PEMODELAN
AIRTANAH
Disusun oleh :
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
UNDIP Press
Semarang
2021
i
BUKU AJAR
PEMODELAN
AIRTANAH
Penyusun :
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
ISBN : 978-979-097-801-0
Uk. 15.5cm x 23cm (xx + 165 hlm)
Diterbitkan oleh :
Undip Press
Semarang
ii
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH ii
KATA PENGANTAR
iii
iii
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
TINJAUAN MATA KULIAH
I. DESKRIPSI SINGKAT
Pemodelan airtanah adalah cabang ilmu dari geologi yang
menggunakan konseptual model yang disusun berdasarkan
kondisi alam dari perilaku airtanah yang kompleks untuk
disederhanakan dalam pemodelan numerik airtanah
mendekati kondisi kenyataan di alam. Mata kuliah ini
membahas bagaimana perilaku airtanah dan geometrinya
serta kondisi batas model airtanah untuk disusun dalam
konseptual model. Konseptual model ini kemudian
ditransformasikan dalam pemodelan numerik dengan metode
Finite Difference dan Finite Element untuk mensimulasikan
dan memprediksi kondisi akuifer.
II. RELEVANSI
Materi tentang Pemodelan airtanah menitikberatkan peran
ahli geologi dalam membuat konseptual model airtanah dan
diaplikasikan dengan pemodelan numerik untuk
menyelesaikan permasalahan airtanah.
III. KOMPETENSI
1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
a. Mampu menerapkan prinsip-prinsip matematika, sains
alam, dan prinsip rekayasa (engineering principles) untuk
menyelesaikan masalah rekayasa yang berkaitan
dengan material yang berasal dari air tanah
(groundwater/hydrogeology) dan fenomena
kebumian/fenomena geologis serta masalah-masalah
rekayasa yang melibatkan dan/atau diakibatkan oleh
fenomena kebumian.
b. Mampu menemukan sumber masalah rekayasa pada
fenomena kebumian serta masalah-masalah rekayasa
yang melibatkan dan/atau diakibatkan oleh fenomena
kebumian.
c. Mampu melakukan riset yang mencakup identifikasi,
formulasi, dan analisis material yang berasal dari bumi,
iv
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH iv
fenomena kebumian, serta masalah-masalah rekayasa
yang melibatkan dan/atau diakibatkan oleh fenomena
kebumian;
d. Mampu memilih sumberdaya dan memanfaatkan
perangkat perancangan dan analisis rekayasa berbasis
teknologi informasi dan komputasi yang sesuai untuk
melakukan aktivitas rekayasa berkaitan dengan material
yang berasal dari dalam bumi dan fenomena kebumian;
e. Memiliki sikap dan kemampuan yang sesuai visi misi dan
tujuan pendidikan baik skala Universitas, Fakultas dan
Departemen
CPMK Keterangan
CPMK 1-1 Mampu memahami mengenai
pengertian dari pemodelan
airtanah
CPMK 1-2 Mampu menganalisa siklus
perilaku airtanah dalam
konseptual model dan numerik
model
CPMK 2-1 Mampu mengidentifikasikan
terjadinya hubungan parameter
geometri akuifer dan batas
model
CPMK 3-1 Mampu menjelaskan
batasan/ruang lingkup mata
kuliah dan hubungannya
dengan disiplin ilmu lain
CPMK 5-1 Mampu mempergunakan
aplikasi komputasi untuk
analisis pemodelan airtanah
CPMK 8-1 Mampu menunjukkan sikap dan
kemampuan sesuai dengan
kaidah-kaidah keilmuan yang
berlaku
v
v
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran akan diberikan melalui:
1. Ceramah mengenai kontrak kuliah, definisi dasar
serta materi-materi dasar lainnya sesuai dengan
topik mata kuliah setiap minggu
2. Presentasi teori dasar kelompok berdasarkan topik
tertentu
3. Latihan menggunakan aplikasi numerik pemodelan
airtanah
4. Presentasi hasil pemodelan numerik airtanah
ANALISIS PEMBELAJARAN
Perhitungan
Groundwater Recharge
Pemahaman Metode Finite
Difference dan Finite Element
Pemahaman Kondisi
Batas Model
vi
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH vi
DAFTAR ISI
viii
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
BAB III CALCULATION OF GROUNDWATER
RECHARGE METHODE .................................... 33
1. GROUNDWATER RECHARGE AREA AND
DISCHARGE AREA ............................................... 33
1.1 Pendahuluan ......................................................... 33
A. Deskripsi Singkat ................................................ 33
B. Relevansi ............................................................ 33
C. Kompetensi ........................................................ 34
C.1 Standar Kompetensi ................................ 34
C.2 Kompetensi Dasar ................................... 34
1.2 Penyajian ............................................................... 34
A. Uraian ................................................................. 34
B. Latihan................................................................ 37
1.3 Penutup ...................................................................................... 37
A. Rangkuman ........................................................ 37
B. Tes Formatif ....................................................... 37
C. Umpan Balik ....................................................... 38
D. Tindak Lanjut ...................................................... 38
E. Kunci Jawaban Tes Formatif .............................. 38
Daftar Pustaka ................................................................ 39
x
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
2. APLIKASI FINITE DIFFERENCE ........................... 62
1.1 Pendahuluan ......................................................... 62
A. Deskripsi Singkat ................................................ 62
B. Relevansi ............................................................ 62
C. Kompetensi ........................................................ 63
C.1 Standar Kompetensi ................................ 63
C.2 Kompetensi Dasar ................................... 63
1.2 Penyajian ............................................................... 63
A. Uraian ................................................................. 63
B. Latihan................................................................ 79
1.3 Penutup ............................................................................... 79
A. Rangkuman ........................................................ 79
B. Tes Formatif ....................................................... 80
C. Umpan Balik ....................................................... 80
D. Tindak Lanjut ...................................................... 80
E. Kunci Jawaban Tes Formatif .............................. 80
Daftar Pustaka ................................................................ 81
xii
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
BAB VI SENSITIVITY ANALYSIS IN
GROUNDWATER MODELS .............................. 99
1. PENGERTIAN DAN PARAMETER DALAM
ANALISIS SENSITIVITAS ...................................... 99
1.1 Pendahuluan ......................................................... 99
A. Deskripsi Singkat ................................................ 99
B. Relevansi ............................................................ 99
C. Kompetensi ........................................................ 100
C.1 Standar Kompetensi ................................ 100
C.2 Kompetensi Dasar ................................... 100
1.2 Penyajian ............................................................... 100
A. Uraian ................................................................. 100
B. Latihan................................................................ 105
1.3 Penutup ............................................................................... 105
A. Rangkuman ........................................................ 105
B. Tes Formatif ....................................................... 105
C. Umpan Balik ....................................................... 106
D. Tindak Lanjut ...................................................... 106
E. Kunci Jawaban Tes Formatif .............................. 106
Daftar Pustaka ................................................................ 107
xvi
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
DAFTAR GAMBAR
xviii
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
DAFTAR TABEL
xix
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
xiii
xx
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
BAB I
GROUNDWATER FLOW
MODEL USING MODFLOW
1. MODFLOW-2000
1.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
Materi ini mendeskripsikan mengenai software
Modflow pada pemodelan airtanah mulai dari pengertian
Modflow hingga langkah atau tahapan yang digunakan pada
Modflow dalam pemodelan airtanah.
B. Relevansi
Modflow merupakan program komputer yang
mensimulasikan aliran air tanah tiga dimensi melalui suatu
pori media dengan menggunakan metode beda hingga
(McDonald & Harbaugh, 1984). Dimana program komputer ini
tersedia secara komersial dan non-komersial yang disertai
dengan pengembangan Graphical User Interface (GUI)
sehingga tersedia di pasaran (Hariharan & Uma Shankar,
2017).
1
1
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan Groundwater
Flow Model Using Modflow, mahasiswa jurusan Teknik
Geologi semester 7, akan mampu memamahami kegunaan
dari software Modflow dalam pemodelan airtanah.
1.2 Penyajian
A. Uraian
Perangkat lunak modular finite-difference flow model
(MODFLOW) diperkenalkan oleh US Geological Survey
(USGS). Modflow adalah program komputer yang secara
numerik untuk memecahkan persamaan aliran airtanah tiga
dimensi untuk media berpori dengan menggunakan metode
beda hingga (A. W. Harbaugh et al., 2000). Modflow
merupakan salah satu perangkat lunak pemodelan airtanah
yang kuat, yang mampu mensimulasikan aliran air tanah
dalam berbagai sistem alam (misalnya sistem hidrologi,
seperti kebocoran ke sungai, pengisian ulang, dan
evapotranspirasi). Modflow digunakan secara luas di seluruh
2 2
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
dunia dan dapat diterapkan pada banyak aplikasi pemodelan
(Shakoor et al., 2018).
3 3
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
dan dimodifikasi untuk mencapai kemungkinan yang paling
sesuai pada kepala hidrolik yang diukur, aliran, dan
perjalanan advektif. Hal tersebut dapat dicapai dengan
menggunakan Observasi, Sensitivitas, dan Proses Estimasi
Parameter Modflow-2000 (Gambar 1.1).
4
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 4
Bergantung pada proses apa yang disertakan bersama
dengan proses aliran air tanah, struktur Modflow bisa jauh
lebih kompleks daripada aslinya. Misalnya, saat pengamatan,
sensitivitas, dan prameter proses estimasi ditambahkan,
parameter loop estimasi baru ditambahkan ke struktur, yang
memungkinkan proses aliran airtanah untuk dijalankan
beberapa kali, dan parameter loop sensitivitas baru
ditambahkan. Diagram alir yang disederhanakan dari aliran
global, airtanah, pengamatan, sensitivitas, dan gabungan
parameter proses estimasi ditunjukkan pada gambar 1. Untuk
mengilustrasikan perubahan dibandingkan dengan yang asli,
prosedur dan putaran program dari proses aliran air tanah dan
global, yang terdiri dari fungsionalitas Modflow asli, ditandai
dengan tanda bintang. Biasanya, setiap prosedur akan
ditampilkan sebagai kotak terpisah. Namun, beberapa
prosedur berurutan digabungkan menjadi satu kotak untuk
menghemat ruang di file ilustrasi. Selanjutnya, gambar 1.1
mengecualikan beberapa prosedur yang kurang penting dari
pengamatan, sensitivitas, dan parameter proses estimasi
untuk meminimalkan ukuran dan kompleksitas ilustrasi.
Strukturnya cukup ditampilkan untuk mengilustrasikan
perluasan yang khas saat menggunakan banyak proses.
5
5
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
harus diselesaikan berkali-kali tanpa mendefinisikan ulang
secara total seperti halnya proses membaca alur airtanah dan
menyimpan data. Prosedur ini memundurkan file input ke awal
sebelum memulai ulang proses aliran airtanah. Jadi, file input
dibaca ulang setiap kali persamaan aliran diselesaikan.
7
7
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Jika paket dimodifikasi untuk melakukan perbaikan, bilangan
bulat berbeda akan digunakan di tempat ini untuk
membedakan yang dimodifikasi paket dari aslinya atau dari
versi modifikasi lainnya.
B. Latihan
1.3 Penutup
A. Rangkuman
Pemodelan airtanah merupakan suatu sistem
pemodelan dengan menggunakan perangkat pendukung dari
komputer salah satunya seperti Modflow-2000. Dimana
Modflow-2000 ini merupakan perangkat yang telah
dikembangkan untuk memfasilitasi penambahan beberapa
jenis persamaan pada persamaan aliran airtanah dengan
menggunakan Observasi, Sensitivitas, dan parameter proses
estimasi Modflow-2000. Sehingga dalam hal melakukan
pengolahan pada Modflow-2000 ini diperlukan modul utama
(subrutin dipanggil dari program utama) disusun dalam format
matriks untuk menggambarkan klasifikasi berdasarkan paket
dan prosedur. Paket dan prosedur yang dimaksudkan dalam
hal ini adalah suatu program yang menjadi bagian dari
kemampuan pengguna dalam mensimulasikan perbedaan
jenis masalah aliran air tanah. Untuk memfasilitasi perspektif
ini, program dibagi menjadi beberapa bagian yang disebut
8
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 8
paket. Sedangkan prosedur adalah pemecahan program
potongan-potongan yang membuat logika program
sesederhana mungkin dengan tetap mempertahankan
fungsionalitas yang diinginkan. Logika program, yang
biasanya diwakili oleh sebuah flowchart, dengan demikian
direpresentasikan dengan mendeskripsikan urutan prosedur.
Untuk membuatnya mungkin dengan mudah membagi
program menjadi paket dan prosedur yang diinginkan,
program kode dipecah menjadi potongan-potongan kecil yang
disebut modul. Setiap modul berisi kode program dalam satu
prosedur untuk satu paket. Oleh karena itu, kode untuk paket
dapat dibuat dengan mengumpulkan semua modul yang
sesuai dengan paket. Demikian juga, kode untuk prosedur
apa pun dapat dibuat dengan mengumpulkan semua file
modul yang sesuai dengan prosedur.
B. Tes Formatif
1. Apa kegunaan dari software Modflow?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan paket dan
prosedur?
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
Tingkat penguasaan =
9
9
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 70% materi bab ini
dapat melanjutkan ke bab berikutnya. Untuk mahasiswa yang
penguasaan materi bab ini kurang dari 70% diharapkan untuk
mengulangi pembelajaran bab ini terlebih dahulu.
10
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 10
DAFTAR PUSTAKA
Harbaugh, A. W., Banta, E. R., Hill, M. C., Mcdonald, M. G.,
& Groat, C. G. (2000). MODFLOW-2000 , The U.S .
Geological Survey Modular Groundwater Model User
Guide to Modularization Concepts and the Groundwater
Flow Process, U.S. Geological Survey, Open-File Report
00-92, U.S. Department of the Interior. User Guide to
Modularization Concepts and the Ground- Water Flow
Process.
Harbaugh, B. A. W., Banta, E. R., Hill, M. C., & Mcdonald, M.
G. (2000). MODFLOW-2000 , The U .S . Geological
Survey modular graound-water model — User guide to
modularization concepts and the ground-water flow
process. U.S. Geological Survey, 130.
http://www.gama-geo.hu/kb/download/ofr00-92.pdf
Hariharan, V., & Uma Shankar, M. (2017). A Review of
Visual MODFLOW Applications in Groundwater
Modelling. IOP Conference Series: Materials Science
and Engineering, 263(3). https://doi.org/10.1088/1757-
899X/263/3/032025
McDonald, M. G., & Harbaugh, A. W. (1984). A Modular
Three-dimensional Finite-difference Groundwater Flow
Model. https://doi.org/10.1016/0022-1694(86)90106-x
Shakoor, A., Arshad, M., Ahmad, R., Khan, Z. M., Qamar,
U., Farid, H. U., Sultan, M., & Ahmad, F. (2018).
Development of Groundwater Flow Model (Modflow) to
Simulate The Escalating Groundwater Pumping in The
Punjab, Pakistan. Pakistan Journal of Agricultural
Sciences, 55(3), 635–644.
ttps://doi.org/10.21162/PAKJAS/18.4909
11
11
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
SENARAI
Advance Estimate Step Hitung lamanya waktu langkah
dan set kepala di awal langkah
waktu baru sama dengan
kepala dihitung untuk akhir
langkah waktu sebelumnya.
Allocate Alokasikan ruang di komputer
ke menyimpan data.
Aproximate Buat satu potongan mendekati
solusi untuk sistem persamaan
beda hingga.
Basic Menangani tugas-tugas yang
merupakan bagian dari model
secara keseluruhan. Di antara
tugas-tugas itu adalah:
spesifikasi batas, penentuan
panjang langkah waktu,
pembentukan kondisi awal, dan
hasil pencetakan.
Calculate Volumetric Budget Hitung istilah-istilah untuk
keseluruhan volu anggaran
metrik dan menghitung serta
menyimpan sel demi sel istilah
aliran untuk setiap komponen
aliran.
12
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 12
Define Baca data dengan
menentukan jumlah baris,
kolom, lapisan, periode stres,
dan program utama pilihan.
Formulate Equations Hitung koefisien dari
persamaan beda hingga untuk
setiap sel.
Global Proses untuk mengontrol
operasi program secara
keseluruhan dan mengatur
struktur data yang dapat
digunakan oleh semua proses
Graphical User Interface Sistem Operasi berupa
jendela, menu, tombol, ikon,
dan lainnya yang didesain
supaya penggunanya lebih
mudah dalam berinteraksi
dengan sistem operasi atau
aplikasi.
Obervasi Proses untuk menghitung nilai
simulasi itu akan dibandingkan
dengan pengukuran,
menghitung jumlah kuadrat,
perbedaan tertimbang antara
nilai model dan pengamatan,
dan menghitung kepekaan
terkait dengan pengamatan.
13 13
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Output Control Tentukan apakah hasilnya
harus ditulis atau disimpan
pada disk untuk langkah kali ini.
Kirim sinyal ke budget dan
output pro aturan untuk
menunjukkan dengan tepat
informasi apa yang
seharusnya dipadamkan.
Paket Secara umum, paket terdiri dari
semua modul yang terkait
dengan sebuah fitur hidrologi
tertentu, metode solusi, atau
kendali keseluruhan simulasi.
Parameter Proses Estimasi Merupakan persamaan Gauss-
Newton yang dimodifikasi untuk
meminimalkan fungsi tujuan
untuk menemukan nilai
parameter yang optimal.
Read and Prepare Baca data yang konstan
selama simulasi. Siapkan data
dengan melakukan
perhitungan apa pun yang
dapat dilakukan di tahap ini.
Serta baca data yang berubah
dari satu periode stres ke
periode berikutnya. Siapkan
datanya dengan melakukan
14 14
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
kalkulasi apa pun yang dapat
dilakukan di tahap ini.
Sensitivitas Proses untuk memecahkan
persamaan sensitivitas untuk
kepala hidrolik di seluruh grid.
Stress Tentukan lamanya periode
stres dan menghitung istilah
untuk membagi periode stres
menjadi waktu Langkah.
Write Output Mencetak dan menyimpan
head, drawdown dan
keseluruhan anggaran
volumetrik sesuai dengan
sinyal dari prosedur output
control.
15 15
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
16
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 16
BAB II
GROUNDWATER FLOW
USING FEFLOW
1. PENGERTIAN FEFLOW
1.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
Materi ini mendeskripsikan bagaimana
menggunakan perangkat lunak FEFlow untuk
mengetahui kondisi air tanah di bawah permukaan
dan juga untuk mengetahui keadaan air tanah pada
masa lampau.
B. Relevansi
Kondisi dibawah permukaan yang tidak dapat
dilihat langsung dengan mata mengharuskan sebuah
teknologi membantu untuk mengetahui keadaan air
tanah di bawah permukaan dan bagaimana
penyebarannya.
17 17
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan
pengenalan aplikasi FEFlow, mahasiswa jurusan
Teknik Geologi semester 7, akan mampu
menggunakan aplikasi FEFlow dan paham batasan
kegunaan aplikasi tersebut.
1.2 Penyajian
A. Uraian
FEFLOW (Finite Element subsurface FLOW
system) adalah salah satu aplikasi yang digunakan
untuk mengatasi simulasi aliran air tanah, serta
perpindahan massa dan panas (Diersch, 2013).
Program ini menggunakan analisis elemen untuk
menyelesaikan persamaan aliran air tanah dari
kondisi jenuh dan tak jenuh serta transportasi massa
dan panas, termasuk efek kerapatan fluida dan
kinetika kimia untuk sistem reaksi multi- komponen.
Selain itu, aplikasi FEFLOW ini dalam proses
18 18
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
pengolahan data menggunakan penerapan
persamaan matematik atau komputasi, karena
aplikasi ini merupakan aplikasi numerical model,
sehingga dalam pengolahannya membutuhkan
model matematik tertentu pada setiap faktor (Gao
dkk, 2019).
B. Tes Formatif
1. Jelaskan apa itu FEFLOW?
2. Jelaskan Bagaimana FEFLOW mengolah data
mentah yang diberikan?
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
Tingkat penguasaan =
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 70% materi
bab ini dapat melanjutkan dengan melakukan uji
kompetensi di ujian akhir semester. Mahasiswa yang
belum menguasai 70% bab ini diharapkan melakukan
pembelajaran ulang secara mandiri.
19
19
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
digunakan untuk mengatasi simulasi aliran air
tanah, serta perpindahan massa dan panas.
2. FEFLOW dalam proses pengolahan data
menggunakan penerapan persamaan matematik
atau komputasi, karena aplikasi ini merupakan
aplikasi numerical model, sehingga dalam
pengolahannya membutuhkan model matematik
tertentu pada setiap factor.
DAFTAR PUSTAKA
Diersch, H. J. G.2013. FEFLOW: finite element modeling of
flow, mass and heat transport in porous and fractured
media. Springer Science & Business Media.
Gao, Y., Pu, S., Zheng, C., & Yi, S.2019. An improved method
for the calculation of unsaturated–saturated water flow
by coupling the FEM and FDM. Scientific reports, 9(1),
1-9..
SENARAI
FEFLOW Salah satu aplikasi yang digunakan
untuk mengatasi simulasi aliran air
tanah, serta perpindahan massa dan
panas
20 20
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
2. PEMANFAATAN MODEL ALIRAN
AIRTANAH MENGGUNAKAN APLIKASI
FEFLOW
2.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
Materi ini mendeskribsikan pemanfaatan model aliran
air tanah menggunakan aplikasi FEFLOW untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan terkait dengan hubungan
dengan airtanah, yang hasil akhirnya berupa suatu
pemodelan (3D atau 2D) hasil pengimputan data yang
dibutuhkan, sehingga bisa diketahui parameter dan pengaruh
dari suatu permasalahan aliran air tanah.
B. Relevansi
Aplikasi FEFLOW merupakan salah satu aplikasi yang
menggunakan metode pengolahan data berupa numerical
model atau menggunkan persamaan matematik dalam
memasukkan parameter yang dibutuhkan dan implementasi
dari penggunaan metode finite element untuk menyelesaikan
persamaan aliran air tanah dari kondisi jenuh dan tak jenuh
serta transportasi massa dan panas (Gao dkk, 2019). Aplikasi
ini dapat memeberikan gambaran tentang prediksi dan
evasluasi dari model aliran airtanah beserta transportasinya
(Alvarez dkk, 2016).
21 21
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan tentang
pemanfaatan model aliran airtanah menggunakan aplikasi
FEFLOW, mahasiswa jurusan Teknik Geologi semester 7,
akan mampu mengidentifikasi dan mengetahui penggunaan
model yang dihasilkan dari aplikasi ini untuk mengatasi suatu
permasalahan aliran airtanah.
2.2 Penyajian
A. Uraian
FEFLOW (Finite Element subsurface FLOW system)
adalah salah satu aplikasi yang digunakan untuk mengatasi
simulasi aliran air tanah, serta perpindahan massa dan panas
(Diersch, 2013). Aplikasi ini menggunakan metode numerical
model dalam menghasilkan output program yang diinginkan,
sehingga dalam pengolahannya membutuhkan model
matematik tertentu pada setiap faktor.
22 22
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
Secara umum konsep pemodelan air tanah pada aplikasi ini
menggunakan persamaan Richard untuk mendefinisikan
zona jenuh dan zona tidak jenuh (Gao dkk, 2019)
(1)
23 23
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
apabila terjadi adanya anomali atau keanehan maka akan
menunjukkan pola aliran yang mendominasi pada salah satu
ruas, sehingga bisa ditentukan juga besaran debit yang
kemungkinan mengalir pada akuifer tersebut (Paldor, dkk
2020).
25
25
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
3. Aplikasi FEFLOW Digunakan untuk Mengetahui Kondisi
Hidrologi
Model hasil pengolahan aplikasi FEFLOW dapat
digunakan untuk mengetahui aliran air tanah pada suatu
daerah. Selain itu, hasil model ini dapat juga digunakan untuk
mengetahui kondisi paleohidrologi suatu daerah (Gambar
2.3). Pada model tersebut penentuan aliran paleohidrologinya
dapat diketahui dari anomali yang didapatkan dari hasil
pemodelan aplikasi FEFLOW, dengan melihat bentukan 3D
dari suatu daerah, kemudian dilihat tanda-tanda terdapatnya
kemungkinan paleohidrologi yang didapatkan (Levy, dkk
2019).
26
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 26
Hasil model hasil aplikasi FEFLOW dapat digunakan ntuk
menentukan kondisi hidrologi kondisi suatu daerah, dengan melihat
dari parameter DAS pada suatu daerah tersebut (Gambar 2.4).
Pada hasil model tersebut menunjukkan penentuan kondisi hidrologi
dapat diketahui dari persebaran warna yang dihasilkan, sehingga
dapat diketahui seberapa besaran dan arah aliran dari kondisi
airtanah (Li, dkk 2019).
Gambar 2.4 Hasil Model Penentuan Kondisi Hidrologi
27
27
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
dapat diketahui parameter berupa porositas dan
permeabilitas suatu reservoir, apakah input air sudah sesuai
dengan volume reservoir atau melebihi dari volume reservoir
(Alvarez, dkk2016).
B. Latihan
28
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 28
1.3 Penutup
A. Rangkuman
Penggunaan aplikasi FEFLOW didasarkan atas
penggunaan metode numerical model dan penggunaan
metode finite element, sehingga dalam pengimputan datanya
harus disesuaikan dengan penerapan persamaan matematik
tertentu. Hasil dari pengolahan dengan menggunakan aplikasi
FEFLOW dapat berupa model 2D atau 3D, yang dapat
menginterpretasikan terkait permasalahan-permasalahan
aliran airtanah. Selain itu, dengan memasukkan parameter
tertentu, hasil tersebut dapat digunakan untuk mengetahui
debit aliran airtanah, penurunan tanah, dan kondisi hidrologi
pada suatu daerah.
B. Tes Formatif
1. Jelaskan model numerik yang dipakai patokan dalam
pemrosesan aplikasi FEFLOW ?
2. Apa saja yang dapat diketahui dari hasil pemrosesan
menggunakan aplikasi FEFLOW ?
3. Apa saja parameter untuk mengetahui prediksi banjir
dengan menggunakan aplikasi FEFLOW ?
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi tentang
pemanfaatan model aliran airtanah menggunakan aplikasi
FEFLOW, mahasiswa dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
29 29
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Juml jawaban benar
Tingkat penguasaan = x100%
3
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 70% materi bab ini
dapat melanjutkan ke bab berikutnya. Untuk mahasiswa yang
penguasaan materi bab ini kurang dari 70% diharapkan untuk
mengulangi pembelajaran bab ini terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Álvarez, R., Ordóñez, A., De Miguel, E., Loredo, C. 2016.
Prediction of the flooding of a mining reservoir in NW
Spain. Journal of Environmental Management, 184,
30
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 30
219-228.
Diersch, H. J. G. 2013. FEFLOW: finite element modeling of
flow, mass and heat transport in porous and fractured
media. Springer Science & Business Media.
Gao, Y., Pu, S., Zheng, C., Yi, S. 2019. An improved method
for the calculation of unsaturated–saturated water flow
by coupling the FEM and FDM. Scientific reports, 9(1),
1-9.
Levy, Y., Goring-Morris, N. A., Yechieli, Y., Burg, A.,
Gvirtzman, H. 2019. Harnessing paleohydrologic
Modeling to Solve a prehistoric Mystery. Scientific
reports, 9(1), 1-9.
Li, J., Mao, X., Li, M. 2017. Modeling hydrological processes
in oasis of Heihe River Basin by landscape unit- based
conceptual models integrated with FEFLOW and GIS.
Agricultural Water Management, 179, 338- 351.
Paldor, A., Aharonov, E., Katz, O. 2020. Thermo-haline
circulations in subsea confined aquifers produce
saline, steady-state deep submarine groundwater
discharge. Journal of Hydrology, 580, 124276.
Pham, H. T., Rühaak, W., Schuster, V., Sass, I. 2019. Fully
hydro-mechanical coupled Plug-in (SUB+) in FEFLOW
for analysis of land subsidence due to groundwater
extraction. SoftwareX, 9, 15-19.
31 31
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
SENARAI
Airtanah Air yang terletak di dalam zona jenuh
air serta di bawah tekanan hidrostatik
Aliran Airtanah Pergerakan kondisi airtanah di bawah
permukaan
Akuifer Suatu tubuh batuan yang memiliki sifat
porositas dan permeabilitas yang
sangat baik
Aplikasi FEFLOW Aplikasi numerical model yang
membantu terkait dengan pemodelan
aliran airtanah
DAS Suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-
titik tinggi di mana air yang berasal dari
air hujan yang jatuh, terkumpul dalam
kawasan tersebut
Finite element Metode yang dapat meminimalkan
kesalahan solusi dengan cara
matematis dan menggabungkan
kondisi batas yang kompleks dengan
relatif mudah.
32 32
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
BAB III
CALCULATION OF
GROUNDWATER RECHARGE
METHOD
B. Relevansi
Recharge area merupakan bagian dari basin dimana
aliran airtanah jenuh menjauhi muka air tanah sedangkan
discharge area merupakan bagian dimana aliran airtanah
jenuh mengalir mendekati permukaan. (Marei, 2010)
Discharge Area merupakan daerah dimana arah aliran air
tanah di tempat tersebut bergerak menuju muka tanah,
dimana air tanah di daerah luahan akan bergerak menuju ke
atas permukaan bumi. (Makoto Taniguchi, 2003)
33 33
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada pemberian materi pokok bahasan tentang
Groundwater Recharge area dan Discharge area mahasiswa
jurusan Teknik Geologi semester 5, akan mampu mengetahui
apa itu Discharge area dan Recharge are groundwater, serta
mahasiswa juga dapat membedakan antara kedua teori dasar
yang di pakai methode calculation Groundwater yaitu
Discharge dan Recharge.
1.2 Penyajian
A. Uraian
Recharge area merupakan bagian dari basin dimana
aliran airtanah jenuh menjauhi muka air tanah. Recharge area
biasanya berada di daerah topografi tinggi dengan zona
unsaturated yang tebal sedangkan discharge area biasanya
terletak di topografi rendah dengan muka air tanah yang
dangkal (X.W Jiang 2018). Groundwater recharge
didefinisikan sebagai pergerakan kelembaman (airtanah) ke
bawah dari unsaturated zone menuju saturated zone (A.
34
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 34
Marei 2010). Contoh penggunaan Recharge area pada suatu
metode calculation Groundwater adalah penggunaan secara
Water Table Fluctuation (WTF) Methode. Methode ini dipakai
pada suatu penelitian di Prancis. Water Table
Fluctuation(WTF). Merupakan kenaikan muka air tanah yang
disebabkan imbuhan air hingga mencapai ke groundwater.
Hal yang di terapkan pada metode ini di perlukan adanya hasil
secara spesifik dari zona fluktuasi permukaan air tanah.
Metode untuk ekstimisasi hasil dari (sy) diusulkan pada
prosedure grafis yang terhubung dengan kenaikan air tanah
dengan curah hujan tempat asalnya. Metode ini menyajikan
dengan nilai (Sy) yang lebih handal seiring dengan
meningkatnya jumlah peristiwa yang diukur. (Marcelo Varni,
2013). Perhitungan groundwater recharge dengan metode ini
dapat meminimalkan efek aliran transien pada zona jenuh air.
Ketidakpastian dalam pengukuran groundwater recharge
dengan metode ini terletak pada ketidakpastian specific yield
dan dinamika penurunan airtanah melalui persamaan WTF.
(Dupuy, 2018).
36
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 36
B. Latihan
1.3 Penutup
A. Rangkuman
Daerah yang lebih tinggi merupakan daerah
tangkapan atau pengisian (recharge area) dan daerah yang
lebih rendah merupakan daerah pelepasan atau pengeluaran
(discharge area). Aliran air tanah dan aliran permukaan
tidaklah dipandang secara parsial, dalam artian air tanah
punya jalur sendiri dan air permukaan punya jalur sendiri. Bisa
saja dalam perjalanannya menuju laut ada air tanah keluar
dari jalurnya dan bergabung dengan air permukaan (masuk
sistem aliran sungai), dalam artian daerah pengeluarannya di
sungai. Dengan demikian bisa dikatakan ada interaksi atau
hubungan timbal balik antara air tanah dan sungai apabila
dilihat sisi recharge dan discharge. (Sungai, 2015)
B. Tes Formatif
1. Jelaskan Pengaruh Recharge pada Metode
Groundwater
2. Apa yang Anda ketahui tentang WTF methode
37
37
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
B. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
C. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 70% materi bab ini
dapat melanjutkan ke bab berikutnya. Untuk mahasiswa yang
penguasaan materi bab ini kurang dari 70% diharapkan untuk
mengulangi pembelajaran bab ini terlebih dahulu.
38
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 38
DAFTAR PUSTAKA
Dupuy, H. D. (2018). Estimating groundwater recharge
uncertainty from joint application. Hydrogeology
Journal, 2495–2505.
Makoto Taniguchi, W. C. (2003). Spatial and temporal
distributions of submarine groundwater discharge
rates obtained from various types of seepage meters
at a site in the Northeastern Gulf of Mexico.
Biogeochemistry, 35–53.
Marei, A. K. (2010). Estimating groundwater recharge using
the chloride mass-balance method. Hydrological
sciences journal, 780-791.
Sungai, R. d. (2015, Febuary Kamis). Recharge dan
Discharge antara Air Tanah dan Sungai. Retrieved
from Recharge dan Discharge antara Air Tanah dan
Sungai Blognya Lorance:
http://lorenskambuaya.blogspot.com/2015/02/recharg
e-dan-discharge-antara-air-tanah.html
SENARAI
Discharge area Daerah dimana arah aliran air
tanah di tempat tersebut
bergerak menuju muka tanah,
dimana air tanah di daerah
luahan akan bergerak menuju
ke atas permukaan bumi.
39 39
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Recharge area Bagian dari basin dimana aliran
airtanah jenuh menjauhi muka
air tanah.
B. Relevansi
Recharge area merupakan bagian dari basin dimana
aliran airtanah jenuh menjauhi muka air tanah (X.W Jiang
2018). Jumlah airtanah yang ada pada suatu daerah sangat
penting diketahui untuk pemanfaatan pada daerah tersebut.
Dimana pada masing-masing tempat menggunakan metode
perhitungan yang berbeda.
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan keberadaan
airtanah, mahasiswa jurusan Teknik Geologi semester 7,
akan mampu memamahami metode perhitungan recharge
area yang pengunaannya disesuaikan dengan kondisi geologi
serta lokasinya.
40
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 40
C.2 Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Jika diberikan materi tentang perhitungan metode
recharge, mahasiswa jurusan Teknik Geologi semester 7,
akan dapat menjelaskan dan mengetahui penggunaan
metode berdasarkan kondisi geologi serta lokasi keberadaan
recharge area minimal 80% benar.
2.2 Penyajian
A. Uraian
Dalam menghitung groundwater recharge digunakan
beberapa metode yang disesuaikan dengan kondisi geologi
atau kebutuhannya yaitu sebagai berikut:
1. Artificial Recharge
Merupakan sistem yang berguna untuk meningkatkan
kapasitas penyimpanan dari permukaan air tanah. Selain
itu, Artificial recharge sendiri banyak mempengaruhi
berbagai faktor yang berhubungan dengan hidrogeologi.
Model aliran air tanah ini berfungsi untuk mengevaluasi
waktu kedatangan air isi ulang yang menyusup dari kolam
resapan buatan ke tabel air tanah dalam berbagai kondisi
hidrogeologi. Hubungan antara waktu kedatangan dan
faktor hidrogeologi yang digunakan dalam simulasi
FEMWATER adalah hasil analisis dari Metode korelasi
“grey”. Hasilnya menunjukkan urutan kepentingan faktor
karena mempengaruhi waktu kedatangan air. Urutan
kepentingan tinggi ke rendah adalah α, D g, θ e, D p, K S
41 41
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
dan β. D g dan D p diartikan sebagai potensi pergerakan
air resapan; θe adalah kapasitas penyimpanan air tanah,
dan K S mewakili kemampuan tanah untuk mengangkut
air. (H. S. Gau, 2006).
2. Comparison Of Methods
Merupakan pengisian ulang air tanah adalah faktor kunci
dalam metode ini, terutama di daerah (semi-) kering.
Dalam metode ini secara umum, tingkat imbuhan air tanah
lebih tinggi di bagian timur dataran tinggi di mana
permukaan tanah ditutupi oleh pasir permeabel yang
cocok untuk infiltrasi. Tidak ada satu metode pun yang
dapat secara konsisten menghasilkan estimasi pengisian
tahunan terbesar atau terkecil untuk semua sistem air
tanah. Perkiraan pengisian ulang terbesar biasanya
ditentukan dengan menggunakan metode Darcy. Zona tak
jenuh dan perkiraan terkecil biasanya ditentukan dengan
menggunakan metode keseimbangan massa klorida.
Perbandingan beberapa metode dianggap berguna untuk
menentukan kisaran tingkat pengisian yang masuk akal
dan untuk memperhatikan ketidakpastian suatu perkiraan.
(Lihe Yin, 2011).
3. Metode Water Table Fluctuation (WTF)
Merupakan kenaikan muka air tanah yang disebabkan
imbuhan air hingga mencapai ke groundwater. Hal yang
di terapkan pada metode ini di perlukan adanya hasil
secara spesifik dari zona fluktuasi permukaan air tanah.
Metode untuk ekstimisasi hasil dari (sy) diusulkan pada
42
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 42
prosedure grafis yang terhubung dengan kenaikan air
tanah dengan curah hujan tempat asalnya. Metode ini
menyajikan dengan nilai (Sy) yang lebih handal seiring
dengan meningkatnya jumlah peristiwa yang diukur.
(Marcelo Varni, 2013).
4. Metode APLIS
Metode APLIS dapat digunakan dalam perhitungan
recharge pada akuifer karst serta distribusi spasial yang
simple dengan menggunakan GIS dari kombinasi variable
yang berbeda ( geologi, geografi, klimatologi dan
sebagainya). Parameter yang digunakan pada metode ini
yaitu altitude (A), slope (P), litologi (L), konsentrasi pada
infiltrasi karst (I), tipe soil (S) dan karakteristik hidrogeologi
(Fh). Variable diatas memiliki nilai 1-10. Dimana nilai 1
memiliki pengaruh yang minim begitupun sebaliknya (B.
Andreo 2018). Adapun rumus yang digunakan yaitu:
(1)
yaitu:
(2)
43
43
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Dimana R merupakan recharge (mm/tahun), P
merupakan curah hujan (mm/tahun), merupakan konstrasi
klorid yang terkandung pada curah hujan (mg/L),
merupakan konsentrasi klorid pada airtanah (mg/L) (B.
Andreo 2018).
6. Metode Glugla
Merupakan metode untuk memperkirakan nilai rata-
rata aktual evatranspirasi tahunan sehingga diketahui nilai
groundwater recharge tahunan rata-rata. Disebut dengan
Metode Glugla karena dikembangkan oleh Glugla.
Persamaan yang berkaitan dengan water balance yaitu:
(3)
(4)
Dimana P merupakan presipitasi, Ea merupakan
evapotranspirasi actual, R merupakan total run off, GWR
merupakan recharge airtanah, Ro merupakan runoff
permukaan, Ri merupakan interflow dan merupakan
perubahan pada storage (J.V Bonta 1999).
Sebagai contoh studi kasus di Sierra Almijara
(Spanyol Selatan). Secara geologi Sierra Almijara terletak
pada kompleks Alpujarride dalam zona Betic Cordillera.
Terdiri dari batuan metamorfik termasuk skist yang
berumur Paleozoikum yang tersusun atas tiga formasi
yaitu fissured white dolomitic marbles, calcareous marbles
dan white-gray dolomitic marbles.
44
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 44
Gambar 3.1. Kondisi Geologi Sierra Almijara
45
45
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Tabel 3.1. Recharge Area Pada Sierra Almijara.
B. Latihan
46
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 46
2.3 Penutup
A. Rangkuman
Jumlah airtanah yang ada pada suatu daerah sangat
penting diketahui untuk pemanfaatan pada daerah tersebut.
Dimana pada masing-masing tempat menggunakan metode
perhitungan yang berbeda. Terdapat berbagai macam
metode dalam perhitungan groundwater recharge yang
disesuaikan dengan kondisi geologinya diantaranya yaitu
Artificial Recharge, Comparison of methods, Metode Water
Table Fluctuation (WTF), Metode APLIS, Metode Chlorid
Mass-Balance (CMB) dan Metode Glugla. Studi kasus di
Sierra Almijara yang merupakan karbonat akuifer dihitungan
groundwater recharge-nya dengan metode APLIS didapatkan
nilai sebesar 42%.
B. Tes Formatif
1. Metode apa saja yang dapat digunakan untuk
menghitung groundwater recharge?
2. Apa saja asumsi yang digunakan dalam penggunaan
metode CMB?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan metode artifisial
recharge !
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
47 47
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Juml jawaban benar
Tingkat penguasaan = x100%
3
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 70% materi bab ini
dapat melanjutkan ke bab berikutnya. Untuk mahasiswa yang
penguasaan materi bab ini kurang dari 70% diharapkan untuk
mengulangi pembelajaran bab ini terlebih dahulu.
48
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 48
3. Artificial Recharge merupakan sistem yang berguna untuk
meningkatkan kapasitas penyimpanan dari permukaan air
tanah. Selain itu, artificial recharge sendiri banyak
mempengaruhi berbagai faktor yang berhubungan
dengan hidrogeologi. Model aliran air tanah ini berfungsi
untuk mengevaluasi waktu kedatangan air isi ulang yang
menyusup dari kolam resapan buatan ke tabel air tanah
dalam berbagai kondisi hidrogeologi.
DAFTAR PUSTAKA
Andreo, B., Barberá, J. A., Mudarra, M., Marín, A. I., García-
Orellana, J., Rodellas, V., & Pérez, I. (2018). A multi-
method approach for groundwater resource
assessment in coastal carbonate (karst) aquifers: the
case study of Sierra Almijara (southern Spain).
Hydrogeology journal, 26(1), 41-56.
Bonta, J. V., & MÜLLER, M. (1999). Evaluation of the Glugla
method for estimating evapotranspiration and
groundwater recharge. Hydrological sciences journal,
44(5), 743-761.
H. S. Gau, C. Y. (2006, February 1). Application of grey
correlation method to evaluate potential groundwater
recharge sites. Stoch Environ Res Ris Assess , pp. 1-
1.
Jiang, X. W., Wan, L., Wang, X. S., Wang, D., Wang, H.,
Wang, J. Z., ... & Zhao, K. Y. (2018). A multi-method
49 49
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
study of regional groundwater circulation in the Ordos
Plateau, NW China. Hydrogeology Journal, 26(5),
1657-1668.
Lihe Yin, G. H. (2011). Groundwater-recharge estimation in
the Ordos Plateau, China: comparison of methods.
Hydrogeology Journal, 19(December 2011), 1563-
1575.
Marcelo Varni, R. C. (2013). Application of the water table
fluctuation method. Hydrological Science Journal,
58(7), 1445-1455.
SENARAI
Airtanah Air yang terletak di dalam zona
jenuh air serta di bawah
tekanan hidrostatik
Artificial Recharge Sistem yang berguna untuk
meningkatkan kapasitas
penyimpanan dari permukaan
air tanah.
Comparison Of Methods Pengisian ulang air tanah
adalah faktor kunci dalam
metode ini, terutama di daerah
(semi-) kering.
Metode Glugla Untuk memperkirakan nilai
rata-rata aktual evatranspirasi
tahunan sehingga diketahui
50 50
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
nilai groundwater recharge
tahunan rata-rata.
Metode Chlorid
Mass-Balance (CMB) Digunakan pada lingkungan
high soluble, konservasi dan
tidak dapat terserap oleh
tanaman.
Metode APLIS Digunakan dalam perhitungan
recharge pada akuifer karst
serta distribusi spasial yang
simple.
Recharge area Bagian dari basin dimana aliran
airtanah jenuh menjauhi muka
air tanah
51
51
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
52
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 52
BAB IV
1. DESKRIPSI UMUM
1.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
Materi ini menjelaskan tentang penggunaan metode
beda hingga dalam menggambarkan pemodelan airtanah
untuk mengetahui nilai-nilai tertentu secara numerik.
B. Relevansi
Pemodelan airtanah digunakan dalam banyak hal,
seperti gambaran untuk pengelolaan sumber daya air,
memprediksi aliran airtanah, dan simulasi airtanah. Metode
beda hingga dapat digunakan untuk menyelesaikan model
konseptual secara numerik.
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan pemodelan
airtanah, mahasiswa jurusan Teknik Geologi semester 7,
akan mampu memamahami proses pemodelan air tanah
53 53
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
dengan metode beda hingga.
C.2 Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Jika diberikan materi tentang pemodelan dengan
metode beda hingga, mahasiswa jurusan Teknik Geologi
semester 7, akan dapat menjelaskan mengenai konsep dasar
pembuatan model konseptual dengan metode beda hingga
minimal 80% benar.
1.2 Penyajian
A. Uraian
Model airtanah digunakan sebagai alat untuk
pengambilan keputusan dalam pengelolaan sistem sumber
daya air. Mereka juga dapat digunakan untuk memprediksi
aliran air tanah di masa depan. Beberapa teknik solusi yang
baik tersedia untuk menyelesaikan persamaan pengatur
model, salah satunya adalah metode beda hingga (Igboekwe
dan Achi, 2011). Selain itu model airtanah juga memiliki
banyak fungsi, yaitu memprediksi pengaruh hidrologi
terhadap perilaku akuifer atau simulasi airtanah (Baharum et
al., 2010).
Metode perbedaan hingga telah berhasil digunakan
untuk memecahkan masalah sains dan teknik sejak
dimulainya di awal 1900-an (Mehl dan Hill, 2004). Konsep
metode beda hingga adalah untuk mendiskritkan domain
aliran total menjadi subdomain kecil yang nyaman atau
'elemen' dan mengevaluasi keseimbangan massa di setiap
elemen (Narasimhan dan Witherspoon, 1976).
54
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 54
Persamaan yang menggambarkan aliran airtanah
merupakan Persamaan Diferensial Parsial. Ini dapat
diselesaikan secara matematis dengan solusi analitik atau
numerik. Tetapi solusi analitik sangat sulit diterapkan karena
membutuhkan parameter dan batasan yang harus sangat
ideal. Keuntungan dari solusi analitik, jika memungkinkan,
adalah bahwa metode ini menghasilkan solusi yang tepat
untuk persamaan dan itu sederhana dan efisien untuk
didapatkan. Banyak dari mereka telah dikembangkan untuk
persamaan aliran, tetapi kebanyakan dari mereka terbatas
pada masalah hidrolika sumur. Variabel kontinu diganti
dengan variabel diskrit yang ditentukan di blok grid. Juga
persamaan differensial kontinu yang menentukan head
hidrolik dalam sistem, diganti dengan jumlah head yang
terbatas pada grid yang berbeda (Igboekwe dan Achi, 2011).
Metode beda hingga dianggap sebagai metode yang
paling dapat diterapkan dan mudah dipahami untuk
memperoleh solusi numerik untuk masalah aliran air tanah
yang stabil dan tidak stabil. Metode umum terdiri dari
melapiskan grid-grid yang terbatas pada domain solusi.
Sebenarnya, setiap grid diberi nomor identifikasi global dan
sekitarnya dari setiap grid ini, di mana variabel dependen
didekati dengan polinomial derajat hingga yang koefisiennya
ditulis dalam format nilai variabel dependen yang tidak
diketahui di grid sekitarnya. Jadi polinomial ini digunakan
untuk mendapatkan pendekatan aljabar untuk persamaan
diferensial parsial untuk setiap grid internal di samping
55
55
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
pendekatan aljabar untuk kondisi batas di setiap situs grid di
atas atau di dekat batas domain solusi. Setelah kita
mendapatkan persamaan aljabar untuk setiap grid maka
persamaan tersebut dapat kita selesaikan secara bersamaan
untuk mendapatkan nilai variabel dependen yang tidak
diketahui pada semua grid (Baharum et al., 2010).
Model numerik digunakan dalam pemodelan air tanah
karena menghasilkan solusi perkiraan untuk persamaan yang
mengatur melalui diskritisasi ruang dan waktu (Igboekwe dan
Achi, 2011). Solusi numerik dapat menangani masalah yang
lebih rumit dari pada solusi analitis. Dengan perkembangan
pesat prosesor komputer dan peningkatan kecepatan,
pemodelan numerik menjadi lebih efektif dan mudah
digunakan (Baalousha et al., 2008). Model airtanah umumnya
membutuhkan solusi persamaan diferensial parsial.
Persamaan yang menjelaskan aliran airtanah adalah
persamaan diferensial parsial orde dua yang dapat
diklasifikasikan berdasarkan sifat matematisnya. Pada
dasarnya ada tiga jenis persamaan diferensial parsial orde
dua: persamaan parabola, hiperbolik dan eliptik. Salah satu
metode untuk menyelesaikan persamaan airtanah adalah
metode beda hingga. Pendekatan numerik ini mengharuskan
akuifer dibagi lagi menjadi grid dan menganalisis aliran yang
terkait dalam satu zona akuifer atau grid nodal (Igboekwe dan
Achi, 2011).
56
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 56
Metode numerik pemodelan membutuhkan masukan
data yang ekstensif, dan keakuratan hasil tergantung pada
data masukan, ukuran ruang dan waktu diskritisasi bersama
dengan metode numerik yang digunakan untuk
menyelesaikan persamaan model (Bakker et al., 1999 dalam
Omar et al., 2019).
Dalam Haefner et al., 1996 algoritme beda hingga
dikembangkan untuk masalah transportasi yang tidak dibatasi
oleh bilangan grid dan mengatasi kesulitan yang terkait
dengan jenis campuran parabolik-hiperbolik persamaan
transportasi. Algoritme batasan depan membuat solusi
numerik dari persamaan transport menjadi lebih efisien dan,
karenanya, masalah identifikasi parameter yang sesuai. Ini
meningkatkan efisiensi metode Gauss-Newton, karena
analisis sensitivitas yang dimodifikasi memungkinkan solusi
persamaan sensitivitas dengan hanya mengubah sisi kanan
persamaan sistem. Dengan algoritma batasan depan, ini
sebanding dengan metode persamaan adjoint sehubungan
dengan waktu CPU, juga pada basis iterasi tunggal, yang
memiliki keunggulan konvergensi cepat. Metode sensitivitas
bahkan mengungguli metode gradien konjugasi (Haefner et
al., 1997).
B. Latihan
57 57
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
1.3 Penutup
A. Rangkuman
Model konseptual airtanah diperlukan dalam penelitian
atau eksplorasi airtanah guna mengetahui kondisi aliran dan
akuifer. Persamaan yang menggambarkan aliran airtanah
merupakan Persamaan Diferensial Parsial yang dapat
diselesaikan secara matematis dengan solusi numerik.
Solusi numerik dilakukan dengan membagi akuifer
menjadi grid dan menganalisis aliran yang terhubung dalam
satu aliran akuifer. Metode beda hingga memiliki kelebihan
dibandingkan metode lain, yaitu mudah diterapkan dan
dipahami dalam menyelesaikan permasalahan aliran
airtanah. Selain itu metode beda hingga dapat menyelesaikan
masalah yang lebih rumit.
B. Tes Formatif
1. Apa yang dimaksud dengan persamaan diferensial
parsial?
2. Bagaimana metode beda hingga dilakukan dalam
pemodelan?
3. Apa yang mempengaruhi keakuratan pemodelan dengan
metode beda hingga dan apa kelebihannya?
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
58 58
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
Juml jawaban benar
Tingkat penguasaan = x100%
3
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 80% materi bab ini
dapat melanjutkan ke bab berikutnya. Untuk mahasiswa yang
penguasaan materi bab ini kurang dari 80% diharapkan untuk
mengulangi pembelajaran bab ini terlebih dahulu.
59
59
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
DAFTAR PUSTAKA
Baharum, A., AlQahtani, H. F., Ali, Z., Lateh, H., & Peng, K.
S. (2010). Modelling of Groundwater by Using
Finite Difference Methods and Simulation. In
Tenth Islamic Countries Conference on Statistical
Sciences Statistics for Development and Good
Governance (p. 483).
Igboekwe, M. U. & Achi, N. J. (2011). Finite Difference Method
of Modelling Groundwater Flow’, 2011(March),
pp. 192–198. doi: 10.4236/jwarp.2011.33025.
Mehl, S. & Hill, M. C. (2004). Three-dimensional local grid
refinement for block-centered finite-difference
groundwater models using iteratively coupled
shared grids : a new method of interpolation and
analysis of errors’, 27, pp. 899–912. doi:
10.1016/j.advwatres.2004.06.004.
Omar, P. J., Gaur, S., Dwivedi, S. B., & Dikshit, P. K. S.
(2019). Groundwater modelling using an analytic
element method and finite difference method: An
insight into Lower Ganga river basin. Journal of
Earth System Science, 128(7), 195.
Baalousha, H., Mckay, G., Haik, Y., Siddique, A., Koç, M.,
Francis, L., & Al-Adwan, A. (2008). Fundamentals
of groundwater
modelling. Groundwater: Modelling,
Management and Contamination. New York:
60 60
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
Nova Science Publishers, Inc.
Narasimhan, T. N., & Witherspoon, P. A. (1976). An integrated
finite difference method for analyzing fluid flow in
porous media. Water Resources Research, 12(1),
57-64.
Haefner, F., Boy, S., Wagner, S., Behr, A., Piskarev, V., &
Palatnik, B. (1997). The ‘front limitation’algorithm
a new and fast finite-difference method for
groundwater pollution problems. Journal of
Contaminant Hydrology, 27(1-2), 43-61.
SENARAI
Airtanah Air yang terletak di bawah
permukaan tanah pada ruang-
ruang yang miskin tanah dan
dalam rekahan-rekahan
formasi litologi (Baharum et al.,
2010).
Hidrologi Ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang kejadian,
perputaran, dan penyebaran air
baik di atmosfer, di permukaan
bumi, maupun di bawah
permukaan bumi.
Model konseptual Representasi deskriptif dari
sistem airtanah yang
menggabungkan interpretasi
61 61
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
kondisi geologi dan hidrologi
(Baalousha et al., 2008)
Numerik Bersifat angka atau sistem
angka
B. Relevansi
Dalam metode fitrinite difference terdapat beberapa
perhitungan seperti problem setting, numerical verification,
model 3D, model 2D, dan Anlisis Output.
62 62
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan pemodelan
airtanah, mahasiswa jurusan Teknik Geologi semester 7,
akan mampu memamahami proses pemodelan airtanah
dengan pengaplikasian metode Finite Difference.
2.2 Penyajian
A. Uraian
Metode perbedaan hingga telah berhasil digunakan
untuk memecahkan masalah sains dan teknik sejak
dimulainya di awal 1900-an (Steffen Mehl and Mary C. Hill.
2004). Metode beda hingga dianggap sebagai metode yang
paling dapat diterapkan dan mudah dipahami untuk
memperoleh solusi numerik untuk masalah aliran air tanah
yang stabil dan tidak stabil. Metode umum terdiri dari
melapiskan grid node yang terbatas pada domain solusi.
Sebenarnya, setiap node diberi nomor identifikasi global dan
sekitarnya dari setiap node ini, di mana variabel dependen
didekati dengan polinomial derajat hingga yang koefisiennya
63 63
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
ditulis dalam format nilai variabel dependen yang tidak
diketahui di node sekitarnya. Jadi polinomial ini digunakan
untuk mendapatkan pendekatan aljabar untuk persamaan
diferensial parsial untuk setiap node internal di samping
pendekatan aljabar untuk kondisi batas di setiap situs node di
atas atau di dekat batas domain solusi. Setelah kita
mendapatkan persamaan aljabar untuk setiap node maka
persamaan tersebut dapat kita selesaikan secara bersamaan
untuk mendapatkan nilai variabel dependen yang tidak
diketahui pada semua node (Adam Baharum. et al. 1983).
Metode ini merupakan metode penyempurnaan dari metode
grid lokal node yang kemudian dikembangkan menjadi
metode 2 dimensi dan kekurangan dalam metode 3 dimensi
(Yifan Xie, et al. 2019).
Berdasarkan teori teori tersebut metode finite difference
terbagi menjadi 10 metode perhitungan, yaitu :
1. Identifikasi masalah tertentu
Contoh studi kasus ini dilakukan untuk
mengetahui berapa banyak air yang dapat berada di area
lereng atau ketinggian air tanah di lereng. Salah satu
faktor utama terjadinya tanah longsor adalah tinggi dan
gaya-gaya yang berhubungan dengan air tanah. Jika
dapat memprediksi airtanah saat mencapai level kritis di
lereng, maka dapat berguna sebagai pesan peringatan
dini kepada masyarakat sekitar yang mungkin terkena
dampak longsor. (Adam Baharum, et al., 1983)
64
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 64
2. Merumuskan masalah nilai batas
Rumusal masalah membantu kita dalam
mengatur pemikiran tentang suatu masalah. Setiap node
nomor identifikasi global, serta di lingkungan setiap node
ini. Variabel tergantung h (kepala piezometri) yang
diperkirakan dengan polinomial derajat hingga yang
koefisiennya ditulis dalam istilah nilai variabel tergantung
yang tidak diketahui di node sekitarnya. Disini
menggunakan polinomial untuk mendapatkan dua
persamaan aljabar, yaitu:
a. Pendekatan aljabar untuk persamaan diferensial
parsial pada setiap node interior.
b. Perkiraan aljabar untuk kondisi batas di setiap node
yang terletak di atas atau di samping batas domain
solusi.
66
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 66
Pada langkah empat kami menghitung jawaban
67
67
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Gambar 4.1. Nilai-Nilai H Pada Setiap Node Di Domain Batas
Solusi (Adam Baharum, et al., 1983)
5. Analisis Output
Dari Gambar 4.1 di atas diketahui bahwa akuifer
diasumsikan homogen, bahwa h adalah perubahan muka
air yang disebabkan oleh imbuhan R (rainfall) yang
terdistribusi merata dan masalahnya adalah masalah
terbalik dimana yang tidak diketahui adalah nilai R yang
akan membuat maksimum yang ditentukan untuk h.
Masalah terbalik ini mudah diselesaikan karena
masalahnya adalah liner di kedua tangan R. Cara
menyelesaikannya yaitu dengan mengalikan semua
persamaan dengan konstanta yang sama, menunjukkan
bahwa jika tingkat pengisian ulang R menciptakan
perubahan ketinggian air sebesar h. Kemudian tingkat
pengisian ulang akan membuat perubahan ketinggian air.
Output untuk rogram komputer memberikan kenaikan
water table untuk tingkat pengisian ulang R (Hunt data R
68
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 68
= 0.1*10ˉ⁶ m/s = 263 mm/month. Karena kenaikan
maksimum yang dihitung adalah 0,315 m pada node 12,
maka nilai R yang akan memberikan kenaikan muka air
maksimal 1 meter yaitu: (Adam Baharum, et al., 1983)
69
69
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Gambar. 4.2. Perpindahan LOS (mm) selama periode pemulihan
dan ekstraksi yang berbeda: (a) dari Januari 1996 hingga Januari
1999, (b) dari Februari 1999 hingga Maret 2000, sebagaimana
diukur menggunakan data ERS-1/2 yang diperoleh sepanjang
penurunan mode; dan (c) dari April 2005 hingga Oktober 2006, (d)
dari Desember 2006 hingga September 2010, yang diukur
menggunakan data ENVISAT yang diperoleh dalam mode menaik.
(Roberta Bonì, at al., 2020)
[ACB]{hcB}={ cB(hp)}
Ket :
[ACB] matriks koefisien untuk sel kisi anak di
sepanjang antarmuka batas dengan kisi induk.
{ cB(hp)} sisi kanan untuk sel grid pengembangan
sepanjang antarmuka batas dengan grid
induk.
{hcB} kepala pada antarmuka batas grid
pengembangan.
74
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 74
10. Model Evaluation
A. Radial-Cartesian coupling
Dalam kasus ini, model dievaluasi terhadap solusi
Papadopulos-Cooper untuk simulasi penarikan di sumur
berdiameter besar di akuifer tertekan (Papadopulos &
Cooper, 1967). Beberapa konfigurasi grid disiapkan untuk
menganalisis kesalahan model yang terkait dengan batas
radial-Cartesian di SPIDERR untuk berbagai tingkat
perbaikan grid radial dan Cartesian (Tabel 4.1 dan Gambar
4.2). Hasil yang disajikan di sini sama sekali tidak lengkap,
dan banyak lagi konfigurasi kisi yang dapat diuji. Hasil yang
disajikan di bawah ini membantu mengilustrasikan nilai dan
batasan metodologi tetapi pengujian lebih lanjut dari
konfigurasi kisi yang berbeda di bawah kondisi akuifer
yang berbeda (misalnya aliran tidak terbatas, heterogen
vertikal, atau non-Darcian) akan sangat berharga. (K.A.
Upton, et al., 2020)
75
75
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
SPIDERR dijalankan sebagai satu lapisan, homogen,
model terbatas dengan lubang bor berdiameter 0,1 m yang
terletak di tengah kisi Cartesian 20 × 20 km. Model
dijalankan selama 50 hari dengan kecepatan abstraksi
1000 m3 hari − 1, transmisivitas 500 m2 hari − 1 dan
penyimpanan 0,005. Tiga kisi Cartesian yang berbeda
digunakan, dengan sel persegi 250 m, 500 m, dan lebar
1500 m. Dalam masing-masing, tiga grid radial yang
berbeda juga diterapkan yang mengandung 4, 12 atau 20
irisan radial, yang memiliki luasan radial yang berbeda
seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 4.2. Penarikan
simulasi pada lubang bor abstraksi dan pada simpul di
centralslice pada radial- Grid kartesius dibandingkan
dengan solusi analitik (Gbr. 4.3). Persentase kesalahan,
dihitung pada akhir simulasi dari drawdown pada lubang
bor abstraksi dan drawdown pada node irisan pusat pada
batas radial-Cartesian, ditunjukkan pada Tabel 2. (K.A.
Upton, et al., 2020)
B. Numerical verification
Pada bagian ini, kepala NFVMSFEM dibandingkan
dengan kepala metode elemen hingga multiskala volume
hingga (He dan Ren, 2005) dan metode elemen hingga
linier klasik. Bidang kecepatan NFVMSFEM dibandingkan
dengan model Galerkin Yeh (Yeh 1981). Efek dari kondisi
batas fungsi dasar yang berbeda di NFVMSFEM juga diuji.
Tiga contoh berbeda diusulkan untuk mendemonstrasikan
efisiensi dan efektivitas NFVMSFEM, termasuk masalah
76
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 76
aliran stabil dua dimensi dengan konduktivitas hidraulik
kontinu, masalah aliran transien dua dimensi dengan
perubahan konduktivitas hidraulik dan sumur pemompaan
secara bertahap, dan sumur dua dimensi masalah aliran
stabil dengan log acak bidang konduktivitas hidrolik
normal. (Yifan Xie, at al., 2019)
Semua program yang digunakan di bagian ini
dikompilasi oleh C ++ dan dijalankan di bawah kondisi
yang sama. Konduktivitas hidrolik suatu elemen diperoleh
dengan merata-ratakan konduktivitas simpul elemen. Pada
bagian ini, elemen kasar NFVMSFEM adalah persegi.
Elemen halus dari NFVMSFEM, LFEM dan LFEM-F
adalah segitiga siku-siku sama kaki. Panjang tepi
horizontal elemen LFEM / LFEM-F sama dengan elemen
kasar / halus NFVMSFEM. Oleh karena itu, nomor elemen
LFEM adalah dua kali lipat nomor elemen kasar
NFVMSFEM, dan jumlah elemen LFEM-F sama dengan
jumlah elemen halus NFVMSFEM. Model Yeh Galerkin
menggunakan metode elemen hingga untuk menghitung
kepala global dari wilayah studi sebelum penghitungan
kecepatan. Oleh karena itu, Metode-Yeh dan Metode-Yeh-
F secara langsung mewarisi head dan grid dari LFEM dan
LFEM-F. (Yifan Xie, at al., 2019)
77
77
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
C. Problem setting
Mempertimbangkan aliran air tanah pada kondisi- mapan
dalam akuifer tertekan yang dilambangkan dengan Ω R r, r
= 2, 3, seperti yang dideskripsikan oleh Bear, 1970.
78 78
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
tentang pendekatan-pendekatan berikut ini. (Chuan-An Xia,
et al., 2020)
B. Latihan
1. Terdapat 10 model perhitungan dalam metode finite
difference, sebutkan model perhitungan nya tersebut ?
2. Apa perbedaan dari ke 10 model perhitungan tersebut ?
2.3 Penutup
A. Rangkuman
Karakterisasi sebagian dari akuifer Madrid telah
dilakukan untuk pertama kalinya dengan menerapkan model
numerik gabungan satu arah 3D di mana tekanan pori
berubah seperti yang diberikan oleh model dinamis-fluida
yang dikenakan sebagai beban volumetrik dalam model
geomekanis dan Siklus iteratif dilakukan untuk menjamin
konsistensi nilai kompresibilitas tanah pada kedua model.
Kalibrasi parameter hidromekanis telah dilakukan dengan
menggunakan prosedur trial and error, yang disarangkan
dalam siklus iteratif yang dilaksanakan untuk menjamin
konsistensi kompresibilitas. Pemodelan numerik telah
menemukan penerapan yang menarik dalam aliran dan
transportasi air tanah sejak pertengahan 1960-an, ketika
komputer digital dengan kapasitas yang memadai tersedia
secara umum. Kebutuhan akan model numerik tidak bisa
terlalu ditekankan karena model analitik mengasumsikan
akuifer homogen
79
79
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
B. Tes Formatif
1. Apa hasil dari pemodelan 3D ?
2. Apa hasil dari pemodelan 2D ?
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
80
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 80
sementara diasumsikan bahwa kondisi airtanah berulang
pada bidang vertikal paralel lainnya. Persamaan jarak
drainase bawah permukaan dan neraca energi airtanah
yang diterapkan pada persamaan drainase adalah
contoh model airtanah dua dimensi.
DAFTAR PUSTAKA
Baharum, A. et al. (1983) ‘MODELING OF GROUNDWATER
BY USING FINITE DIFFERENCE METHODS AND
SIMULATION’, pp. 1–9.
Igboekwe, M. U. and Achi, N. J. (2011) ‘Finite Difference
Method of Modelling Groundwater Flow’, 2011(March),
pp. 192–198. doi: 10.4236/jwarp.2011.33025.
Mehl, S. and Hill, M. C. (2004) ‘Three-dimensional local grid
refinement for block-centered finite-difference
groundwater models using iteratively coupled shared
nodes : a new method of interpolation and analysis of
errors’, 27, pp. 899–912. doi:
10.1016/j.advwatres.2004.06.004.
Upton, K. A. et al. (2020) ‘An integrated modelling approach
for assessing the effect of multiscale complexity on
groundwater source yields’, Journal of Hydrology.
Elsevier, 588(May), p. 125113. doi:
10.1016/j.jhydrol.2020.125113.
Xie, Y. et al. (2019) ‘New finite volume multiscale finite
element model for simultaneously solving groundwater
flow and darcian velocity fields in porous media’,
81
81
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
573(April), pp. 592–606. doi:
10.1016/j.jhydrol.2019.04.004.
Xia, C. et al. (2020) ‘Integration of moment equations in a
reduced-order modeling strategy for Monte Carlo
simulations of groundwater flow’, Journal of Hydrology.
Elsevier, 590(July), p. 125257. doi:
10.1016/j.jhydrol.2020.125257.
SENARAI
Model 3D Model tiga dimensi seperti
Modflow memerlukan
diskritisasi dari seluruh
domain aliran.
Model 2D Model dua dimensi
diterapkan pada bidang
vertikal sementara
diasumsikan bahwa
kondisi airtanah berulang
pada bidang vertikal paralel
lainnya.
82
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 82
BAB V
CALIBRATION IN
GROUNDWATER MODEL
1. KALIBRASI PADA PEMODELAN
AIRTANAH
1.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
Materi ini mendeskripsikan mengenai pengertian
kalibrasi yang dilakukan pada saat pemodelan airtanah, baik
berupa fungsi dari kalibrasi tersebut, hingga manfaat yang
dapat dirasakan ketika suatu pemodelan airtanah
menggunakan kalibrasi dalam prosesnya.
B. Relevansi
Kalibrasi merupakan langkah yang sangat penting dan
krusial dalam pemodelan airtanah. Berbagai parameter dan
data yang terdapat dalam proses pemodelan umumnya
memiliki nilai yang berbeda saat pengukuran maupun dengan
hasil simulasi, sehingga dengan adanya kalibrasi, maka nilai
eror dapat diminimalisir ataupun ditekan dengan
menyesuaikan parameter dan perhitungan pada saat
pemodelan.
83
83
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan kalibrasi
airtanah, mahasiswa jurusan Teknik Geologi semester 5,
akan mampu memamahami pentingnya proses kalibrasi pada
pemodelan airtanah, beserta fungsi dan manfaatnya dalam
meminimalisir nilai eror pada saat pemodelan.
1.2 Penyajian
A. Uraian
Kalibrasi merupakan langkah yang sangat penting dan
krusial dalam pemodelan airtanah. Kalibrasi umum dilakukan
dengan membandingkan simulasi dengan kepala hidrolik
yang diamati pada sejumlah titik pengamatan. Untuk
mencapai tingkat kesesuaian yang baik antara nilai yang
diamati dan yang di simulasikan, sejumlah parameter
ditambahkan untuk meminimalkan sisa antara kepala hidrolik
yang diamati dan yang di simulasikan melalui proses trial and
error (Poeter dan Hill, 1997).
Kalibrasi atau validasi telah menjadi praktik untuk
memastikan model mewakili kondisi air tanah yang diamati
84 84
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
dari suatu area yang dipelajari. Model kalibrasi dapat
dianggap penting dan terkadang dianggap tidak mungkin
karena kompleksitas yang terkait (Nordstrom, 2012).
Kalibrasi airtanah umumnya dilakukan dengan
berbagai macam parameter. Apabila kalibrasi dilakukan
dengan terlalu banyak parameter, maka untuk memperoleh
kesesuaian data yang sempurna akan sangat
memungkinkan, namun dapat menghasilkan model airtanah
yang hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki nilai prediksi
(Li, 2009)
Pembentukan pemodelan air tanah merupakan proses
transformasi model kuonsptual menjadi model matematik.
Dalam prosesnya terdapat dua bagian model air tanah ; data
dan program. Proses pembentukan model termasuk dalam
penyusunan rangkaian data dalam program komputer.
Kalibrasi model aliran air tanah merupakan proses
pengaturan parameter-parameter hidrolik, kondisi batas, dan
kondisi awal pada kisaran yang bisa diterima agar dapat
diperoleh tingkat kecocokan yang cukup antara tinggi tekan
yang diamati dan yang disimulasi. Demikian juga dengan
besar aliran dan target-target kalibrasi lainnya. Kisaran
parameter model dan kondisi batas bisa bervariasi, yang
ditentukan oleh data yang disajikan di dalam model
konseptual. Dalam kasus parameter-parameter bisa
ditetapkan secara baik di lapangan, maka kisaran parameter
yang bervariasi di dalam model harus konsisten dengan
kisaran yang diamati di lapangan tersebut. Derajat kecocokan
85
85
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
antara hasil simulasi model dan pengukuran lapangan dapat
dikuantifikasikan dengan menggunakan teknik statistik (BSNI,
2012).
Metode kalibrasi pemodelan airtanah dikembangkan
untuk memungkinkan pemodel menebak atau
memperkirakan nilai parameter input seperti permeabilitas
dan porositas, serta kondisi batas. Estimasi digunakan untuk
menjalankan model airtanah untuk mendapatkan keluaran
model. Keluaran model kemudian dibandingkan dengan
pengukuran lapangan yang sebenarnya. Bergantung pada
hasil, masukan dapat disesuaikan lebih lanjut, untuk mencoba
pencocokan yang lebih baik dengan pengamatan lapangan.
Alat kalibrasi memungkinkan para ilmuwan untuk bekerja
mundur dari pengamatan ini untuk memperkirakan nilai
properti hidrolik masukan (Sovinsky, 2017).
B. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan kalibrasi air tanah?
2. Apa fungsi dari proses kalibrasi pada saat pemodelan
airtanah?
1.3 Penutup
A. Rangkuman
. Kalibrasi model aliran air tanah merupakan proses
pengaturan parameter-parameter hidrolik, kondisi batas, dan
kondisi awal pada kisaran yang bisa diterima agar dapat
diperoleh tingkat kecocokan yang cukup antara tinggi tekan
86
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 86
yang diamati dan yang disimulasi.
B. Tes Formatif
1. Jelaskan konsekuensi kalibrasi airtanah ketika
parameter terlalu banyak!
2. Apa yang perlu dibandingkan saat proses kalibrasi?
3. Sebutkan parameter yang umum diamati saat kalibrasi!
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 70% materi bab ini
dapat melanjutkan ke bab berikutnya. Untuk mahasiswa yang
penguasaan materi bab ini kurang dari 70% diharapkan untuk
mengulangi pembelajaran bab ini terlebih dahulu.
87
87
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
E. Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Apabila kalibrasi dilakukan dengan terlalu banyak
parameter dapat menghasilkan model airtanah yang
hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki nilai prediksi
2. Nilai output pemodelan dengan nilai parameter input yang
ada pada lapangan perlu dibandingkan sejauh apa
perubahannya. Apabila nilai jauh berbeda maka perlu
dilakukan penyesuaian kembali parameter maupun
proses pemodelan untuk mendapat model airtanah yang
baik
3. Parameter yang umum diamati berupa permeabilitas,
porositas, serta kondisi batas
DAFTAR PUSTAKA
BSNI. 2012. Tata Cara Penerapan Model Aliran Airtanah.
Standar Nasional Indonesia SNI 7748:2012
Li H.T, et al. 2009. Calibration of a groundwater model using
pattern information from remote sensing data. Journal
of Hydrology 377 (2009) 120–130.
Poeter, E.P., Hill, M.C. 1997. Inverse models: a necessary
next step in ground-water flow modeling. Groundwater
Model 35, 250–260.
Sovinsky, Vivian E. 2017. Comparing Groundwater Model
Calibration Approaches: Does an Optimized Model
Better Reflect Reality When Both Flow and Transport
Observations are Applied?. Master's Theses 1047.
88
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 88
SENARAI
Kalibrasi Proses dalam aplikasi model yang
bertujuan menghaluskan representasi
model untuk mencapai derajat
kedekatan hubungan yang diinginkan
antara hasil simulasi model dan hasil
pengukuran sistem aliran air tanah.
Model konseptual Suatu gambaran kerja dinamika dan
karakteristik sistem fisik yang ditinjau.
Model matematik Persamaan–persamaan matematik
sistem fisik (termasuk di dalamnya
asumsi-asumsi yang disederhanakan),
dan keterwakilan sistem fisik oleh
pernyataan matematik mengenai
perilaku dari sistem tersebut.
Pemodelan airtanah Model matematik yang diterapkan untuk
mewakili secara spesifik sistem aliran air
tanah yang ditinjau
Permeabilitas Suatu sifat batuan reservoir untuk
dapat meluluskan cairan melalui pori –
pori yang berhubungan, tanpa merusak
partikel pembentuk atau kerangka
batuan tersebut. Airtanah: air yang
terletak di dalam zona jenuh air serta di
bawah tekanan hidrostatik
Porositas Perbandingan volume pori terhadap
volume total batuan.
89
89
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
2. OBSERVASI DAN PARAMETER
DALAM KALIBRASI AIRTANAH
2.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
Dalam proses pemodelan airtanah kalibrasi berfungsi
untuk meminimalisir nilai eror yang terjadi dengan
membandingkan kesamaan nilai parameter pada saat input
dengan nilai output pada saat pemodelan. Proses observasi
dan parameter dapat mempengaruhi model airtanah yang
dihasilkan, oleh karena itu perlu adanya wawasan lebih lanjut
mengenai parameter yang digunakan dalam proses kalibrasi.
B. Relevansi
Observasi dan Nilai parameter merupakan inti dalam
proses kalibrasi airtanah, apabila nilai yang dihasilkan saat
output sesuai dengan nilai yang ada saat observasi maka
model yang dihasilkan dapat digunakan untuk keperluan
hidrogeologi. Dengan demikian perlu diketahui proses
observasi serta macam-macam parameter berdasarkan
hubungannya dengan proses kalibrasi airtanah.
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan parameter
dalam kalibrasi airtanah, mahasiswa jurusan Teknik Geologi
90
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 90
semester 5, akan dapat memahami berbagai parameter yang
ada dalam proses kalibrasi airtanah.
2.2 Penyajian
A. Uraian
Nilai parameter sangat berguna dalam pengembangan
model. Analisis tersebut mampu memaksimalkan setiap
model yang dijalankan, oleh karena hal itu semakin penting
karena membutuhkan eksekusi yang lebih lama. Fungsi
menentukan pengembangan model dengan nilai parameter
yaitu :
• Keputusan observasi yang akan disertakan
• Menentukan rancangan dari parameternya
• Tentukan parameter mana yang akan di estimasi
• Evaluasi pengamatan potensial baru yang penting untuk
parameter dan,
• Evaluasi bagaimana analisis dipengaruhi oleh model
Proses observasi digunakan untuk membangun model
didominasi oleh pertimbangan profesional dan seringkali
dengan mencoba opsi yang berbeda Ketika pilihannya
terpisah, mereka tidak cocok dengan metode pengoptimalan
91 91
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
berbasis gradien. Sejauh opsi melibatkan parameter, metode
dapat digunakan sebagai ukuran informasi yang diberikan
oleh pengamatan pada nilai parameter.
Untuk kalibrasi tertentu, sebagian besar upaya
umumnya dihabiskan untuk mencoba menggunakan
informasi yang diberikan oleh pengamatan untuk
menyesuaikan nilai parameter. Informasi yang diberikan oleh
observasi tentang konstruksi model dan definisi parameter
sulit untuk dihitung. Salah satu opsinya adalah untuk
membangun dan mengestimasi parameter untuk berbagai
model alternative. Pendekatan perkiraan untuk mengevaluasi
informasi yang diberikan pengamatan tentang konstruksi
model adalah dengan mengasumsikan bahwa jika
pengamatan memberikan sejumlah besar informasi tentang
nilai parameter, maka pengamatan tersebut juga cenderung
memberikan sejumlah besar informasi tentang konstruksi
model yang terkait dengan parameter tersebut, termasuk
bagaimana parameter didefinisikan. Seringkali kesimpulan
seperti itu valid dan oleh karena itu memusatkan perhatian
pada konstruksi model dan definisi parameter di area dengan
sensitivitas nilai parameter tinggi dapat membantu
meningkatkan kesesuaian model dengan pengamatan.
Meskipun parameter dapat didefinisikan untuk mewakili
aspek apa pun dari sistem simulasi, ada keuntungan untuk
mendefinisikan parameter secara hemat dan hati-hati.
Umumnya, beberapa jenis parameter tidak ditentukan karena
aspek-aspek sistem ini. Lebih baik didukung oleh data
92
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 92
independen dan atau kurang penting untuk menyesuaikan
pengamatan dibandingkan jenis parameter meter
lainnya. Berfokus pada parameter yang mewakili aspek yang
paling tidak diketahui dan paling penting dari suatu sistem
adalah strategi yang baik dalam banyak situasi. Kalibrasi
model merupakan proses dimana nilai masukan
model disesuaikan sehingga model sesuai dengan data yang
diamati (Maliva, 2012). Ini adalah jenis kalibrasi untuk
pemodelan terbalik, jenis kalibrasi dari hampir semua model
aliran air tanah.
93
93
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Selain parameter yang disebutkan adanya parameter
lainnya yang digunakan sebagai tambahan dalam kalibrasi
model, yaitu :
• Kimia Air Tanah
• Isotop
• Perluasan atau Dinamika Lahan Basah
• Fluktuasi antar ketinggian piezometri
Tidak ada standar untuk kalibrasi dalam regulasi, dan
penggunaan data tambahan tersebut sifatnya tentatif dalam
pemodelan air tanah, namun data tersebut jika digunakan
dapat meningkatkan kualitas dari kalibrasi air tanah (ACWI,
2009).
B. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan kalibrasi air tanah?
2. Apa fungsi dari proses kalibrasi pada saat pemodelan
airtanah?
2.3 Penutup
A. Rangkuman
Proses observasi digunakan untuk membangun model
didominasi oleh pertimbangan profesional dan seringkali
dengan mencoba opsi yang berbeda ketika pilihannya
terpisah, mereka tidak cocok dengan metode pengoptimalan
berbasis gradien. Sejauh opsi melibatkan parameter, metode
dapat digunakan sebagai ukuran informasi yang diberikan
94
94
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
oleh pengamatan pada nilai parameter.
Nilai hasil dari pemodelan tidak bisa lebih baik dari
data masukan yang disediakan. Biasanya, hanya data
piezometri yang dianggap sebagai data pengamatan untuk
kalibrasi model, tetapi jaringan air tanah dapat digabungkan
dengan aliran dasar, recharge, dan sungai.
B. Tes Formatif
1. Sebutkan parameter utama dalam kalibrasi air tanah?
2. Sebutkan parameter tambahan atau tentatif dalam
kalibrasi air tanah?
3. Fungsi dari observasi dan nilai parameter dalam
penentuan pemodelan air tanah?
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 50% materi bab ini
dapat melanjutkan ke bab berikutnya. Untuk mahasiswa yang
penguasaan materi bab ini kurang dari 50% diharapkan
mengulang pembelajaran bab ini terlebih dahulu.
95
95
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
E. Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Nilai-nilai parameter utama yang diamati yaitu:
• Tingkat piezometer.
• Batas drainase (aliran dasar dan lubang masuk).
• Batas konstanta kepala yang ditentukan.
• Pengamatan sungai.
2. Nilai-nilai parameter tambahan yang diamati yaitu:
• Kimia Air Tanah
• Isotop
• Perluasan atau Dinamika Lahan Basah
• Fluktuasi antar ketinggian piezometri
3. Fungsi menentukan pengembangan model dengan nilai
parameter yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Maliva, 2012, Arid Lands Water Evaluation and Management.
ISBN: 978-3-642-29103-6 , Springer, Germany
96 96
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
Water Flow Process, Chapter 16 of Book 6. Modeling
techniques, Section A. Ground Water, USGS, USA
SENARAI
Drainase Drainase adalah
pembuangan massa air
secara alami atau buatan
dari permukaan atau bawah
permukaan dari suatu tempat.
Isotop Isotop adalah bentuk dari
unsur yang nukleusnya
memiliki nomor atom yang
sama,tetapi jumlah proton di
nukleus dengan massa atom
yang berbeda karena mereka
memiliki jumlah neutron yang
berbeda.
97 97
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Kimia Airtanah geokimia airtanah dapat
didefinisikan sebagai salah
satu cabang ilmu geokimia air
yang khusus mempelajari
sifat – sifat kimia dan kualitas
airtanah yang berkaitan
dengan kondisi geologi
wilayah tempat airtanah
tersebut berada
Konvensional Konvensional adalah suatu
hal umum atau persetujuan
yang disepakati
MODFLOW MODFLOW adalah model
aliran perbedaan hingga
modular Survei Geologi AS ,
yang merupakan kode
komputer yang memecahkan
persamaan aliran air tanah.
Piezometri Piezometri adalah muka air
tanah
Observasi Observasi adalah kegiatan
mengamati untuk
mendapatkan informasi
tertentu
98 98
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
BAB VI
SENSITIVITY ANALYSIS IN
GROUNDWATER MODELS
1. PENGERTIAN DAN PARAMETER
DALAM ANALISIS SENSITIVITAS
1.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
Materi ini mendeskripsikan tentang pengertian analisis
sensitivitas dalam pemodelan air tanah serta beberapa
parameter-parameter yang dianalisis pengaruhnya terhadap
model dalam melakukan suatu pemodelan air tanah.
B. Relevansi
Analisis sensitivitas merupakan bagian dari tahap
dalam pemodelan air tanah. Analisis ini menghasilkan output
berupa respon air tanah terhadap perubahan nilai pada
parameter-parameter yang di-input-kan. Dari hasil tersebut,
dapat diketahui parameter apa saja yang paling berpengaruh
terhadap hasil dari pemodelan air tanah yang dilakukan
apabila dirubah nilai parameter tersebut.
99 99
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah akhir dari
pemberian pokok bahasan mengenai sensitivity analysis,
mahasiswa jurusan Teknik Geologi semester 7 akan mampu
memahami mengenai analisis sensitivitas dan parameter-
parameter yang digunakan untuk melakukan pemodelan air
tanah.
1.2 Penyajian
A. Uraian
Analisis sensitivitas adalah suatu analisis pelengkap
yang berguna untuk mengetahui pengaruh suatu parameter
terhadap output yang dihasilkan dari suatu pengerjaan, salah
satunya dalam pemodelan air tanah. Air tanah itu sendiri
merupakan salah satu sumberdaya alam ang keberadaannya
sangat penting terutama sebagai sumber air minum dan
kebutuhan lainnya bagi manusia. Untuk mengetahui dan
memahami mengenai bagaimana perilaku air tanah dalam
suatu sistem groundwater, biasanya dilakukan suatu
100
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 100
pemodelan numerik (Tolley et al., 2019). Pemodelan ini
dimaksudkan untuk memperkirakan bagaimana kondisi
sistem air tanah berdasarkan data-data lapangan. Sebelum
melakukan kalibrasi dalam pemodelan air tanah, maka
diperlukan suatu analisis kerentanan terhadap parameter-
parameter tertentu dalam pemodelan air tanah. Langkah atau
analisis tersebut biasanya disebut dengan sensitivity analysis
atau analisis sensitivitas. Secara umum, analisis sensitivitas
diartikan sebagai studi yang menganalisis tentang laju
perubahan hasil atau output dari pemodelan yang dilakukan
terhadap perubahan nilai parameter input. Hal ini bermaksud
untuk mengukur seberapa sensitive hasil pemodelan
terhadap perubahan parameter model tersebut (Yung-Bing
and Roger, 1991).
1. Konduktivitas hidraulik
102
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 102
maka menandakan adanya pengurangan kandungan dan
suplai air tanah. Nilai ini diperoleh dari analisis sensitivitas
yang dilakukan.
2. Recharge
104
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 104
B. Latihan
1.3 Penutup
A. Rangkuman
Pemodelan air tanah sangat berkaitan dengan analisis
sensitivitas. Analisis sensitivitas dilakukan dalam pemodelan
air tanah untuk mengetahui respon suatu akuifer terhadap
perubahan nilai parameter yang diujikan.
B. Tes Formatif
1. Apa kegunaan dari analisis sensitivitas dalam
pemodelan air tanah?
2. Apa yang anda ketahui tentang konduktivitas hidraulik?
105
105
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 70% materi bab ini
dapat melanjutkan ke bab berikutnya. Sedangkan untuk
mahasiswa yang belum mencapai penguasaan pemahaman
mater bab ini atau kurang dari 70% diharapkan untuk
mengulangi pembelajaran bab ini terlebih dahulu.
106
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 106
DAFTAR PUSTAKA
Al-Muqdadi, S.W.H., Rudy, A., Mohammed, O.K,. and Firas,
M.A. 2020. Groundwater Flow Modelling and
Sensitivity Analysis in a Hyper Arid Region. Water,
12,2131.
SENARAI
Air tanah Air yang terletak dalam sistem air tanah
dalam zona jenuh air.
Akuifer Lapisan batuan yang dapat
menyimpan dan mengalirkan air tanah
dalam jumlah yang berarti.
Input Proses memasukkan nilai dari
parameter yang digunakan ke dalam
pengujian.
107
107
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Interpretasi Pemberian pendapat atau pandangan
teoritis mengenai pemodelan yang
dihasilkan.
Output Hasil pemodelan yang diperoleh.
108
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 108
2. METODE SENSITIVITY ANALYSIS
2.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
Materi ini mendeskripsikan bagaimana penggunaan
berbagai macam metode Sensitivy Analysis Global dalam
pemodelan hidrogeologi dan juga metode yang digunakan
dalam pemodelan air tanah.
B. Relevansi
Sensitivitas model merupakan suatu respon air tanah
terhadap perubahan input model seperti pengisian atau
recharge air tanah ataupun sifat-sifat hidraulik suatu akuifer.
Analisis sensitivitas ini berupa model pengujian yang
dilakukan secara bertahap, dimana hasil yang diperoleh
digunakan untuk mengetahui bagaimana respon akuifer
terhadap parameter-parameter yang memiliki pengaruh
paling signifikan terhadap perkiraan recharge (Al Muqdadi et
al., 2020). Dalam melakukan analisa sensivitas terhadap
parameter-parameter yang ada, dapat dilakukan dalam
berbagai metode-metode yang sesuai dan menyesuaikan
dengan kondisi data yang ada.
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan Analisa
Sensitivitas, mahasiswa jurusan Teknik Geologi semester 7,
akan mampu memamahami proses penggunaan analisa
109
109
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
sensitivitas dalam memodelakan keberadaan air tanah.
2.2 Penyajian
A. Uraian
Berdasarkan ruang lingkup dari analisa sensitivitas
sendiri dapat dikelompokkan menjadi 2 klasifikasi yaitu
sensitivity analysis local dan sensitivity analysis global (saltelli
dkk, 2004). Pada uraian ini akan membahas mengenai
analisa sensitivitas global. Analisa sensititvitas global sendiri
merupakan metode dalam analisis sensitivitas air tanah yang
memfokuskan kepada pengaruh input tidak pasti pada
seluruh ruang input. Pada prakteknya, metode Anallisa
Sensitivitas global biasanya direkomendasikan dalam aplikasi
pemodelan hidrologis karena mereka memiliki keuntungan
tertentu dibandingkan dengan metode Analisa Sensitivitas
lokal. Ini mencakup kemampuan dari analisa ini untuk
menggabungkan pengaruh parameter masukan atas seluruh
variasi, dan sangat cocok untuk model non-linear dan non-
monoton, sehingga memberikan hasil yang independen dari
prasangka pemodelan dan tidak spesifik. (Song dkk., 2015).
110
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 110
Pada saat ini, Berbagai teknik analisa sensitivitas
global telah banyak digunakan dalam model hidrologis,
seperti metode screening, analisis regresi, metode berbasis
variasi, metode meta-modeling. (Song dkk., 2014) Berikut
merupakan bagaimana penggunaan dari metode tersebut
dan aplikasinya dalam pemodelan airtanah.
1. Screening Method
Tujuan dari metode ini adalah untuk mengidentifikasi
variabel input mana yang berkontribusi secara
signifikan terhadap ketidakpastian output dalam model
tinggi dimensi, daripada mengukur sensitivitas tepat.
Salah satu metode Screening yang paling umum
digunakan adalah metode Screening Morris atau
metode efek dasar yang diusulkan oleh Morris.
Keuntungan dari metode skrining Morris adalah
bahwa metode ini memiliki biaya komputasi rendah
dibandingkan dengan metode Analisa Sensitivitas
global lainnya, dan sederhana untuk diterapkan dan
mudah untuk ditafsirkan. Contohnya saja, jumlah total
run hanya 44 jika ada 10 parameter dengan 4 lintasan
untuk setiap daerah. Oleh karena itu, metode Morris
lebih cocok untuk membuat model yang mahal
menurut perhitungan, yang sering kali memiliki
beberapa jumlah parameter yang tidak pasti (Song
dkk., 2015). Dalam bidang hidrogeologi dan
pemodelan air tanah, metode sensitiviy anlaysis
111 111
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
diguanakan untuk melihat bagiamana variabel-
variabel yang dimasukkan akan berkontribusi
terhadap hasilnya, atau dapat dikatakan
meningkatkan variasi kaliber dan membandingkan
dengan hasilnya.
2. Metode Regresi
Prinsip metode regresi adalah untuk memperkirakan
hubungan antara output dan parameter. Parameter
yang dimasukkan disini adalah jumlah parameter, lalu
jumlah running yang dilaksanakan, koefeisien dan
tingkat error. Keuntungan dari metode ini adalah
kesederhanaan dan kemampuannya untuk
memperkirakan kepekaan setiap parameter, meskipun
semua parameter mempengaruhi keluaran model
secara bersamaan. Namun, hal ini tidak berlaku ketika
hubungan antara parameter dan keluaran model
adalah non-linear atau non-monoton, atau ketika ada
interaksi di antara parameter (Saltelli and Sobol’,
1995). Pemanfaatan metode ini dalam bidang
Hidrogeologi dan pemodelan air tanah seperti dapat
mengatasi data error atau ketidakpastian dalam
prediksi hidrologi dan erosi tanah karena kesalahan
dalam estimasi parameter yang diidentifikasi. Dan juga
dapat digunakan dalam melihat bagaimana Untuk
menilai ketidakpastian parameter dari fungsi
probabilitas densitas dari tingkat air tanah.
112
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 112
3. Variance-based method
Variance-based method dalam penggunanaannya
menggunakan rasio variasi yang ada untuk
memperkirakan pentingnya parameter dengan dasar
dekomposisi variasi. Secara umum, atribut dari total
keluaran bervariasi ke parameter model individu dan
interaksi mereka dapat ditulis sebagai jumlah varian
merupakan hasil dari penjumlahan dari Variasi urutan
pertama untuk setiap faktor x ditambah dengan
interaksi variasi dengan faktor k. perbedaan dari
variasi pertama dengan jumlah variasi dapat dilihat
dari interaksi indeks variasi pertama dengan yang
lainnya, Karena interaksi antara indeks variasi
pertama dengan yang lainnya meningkat. Dengan
jumlah yang dianggap parameter serta rentang
variasinya, metode ini sangat cocok untuk
memodelkan hasil dengan banyak parameter. (Saltelli
dkk., 2004).
4. Meta-modeling method
Ide dasar metode meta-modeling adalah membuat
simulasi dari fungsi respon antara parameter yang
dimasukkan (input) dan yang dihasilkan (output)
model melalui berbagai statistik atau metode desain
percobaan, untuk menggantikan model fisik atau
konseptual yang asli, dan kemudian untuk
menganalisis parameter yang menunjukkan
sensitivitas atau pengaruh variasi parameter pada
113 113
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
output model. Inti dari metode berbasis meta-
pemodelan adalah untuk memilih desain sampel yang
tepat dan metode respon yang pas. Ketika kita memilih
metode respon yang pas, pendekatan meta- modeling
dapat secara akurat mensimulasikan perilaku dari
fenomena nyata di ranah parameter yang
berpengaruh. Pendekatan analisis sensitivitas
berbasis Meta-modeling adalah pendekatan dua
tahap. Pertama, sebuah meta-model dibuat
berdasarkan model asli dari kondisi hidrologis dan
menggabungkan dari data yang ada, dan akibatnya
nanti dapat dilihat kecocokan data ini untuk model
hidrologis. Kedua, langkah-langkah sensitivitas
dihitung berdasarkan metode analisa sensitivitas
klasik, di mana metode yang paling umum adalah
metode berbasis variasi data. Teknik meta-model ini
sendiri pada sat ini cukup banyak digunakannya,
diantaranya ada 3 teknik yang biasa digunakan yaitu
Kriging, Radial-basis function network (RBF), and
support vector machines (SVM). Contoh pemanfaatan
metode ini dalam pemodelan air tanah dapat
melakukan interpolasi data menggunakan input data
yang nantinya akan divariasi kan menggunakan
metode krigging untuk melihat respon dari data yang
di input dan data yang dihasilkan.
114
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 114
B. Latihan
2.3 Penutup
A. Rangkuman
Sensitivitas analisa merupakan salah satu aalisa yang
cukup penting yang digunakan dalam bidang hidrologi dan
juga dapat digunakan dalam memodelkan air tanah yang ada.
Prinsi dari sensitivitas analisa ini sendiri adalah melihat
respon keberadaan air tanah yang ada dengan merubah nilai
input model-nya sendiri. Perubahan respon ini sendiri yang
nantinya dapat menjadi acuan untuk memodelkan
keberadaan air tanah. Ada banyak metode sensitivitas analisa
yang dapat digunakan dengan tujuan yang berbeda-beda,
tergantung dari kondisi dan output yang ingin dihasilkan.
Metode-metode yang biasa digunakan adalah Screening
Method, Regresi method, Variance-based method dan Meta-
modelling Method.
B. Tes Formatif
1. Apa yang anda ketahui tentang sensitivity Analysis!
2. Apa yang menjadi perbedaan antara sensitivitas analisa
global dan lokal?
3. Jelaskan prinsip metode meta-modelling!
115
115
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
Tingkat penguasaan =
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 70% materi bab ini
dapat melanjutkan ke bab berikutnya. Untuk mahasiswa yang
penguasaan materi bab ini kurang dari 70% diharapkan untuk
mengulangi pembelajaran bab ini terlebih dahulu.
116
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 116
berbagai statistik atau metode desain percobaan,
untuk menggantikan model fisik atau konseptual
yang asli, dan kemudian untuk menganalisis
parameter yang menunjukkan sensitivitas atau
pengaruh variasi parameter pada output model.
DAFTAR PUSTAKA
S. W. H. Al-Muqdadi,R. Abo, M. O. Khattab, and F. M.
Abdulhussein, “Groundwater flow-modeling and
sensitivity analysis in a hyper arid region,” Water
(Switzerland), vol. 12,no.8, 2020.
Saltelli, A., Sobol’, M.I., 1995. About the use of rank
transformation in sensitivity analysis of model output.
Reliab. Eng. Syst. Safety 50 (3), 225–239.
Saltelli, A., Tarantola, S., Campolongo, F., Ratto, M., 2004.
Sensitivity Analysis in Practice – a Guide to Assessing
Scientific Models. John Wiley & Sons Ltd, Chichester.
Song, X.M., Zhan, C.S., Xia, J., Zhang, Y.Y., 2014.
Methodology and Application of Parameter Uncertainty
Quantification in Watershed Hydrological Models. China
Water Power Press, Beijing (in Chinese).
X. Song, J. Zhang, C. Zhan, Y. Xuan, M. Ye, and C. Xu,
“Global sensitivity analysis in hydrological modeling:
Review of concepts, methods, theoretical framework,
and applications,” J. Hydrol., vol. 523, no. 225, pp. 739–
757, 2015.
117
117
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
SENARAI
Air tanah Air yang terletak di dalam zona jenuh
air serta di bawah tekanan hidrostatik
Akuifer Suatu lapisan llitologi atau tanah yang
memiliki keterdapatan airtanah
Hidrologi Pergerakan, distribusi dan kualitas air
yang ada di bumi.
Input Data yang dimasukkan kedalam suatu
persamaan.
Model Representasi atau deskripsi dari data
yang telah dihasilkan.
Output Hasil dari pengolahan data yang telah
di input
Recharge Daerah tempat masuknya air dari
siklus hidrologi atau tempat pengisian
ulang dari air tanah.
Respon Sebuah perilaku atau hasil akibat
adanya rangsangan atau tindakan
yang dimasukkan.
118
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 118
BAB VII
B. Relevansi
Finite Element Method (FEM) yang memanfaatkan
fungsi basis linier sepotong-sepotong (PLBF) telah menjadi
topik penelitian ekstensif dalam pemodelan aliran transportasi
kontaminan di air tanah. FEM dapat meminimalkan kesalahan
secara matematis dan menggabungkan kondisi batas yang
kompleks dengan relatif mudah. Selain itu, FEM telah
dilaporkan memperkenalkan dispersi numerik yang lebih kecil
daripada Different Element Method (Hossain dan Yonge,
1998).
119
119
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan terkait Finite
Elemen Method (FEM), mahasiswa jurusan Teknik Geologi
semester 7 diharapkan mampu memamahami terkait sejarah
perkembangan dari Finite Element Method (FEM).
1.2 Penyajian
A. Uraian
Masalah aliran air tanah skala besar menjadi
perhatian besar saat ini dan menjadi semakin penting dimana
masalah tersebut termasuk simulasi penurunan tanah,
penilaian sumber daya air jangka panjang, dan masalah aliran
air tanah non-linier (Yifan Xie et al., 2017). Prediksi aliran air
tanah dan aliran transportasi menggunakan model
matematika menjadi tidakpasti karena adanya heterogenitas
dalam formasi (Osnes dan Langtangen, 1998). Sebuah
strategi yang sering dipakai dalam hidrogeologi untuk
mengevaluasi dan memprediksi dampak terkait air adalah
120
120
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
pembangunan model numerik aliran air tanah dan aliran
transportasi (GonzálezQuirós dan Fernández-Álvarez, 2019).
121
120
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Gambar 7.1 (a) Finite Diffrence Method dan (b) Finite Element
Method dalam Pemodelan Bilan Turbin (Jagota. et all, 2013).
122
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 121
Gambar 7.2 Kenampakan Plate Geometry (a) Finite Diffrence
Method dan (b) Finite Element Method (Jagota. et all, 2013)..
123
122
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Tabel 7.1 Timeline perkembangan Finite Element Method (FEM)
(Jagota. et all, 2013).
125
124
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
metode kekakuan langsung analisis struktural. Meski dengan
pendekatan langsung hanya dapat digunakan untuk masalah
yang relatif sederhana, itu adalah cara termudah untuk
dipahami saat menemukan yang batas metode elemen untuk
pertama kalinya. Pengetahuan tentang pendekatan
variasional diperlukan untuk bekerja di luar level pengantar
dan untuk memperluas metode elemen hingga untuk berbagai
variasi masalah teknik. Sedangkan pendekatan langsung
dapat digunakan untuk merumuskan properti elemen untuk
hanya bentuk elemen yang paling sederhana, variasional
pendekatan dapat digunakan untuk sederhana dan bentuk
elemen yang canggih. Pendekatan ketiga dan bahkan lebih
serbaguna untuk menurunkan properti elemen memiliki
dasarnya matematika dan dikenal sebagai tertimbang
pendekatan residual. (Jagota. et all, 2013).
B. Latihan
126
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 125
1.3 Penutup
A. Rangkuman
Masalah aliran air tanah skala besar menjadi perhatian
besar saat ini dan menjadi semakin penting dimana masalah
tersebut termasuk simulasi penurunan tanah, penilaian
sumber daya air jangka panjang, dan masalah aliran air tanah
non-linier. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu metode
yang dapat mencapai hasil yang akurat tanpa harus
menyelesaikan fitur skala halus terlebih dahulu (Yifan Xie et
al., 2017). FEM dapat meminimalkan kesalahan solusi yang
sesuai secara matematis dan menggabungkan kondisi batas
yang kompleks dengan relatif mudah. Selain itu, FEM telah
dilaporkan memperkenalkan dispersi numerik yang lebih kecil
daripada Different Element Method.
Finite Element Methode (FEM) atau metode elemen
hingga dulu muncul pada tahun 1960, ketika digunakan oleh
Clough dalam makalah tentang masalah elastisitas bidang.
Metode elemen hingga (FEM) adalah teknik analisis numerik
untuk mendapatkan perkiraan solusi untuk berbagai macam
masalah teknik. Premis dasar dari FEM adalah bahwa wilayah
solusi bisa secara analitis dimodelkan atau didekati dengan
menggantinya dengan kumpulan elemen diskrit (diskritisasi).
Fitur penting dari metode elemen hingga yang
membedakannya dari metode numerik lainnya adalah
kemampuan untuk merumuskan solusi elemen individu
sebelum menyatukannya dan mewakili seluruh masalah.
127
126
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Pada dasarnya ada tiga pendekatan, seperti pendekatan
pertama untuk mendapatkan elemen properti disebut
pendekatan langsung untuk menemukan batas metode
elemen untuk pertama kalinya. Kedua yaitu pengetahuan
tentang pendekatan variasional diperlukan untuk bekerja di
luar level pengantar dan untuk memperluas metode elemen
hingga untuk berbagai variasi masalah teknik. variasional
pendekatan dapat digunakan untuk sederhana dan bentuk
elemen yang canggih. Pendekatan ketiga dan bahkan lebih
serbaguna untuk menurunkan properti elemen memiliki
dasarnya matematika dan dikenal sebagai tertimbang
pendekatan residual. (Jagota. et all, 2013).
B. Tes Formatif
1. Siapa yang pertama kali menggunakan Metode
Elemen Hingga atau Finite Element Mothode (FEM)
dan kapan metode tersebut muncul?
2. Apa yang Anda ketahui tentang Finite Element Method
(FEM)?
3. Jelaskan Apa manfaat dan kegunaan dari Finite
Element Method (FEM)?
4. Jelaskan bagaimana cara kerja dari Finite Element
Method (FEM)!
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi, mahasiswa dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
128
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 127
Juml jawaban benar
Tingkat penguasaan = x100%
4
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah melakukan tes formatif dan
telah menguasai 70% materi bab ini, maka dapat melanjutkan
materi bab selanjutnya terkait pengaplikasian dari metode
elemen hingga atau Finite Element Method (FEM). Untuk
mahasiswa yang penguasaan materi bab ini kurang dari 70%,
diharapkan dapat mengulangi dan memahami lagi terkait
pembelajaran bab ini terlebih dahulu.
129
128
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
3. Metode elemen hingga atau Finite Element Method
(FEM) dapat menyelesaikan masalah terkait aliran air
tanah dengan skala dan fitur yang halus.
Heterogenitas sistem air tanah biasanya menimbulkan
masalah tertentu dalam simulasi pemodelan muka air
tanah dan velocity. Prediksi aliran air tanah dan aliran
transportasi menggunakan model matematika
menjadi tidakpasti karena adanya heterogenitas
dalam formasi. Dengan adanya metode elemen
hingga atau Finite Element Method (FEM) yang
dikembangkan, sehingga dapat mencapai hasil yang
akurat dan menghasilkan dispersi numerik yang lebih
kecil.
4. Premis dasar dari FEM adalah bahwa wilayah solusi
bisa secara analitis dimodelkan atau didekati dengan
menggantinya dengan kumpulan elemen diskrit
(diskritisasi). Karena elemen-elemen ini dapat
disatukan dalam berbagai cara, mereka dapat
digunakan untuk merepresentasikan bentuk yang
sangat kompleks. Pada dasarnya ada tiga pendekatan
yang berbeda, seperti pendekatan langsung untuk
merumuskan properti elemen untuk hanya bentuk
elemen yang paling sederhana, pendekatan
variasional untuk memperluas metode elemen hingga
untuk berbagai variasi masalah teknik, dan
pendekatan residual untuk menurunkan properti
elemen memiliki dasarnya matematika.
130
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 129
DAFTAR PUSTAKA
González-Quirós, A., & Fernández-Álvarez, J. P. (2019).
Conceptualization and finite element groundwater flow
modeling of a flooded underground mine reservoir in
the Asturian Coal Basin, Spain. Journal of Hydrology,
578, 124036.
He, X., Jiang, L., & Moulton, J. D. (2013). A stochastic
dimension reduction multiscale finite element method
for groundwater flow problems in heterogeneous
random porous media. Journal of hydrology, 478, 77-
88.
Hossain, M. A., & Yonge, D. R. (1998). Modeling contaminant
transport in groundwater: an optimized finite element
method. Applied mathematics and computation, 96(1),
89-100.
Jagota, V., Sethi, A. P. S., & Kumar, K. (2013). Finite element
method: An overview. Walailak Journal of Science and
Technology (WJST), 10(1), 1-8.
Osnes, H., & Langtangen, H. P. (1998). An efficient
probabilistic finite element method for stochastic
groundwater flow. Advances in Water Resources,
22(2), 185-195.
Xie, Y., Lu, C., Xue, Y., Ye, Y., Xie, C., Ji, H., & Wu, J.
(2019). New finite volume multiscale finite element
model for simultaneously solving groundwater flow
and darcian velocity fields in porous media. Journal of
Hydrology, 573, 592-606.
131
130
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Xie, Y., Wu, J., Nan, T., Xue, Y., Xie, C., & Ji, H. (2017).
Efficient triple-grid multiscale finite element method for
3D groundwater flow simulation in heterogeneous
porous media. Journal of Hydrology, 546, 503-514.
Zienkiewicz. C., and YK Cheung. Finite elements in the
solution of field problems. Engineer. 1965; 220, 507-
10.
SENARAI
Finite Element Method Teknik analisis numerik untuk
mendapatkan perkiraan solusi
untuk berbagai macam
masalah teknik.
Different Element Method Teknik analisis numerik untuk
menyelesaikan persamaan
differential.
Heterogenitas Keadaan atau kualitas yang
tidak seragam.
Formasi Satuan dasar yang dipakai
dalam pembagian satuan
litostratigrafi.
Airtanah Air yang terletak di dalam zona
jenuh air serta di bawah
tekanan hidrostatik
Konduktifitas Hidrolik Kemampuan suatu batuan
untuk mengalirkan airtanah
pada kecepatan tertentu.
132
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 131
Velocity Kecepatan atau kapasitas
aliran airtanah.
Diskritit/Diskritisasi Proses kuantisasi dari sifat-
sifat yang kontinyu.
Node Titik - titik yang
menghubungkan satu
perangkat dengan perangkat
lainnya atau disebut juga
simpul.
Pendekatan Langsung Pendekatan yang digunakan
untuk merumuskan properti
elemen untuk hanya bentuk
elemen yang paling sederhana
Pendekatan Variasional Pendekatan yang dapat
digunakan untuk sederhana
dan bentuk elemen yang
canggih.
Pendekatan Residual Pendekatan yang digunakan
untuk menurunkan properti
elemen memiliki dasarnya
matematika dan dikenal
sebagai tertimbang.
133
132
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
2. APLIKASI FINITE ELEMENT MODEL
2.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
Metode elemen hingga (FEM) adalah teknik analisis
numerik untuk mendapatkan perkiraan solusi untuk berbagai
macam masalah teknik. Sebuah model elemen hingga dari
sebuah masalah memberikan sebuah persamaan dengan
pendekatan ke persamaan yang mengatur.
B. Relevansi
Multiscale Finite Element Method (MSFEM) adalah
metode multiscale yang dirancang oleh Efendiev dan Pankov
(2005) dengan memperkenalkan metode homogenisasi
numerik untuk memperluas MSFEM ke operator parabola
acak nonlinear.
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan aplikasi Finite
Element Methode, mahasiswa jurusan Teknik Geologi
semester 7, akan dapat memahami pengaplikasian FEM
dalam pembuatan permodelam airtanah.
134
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 133
pengaplikasian metode FEM dalam pemodelan airtanah dan
perbandingan dnegan metode lainnya minimal 80% benar.
2.2 Penyajian
A. Uraian
Karena sebagian besar sistem air tanah bersifat
heterogen dan heterogenitas ini sering tercermin dalam
fluktuasi multiskala dalam permeabilitas, maka sulit untuk
menyelesaikan masalah aliran air tanah multiskala secara
langsung. Selain itu pula, biaya komputasi untuk
menyelesaikan fitur skala kecil memerlukan biaya cukup
tinggi. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu metode
yang dapat mencapai hasil yang akurat tanpa harus
menyelesaikan fitur skala halus terlebih dahulu. Untuk alasan
ini, Multiscale Finite Element Method (MSFEM) dan metode
multiscale lainnya dirancang. Efendiev dan Pankov (2005)
memperkenalkan metode homogenisasi numerik untuk
memperluas MSFEM ke operator parabola acak nonlinear.
Dalam pengolahan menggunakan MSFEM menjadi lebih
akurat (Efendiev et al.,2006).
135
134
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
bentuk fungsi basis linier 2D. Dikombinasikan dengan teknik
dekomposisi domain, penggunaan metode fungsi baru ini
membuat proses konstruksi lebih sederhana dan lebih efisien.
Oleh karena itu, ETMSFEM dapat dengan mudah mengatasi
pengolahan dengan cepat dalam skala komputasi untuk
mengatasi masalah air tanah saat ini, terutama untuk
kemampuan mengatasi masalah skala besar.
Inovasi kedua yang disajikan dalam penelitian ini
adalah skema kecepatan ETMSFEM, yang didasarkan pada
kerangka model FEM Yeh (Yeh, 1981). Alih-alih
menyelesaikan persamaan Darcy menggunakan fungsi dasar
ETMSFEM sebagai pengganti fungsi dasar FEM dalam model
Yeh untuk pengolahan secara efisien agar menangkap
perilaku fitur skala kasar tanpa perlu menyelesaikan fitur skala
halus terlebih dahulu.
Bagian aplikasi, ETMSFEM dibandingkan dengan
FEM dan MSFEM untuk perhitungan muka air tanah dan
dengan model FEM Yeh (Metode Yeh) untuk perhitungan
kecepatan dalam berbagai kondisi, termasuk masalah aliran
stabil 3D dengan koefisien kontinuitas, masalah aliran stabil
3D dengan kondisi muka air tanah yang bervariasi secara
eksponensial dalam media homogen, masalah aliran stabil 3D
dengan bidang konduktivitas lognormal acak, masalah aliran
stabil 3D dengan perubahan bertahap dalam koefisien arah
horizontal dan perubahan mendadak dalam koefisien arah
vertikal, masalah aliran transien 3D dengan perubahan
bertahap dalam koefisien arah horizontal dan perubahan
136
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 135
mendadak dalam koefisien arah vertikal.
137
136
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
dengan MSFEM dan FEM. Selain itu, biaya komputasi
ETMSFEM dan MSFEM jauh lebih kecil daripada FEM
tersebut. Jika konduktivitas hidrolik adalah K2, waktu CPU
untuk FEM, MSFEM, dan ETMSFEM adalah 922 detik,
13 detik, dan 11 detik yang mana menunjukkan bahwa
ETMSFEM memiliki efisiensi yang lebih tinggi. Jika
konduktivitas hidrolik adalah K1 atau K3, waktu CPU untuk
ketiga metode mendekati waktu untuk konduktivitas hidrolik
K2. Meskipun bentuk kurva dipengaruhi oleh konduktivitas
hidrolik yang berbeda, tetapi hasil ETMSFEM mendekati hasil
Metode-Yeh dan AS.
138
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 137
diamati untuk penghitungan muka air tanah, ETMSFEM jauh
lebih efisien daripada Metode-Yeh dalam menyelesaikan jika
dilihat dari tingkat kecepatan. Ketika konduktivitas hidrolik
adalah K2, ETMSFEM hanya membutuhkan 29 detik untuk
mendapatkan hasil pengolahan model air tanah, sedangkan
Metode-Yeh membutuhkan 51.239 detik.
Efficient Triple-Grid Multiscale Finite Element Method
(ETMSFEM) diusulkan untuk menyelesaikan bidang aliran 3D
dan bidang kecepatan dalam media berpori yang heterogen.
ETMSFEM menggunakan skema konstruksi fungsi dasar
baru yang bergantung pada teknik dekomposisi domain dan
struktur grid ganda elemen kasar untuk meningkatkan
efisiensi MSFEM. Selanjutnya, ETMSFEM memperkenalkan
fungsi dasar linier 3D baru, yang dibangun dari fungsi dasar
linier 2D FEM menggunakan fungsi interpolasi sederhana
untuk menyederhanakan proses konstruksi fungsi dasar.
Selain itu, berdasarkan kerangka model Yeh, ETMSFEM
secara langsung memecahkan persamaan Darcy
menggunakan basis ETMSFEM berfungsi untuk
mendapatkan kecepatan Darcy kontinuitas. Sejak fungsi
dasar telah dibangun selama proses komputasi model muka
air tanah, perhitungan kecepatan membutuhkan biaya yang
sedikit lebih tinggi.
139
138
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
B. Latihan
2.3 Penutup
A. Rangkuman
Pengaplikasian metode FEM telah ditampilkan dalam
studi kasus yang telah dijabarkan berupa metode ETMSFEM,
MSFEM dan FEM, dengan metode STMSFEM dan MSFEM
lebih dianjurkan daripada metode FEM dikarenakan waktu
pengolahan yang lebih cepat dan beban CPU yang lebih kecil.
Adapun untuk hasil pengolahannya sendiri memiliki hasil yang
relatif sama kualitasnya.
B. Tes Formatif
1. Apa keunggulan dari ETMSFM dan MSFEM dibandingkan
dengan metode FEM?
2. Metode penyelesaian apa yanh digunakan metode
ETMSFM dalam menyelesaikan permasalahan
heterogenitas?
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Jagota, V., Sethi, A. P. S., & Kumar, K. (2013). Finite element
method: An overview. Walailak Journal of Science and
Technology (WJST), 10(1), 1-8.
141
140
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Xie, Y., Wu, J., Nan, T., Xue, Y., Xie, C., & Ji, H. (2017).
Efficient triple-grid multiscale finite element method for
3D groundwater flow simulation in heterogeneous
porous media. Journal of Hydrology, 546, 503-514.
SENARAI
142
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 141
BAB VIII
HIDROGEOLOGY MODEL
B. Relevansi
Model konseptual menggambarkan bagaimana air
memasuki sistem akuifer, mengalir melalui sistem akuifer dan
meninggalkan sistem akuifer (Rusthon, 2004). Jenis model
konseptual yang dipakai dalam suatu pemodelan model air
tanah didasarkan pada kondisi geologi dan hidrologi lokasi
penelitian. Sehingga dapat dilakukan pemodelan untuk
mengetahui gambaran geometri akuifer air tanah.
143
142
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan jenis-jenis
model konseptual, mahasiswa jurusan Teknik Geologi
semester 7, akan mampu memamahami jenis-jenis model
konseptual dan penggunaanya. Pada pembahasan, akan
ditekankan bahasan mengenai satu jenis model konseptual
yang paling sering digunakan.
1.2 Penyajian
A. Uraian
Model konseptual adalah representasi deskriptif dari
sistem air tanah yang menggabungkan interpretasi kondisi
geologi dan hidrologi. Informasi tentang neraca air juga
termasuk dalam model konseptual. Ini adalah bagian
terpenting dari pemodelan air tanah dan ini adalah langkah
selanjutnya dalam pemodelan setelah identifikasi tujuan.
Dalam membuat model konseptual, diperlukan informasi yang
baik mengenai kondisi geologi, hidrologi, kondisi batas, dan
144 143
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
parameter hidrolik. Model konseptual yang baik harus
menggambarkan kondisi sesunguhnya dengan cara
sederhana yang memenuhi tujuan pemodelan dan
persyaratan manajemen (Bear dan Verruijt 1987).
145
144
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
2) Model Analog
Persamaan yang menggambarkan aliran air tanah
dalam media berpori homogen isotropik disebut
Persamaan Laplace (Persamaan (1)). Persamaan ini
sangat umum terjadi pada banyak aplikasi dalam
matematika fisik seperti aliran panas, dan listrik. Oleh
karena itu, perbandingan antara aliran airtanah dan
bidang lainnya dimana persamaan Laplace valid,
dimungkinkan. Model analog yang paling terkenal adalah
aliran listrik(Baalousha, Dewan Regional Hawke's Bay).
(1)
146
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 145
3) Model matematika
Model matematika dikembangkan untuk
mempelajari distribusi tekanan airtanah dan variasinya
pada zona struktur bawah tanah yang berbentuk silinder.
Berdasarkan model yang dibuat, pengaruh ketebalan
akuifer, porositas tanah, koefisien filtrasi, koefisien
viskositas, dan koefisien konduktivitas piezoelektrik
terhadap tekanan yang diberikan airtanah pada bagian
bawah struktur bawah tanah diselidiki (Telichenko, 2018).
Model matematika didasarkan pada
konseptualisasi sistem air tanah ke dalam satu himpunan
persamaan. Persamaan ini diformulasikan berdasarkan
kondisi batas, kondisi awal, dan sifat fisik akuifer. Model
matematis memungkinkan manipulasi model kompleks
yang mudah dan cepat. Begitu model matematis disetel,
persamaan yang dihasilkan dapat dipecahkan secara
analitis, jika modelnya sederhana, atau numerik.
Model matematis yang dikembangkan
memungkinkan untuk mempelajari aksi mekanis airtanah,
struktur bawah tanah, menentukan distribusi air, tekanan
di zona konstruksi, gaya dorong yang bekerja pada
pondasi, dan besarnya tegangan ekuivalen di tempat
paling berbahaya dari struktur silinder.
147
146
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Kelompok pertama mencirikan sifat fisikokimia akuifer
(2).
a) Solusi Analitik
148
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 147
sederhana. Tidak seperti solusi numerik, solusi analitik
memberikan keluaran terus menerus pada setiap titik
dalam domain masalah (Gambar 1). Namun, solusi
analitis membuat banyak asumsi seperti isotropi dan
homogenitas akuifer, yang tidak valid pada umumnya.
Solusi analitis; Oleh karena itu, tidak dapat menangani
sistem air tanah yang kompleks. Contoh solusi analitis
adalah solusi Toth (Toth, 1962).
b) Solusi numerik
149
148
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Gambar 8.1 Solusi analitis versus numerik untuk masalah
aliran air tanah 1-D.
B. Latihan
1.3 Penutup
A. Rangkuman
Model konseptual adalah representasi deskriptif dari
sistem air tanah yang menggabungkan interpretasi kondisi
geologi dan hidrologi. Pembuatan model ini sangat membantu
dalam memberikan gambaran kondisi bawah tanah dalam
analisis air tanah.
Dalam penggunaanya, model konseptual ini memiliki
beberapa jenis, yaitu model fisik, model analog dan model
matematika. Model matematika merupakan model yang
paling merepesentasikan kondisi bawah permukaan geometri
150
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 150
akuifer. Dalam proses pegerjaanya, model matematis dapat
dipecahkan baik secara analitik maupun numeric.
B. Tes Formatif
1. Apa yang anda ketahui mengenai model konseptual ?
2. Sebutkan jenis-jenis model konseptual ?
3. Informasi apa saja yang dapat diperoleh dari hasil
pengolahan data menggunakan model matematika ?
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 70% materi bab ini
dapat melanjutkan ke bab berikutnya. Untuk mahasiswa yang
penguasaan materi bab ini kurang dari 70% diharapkan untuk
mengulangi pembelajaran bab ini terlebih dahulu.
151
150
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
E. Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Model konseptual adalah representasi deskriptif dari
sistem air tanah yang menggabungkan interpretasi
kondisi geologi dan hidrologi dengan menggunakan
informasi yang baik mengenai kondisi geologi, hidrologi,
kondisi batas, dan parameter hidrolik.
2. Jenis-jenis model konseptual yaitu model fisik, model
analog dan model matematika.
3. Metode matematika dapat digunakan untuk mengetahui
pergerakan mekanis airtanah, struktur bawah tanah,
menentukan distribusi air, tekanan di zona konstruksi,
gaya dorong yang bekerja pada pondasi, dan besarnya
tegangan ekuivalen di tempat paling berbahaya dari
struktur silinder.
DAFTAR PUSTAKA
Baalousha, Husam. Dasar-Dasar Pemodelan Air Tanah.
Dewan Regional Hawke's Bay, Tas Pribadi 6006,
Napier, Selandia Baru.
Bear, J., & Verruijt, A. (1987). Modeling groundwater flow and
pollution (Vol. 2). Springer Science & Business Media.
Rushton, K. R. (2004). Groundwater hydrology: conceptual
and computational models. John Wiley & Sons.
Telichenko, V., Rimshin, V., Eremeev, V., & Kurbatov, V.
(2018). Mathematical modeling of groundwaters
pressure distribution in the underground structures by
152
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 151
cylindrical form zone. In MATEC Web of
Conferences (Vol. 196, p. 02025). EDP Sciences.
Toth, J. (1962) A theory of groundwater motion in small
drainage basins in central Alberta: Journal of
Geophysical Research, 67(11): 4375-4387.
SENARAI
SENARAI
Model Konseptual Representasi deskriptif dari
Model Konseptual Representasi deskriptif dari
sistem air tanah yang
sistem air tanah yang
menggabungkan interpretasi
menggabungkan interpretasi
kondisi geologi dan hidrologi.
kondisi geologi dan hidrologi.
2. KONDISI BATAS
2. KONDISI BATAS
1.1 Pendahuluan
1.1 Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
A. Deskripsi Singkat
Materi ini mendeskripsikan mengenai kondisi batas
Materi ini mendeskripsikan mengenai kondisi batas
pada model konseptual air tanah mulai dari pengertian kondisi
pada model konseptual air tanah mulai dari pengertian
batas hingga jenis dan contoh kondisi batas dalam model
kondisi batas hingga jenis dan contoh kondisi batas dalam
konseptual air tanah.
model konseptual air tanah.
B. Relevansi
B. Relevansi
Kondisi batas merupakan sekumpulan kendala
Kondisi batas merupakan sekumpulan kendala
tambahan pada persamaan deferensial yang termasuk dalam
tambahan pada persamaan deferensial yang termasuk
masalah nilai batas. Identifikasi kondisi batas merupakan
dalam masalah nilai batas. Identifikasi kondisi batas
langkah awal dalam model konseptualisasi. Pemilihan kondisi
merupakan langkah awal dalam model konseptualisasi.
batas sangat penting untuk pengembangan model yang
Pemilihan kondisi batas sangat penting untuk
akurat (Franke et. Al. 1987).
pengembangan model yang akurat (Franke et. Al. 1987).
153
152
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
152
C. Kompetensi
C.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasann Conceptual
Model in Groundwater Model, mahasiswa jurusan Teknik
Geologi semester 7, akan mampu memahami jenis – jenis
kondisi batas serta mengidentifikasi kondisi batas dengan
baik dan benar dalam pengembangan pemodelan air tanah.
1.4 Penyajian
A. Uraian
Kondisi batas merupakan suatu bentuk ekspresi
matematik keadaan sistem fisik yang merupakan pembatas-
pembatas yang menyatu didalam model matematik.
Penentuan kondisi batas model aliran air tanah berarti
menetapkan tipe kondisi batas untuk setiap titik sepanjang
permukaan batas tiga dimensi dari system akuifer, termasuk
pengambilan dan pemasukan air yang bersifat internal.
Identifikasi kondisi batas merupakan langkah pertama dalam
konseptualisasi model. Pemecahan persamaan aliran
airtanah (persamaan diferensial parsial)
154 153
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
memerlukan identifikasi kondisi batas untuk memberikan
solusi yang unik. Identifikasi kondisi batas yang tidak tepat
memengaruhi solusi dan dapat menghasilkan keluaran yang
salah sepenuhnya. Kondisi - kondisi batas yang ditetapkan
bisa berupa salah satu dari lima kategori: kondisi tinggi tekan
yang ditetapkan (kondisi batas Dirichlet), fluks yang
ditentukan (kondisi batas Neumann) dan kondisi campuran
(kondisi batas Cauchy), batas muka air bebas, dan batas
rembesan. Dimungkinkan untuk memasukkan hanya batas –
batas hidrologi alami sebagai kondisi batas didalam model.
Namun kondisi batas yang utama diklasifikasikan menjadi tiga
jenis yaitu (Baalousha H. 2008):
1. Kepala yang ditunjuk (disebut juga Dirichlet atau batas
tipe I). Hal ini dapat dinyatakan dalam bentuk matematis
sebagai: h (x, y, z, t) = konstan
2. Aliran spesifik (juga disebut batas Neumann atau tipe II).
Dalam bentuk matematisnya adalah: ∇h (x, y, z, t) =
konstan
3. Aliran bergantung pada kepala (juga disebut batas
Cauchy atau tipe III). Bentuk matematisnya adalah: ∇h
(x, y, z, t) + a * h = konstan (di mana "a" adalah
konstanta)
Sedangkan menurut Reilly (2001) telah mensurvei
berbagai jenis fitur fisik dan representasi matematika setara
mereka. Gambar 1 menunjukkan jenis batas yang berbeda.
Batas-batas yang berbeda ini secara singkat digambarkan
sebagai berikut :
154 155
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
a. Batas kepala konstan: Ini adalah kasus khusus dari
batas kepala tertentu, yang terjadi dimana bagian dari
permukaan batas akuifer bertepatan dengan permukaan
kepala konstan konstan (Franke et al 1987). Batas
kepala konstan berasumsi bahwa kepala konstan
sepanjang waktu. Garis ABC dan EFG pada Gambar 1
adalah contoh batas kepala konstan, dimana bagian
akifer terjadi di bawah reservoir.
156
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 155
batas fluks yang ditentukan adalah mengisi ulang di atas
meja air dalam aquifer freatik. CD garis pada Gambar 1
adalah batas fluks yang ditentukan.
158 157
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
Gambar 8.2 Tipe batas berbeda (Reilly (2001)
B. Latihan
1.5 Penutup
A. Rangkuman
Kondisi batas adalah sekumpulan kendala tambahan
pada persamaan deferensial yang termasuk dalam masalah
nilai batas. Kondisi batas merupakan suatu bentuk ekspresi
matematik keadaan sistem fisik yang merupakan pembatas-
pembatas yang menyatu didalam model matematik.
Identifikasi kondisi batas merupakan langkah pertama dalam
konseptualisasi model.
Terdapat tiga jenis utama kondisi batas yaitu ; 1.
Kepala yang ditunjuk (disebut juga Dirichlet atau batas tipe I),
2. Aliran spesifik (juga disebut batas Neumann atau tipe
159
158
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
II), 3. Aliran bergantung pada kepala (juga disebut batas
Cauchy atau tipe III).
Adapun contoh batasan dalam batasan berbeda ada
tujuh yaitu; batas kepala konstan, batas kepala yang
ditentukan, tidak ada batasan aliran, batasan fluks yang
ditentukan, batasan fluks yang bergantung pada kepala,
batas permukaan bebas, dan batas muka rembesan
B. Tes Formatif
1. Jelaskan pemilihan kondisi batas seperti apa yang baik
digunakan ?
2. Apa yang Anda ketahui tentang hubungan dari model
konseptual air tanah dengan kondisi batas?
3. Jelaskan perbedaan dari dari batas fluks yang bergantung
pada kepala dengan batas fluks yang ditentukan!
C. Umpan Balik
Untuk menilai penguasaan materi mahasiswa dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
Juml jawaban benar
Tingkat penguasaan = x100%
3
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 70% materi bab ini
dapat melanjutkan ke bab berikutnya. Untuk mahasiswa
160 159
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
yang penguasaan materi bab ini kurang dari 70% diharapkan
untuk mengulangi pembelajaran bab ini terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Franke, O.L., Reilly, T.E. and Bennett, G.D., (1987) Definition
of boundary and initial conditions in the analysis of
saturated ground-water flow systems – An
introduction: Techniques of Water-Resources
161 161
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
Investigations of the United States Geological Survey,
Book 3, Chapter B5, 15 p.
Husam Baalousha. 2008. Fundamentals Of Groundwater
Modelling. Hawke’s Bay Regional Council, Private Bag
6006, Napier, New ZealandIn:Groundwater:
Modelling, Management...ISBN: 978-1-60456-832-5
Editors: L.F. Konig and J.L. Weiss, pp. 113-130.
Reilly, T. (2001) System and Boundary conceptualization in
ground-water flow simulation. Techniques of water
resources investigations of the U.S. Geological
Survey. Book 3, Applications of Hydraulics. Chapter
B8. Department of Interior,. U.S. Geological Survey.
Reilly, T. and Harbaugh, A. (2004) Guidelines for evaluating
Ground-Water flow. Scientific Investigations Report
2004-5038. U.S. Department of Interior,. U.S.
Geological Survey.
Zbigniew Kordalski, Andrzej Sadurski. 2018. Groundwater
flow modelling of main groundwater reservoirs in the
Gdańsk region, Poland. Polish Geological Institute –
NRI, Marine Geology Branch in Gdańsk, Kościerska 5,
80-328 Gdańsk, Poland.
162
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH 162
SENARAI
Konseptual model Representasi deskriptif dari sistem
airtanah yang disertakan sebuah
interpretasi kondisi geologi dan
hidrologi.
Airtanah Air yang terletak di dalam zona jenuh
air serta di bawah tekanan hidrostatik.
Akuifer Lapisan atau formasi geologi dimana
formasi tersebut mengandung air dan
digunakan secara ekonomis.
162 163
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
diformulasikan secara matematis
dengan menggunakan operasi
hitungan (aritmatik) yaitu operasi
tambah, kurang, kali, dan bagi.
Model transien Cara memandang suatu proses
dengan kriteria utama waktu,
mengamati pola perubahan pada
subjek yang dipelajari dari waktu ke
waktu.
164 163
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH
BIOGRAFI PENULIS
165
Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.,
166
Buku Ajar PEMODELAN AIRTANAH