Anda di halaman 1dari 19

KOSAKATA HARI RAYA ISLAM

Dosen Pengampu : Nur Hidayah, M.Pd.I


Mata Kuliah : Bahasa Arab MI

DISUSUN OLEH :

NAMA : 1. Meli Agustin


2. Miftahul Bait
KELOMPOK :7
PRODI : PGMI
SEMESTER : 5 (LIMA)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
MISBAHUL ULUM GUMAWANG
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat AllAh SWT yang telah
memberikan hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Kosakata Hari Raya Islam” yang digunakan sebagai salah satu tugas
mata kuliah Bahasa Arab MI .
Penyusun ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bisa membantu bagi
siapa saja yang membutuhkan sedikit pengetahuan tentang “Hari Raya Islam”.
Namun demikian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan untuk di masa
yang akan datang.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................4
C. Tujuan Masalah................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Idul Adha (Idul Qurban)......................................................5
B. Pengertian Qurban dan Pengamalannya...........................................9
C. Hikmah Qurban...............................................................................14
D. Kosakata Hari Raya Islam..............................................................15
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN...................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perintah berqurban diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
dan untuk seluruh umat islam berlaku sampai akhir zaman, perintah berqurban
mulai pada tahun kedua hijrah bersamaan dengan perintah mengerjakan shalat
sunnat dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha).
Hari raya Idul Adha erat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah kurban dan
ibadah haji. Dalam rangkaian ibadah tersebut erat kaitannya dengan nabi Ibrahim
as. Nabi Ibrahim adalah seorang nabi yang memiliki posisi mulia dalam agama
Samawi. Qurban yang disyari’at pada umat Nabi Muhammad SAW. Ini untuk
mengingatkan kembali nikmat Allah SWT kepada Nabi Ibrahim as, karena taat
dan patuhnya kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa dan untuk bertaqarrub
(mendekatkan diri) kepada Allah. Perintah tersebut kemudian dilaksanakan oleh
Rasulullah saw. dan beliau selalu berqurban selama sepuluh tahun, hingga beliau
meninggalkan dunia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Idul Adha dan apa saja amalan-amalan yang ada di
dalamnya?
2. Bagaimana pengertian qurban dan pengamalannya?
3. Apakah hikmah dari berqurban?
4. Kosakata Hari Raya Islam

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui sejarah Idul Adha dan apa saja amalan-amalan yang
ada di dalamnya?
2. Untuk mengetahui pengertian qurban dan pengamalannya?
3. Untuk mengetahui hikmah dari berqurban?
4. Untuk mengetahui Kosakata Hari Raya Islam

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Idul Adha (Idul Qurban) dan Ibadah di Bulan Dzulhijah


1. Sejarah Idul Adha (Idul Qurban)
Idul Adha disebut juga Idul Qurban atau hari raya qurban, karena pada hari
itu dilaksanakan ibadah qurban, yaitu menyembelih hewan ternak yang sudah
ditentukan. Idul Adha dirayakan pada tanggal 10 bulan Dzulhijah dengan
mengerjakan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan qurban. Ibadah ini
disyariatkan pada tahun pertama Nabi Muhammad SAW. sampai di Madinah.
Disebutkan dalam hadis sebagai berikut:

‫عن عائشة قالت قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم الفطر يوم يفطر‬
)‫الناس واألضحى يوم يضحي الناس (رواه الترمذي‬

Artinya: Dari ‘Aisyah diriwayatkan bahwa, beliau mengatakan: Rasulullah saw.


bersabda: Idul Fitri adalah hari ketika orang berbuka puasa dan Idul Adha
adalah hari ketika orang menyembelih qurban”)HR at-Turmudzi(.1
Di setiap merayakan Idhul Adha, kita sesungguhnya diajak berpikir sejenak
tapi mendalam maknanya. Utamanya dalam upaya untuk mengenang keteladanan
Nabiyullah Ibrahim a.s. dan Siti Hajar a.s. ketika ingin mendapatkan hingga
melahirkan, mendidik dan mengasuh anak shalih putra Nabi Ibrahim yang
bernama Ismail tersebut dan pada akhirnya juga menjadi salah satu nabi Allah
SWT.
Ibadah penyembelihan hewan qurban yang menjadi bagian dari syari’at Islam
yang selalu dilaksanakan setelah shalat Ied setiap tahun adalah bentuk penjelmaan
dari keshalihan, ketaqwaan, dan keikhlasan nabi Ismail kepada Tuhannya.
Sejarahnya sejalan dengan pola asuh demokratis bernuansa Islami sebagaimana
ditunjukkan Nabi Ibrahim sebagai orang tua ketika ia bermimpi diperintah Allah
SWT. untuk menyembelih putra kesayangannya, Nabi Ismail as. Nabi Ibrahim

11Amirudin, Kurban dan Idul Adha (Yogyakarta: Rumah Tajdid, 2016), 7.

5
tidak lantas menyembelih putranya begitu saja, tetapi ia justru mengajak dialog
dan memberi tawaran sekaligus meminta masukan dan bahkan persetujuan
anaknya.
Apa dan bagaimana respon putra dari Nabi Ibrahim, yaitu Nabi Ismail?
Ternyata Nabi Ismail as. sebagai putra Nabi Ibrahim menyambut baik dengan
penuh Ikhlas menerima tawaran ayahandanya untuk disembelih sebagai
pembuktian cintanya kepada Allah SWT. melebihi segalanya, yang kemudian
diganti Allah dengan domba. Inilah cerita dibalik peristiwa penyembelihan hewan
qurban serta merupakan suatu perwujudan sikap keshalehan, ketaqwaan, dan
keikhlasan Nabi Ismail yang diabadikan dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat
102 dan sejarah hidupnya menjadi napak tilas pelaksanaan haji sampai hari ini dan
akhir hayat nanti. Subhanallah.2
2. Ibadah di Bulan Dzulhijah
a. Memperbanyak amal saleh
Rasulullah saw. memberikan tuntunan agar pada awal-awal bulan
Zulhijjah umat Islam meningkatkan amal saleh dan memperbanyak bacaan
tahlil, tahmid dan takbir. Hal ini berdasarkan hadis-hadis Nabi saw. sebagai
berikut:

‫عن أبي هريرة عن الّنبي صّلى هللا عليه وسّلم قال ما من أّيام وأحّب إلى‬
‫هللا أن يتعّبد له فيها من عشر ذى الحجة يعدل صيام كّل يوم منها بصوم‬
‫سنة وقيام كّل ليلة منها بقيام ليلة القدر [رواه الترمذى وابن ما جه‬
]‫والبيهقى‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. diriwayatkan bahwa beliau
bersabda: Tiada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk beribadat kepada-Nya
daripada sepuluh hari (permulaan) bulan Zulhijjah, berpuasa setiap hari
sebanding dengan puasa satu tahun dan shalat pada malam harinya sama

22Chorul Mahfud, Tafsir Sosial Kontekstual Ibadah Kurban dalam Islam, Vol I, No. 6 (Surabaya:
ITS dan LKAS, 2013), 11.

6
dengan shalat pada Lailatul-Qadar” [HR at-Turmudzi, Ibnu Majah dan al-
Baihaqi].3
b. Puasa Arafah
Puasa Arafah ialah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah, pada saat
kaum muslimin yang sedang menunaikan ibadah haji wukuf di Padang Arafah.
Sedangkan bagi kaum muslimin yang sedang wukuf di Arafah dilarang berpuasa.
Puasa Arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun, yang lalu dan yang akan
datang. Hal ini berdasarkan pada hadis berikut:

‫عن قتادة أّن رسول هللا عليه وسّلم قال ما صوم يوم عرفة يكّفر سنتين ما‬
‫ضية ومستقبلة وصوم يوم عاشور يكّفر سنة ما ضية [رواه الجما عة اّال‬
]‫البخارى و الترمذي‬

Artinya: Dari Qatadah diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah saw.


Bersabda: Puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun
yang lalu dan yang akan datang, sedang puasa Asyura dapat menghapus dosa
tahun yang lalu [HR. Jamaah ahli hadis kecuali al-Bukhari dan at-Turmudzi].

‫عن أبي هريرة قال نهى رسول هللا صلى هللا عليه وسَلم في صوم يوم عرفة‬
]‫بعرفات [رواه أحمد و أبو دا ود‬

Artinya: Dari Abu Haurairah diriwayatkan bahwa ia berkata: Rasulullah saw.


Melarang puasa pada hari Arafah bagi orang yang sedang wukuf di Arafah [HR.
Ahmad dan Abu Dawud].4
c. Takbir Idul Adha
Takbir adalah ekspresi kesadaran terhadap keagungan asma Allah dan
kenisbian manusia di hadapan-Nya serta sebagai tanda syukur atas petunjuk yang
diberikan-Nya. Takbir juga merupakan syiar agama Islam. Takbir dapat dilakukan

33Amirudin, Kurban dan Idul Adha, 3.


44Ibid., 5.

7
di masjid-masjid, di rumah-rumah dan di jalan-jalan, baik oleh mereka yang
mukim maupun mereka yang musafir. Dalam pelaksanaan takbir (di masyarakat
lebih dikenal dengan sebutan takbiran) umat Islam diharapkan tetap dapat
menjaga ketertiban umum. Ucapan takbir itu adalah:

‫هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر آل إله إّال هللا وهللا أكبر هللا أكبر و هلل الحمد‬

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan selain Allah dan
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segalapuji bagi Allah.5
d. Berhias dengan Memakai Pakaian Bagus dan Wangi-wangian
Orang yang menghadiri shalat Idul Adha baik laki-laki maupun perempuan
dituntunkan agar berpenampilan rapi, yaitu dengan berhias, memakai pakaian
bagus (tidak harus mahal, yang penting rapi dan bersih), dan wangi-wangian
sewajarnya.
e. Tidak Makan Sejak Fajar Sampai Dengan Selesai Shalat Idul Adha
Hikmah dianjurkan makan sebelum berangkat shalat Idul Fitri adalah agar
tidak disangka bahwa hari tersebut masih hari berpuasa. Sedangkan untuk shalat
Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu adalah agar daging
qurban bisa segera disembelih dan dinikmati setelah shalat Id.
f. Dianjurkan Berangkat Dengan Berjalan Kaki dan pulang melalui jalan lain

‫عن محّم د بن عبيد هللا بن أبي رافع عن أبيه عن جّد ه أّن الّنبي صّلى هللا‬
‫عليه وسّلم كان يأتي العيد ما شيا ويرجع في غير الّطريق اّلذي ابتدأ فيه‬
] ‫[ روا ه ابن ما جه‬

Artinya: Diriwayatkan dari Muhammad bin Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari ayahnya dari
kakeknya, bahwasanya Nabi saw mendatangi shalat ‘Id dengan berjalan kaki

55Ibid., 6.

8
beliau pulang melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi. (HR. Ibnu
Majah)6
g. Shalat dengan Dihadiri Semua Umat Islam
Idul Adha merupakan peristiwa penting dan hari besar Islam yang penuh
berkah dan kegembiraan. Oleh karena itu, pelaksanaan shalat ini dihadiri oleh
semua orang Muslim, baik tua, muda, dewasa, anak-anak, laki-laki dan
perempuan, bahkan perempuan yang sedang haid, juga diperintahkan oleh Nabi
saw supaya hadir. Hanya saja mereka tidak ikut shalat dan tidak masuk ke dalam
shaf shalat, namun ikut mendengarkan pesan-pesan Idul Adha yang disampaikan
oleh khatib.

‫عن أّم عطّية األنصا رية قالت كان رسول هللا صّلى هللا عليه و سّلم‬
‫يأمرنا أن نخرج العواتق والحّيض وذوات الخدور فأّم ا الحّيض فيعتزلن‬
]‫المثّلى ويشهدن الخير والّد عو ة مع المسلمين [ روا ه أحمد‬

Artinya: Diriwayatkan dari Ummu ‘Athiyah al-Anshariyah ia berkata: Rasulullah


saw. Memerintahkan kami untuk menyertakan gadis remaja, wanita yang sedanh
haid, dan wanita pingitan. Adapun wanita yang sedang haid supaya tidak
memasuki lapangan tempat shalat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya dan
dakwah yang disampaikan khatib bersama kaum muslimin [HR. Ahmad]7

B. Pengertian Qurban dan Pengamalannya


1. Pengertian Qurban
Kata qurban berasal dari qaruba-yaqrubu-qurbanan yang berarti hampir,
dekat, atau mendekati. Qurban yang dalam bahasa Arabnya disebut sebagai udh-
hiyah merupakan bentuk jama’ dari kata dlahiyah yang berarti binatang
sembelihan, yang disembelih pada hari raya Idul Adha (10 Dzulhijah) dan hari
Tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijah) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah,
66Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Tuntunan Idain dan Kurban
(Yogyakarta: Rumah Tajdid, 2005), 9.
77Ibid., 10.

9
karena datangnya hari raya tersebut dengan niat semata-mata karena Allah SWT.
Qurban disebut juga sebagai nahr (ibadah qurban).8
Hal ini sesuai dengan ungkapan As-Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh as-
Sunnah, Jilid III, hal 197. mengatakan bahwa:

‫األضحية هي إسم لما يذبح من اإلبل والبقر والغنم يوم النحر و أّيام‬
‫الّتسريق تقّر با إلى هللا تعالى‬
“Al-Udhhiyyah adalah nama bagi binatang yang disembelih baik unta, sapi
dan kambing pada hari Nahar (10 Dzulhijjah) dan hari-hari Tasyriq
untukmendekatkan diri kepada Allah Ta’ala”.9
2. Dasar Hukum Qurban
Dasar hukum berqurban adalah berdasarkan firman Allah SWT. dan hadis
Rasulullah saw. :
a. Surat Al-Kautsar (108): 02

]۲ : ‫فصّل لرّبك وانحر [الكو ثر‬

Artinya: Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah” (QS. Al-
Kautsar ayat 2).
b. Surat Al-Hajj (22): 36

‫والبدن جعلنا ها لكم من شعا ئر هللا لكم خير فاذكروا اسم هللا عليها‬
‫ كذلك‬.‫صوآف فإذا وجبت جنوبها فكلوا منها وأطعموا القانع والمعتّر‬
]۳٦ :‫ّس ّخ رنا ها لكم لعّلكم تشكرون [الحج‬
Artinya: Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian
daripada syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak daripadanya,
maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelih dalam keadaan
berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka

88Rasyidi dan Aserani Kurdi, Tuntunan Ringkas Ibadah Kurban (Tabalong: Lembaga
Pengembangan Da’wah Tertulis, 2007), 1.
99Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Tuntunan Idain dan Qurban, 17.

10
makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang-orang yang tidak minta-
minta dan orang-orang yang minta-minta. Demikianlah Kami menundukkan
unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. (QS.Al-Hajj: 36)10
c. Hadis Nabi

‫عن عائشة أّن رسول هللا صّلى هللا عليه و سّلم قال ما عمل آدمّي من‬
‫عمل يوم الّنحر أحّب إلى هللا من إ هراق الّد م إّنها لتأ تي يوم القيا مة‬
‫بقرونها و أشعارها وأظال فها وأّن الّد م ليقع من هللا بمكان قبل أن يقع من‬
]‫[التر مذى‬ ‫األ رض فطيبوا بها نفسا‬
Artinya: Rasulullah saw. Bersabda: Tidak ada amal manusia yang lebih disukai
Allah pada hari nahr (selain) daripada mengalirkan darah (berqurban).
Sesungguhnya orang yang berqurban itu datang pada hari kiamat dengan
membawa tanduk, bulu dan kuku binatang qurbannya dan sesungguhnya darah
yang mengalir itu akan lebih cepat sampai kepada Allah sebelum mengalir ke
tanah. Maka sucikanlah dirimu dengan berqurban” [HR at-Turmudzi].11
Seluruh ulama sepakat bahwa berqurban merupakan amaliyah ibadah yang
disyari’atkan. Mereka hanya berbeda dalam hal kedudukan hukum qurban ini.
Sebagian mengatakan hukumnya wajib, sebagian lagi mengatakan hukumnya
sunnat, sunnat muakkad dan sunnat kifayah.
Menurut Imam Malik berqurban itu wajib bagi orang yang mampu atau yang
kuat ekonominya. Menurut Imam Abu Hanifah berqurban itu wajib bagi orang
yang bermukim (tidak bepergian/musyafir) dan yang mempunyai kesanggupan
ekonomi/biaya. Menurut Imam Syafi’ie berqurban itu merupakan sunnat muakkad
bagi orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi/biaya.12
3. Hewan Qurban
Hewan yang dapat dijadikan sebagai hewan qurban adalah bahimah al-an’am
(hewan ternak) yang meliputi: kibas, biri-biri, domba atau kambing, sapi atau

1010Amirudin, Kurban dan Idul Adha, 22.


1111Ibid., 23.
1212Rasyidi dan Aserani Kurdi, Tuntunan Ringkas Ibadah Kurban, 4-5.

11
kerbau, dan unta. Hewan ternak tersebut memenuhi syarat (sah) dijadikan qurban
apabila:
a. Kibas, biri-biri atau domba, sudah berusia satu tahun atau lebih atau telah
tanggal gigi depannya.
b. Kambing, sudah berusia dua tahun atau lebih.
c. Sapi atau kerbau, sudah berusia dua tahun atau lebih, minimal telah
memasuki tahun ketiga.
d. Unta, sudah berusia lima tahun dan memasuki tahun ke enam.13
Disamping memenuhi persyaratan umur, hewan yang akan dijadikan qurban juga
harus dalam keadaan:
a. Sehat, bertanduk lengkap (al-aqran), gemuk badannya atau berdaging
(samin), dan warna putihnya lebih banyak daripada warna hitamnya (al-
amlah).
b. Tidak cacat secara fisik seperti buta (al-‘auraa) walau hanya sebelah,
pincang, terlalu kurus, berkudis, rontok giginya, telinga, terpotong
ekornya, yang semua kecacatan tersebut tampak jelas terlihat.
c. Tidak dalam keadaan hamil (mengandung)14
4. Jumlah Hewan Qurban
Pada prinsipnya perintah berkurban ditujukan kepada satu orang, yaitu satu
ekor kambing atau domba untuk satu orang, dan satu ekor unta, sapi atau
kerbau untuk tujuh orang. Namun demikian ada kebolehan berkurban atas
nama keluarga, yaitu satu ekor kambing atau domba untuk satu orang dan
keluarganya. Apabila seseorang atau satu keluarga ingin berkurban dengan satu
unta, satu orang ingin berkurban dengan dua kambing dan seterusnya, hal ini
dibolehkan bahkan dianjurkan, sesuai dengan perbuatan Nabi Muhammad
saw. yang berkurban dengan dua ekor kambing. 15
5. Waktu Penyembelihan Hewan Qurban

1313Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Tuntunan Idain dan Kurban, 20.
1414Rasyidi dan Aserani Kurdi, Tuntunan Ringkas Ibadah Kurban, 3 dan 15.
1515Amirudin, Kurban dan Idul Adha, 26-27.

12
Waktu penyembelihan kurban adalah pada hari Idul Adha dan tiga hari
sesudahnya (hari Tasyriq). Tidak ada perbedaan waktu siang ataupun malam,
keduanya diperbolehkan. Namun menurut Syekh Al-Utsaimin, melakukan
penyembelihan di waktu siang itu lebih baik. Kemudian, para ulama sepakat
bahwa menyembelih kurban tidak boleh dilakukan sebelum terbitnya fajar di hari
Idul Adha. Waktu yang paling utama untuk penyembelihan hewan kurban adalah
pada pagi hari Idul Adha (tanggal 10 Dzul Hijjah). Hal ini menjadi jalan bagi
shohibul qurban untuk mendapatkan keutamaan melakukan amal shalih di
sepuluh hari pertama bulan DzulHijah.16
6. Penyembelih Qurban
Orang yang menyembelih hewan qurban diutamakan shahibul qurban (orang
yang berqurban) sendiri, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah saw. Apabila
shahibul qurban tidak mampu untuk menyembelih sendiri hewan qurbannya,
penyembelihan bisa dilakukan (diwakilkan) oleh orang lain. 17
7. Tata Cara Menyembelih Hewan Qurban
Adapun tata cara penyembelihan hewan kurban harus memenuhi tata cara
penyembelihan dan syarat-syaratnya yaitu:
a. Menggunakan alat yang tajam dan sesuai.
b. Rebahakan tubuh hewan dengan lambung kirinya dengan muka
menghadap kiblat.
c. Ikat semua kakinya dengan tali, kecuali kaki sebelah kanan bagian
belakang.
d. Letakkan kaki (si penyembelih) ke atas atau leher atau muka hewan, agar
hewan tidak dapat menggerakkan kepalanya.
e. Menyembelih hewan qurban dengan menyebut nama Allah, membaca
shalawat, takbir, dan berniat qurban untuk dirinya atu orang lain (jika
mewakili).
Niat qurban untuk diri sendiri:

‫اللهّم هذا منك واليك فتقّبل مّنى‬


1616Ammi Nur Baits, Panduan Praktis Qurban (E-book, www.yufid.com), 20-21.
1717Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Tuntunan Idain dan Qurban, 23.

13
Artinya: Ya Allah inilah (qurbanku), ni’mat pemberian-Mu dan disampaikan
kepada-Mu. Maka terimalah dariku.
Niat qurban untuk orang lain:

‫منك واليك فتقّبل مّنى‬...... ‫اللهّم هذا من‬


Sebutkan nama orang berqurban.
f. Mulai menyembelih dengan emutus dua urat nadi yang ada di leher hewan
qurban.
8. Pembagian Hewan Qurban
Kalau kita perhatikan sejumlah hadits yang menyangkut pembagian daging
qurban, jelaslah bahwa tidak seluruh daging qurban itu dibagikan kepada fakir
miskin. Kecuali qurban yang dilakukan karena nadzar, maka daging qurbannya
seluruhnya diserahkan kepada fakir miskin (yang berqurban tidak boleh
mengambil bagiannya).
Seluruh daging qurban yang ada sebaiknya dibagi menjadi tiga bagian yang
timbangannya tidak sama. Sebagian untuk yang berqurban, sebagian untuk
dihadiahkan dan sebagian lagi untuk disedekahkan kepada fakir miskin, dan
yang disedekahkan ini porsinya harus lebih banyak.

C. Hikmah Qurban
Hikmah disyariatkannya berqurban antara lain;
1. Sebagai ungkapan syukur kepada Allah yang telah memberikan ni’mat yang
banyak kepada kita.
2. Bagi orang yang beriman kepada Allah, dapat mengambil pelajaran dari
keluarga nabi Ibrahim as. yaitu:
a. Kesabaran nabi Ibrahim dan putranya Ismail as. ketika keduanya
menjalankan perintah Allah.
b. Mengutamakan ketaatan kepada Allah dan mencintai-Nya dari
mencintai diri dan anaknya.
3. Sebagai realisasi ketaqwaan seseorang kepada Allah
4. Membangun kesadaran tentang kepedulian terhadap sesama, terutama

14
terhadap orang miskin.18

D. Kosakata Hari Raya Islam


No. Hari Raya Islam Arab

1. Bangun ‫ِإْس َت ْي َقَظ‬


2. Pagi ‫ُم َب ِّك ًر ا‬
3. Mandi ‫ِإْغ َت َس َل‬
4. Salat ‫َص َّلي‬
5. Memakai ‫ِإْر َت َدى‬
6. Pakaian ‫َم َالِبُس‬
7. Baru ‫َاْلَج ِدْيَد ُة‬
8. Pergi ‫َذ َهَب‬
9. Mengunjungi ‫ِز َي اَر ٌة‬
10. Hewan ‫َح َيَو اٌن‬
11. Mengunjungi ‫َز اَر‬
12. Ibu ‫َو اِلَد ُة‬
13. Dapur ‫َاْلَم ْط َب خ‬
14. Menyiapkan ‫ُتِع ُّد‬
15. Makanan ‫َط َع اٌم‬
16. Pagi ‫ُفُط ْو ٌر‬
17. Berkata ‫َق اَل‬
18. Saya harap ‫َأْر ُجو‬
19. Selamanya ‫َد اِئًما‬
20. Keluarga ‫َأْه ٌل‬
21. Menggunakan ‫َق َض ى‬
22. Disana ‫ُه َن اَك‬
23. Sehat ‫ِص َّح ٌة‬
24. Ayah ‫َو اِلٌد‬
25. Memakan ‫َتَن اَو َل‬
26. Sebagian ‫َب ْع َض‬
27. Jalan ‫َط ِر ْي ٌق‬
28. Ingin/mau ‫َأَر اَد‬
29. Sungguh ‫َلَقْد‬
30. Menyembelih ‫َذ َبَح‬
31. Teman ‫َأْص ِد َق اٌء‬
32. Penjang ‫َط ِو ْيُل‬
33. Bahagia ‫َس ِعْي ًد ا‬
34. Anak ‫َو َلٌد‬
35. Domba jantan ‫َك ْبٌش‬
36. Ganti ‫َب ْد ٌل‬
37. Setelah ‫َب ْع َد‬

1818Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Tuntunan Idain dan Qurban, 20.

15
38. Kami kembali ‫ُع ْد َن ا‬
39. Kembali ‫َع اَد‬
40. Rumah ‫َب ْي ٌت‬
41. Kambing ‫ُخ ُرْو ُف‬
42. Lapangan ‫َح ِدْي َقٌة‬
43. Sore ‫َمَس اَء‬
44. Mengirim ‫َأْر َس َل‬
45. Hari kiamat ‫الَّشَفاَع ُة الُك ْب َر ى‬
46. Hari peringatan ‫ِع يُد ِذ ْك َر ى‬، ‫َيوُمِتْذ َك اٍر‬
47. Hari kenaikan isa ‫ الُّس َالُق‬: ‫َيوُمُصُعوِدالـَمِس يِح‬
‫ْط‬
48. Hari raya idul fitri ‫ِع ْيُد الِف ِر‬
49. Hari raya adha ‫ِع ْيُداَألْض َح ى‬
50. Hari raya paskah ‫ِع ْيُدالِفْص ِح‬
51. Hari paskah kedua ) ‫الَب اُعوُث (ِفىالَّن ْص َر اِنَّيِة‬
52. Hari angkatan perang ‫َي وُمالَج يِش‬
53. Hari kebangkitan ‫ُّنُش‬
‫َي وُما ِر‬، ‫َي وُمالَب ْع ِث‬
‫و‬ ‫ل‬
54. Hari tua ‫َأَو اِخُر َأَياِمِه‬،‫َأَّياُم َش ْي َب ِتِه‬
55. Hari raya tahun baru ‫َي وُم َر ْأِس الَّس َن ِة‬
56. Hari advent ‫ِع يُدالُح ُلوِل‬
57. Hari-hari besar islam ‫َأْع َي اٌد ِاْس َالِمَّيٌة‬
58. Hari-hari besar nasional ‫َأْع َي اٌد َو َط ِنَّي ٌة‬
59. Hari raya ‫َي ْو ٌمٌم َع َّظ ٌم‬، ‫َي ْو ُمِعيٍد‬
60. Hari raya Umum ‫َي ْو ُمِعيٍدُعُمْو ِمٍّي‬
61. Selamat hari raya ‫ِع يٌد َس ِعيٌد‬
62. Merayakan hari raya ‫َع َّيَد‬
63. Kemudian hari ‫َب ْع َدِحيٍن‬، ‫ِفيالـُمْس َت ْق َب ِل‬
64. Sore hari ‫َعِش ًّي ا‬،‫َأِص ْي ًال‬،‫َمَس اًء‬
65. Tengah hari ‫َض ْح َو ٌة‬، ‫َض ْح ٌو‬،‫ُضَّح ى‬
66. Belakang hari ) ‫ِفْي َم اَب ْع ُد (َذ ِلَك الَي وِم‬
67. Kebutuhan sehari-hari ‫الَح اَج ُة الَيوِمَّي ُة‬
68. Hari permulaan bulan ‫َر أُسالَّش ْه ِر‬
69. Hari permulaaan tahun ‫َر أُسالَّس َن ِة‬
70. Hari pendidikan ‫َي وُمالَّت ْر ِبَيِة‬
71. Hari pantekosta ) ‫الَع ْن َص َر ُة (ِفىالَّن ْص َر اِنَّيِة‬
72. Hari libur ‫َي وُمُع ْط َلٍة‬
‫َأل‬
73. Pada suatu hari ‫ا َّياِم‬،َ ‫ِفىَي وٍم ِم‬
‫ْأ‬
74. Hari jadi ‫َي وُمالَّت ِس يِس‬
75. Hari arafat ‫َي وُم َع َر َفَة‬
76. Hari ahad ‫َي وُماَألَح ِد‬
77. Hari kamis ‫َي وُمالَخ ِميِس‬
78/ Hari perpisahan ‫َي وُمالِفَر اِق‬
79. Hari rabu ‫َي وُماَألْر ِبَع اِء‬
80. Acara hari ini ‫َب ْر َن اِمُجالَي وِم‬
81. Tempo hari ‫َذ اِلَك الَي وِم‬

16
82. Hari pahlawan ‫َي وُماَألْب َط اُل‬
83. Hari sabtu ‫َيوُمالَّسبِت‬
84. Beberapa hari ‫ِبْض َع ُة َاَّياٍم‬
85. Hari selasa ‫َي وُمالُّث َالَث اِء‬
86. Hari senin ‫َي وُماِإلْث َن يِن‬
87. Pada hari ini ‫الَي وُم‬
88. Hari )‫الَي وُم (جَاَّياٌم‬
89. Pada hari itu ‫َي وَم ِئٍذ‬
90. Tinggi hari ‫ِاْر َتَفَع الَّش ْم ُش‬
91. Hari yang ke sembilan ‫الَّت اُسوَع اُء‬
92. Makanan sore hari ‫الَغ ُبوُق‬
‫َأ‬ ‫ُذ‬
93. Selang beberapa hari ‫ُمن ِبْض َع ِة َّياٍم‬
94. Berselang-selang hari ‫َي وًم اَب ْع َد َي وٍم‬
95. Tidur di tengah hari ‫ َن اَم ِفيالَقاِئَلِة‬: ‫ َي ِقْي ُلَو َق َّيَل‬- ‫َق اَل‬
96. Hari lahir ‫َي وُمِمْي َالٍد‬، ‫َي وُم َم وِلٍد‬
97. Hari jum’at ‫الَي وُمالَج اِمُع‬،‫َي وُمالُجْم َع ِة‬
98. Hari bersejarah ‫َي وٌم َت اِر يِخٌّي‬
99. Hari sekolah ‫َأَّياُمالَم ْد َر َس ِة‬
100. Hari tasyrik ‫َأّياُمالَّتْش ِر ْي ِق‬

17
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Hari raya Idul Adha merupakan hari raya umat Islam setelah Idul Fitri yang di
dalamnya terdapat tradisi qurban, Shalat Id, dan lain sebagainya yang selalu
diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijah. Di dalamnya terdapat pula amalan-amala
yang hanya bisa ditemui di Idul Adha. Seperti puasa Arafah, takbir, dzikir,
qurban, dan lain sebagainya. Suatu hari yang di dalamnya terdapat peristiwa
penyembelihan nabi Ismail as. Oleh ayahnya nabi Ibrahim yang kemudian
digantikan dengan domba.
Qurban adalah penyembelihan hewan sesembelihan yang diadakan di hari
raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik dengan ketentuan tertentu dan semata-mata
karena Allah. Yang di dalamnya juga terkandung hikmah yang sangat besar.

18
DAFTAR PUSTAKA

Amirudin. Kurban dan Idul Adha. Yogyakarta: Rumah Tajdid. 2016.


Baits, Ammi Nur. Panduan Praktis Qurban. E-book, www.yufid.com.
Mahfud, Choirul. Tafsir Sosial Kontekstual Ibadah Kurban dalam Islam, Vol I,
No. 6. Surabaya: ITS dan LKAS. 2013.
Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhamadiyah. Tuntunan Idain dan
Kurban. Yogyakarta: Rumah Tajdid. 2005..
Rasyidi dan Aserani Kurdi. Tuntunan Ringkas Ibadah Kurban. Tabalong:
Lembaga Pengembangan Da’wah Tertulis. 2007.

19

Anda mungkin juga menyukai