Minut
Minut
Disusun Oleh:
Mela Sari
NIM:2222060049
Sholawat dan salam selalu kita curahkan kepada nabi kita Muhammad
SAW, yang mana dengan usaha beliau sehingga Islam masih berada dizaman kita
sekarang, sehingga saya sendiri bisa merasa nikmatnya islam dan proses belajar
seperti mengerjakan tugas kuliah ini, akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
dalam memahami matakuliah Perencanaan Pendidikan.
Penulis
I
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan, merupakan langkah awal pada setiap kegiatan yang
dilakukan oleh seorang, akan selalu memeiliki tujuan dan cara mengerjakan,
mengambil waktu tertentu, serta meng!ambil tempat tertentu. Maka dari
itu,perencanaan, juga merupakan sebagai upaya untuk menentukan apa yang
akan dikerjakan, bagaimana cara, mengerjakan, bilamana dikerjakan, serta di
mana dikerjakan untak mencapai tujuan tertentu. Hal itu, menunjukkan bahwa
suatu perencanaan minimal mengandung unsur unsur tujuan, metode, waktu,
dan tempat. Unsur-unsur perencanaan ini merupakan unsur minimal dalarn
perencanaan individual. Jadi, untuk kepentingan kelompok, perencanaan dapat
didefinisikan sebagai upaya menentukan apa yang akan dikerjakan, bagaimana
cara mengerjakan, bilamana dikerjakan, di mana dikerjakan, serta siapa yang
mengerjakan, untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah dan Pengertian Perencanaan Pendidikan ?
2. Manajemen dan Urgensi Perencanaan Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perencanaan Pendidikan
1. Asal-usul Perencanaan Pendidikan
Sejak zaman kuno para ahli filsafat dan pendidikan sudah memiliki
gagasan perencanaan pendidikan yang bersifat murni spekulatif. Xenephon
pernah mengemukakan dalam konstitusi Lacerdaemonian-nya yang
menunjukkan kepada orang-orang Athena, bagaimana orang-orang Sparta
pada 2500 tahun yang lalu merencanakan pendidikannya yang disesuaikan
dengan tujuan militer, sosial, dan ekonomi mereka. Plato dalam bukunya,
Republik, membuat suatu rencana pendidikan yang dapat memenuhi
kebutuhan pemimpin dan kebutuhan politik athena. Tujuan pendidikan
menurut Plato adalah untuk kebahagiaan individu dan kesejateraan
negara.Pada masa dinasti Han di daratan Cina dan pada masa peradaban Inca
di Peru telah dilakukan penyusunan suatu rencana pendidikan.
Apabila, dikaji lebih mendalam, perencanaan pendidikan pada awal
perkembangannya, terutama yang berlaku sebelum Perang Dunia II, ternyata
memiliki empat ciri nyata, yaitu: satu, Berpandangan jamgka pendek, hanya
berlaku sampai tahun anggaran berikutnya (kecuali apabila fasilitas-fasilitas
harus dibuat atau suatu program utama yang harus ditambahkan, dalam hal ini
ruang lingkup perencanaan sedikit diperluas). Dua, System pendidikan yang
fragmentaris sifatnya : bagian-bagian direncanakan sendiri-sendiri. Tiga,
Tidak terintegrasi, dalam arti lembaga pendidikan direncanakan sendiri tidak
ada hubungan yang nyata dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat serta
ekonomi pada umumnya. Empat, Bentuk perencanaan yang tidak dinamis,
suatu model pendidikan yang statis, cirri-cirinya tidak berubah dari tahun ke
tahun1.
2. Perencanaan Pendidikan pada awal dan Perang Dunia II
Dalam buku Jusuf Enoch yang berjudul Dasar-Dasar Perencanaan
Pendidikan (1995), dijelaskan bahwa kondisi perencanaan pendidikan pada
awal dan masa Perang Dunia II adalah dimulai pada tahun 1923 di Uni Soviet
1
Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan. ( Jakarta: Kencana. 2012). 56
4
atau Rusia sekarang, ditemukannya dokumen Rencana Lima Tahun Pertama
(The First Five for Young Soviet Union) yaitu konsep yang rasional, sebagai
suatu pendekatan ilmiah untuk menanggulangi masalah dengan menetapkan
tujuan perencanaan pendidikan.
2
Yulia Rizki Ramadhan. Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan. (Medan. Yayasan Kita Menulis.
2021). 43
5
pendidikan daerah di Sumatera Barat dan di Jawa Timur tshun 1974. Selesai
tahun 1979. Di kantor perwakian kemendikbd Sulawesi Selatan terdapat
Badan Pengembangan Pendidikan Daerah (BPPD) yang berfungsi
melaksanakan beberapa kegiatan perencanaan sepeti menyusun program dan
proyek pelita, dan hasil penyusunan hasil-hasil pelita. Pada tahun 1975,
terjadi penyempurnaan struktur organisasi Kemendikbud dan, pengalian tugas
perencanaan umum dan khusus dari BPP ke Setjen Kemendikbud Tugas
bagian perencanaan adalah mempersiapkan rencana, mengolah, menelaah,
dan mengkoordinasikan program pelaksaan sesuai dengan tugas kanwil
kemendikbud provinsi antar wilayah.
Bagian perencanaan terdiri dari tiga sub bagian yaitu: sub bagian
pengumpulan, dan pengolahan data, sub bagian perumusan informasi,
perencanaan dan program dan sub pengendalian. Dipusat, BPP diubah
namanya menjadi badan penelitian dan pengembangan pendidikan dan
kebudayaan (BP3K). BP3K berfungsi mengembangkan penelitian terpakai
untuk menemukan pola perencanaan pendidikan litas sektoral di daerah,
melakukan penelitian untuk menemukan pola penataran bagi petugas
perencanaan di daerah, dan membantu kanwil di provinsi dalam menemukan
cara-cara yang efektif dalam melakukan fungsi-fungsi perencanaan. Sejak
tahun 1982, “dilingkungan kemendikbud telah dilaksanakan sistem dan
mekanisme perencaan terpadu rutin dan pembangunan sebagai upaya mensatu
bahasakan pola pikir dalam perencanaan pendidikan dan kebudayaan. Semua
kegiatan pendataan, penyusunan rencana dan program yang didasarkan pada
kebijakan kanwil maupun kemendikbud3.
3
Manap Somantri, Perencanaan Pendidikan. (Bandung: PT Penerbit IPB Press. 2014). 59
6
menyiapkan alternatif-alternatif dan kondisi suatu keputusan untuk kegiatan
masa depan yang mengarah pada pencapaian tujuan melalui upaya optimal
dan mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial budaya dan kondisi suatu
negara.
2. Beeby, C.E: Perencanaan Pendidikan adalah suatu upaya memandang masa
depan dalam hal penentuan prioritas kebijakan, biaya pendidikan dengan
mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial, politik dalam rangka
mengembangkan potensi sistem pendidikan nasional untuk pemenuhan
kebutuhan anak bangsa.
3. Guruge dalam: Perencanaan Pendidikan adalah tahapan menyiapkan
kegiatan-kegiatan bidang pembangunan pendidikan pada masa datang.
4. Albert Waterson dalam Akpan: Perencanaan Pendidikan sebagai rencana
yang meliputi serangkaian aktivitas berdasarkan pertimbangan ekonomi,
biaya dan keuntungan sosial yang merupakan aset pembangunan
pendidikan.
5. Y. Dror; Perencanaan Pendidikan adalah proses menyiapkan seperangkat
keputusan tentang kegiatankegiatan pada masa mendatang untuk mencapai
tujuan-tujuan secara optimal bagi pembangunan ekonomi dan sosial suatu
negara secara holistik4.
7
Depdiknas mendefinisikan perencanaan pendidikan sebagai proses
penyiapan gambaran kegiatan pendidikan pada masa depan untuk mencapai
perubahan/tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Definisi tersebut
menyatakan bahwa perencanaan bertujuan untuk mengubah masa depan. Bukan
hanya kebetulan bahwa masa depan yang ideal adalah pendidikan berkualitas
yang disusun secara terstruktur dan terprogram melalui perencanaan dari awal
hingga masa depan. Tujuannya adalah untuk menentukan bagaimana
menerapkan kebijakan dan instrumen yang memprioritaskan tujuan pendidikan
di seluruh negeri”. Komariah dan Engkoswara menyatakan bahwa
“Perencanaan pendidikan melibatkan pemilihan tujuan, pemilihan sumber dan
penentuan metode. Kemudian mereka menyiapkan langkah-langkah untuk
mengimplementasikan metode yang dipilih sehingga bisa efektif dan efisien”.
Perencanaan pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses pembuatan
keputusan dan kebijakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Akibatnya,
perencanaan kegiatan pendidikan menjadi prioritas tinggi dalam setiap proses
organisasi. Rencana pendidikan didasarkan pada sistem sekolah, karakter dan
proses pengambilan keputusan. Hal ini karena banyak faktor yang
memengaruhi proses ini.
8
dilaksanakan. Karena perencanaan adalah fungsi manajemen yang menentukan
secara jelas pemilihan pola-pola pengarah untuk para pengambil keputusan
dalam satu kurun waktu tertentudan mengarah pada tujuan-tujuan yang telah
ditentukan.
7
Setia Mulyawan, Manajemen Keuangan. (Bandung: Pustaka Setia. 2015), 76
9
yang sudah ditetapkan. Ketiga, Perencanaan pendidikan memberikan
kesempatan alternatif tentang metode dan cara terbaik ataupun untuk memilih
kombinasi metode dan cara terbaik tersebut. Keempat, dengan perencanaan
pendidikan dapat dilakukan skala prioritas ataupun tahapan-tahapan dalam
rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dianggap paling penting. Kelima,
dengan adanya perencanaan pendidikan maka akan adanya suatu metode atau
cara mengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan dan pengendalian8.
BAB III
PENUTUP
8
Simamora, Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke2, Cetakan kedua, (Yogyakarta:
Bagian Penerbitan STIE YKPN. 1999).
9
Mulyasa, Manajemen Berbasisi Sekolah. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2002). 46
10
KESIMPULAN
Dari uraian diatas itu, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa
perencanaan pendidikan, juga merupakan sebagai upaya untuk menentukan
apa yang akan dikerjakan, bagaimana cara, mengerjakan, bilamana
dikerjakan, serta di mana dikerjakan untak mencapai tujuan tertentu. Hal itu,
menunjukkan bahwa suatu perencanaan minimal mengandung unsur unsur
tujuan, metode, waktu, dan tempat. Unsur-unsur perencanaan ini merupakan
unsur minimal dalarn perencanaan individual. Jadi, untuk kepentingan
kelompok, perencanaan dapat didefinisikan sebagai upaya menentukan apa
yang akan dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, bilamana dikerjakan, di
mana dikerjakan, serta siapa yang mengerjakan, untuk mencapai tujuan
tertentu dalam dunia pebdidikan.
SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
kekurangan, jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
penulisan dan makalah ini semogah dengan adanya masukan kami bisa
menyempurnakannya.
11
DAFTAR RUJUKAN
12