Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Perencanaan
Pendidikan
Dosen Pengampu: Nurul Afnita, M. Pd

Disusun Oleh:
Mela Sari
NIM:2222060049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
STITAL-MATHIRIYAH
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas Matakuliah Perencanaan Pendidikan yang diampu Oleh Nurul
Afnita, M. Pd Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah yang bersangkutan.

Sholawat dan salam selalu kita curahkan kepada nabi kita Muhammad
SAW, yang mana dengan usaha beliau sehingga Islam masih berada dizaman kita
sekarang, sehingga saya sendiri bisa merasa nikmatnya islam dan proses belajar
seperti mengerjakan tugas kuliah ini, akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
dalam memahami matakuliah Perencanaan Pendidikan.

Rupit, 3- November- 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................


KATA PENGANTAR ………………………………………………………...
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..
A. Latar Belakang ……………………………………………………………
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………
A. Sejarah Perencanaan Pendidikan………….. ……………………...………
B. Pengertian Perencanaan Pendidikan ……....…… ………………………...
C. Perencanaan Pendidikan dan Manajemen Pendidikan.....…………………
D. Urgensi Perencanaan Pendidikan………………………………………….

BAB III PENUTUP …………………………………………………………….


A. Kesimpulan ………………………………………………………………..
B. Saran ………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan, merupakan langkah awal pada setiap kegiatan yang
dilakukan oleh seorang, akan selalu memeiliki tujuan dan cara mengerjakan,
mengambil waktu tertentu, serta meng!ambil tempat tertentu. Maka dari
itu,perencanaan, juga merupakan sebagai upaya untuk menentukan apa yang
akan dikerjakan, bagaimana cara, mengerjakan, bilamana dikerjakan, serta di
mana dikerjakan untak mencapai tujuan tertentu. Hal itu, menunjukkan bahwa
suatu perencanaan minimal mengandung unsur unsur tujuan, metode, waktu,
dan tempat. Unsur-unsur perencanaan ini merupakan unsur minimal dalarn
perencanaan individual. Jadi, untuk kepentingan kelompok, perencanaan dapat
didefinisikan sebagai upaya menentukan apa yang akan dikerjakan, bagaimana
cara mengerjakan, bilamana dikerjakan, di mana dikerjakan, serta siapa yang
mengerjakan, untuk mencapai tujuan tertentu.

Perencanaan sangat menentukan keberhasilan dari suatu program. Dalam


bidang apapun perencanaan merupakan unsur penting dan strategis yang
memberikan arah dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan atau
sasaran yang dikehendaki. Perencanaan yang efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan harus mempunyai perhatian terhadap prinsip-prinsip
perencanaan dan mempunyai kemampuan untuk mempridiksikan, menganalisi
kondisi, dan melakukan perhitungan-perhitungan yang akurat.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah dan Pengertian Perencanaan Pendidikan ?
2. Manajemen dan Urgensi Perencanaan Pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Sejarah dan Pengertian Perencanaan Pendidikan


2. Mengetahui Manajemen dan Urgensi Perencanaan Pendidikan

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perencanaan Pendidikan
1. Asal-usul Perencanaan Pendidikan
Sejak zaman kuno para ahli filsafat dan pendidikan sudah memiliki
gagasan perencanaan pendidikan yang bersifat murni spekulatif. Xenephon
pernah mengemukakan dalam konstitusi Lacerdaemonian-nya yang
menunjukkan kepada orang-orang Athena, bagaimana orang-orang Sparta
pada 2500 tahun yang lalu merencanakan pendidikannya yang disesuaikan
dengan tujuan militer, sosial, dan ekonomi mereka. Plato dalam bukunya,
Republik, membuat suatu rencana pendidikan yang dapat memenuhi
kebutuhan pemimpin dan kebutuhan politik athena. Tujuan pendidikan
menurut Plato adalah untuk kebahagiaan individu dan kesejateraan
negara.Pada masa dinasti Han di daratan Cina dan pada masa peradaban Inca
di Peru telah dilakukan penyusunan suatu rencana pendidikan.
Apabila, dikaji lebih mendalam, perencanaan pendidikan pada awal
perkembangannya, terutama yang berlaku sebelum Perang Dunia II, ternyata
memiliki empat ciri nyata, yaitu: satu, Berpandangan jamgka pendek, hanya
berlaku sampai tahun anggaran berikutnya (kecuali apabila fasilitas-fasilitas
harus dibuat atau suatu program utama yang harus ditambahkan, dalam hal ini
ruang lingkup perencanaan sedikit diperluas). Dua, System pendidikan yang
fragmentaris sifatnya : bagian-bagian direncanakan sendiri-sendiri. Tiga,
Tidak terintegrasi, dalam arti lembaga pendidikan direncanakan sendiri tidak
ada hubungan yang nyata dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat serta
ekonomi pada umumnya. Empat, Bentuk perencanaan yang tidak dinamis,
suatu model pendidikan yang statis, cirri-cirinya tidak berubah dari tahun ke
tahun1.
2. Perencanaan Pendidikan pada awal dan Perang Dunia II
Dalam buku Jusuf Enoch yang berjudul Dasar-Dasar Perencanaan
Pendidikan (1995), dijelaskan bahwa kondisi perencanaan pendidikan pada
awal dan masa Perang Dunia II adalah dimulai pada tahun 1923 di Uni Soviet
1
Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan. ( Jakarta: Kencana. 2012). 56

4
atau Rusia sekarang, ditemukannya dokumen Rencana Lima Tahun Pertama
(The First Five for Young Soviet Union) yaitu konsep yang rasional, sebagai
suatu pendekatan ilmiah untuk menanggulangi masalah dengan menetapkan
tujuan perencanaan pendidikan.

3. Perencanaan pendidikan setelah perang dunia II


Pada banyak literatur dijelaskan bahwa sejak tahun 1950, Negara-negara
yang baru merdeka mulai menyadari akan pentingnya perencanaan
pendidikan sebagai alat untuk pengembangan pendidikan di masa yang akan
datang. Pada tahun 1951-1955, di India ada suatu repelita di mana
perencanaan pendidikan merupakan bagian dari kerangka pembangunan
social dan ekonomi. Ghana (Afrika) tahun 1951, memiliki suatu rencana
delapan tahun di mana perencanaan pendidikan merupakan bagian dari
kerangka pembangunan pendidikan mendapatkan tempat terpenting2.

4. Perkembangan perencanaan pendidikan di Indonesia


Perkembangan perencanaan pendidikan di Indonesia baru bisa dimulai
pada tahun 1967-1968 dimana seorang ahli perencanaan ekonomi
berkebangsaan Belanda yang bernama lengkap Prof. Dr. Tindbergen pernah
datang ke Indonesia untuk memberikan semangat kepada para pejabat
pendidikan agar mulai belajar teknik-teknik secara sistematis sekalipun belum
adanya unit di lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang
menangani perencanaan. ”pada akhir tahun 1968, di lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan tingkat pusat ada unit yang menangani
perencanaan yaitu Badan Pengembangan Pendidikan (BPP) sedangkan pada
tingkat provinsi dan kabupaten/kota belum ada”. 15 Pada tahun1969, “biro
keuangan Setjen Depdikbud diberi tugas dan kewenangan menyusun
perencanaan kemendikbud, sedangkan yang berwenang menyusun
pembangunan adalah sekretaris BPP.
Tahun 1973 di dirikan proyek perintis perencanaan integral

2
Yulia Rizki Ramadhan. Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan. (Medan. Yayasan Kita Menulis.
2021). 43

5
pendidikan daerah di Sumatera Barat dan di Jawa Timur tshun 1974. Selesai
tahun 1979. Di kantor perwakian kemendikbd Sulawesi Selatan terdapat
Badan Pengembangan Pendidikan Daerah (BPPD) yang berfungsi
melaksanakan beberapa kegiatan perencanaan sepeti menyusun program dan
proyek pelita, dan hasil penyusunan hasil-hasil pelita. Pada tahun 1975,
terjadi penyempurnaan struktur organisasi Kemendikbud dan, pengalian tugas
perencanaan umum dan khusus dari BPP ke Setjen Kemendikbud Tugas
bagian perencanaan adalah mempersiapkan rencana, mengolah, menelaah,
dan mengkoordinasikan program pelaksaan sesuai dengan tugas kanwil
kemendikbud provinsi antar wilayah.
Bagian perencanaan terdiri dari tiga sub bagian yaitu: sub bagian
pengumpulan, dan pengolahan data, sub bagian perumusan informasi,
perencanaan dan program dan sub pengendalian. Dipusat, BPP diubah
namanya menjadi badan penelitian dan pengembangan pendidikan dan
kebudayaan (BP3K). BP3K berfungsi mengembangkan penelitian terpakai
untuk menemukan pola perencanaan pendidikan litas sektoral di daerah,
melakukan penelitian untuk menemukan pola penataran bagi petugas
perencanaan di daerah, dan membantu kanwil di provinsi dalam menemukan
cara-cara yang efektif dalam melakukan fungsi-fungsi perencanaan. Sejak
tahun 1982, “dilingkungan kemendikbud telah dilaksanakan sistem dan
mekanisme perencaan terpadu rutin dan pembangunan sebagai upaya mensatu
bahasakan pola pikir dalam perencanaan pendidikan dan kebudayaan. Semua
kegiatan pendataan, penyusunan rencana dan program yang didasarkan pada
kebijakan kanwil maupun kemendikbud3.

B. Pengertian Perencanaan Pendidikan


Terdapat beberapa pengertian perencanaan pendidikan yang dikemukakan
para ahli dan pakar manajemen pendidikan antara lain sebagai berikut
(Kurniawan, 2022):
1. Yusuf Enoch: Perencanaan Pendidikan adalah serangkaian proses

3
Manap Somantri, Perencanaan Pendidikan. (Bandung: PT Penerbit IPB Press. 2014). 59

6
menyiapkan alternatif-alternatif dan kondisi suatu keputusan untuk kegiatan
masa depan yang mengarah pada pencapaian tujuan melalui upaya optimal
dan mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial budaya dan kondisi suatu
negara.
2. Beeby, C.E: Perencanaan Pendidikan adalah suatu upaya memandang masa
depan dalam hal penentuan prioritas kebijakan, biaya pendidikan dengan
mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial, politik dalam rangka
mengembangkan potensi sistem pendidikan nasional untuk pemenuhan
kebutuhan anak bangsa.
3. Guruge dalam: Perencanaan Pendidikan adalah tahapan menyiapkan
kegiatan-kegiatan bidang pembangunan pendidikan pada masa datang.
4. Albert Waterson dalam Akpan: Perencanaan Pendidikan sebagai rencana
yang meliputi serangkaian aktivitas berdasarkan pertimbangan ekonomi,
biaya dan keuntungan sosial yang merupakan aset pembangunan
pendidikan.
5. Y. Dror; Perencanaan Pendidikan adalah proses menyiapkan seperangkat
keputusan tentang kegiatankegiatan pada masa mendatang untuk mencapai
tujuan-tujuan secara optimal bagi pembangunan ekonomi dan sosial suatu
negara secara holistik4.

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan oleh para pakar di atas,


dapat disimpulkan bahwa perencanaan pendidikan merupakan proses membuat
program pendidikan meliputi segala kegiatan yang akan dilakukan,
menentukan tujuan dan kebijakan pendidikan, arah kegiatan pendidikan,
tahapan yang akan ditempuh guna tercapainya tujuan pendidikan. Penyusunan
rencana pendidikan dilakukan melalui kegiatan analisis, membuat rumusan,
memberikan pertimbangan dan pengambilan keputusan terkait kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan pada masa mendatang guna tercapainya tujuan
pendidikan5.
C. Perencanaan Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
4
Fattah Nanang,. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 33
5

7
Depdiknas mendefinisikan perencanaan pendidikan sebagai proses
penyiapan gambaran kegiatan pendidikan pada masa depan untuk mencapai
perubahan/tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Definisi tersebut
menyatakan bahwa perencanaan bertujuan untuk mengubah masa depan. Bukan
hanya kebetulan bahwa masa depan yang ideal adalah pendidikan berkualitas
yang disusun secara terstruktur dan terprogram melalui perencanaan dari awal
hingga masa depan. Tujuannya adalah untuk menentukan bagaimana
menerapkan kebijakan dan instrumen yang memprioritaskan tujuan pendidikan
di seluruh negeri”. Komariah dan Engkoswara menyatakan bahwa
“Perencanaan pendidikan melibatkan pemilihan tujuan, pemilihan sumber dan
penentuan metode. Kemudian mereka menyiapkan langkah-langkah untuk
mengimplementasikan metode yang dipilih sehingga bisa efektif dan efisien”.
Perencanaan pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses pembuatan
keputusan dan kebijakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Akibatnya,
perencanaan kegiatan pendidikan menjadi prioritas tinggi dalam setiap proses
organisasi. Rencana pendidikan didasarkan pada sistem sekolah, karakter dan
proses pengambilan keputusan. Hal ini karena banyak faktor yang
memengaruhi proses ini.

Faktor-faktor yang menentukan perencanaan pendidikan meliputi:: Satu,


Pendidikan Indonesia bertujuan untuk menciptakan kebijakan perencanaan
pendidikan melalui tujuannya. Dua, Perencanaan pendidikan yang efektif
memerlukan kebijakan teknis maupun operasional. Karena itu, setiap upaya
untuk merencanakan pendidikan memerlukan dedikasi untuk meneliti dan
mengembangkan metode baru. tiga, Perencanaan pendidikan memengaruhi
kesulitan atau kemudahan pelaksanaan rencana itu sendiri. Empat Perencanaan
pendidikan juga memengaruhi bentuk antisipasi terlebih dahulu terhadap
hambatan atas risiko yang akan dialami pada saat perencanaan pendidikan6.
Para pakar menajemen mengatakan bahwa apabila perencanaan telah
selesai dan dilakukan dengan benar maka sebagian pekerjaan besar telah selesai
6
Rusdiana, Manajemen Pembiayaan Pendidikan filososfi, konsep, dan aplikasi. (Bandung:
Penerbit Pusat penelitian UIN SGD Bandung. 2019). 88

8
dilaksanakan. Karena perencanaan adalah fungsi manajemen yang menentukan
secara jelas pemilihan pola-pola pengarah untuk para pengambil keputusan
dalam satu kurun waktu tertentudan mengarah pada tujuan-tujuan yang telah
ditentukan.

Salah satu unsur dalam mananjemen pendidikan adalah fokus terhadap


perencanaan, karena perencanaan merupakan awal dari segala aspek yang akan
dilakukan dalam manajemen pendidikan. Kedudukannya sangat urgen,
menyatakan bahwa langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai
berikut: a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai;
b. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan;
c. Masalah-masalah atau informasi-informasi yang diperlukan;
d. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan;
e. Merumuskan bagaimana masalah-masalah tersebut akan dipecahkan dan
bagaimana pekerjaan pekerjaan itu harus diselesaikan;
f. Menentukan siapa yang akan melakukan dan apa yang mempengaruhi
pelaksanaan tindakan tersebut;
g. Menentukan cara bagaimana mengadakan perubahan dalam penyusunan
rencana7.

D. Urgensi Perencanaan Pendidikan


Perencanaan pendidikan mempunyai kedudukan yang penting di dalam
institusi pendidikan, tanpa adanya perencanaan maka jalannya roda organisasi
tidak jelas arah dan tujuannya. Oleh sebab itu perencanaan di dalam suatu
institusi pendidikan sangatlah penting, dikarenakan antara lain; Pertama,
dengan adanya perencanaan pendidikan diharapkan adanya suatu pedoman bagi
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pencapaian target dan
pengarahan untuk semua kegiatan kegiatan tersebut. Kedua, dengan adanya
perencanaan pendidikan maka dapat diperkirakan hal-hal yang akan terjadi dan
mempersiapkan antisipasi agar program dapat berjalan sesuai dengan rencana

7
Setia Mulyawan, Manajemen Keuangan. (Bandung: Pustaka Setia. 2015), 76

9
yang sudah ditetapkan. Ketiga, Perencanaan pendidikan memberikan
kesempatan alternatif tentang metode dan cara terbaik ataupun untuk memilih
kombinasi metode dan cara terbaik tersebut. Keempat, dengan perencanaan
pendidikan dapat dilakukan skala prioritas ataupun tahapan-tahapan dalam
rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dianggap paling penting. Kelima,
dengan adanya perencanaan pendidikan maka akan adanya suatu metode atau
cara mengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan dan pengendalian8.

Perencanaan program pendidikan memungkinkan untuk mengantisipasi


peristiwa masa depan agar dapat secara efektif mengikuti rencana yang telah
ditentukan. Selain itu, perencanaan pendidikan mempertimbangkan berbagai
metode dan metode yang dapat digabungkan untuk mencapai tujuan program
dengan sebaikbaiknya. Selanjutnya, perencanaan pendidikan
mempertimbangkan tahapan yang berbeda berdasarkan kepentingan setiap
kegiatan. Semua ini memungkinkan perencanaan pendidikan dilaksanakan pada
skala prioritas atau dalam pendekatan bertahap. Perencanaan pendidikan
memerlukan suatu standar untuk mengukur kemajuannya atau metode
pengendaliannya9.

BAB III
PENUTUP
8
Simamora, Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke2, Cetakan kedua, (Yogyakarta:
Bagian Penerbitan STIE YKPN. 1999).
9
Mulyasa, Manajemen Berbasisi Sekolah. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2002). 46

10
KESIMPULAN
Dari uraian diatas itu, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa
perencanaan pendidikan, juga merupakan sebagai upaya untuk menentukan
apa yang akan dikerjakan, bagaimana cara, mengerjakan, bilamana
dikerjakan, serta di mana dikerjakan untak mencapai tujuan tertentu. Hal itu,
menunjukkan bahwa suatu perencanaan minimal mengandung unsur unsur
tujuan, metode, waktu, dan tempat. Unsur-unsur perencanaan ini merupakan
unsur minimal dalarn perencanaan individual. Jadi, untuk kepentingan
kelompok, perencanaan dapat didefinisikan sebagai upaya menentukan apa
yang akan dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, bilamana dikerjakan, di
mana dikerjakan, serta siapa yang mengerjakan, untuk mencapai tujuan
tertentu dalam dunia pebdidikan.

SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
kekurangan, jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
penulisan dan makalah ini semogah dengan adanya masukan kami bisa
menyempurnakannya.

11
DAFTAR RUJUKAN

Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan. ( Jakarta: Kencana. 2012). 56


Yulia Rizki Ramadhan. Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan. (Medan. Yayasan
Kita Menulis. 2021). 43
Manap Somantri, Perencanaan Pendidikan. (Bandung: PT Penerbit IPB Press. 2014).
59
Fattah Nanang,. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), 33
Rusdiana, Manajemen Pembiayaan Pendidikan filososfi, konsep, dan aplikasi.
(Bandung: Penerbit Pusat penelitian UIN SGD Bandung. 2019). 88
Setia Mulyawan, Manajemen Keuangan. (Bandung: Pustaka Setia. 2015), 76
Simamora, Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke2, Cetakan kedua,
(Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN. 1999).
Mulyasa, Manajemen Berbasisi Sekolah. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2002).
46

12

Anda mungkin juga menyukai