Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang
No.25 tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Provinsi. Provinsi Kalimantan
Timar terletak pada kedudukan 4°24 ́ Lintang Utara, 2°25 ́ Lintang Selatan, 113°44 ́ Bujur Timur,
dan 119°00 ́ Bujur Barat. Posisi Kalimantan Timur sangat strategis sebagai jalur transportasi laut
internasional karena berbatasan dengan wilayah perairan Selat Makassar dan Laut Sulawesi yang
merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II).
Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah sebesar 208.657,74 hektar meliputi
wilayah daratan seluas 198.441,17 Ha (80,81%) dan wilayah lautan sejauh 12 mil laut dari garis
pantai terluar kearah laut seluas 10.217,57 Ha (19,19%). Untuk topologi di Provinsi Kalimantan
Timur bergelombang dari kemiringan landai hingga curam, dengan ketinggian berkisar antara 0-
1.000 meter dari permukaan laut (dpl) dengan kemiringan 0-40%
Karakteristik iklim di Provinsi Kalimantan Timur termasuk iklim tropika humida dengan
curah hujan berkisar antara 1500-4500 milimeter pertahun. Temperatur udara rata-rata 26 derajat
celsius dengan perbedaan temperatur siang dan malam antara 5-7 derajat celsius. Temperatur
minimum umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Januari, sedangkan temperatur
maksimum akan terjadi antara bulan Juli sampai Agustus. Kelembaban udara relatif tinggi dengan
rata-rata berkisar antara 83-88 persen dengan kecepatan angin 1-6 knot perjam. Selanjutnya curah
hujan pada tahun 2012 sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Catatan rata-
rata curah hujan di Kaltim berada pada kisaran 117,33-373,73 mm per tahun. Kondisi ini
menunjukkan bahwa curah hujan di Kalimantan Timur masih cukup besar walaupun pada musim
kemarau pernah mencapai diatas 100 mm per bulan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti IPTEK, harus lebih
mengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
dilaksanakan secara profesional, berhasilguna dan memberikan manfaat yang sebesar - besarnya
bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Harapan masyarakat Indonesia, juga di
Kalimantan Timur dimasa depan yang ingin dituju adalah tercapainya kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Gambaran derajat kesehatan yang optimal tersebut ditandai dengan menurunnya angka
kejadian sakit dan kematian akibat kesakitan, menurunnya kasus penyakit penyakit pada sistem
pencernaan, pernafasan, reproduksi, imun, dan saraf, membaiknya faktor lingkungan dan
membudayanya perilaku hidup sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, memiliki kualitas sumber daya manusia yang
tangguh, sehat, cerdas, kreatif dan produktif.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja penyakit yang menyerang pada sistem pencernaan, sistem pernafasan,sistem
reproduksi, sistem imun, dan sistem saraf di Provinsi JawaTimur
2. Bagaimana cara masyarakat Provinsi Kalimantan Timur mengatasinya.
C. Tujuan
Untuk mengetahui Penyakit apa saja yang menyerang pada sistem pencernaan, sistem
pernafasan, sistem reproduksi, sistem imun, dan sistem saraf di Provinsi JawaTimur serta cara
mengatasinya.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada manusia merupakan serangkaian proses untuk mengubah
makanan dengan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi sederhana dengan
bantuan enzim dan menyerap sari makanan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Makanan
yang masuk ke dalam tubuh terlebih dulu harus dipecah menjadi beberapa bagian sebelum
bisa digunakan. Di sinilah pentingnya fungsi sistem pencernaan.
Sistem pencernaan adalah sekelompok organ yang bekerja sama untuk mengubah
makanan menjadi energi dan nutrisi dasar untuk memberi makan seluruh tubuh. Pekerjaan
memecah makanan menjadi bagian-bagian yang sangat kecil dilakukan melalui proses kimia,
diawali di dalam rongga mulut dengan bantuan air liur. Begitu terpecah, komponen makanan
dapat digunakan sel tubuh untuk berbagai hal, seperti melepaskan energi, memproduksi sel
darah merah, membangun tulang, dan menjalankan semua fungsi lain yang diperlukan untuk
menjaga tubuh tetap berfungsi. Tanpa proses pencernaan, tubuh tidak akan bisa menopang
kebutuhan dirinya sendiri.
Panjang organ-organ sistem pencernaan pada masing-masing orang bervariasi, tapi
umumnya sekitar 8-9 meter. Panjang kerong- kongan rata-rata, misalnya, sekitar 22-25
sentimeter, usus halus sekitar 7 meter, dan usus besar sekitar 2 meter. Dengan begitu waktu
yang dibutuhkan untuk mencerna makanan bisa sedikit pada setiap individu, juga pada laki-
laki dan perempuan.
1.) Diare
a. Defenisi
Menurut Simadibrata dan Daldiyono (2006) diare adalah buang air besar
(defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24
jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih
dari tiga kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapaftanpa disertai lendir
dan darah (Simadibrata dan Daldiyono, 2006).
b. Etioiogi Diare
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri,
parasit, virus), keracunan makanan, efek obat-obat dan Iain-lain. Menurut World
Gastroenterology Organisation Global Guidelines (2005), etioiogi diare akut
dibagi atas empat penyebab: bakteri, virus, parasit dan non-infeksi (Simadibrata
dan Daldiyono, 2006). Berikut beberapa etioiogi diare akut diantaranya:

3
1. Diare akibat infeksi yang dibagi menjadi infeksi entemal dan infeksi parenteral.
A. Infeksi melalui entemal.
a. Jenis bakteri yang dapat menimbulkan diare diantaranya: Shigella sp,
KX'olipatogen, Salmonella sp. Vibrio cholerae. Yersinia entero colitica,
b. Campylobacter jejuni, V.Parahaemotiliticus, V.NAG, Staphylococcus aureus.
Streptococcus, Klebsiella, Pseudomonas, Aeromonas, Proteus dll.
c. Jenis virus yang dapat menimbulkan diare diantaranya: Rotavirus,
Adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like virus, cytomegalovirus (CMV),
echovirus, virus HIV
d. Jenis parasit yang dapat menimbulkan diare diantaranya: Protozoa:
Entamoeba histolytica, Giardia lambia, Cryptosporidium parvum,
Balantidium coli.
e. Jenis worm yang dapat menimbulkan diare diantaranya: A.lumbricoides,
Cacing tambang, Triscuris trichiura, S.stercoralis, cestodiasis dll.
f. Jenis jamur yang dapat menimbulkan diare diantaranya: Kandida/moniliasis.
B. Infeksi melalui parenteral infeksi dapat terjadi akibat: Otitis Media Akut
(OMA), pneumonia.

2. Diare akibat makanan yaitu melalui intoksikasi makanan seperti:


Makanan beracun atau mengandung logam berat
b. Makanan mengandung bakteri atau toksin seperti : Clostridium perfringens,
B.cereus, S. aureus. Steptococcus anhaemo lyticus. Alergi susu sapi atau makanan
tertentu. Malabsorpsi atau maldigesti seperti : karbohidrat, monosakarida
{glukosa,laktosa,galaktosa), disakarida (sakarosa,laktosa), lemak, rantai panjang
triglisenda, protein seperti: asam amino tertentu.

3. Diare akibat imunodefisiensi seperti: hipogamaglobulinemia, penyakit


granulomatose kronik, defisiensi IgA, imunodefisiensi IgA heavyccombination.

4. Diare akibat Terapi obat seperti: Antibiotik, kemoterapi, antacid ; (Ngastiyah,


2005; Simadibrata dan Daldiyono , 2006).

c. Gejala Diare
Gejala diare bergantung pada penyebab yang mendasarinya dan umumnya
berupa:
• Tinja yang cair aau sangat lunak, lebih dari 3 kali sehari
• Mual
• Sakit perut
• Kram perut
• Kembung
• Demam

4
d.Pengobatan
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi diare, yaitu:5
a) Konsumsi banyak cairan untuk menggantikan kehilangan cairan, baik
melalui oral maupun melalui intravena.
b) Pemberian obat yang dapat melawan infeksi bakteri.
c) Selain cara di atas, ada juga pengobatan lainnya. Pengobatan untuk diare
biasanya disesuaikan dengan penyebabnya.
e. Pencegahan
Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mencegah diare, antara lain:
a) Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah
menyentuh daging yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah
bersin dan batuk, dengan menggunakan sabun dan air bersih.
b) Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga
matang sempurna, serta menghindari makanan dan minuman yang tidak
terjamin kebersihannya.

2. Sistem Pernafasan
Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energy didalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup
oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan.
Adapun penyakit yang dapat menyerang sistem pernafasan adalah TBC
1. TBC
a. Definisi
Penyakit TBC adalah menyebar melalui batuk atau bersin yang
menyemburkan air liur. Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh
lemah, apabila menghirup dan terkontaminasi TB maka dapat dengan
mudah tertular. Selain menyerang paru-paru, penyakit ini juga dapat
member dampak pada tubuh lainnya, seperti jantung, sistem saraf, hingga
kelenjar getah bening.
b. Gejala penyakit TBC
Beberapa gejala TBC yang biasa dialami penderita :
- Batuk berdahak yang berlangsung lama atau lebih dari tiga minggu
- Merasakan nyeri di dada dan paru-paru, hal ini bias menyebabkan
penderita mengalami sesak nafas dan pusing
- Kehilangan nafsu makan
- Tubuh terasa panas dingin
- Warna urine berubah
- Demam dan sering merasakan kelelahan
c. Penyebab penyakit TBC
- Perokok aktif
- Seseorang yang sering atau kecanduan mengonsumsi alcohol

5
- Petugas medis yang sering berhubungan dengan penderita TBC
- Tinggal dilingkungan yang padat dan kumuh
- Penderita penyakit ginjal stadium lanjut
- Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, seperti
penderita AIDS, kanker dan diabetes
- Kekurangan makanan bergizi
- Anak-anak dan lansia
- Seseorang yang menggunakan NAPZA
d. Pencegahan penyakit TBC
Cara mencegah TBC dilakukan dengan beberapa cara, seperti menutup
mulut saat bersin, tidak membuang dahak atau meludah sembarangan, dan
memastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik.

3. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi merupakan salah satu komponen sistem tubuh yang penting meskipun
tidak berperan dalam homeostatis dan esensial bagi kehidupan seseorang. Pada manusia,
reproduksi berlangsung secara seksual. Organ reproduksi yang dimiliki oleh pria dan wanita itu
berbeda.
Adapun Penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi adalah HIV
1. HIV
a. Definisi
HIV merupakan sebuah virus yang bekerja untuk merusak fungsi
dari sistem kekebalan tubuh manusia dengan cara menghancurkan dan
menginfeksi sel CD4.
b. Penyebab penyakit HIV
HIV yang masuk ke dalam tubuh akan menghancurkan sel CD4
yang merupakan bagian dari sel darah putih yang berguna untuk melawan
infeksi. Jika sel CD4 yang ada pada tubuh semakin sedikit maka tubuh akan
semakin lemah dan tidak bias melawan penyakit lainnya.
c. Gejala penyakit HIV
Gejala yang dirasakan oleh penderita HIV ada beberapa tahap.
Tahap yang pertama adalah tahap infeksi akut yang terjadi setelah beberapa
bulan setelah seseorang terinfeksi HIV. Pada tahap ini, sistem kekebalan
tubuh penderita akan membentuk antibody yang digunakan untuk melawan
virus HIV.
Gejala yang ditimbulkan pada tahap ini terdiri dari :
- Demam sampai menggigil
- Munculnya ruam pada kulit
- Mual dan muntah
- Nyeri sendi dan otot
- Pembengkakan pada kelenjar getah bening
- Sakit kepala

6
- Sakit perut
- Sakit tenggorokan dan juga mengalami sariawan
d. Cara mengatasi penyakit HIV
Sampai saat ini, belum ditemukan obat untuk mengobati penyakit
HIV. Tapi, ada beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk
memperlambat perkembangan dari virus ini. Obat yang biasanya
digunakan diantaranya Efavirenz, Etravirine, Nevirapine,
Lamivudin, dan Zidovudine. Pengobatan HIV harus dilakukan
secara bertahap dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Penderita HIV harus rutin memeriksa diri ke dokter.

4. Sistem Imun
Sistem imun adalah sistem daya tahan tubuh terhadap serangan substansi asing yang
terpapar ke tubuh kita. Substansi asing tersebut bisa berasal dari luar maupun dalam tubuh sendiri.
Contoh subtansi asing yang berasal dari luar tubuh (eksogen) misalnya bakteri, virus, parasit,
jamur, debu, dan serbuk sari. Sedangkan substansi asing dari dalam tubuh dapat berupa sel-sel
mati atau sel-sel yang berubah bentuk dan fungsinya. Substansi-substansi asing tersebut
disebut imunogen atau antigen.
Adapun Penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi adalah Malaria
1. Malaria
a. Definisi
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasomodium. Penyakit
ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit
tersebut. Gigitan nyamuk membuat parasit masuk, mengendap di organ hati, dan
menginfeksi sel drah merah. Selain melalui gigitan nyamuk, terdapat beberapa kondisi
yang menyebabkan malaria dapat menyebar menjangkit manusia seperti melalui donor
organ, transfusi darah, berbagi pemakaian jarum suntik, dan janin yang terinfeksi dari
ibunya. Di Indonesia, penyakit ini tergolong endemi karena terdapat beberapa daerah
yang masih banyak menderita malaria terutama di wilayah Kalimantan Timur.
b. Penyebab Malaria
1. Plasmodium Vivax
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax cenderung menimbukan
gejala yang lebih ringan. Parasit ini dapat bertahan di organ hati dalam jangka waktu
beberapa bulan atau tahun. Walaupun tergolong ringan, malaria yang disebabkan oleh
parasit ini dapat kambuh ketika daya tahan tubuh menurun karena parasit dapat aktif
kembali.
2. Plasmodium Ovale
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium ovale ini tergolong tidak terlalu
berbahaya yang mengancam jiwa, namun tetap harus waspada karena malaria yang
disebabkan oleh parasit ini dapat menyebabkan anemia atau kekurangan darah.
3. Plasmodium Malariae

7
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium Malariae menimbulkan gejala
setelah lama terinfeksi parasit tersebut. Oleh karena itu, penderita malaria ini akan
mengalami infeksi yang kronis mengalami gangguan fungsi organ ginjal.
4. Plasmodium Falciparum
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum tergolong paling
berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi, kejang, hingga koma.
Malaria jenis ini menjadi salah satu penyebab kematian akibat malaria tertinggi di
dunia.
Dari keempat jenis parasit penyebab malaria tersebut, hanya dua jenis parasit yang
paling banyak ditemukan kasusnya di Indonesia yaitu Plasmodium vivax dan
Plasmodium falciparum.
c. Gejala Malaria
Gejala malaria mulai muncul setidaknya dalam kurun waktu 10 hingga 15 hari
setelah tergigit nyamuk
Anopheles ataupun terpapar. Berikut beberapa gejala malaria:
1. Demam
2. Menggigil
3. Sakit kepala
4. Berkeringat banyak
5. Lemas
6. Pegal linu
7. Gejala anemia atau kurang darah
8. Mual atau muntah
Apabila merasakan gejala-gelaja tersebut, segera pergi ke puskesmas atau rumah
sakitterdekat untuk mendapatkan penanganan.
d. Diagnosa Malaria
Penanganan dimulai dengan diagnosa malaria melalui pemeriksaan fisik dan tes
diagnostic cepat (RDT – Rapid Diagnostic Test). RDT ini dilakukan untuk mendeteksi
keberadaan dan jenis parasit yang ada di tubuh sehingga menyebabkan malaria. Hasil
dari RDT ini juga sangat penting untuk menentukan jenis pengobatan anti malaria yang
akan diberikan kepada penderita. Selain RDT, terdapat pula pemeriksaan penunjang
yaitu pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini terdiri dari dua jenis yaitu pemeriksaan tetes
tipis hapusan darah dan pemeriksaan tetes tebal hapusan darah.
Pemeriksaan tetes tebal hapusan darah digunakan untuk mendeteksi Plasmodium
sedangkan pemeriksaan tetes tipis hapusan darah digunakan untuk menentukan spesies
penyebab serta kepadatan parasit. Kelebihan dari pemeriksaan ini adalah memantau
efikasi terapi dan alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan sederhana sehingga
biaya pemeriksaan murah.
e. Pengobatan Malaria
Pengobatan malaria dilakukan sesuai dengan jenis malaria, tingkat keparahan
gejala, dan kondisi pasien. Untuk pengobatan jenis malaria yang disebabkan oleh
Plasmodium vivax yang tergolong ringan, penderita akan diberikan obat rawat jalan

8
berupa ACT atau obat chloroquine. Selain itu untuk mencegah kambuhnya malaria
jenis ini, ditambahkan juga obat primaquine. Sedangkan untuk jenis malaria yang
disebabkan oleh Plasmodium falciparum dengan derajat gejala sedang, penderita akan
dirawat di ruang non ICU rumah sakit. Bagi penderita dengan derajat gejala berat,
penderita akan dirawat di ICU (Intensive Care Unit) dan diberikan obat melalui
suntikan selama 24 jam pertama.
Apabila sahabat sehat hendak berkunjung ke daerah endemi penyakit ini seperti di
Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta di sebagian
wilayah Kalimantan dan Sumatra dianjurkan untuk mengonsumsi obat pencegah
malaria. Obat tersebut harus diminum selama 4 hingga 8 minggu. Diminum seminggu
sebelum pergi ke daerah tersebut sampai 4 minggu setelah pulang. Obat diminum
setiap hari dan pada jam yang sama.
f. Pencegahan Malaria
Malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles, oleh karena itu
pencegahannya adalah dengan merubah pola perilaku manusia agar nyamuk tidak
muncul. Berikut beberapa tips untuk mencegah penyebaran penyakit malaria:
• Gunakan kelambu ketika tidur
• Memakai pakaian serba panjang seperti celana dan lengan panjang selama beraktivitas
• Hindari meletakkan pakaian basah di dalam rumah karena dapat menjadi tempat
persembunyian nyamuk
• Lakukan langkah 3M (Menguras penampungan air, Mengubur barang bekas, dan
Mendaur ulang barang bekas)
• Gunakan lotion anti nyamuk yang mengandung DEET (diethyltoluamide)
• Pasang obat nyamuk dan rutin menyemprot obat nyamuk terutama di pagi dan sore
hari
• Rutin melakukan fogging massal di daerah dengan tingkat malaria yang tinggi minimal
sebulan sekali

5. Sistem Saraf
Sistem saraf adalah pemula kegiatan otot tubuh & pengatur fungsi mental dan fisik. Sistem
informasi yang terintegrasi, berfungsi menerima data, mengolahnya, menentukan respon dan
memberi perintah ke setiap organ tubuh untuk melakukan tindakan yang penting demi keadaan
homeostasis
Adapun Penyakit yang dapat menyerang sistem saraf adalah Stroke
a. Definisi
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu
atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh
darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan
oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini
menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak
dapat berfungsi dengan baik.

9
b. Faktor penyebab terjadinya stroke
Faktor kesehatan, yang meliputi:
• Hipertensi.

• Diabetes.

• Kolesterol tinggi.
• Obesitas.

• Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung,
atau aritmia.
• Sleep apnea.
• Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.
Faktor gaya hidup, yang meliputi:
• Merokok.

• Kurang olahraga atau aktivitas fisik.


• Konsumsi obat-obatan terlarang.
• Kecanduan alkohol.
Faktor lainnya:
• Faktor keturunan. Orang yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami
stroke, berisiko tinggi mengalami penyakit yang sama juga.
• Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi
dibandingkan orang yang lebih muda.
c. Tanda dan Gejala stroke
Tiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh yang berbeda-beda, sehingga
gejala stroke tergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya.
Itulah mengapa gejala atau tanda stroke bisa bervariasi pada tiap pengidap. Namun,
umumnya stroke muncul secara tiba-tiba. Ada tiga gejala utama stroke yang mudah
untuk dikenali, yaitu:
• Salah satu sisi wajah akan terlihat menurun dan tidak mampu tersenyum karena
mulut atau mata terkulai.
• Tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa lemas atau mati rasa.

Tidak hanya lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga mengalami
kelemahan.
• Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali
meskipun penderita terlihat sadar.
Beberapa gejala dan tanda stroke lainnya, yaitu:
• Mual dan muntah.
• Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan pusing

berputar (vertigo).
• Penurunan kesadaran.
• Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak.
• Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.
• Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.

10
d. Pencegahan stroke
Cara mencegah stroke yang utama adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran dokter.
Berbagai tindakan pencegahan stroke, antara lain:
• Menjaga pola makan.Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak
dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko menimbulkan
hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Hindari konsumsi garam yang
berlebihan. Konsumsi garam yang ideal adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok
teh per hari. Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak
jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur,
buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
• Olahraga secara teratur.Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan
sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan
kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang
sehat.
• Berhenti merokok. Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena stroke,
karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah
menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai masalah
kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
• Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung kalori
tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, seseorang rentan terhadap berbagai
penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman
beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
• Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA dapat menyebabkan
penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah.
e. Pengobatan Stroke
Pengobatan khusus yang diberikan pada pengidap stroke tergantung pada
jenis stroke yang dialaminya, stroke iskemik atau stroke hemoragik.
• Pengobatan stroke iskemik.Penanganan awal akan berfokus untuk menjaga
jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah.
• Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik, pengobatan awal
bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada
beberapa bentuk pengobatan terhadap stroke hemoragik, antara lain dengan
mengonsumsi obat-obatan dan operasi.
• Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack).Pengobatan TIA bertujuan untuk
menurunkan faktor risiko yang dapat memicu timbulnya stroke, sehingga penyakit
jantung tersebut dapat dicegah. Obat-obatan akan diberikan oleh dokter untuk
mengatasinya. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi endarterektomi karotis
diperlukan jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.

11
B. Kerangka Teori

Masalah
Kesehatan

Sistem Sistem Sistem Sistem


Sistem Saraf
Pencernaan Pernapasan Reproduksi Imunitas

Penyakit dengan
Prevalensi Tentinggi

Bagan.1 Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Sistem
Pencernaan

Sistem
Reproduksi

Penyakit dengan
Sistem
Prevalensi
Pernapasan
Tertinggi

Sistem Saraf

Sistem
Imunitas

Bagan.2 Kerangka Konsep

12
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pencaharian yang saya lakukan , terkait dengan kelainan pada sistem
pernapasan,sistem pencernaan,sistem reproduksi sistem imun, sistem saraf pada Provinsi
Kalimantan Timur. Saya menemukan bahwa kelainan pada setiap wilayah di Kalimantan Timur
relatif sama karena kesamaan kondisi keadaan alam dan sebagainya.
1. Sistem Pencernaan
Hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa penyakit yang paling banyak
ditemukan di Provinsi Kalimantan Timur pada sistem pencernaan adalah diare.

Tabel 1. Prevalensi Penyakit Diare Berdasarkan Kabupaten/Kota Provinsi


Kalimantan Timur

Kabupaten/Kota Diare
Paser 7 485
Kutai Barat 3 711
Kutai Kartanegara 10 975
Kutai Timur 8 895
Berau 6 871
Penajam Paser Utara 2 837
Mahakam Ulu 896
Balikpapan 13 014
Samarinda 11 088
Bontang 2 484
Kalimantan Timur 68 256
*Jumlah kasus diare sebanyak 68.256 pada tahun 2020

2. Sistem Pernafasan
Hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa penyakit yang paling banyak
ditemukan di Provinsi Kalimantan Timur pada sistem pernafasan adalah TBC.

Tabel 2. Prevalensi Penyakit TBC Berdasarkan Kabupaten/Kota Provinsi


Kalimantan Timur

13
Kabupaten/Kota TBC
Paser 338
Kutai Barat 356
Kutai Kartanegara 627
Kutai Timur 524
Berau 474
Penajam Paser Utara 91
Mahakam Ulu 16
Balikpapan 1 482
Samarinda 1 538
Bontang 640
Kalimantan Timur 6 086
*Jumlah kasus TBC sebanyak 6.086 pada tahun 2020

3. Sistem Reproduksi
Hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa penyakit yang paling banyak
ditemukan di Provinsi Kalimantan Timur pada sistem Reproduksi adalah HIV/AIDS.

Tabel 3. Prevalensi Penyakit HIV/AIDS Berdasarkan Kabupaten/Kota Provinsi


Kalimantan Timur

Kabupaten/Kota HIV
Paser -
Kutai Barat 15
Kutai Kartanegara -
Kutai Timur 19
Berau -
Penajam Paser Utara -
Mahakam Ulu -
Balikpapan 149
Samarinda 109
Bontang 27
Kalimantan Timur 319
*Jumlah kasus HIV sebanyak 319 pada tahun 2020

4. Sistem Imun
Hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa penyakit yang paling banyak
ditemukan di Provinsi Kalimantan Timur pada sistem Imun adalah Malaria.

Tabel 4. Prevalensi Penyakit Malaria Berdasarkan Kabupaten/Kota Provinsi


Kalimantan Timur

14
Kabupaten/Kota Malaria
Paser 864
Kutai Barat 1 270
Kutai Kartanegara 331
Kutai Timur 775
Berau 419
Penajam Paser Utara 2 055
Mahakam Ulu 69
Balikpapan 100
Samarinda 126
Bontang 16
Kalimantan Timur 6 025
*Jumlah kasus Malaria sebanyak 6.025 pada tahun 2020

5. Sistem Saraf
Hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa penyakit yang paling banyak
ditemukan di Provinsi Kalimantan Timur pada sistem Saraf adalah Stroke.

Tabel 5. Prevalensi Prevalensi stroke (permil) berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk
umur 15 tahun ke atas menurut Karakteristik Provinsi Kalimantan Timur, Riskesdas 2018

*Jumlah kasus Stroke sebanyak 11.919 pada tahun 2018

15
B. Pembahasan
Hasil penelitian dan pencaharian menunjukkan masing-masing penyakit dengan prevalensi
tertinggi yang menyerang sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem reproduksi sistem saraf
dan sistem imun.
1. Sistem Pencernaan
Diare adalah buang air besar (BAB)dengan konsistensi feces lebih cair dengan frekuensi
>3 kali sehari,Kecuali pada neonatus (bayi < 1 bulan) yang mendapatkan ASI biasanya buang air
besar dengan frekuensi lebih sering (5-6 kali sehari) dengan konsistensi baik dianggap normal.
Pada Riskesdas 2018, kasus diare diukur dengan wawancara kepada responden dengan pertanyaan
sebagai berikut: “Dalam 1 bulan terakhir, apakah [NAMA] pernah didiagnosis menderita diare
oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/ bidan)?”. Pada responden yang menjawab tidak,
ditanyakan gejala diare yang pernah dialami dengan pertanyaan “Dalam 1 bulan terakhir, apakah
[NAMA] pernah mengalami: Buang Air Besar (BAB) 3 – 6 kali sehari BAB > 6 kali sehari,
Kotoran/ tinja lembek atau cair”
Prevalensi diare menurut gejala dihitung dengan menggabungkan kasus diare baik
diagnosis maupun hanya memiliki gejala, Pada bayi usia 0-28 hari (neonatus), dikatakan kasus
diare jika responden mengaku didiagnosis diare oleh tenaga kesehatan atau jika pernah mengalami
gejala diare meliputi diare meliputi BAB > 6x perhari dan dengan konsistensi lembek atau cair,
Selain neonatus jika responden menjawab lebih dari 3x dengan konsistensi lembek/cair, maka
dianggap diare.
Diperoleh hasil bahwa diare merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi yang
menyerang sistem pencernaan. Diare selalu menjadi 7 besar penyakit yang paling banyak dijumpai
kasusnya di Kalimantan Timur. Hal ini ditunjukkan dengan angka penderita diare di Puskesmas
wilayah Kabupaten/Kota yang tinggi setiap tahunnya. Namun, sulit untuk mengetahui jumlah
penderita diare yang sesungguhnya karena mengingat banyaknya penderita yang tidak terdata
karena tidak mengunjungi tempat-tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Mengonsumsi sayur dan buah saat ini semakin digalakkan kepada masyarakat. Sebab,
sumber makanan yang mengandung serat dan nutrisi baik tersebut, sangat diperlukan tubuh. Tapi,
ada kalanya Anda juga harus menghindari makanan kaya serat, misalnya ketika terserang diare.
Banyak juga masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur mengobati Diare dengan meminum obat-
obatan tradisional.

2. Sistem Pernafasan
Penyakit TB paru ditanyakan pada responden untuk kurun waktu ≤1 tahun berdasarkan
riwayat diagnosis tenaga kesehatan melalui pemeriksaan dahak, foto toraks atau keduanya,
Berbeda dibandingkan dengan Riskesdas sebelumnya, Penyakit TB paru ditanyakan pada
responden untuk kurun waktu ≤1 tahun berdasarkan diagnosis yang ditegakkan oleh dokter melalui
pemeriksaan dahak, foto toraks atau keduanya (Riskesdas sebelumnya melalui riwayat diagnosis
tenaga kesehatan).
Dalam pengendalian TB Nasional, diagnosis TB paru pada orang dewasa harus ditegakan
terlebih dahulu dengan pemeriksaan bakteriologis (pemeriksaan smear mikroscopis, biakan
maupun tes cepat). Jika hasil pemeriksaan bakteriologis negatif, maka diagnosis TB Paru dapat

16
dilakukan dengan secara klinis baik pemeriksaan klinis maupun penunjang (foto thoraks) dan
ditetapkan oleh dokter terlatih TB. Diagnosis TB tidak dibenarkan hanya menggunakan
pemeriksaan serologis saja, foto thoraks saja, atau tuberkulin saja.
Selain cara melakukan diagnosis pada Riskesdas 2018 juga dapat menggambarkan proporsi
pengobatan yang pernah atau sedang diterima oleh responden. Saat ini, paduan Obat Anti Tb
(OAT) yang digunakan di Indonesia mengikuti rekomendasi World Health Organization (WHO)
dan International Standard for TB Care (ISTC). Paduan obat Program Nasional Pengendalian TB
di Indonesia meliputi: 1) Fixed Dose Combination (FDC) atau kombinasi dosis tetap (KDT) yaitu
paket obat untuk satu periode pengobatan; 2) Kombipak yaitu paket obat lepas yang terdiri dari
Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z) dan Etambutol (E) yang dikemas dalam bentuk
blister dan dikatagorikan sebagai obat lepasan; dan 3) Obat Lepasan yaitu Sediaan obat
tunggal/bukan paket, diberikan oleh tenaga kesehatan dalam bentuk terpisah dengan dosis
berdasarkan keputusan klinis.
OAT disediakan dalam bentuk paket (KDT), bertujuan untuk memudahkan pemberian obat
dan menjamin kontinuitas pengobatan sampai selesai dengan prinsip satu paket untuk satu pasien
dalam satu periode pengobatan. Terapi yang diberikan adalah persentase responden yang
mendapatkan obat baik Kombinasi Dosis Tetap (KDT) maupun lepasan terhadap jumlah
responden pernah didiagnosis menderita TB Paru.
Tanpa penanggulangan yang komprehensif, terintegratif dan serius, jelas akan menjadi
ancaman terhadap pembangunan bangsa khususnya di Kaltim.Pemerintah menargetkan pada tahun
2030, Indonesia sudah bebas dari TB termasuk diseluruh wilayah Kaltim. Untuk
merealisasikannnya semua pihak (pemerintah dan swasta) harus berperan aktif melalui upaya
pencegahan dan pengendaian tuberkulosis.Tuberkulosis bukanlah penyakit yang menakutkan.
Namun, jika tertangani dengan baik dan diobati secara tepat serta telaten tentu penderita TBC bisa
disembuhkan. Untuk menghindari dan mengantisipasi terjadinya masalah kesehatan seperti
penyakit TBC, masyarakat harus melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

3. Sistem Reproduksi
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang
timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Berkurangnya kekebalan tubuh itu sendiri disebabkan
virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Pada dasarnya HIV adalah jenis parasit obligate
yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Virus ini ”senang” hidup dan
berkembangbiak pada sel darah putih manusia. HIV akan ada pada cairan tubuh yang mengandung
sel darah putih, seperti darah, cairan plasenta, air mani atau cairan sperma, cairan sumsum tulang,
cairan vagina, air susu ibu dan cairan otak. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih
yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut”sel T –
4” atau disebut pula ”sel CD-4”.
Penanggulangan merupakan segala upaya dan kegiatan yang dilakukan, meliputi kegiatan
pencegahan, penanganan, dan rehabilitasi. Infeksi HIV/AIDS merupakan suatu penyakit dengan
perjalanan yang panjang dan hingga saat ini belum ditemukan obat yang efektif, maka pencegahan
dan penularan menjadi sangat penting terutama melalui pendidikan kesehatan dan peningkatan
pengetahuan yang benar mengenai patofisiologi HIV dan cara penularannya. Seperti diketahui,

17
penyebaran virus HIV melalui hubungan seks, jarum suntik yang tercemar, transfusi darah,
penularan dari ibu ke anak maupun donor darah atau donor organ tubuh, maka upaya
pencegahannya sebagai berikut:
1. Melakukan tindakan seks yang aman dengan pendekatan ”ABC” (Abstinent,
Be faithful, Condom), yaitu tidak melakukan aktivitas seksual (abstinent) merupakan
metode paling aman untuk mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual, tidak
berganti-ganti pasangan (be faithful), dan penggunaan kondom (use condom).
2. Mencegah perluasan epidemi HIV dari kelompok IDU ke masyarakat luas (general
population), terutama pada pasangan seksual para IDU dan pada bayi-bayi yang
dikandungnya. Untuk mencegah dampak buruk narkotika (harm reduction) maka Strategi
yang ditempuh adalah membantu penyalahguna NAPZA untuk berhenti menggunakan
NAPZA (abstinent), mengusahakan agar selalu memakai jarum suntik yang steril dan tidak
independent.
3. Pemahanan dan Penerapan kewaspadaan universal (universal precaution) di sarana
pelayanan kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi yang ditularkan melalui darah.
Kewaspadaan universal, meliputi : a) cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum
dan sesudah melakukan tindakan/perawatan, b) penggunaan alat pelindung yang sesuai
untuk setiap tindakan, c) pengelolaan dan pembuangan alatalat tajam dengan hati-hati, d)
pengelolaan limbah yang tercemar darah/cairan tubuh dengan aman, e) pengelolaan alat
kesehatan bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi yang
benar.
4. Melakukan skrining adanya antibodi HIV untuk mencegah penyebaran melalui darah,
produk darah, dan donor darah.
5. Mencegah penyebaran HIV secara vertikal dari ibu yang terinfeksi HIV ke anak yang dapat
terjadi selama kehamilan, saat persalinan, dan saat menyusui. WHO mencanangkan empat
strategi pencegahan penularan HIV terhadap bayi, yaitu : 1) Mencegah seluruh wanita
jangan sampai terinfeksi HIV, 2) bila sudah terinfeksi HIV, cegah jangan sampai ada
kehamilan yang tidak diinginkan, 3) bila sudah hamil, cegah penularan dari ibu ke bayi dan
anaknya, 4) bila ibu dan anak sudah terinfeksi perlu diberikan dukungan dan perawatan
bagi ODHA dan keluarganya.
6. Layanan Voluntary Counseling & Testing (VCT), yakni merupakan program pencegahan
sekaligus jembatan untuk mengakses layanan manajemen kasus (MK) dan CST (Care,
Support, Trade) atau perawatan, dukungan, dan pengobatan bagi ODHA. Layanan VCT
meliputi pre test konseling, testing HIV, dan post-test konseling. Kegiatan tes dan hasil test
dijalankan atas dasar prinsip kerahasiaan.

4. Sistem Imun
Indonesia merupakan salah satu negara yang masih memiliki masalah malaria dengan API
(Annual Parasite Indeks) sebesar 0.85 per 1000 penduduk dan jumlah kasus 209.413 (Direktorat
Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang, 2010). Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan salah
satu provinsi endemis malaria di Indonesia yang termasuk dalam peringkat 15 besar, dengan API
sebesar 0,46 per 1.000 penduduk dan Case Fatality Rate Malaria 0,21% (Pusat Data dan Informasi,

18
2016). Malaria perlu mendapat perhatian lebih di Kaltim, karena seiring perjalanan waktu perubahan
lingkungan khususnya fungsi hutan dan deforestasi telah terjadi. Tiga juta hektare (15 persen) lebih
lahan telah digunakan untuk pertambangan dan 2,4 juta hektare (12 persen) untuk perkebunan
(Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kalimantan Timur & Badan Pusat Statistik, 2009).
Sebelumnya dari luas wilayah daratan Kaltim 19.878.817 ha, 74 persen merupakan hutan tropika
basah (Pusat Inventarisasi dan Statistik Kehutanan Badan Planologi Kehutanan, 2002).
Beberapa studi menunjukkan bahwa deforestasi dan perubahan dalam penggunaan lahan
mempengaruhi vektor penyakit dan mengubah pola penyakit (Molyneaux, 2013; Patz, L.D., T., &
Foley, 2013; Walsh, Molyneaux, & Birley, 2013). Nyamuk sangat sensitif terhadap lingkungan
perubahan akibat deforestasi, yang menghasilkan perubahan kecil dalam kondisi lingkungan, seperti
suhu, kelembaban dan ketersediaan habitat larva yang cocok yang mungkin mempengaruhi
distribusi spesies mereka, kelangsungan hidup dan densitas (Martens, 1998; Molyneaux, 2013),
perubahan ini pada gilirannya akan mempengaruhi insiden dan prevalensi malaria (Walsh et al.,
2013).
Ibu hamil dan bayi lebih rentan terhadap penyakit-penyakit menular termasuk malaria,
tetapi seringkali diabaikan tanpa upaya deteksi dini serta pencegahan. Berdasarkan estimasi sekitar
125 juta ibu hamil di seluruh dunia berisiko menderita malaria setiap tahunnya. Malaria dalam masa
kehamilan tidak saja berdampak negatif pada kesehatan ibu, tetapi juga berdampak pada sekitar 200
ribu kematian bayi (Steketee et al., 2001). Meskipun dampak serius malaria pada kehamilan telah
dideteksi sejak lama. WHO menyatakan cakupan pencegahan malaria pada ibu hamil masih rendah
terutama di sebagian besar negara-negara endemis malaria. WHO telah merekomendasikan tiga
strategi penanggulangan malaria pada kehamilan yaitu : deteksi dini dan pengobatan malaria yang
adekuat, pencegahan malaria secara intermiten dengan menggunakan sulfadoxine-pyrimethamine
(SP) dan penggunaan kelambu berinsektisida (World Health Organization, 2015a).

5. Sistem Saraf
Stroke adalah penyakit yang mempengaruhi arteri di dalam otak dan yang menuju ke otak.
Ini adalah penyebab kematian nomor 5 dan menjadi penyebab utama kecacatan pada banyak orang.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mencegah stroke.
Stroke terjadi ketika aliran darah terputus ke bagian otak Anda. Ketika itu terjadi, bagian
otak tidak bisa mendapatkan darah (dan oksigen) yang dibutuhkannya, sehingga sel-sel otak akan
mati. Sebagian besar stroke disebabkan oleh gumpalan atau hal lain yang menghalangi aliran darah.
Cara Masyarakat Kalimantan Timur Mengatasi Stroke
1. Turunkan tekanan darah
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama stroke. Memantau dan mengontrol tekanan
darah menjadi cara terbaik demi terhindar dari stroke.
Pertahankan tekanan darah dengan angka maksimal 120/80 jika memungkinkan.
Beberapa cara yang bisa dilakukan di antaranya mengurangi asupan garam dan lemak tak jenuh.
Lengkapi juga menu makan dengan buah dan sayuran setiap hari. Jangan lupa juga untuk
berolahraga atau beraktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari.
2. Turunkan berat badan
Sama seperti tekanan darah, obesitas juga menjadi salah satu faktor risiko stroke.

19
Anda disarankan untuk makan tidak lebih dari 1.500-2.000 kalori per hari. Imbangi juga dengan
olahraga teratur dan istirahat yang cukup.
3. Olahraga rutin
Olahraga menjadi kunci utama menjaga tubuh tetap sehat, salah satunya agar terhindar dari
stroke. Olahraga juga bisa membantu menurunkan tekanan darah rendah.
Anda disarankan olahraga dengan intensitas sedang setidaknya lima hari dalam seminggu.
4. Mengobati fibrilasi atrium dan diabetes
Fibrilasi atrium adalah detak jantung tidak teratur yang menyebabkan terbentuknya gumpalan
di jantung. Gumpalan itu dapat melakukan perjalanan ke otak dan menyebabkan stroke.
Baik fibrilasi atrium dan diabetes sama-sama merupakan faktor risiko stroke. Kadar gula darah
yang tinggi juga diketahui dapat merusak pembuluh darah dari waktu ke waktu.
Jika Anda mengidap kedua kondisi di atas, jangan lupa untuk konsumsi obat-obatan secara
teratur. Imbangi juga dengan diet yang seimbang dan olahraga rutin.
5. Berhenti merokok
Merokok dapat mempercepat pembentukan gumpalan dengan cara yang berbeda. Merokok
dapat mengentalkan darah dan meningkatkan jumlah penumpukan plak di arteri, yang kemudian
bisa memicu stroke.
Seiring dengan diet sehat dan olahraga teratur, berhenti merokok merupakan salah satu cara
mencegah stroke yang paling kuat.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan identifikasi gangguan kesehatan masyarakat di provinsi
Kalimantan Timur di dapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Penyakit dengan prevalensi tertinggi yang menyerang sistem pencernaan adalah diare.
2. Penyakit dengan prevalensi tertinggi yang menyerang sistem pernapasan adalah TBC.
3. Penyakit dengan prevalensi tertinggi yang menyerang sistem Reproduksi adalah
HIV/AIDS.
4. Penyakit dengan prevalensi tertinggi yang menyerang sistem saraf adalah stroke.
5. Penyakit dengan prevalensi tertinggi yang menyerang sistem imunitas adalah penyakit
Malaria

B. Saran
1. Selanjutnya dapat melakukan penelitian di provinsi-provinsi lainya supaya wawasan
pembaca semakin luas
2. Perlu ditingkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya masalah
kesehatan yang terjadi, terutama tentang penularan dan pencegahan.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. PROFIL KESEHATAN,Accesed 20 May 2022,


https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja
&uact=8&ved=2ahUKEwj706bBr-
73AhXk7nMBHcbgC0QQFnoECAUQAQ&url=https%3A%2F%2Fdinkes.jatimp
rov.go.id%2Fuserfile%2Fdokumen%2FProfil%2520Kesehatan%2520Jatim%252
02019.pdf&usg=AOvVaw3CLxNQFiD5cwydnvBnRHUX
2. Jumlah Kasus Penyakit menurut Kab/kota, Accesed 20 May 2022,
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja
&uact=8&ved=2ahUKEwj706bBr-
73AhXk7nMBHcbgC0QQFnoECAUQAQ&url=https%3A%2F%2Fdinkes.jatimp
rov.go.id%2Fuserfile%2Fdokumen%2FProfil%2520Kesehatan%2520Jatim%252
02019.pdf&usg=AOvVaw3CLxNQFiD5cwydnvBnRHUX
3. 5 Penyakit dengan prevalensi tertinggi di Indonesia, Accesed 20 May 2022,
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2a
hUKEwj9uan2r-
73AhWf8XMBHaoBBRIQFnoECAYQAQ&url=https%3A%2F%2Findogen.id%
2F5-penyakit-dengan-prevalensi-tertinggi-di-
indonesia%2F&usg=AOvVaw2OWbpJ3vsqFdPGGhgi5qwt
4. Kesehatan,Accesed 20 May 2022,
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja
&uact=8&ved=2ahUKEwjTyq2FnO_3AhVGT2wGHWE9CjMQFnoECAYQAQ
&url=https%3A%2F%2Fkaltimprov.go.id%2Fkategori%2Fkesehatan&usg=AOv
Vaw3xAyxkF93ht_yuakzZD4DR
5. Profil kesehatan tahun 2012, Accesed 20 May 2022,
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja
&uact=8&ved=2ahUKEwjTyq2FnO_3AhVGT2wGHWE9CjMQFnoECAkQAQ
&url=https%3A%2F%2Fpusdatin.kemkes.go.id%2Fresources%2Fdownload%2F
profil%2FPROFIL_KES_PROVINSI_2012%2F23_Profil_Kes.Prov.KalimantanT
imur_2012.pdf&usg=AOvVaw0w4UQxI9V24JnwNZqqAx6W
6. Badan Pusat statistik Provinsi Kaltim, Accesed 20 May 2022,
https://kaltim.bps.go.id/indicator/30/333/2/jumlah-kasus-penyakit-menurut-jenis-
penyakit-dan-kabupaten-kota.html
7. Data pengobatan malaria provinsi Kaltim Tahun 2018-2022, accesed 20 May 2022,
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2a
hUKEwj1vp6Fre_3AhXGXWwGHVkHDjMQFnoECAUQAQ&url=https%3A%
2F%2Fdata.kaltimprov.go.id%2Fdataset%2Fdata-pengobatan-malaria-provinsi-
kaltim-tahun-2018-2020&usg=AOvVaw1wXJNj0yECdKkWb2wS31Ws

22

Anda mungkin juga menyukai