Anda di halaman 1dari 40

1

BUKU MODUL TUTOR

PENYUSUN:

Dr. dr. Wiwien Sugih Utami, M.Sc


dr. Bagus Hermansyah, M.Biomed
Dr. dr. Enny Suswati, M.Kes
Dr. dr. Diana Chusna Mufida, M.Kes

EDITOR:
dr. Cicih Komariah, Sp.M
dr. Rosmarini Estri Sih Hananti, Sp.KK, M.Sc
dr. Yohanes Sudarmanto, M.Med.Ed, SpTHT.KL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala,


modul blok neurosensori ini telah selesai disusun. Kepada narasumber, sejawat, dan seluruh
pihak yang terlibat kami haturkan terima kasih sehingga modul ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Modul ini dilaksanakan dengan strategi problem-based learning (PBL)
dengan diskusi tutorial sebagai jantung dari seluruh kegiatan. Kegiatan belajar yang lain
meliputi kuliah, praktikum dan keterampilan klinik dasar (Traklindas) dilaksanakan untuk
menunjang pencapaian capaian pembelajaran. Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan
peserta didik telah siap menjalani seluruh rangkaian pendidikan dokter.
Modul Blok Neurosensori ini merupakan penyempurnaan dari modul sebelumnya
untuk meningkatkan pemahaman tentang Sistem Neurosensori tubuh, membahas tentang
anatomi, histologi, fisiologi dan patologi sistem neurosensori tubuh. Fokus modul ini adalah
organ telinga, mata, dan kulit, termasuk kelainan klinis yang terjadi pada organ tersebut.
Selain itu, aspek mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi juga dibahas dalam modul ini.
Modul terdiri dari lima skenario baru yang digunakan sebagai pemicu dalam diskusi tutorial
selama lima minggu, dan ujian akan diadakan pada minggu keenam. Dengan modul ini,
diharapkan pemahaman mahasiswa tentang sistem neurosensori tubuh semakin meningkat.
Kami berharap modul ini dapat menuntun mahasiswa dan dosen dalam mencapai
tujuan belajar yang diharapkan. Segala kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan modul neurosensori ini kami tunggu untuk perbaikan modul selanjutnya.
Terimakasih.

Jember, Oktober 2023

Tim Penyusun
3
DAFTAR ISI

PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................. 3
I. PENDAHULUAN .....................................................................................
1.1 Gambaran Umum Blok ................................................................ 4
1.2 Tujuan Umum Blok ....................................................................... 4
1.3 Keterkaitan dengan blok lain ......................................................... 4
1.4 Hasil Belajar Blok.......................................................................... 4
1.5 Dasar Pengetahuan ........................................................................ 4
1.6 Praktikum Penunjang ..................................................................... 5
1.7 Bagian yang terlibat ....................................................................... 5
1.8 Pohon Topik ................................................................................... 6
1.9 Prasyarat Blok ................................................................................ 7
1.10 Referensi Utama ............................................................................. 7
II. METODE BELAJAR .............................................................................. 8
III. JADWAL KEGIATAN ............................................................................ 11
IV. TOPIK KULIAH DAN PRAKTIKUM ................................................... 12
V. SKDI 2012 BLOK 15 ................................................................................. 14
VI. SKENARIO
Skenario 1 ............................................................................................. 19
Skenario 2 ............................................................................................. 22
Skenario 3 ............................................................................................. 25
Skenario 4 ............................................................................................. 28
Skenario 5 ............................................................................................. 31

4
I. PENDAHULUAN

1. Gambaran Umum Blok


Blok neurosensori mempelajari dan mengkaji tentang anatomi, histologi, fisisologi organ
neurosensori terutama telinga, mata dan kulit. Di samping itu juga dibahas tentang
kelainan-kelainan klinis yang terjadi pada organ telinga, mata dan kulit, selain itu juga
dibahas mikrobiologi dan parasitologi penyakit yang terkait dan farmakologinya. Blok ini
diberikan dalam 6 pekan yang setara dengan 6 SKS.

2. Tujuan Umum Blok


Merumuskan dan menunjukkan pemahaman tentang organ-organ neurosensori dan
penyakit yang menyertainya terutama untuk organ telinga, mata dan kulit.

3. Keterkaitan dengan Blok Lain


Blok neurosensori ini sangat berkaitan dengan blok-blok yang telah dilalui sebelumnya.
Artinya, untuk dapat mengikuti blok neurosensori maka sebelumnya harus mengikuti
keempat belas blok sebelumnya.

4. Hasil Belajar Blok


Hasil belajar yang diharapkan setelah mengikuti blok ini adalah mahasiswa mampu
menjelaskan keadaan normal dan penyakit-penyakit organ neurosensori.

5. Dasar Pengetahuan
Dasar pengetahuan yang harus dimiliki sebelum mengikuti blok ini adalah:
a. Anatomi
b. Histologi
c. Fisiologi
d. Farmakologi
e. Parasitologi

5
f. Mikrobiologi
g. Ilmu Penyakit mata
h. Ilmu Penyakit telinga
i. Ilmu Penyakit kulit
j. Agromedis

6. Praktikum Penunjang
a. Anatomi mata, telinga
b. Histologi mata, telinga dan kulit
c. Fisiologi mata dan telinga
d. Parasitologi
e. Mikrobiologi
f. Farmakologi

7. Bagian Yang terlibat


Bagian yang terlibat dalam blok neurosensori adalah
a. Anatomi
b. Histologi
c. Fisiologi
d. Farmakologi
e. Mikrobiologi
f. Parasitologi
g. Ilmu Penyakit Mata
h. Ilmu Penyakit Kulit
i. Ilmu Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorokan
j. Agromedis

6
8. POHON TOPIK
NEUROSENSORI

- Pemeriksaan - Anatomi, - Histologi dan - Mikrobiologi dan - Anatomi,


lapang pandang histologi mata fisiologi kulit parasitologi kulit histologi,
- Kelainan - Fisiologi - Efloresensi kulit - Penyakit kulit karena fisiologi telinga
refraksi penglihatan dan - Dermatitis virus - Penyakit di
- Mata tenang, humor akuos - Lesi eritroskuamosa - Penyakit kulit telinga luar,
visus turun - Mata merah, - Penyakit kulit alergi pioderma tengah, dan
- Tumor visus normal - Penyakit - Penyakit kulit akibat dalam
- Kelainan retina - Mata merah, vesikobulosa parasit - Farmakologi
- Retinopati visus turun - Kelainan kelenjar - Penyakit kulit obat-obat THT
- Farmakologi sebasea dan ekrin kelainan pigmen
obat-obat mata - Farmakologi obat - Tumor jinak dan
- penyakit kulit keganasan kulit

7
9. Prasyarat Blok
Mahasiswa dapat mengikuti blok neurosensori apabila telah mengikuti 14 blok
sebelumnya.

10. Referensi Utama

a. Barnes, Leon. 2019. Surgical Pathology of the Head and Neck. Britain. CRC
Press.
b. Billings, S., Brenn, T., Calonje, J. E., Lazar, A. J. 2018. McKee's Pathology of the
Skin, 2 Volume Set E-Book. Netherlands. Elsevier Health Sciences.
c. Crossman, A. R., Neary, D. 2018. Neuroanatomy E-Book: An Illustrated Colour
Text. Netherlands. Elsevier Health Sciences.
d. Gartner, L. P. 2020. Textbook of Histology E-Book. Netherlands. Elsevier Health
Sciences.
e. Heidelbaugh, J. J. 2015. Primary Care Ophthalmology, an Issue of Primary Care:
Clinics in Office Practice. USA. Elsevier.
f. Khurana, I., Khurana, A. K. 2021. Anatomy and Physiology of Eye. India. CBS
Publishers & Distributors.
g. Mescher, A. L. 2021. Junqueira's Basic Histology: Text and Atlas, Sixteenth
Edition. USA. McGraw Hill LLC.
h. Netter, F. H. 2022. Netter Atlas of Human Anatomy: Classic Regional Approach:
Paperback + EBook. Netherlands. Elsevier.
i. Patterson, J. W. 2019. Weedon's Skin Pathology E-Book. Netherlands. Elsevier
Health Sciences.
j. Sassani, J. W., Yanoff, M. 2018. Ocular Pathology. Netherlands. Elsevier Health
Sciences.
k. Standring, Susan. 2021. Gray's Anatomy E-Book: The Anatomical Basis of Clinical
Practice. Netherlands. Elsevier Health Sciences.
l. Suryawanshi, Vijay D. Kharate, Dinesh Sheshrao. 2021. Advances in Parasitology.
England. Elsevier Science.
m. Trevor, A. J., Vanderah, T. W., Kruidering-Hall, M., Tuan, R. L., Katzung, B. G.
2021. Katzung & Trevor's Pharmacology Examination and Board Review,
Thirteenth Edition. USA. McGraw Hill LLC.

8
II. METODE BELAJAR

Strategi dan Metode Belajar yang diterapkan terutama digunakan untuk


memperkenalkan sejak dini sistem neurosensori kepada mahasiswa. Pada kurikulum berbasis
kompetensi, strategi belajar utama yang digunakan adalah belajar berdasarkan masalah atau
problem-based learning (PBL). Kegiatan belajar ini dilaksanakan dengan mengacu pada
modul yang berisi skenario masalah yang memuat trigger atau pemicu melalui sebuah diskusi
tutorial. Pengembangan informasi berikutnya diperoleh melalui belajar mandiri, kuliah
klasikal, konsultasi pakar, dan praktikum. Informasi yang telah terkumpul kemudian
didiskusikan dalam kelompok sesuai jadwal bersama seorang tutor (fasilitator).

2.1 Diskusi Tutorial


Diskusi tutorial dalam kelompok beranggotakan 10-12 mahasiswa dan dipandu oleh
tutor yang berfungsi sebagai fasilitator. Dalam berdiskusi, mahasiswa akan dihadapkan pada
masalah dalam bentuk skenario modul sebagai trigger dalam diskusi. Satu skenario modul
diselesaikan dalam dua kali pertemuan dengan selang waktu 3-4 hari. Diskusi dilakukan
dengan metode seven jumps (tujuh langkah) yang terdiri dari:
(1) mengklarifikasi istilah/konsep,
(2) menetapkan permasalahan,
(3) menganalisis masalah,
(4) menarik kesimpulan berdasarkan langkah (3),
(5) menentukan tujuan belajar,
(6) belajar mandiri, dan
(7) menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah ada.
Langkah (1) sampai dengan (5) dilaksanakan pada pertemuan pertama, langkah (6)
dilaksanakan di luar kelompok, sedangkan langkah (7) dilaksanakan pada pertemuan kedua.

2.2 Belajar Mandiri


Belajar mandiri dilaksanakan dalam rangka menggali informasi yang lebih luas atau lebih
dalam tentang suatu materi yang terkait dengan masalah yang sedang dipelajari, dengan
9
memanfaatkan sistem teknologi informasi yang ada sehingga dapat memahami kasus secara
interdisiplin ilmu.

2.3 Kuliah Klasikal


Kuliah klasikal dilaksanakan untuk memperjelas konsep atau teori yang sulit atau
khusus dan membutuhkan pakar untuk meningkatkan pemahaman. Kuliah klasikal
dilaksanakan dalam bentuk konsultasi interaktif berdasarkan masalah. Kuliah dapat
diselenggarakan secara terjadwal atau atas permintaan mahasiswa bila diperlukan.

2.4 Praktikum
Praktikum dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan atau memperjelas
pemahaman suatu materi dan menambah keterampilan bekerja di laboratorium (laboratorium
skill). Oleh karena itu, pembelajaran beberapa materi akan dilakukan melalui praktikum
laboratorium agar konsep atau teori terkait menjadi lebih mudah untuk dipahami.

2.5 Pelatihan Keterampilan Klinik Dasar


Pelatihan keterampilan klinik dasar (Traklindas) bertujuan melatih keterampilan
medik mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran yang ada seperti pasien
simulasi. Materi pelatihan berupa komunikasi untuk menggali informasi dari pasien,
pemeriksaan fisik mata dan THT.

2.6 Konsultasi Pakar


Konsultasi pakar dilaksanakan secara terjadwal untuk memecahkan masalah yang
rumit dan atau memahami teori lebih mendalam sesuai dengan disiplin ilmu tertentu.

2.7 Evaluasi
Evaluasi blok dilaksanakan pada minggu ke-6 dengan mempertimbangkan proses
selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar, etika, dan penguasaan pengetahuan. Unsur
penilaian terdiri dari 2 komponen, yaitu Ujian dan Tutorial. Dengan ketentuan pencapaian

10
masing-masing komponen nilai tidak boleh kurang dari 60 untuk dapat lulus blok. Bobot
masing-masing komponen nilai adalah sebagai berikut:
(1) Ujian Blok 80%
(2) Tutorial 20%

Nilai akhir blok berupa angka 0-100 dengan penjenjangan seperti matriks berikut:

ANGKA HURUF NILAI KETERANGAN

≥ 80 A 4 ISTIMEWA
75 ≤ AB < 80 AB 3,5 SANGAT BAIK

70 ≤ B < 75 B 3 BAIK

65 ≤ BC < 70 BC 2,5 CUKUP BAIK

60 ≤ C < 65 C 2 CUKUP

55 ≤ CD < 60 CD 1,5 KURANG

50 ≤ D < 55 D 1 KURANG

45 ≤ DE < 50 DE 0,5 SANGAT KURANG

< 45 E 0 SANGAT KURANG

11
JADWAL KEGIATAN BLOK NEUROSENSORI (XV)
Minggu I
Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
06/11/2023 07/11/2023 08/11/2023 0911/2023 10/11/2023
05.10-06.00
06.00-06.50
07.00-07.50 Apel Pagi Prak 3 Prak 3 Prak 1 Prak 2
TKD (A- TKD
07.50-08.40 Histologi Histologi Anatomi Histologi
Kul 1 D) (I-L) Jumat
(P3) (P1) (P1) (P3)
08.50-09.40 Prestasi
09.40-10.30 Prak 3 Prak 3
Tut 1.1 TKD (E- TKD
10.40-11.30 Histologi Histologi
H) (M-P) Tut 1.2
(P4) (P2) Istirahat
11.30-12.20
Kul 2
12.30-13.20 Prak 1 Prak 2 Kul 4 Tut 1.3 MKU
13.20-14.10 Anatomi Histologi
Kul 3 (P3) (P1)
14.10-15.10 Prak 1 Prak 2
Kul 5
15.10-16.00 Prak 1 Prak 2 Anatomi Histologi
(P2) (P4)
16.00-17.00 Anatomi Histologi
(P4) (P2)
17.00-17.50

Minggu II
Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
13/11/2023 14/11/2023 15/11/2023 16/11/2023 17/11/2023
05.10-06.00
06.00-06.50
07.00-07.50 Apel Pagi Prak 6 Prak 6 Prak 4 Prak 5
TKD (A- TKD
07.50-08.40 Parasitologi Parasitologi Fisiologi Fisiologi
Kul 6 D) (I-L) Jumat
(P3) (P1) (P1) (P1)
08.50-09.40 Prestasi
09.40-10.30 Prak 6 Prak 6
Tut 2.1 TKD (E- TKD
10.40-11.30 Parasitologi Parasitologi
H) (M-P) Tut 2.2
(P4) (P2) Istirahat
11.30-12.20
Kul 7
12.30-13.20 Prak 4 Prak 5 Kul 9 Tut 2.3 MKU
13.20-14.10 Fisiologi Fisiologi
Kul 8 (P3) (P1)
14.10-15.10 Prak 4 Prak 5
Kul 10
15.10-16.00 Prak 4 Prak 5 Fisiologi Fisiologi
Fisiologi Fisiologi (P2) (P2)
16.00-17.00
(P4) (P2)
17.00-17.50

12
Minggu III
Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
21/11/2023 22/11/2023 23/11/2023 24/11/2023 25/11/2023
05.10-06.00
06.00-06.50
07.00-07.50 Apel Pagi Prak 9 Pat Prak 9 Pat Prak 7 Prak 8
TKD
07.50-08.40 TKD (A-D) Anatomi Anatomi Mikrobiologi Mikrobiologi
Kul 11 (I-L) Jumat
(P3) (P1) (P1) (P1)
08.50-09.40 Prestasi
09.40-10.30 Prak 9 Pat Prak 9 Pat
Tut 3.1 TKD
10.40-11.30 TKD (E-H) Anatomi Anatomi
(M-P) Tut 3.2
(P4) (P2) Istirahat
11.30-12.20
Kul 12
12.30-13.20 Prak 7 Prak 8 Kul 14 Tut 3.3 MKU
13.20-14.10 Mikrobiologi Mikrobiologi
Kul 13 (P3) (P1)
14.10-15.10 Prak 7 Prak 8
Kul 15
15.10-16.00 Prak 7 Prak 8 Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi (P2) (P2)
16.00-17.00
(P4) (P2)
17.00-17.50

Minggu IV
Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
28/11/2023 29/11/2023 30/11/2023 01/12/2023 02/12/2023
05.10-06.00
06.00-06.50
07.00-07.50 Apel Pagi
Prak 12 TKD Prak 12 Prak 10 Prak 11
07.50-08.40 TKD (A-D)
Kul 16 (P3) (I-L) (P1) Farmakologi (P1) Jumat
08.50-09.40 Prestasi
09.40-10.30
Tut 4.1 Prak 12 TKD Prak 12
10.40-11.30 TKD (E-H)
(P4) (M-P) (P2) Tut 4.2
11.30-12.20 Istirahat
Kul 17
12.30-13.20 Prak 10
Prak 11 Kul 19 Tut 4.3 MKU
13.20-14.10 Farmakologi
Kul 18 (P1)
(P3)
14.10-15.10 Prak 10
Kul 20 Prak 11
15.10-16.00 Prak 10 Farmakologi
Prak 11 (P2)
Farmakologi (P2)
16.00-17.00 (P2)
(P4)
17.00-17.50

13
Minggu V
Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
05/122023 06/12/2023 07/12/2023 08/12/2023 09/12/2023
05.10-06.00
06.00-06.50
07.00-07.50 Apel Pagi
TKD Prak 15 TKD Prak 15 Prak 13 Prak 14
07.50-08.40 (A-D) (P3) (I-L) (P1) (P1) (P1)
Kul 21 Jumat
08.50-09.40 Prestasi
09.40-10.30 TKD
Tut 5.1 TKD Prak 15 Prak 15
10.40-11.30 (M-
(E-H) (P4) (P2) Tut 5.2
P) Istirahat
11.30-12.20
Kul 22
12.30-13.20
Prak 13 Prak 14 Kul 24 Tut 5.3 MKU
13.20-14.10 (P3) (P1)
Kul 23
14.10-15.10
Kul 25 Prak 13 Prak 14
15.10-16.00 (P2) (P2)
Prak 13 Prak 14
16.00-17.00 (P4) (P2)
17.00-17.50

14
JADWAL KULIAH BLOK 15 NEUROSENSORI

Pekan
No. Topik Kuliah Pemateri
Ke-

1. Overview Dr. dr. Wiwien S Utami, M.Sc


Anatomi Organ Neurosensori (Mata dan
2. Dr. dr. M. Ihwan N., MSc
Telinga)
Penyakit Mata dengan Manifestasi Klinis Dr. dr. Nugraha Wahyu
3.
Mata Tenang Visus Turun Perlahan Cahyana, SpM
dr. Sheilla Rachmania, M.
4. Histologi Mata dan Kulit
Biotek.
I
5. Fisiologi Organ Neurosensori 2 Dr. dr. Aris Prasetyo, M. Kes.
Arthropoda sebagai agen penyakit
(Cutaneus larva migrant, sparganosis,
Dracunculus medinensis, Pediculus humanus, Dr. dr. Yunita Armiyanti,
6.
Flea, Cimex, Ticks & mite, Sarcoptes scabiae, M.Kes.
Ticks & mite, Pthirus pubis, Schistosoma
dermatitis, Schistosoma dermatitis)

Penyakit Kulit Pioderma (Impetigo,


dr. Rosmarini Estri Sih
7. Folikulitis, Furunkel, Erisipelas, Ektima,
Hananti, Sp.KK, M.Sc
Insect Bites)
8. Keganasan Kulit, Mata dan Telinga (PA) dr. Al Munawir, M. Kes., PhD.
Penyakit Mata yang Bermanifestasi Klinik
9. Mata Tenang Visus Turun Mendadak, dr. Iwan Dewanto, SpM
Trauma Mata dan Benda Asing
II Penyakit Mata dengan Manifestasi Klinik
10. dr. Cicih Komariah, SpM
Mata Merah Visus Normal
Dermatitis dan Penyakit Kulit Akibat Alergi
dr. Rosmarini Estri Sih
11. (Urtikaria, Angioedema, Alergi Obat, SSJ,
Hananti, Sp.KK, M.Sc
Toxic Epidermal Necrolysis)
Mikroorganisme Penyebab Penyakit Mata,
Telinga dan Kulit (N. gonorrhoeae, M. leprae, Dr. dr. Diana Chusna M.,
12.
Candida, Trichophyton, Rhizopus, P. acnes, C. M.Kes.
diphteriae)

Penyakit Kulit Kelainan Kelenjar Sebasea


dan Ekrin (Akne Vulgaris, Miliaria) dan dr. Rosmarini Estri Sih
13.
Penyakit Kulit Kelainan Pigmen (Vitiligo, Hananti, Sp.KK, M.Sc
Melasma)
Penyakit Telinga Luar (Serumen Prop, dr Denny Rizaldi Arianto,
14.
Keratosis, Otitis Eksterna) SpTHT
15
Penyakit Mata dengan Manifestasi Klinik dr. Erwanda Fredy
15.
Mata Merah Visus Turun Purliawan, SpM
Penyakit Telinga Tengah (Miringitis, Tubair dr Denny Rizaldi Arianto,
16.
Catar, Otitis Media, Mastoiditis) SpTHT
dr. Sheilla Rachmania,
III 17. Histologi Telinga
M.Biotek.
18. Fisiologi Organ Neurosensori 3 dr. Jauhar Firdaus, M. Biotek.

Farmakologi Obat-obat Penyakit Mata dan dr. Supangat, M.Kes.,PhD.,


19.
THT SpBA
Penyakit Telinga Dalam (Tuli, Meniere dr Maria Kwarditawati,
20.
Disease, Vertigo) SpTHT
IV dr. Desie Dwi Wisudanti,
21. Farmakologi Obat-obat Untuk Penyakit Kulit
M.Biomed.
dr. Elly Nurus Sakinah,
22. Kuliah Peresepan Obat Topikal
M.Kes.
23. Joint Lecture (Case Based Discussion) SMF Mata, Kulit dan THT

TOPIK PRAKTIKUM
Pekan No. Topik Praktikum Pembimbing

I 1. Anatomi Organ Neurosensori Dr. dr. M. Ihwan N., MSc.


dr. Sheilla Rachmania,
I 2. Histologi Organ Mata dan Kulit
M.Biotek.
dr. Sheilla Rachmania,
I 3. Histologi Telinga
M.Biotek.
II 4. Fisiologi 1: Sistem Indera 1 Dr. dr. Aris Prasetyo, M.Kes.
dr. Jauhar Firdaus, M.
II 5. Fisiologi 2: Sistem Indera 2
Biotek.
Dr. dr. Yunita Armiyanti,
II 6. Parasit di sistem neurosensoris
M.Kes., SpPar.K
Mikrobiologi Kulit 1 Dr. dr. Diana Chusna M., M.
III 7.
(Identifikasi Jamur) Kes.
Mikrobiologi Kulit 2 Dr. dr. Diana Chusna M., M.
III 8.
(Kerokan Kulit) Kes.
Patologi Anatomi: Keganasan Kulit, dr. Al Munawir, M. Kes.,
III 9.
Mata dan Telinga PhD.
dr. Desie Dwi Wisudanti,
IV 10. Farmakologi: Obat Midriasis
M.Biomed.

16
DAFTAR NAMA TUTOR BLOK 15
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Nama Tutor Kelompok No. Telepon

dr. Dwita Aryadina Rachmawati, M.Kes.


A 083847371384
(RKBI)

Dr. dr. Wiwien Sugih Utami, M.Sc B 085232013825

dr. Bagus Hermansyah, M.Biomed. C 081334435333

Dr. dr. Diana Chusna Mufida, M.Kes D 081334605168

Dr. dr. Enny Suswati, M.Kes E 08123482238

Dr. dr. Nugraha Wahyu C., Sp.M. F 082139661855

Dr. dr. M. Ihwan Narwanto, M.Sc. G 081336604211

dr. Jauhar Firdaus, M.Biotek. H 081902713596

dr. Novan Krisno Adji, Sp.BS. I 081234569819

dr. Elly Nurus Sakinah, M.Kes. J 081953558047

dr. Yudha Nurdian, M.Kes K 083853589000

dr. Heni Fatmawati, M.Kes., SpRad. L 08179621176

dr. Ulfa Elfiah, M.Kes., Sp.BP-RE (K) M 085257227499

Dr. dr. Aris Prasetyo, M.Kes. N 0895412262583

dr. Azham Purwandhono, M.Si., Sp.N O 081939621098

dr. Komang Yunita Wiryaning Putri, Sp.S P 081330746655

17
V. SKDI 2012 BLOK 15
MATA

18
19
KULIT

20
21
TELINGA

22
VI. SKENARIO

Pada bagian ini terdapat 5 skenario tutorial, setiap skenario


diselesaikan dalam 2 kali pertemuan diskusi kelompok kecil pada hari
Senin dan Kamis. Tutorial menggunakan langkah-langkah Seven Jumps
sesuai yang diuraikan pada bagian II buku ini.

23
SKENARIO 1

Seorang laki-laki 50 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan matanya


nyeri cekot-cekot dan penglihatan kabur perlahan sejak setahun dan
memburuk sebulan terakhir. Kadang-kadang pasien merasakan penglihatannya
berkabut pagi hari saat bangun tidur yang hilang beberapa menit kemudian.
Pasien sering menabrak benda-benda disekitarnya bila berjalan karena
penglihatan sangat kabur sampai tidak bisa melihat apa-apa. Selama 5 tahun
terakhir pasien sering mengeluh pusing dan setiap ke dokter diberi obat
amlodipin, namun bila pusingnya sudah hilang pasien tidak lagi minum obat
tersebut. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus tapi tidak periksa secara
rutin. Pada saat masih SMP, pasien merasakan penglihatannya kabur bila
melihat orang dari jarak jauh dan disarankan menggunakan kaca mata, namun
karena kesulitan ekonomi, pasien tidak membeli kacamata. Pada pemeriksaan,
dokter menemukan adanya benjolan di kelopak mata.

1. Capaian Belajar
a. Mahasiswa mampu menjelaskan macam dan cara pemeriksaan refraksi dan lapang
pandang
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kelainan refraksi meliputi definisi,
gambaran klinis, penatalaksanaan dan prognosisnya (hipermetropia, miopia,
astigmatisma, presbiopia dan anisometropia)
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang ganggguan lapang pandang meliputi
definisi, gambaran klinis, penatalaksanaan dan prognosisnya (ambliopia, diplopia,
supresion, skotoma dan hemianopsia)
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang katarak meliputi definisi, klasifikasi,
gambaran klinis, penatalaksanaan, dan prognosisnya.
e. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran klinis, penatalaksanaan, prognosis dan
komplikasi kelainan retina (ablasio retina, oklusi arteri dan vena sentralis,
degenerasi retina, retinopati hipertensi dan diabetes)

24
f. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang glaukoma kronis sudut terbuka dan sudut
tertutup meliputi definisi, klasifikasi, gambaran klinis, penatalaksanaan, dan
prognosisnya.
g. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai penyakit mata yang disebabkan oleh
penyakit DM dan hipertensi
h. Mahasiswa mampu menjelaskan farmakologi obat topikal mata

2. Pokok Bahasan
a. Cara pemeriksaan refraksi dan lapang pandang
b. Mata tenang dan visus yang menurun perlahan
-Katarak (2)
-Glaukoma kronik (3A)
-Retinopati diabetik dan hipertensi (2)
-Miopi (4A)
-Hipermetropi (4A)
-Astigmatisme (4A)
-Presbiopi (4A)
-Anisometropia (3A)
-Ambliopia (2)
-Diplopia (2)
-Skotoma (2)
-Hemianopia (2)
c. Mata tenang visus turun mendadak:
-Neuritis optik (2)
-Ablasio retina (2)
-Neuropati optik (2)
-Oklusi arteri dan vena sentralis (2)

3. Kata Kunci
a. Mata kabur tidak merah dan tidak nyeri
25
b. Kabur perlahan
c. Hilang penglihatan sesaat
d. Kabur melihat jarak jauh
e. Riwayat hipertensi tidak terkontrol
f. Riwayatkadar gula tinggi tidak terkontrol

4. Minimal Problem
Mata tenang penglihatan turun

26
SKENARIO 2

Seorang laki-laki 55 tahun, dengan berat badan 70 kg datang ke rumah sakit


dengan keluhan matanya merah dan merasa kabur sejak 3 hari terakhir. Pasien juga
merasakan sedikit bengkak pada kedua kelopak matanya sejak 2 minggu terakhir.
Didapatkan pula keluhan mengganjal seperti kelilipan dan nyeri pada kedua
matanya, kemudian untuk mengurangi gatalnya pasien mengucek-ucek mata.
Pasien merasakan rasa tidak nyaman bila menggerakkan kedua matanya ke kanan
dan kekiri. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit lain, namun pernah
mengantarkan bapaknya 1 minggu yang lalu ke dokter dengan keluhan mata
merah, nrocos disertai dengan kabur. Belum ada pengobatan yang pasien lakukan.
Pasien bekerja sebagai tukang di sebuah bengkel alat-alat pertanian. Sebulan yang
lalu pasien pernah kemasukan gram ke mata kiri dan sudah diambil oleh dokter di
UGD Puskesmas. Pasien dan keluarganya tinggal di sebelah persawahan. Pada
pemeriksaan ditemukan visus turun.

1. Capaian Belajar
b. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan histologi mata
c. Mahasiswa mampu menjelaskan fisiologi penglihatan
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang fisiologi humor akuos
e. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran klinis, penatalaksanaan, prognosis,
komplikasi dan pencegahan penyakit mata akibat trauma dan corpus alienum
f. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran klinis, penatalaksanaan, prognosis,
komplikasi dan pencegahan penyakit mata akibat infeksi (konjungtivitis, blefaritis,
hordeolum, kalazion, kelainan glandula lakrimal, keratitis, ulkus kornea, iritis,
endoftalmitis)
g. Mahasiswa mampu menjelaskan glaukoma sudut tertutup akut yang meliputi,
definisi, etiologi, gejala klinis, pemeriksaan dan penatalaksanaannya

2. Pokok Bahasan
a. Anatomi dan histologi mata
27
b. Fisiologi penglihatan
c. Mata merah dengan visus normal:
- Benda asing di konjungtiva (4A)
- Konjungtivitis (4A)
- Perdarahan subkonjungtiva (4A)
- Pterigium (3A)
- Blefaritis (4A)
- Hordeolum (4A)
- Kalazion (3A)
- Trikiasis (4A)
- Dakrioadenitis (3A)
- Dakriosistitis (3A)
- Skleritis (3A)
- Episkleritis (4A)

d. Mata merah dengan visus yang menurun:


- Glaukoma akut (3B)
- Keratitis (3A)
- Ulkus kornea
- Uveitis anterior (iridosiklitis) (3)
- Endoftalmitis (2)
3. Kata Kunci
a. Mata merah
b. Penglihatan menurun
c. Bengkak kelopak mata
d. Nyeri dan mengganjal
e. Mata merah, yeri mata mendadak dan kabur

4. Minimal Problem
Mata merah
28
SKENARIO 3

Seorang perempuan berusia 14 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Dr.
Subandi dengan keluhan utama bercak kemerahan dan bintil di seluruh wajah sejak 5
hari yang lalu. Anamnesis didapatkan bahwa pasien mulai sering muncul bercak
merah dan bintil merah hilang timbul sejak dua tahun yang lalu. Bercak merah dan
bintil merah secara perlahan ada yang bernanah, juga menyebar ke area dada dan
punggung. Pasien telah berobat ke dokter umum, diobati dengan siprofloksasin serta
krim betametason valerat dan neomisin sulfat, yang keduanya digunakan dua kali per
hari. Setelah penggunaan kedua obat tersebut, bercak merah dan bintil merah
menjadi gatal dan semakin banyak. Riwayat sebelumnya pasien mengakui pernah
muncul bercak kemerahan di badan dan kulit kepala disertai sisik dan gatal. Riwayat
keluarga, ayah pasien pernah menderita bercak kemerahan dan lepuh di badan dan
bibir setelah mengkonsumsi obat bebas dibeli di warung. Pemeriksaan dermatologi
terdapat papul eritem, macula eritem, pustule dengan dasar eritem, tersebar, Sebagian
tampak krista kehitaman.

1. Capaian Belajar
a. Mahasiswa mampu menjelaskan histologi dan fisiologi kulit
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang macam-macam bentuk efloresensi kulit
primer dan sekunder
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang dermatitis (dermatitis kontak iritan,
dermatitis kontak alergika, dermatitis atopik, dermatits numularis, liken simpleks
kronik/ neurodermatitis, napkin eksim) meliputi definisi, etiologi, patogenesis,
gambaran klinis, diagnosis dan diagnosis banding, penatalaksanaan, komplikasi
dan prognosisnya.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit kulit eritro skuamosa (psoriasis,
dermatitis seboroik, dermatitis eksfoliativa, pityriasis rosea) meliputi definisi,
etiologi, patogenesis, gambaran klinis, diagnosis dan diagnosis banding,
penatalaksanaan, komplikasi dan prognosisnya.

29
e. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penyakit kulit alergi (urtikaria,
angioedema, alergi obat, SSJ, toxic epidermal necrolysis) meliputi definisi,
etiologi, patogenesis, gambaran klinis, diagnosis dan diagnosis banding,
penatalaksanaan, komplikasi dan prognosisnya.
f. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kelainan kelenjar sebasea dan ekrin
(akne vulgaris, miliaria) meliputi definisi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis,
diagnosis dan diagnosis banding, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosisnya.

2. Pokok Bahasan
a. Histologi dan fisiologi kulit
b. Efloresensi kulit
c. Dermatitis Eksim:
- Dermatitis kontak iritan (4A)
- Dermatitis kontak alergika (3A)
- Dermatitis atopik (4A)
- Dermatitis numularis (4A)
- Liken simpleks kronik/ neurodermatits (3A)
- Napkin eczema (4A)
- Pomfolik/dishidrosis ( 3A)
- Prurigo ( 3A)
- Dermatitis seboroik (4A)
d. Lesi eritroskuamosa
- Psoriasis vulgaris (3A)
- Pitiriasis rosea (4A)
- Psoriasis puslelosa generalisata ( 3A)
- Parasporiasis ( 3A)
- Eritroderma (3A)
e. Penyakit Vesikobulosa Kegawatdaruratan Kulit
- Toxic epidermal necrolysis (3B)
- Sindrom Stevens-Johnson (3B)
30
- Staphylococal scalded skin syndrome ( 4A)
f. Penyakit Kulit alergi
- Urtikaria akut (4A)
- Urtikaria kronis (3A)
- Angioedema (3B)
- Erupsi obat ( fixed drug erupsion) (4A)
g. Kelainan kelenjar sebasea dan ekrin:
- Akne vulgaris ringan (4A)
- Acne vulgaris sedang-berat (3A)
- Miliaria (4A)
- Akne rosaces (2)
- Dermatitis perioral ( 4A)
- Syringoma (2)
- Rhynophyma (2)
- Xantalesma (2)
3. Kata Kunci
a. Jerawat
b. Komedo
c. Pustul
d. Lesi nodulokistik
e. Krusta
f. Nanah
g. Bercak kemerahan.

4. Minimal Problem
Akne vulgaris
Dermatitis kontak alergi

31
SKENARIO 4

Seorang anak laki-laki usia 13 tahun diantar ibunya ke poli penyakit kulit dan kelamin
RS dr. Subandi dengan keluhan gatal pada sela-sela jari tangan yang dirasakan sejak 3
minggu yang lalu, 3 hari yang lalu pasien mengalami demam. Keluhan awalnya muncul
di bagian kedua tangan pasien, namun kemudian muncul pada kaki pasien yang
kemudian menyebar menuju lipat paha pasien, lalu di alat kelamin pasien juga muncul
bitnik merah. Saat ini di wajah juga muncul dan badan muncul bintik kemerahan dan
ada beberapa yang melepuh. Gatal memberat pada malam hari. Terdapat bintik-bintik
hitam dan perih bekas luka di area yang gatal. Keluhan gatal tersebut disertai dengan
adanya benjolan – benjolan kecil di area yang gatal kemudian digaruk dan timbul bekas
luka garukan merah dan bernanah. Teman-teman pasien di sekolah mengeluhkan hal
yang sama dengan pasien. Status dermatologis pada regio interdigiti manus dekstra et
sinistra, dorsum manus dextra et sinistra, dan inguninalis dextra sinistra terdapat papul
sewarna kulit sebagian eritematosa multiple, batas tegas, bentuk bulat, berukuran milier
sampai lentikuler pada wajah dan badan area facialis dan corpus didapatkan papula
dan vesikel polimorf dengan dasar eritematous, batas tegas, diseminata, generalisata.
Setahun yang lalu ayah pasien yang bekerja sebagai petani tembakau, berobat ke
dokter dengan adanya bercak kehitaman di hidung semakin lama semakin meluas.
Bercak hitam tidak gatal. Pasien tidak pernah memakai APD ketika bekerja di sawah.
Pemeriksaan dermatologis lesi tunggal berbentuk tidak beraturan di dorsum nasi kanan,
berwarna coklat dan hitam, dan berukuran diameter terbesar kira-kira 4 mm (Gambar
1). Dokter menyarankan dilakukan biopsi untuk menegakkan diagnosis, tetapi pasien
tidak melanjutkan karena takut.

Sumber : https://www.consultant360.com/article/consultant360/case-melanoma

32
1. Capaian Belajar
a. Mahasiswa mampu menjelaskan mikrobiologi etiologi penyakit kulit
b. Mahasiswa mampu menjelaskan parasitologi kulit
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penyakit kulit pioderma (impetigo,
folikulitis, furunkel, karbunkel, erisipelas, eritrasma, ektima) meliputi definisi,
etiologi, patogenesis, gambaran klinis, diagnosis banding, penatalaksanaan,
komplikasi dan prognosisnya.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit kulit akibat virus (veruka vulgaris,
moluskum kontagiosum, kondiloma akuminatum, herpes simpleks, varicela, herpes
zoster, morbili, variola) meliputi definisi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis,
diagnosis banding, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosisnya.
e. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penyakit kulit akibat parasit (skabies, insect
bite, Paederus sp, pedikulosis, creeping eruption) meliputi definisi, etiologi,
patogenesis, gambaran klinis, diagnosis dan diagnosis banding, penatalaksanaan,
komplikasi dan prognosisnya.
f. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penyakit kulit kelainan pigmen (vitiligo,
melasma, albino, hiperpigmentasi pasca inflamasi, hipopigmentasi pasca inflamasi)
meliputi definisi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis, diagnosis banding,
penatalaksanaan, komplikasi dan prognosisnya.
g. Mahasiswa mampu menjelaskan tumor jinak dan keganasan kulit (nevus
pigmentosus, melanoma malignum, karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel basal)
meliputi definisi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis, diagnosis dan diagnosis
banding.
h. Mahasiswa mampu menjelaskan farmakologi obat-obat untuk kelainan kulit

2. Pokok Bahasan
a. Mikrobiologi dan parasitologi kulit
b. Infeksi bakteri:
- Impetigo (4A)
- Ektima (4A)
33
- Folikulitis superfisialis (4A)
- Furunkel, karbunkel (4A)
- Eritrasma (4A)
- Erisipelas (4A)
c. Gigitan serangga dan infestasi parasit
- Cutaneus larva migran (4A)
- Pedikulosis kapitis (4A)
- Pedikulosis pubis (4A)
- Skabies ( 4A)
- Reaksi gigitan serangga (4A)
d. Kelainan pigmentasi
- Vitiligo (3A)
- Melasma (3A)
- Hiperpigmentasi pasca inflamasi (3A)
- Hipopigmentasi pasca inflamasi (3A)
- Albino (2)
e. Tumor:
- Karsinoma sel basal (2)
- Karsinoma sel skuamosa (2)
- Nevus pigmentosus (2)
- Melanoma maligna (1)
f. Penyakit virus
- veruka vulgaris ( 4A)
- moluskum contagiosum (4A)
- kondiloma akuminata ( 3A)
- herpes simplex (4A)
- varicela (4A)
- herpes zoster (4A)
- morbili ( 4A)
- variola (4A)
34
3. Kata Kunci
a. Gatal memberat di malam hari
b. Benjolan kecil di tempat gatal
c. Papul
d. Eritromatosa multiple
e. Bercak hitam bentuk tidak beraturan

4. Minimal Problem
Gatal di sela-sela jari tangan dan kaki, serta lipat paha
Bercak hitam bentuk tidak beraturan yang semakin lama semakin meluas

35
SKENARIO 5

Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
nyeri di kedua telinga. Keluhan nyeri di telinga kiri dirasakan sejak 3 hari terakhir.
Selain nyeri, pasien juga mengatakan pendengaran menjadi berkurang karena terasa
tersumbat. Terdapat keluhan batuk pilek dan demam yang mendahului keluhan
pada telinga kiri. Oleh karena ada keluhan telinga kiri yang tersumbat, Ibu pasien
berinisiatif melakukan “korek-korek” menggunakan korek telinga berbahan besi dan
dilanjutkan memasukkan air pada kedua liang telinga pasien untuk mengeluarkan
sumbatan yang ada ditelinga anaknya, dengan harapan dapat dikeluarkan dan
menjadi sembuh; serta untuk telinga kanan dilakukan juga supaya tidak menjadi
sakit seperti telinga kiri. Namun alhasil keluhan semakin bertambah untuk telinga
kiri dan telinga kanan menjadi nyeri dan mengeluarkan cairan yang bercampur
sedikit warna merah seperti darah. Riwayat sebelumnya pasien pernah mengalami
luka robek dan bengkak pada daun telinga kanan oleh karena jatuh dan telinga
kanan terbentur pinggir meja akibat terkejut suara petasan yang meledak disebelah
rumah pasien. Pada pemeriksaan oleh dokter pada telinga kiri pasien, dari inspeksi
AS didapatkan sikatrik bekas luka didaerah scapha, lubang kecil di depan antara crus
helix dan tragus (dikatakan sejak lahir), nyeri tragus (+), dari hasil otoskopi AS
didapatkan sekret mukopurulen CAE (+) dengan shaging pada dinding posterior
CAE, membran timpani sulit dievaluasi namun ada kesan perforasi karena saat
dilakukan prasat Valsava tampak keluar secret mukopurulen, bengkak retroauricula
+. Dari tes garpu tala menunjukkan auris sinistra Rinne negatif, Schwabach
memendek dan Weber lateralisasi ke kiri. Inspeksi AD nyeri tragus (+), dari hasil
otoskopi AD didapatkan CAE hiperemi +, sekret mucoid +, edem + dan membran
timpani intak yang terevaluasi terdapat gambaran air buble. Dokter kemudian
menyarankan untuk anaknya dirujuk ke RS untuk pemeriksaan lanjutan berupa CT
scan dan tatalaksana lanjutan.
Ibu pasien bersegera membawa anaknya ke RS oleh karena kawatir anaknya
yang masih kecil mengalami gangguan telinga seperti dirinya dan Neneknya. Sang
Ibu menceritaan saat kehamilan pasien mengalami keluhan suara yang didengar
terasa menggema dibelakang telinga dan merasa dapat mendengar suara napas dan
denyut jantungnya sendiri, bunyi tinnitus yang disertai gangguan keseimbangan dan
juga terkadang muncul kurang dengar yang kemudian membaik kembali. Sedangkan
Nenek pasien mengalami gangguan pendengaran yang tiba-tiba saat bangun tidur
sehingga kesulitan dalam berkomunikasi. Pada saat itu Dokter menyatakan
gangguan pendengaran pada Nenek pasien bisa terjadi akibat faktor usia yang
diperparah akibat penggunaan obat tetes telinga yang tidak tepat pada telinga
kirinya yang gendangnya berlubang. Ibu pasien sangat berharap kondisi sakit
anaknya dapat segera sembuh tanpa meninggalkan gangguan yang permanen.

36
Hasil CT Scan Temporal (bone setting potongan Axial, Coronal, dan Sagital)

Temporal bone Dextra: tampak penurunan air cell mastoid disertai soft tissue density di
sebagian external auditory canal dan middle ear cavity disertai perforasi membrane
timpani dan mengobliterasi mastoid air cell, aditus ad antrum dan antrum mastoid. Terlihat
erosi dan destruksi mastoid cortex dan destruksi os temporal kanan disertai densitas udara
minimal berada di fossa posterior. Osikel, cochlea, vestibule, fasial nerve canal,
semicircular canal, internal auditory canal, carotid canal, foramen jugular dan
temporomandibular joint normal.

1. Capaian Belajar
a. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan histologi telinga luar, tengah dan
dalam.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan fisiologi mendengar dan keseimbangan.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan telinga, pendengaran, dan
keseimbangan.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran klinik dan penatalaksanaan penyakit-
penyakit telinga luar (serumen prop, keratosis obsturan, otitis eksterna,
perikondritis, furunkel, othematoma, herpes otikum, dermatitis auris, abses pre
aurikula).
e. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran klinik dan penatalaksanaan penyakit-
penyakit telinga tengah (miringitis, timpanosklerosis, otitis media, penyakit
osikular, oklusi tuba, patulous tuba, mastoiditis, abses retroaurikula, trauma
aurikula).
37
f. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran klinik dan penatalaksanaan penyakit-
penyakit telinga dalam (hearing loss, ototoxic hearing loss, sudden hearing loss,
noice induce hearing loss, presbikusis, trauma akustik, meniere disease, BPPV,
vestibulitis, ).
g. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi, prognosis dan pencegahan penyakit-
penyakit telinga.
h. Mahasiswa mampu menjelaskan farmakologi obat penyakit telinga.

2. Pokok Bahasan
a. Anatomi dan histologi telinga
b. Fisiologi medengar dan keseimbangan
c. Pemeriksaan telinga luar dan audiologi
d. Otitis eksterna (4A)
e. Otitis media akut (4A)
f. Otitis media serosa (3A)
g. Otitis media kronik (3A)
h. Inflamasi aurikular (3A)
i. Otosklerosis (3A)
j. Mastoiditis (3A)
k. Presbiakusis (3A)
l. Serumen prop (4A)
m. Trauma akustik akut (3A)
n. Trauma aurikuler (3B)

3. Kata Kunci
a. Nyeri telinga kiri
b. Demam
c. Bengkak dan merah di area sekitar wajah
d. Penurunan pendengaran perlahan
e. Keluar cairan dari telinga kiri
f. Inspeksi AS edema dan eritema (+)
g. Palpasi AS nyeri tragus (+),
h. Otoskopi AS didapatkan sekret CAE (+)
i. Membran timpani sde (sulit dievaluasi)
j. Komplikasi mastoiditis

4. Minimal Problem
Nyeri telinga kiri
38
Referensi:

n. Barnes, Leon. 2019. Surgical Pathology of the Head and Neck. Britain. CRC Press.
o. Billings, S., Brenn, T., Calonje, J. E., Lazar, A. J. 2018. McKee's Pathology of the Skin,
2 Volume Set E-Book. Netherlands. Elsevier Health Sciences.
p. Crossman, A. R., Neary, D. 2018. Neuroanatomy E-Book: An Illustrated Colour Text.
Netherlands. Elsevier Health Sciences.
q. Gartner, L. P. 2020. Textbook of Histology E-Book. Netherlands. Elsevier Health
Sciences.
r. Heidelbaugh, J. J. 2015. Primary Care Ophthalmology, an Issue of Primary Care:
Clinics in Office Practice. USA. Elsevier.
s. Khurana, I., Khurana, A. K. 2021. Anatomy and Physiology of Eye. India. CBS
Publishers & Distributors.
t. Mescher, A. L. 2021. Junqueira's Basic Histology: Text and Atlas, Sixteenth Edition.
USA. McGraw Hill LLC.
u. Netter, F. H. 2022. Netter Atlas of Human Anatomy: Classic Regional Approach:
Paperback + EBook. Netherlands. Elsevier.
v. Patterson, J. W. 2019. Weedon's Skin Pathology E-Book. Netherlands. Elsevier Health
Sciences.
w. Sassani, J. W., Yanoff, M. 2018. Ocular Pathology. Netherlands. Elsevier Health
Sciences.
x. Standring, Susan. 2021. Gray's Anatomy E-Book: The Anatomical Basis of Clinical
Practice. Netherlands. Elsevier Health Sciences.
y. Suryawanshi, Vijay D. Kharate, Dinesh Sheshrao. 2021. Advances in Parasitology.
England. Elsevier Science.
z. Trevor, A. J., Vanderah, T. W., Kruidering-Hall, M., Tuan, R. L., Katzung, B. G. 2021.
Katzung & Trevor's Pharmacology Examination and Board Review, Thirteenth Edition.
USA. McGraw Hill LLC.

39
40

Anda mungkin juga menyukai