PENYUSUN:
dr. Cholis Abrori, M.Kes., M.Pd.Ked.
dr. Rosita Dewi
dr. Alif Mardijana, Sp.KJ
dr. Inke Kusumastuti, M.Biomed., Sp.KJ
dr. Usman G. Rangkuti, Sp.S
dr. Komang Yunita WP, Sp.S
dr. Leli Martha Uli, Sp.S
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Modul Blok 13 Neurobehaviour
KATA PENGANTAR
Blok Neurobehaviour ini merupakan blok ke-13 dari keseluruhan blok belajar dalam
Kurikulum Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Pada blok ini
peserta didik belajar untuk membangun suatu pemahaman yang komprehensif tentang
Neurobehaviour sebagai dasar ilmu kedokteran untuk menunjang karirnya di masa depan.
Dalam modul ini terdapat lima skenario sebagai pemicu dalam diskusi tutorial yang
diselesaikan dalam waktu lima minggu dan dilanjutkan dengan ujian pada minggu keenam.
Pelaksanaan modul ini menggunakan strategi PBL dengan diskusi tutorial sebagai jantung
dari seluruh kegiatan. Kegiatan belajar yang lain meliputi kuliah, praktikum dan pelatihan
keterampilan klinik dasar dilaksanakan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.
Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan peserta didik telah siap menjalani tahap
berikutnya dalam rangkaian pendidikan dokter.
Kami mengucapkan terima kasih kepada narasumber, sejawat, dan seluruh pihak
yang terlibat dalam penyusunan modul ini. Semoga modul ini dapat dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan
modul ini.
Tim Penyusun
1
Modul Blok 13 Neurobehaviour
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 3
1. Gambaran Umum Blok ................................................................................... 3
2. Tujuan Umum Blok ......................................................................................... 3
3. Keterkaitan dengan Blok Lain ......................................................................... 3
4. Hasil Belajar Blok ........................................................................................... 3
5. Dasar Pengetahuan........................................................................................ 3
6. Praktikum Penunjang ..................................................................................... 3
7. Bagian yang Terlibat....................................................................................... 3
8. Pohon Topik ................................................................................................... 4
9. Prasyarat Blok ................................................................................................ 4
10. Referensi Utama ............................................................................................ 5
2
Modul Blok 13 Neurobehaviour
I. PENDAHULUAN
3
Modul Blok 13 Neurobehaviour
4
Modul Blok 13 Neurobehaviour
5
Modul Blok 13 Neurobehaviour
1. Diskusi Tutorial
Tutorial dilaksanakan dengan menggunakan metode PBL kelas besar yang dibagi
menjadi kelompok-kelompok kecil dan dipandu oleh tutor yang bertugas sebagai fasilitator.
Dalam berdiskusi mahasiswa akan dihadapkan pada masalah dalam bentuk skenario modul
sebagai pemicu dalam diskusi. Satu skenario modul diselesaikan dalam dua kali pertemuan
dengan selang waktu 3-4 hari. Diskusi dilakukan dengan metode seven jumps (tujuh
langkah) yang terdiri atas:
(1) mengklarifikasi istilah/konsep,
(2) menetapkan permasalahan,
(3) menganalisis masalah,
(4) menarik kesimpulan langkah (3),
(5) menentukan tujuan belajar,
(6) belajar mandiri,
(7) menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah ada.
Langkah (1) sampai dengan (5) dilaksanakan pada pertemuan pertama, langkah (6)
dilaksanakan di luar kelompok, sedangkan (7) dilaksanakan pada pertemuan kedua.
2. Kuliah
Kuliah dilaksanakan untuk memperjelas konsep atau teori yang sulit atau khusus
sehingga membutuhkan pakar untuk meningkatkan pemahaman. Kuliah dilaksanakan dalam
bentuk konsultasi interaktif berdasarkan masalah. Kuliah dapat diselenggarakan secara
terjadwal maupun atas permintaan mahasiswa bila diperlukan.
3. Praktikum
Praktikum bertujuan meningkatkan atau memperjelas pemahaman suatu materi
serta menambah keterampilan bekerja di laboratorium. Beberapa materi akan lebih mudah
dipahami dengan melakukan praktikum laboratorium sehingga konsep atau teori menjadi
lebih mudah.
5. Konsultasi Pakar
Konsultasi pakar dilaksanakan secara terjadwal atau atas permintaan mahasiswa
apabila menemui kesulitan dalam memahami konsep atau teori ketika diskusi kelompok
6
Modul Blok 13 Neurobehaviour
maupun belajar mandiri. Konsultasi pakar bisa dilaksanakan dalam kelompok kecil maupun
besar sesuai dengan kebutuhan.
6. Belajar Mandiri
Belajar mandiri dilaksanakan dalam rangka menggali informasi yang lebih luas atau
lebih dalam tentang suatu materi yang terkait dengan masalah yang sedang dipelajari
sehingga dapat memahami kasus secara interdisiplin ilmu.
8. Evaluasi
Evaluasi Blok dilaksanakan pada minggu keenam dengan mempertimbangkan
proses selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar, etika, dan penguasaan pengetahuan.
Dengan ketentuan pencapaian masing-masing komponen nilai tidak boleh kurang dari 60
untuk dapat lulus blok. Bobot masing-masing komponen nilai adalah sebagai berikut:
(1) TBL (10%)
(2) Ujian (70%)
(3) Tutorial (20%)
(4) Tugas
Nilai akhir blok berupa angka 0-100 dengan penjenjangan sesuai matriks berikut:
7
Modul Blok 13 Neurobehaviour
8
Modul Blok 13 Neurobehaviour
9
Modul Blok 13 Neurobehaviour
3 28-Aug-19 07.00-08.40 Bedah: Trauma Kapitis dr. Novan Krisno Adji, Sp.BS
7 29-Aug-19 08.50-10.30 Psikiatri 2: Gangguan Psikotik dan dr. Inke Kusumastuti, M.Biomed.,
Penyalahgunaan Obat Sp.KJ
9 04-Sep-19 07.00-08.40 Neurologi 2: Headache & Bell’s Palsy dr. Komang Yunita W.P., Sp. S
11 05-Sep-19 07.00-08.40 Farmakologi: Farmakologi SSP dr. Elly Nurus Sakinah, M.Ked.
III 13 10-Sep-19 07.00-08.40 Psikiatri 4: Gangguan Afektif dr. Inke Kusumastuti, M.Biomed.,
Sp.KJ
14 11-Sep-19 07.00-08.40 Neurologi 3: Neuropathy, Disease of dr. Komang Yunita W.P., Sp. S
Spine & Neuromuscular Diseases
17 12-Sep-19 09.30-11.10 Neurologi 3: Neuropathy, Disease of dr. Komang Yunita W.P., Sp. S
Spine & Neuromuscular Diseases
20 18-Sep-19 07.00-08.40 Neurologi 4: Epilepsi, Afasia, dan Tumor dr. Lely Martha Uli, Sp.S
Otak
22 18-Sep-19 15.10-17.00 Pediatri: Neurologi Anak dr. Ali Shodikin, M.Kes., Sp.A
10
Modul Blok 13 Neurobehaviour
26-Aug-19 08-50-11.30 A
Histologi Sistem
1 26-Aug-19 12.30-15.10 B dr. Dina Helianti, M.Kes.
Saraf
26-Aug-19 15.10-17.50 C
I
27-Aug-19 08-50-11.30 B
27-Aug-19 15.10-17.50 A
02-Sep-19 07.00-09.40 C
02-Sep-19 15.10-17.50 B
II
03-Sep-19 08-50-11.30 A
03-Sep-19 15.10-17.50 C
09-Sep-19 07.00-09.40 B
09-Sep-19 15.10-17.50 A
III
10-Sep-19 08-50-11.30 C
10-Sep-19 15.10-17.50 B
16-Sep-19 07.00-09.40 A
16-Sep-19 15.10-17.50 C
IV
17-Sep-19 12.00-13.40 B
Patologi Klinik
8 17-Sep-19 13.40-15.20 C Dr. dr. Rini Riyanti, Sp.PK
Analisis LCS
17-Sep-19 15.20-17.00 A
23-Aug-19 08-50-11.30 A
Karya Imiah 2: dr. Inke Kusumastuti, M.Biomed.,
9 23-Aug-19 12.30-15.10 B
Presentasi Poster Sp.KJ
23-Aug-19 15.10-17.50 C
V
24-Aug-19 08-50-11.30 B
Team-based
10 24-Aug-19 12.30-15.10 C dr. Cholis Abrori, M.Kes., M.Pd.Ked.
Learning
24-Aug-19 15.10-17.50 A
11
Modul Blok 13 Neurobehaviour
12
Modul Blok 13 Neurobehaviour
IV. SKENARIO
13
Modul Blok 13 Neurobehaviour
SKENARIO 1
Gelandangan Tertabrak Motor
Seorang laki-laki gelandangan berusia sekitar 60 tahun dibawa polisi ke IGD karena
dilaporkan penduduk tertabrak motor di jalan. Tidak ada saksi kejadian kecelakaan yang
ikut mengantar dan polisi tidak tahu pasti detail kecelakaan tersebut.
Pada pemeriksaan didapatkan pasien dengan tampilan kotor, rambut gondrong, pakaian
compang-camping, celana basah dan bau pesing. Di saku baju pasien didapatkan 3 tablet
obat warna pink yang terbungkus plastik. Wajah pasien tampak tidak simetris, mulut
mencong ke kiri. Selama pemeriksaan pasien beberapa kali berteriak “Sakit! Beraninya
keroyokan! Semua mukuli saya!” sambil memegang kepalanya. Pasien juga berkata-kata
kotor dan memaki-maki. Pasien meronta-ronta saat dipegangi dengan kuat untuk diikat
kaki dan tangannya di tempat tidur oleh perawat dan petugas keamanan. Meski berteriak
dan meronta-ronta, mata pasien cenderung menutup seperti sedang mengantuk. Pasien
hanya berontak atau berteriak-teriak dengan membuka mata dan bila dipegangi dengan
kuat atau diberi rangsangan nyeri, dan tidak merespons saat diberi pertanyaan.
Pada pemeriksaan lebih lanjut, didapatkan hematom berdiameter 5x3 cm di pelipis kanan.
Kekuatan otot lengan dan kaki kanan menurun, dengan atrofi pada tungkai kanan. Refleks
fisiologis kanan meningkat dan didapatkan refleks Babinski yang positif pada kaki kanan.
14
Modul Blok 13 Neurobehaviour
SKENARIO 2
Plengen
15
Modul Blok 13 Neurobehaviour
SKENARIO 3
Anak muda labil
Nn. Nadia, usia 20 tahun, seorang mahasiswi diantar keluarganya ke praktik dokter
karena tidak mau makan selama lima hari terakhir. Sekitar sebulan terakhir pasien
memang cenderung hanya diam di kamar, berbaring di tempat tidur, makan sedikit, dan
mandi sekali sehari. Keluarga sebelumnya tidak terlalu khawatir pasien seperti itu
karena ia memang sedang libur kuliah. Mereka bahkan mengatakan lega karena pasien
menjadi tidak secerewet dan se-‘hiperaktif’ biasanya. Sebelumnya pasien adalah
mahasiswa yang sangat aktif di kegiatan kampus dan disukai teman-temannya karena
‘rame’, mudah bergaul, dan sering mentraktir. Ibu pasien bahkan sempat marah karena
menurutnya kadang pasien bisa jadi terlalu baik. Lima bulan lalu lalu ia pernah
memberikan lebih dari setengah uang sakunya untuk temannya yang tidak dimintanya
lagi sampai sekarang. Setelah dimarahi, pasien kemudian bekerja paruh waktu di dua
tempat untuk mendapatkan penghasilan untuk mengganti uang sakunya sambil tetap
aktif kuliah dan berkegiatan non akademis di kampus. Saat itu ia hanya tidur tiga jam
sehari, tetapi ia tidak pernah tampak kelelahan. Meskipun begitu, empat bulan lalu
keluarga akhirnya memaksa pasien menghentikan aktivitasnya yang berlebihan itu
karena penyakit kejang pasien kambuh lagi. Pasien marah saat kegiatannya berhenti
karena ia harus dirawat inap. Saat di RS, ia bahkan sempat ‘kerasukan’; meronta-ronta,
menyumpah-nyumpah, dan mengatakan, “Saya ini Dewa Api. Akan saya bakar semua
yang menghalangi jalan Nidia untuk kaya raya dan berjaya dalam cinta! Itu si tukang
tikung yang namanya Kino. akan saya bumi hanguskan!” Saat itu kebetulan pasien juga
baru putus dari pacarnya yang ternyata berselingkuh dengan teman laki-laki pasien
yang bernama Kino. Setelah tidak lagi kesurupan, selama sekitar dua minggu pasien
masih tampak frustrasi. Ia jadi sering menarik-narik rambutnya dan berulang kali
mencuci tangan sambil berkata, “aduh najis ini, pernah dipegang sama Kino.” Selama
rawat inap pasien menghabiskan sebagian besar waktunya dengan main HP dan
belakangan ibu pasien baru tahu bahwa pasien berjudi secara online hingga
menghabiskan hampir dua juta rupiah. Keluarga berharap pasien bisa sembuh dan
hidup normal, tidak terus-menerus labil dan membuat ulah.
16
Modul Blok 13 Neurobehaviour
SKENARIO 4
Dewa dan Dewi
Dewa dan Dewi adalah anak kembar berusia 8 tahun dibawa oleh ibunya ke poliklinik
karena ada beberapa keluhan tentang mereka dari gurunya. Dewi dikatakan suka
mengganggu teman-temannya di kelas dan selalu membuat gaduh. Dewi lebih senang
bermain-main dibandingkan belajar dan banyak tugas sekolahnya tidak selesai. Ia juga
sering merusakkan mainan dan alat-alat di kelas. Bila diingatkan, Dewi selalu menentang
dan balik marah kepada yang mengingatkan. Sebaliknya, Dewa yang saat ini sekolah di
SLB cenderung diam. Dalam berkomunikasi, ia kesulitan menyusun kalimat dan saat
bicara ia sering mengernyitkan satu sudut matanya berulang kali seperti sedang kedutan.
Ia juga kesulitan membaca dan sering salah mengeja saat menulis. Dewa lebih suka saat
diajak mewarnai, menggunting, dan menempel meskipun hasil kerjanya berantakan.
Selain itu, sangat suka bermain dengan miniatur mobil-mobilan dan bisa menghabiskan
waktu berjam-jam untuk menderetkan puluhan mobil-mobilan yang dimilikinya. Jika ada
satu saja yang hilang, Dewa bisa menangis meraung-raung dan sulit ditenangkan hingga
dua jam. Sekitar tiga bulan terakhir Dewa juga kembali mengompol setelah hampir
setahun sempat tidak mengompol sama sekali.
Menurut ibunya, kehamilan kedua anak ini sempat akan digugurkan karena terjadi di luar
pernikahan, namun akhirnya ibunya mempertahankan kehamilan setelah keluarga ayah
mereka setuju untuk bertanggung jawab. Ibu pasien sempat minum alkohol saat hamil
karena merasa stress menghadapi situasi. Meskipun begitu, kehamilannya akhirnya
berlangsung hingga usia kehamilan 33 minggu, dan keduanya dilahirkan melalui SC
dengan berat badan 2000 gram dan 2100 gram. Dewi dikatakan tidak pernah sakit
serius, tetapi Dewa pernah dirawat dua minggu di RS saat usia satu tahun karena panas
tinggi hingga kejang dan sempat tidak sadar. Dewa juga baru bisa berjalan pada usia 2,5
tahun dan baru mulai mengucap kata-kata yang jelas pada usia 3 tahun. Ibunya
menambahkan bahwa saat itu ia sempat diomeli dokter IGD karena baru membawa
Dewa ke RS setelah demam tinggi selama empat hari. Menurutnya, Dewa mulai panas di
akhir pekan. Saat itu puskesmas sudah tutup dan satu-satunya dokter yang praktik di
kecamatannya sedang pergi ke luar kota sehingga Dewa baru bisa diperiksa dan dirujuk
ke RS di hari Senin.
17
Modul Blok 13 Neurobehaviour
SKENARIO 5
Nyeri Tangan dan Kaki
Seorang perempuan berusia 38 tahun datang ke dokter karena tidak enak badan dan
tidak sembuh-sembuh sejak sebulan terakhir meski sudah minum obat-obat anti nyeri
dan penurun panas. Pasien juga mengeluhkan mudah lemas, sering batuk, beberapa kali
demam, dan berat badannya dirasa menurun. Pasien merasa kondisi ini sangat
mengganggu karena pekerjaannya di kantor sedang banyak hingga ia sering lembur
mengerjakan tugas dengan duduk lama di depan komputer. Akibatnya, seminggu terakhir
pasien sering mengalami nyeri yang menjalar dari pangkal ke ujung tangan di tangan
kanannya. Pinggang bawah kanan dan paha kanan pasien juga dikeluhkan terasa nyeri
bila duduk lama, dan kaki pasien sering terasa lemah, dingin, dan kesemutan. Kekesalan
pasien semakin bertambah saat matanya sering tiba-tiba menutup dan jadi sulit dibuka
tanpa alasan yang jelas saat sebenarnya ia tidak mengantuk.
Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus tipe 1 sejak 10 tahun yang
lalu dan pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan retak tulang belakang sekitar
5 tahun yang lalu.
18
Modul Blok 13 Neurobehaviour
19
Modul Blok 13 Neurobehaviour
Tingkat
No. Daftar Penyakit
Kemampuan
Genetik dan Kongenital
1 Spina bifida 2
2 Fenilketonuria 1
Gangguan Neurologik Paediatrik
3 Duchene muscular dystrophy 1
4 Kejang demam 4A
Infeksi
6 Meningitis 3B
7 Ensefalitis 3B
Tumor Sistem Saraf Pusat
19 Tumor primer 2
20 Tumor sekunder 2
Penurunan Kesadaran
21 Ensefalopati 3B
22 Koma 3B
23 Mati batang otak 2
Nyeri Kepala
24 Tension headache 4A
25 Migren 4A
26 Arteritis kranial 1
27 Neuralgia trigeminal 3A
28 Cluster headache 3A
Penyakit Neurovaskular
29 TIA 3B
30 Infark serebral 3B
31 Hematom intraserebral 3B
32 Perdarahan subarakhnoid 3B
33 Ensefalopati hipertensi 3B
Lesi Kranial dan Batang Otak
34 Bells’ palsy 4A
35 Lesi batang otak 2
Gangguan Sistem Vaskular
36 Meniere's disease 3A
37 Vertigo (Benign paroxysmal positional vertigo) 4A
38 Cerebral palsy 2
Defisit Memori
39 Demensia 3A
40 Penyakit Alzheimer 2
Gangguan Pergerakan
41 Parkinson 3A
42 Gangguan pergerakan lainnya 1
Epilepsi dan Kejang Lainnya
43 Kejang 3B
44 Epilepsi 3A
45 Status epileptikus 3B
Penyakit Demielinisasi
46 Sklerosis multipel 1
Penyakit pada Tulang Belakang dan Sumsum Tulang Belakang
47 Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) 1
48 Complete spinal transaction 3B
49 Sindrom kauda equine 2
20
Modul Blok 13 Neurobehaviour
50 Neurogenic bladder 3A
51 Siringomielia 2
52 Mielopati 2
53 Dorsal root syndrome 2
54 Acute medulla compression 3B
55 Radicular syndrome 3A
56 Hernia nucleus pulposus (HNP) 3A
Trauma
57 Hematom epidural 2
58 Hematom subdural 2
59 Trauma medula spinalis 2
Nyeri
60 Reffered pain 3A
61 Nyeri neuropatik 3A
Penyakit Neuromuskular dan Neuropati
62 Sindrom Horner 2
63 Carpal tunnel syndrome 3A
64 Tarsal tunnel syndrome 3A
65 Neuropati 3A
66 Peroneal palsy 3A
67 Guillain Barre syndrome 3B
68 Miastenia gravis 3B
69 Polimiositis 1
70 Neurofibromatosis (Von Recklaing Hausen disease) 2
Gangguan Neurobehaviour
71 Amnesia pascatrauma 3A
72 Afasia 2
73 Mild Cognitive Impairment (MCI) 2
21
Modul Blok 13 Neurobehaviour
Tingkat
No. Daftar Penyakit
Kemampuan
Gangguan Mental Organik
1 Delirium yang tidak diinduksi oleh alkohol atau zat psikoaktif lainnya 3A
Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan Zat Psikoaktif
2 Intoksikasi akut zat psikoaktif 3B
3 Adiksi/ketergantungan Narkoba 3A
4 Delirium yang diinduksi oleh alkohol atau zat psikoaktif lainnya 3A
Psikosis
(Skizofrenia, Gangguan Waham menetap, Psikosis Akut, dan Skizoafektif)
5 Skizofrenia 3A
6 Gangguan waham 3A
7 Gangguan psikotik 3A
8 Gangguan skizoafektif 3A
9 Gangguan bipolar, episode manik 3A
10 Gangguan bipolar, episode depresif 3A
11 Gangguan siklotimia 2
12 Depresi endogen, episode tunggal, dan rekuran 2
13 Gangguan distimia (depresi neurosis) 2
14 Gangguan depresif yang tidak terklasifikasikan 2
15 Baby blues (post-partum depression) 3A
Gangguan Neurotik, Gangguan berhubungan dengan Stres, dan
Gangguan Somatoform
Gangguan Cemas Fobia
16 Agorafobia dengan/tanpa panik 2
17 Fobia sosial 2
18 Fobia spesifik 2
Gangguan Cemas Lainnya
19 Gangguan panik 3A
20 Gangguan cemas menyeluruh 3A
21 Gangguan campuran cemas depresi 3A
22 Gangguan obsesif-kompulsif 2
23 Reaksi terhadap stres yg berat, & 2
gangguan penyesuaian
24 Post traumatic stress disorder 3A
25 Gangguan disosiasi (konversi) 2
26 Gangguan somatoform 4A
27 Trikotilomania 3A
Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa
28 Gangguan kepribadian 2
29 Gangguan identitas gender 2
30 Gangguan preferensi seksual 2
Gangguan Emosional dan Perilaku dengan Onset Khusus pada
Masa Anak dan Remaja
31 Gangguan perkembangan pervasif 2
32 Retardasi mental 3A
33 Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (termasuk autisme) 2
34 Gangguan tingkah laku (conduct disorder) 2
Gangguan Makan
35 Anoreksia nervosa 2
36 Bulimia 2
37 Pica 2
Tics
38 Gilles de la tourette syndrome 2
22
Modul Blok 13 Neurobehaviour
23