Anda di halaman 1dari 30

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA

BERBASIS MAJALAH : FOCHEMAGZ (FOOD CHEMISTRY


MAGAZINE)

POPOSAL SKRIPSI

Diajukan oleh :
Shafiyah Lu’luah Nadirah
No. Mahasiswa : 18614048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan yang berkualitas akan mampu menciptakan sumber daya manusia

yang memiliki daya saing tinggi serta mampu memanfaatkan suatu kesempatan untuk

menjadi sebuah peluang. Sesuai amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu. Menurut Hari Sudradjad (2005) pendidikan

yang bermutu merupakan pendidikan yang mampu dalam menghasilkan lulusan yang

memiliki kemampuan (kompetensi) baik kompetensi akademik maupun kompetensi

kejuruan yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial serta nilai akhlakul

karimah yang kesemuanya merupakan kecakapan hidup. Oleh karena itu sudah

menjadi sebuah keharusan bagi negara untuk melaksanakan pendidikan yang

memiliki karakteristik dan mutu agar tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang

memiliki daya saing baik secara nasional maupun internasional.

Terlaksananya sebuah proses pendidikan tidak lepas dari komponen –

komponen yang saling berkaitan. Komponen – komponen yang memungkinkan

terselenggaranya proses pendidikan yaitu : Adanya tujuan pendidikan yang

merupakan maksud dilaksanakannya sebuah pendidikan, kemudian peserta didik

sebagai objek dalam pelaksanaan suatu proses pendidikan, selanjutnya fasilitas atau

bisa disebut dengan sekolah sebagai lembaga atau penyelenggara pendidikan formal.
Melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan, peran sekolah menjadi suatu hal

yang penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk menjadikan

sekolah supaya memiliki keunggulan yaitu perlu adanya sebuah program sebagai

sarana dan prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana dapat menjadi tolak ukur dari

mutu sekolah. Menurut E. Mulyasa (2005) yang dimaksud sarana pendidikan yaitu

peralatan seperti meja, kursi, serta alat dalam media pembelajaran yang secara

langsung menunjang proses pendidikan. Sedangkan prasarana merupakan fasilitas

yang secara tidak langsng menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar,

sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai maksud sarana dalam pendidikan yaitu

kebutuhan yang secara langsung dapat menunjang proses pendidikan, terkhusus

proses belajar mengajar dengan maksud agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

Kemudian prasarana pendidikan adalah keperluan yang secara tidak langsung

menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran.

Berhubungan dengan sarana pembelajaran sebagai penunjang proses

terlaksananya sebuah proses pendidikan, salah satu hal yang perlu diperhatikan yaitu

media pembelajaran. Menurut Depdiknas (2013) secara istilah, media berasal dari

bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, secara harfiah berarti

perantara atau pengantar. Media dapat diartikan secara umum yaitu segala sesuatu

yang dapat menyalurkan informasi. Media dapat digunakan sebagai alat bantu dalam

menyampaikan pesan. Dalam proses pembelajaran tentu tidak lepas dengan interaksi

yang terbangun antara guru sebagai pendidik dengan peserta didik sebagai seorang
pembelajar. Adanya ineraksi antara pendidik dan peserta didik, maka secara otomatis

terjalin komunikasi sebagai penyampaian pesan yang kemudian diterima komunikan

sebagai informasi. Sehigga untuk membantu penyampaian pesan ini diperlukan

saluran berupa Media Pembelajaran.

Media pembelajaran yang mampu meningkatkan minat belajar siswa pada

umumnya merupakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif melalui penyajian dan

penyampaian materi secara menarik (Prawiro, 2012). Dengan media pembelajaran

siswa akan termotivasi untuk memahami sebuah materi serta mendorong siswa untuk

belajar menulis dan berimajinasi. Berbeda halnya ketika tidak adanya media

pembelajaran yang menunjang keberhasilan proses belajar, maka siswa akan

cenderung mengalami kebosanan serta mengalami kesulitan dalam mencerna ilmu.

Oleh sebab itu media pembelajaran perlu difungsikan sebagai peningkatan kualitas

belajar mengajar. Penggunaan media memiliki beberapa macam, dapat beripa audio,

visual ataupun gabungan dari keduanya.

Pada era berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memberikan

tantangan tersendiri bagi guru maupun orang – orang yang memiliki tugas sebagai

pendidik dalam memasifkan kembali penggunaan media visual yang mulai beralih

kepada media audio visual. Meskipun begitu penggunaan media visual tetap diminati

karena lebih praktis, mudah dibawa kemana – mana serta tidak perlu bantuan

perangkat lain ketika akan menggunakannya. Pada penelitian ini, dikembangkan

media pembelajaran berupa majalah yang berfokus kepada pengetahuan seputar kimia
pangan. Majalah ini berisi mengenai informasi seputar kimia dalam makanan yang

berisi beberapa rubrik.

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai analisis konsumsi pangan tingkat

masyarakat yang dilakukan oleh Mewa Ariani (2010) disebutkan bahwa pola

konsumsi masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan keragamannya baik mencakup

pangan pokok maupun untuk jenis pangan lainnya. Sehingga perlu adanya perhatian

khusus dalam masalah pangan, karena pola konsumsi pangan yang seharusnya

beragam dan memiliki gizi seimbang.

Majalah merupakan media komunikasi masa berbentuk cetak yang memiliki

peran serta pengaruh terhadap pembacanya (Daryanto, 2001). Majalah dapat

digunakan sebagai sumber belajar yang mendukung sarana pembelajaran serta

internalisasi ilmu pengetahuan. Kelebihan yang dimiliki majalah yaitu dari segi isi

tidak monoton seputar materi yang terbatas dengan kompetensi inti, kompetensi

dasar serta indikatornya. Sehinngga isi dari majalah dapat dikemas dengan berbagai

pengetahuan serta memiliki daya tarik tersendiri dari segi tampilan. Pengetahuan

seputar Kimia Pangan yang dikemas dalam bentuk majalah diharapkan dapat

memahamkan masyarakat akan pentingnya mempelajari ilmu kimia yang berkaitan

dengan masalah pangan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah yaitu :


1.2.1 Penggunaan media visual yang mulai kurang diminati dan beralih kepada

media audio visual sehingga perlu untuk memanfaatkan media pembelajaran

visual berbasis majalah

1.2.2 Kurangnya media pembelajaran yang membahas terkait pengetahuan kimia

dalam makanan

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan objek dari suatu pennelitian maka dibutuhkan batasan

masalah. Pada penelitian ini batasan masalah yaitu :

1.3.1 Sumber belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah majalah Kimia

Pangan sebagai sumber alternatif yang menarik.

1.3.2 Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi kimia dalam

makanan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah pokok dari penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1.4.1 Bagaimana mengembangkan Media Pembelajaran berbasis Majalah :

Fochemagz (Food Chemistry Magazine)?

1.4.2 Mengetahui kelayakan Media Pembelajaran berbasis Majalah : Fochemagz

(Food Chemistry Magazine)?


1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah, maka tujuan pengembangan dalam penelitian

ini sebagai berikut :

1.5.1 Mengembangkan Media Pembelajaran berbasis Majalah : Fochemagz (Food

Chemistry Magazine).

1.5.2 Mengetahui kelayakan Media Pembelajaran berbasis Majalah Fochemagz

(Food Chemistry Magazine).

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :

1.6.1 Bagi Peneliti

1. Menambah wawasan serta pengalaman dalam bidang penelitian

2. mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama melaksanakan

perkuliahan.

1.6.2 Bagi Guru

Membantu guru dalam memberikan alternatif media pembelajaran yang

memiliki daya Tarik

1.7 Spesifikasi Produk

Pada penelitian ini, spesifikasi produk yang dikembangkan yaitu :

1.7.1 Media pembelajaran yang dikembangkan berupa majalah dengan materi kimia

dalam makanan dengan perkiraan ukuran file 85 MB


1.7.2 Media pembelajaran yang dikembangkan terdapat beberapa rubrik yang

memuat artikel serta terdapat fun fact, tips and trick, serta info sehat hari ini.

Adapun isi yang terdapat dalam majalah ini :

 Rubrik 1 : Perkembangan Ilmu Kimia dalam makanan

1. Tokoh penemu ilmu kimia dalam makanan

2. Fun Fact

3. Info sehat hari ini

 Rubrik 2 : Seputar Karbohidrat

1. Perbedaan kandungan kimia pada roti croissant dengan baquette

2. Kesalahan dan mitos seputar diet rendah karbohidrat

3. Kombinasi dalam konsumsi karbohidrat secara bersamaan, amankah?

4. Tips and trick

 Rubrik 3 : Seputar Protein

1. Kandungan senyawa kimia yang baik yang terdapat pada seafood

2. Perbedaan tepung terigu dan tepung tapioka

3. Respon tubuh yang harus diketahui akibat dari kelebihan protein

1.7.3 Media pembelajaran berbasis majalah ini bertujuan untuk memberikan

pegetahuan tambahan dan tidak terkusus untuk peserta didik namun juga

kalangan luas.
1.7.4 Dalam majalah ini terdapat 40 halaman dengan desain yang menarik dengan

menggunakan aplikasi canva serta dilengkapi gambar gambar sesuai dengan

rubrik yang terdapat dalam majalah.

1.8 Keterbatasan Pengembangan

Keterbatasan pengembangan yang terdapat pada penelitian ini yaitu :

1.8.1 Media Pembelajaran majalah Fochemagz (Food Chemistry Magazine) ini

mengadaptasi model pengembangan Borg and Gall yang kemudian

disederhanakan menjadi 6 tahapan.

1.8.2 Media pembelajaran ini tidak diuji cobakan pada peserta didik dalam proses

pembelajaran. Pada penilaian produk dilakukan oleh 2 ahli media dan materi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan Research and Development merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu serta menguji

keefektifan suatu produk tersebut (Sugiyono, 2015). Selain itu menurut Punaji

Setyosari (2010) pengertian penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang

dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.

Penelitian ini digunakan model penelitian pengembangan yang dikembangkan

oleh Brog and Gall. Menurut Sugiyono (2013), terdapat sepuluh prosedur dalam

model penelitian Brog and Gall. Berikut ini adalah kesepupuh langkah dalam

penelitian pengembangan yang dicetuskan oleh Brog and Gall :

a. Potensi dan Masalah

Penelitian ini berangkat dari potensi atau masalah, potensi dapat diartikan sebagai

segala hal yang dapat didayagunakan sehingga memiliki suatu nilai tambah

tersendiri. Masalah merupakan penyimpangan antara sesuatu yang diharapkan

dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian

wajib ditunjukkan dengan data empirik. Selain itu data tentang potensi dan
masalah dapat dicari berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi

laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

b. Mengumpulkan Informasi

Pengumpulan informasi bertujuan agar dapat digunakan sebagai bahan untuk

perencanaan produk tertentu. Harapannya dari produk tersebut dapat mengatasi

masalah yang ada.

c. Desain Produk

Dalam menghasilkan sistem kerja baru maka peneliti harus membuat rancangan

kerja baru dimana hasil akhir dari kegiatan ini berupa desain produk baru

d. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan

produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang

lama atau tidak. Cara validasi produk yaitu dengan menghadirkan beberapa pakar

atau tenaga ahli yang berpengalaman dalam menilai produk baru yang dirancang.

e. Perbaikan Desain

Setelah melakukan desain produk, validasi dilakukan dengan diskusi bersama

pakar dan para ahli untuk diketahui kelemahannya.

f. Uji Coba Produk

Uji coba produk merupakan pengujian yang dilakukan pada kelompok luas dengan

tujuan untuk mendapatkan informasiapakah produk yang dihasilkan lebih efektif

dibandingkan dengan produk lama. Dalam artian lain untuk mengetahui kelayakan

dari produk yang dikembangkan.


g. Revisi produk

Revisi produk merupakan tahap penyempurnaan untuk mengetahui kelemahan

produk. Setelah direvisi akan dilakukan uji coba kembali pada kerja yang

sesungguhnya.

h. Uji Coba Produk

Setelah melewati tahap uji coba produk dan revisi, selanjutnya produk yang berupa

sistem kerja baru diterapkan dalam kondisi nyata serta dalam lingkup yang lebih

luas.

i. Revisi Produk Tahap Akhir

Dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat keekurangan dan

kelemahan. Sebelumnya, pada tahap uji pemakaian hendaknya pembuat produk

selalu mengevaluasi skinerja poduk, tujuannya agar mengetahui kelemahan yang

ada sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dalam pembuatan produk

baru lagi.

j. Pembuatan Produk Massal

Merupakan tahap terakhir dalam penelitian pengembangan. Dilakukan apabila

produk yang telah diuji coba dapat dinyatakan efektif serta layak untuk diproduksi

masal.
Pengembangan Draft
Potensi dan Masalah Perencanaan
Produk awal

Revisi Hasil Uji Uji coba Lapangan


Uji Coba Produk Awal
Coba

Revisi Uji Coba Revisi


Produksi Masal
Produk Produk Produk

2.2 Media Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan

untuk kegiatan belajar mengajar, dengan maksud menyampaikan pesan (informasi)

pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (peserta

didik) (Latuheru, 1988). Dalam proses pembelajaran terjadi proses interaksi yang

kemudian tercipta sebuah komunikasi. Guru berperan sebagai komunikator dan

peserta didik sebagai komunikan, namun tidak menutup kemungkinan peserta didik

juga dapat berperan sebagai komunikator atau penyampai pesan, sebab penerapan

pada pembelajaran abad 21 tidak hanya difokuskan kepada guru tetapi juga peserta

didik. Alat membantu penyampaian pesan ini diperlukan saluran berupa Media

Pembelajaran.
2.3 Manfaat Menggunakan Media

Banyak manfaat dengan penggunaan media pembelajaran yang tujuannya

dapat mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar. Menurut Arsyad (2011)

manfaat penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar yaitu :

2.3.1 Media pembelajaran dapat membantu mengarahkan perhatian peserta didik

maupun pembelajar sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. Adanya

interaksi dengan lingkungannya memungkinkan siswa untuk belajar sendiri

dengan melihat minat serta kemampuannya.

2.3.2 Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi yang

bertujuan untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran.

2.3.3 Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman kepada siswa tentang

peristiwa – peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya

interaksi dengan guru, masyarakat serta lingkungannya.

2.3.4 Majalah

Menurut Najihah dan Sanjaya (2014) majalah merupakan salah satu media

yang berisi informasi – informasi tertentu. Dalam sebuah majalah ditampilkan teks

yang bervariasi disertai gambar – gambar yang dipadukan dengan warna yang

menarik. Majalah mampu menarik minat banyak orang untuk membacanya. Selain itu
menurut Soeatminah (1992) Majalah juga berisi terbitan berkala yang berisi artikel-

artikel dan terbitan untuk waktu tiddak terbatas mempunyai nomor urut. Majalah

yang sifatya umum berisi artikel-artikel dari berbagai macam bidang sedangkan

majalah yang sifatnya khusus biasanya artikel di dalamnya juga disekitar bidang yang

bersangkutan. Majalah dapat mengangkat topik-topik tertentu yang sedang hangat

dan berkembang di masyarakat. (Rini Darmastuti, 2012)

2.4 Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan antara lain :

2.4.1 Zahro, 2017 dengan judul penelitian : Pengembangan Media Pembelajaran

Majalah Fisika untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika Peserta

Didik SMA N 1 Pleret menyimpulkan bahwa media pembelajaran majalah mampu

meningkatkan motivasi serta prestasi belajar peserta didik dengan skor gain sebesar

0,48 dalam kategori sedang. Selain itu media pembelajaran majalah fisika “Suhu dann

Kalor” mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan skor gain sebesar

0,42 dalam kategori sedang.

2.4.2 Pakpahan, 2016 dengan judul penelitian : Pengembangan Bahan Ajar

Chemistry Magazine Berstrategi Problem Based Learning dengan Pendekatan

Kontekstual Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan menyimpulkan bahwa

pengembangan media majalah pada materi hukum-hukum dasar kimia untuk kelas IX

IPA-1 SMA Negeri Unggul Baitussalam dilakukan dengan mengumpulkan informasi

masalah, desain awal produk, serta perbaikan dan validasi desain majalah yang
dikembangkan. Tanggapan guru SMA Negeri 1 Unggul Baitussalam, SMA Negeri 4

Banda Aceh, dan SMA Negeri 5 Banda Aceh terhadap media majalah kimia yang

telah dikembangkan adalah 83,33% dengan kategori sangat setuju. Tanggapan siswa

terhadap majalah kimia yang telah dikembangkan adalah positif dengan presentasi

86,71% siswa sangat setuju.

Relevansi dengan penelitian ini adalah Bahan Ajar Chemistry Magazine yang

dikembangkan pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan prosedur

pengembangan bahan ajar Chemistry Magazine akan dilakukan hingga tahap uji

validitas, kelayakan serta efektivitas dalam pembelajaran kimia materi Kelarutan

Hasil Kali Kelarutan


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan dengan

menggunakan model Borg and Gall dalam Sugiyono (2017), metode penelitian

pengembangan menggunakan model Borg and Gall memiliki 10 prosedur. Namun

dalam penelitian ini akan dilakukan 6 langkah dari 10 tahapan yang terdapat pada

model penelitian ini. Hal tersebut dilakukan karena penelitian ini tidak sampai

menguji keefektifan dari produk media pembelajaran yang dihasilkan, namun hanya

sampai pada tahap revisi produk.

Potensi dan Validasi Desain


Desain Produk
Masalah

Revisi Produk Uji Coba Produk Revisi Desain

Gambar 3.1 Tahap Pengembangan dengan Model Borg and Gall

3.2 Prosedur Pengembangan


Penelitian ini mengembangkan produk dengan menggunakan model

pengembangan Borg and Gall menurut Sugiyono (2017) dengan membatasi 6 langkah

pengembangan yaitu :

3.2.1 Potensi dan Masalah

Pada tahap ini dilakukan pencarian sebuah masalah (pengumpulan

informasi) yang meliputi kajian pustaka, pengamatan atau observasi kelas. Pada

tahap ini dilakukan analisis kebutuhan guna memperoleh informasi awal untuk

dijadikan landasan dalam pembuatan produk yang akan dikembangkan, yaitu berupa

majalah kimia pangan. Langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah studi

pustaka dan studi lapangan.

Studi pustaka bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai hasil penelitian

yang memiliki kaitan dengan materi maupun karakteristik media yang akan

dikembangkan, seperti teori – teori yang berkaitan dengan media pembelajaran kimia

berbasis majalah. Kemudian studi lapangan dilakukan untuk mencari informasi

mengenai kebutuhan pengembangan sumber belajar kimia.

3.2.2 Desain Produk

Pada tahap desain produk, yang dilakukan adalah merancang dan mendesain

produk serta membuat instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan adalah lembar

validasi dan angket. Lembar validasi digunakan oleh ahli materi dan ahli media,

sedangkan angket digunakan oleh guru dan siswa.


Hasil dari rancangan serta desain produk majalah ini masih bersifat konsep

yang menjadi dasar dari tahapan penelitian pengembangan. Tahapan dari desain

rancangan produk majalah kimia pangan dimulai dengan membuat peta konsep yang

berisi kerangka mengenai isi dari majalah yang akan dibuat serta dikembangkan.

Selain itu rancangan dari produk awal yang dilakukan yaitu :

1. Mengumpulkan data dan informasi untuk isi Majalah Fochemagz yang

membahas mengenai sejarah kimia pangan serta informasi seputar gizi dengan

rubrik yang bervariasi.

2. Merancang gambar, desain dari majalah fochemagz menggunakan aplikasi canva

serta picsArt sebagai pelengkap untuk melakukan desain produk.

Komponen dari isi Majalah Fochemagz (Food Chemistry Magazine) ini memiliki

bagian sebagai berikut :

1. Cover depan atau sampul sebagai tampilan awal dari Majalah Fochemagz (Food

Chemistry Magazine) yang dikembangkan.

2. Pada bagian awal terdapat peta konsep yang mencakup keseluruhan dari isi

majalah serta memuat beberapa rubrik tertentu sesuai dengan tema pada edisi

majalah yang dikembangkan. Selain itu terdapat halaman tambahan yang berisi

kata pengantar sebagai ucapan dari penulis

3. Daftar isi sebagai petunuk letak bagian sub materi pada Majalah Fochemagz

(Food chemistry Magazine)

4. Bagian isi merupakan bagian yang memuat isi dari beberapa rubrik seperti artikel

yang mengangkat tema tertentu berkaitan dengan kimia pangan. Selain itu juga
terdapat bagian majalah yang berisi funfact (fakta menyenangkan), tips and trick,

serta info sehat hari ini.

5. Bagian akhir berisi daftar pustaka dan biografi penulis yang memuat identitas

serta informasi singkat mengenai kehidupan penulis.

6. Cover belakang memuat gambar animasi atau ilustrasi serta sedikit penjelasan

yang dikemas dalam bentuk visual yang dimaksudkan agar menambah daya tarik

tersendiri dari majalah Fochemagz (Food Chemistry Magazine) ini

3.2.3 Validasi Desain

Sebelum dilakukan validasi desain, terlebih dahulu dilakukan validasi isi

instrumen oleh validator. Setelah validasi isi dilakukan maka dapat dilanjutkan

dengan validasi desain yang dilakukan oleh ahli materi serta ahli media. Tujuan dari

validasi desain yaitu agar memperoleh masukan yang berupa kritik atau saran dari

validator untuk penyusunan produk Majalah Fochemagz (Food Chemistry

Magazine).

3.2.4 Revisi Desain

Setelah melakukan tahap validasi desain, maka tahap selanjutnya yaitu revisi

desain berdasarkan masukan yang berupa kritik atau saran dari ahli materi dan ahli

media. Revisi desain dilakukan sebagai perbaikan dari desain sebelumnya untuk lebih

disempurnakan lagi.

3.2.5 Uji Coba Produk


Tahap berikutnya yaitu melakukan uji coba produk setelah sebelumnya

direvisi. Pada penelitian ini dilakukan uji coba terbatas, yaitu uji coba tahap awal

yang tidak diimplementasikan pada proses pembelajaran. Sehingga produk yang telah

jadi diberikan kepada dosen untuk dinilai mengenai media atau produk yang telah

dikembangkan. Penilai terdiri dari ahli materi dan ahli media yang memiliki peran

berbeda dalam menilai, pada ahli materi hal yang dinilai berupa isi atau konten yang

dimuat dalam produk. Sedangkan untuk ahli media menilai dari segi media secara

keseluruhan.

3.2.6 Revisi Produk

Setelah dilakukan uji coba produk kepada ahli materi dan ahli media, maka

tahapan selanjutnya yaitu revisi produk dengan tujuan untuk menghasilkan majalah

kimia pangan fochemagz (Food Chemistry Magazine) dengan mempertimbangkan

hasil penilaian serta saran atau masukan dari ahli materi dan ahli media terhadap

produk majalah kimia pangan fochemagz. Tujuan revisi produk adalah untuk

menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik serta melakukan analisis data

yang diperoleh dari penilaian produk tersebut.

3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode non

tes, yaitu :

1. Angket analisis kebutuhan peserta didik


Angket analisis kebutuhan ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan media

pembelajaran yang dibutuhkan pada proses pembelajaran. Isi dari angket yang

ditujukan kepada peserta didik berisi pertanyaan mengenai proses pembelajaran dan

media pembelajaran yang digunakan.

2. Lembar penilaian produk

Lembar penilaian produk merupakan lembar penilaian yang digunakan untuk

menilai produk yang telah dikembangkan. Lembar penilaian produk ditujukan kepada

guru dan peserta didik.

3.3.2 Instrumen pengumpulan data

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini,

instrumen pengembangan meliputi lembar analisis kebutuhan dan lembar penilaian

kelayakan produk berupa angket. Angket yang digunakan terdiri dari aspek yang akan

dinilai oleh Ahli Materi dan Ahli Media. Aspek aspek tersebut yaitu : materi,

kebahasaan, penyajian materi, dan kegrafikan. Setiap aspek memiliki indikator yang

digunakan untuk penilaian pembelajaran. Skala tiap aspek antara lain : 1 untuk Sangat

Kurang (SK), 2 untuk Kurang (K), 3 untuk Baik (B), dan 4 untuk Sangat Baik (SB).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Angket Analisis Kebutuhan

Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh data berupa kelayakan media yang dikembangkan. Pada angket analisis

kebutuhan, kisi – kisi yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Kisi – kisi pertanyaan pada lembar analisis kebutuhan untuk guru

dan peserta didik

No Komponen Jumlah Pertanyaan


1. Permasalahan Pembelajaran 2
Sumber pembelajaran yang
2. 3
digunakan saat dikelas
3. Media Pembelajaran Kimia 4
Media Pembelajaran yang
4. 1
menarik

b. Instrumen Penilaian Kelayakan Produk

Instrumen penilaian yang digunakan berupa angket untuk mengetahui

kelayakan media pembelajaran majalah yang dikembangkan. Instrumen penilaian

kelayakan produk ini diadopsi dari Permendikbud No. 8 Tahun 2016 tentang buku

yang digunakan oleh satuan pendidikan. Angket ini akan diujikan kepada validator,

untuk kisi – kisi dapat diliihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Kisi – kisi instrumen penilaian oleh ahli materi dan ahli media

No Aspek Indikator
1. Materi Menggunakan sumber materi yang benar
secara teoritik dan empirik

Mendorong timbulnya kemandirian, inovasi


dan mampu memotivasi untuk
pengembangan diri
2. Kebahasaan Dapat menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dengan mengakomodasi
kebhinekaan, sifat gotong royong, dan
menghargai perbedaan
Penggunaan bahasa yang tepat, lugas, jelas,
dan sesuai dengan tingkat perkembangan
usia
Indikator
Indikator
Bahasa yang digunakan komunikatif dan
informatif sehingga pembaca mampu
memahami pesan positif yang disampaikan,
memiliki ciri edukatif, dan estetis sesuai
tingkat perkembangan usia.
3. Penyajian Materi Materi yang disajikan menarik (mudah
dipahami, koheran, runtut, dan interaktif)

Penggunaan ilustrasi pada materi


memperjelas materi dan tidak mengandung
unsur SARA
Penyajian materi dapat merangsang untuk
berpikir kritis, kreatif, dan inovatif
Mengandung wawasan kontekstual,
menumbuhkan rasa ingin tahu dan
menemukan hal positif dalam kehidupan
4. Kegrafikan keseharian
Ukuran media pembelajaran sesuai dengan
ukuran B5 (176x250mm)
Tampilan tata letak unsur kulit buku
harmonis dan memiliki kesatuan (unity)

Penggunaan huruf, jenis, ukuran dan warna


huruf mudah dibaca
Ilustrasi yang digunakan mampu
memperjelas pesan, sesuai dan mendukung
penjelasan materi yang ingin disampaikan

c. Validasi Instrumen
Angket dan kuisioner yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan validasi

isi sebelum digunakan. Validasi isi akan dilakukan oleh validator, validator yang

dimaksud adalah dosen Prodi Pendidikan Kimia UII. Menurut Gregory 2017, data

dikatakan layak atau valid jika nilainya >0,700. Kemudian persamaan yang

dipergunakan dalam perhitungan validitas isi antara lain sebagai berikut :

D
CV =
A + B+C+ D

Keterangan :

CV = Content Validity

A = Jumlah item yang tidak relevan menurut kedua validator

B = Jumlah item yang tidak relevan menurut validator 1, tetapi relevan bagi

validator 2

C = Jumlah item yang tidak relevan menurut validator 1, tetapi tidak relevan

bagi validator 2

D = Jumlah item yang relevan menurut kedua validator.

Apabila CV lebih besar dari 0,7 maka instrumen tersebut layak digunakan

dalam penelitian (Gregory, 2007).

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa data analisis

deskriptif. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian di kumpulkan dan dianalisis

dengan langkah sebagai berikut :


a. Menghitung skor total rata-rata dari setiap komponen dengan menggunakan

rumus :

∑X
X=
n

Keterangan :

X = skor rata – rata

∑X = jumlah skor

n = jumlah penilai

Skor maksimal ideal = ∑ indikator x skor tertinggi

Skor minimal ideal = ∑ indikator x skor terendah

b. Mengubah skor rata-rata menjadi nilai dengan kategori dan presentase

Data yang telah diperoleh lalu dianalisis dengan menggunakan skala likert 4

skala dengan pedoman penskoran dan kriteria pengubahan skor rata-rata sebagai

berikut, (Mardapi, 2008) :

Tabel 3.5 Konversi Nilai

Rentang Skor Kategori


Mi + 1,5 SDi ≤ X ≤ Mi + 3,0 SDi Sangat Baik
Mi + 0 SDi ≤ X < Mi + 1,5 SDi Baik
Mi – 1,5 SDi ≤ X ≤ Mi + 0 SDi Cukup
Mi – 3,0 SDi ≤ X ≤ Mi – 1,5 SDi Kurang Baik
Keterangan :

X = skor yang diperoleh

Xi = rata – rata ideal


1
Mi = (skor maksimal + skor minimal)
2

1
SDi = (skor maksimal + skor minimal)
6

c. Menghitung presentase keidealan

Hasil skor rata-rata didapatkan setiap aspek, maka kemudian media

pembelajaran dikatakan layak apabila mendapatkan kategori minimal “Baik”

pada setiap aspek dari penilaian oleh ahli materi dan ahli media. Presentase

hasil penilaian kemudian dihitung dengan rumus sebagai berikut :

skor rata−rata
Presentase keidealan (%) = x 100%
skor ideal

Sesuai dengan (Ridwan, 2011) kriteria presentase dapat dilihat pada tabel 3.6

Tabel 3.6 Kriteria Interpretasi Skor


Presentase (%) Kriteria
81-100 Sangat Layak
61-80 Layak
41-60 Cukup
21-40 Kurang

d. Menghitung skor yang diperoleh dari lembar penilaian produk kemudian di

sesuaikan dengan pedoman penskoran yang sudah dibuat.


DAFTAR PUSTAKA
Ariani, M., 2010, Analisis Konsumsi Pangan Tingkat Masyarakat Mendukung

Pencapaian Disversifikasi Pangan. Jurnal Gizi Indonesia. 33(1):20-28

Arsyad, A, 2011, Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo

Depdiknas, 2003, Media Pembelajaran, Jakarta : Depdiknas

E. Mulyasa, 2002, Manajemen berbasis sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Gregory, RJ. 2007. Psychological Testing : History, Principles, and Applications

Fifth Edition. United States of America : Pearson Education, Inc.

Latuheru, J. D., 1988, Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar-Mengajar Masa

Kini, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mardapi, Djemari, 2008, Teknik Penyususnan Instrumen Tes dan Non Tes,

Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

Najihah, S., dan Sanjaya I. G., 2014 Pengembangan Model E-book Interaktif

Termodifikasi Majalah Pada Materi Struktur Atom. Unesa Journal of

Chemical Education. 3(3): 100-104

Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Buku


Prawiro, S. A., dan Irawan, A. H. 2012, Perencanaan Media Pembelajaran Interaktif

Ilmu Pengetahuan Alam untuk Siswa Kelas 4 dengan Metode Learning The

Actual Object. Jurnal Sains dan Seni ITS, 1 (1):28-33.

Rini Darmastuti, 2012, Media Relations Konsep, Strategi, dan Aplikasi, Yogyakarta:

CV Andi Offset

Setyosari, Punaji., 2010, Metode Penelitian Penelitian dan Pengembangan. Jakarta :

Kencana

Soeatminah, 1992, Pengelolaan Majalah, Yogyakarta : Kanisius

Suderadjat, Hari, 2005, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBNS), Bandung : PT Cipta Cekas Grafika

Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta, CV.

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Lampiran 2. Kuisioner Analisis Kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai