Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

“Korek Api Magnetik”

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPA

Dosen Pengampu:

H. Yayan Carlian, M.Pd.

Inne Marthyane Pratiwi, M.Pd.

Disusun oleh:

Nama : Saraswati Oktavia

NIM : 1202090084

Kelas : 3C

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2021
KOREK API MAGNETIK

1. Tujuan
Tujuan percobaan Korek Api Magnetik yang dilakukan ini yaitu untuk
mengetahui perubahan reaksi yang terjadi antara Korek api dengan Magnet.

2. Alat dan Bahan


➢ Korek Api
➢ Magnet

3. Teori Dasar
Magnet
Magnet adalah benda yang memiliki kemampuan menarik benda–benda
lain yang ada di sekitarnya. Magnet memiliki sifat kemagnetan yang mampu
menarik benda-benda lain yang ada di sekitarnya. Magnet merupakan suatu
objek yang di dalamnya terdapat medan magnet. Magnet sendiri berasal dari
bahasa Yunani yaitu magnítis líthos yang memiliki arti batu Magnesian. Di
wilayah tersebut memiliki kandungan batu magnet, dan Magnesia itu sendiri
merupakan sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu saat ini bernama Manisa.
Materi pada suatu magnet memiliki wujud yang di dalamnya terdapat magnet
tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sering kita jumpai saat ini
merupakan magnet buatan. Benda yang dapat ditarik lebih kuat oleh magnet
yaitu bahan logam. Contoh objek yang memiliki daya tarik yang tinggi yaitu
besi dan baja, sedangkan materi yang memiliki daya tarik yang rendah adalah
oksigen cair.

Sifat-Sifat Magnet

• Magnet hanya menarik benda tertentu yang ada di sekitarnya. Tidak semua
jenis benda bisa ditarik oleh magnet meski berada dalam jangkauannya.

• Gaya magnet dapat menembus benda.

• Magnet mempunyai dua kutub, yakni kutub utara dan kutub selatan.
• Apabila kutub magnet yang sejenis didekatkan satu sama lain, kedua kutub
akan saling tolak menolak. Sebaliknya, kutub yang berlainan akan saling
tarik-menarik.

• Medan magnet akan membentuk gaya magnet. Medan magnet akan semakin
rapat jika didekatkan dengan magnet.

• Sifat kemagnetan dapat melemah atau hilang karena hal tertentu, seperti
sering jatuh, terbakar, atau lainnya.

Jenis Bahan Magnet

Berdasarkan sifat kemagnetannya, jenis bahan magnet secara umum


terbagi menjadi dua, yaitu bahan magnetik (feromagnetik) dan bahan
nonmagnetik.

• Bahan Magnetik (Feromagnetik)

Feromagnetik adalah benda yang dapat ditarik dengan kuat oleh magnet.
Jika benda jenis feromagnetik berada dekat dengan magnet, magnet akan
menarik benda tersebut. Selain itu, benda yang termasuk bahan
feromagnetik dapat dijadikan suatu magnet. Contoh bahan feromagnetik
adalah baja, besi, nikel, dan kobalt.

• Bahan Nonmagnetik

Bahan nonmagnetik terbagi atas:

1. Paramagnetik adalah benda yang dapat ditarik dengan lemah oleh magnet
kuat. Contohnya alumunium, tembaga, platina, dan lain-lain.

2. Diamagnetik adalah benda yang menolak magnet. Benda ini tidak dapat
ditarik sama sekali oleh magnet meski berada sangat dekat dengan magnet
yang kuat. Contoh benda diamegnetik adalah emas, seng, merkuri, dan
lainnya.
Macam-macam Bentuk Magnet

• Magnet batang bentuknya menyerupai batang atau balok atau kubus.

• Magnet silinder, menyerupai tabung panjang.

• Magnet jarum menyerupai jarum kompas dengan kedua ujung atau kutub
magnet yang runcing.

• Magnet U (magnet ladam) berbentuk seperti tapal kuda atau serupa dengan
huruf U.

• Magnet cincin, magnet ini memiliki bentuk bulat menyerupai cincin.

• Magnet keping, magnet ini memiliki bentuk menyerupai kepingan logam.

Korek Api

Korek Api adalah sebuah alat untuk menyalakan api secara terkendali. Sebatang
korek api terdiri dari batang kayu yang salah satu ujungnya ditutupi dengan bahan
kimia yang akan menghasilkan nyala api ketika digesek terhadap satu permukaan
khusus. Tempat gesekan khusus tersebut umumnya menjadi satu paket korek api
dan terdapat pada bungkus yang terbuat dari kertas yang terdapat pada bagian sisi
bungkus.

Permukaan gesek korek api merupakan kertas yang dilapisi pasir, fosfor merah
dan serbuk kaca. Kemudian bagian ”penthol” berupa kayu yang dilapisi serbuk kaca
dan sulfur. Kedua zat kimia itu, sulfur dan fosfor merah jika digesekkan akan
menimbulkan nyala api. Serbuk kaca berguna untuk meningkatkan suhu dan
memicu api.(Jatmiko,Siswanto, J., Susantini, 2018)

4. Cara Kerja
• Siapkan Korek Api dengan magnet lalu coba tempelkan kepala korek api
tersebut dengan magnet yang sudah ada, lalu lihatlah bagaimana reaksi
yang terjadi.
• Yang selanjutnya nyalakan korek api, kemudian biarkan api membakar
sebagian batang korek api tersebut lalu padamkan api nya. Setelah itu,
dekatkan magnet pada korek api yang telah dibakar tersebut. Sehingga
korek api akan menempel pada magnet
• Kemudian magnet akan mengangkat korek api yang telah tertempel
tersebut.
5. Hasil Percobaan
• Pada percobaan yang pertama, saat magnet didekatkan dengan korek api
yang belum dinyalakan, maka tidak ada perubahan reaksi yang terjadi.
• Sedangkan pada percobaan yang kedua, setelah magnet didekatkan pada
korek api yang telah dibakar, maka akan terjadi perubahan reaksi yaitu
korek api yang telah dibakar tersebut akan menempel pada magnet dan
dapat terangkat.

6. Pembahasan
Korek api yg belum dibakar, meskipun kepala korek mengandung besi
3 Oksida, terhalang oleh kayu (batang korek) yang merupakan isolator. Jadi
ketika korek api dibakar atau dipotong kayunya, isolatornya menghilang, maka
ia bisa ditarik kuat oleh magnet".
Kepala korek api yang belum dibakar, mengandung Besi 3 Oksida, tidak
sekuat daya tariknya ketika sudah dibakar, karena proses pembakaran itu
mengubah Besi 3 Oksida menjadi Besi 2 Oksida.

7. Kesimpulan
Fenomena Ini bisa terjadi karena salah satu bahan penyusun kepala korek
api adalah fe2O3 atau besi 3 oksida yang lebih dikenal dengan nama Hematit.
pada reaksi pembakaran Terjadi reaksi reduksi fe2O3 menjadi besi 2 oksida
yang bisa ditarik oleh magnet sehingga bisa dilihat kepala korek api yang
sedang dibakar itu bisa tertarik oleh magnet sedangkan kepala korek api yang
belum dibakar yang mengandung besi 3 oksida itu tidak dapat ditarik oleh
magnet karena daya magnetiknya yang lebih lemah.
8. Daftar Pustaka
Siswanto, J., Susantini, E., dan Jatmiko, B. (2018). Fisika Dasar, Seri: Listrik
Arus Searah dan Kemagnetan. Semarang: UPGRIS Press.(Jatmiko,Siswanto, J.,
Susantini, 2018)

9. Lampiran
https://youtu.be/VHy1mz343G0

Anda mungkin juga menyukai