakuan seseorang terhadap tradisi dan kelompok etnis atau suku suatu
kelompok etnis merasa bangsanya. Hal ini terjadi ketika termarjinalisasi
sedemikian rupa sehingga akses terhadap berbagai sumber daya menjadi sangat
terbatas. Oleh karenanya, suatu kelompok mengalami penurunan kualitas dan
pemiskinan baik secara sosial budaya, ekonomi, politik atau pun sumber daya
lainnya. Gejala etnisitas atau etnosentrisme adalah menguatnya kembali
perasaan dan sikap sebagai sebuah kelompok (etnis) di tengah-tengah
menguatnya pluralisme budaya. Etnosentrisme dari sebuah kelompok etnis
muncul karena adanya perasaan bahwa kelompoknya adalah kelompok yang
terbaik, kebudayaan yang dimiliki adalah kebudayaan yang terbaik dibandingkan
dengan kebudayaan lainnya. Seorang individu dalam sebuah kelompok etnis
merasa bangga dan sekaligus loyal terhadap tradisi yang dimilikinya sehingga
ikatan sesama anggota kelompok etnis menjadi semakin kuat. Dilihat dari sisi
keutuhan sebuah kelompok etnis hal ini menjadi sangat positif untuk dapat
menjaga kelestarian masyarakat dan budayanya. Namun di sisi lain, perasaan
etnosentrisme yang berlebihan pada tingkat tertentu justru dapat dimanfaatkan
dan dimanipulasi oleh kelompok etnis lain demi kepentingannya sendiri.
3. Religi dan upacara religi menjadi bagian dari kajian antropologi karena religi merupakan
suatu unsur dalam kehidupan masyarakat suku-suku bangsa dan menarik para peneliti
kebudayaan. Sebagai bagian dari budaya religi posisi yang penting dalam penelitian
antropologi.
Koentjaraningrat menyatakan bahwa setiap agama merupakan satu sistem yang terdiri atas
lima komponen sebagai berikut:
1. Emosi keagamaan, Kekuatan yang menggerakkan jiwa manusia untuk
melakukan kegiatan keagamaan berdasarkan kepercayaan yang diyakini. Emosi
keagamaan tersebut merupakan pusat dari segala konsep religi yang diyakini
oleh manusia.
2. Sistem keyakinan, dalam religi manusia berwujud nilai-nilai tentang keyakinan
dan konsep manusia akan sifat-sifat Tuhan, kejadian-kejadian alam, kekuatan
sakti, serta makhluk halus.
3. Sistem ritus dan upacara keagamaan, merupakan tata kelakuan manusia dalam
kegiatan keagamaan yang resmi serta diketahui oleh kelompok keagamaan
tertentu.
4. Umat agama, berikut kelompok masyarakat yang yakin dan melaksanakan
ajaran-ajaran agama tertentu yang dianutnya.
5. Peralatan ritus dan upacara, pada umumnya digunakan dalam pelaksanaan
upacara keagamaan sebagai alat khusus dari seluruh alat yang diperlukan.
Peralatan-peralatan yang digunakan menjadi simbol-simbol tertentu dari konsep
religi yang dilambangkannya.
4. Setiap kajian antropologi yang pernah dilakukan selalu berusaha untuk memahami
kebudayaan dari masyarakat yang dipelajarinya. Oleh karena itu, dalam antropologi,
kebudayaan merupakan konsep sentral dalam setiap kajian yang dilakukan. Dengan kata lain,
bahwa semua kajian yang pernah dilakukan oleh antropolog (dari semua cabang dan
spesialisasi yang ada dalam ilmu antropologi) bisa dikatakan selalu berusaha mempelajari
dan memahami yang namanya kebudayaan. Hanya dalam perkembangannya, kini konsep
kebudayaan tidak sekedar merupakan alat untuk mendeskripsikan atau alat untuk
mengumpulkan data-data kebudayaan tetapi lebih ke arah sebagai "alat analisis".
Kebudayaan berisi peraturan-peraturan atau pembakuan-pembakuan yang berlaku dalam
masyarakat kelompok manusia. Pembakuan-pembakuan tersebut merupakan pedoman bagi
perilaku anggota masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, perilaku manusia yang
biasa kita lihat dan amati bisa disebut sebagai perilaku budaya. Dalam kaitannya dengan
properti kebudayaan atas perilaku dan tindakan maka kebudayaan, dalam hal ini, bisa
dipandang sebagai seperangkat model- model pengetahuan yang kompleks dan digunakan
sebagai pedoman untuk menginterpretasi lingkungan yang dihadapinya, berfungsi sebagai
pedoman dalam bertindak guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologi, sosial dan
psikologinya demi keberadaan manusia pendukung kebudayaan yang bersangkutan
(Malinowski, 1922; Geertz, 1973).
5. Antropologi ekonomi adalah interdisiplin dari cabang ilmu antropologi yang membahas
kaitan antara sejarah, nilai sosial-budaya, dan geografi dari suatu masyarakat terhadap
aktivitas atau fenomena ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat tersebut. Suatu aktivitas
ekonomi sering kali tidak hanya dipengaruhi faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja,
modal, dan sumberdaya alam, melainkan dapat juga dipengaruhi oleh nilai sosial atau tradisi
yang berlaku di masyarakat. Pun hal yang sebaliknya dapat terjadi yakni aktivitas ekonomi
yang kemudian mempengaruhi tatanan sosial yang berlaku di masyarakat. Walaupun terjadi
perbedaan pendapat tentang relevansi ilmu ekonomi untuk studi antropologi ekonomi, ilmu
antropologi ekonomi memperlihatkan keunikan tersendiri dalam mengkaji fenomena
ekonomi.
Ahli antropologi ekonomi menghadapi fenomena ekonomi dalam masyarakat sederhana
yang terintegrasi dengan sistem sosial dan budaya, sehingga pada dasarnya pertanyaan yang
diajukan ahli antropologi berbeda dengan ahli ekonomi saat menghadapi suatu
fenomena.Pokok kajian dari ilmu antropologi pada suatu fenomena ekonomi bukanlah pada
aspek ekonomi secara umum; melainkan sesuatu yang disebut ethno-economics yakni
berkaitan dengan pemikiran dan bahasa, ide-ide, serta prinsip yang mendasari tindakan
ekonomi pada suatu masyarakat. Dalam hal ini, tugas dari ahli antropologi adalah
menjelaskan bagaimana suatu masyarakat memperoleh penghidupan, kemudian
mengklasifikasikan cara-cara yang diperoleh dan membuat teori bagaimana hal tersebut
berkaitan dengan nilai sosial atau kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai