Anda di halaman 1dari 35

KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS

ELEKTRONIK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Inovasi pendidikan

Dosen Pengampu :

Dr. Dadan F. Ramdhan, M.Ag., MM.Pd

Dra. Hj. Titim Fatimah, M. Ag

Disusun Oleh:

Romi Atika Sari 1202090079

Saraswati Oktavia 1202090084

Tiara Nur Oktafiani 1202090099

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2023 M/1443 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “KONSEP DAN
IMPLEMENTASI PEMBLAJARAN BEBASIS ELEKTRONIK” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Inovasi Pendidikan. Selain
itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca
mengenai “KONSEP DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BEBASIS
ELEKTRONIK”. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.
Dadan F. Ramdhan, M.Ag., MM.Pd serta Ibu Dra. Hj. Titim Fatimah, M. Ag. pada mata
kuliah Inovasi Pendidikan. Atas bimbingan dan arahan sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritikdan saran yang membangun akan kami
terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 01 Juni
2023

2
3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................................

BAB I...............................................................................................................................................

PENDAHULUAN...........................................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................

C. Tujuan dan Manfaat..........................................................................................................

BAB II.............................................................................................................................................

PEMBAHASAN..............................................................................................................................

A. Pengertian E-Learning......................................................................................................

B. Konsep E-Learning...........................................................................................................

C. Jenis-Jenis E-learning.....................................................................................................

D. Ciri-ciri Pembelajaran E-Learning..................................................................................

E. Implementasi Pembelajaran berbasis Eletronik..................................................................

F. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran berbasis Eletronik............................................

G. Contoh E-Learning............................................................................................................

BAB III............................................................................................................................................

PENUTUP.......................................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi mendorong banyak perubahan pada diri peserta didik.
Kebiasaan menggunakan buku teks dan buku tulis perlahan semakin berkurang.
Kecanggihan teknologi melahirkan beragamnya metode pembelajaran yang lebih efektif
dan menarik bagi peserta didik, pembelajaran dengan berbagai penggunaan teknologi
biasa disebut e-learning. E-learning sering disebut sebagai pembelajaran online,
pembelajaran online merupakan pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi seperti komputer dan handphone. Sehingga dalam proses belajar mengajar
murid dengan guru tidak perlu pada tempat dan waktu yang sama, namun cukup
menggunakan internet sebagai media.
Secara tidak langsung Covid-19 ini memeberikan dampak yang besar pada
pendidikan, keadaan ini membuat para guru dan murid harus menggunakan e-learning
sebagai saran pembelajaran. Pada awal pembelajaran, mungkin guru dan murid harus
beradaptasi dalam penggunaan media digital yang baru dalam dunia pendidikan. Tetapi
jika dilihat dari sisi lain, e-learning menjadi penyelamat dalam pembelajaran tanpa
adanya batasan ruang.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah antara lain :
1. Apa pengertian E-Learning?
2. Bagaimana Konsep E-Learning ?
3. Apa sajakah Jenis-jenis E-Learning?
4. Apa sajakah Ciri-ciri E-Learning ?
5. Bagaimana Implementasi pembelajaran Berbasis Elektronik?
6. Apa Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran berbasis Elektronik?
7. Apa Contoh E-Learning?

C. Tujuan dan Manfaat


Dari rumusan masalah di atas, dapat diambil tujuan dari makalah ini antara lain :
1. Untuk Mengetahui pengertian E-Learning?
2. Untuk Mengetahui Konsep E-Learning ?

5
3. Untuk Mengetahui sajakah Jenis-jenis E-Learning?
4. Untuk Mengetahui sajakah Ciri-ciri E-Learning ?
5. Untuk Mengetahui Implementasi pembelajaran Berbasis Elektronik?
6. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran berbasis
Elektronik?
7. Untuk Mengetahui Contoh E-Learning?

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian E-Learning
Pembelajaran elektronik atau e-learning telah dimulai pada tahun 1970-an
(Waller and Wilson, 2001). Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan
pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: on-line learning,
internet-enabled learning,virtual learning, atau web-based learning.

Belum adanya standard yang baku baik dalam hal definisi maupun implementasi
e-learning menjadikan banyak orang mempunyai konsep yang bermacam-macam. E-
learning merupakan kependekan dari electronic learning (Sohn, 2005). Salah satu
definisi umum dari e-learning diberikan Gilbert & Jones (2001), yaitu : pengiriman
materi pembelajaran melaluisuatu media elektronik seperti internet, intranet/extranet,
satellite broadcast, audio/video tape,interactive TV, CD-ROM, dan computer-based
training (CBT). Definisi yang hampir samadiusulkan oleh The Australian National
Authority (2003) yakni meliputi aplikasi dan proses yang menggunakan berbagai media
elektronik seperti internet, audio/video tape, interactive TV and CD-ROM guna
mengirimkan materi pembelajaran secara lebih fleksibel. E-learning merupakan suatu
jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahanajar ke siswa
dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan computer lain (Darin
E. Hartley, 2001:1). Secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran
elektronik (e-learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan
jaringan(Internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi
serta didukungoleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya (Brown, 2000; Feasey,
2001).

E-learning menurut Allan J. Henderson (2003:2) dinyatakan sebagai (1) e-


learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer
(biasanya terkoneksi internet) (2) e-learning dapat digunakan untuk para pekerja dimana
mereka dapat belajar pada di tempatkerja mereka tanpa harus pergi ke kelas (3) e-
learning dapat dijadwalkan dengan kesepakatanantara instruktur dengan siswa (4) e-
Learning dapat merupakan can be an on-demand coursedimana pembelajar dapat belajar
mandiri sesuai waktu yang mereka inginkan.The ILRT of Bristol University (2005)

7
mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan teknologi elektronik untuk mengirim,
mendukung, dan meningkatkan pengajaran, pembelajaran dan penilaian. Udan and
Weggen (2000) menyebutkan bahwa e-learning adalah bagian dari pembelajaran jarak
jauh sedangkan pembelajaran on-line adalah bagian dari e-learning.

Di samping itu, istilah elearning meliputi berbagai aplikasi dan proses


seperticomputer-based learning web-based learning, virtual classroom, dll; sementara
itu pembelajaran on-line adalah bagian dari pembelajaran berbasis teknologi yang
memanfaatkan sumber daya internet, intranet, extranet. Lebih khusus lagi Rosenberg
(2001) mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi intranet untuk
mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat mengakses dari mana
saja.Kaitan antara berbagai istilah yang berkaitan dengan e-learning dan pembelajaran
jarak jauh dapat diilustrasikan dalam gambar di bawah (Surjono, 2006).

B. Konsep E-Learning
Konsep keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat
teknologiinformasi, juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang
memadai.Perlu juga diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara
implementasi, caramengadopsi teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal kegitan
(Natakusumah, 2002).

Secara konsep, dosen e-learning harus mempunyai kemampuan pemahaman


padamateri yang disampaikannya, memahami strategi e-learning yang efektif,
bertanggung jawab pada materi pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan modul
pelajaran, penyeleksian bahan penunjang, penyampaian materi pelajaran yang efektif,
penentuan interaksi mahasiswa, penyeleksian dan pengevaluasian tugas secara
elektronik. Studio pengajar perlu dikelola lebih baik dari pada ruangan kelas biasa.
Dosen harus dapat menggunakan peralatan, antara lainmenggunakan audio, video
materials, dan jaringan komputer selama pembelajaran berlangsung.

Menurut Koswara (2006) kemampuan baru yang diperlukan dosen untuk e-


learning, antara lain perlu: (a) mengerti tentang e-learning, (b) mengidentifikasi
karakteristikmahasiswa, (c) mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang
interaktif sesuai dengan perkembangan teknologi baru, (d) mengadaptasi strategi
mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik, (e) mengorganisir materi

8
dalam format yang mudah untukdipelajari, (f) melakukan training dan praktek secara
elektronik, (g) terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan,
(h) mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para
mahasiswanya.Untuk menghindari kegagalan e-learning, program-program yang
perludikembangkan berkaitan dengan kebutuhan pengguna khususnya mahasiswa antara
lain:

 Berkaitan dengan informasi tentang unit-unit terkait dengan proses pembelajaran


:tujuan dan sasaran, silabus, metode pengajaran, jadwal kuliah, tugas, jadwal
doses,daftar referansi atau bahan bacaan dan kontak pengajar.
 Kemudahan akses ke sumber referensi : diktat dan catatan kuliah, bahan
presentasi,contoh ujian yang lalu, FAQ (frequently ask question), sumber-
sumber referensiuntuk pengerjaan tugas, situs-situs bermanfaat dan artikel-
artikel dalam jurnal online.
 Komunikasi dalam kelas : forum diskusi online, mailing list diskusi, papan
pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah, informasi
tugasdan batas waktu pengumpulannya).Program e-learning yang efektif dimulai
dengan perencanaan dan terfokus padakebutuhan bahan pelajaran dan kebutuhan
mahasiswa. Teknologi yang tepat hanya dapatdiseleksi ketika elemen-elemen ini
dimengerti secara detil. Kenyataannya, kesuksesan program e-learning
berhubungan dengan usaha yang konsisten dan terintegrasi darimahasiswa,
fakultas, falilitator, staf penunjang, dan administrator.
 Mahasiswa. Sehubungan dengan konteks pendidikan, peran utama dari
mahasiswaadalah untuk belajar dengan sukses, merupakan tugas yang penting,
sehingga perludidukung oleh keadaan yang baik, membutuhkan motivasi,
perencanaan dankemampuan untuk menganalisa dengan menggunakan instruksi
atau modul yangterbaik. Ketika instruksi disampaikan pada suatu jarak tertentu,
menghasilkantantangan tambahan karena mahasiswa sering terpisah dari
kebersamaan latar belakang dan interes lainnya, mempunyai hanya sedikit
kesempatan untuk berinteraksi dengan dosen diluar kelas, dan harus bergantung
pada hubungan teknisuntuk menjembatani gap pemisah mahasiswa di dalam
kelas.

9
 Lembaga/Universitas. Kesuksesan semua usaha e-learning bergantung juga
padatanggung jawab lembaga/universitas. Fakultas bertanggung
jawab pada pemahaman materi dan pengembangan pemahaman tersebut sesuai
dengan kebutuhan paramahasiswa.
 Fasilitator. Fakultas merasa lebih efisien bila berhubungan dengan fasilitator
setempatyang bertindak sebagai jembatan antara mahasiswa dan fakultas.
Supaya lebih efektif,seorang fasilitator harus mengerti kebutuhan para
mahasiswa yang dilayani danharapan yang diinginkan fakultas. Lebih penting
lagi, fasilitator harus mengikutiarahan yang sudah ditentukan oleh fakultas.
Mereka perlu menyiapkan peralatan,mengumpulkan tugas para mahasiswa,
melakukan tes, dan bertindak sebagaiinstruktur setempat.
 Staf Penunjang. Kebayakan kesuksesan program e-learning berhubungan juga
dengan penunjangan fungsi-fungsi pelayanan seperti registrasi mahasiswa,
perbanyakan dan penyampaian materi kuliah, pemesanan buku teks, penjagaan
copyright, penjadwalan, pemrosesan laporan, pengelolaan sumber daya teknis,
dll. Staf penunjang merupakankebutuhan utama untuk menciptakan keadaan,
sehingga e-learning tetap pada jaluryang benar
 Administrator. Meskipun administrator biasanya ikut dalam perencanaan suatu
program e-learning, mereka sering kehilangan kontak dengan manajer teknis
ketika program sedang beroperasi. Administrator e-learning yang efektif bukan
hanyasekedar memberikan ide, tetapi perlu juga bekrjasama dan membuat
konsensusdengan para pembangun, pengambil keputusan, dan pengawas.
Mereka harus bekerjasama dengan personel teknis dan staf penunjang,
meyakinkan bahwa sumberdayateknologi perlu dikembangkan secara efektif
untuk keperluan misi akademis kedepan.Lebih penting lagi bahwa didalam
mengelola suatu akademik perlu merealisasikan bahwa kebutuhan dan
kesuksesan para mahasiswa e-learning merupakan tanggung jawab utama.

Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat


diterapkan denganmenggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut :

 Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak


dipelajari;contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator),

10
dimana seorang calon penerbang dapat dilatih untuk melakukan
penerbangan suatu pesawat tertentu sepertiia berlatih dengan pesawat yang
sesungguhnya.
 Incidental learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak
semua halmenarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini
seorang mahasiswa dapat mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih
menarik, dan diharapkan informasiyang sebenarnya dapat diserap secara
tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi dengan cara melakukan
“perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata.
 Learning by reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan
ide/gagasantentang subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong
untuk mengembangkansuatu ide/gagasan dengan cara memberikan
informasi awal dan aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses masukan
ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian diberikan informasi lanjutan
berdasarkan masukan dari mahasiswa.
 Case-based learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang
telah terjadimengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung
kepada nara sumberahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang
materi yang hendak dipelajari.Mahasiswa dapat mempelajari suatu materi
dengan cara menyerap informasi dari narasumber ahli tentang kasus-kasus
yang telah terjadi atas materi tersebut.
 Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan
eksplorasiterhadap subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong
untuk memahami suatumateri dengan cara melakukan eksplorasi mandiri
atas materi tersebut. Aplikasi harusmenyediakan informasi yang cukup
untuk mengakomodasi eksplorasi darimahasiswa. Mempelajari sesuatu
dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendakdicapai (goal-directed
learning). Mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorangyang harus
mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yangdiperlukan
dalam melakukan hal tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun
strategimandiri untuk mencapai tujuan tersebut.

11
C. Jenis-Jenis E-learning
1. Synchronous E-Learning: pembelajaran online secara real-time. Misalnya
webinar, kelas virtual, video conference, dll;
2. Asynchronous E-Learning: pembelajaran online yang bebas dilakukan kapan
saja karena tidak mengharuskan mentor dan murid online bersama. Contohnya
video pembelajaran, Learning Management System (LMS), dll.

D. Ciri-ciri Pembelajaran E-Learning


Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem pembelajaran
pun mengalami perkembangan. ketika kita menduduki bangku sekolah dasar, kita masih
sering diberikan tugas untuk menghafal perkalian. Namun berbeda dengan saat ini,
siswa sekolah dasar mengingat jumlah perkalian bukan lagi dengan menghafal tetapi
mencari asal muasal jumlah tersebut. Dengan kata lain cara yang dilakukan dalam
proses belajar sudah berbeda. Terlebih dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat,
mulai berkembanglah sistem pembelajaran online atau e-learning. Pembelajaran online
sudah jelas berbeda dengan pembelajaran biasa.

Pembelajaran online atau e-learning lebih mengedepankan kepada kemampuan


siswa dalam menerima dan mengolah informasi. Online learning sangat berbeda dengan
pembelajaran konvensional. Secara garis besar, perbedaannya terdapat pada cara
mengajar. Pada pembelajaran konvensional terjadi tatap muka antara guru dan siswa,
sedangkan pada pembelajaran online tidak ada tatap muka secara langsung antara guru
dan siswanya. Untuk memahai perbedaan tersebut lebih jelasnya, maka dapat dilihat
pada paparan ciri-ciri pembelajaran online di bawah ini:

1. Pembelajaran individu

Siswa dalam proses pembelajaran online akan belajar secara sendiri dan
mandiri. Ada beberapa faktor internal maupun eksternal yang akan memengaruhi
keberhasilan dari pembelajaran online yang dilakukan oleh siswa. Faktor internal
yang dapat mempengaruhi yaitu kecerdasan, rasa ingin tahu yang tinggi, motivasi,
kepribadian, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi pembelajaran online yaitu teknologi yang dipakai, lingkungan
sekitar, kecepatan akses internet dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran online
setiap siswa perlu untuk menciptakan kehadiran guru, yang dapat digunakan sebagai

12
kontrol untuk dirinya. Ketika siswa telah menciptakan kehadiran guru, siswa akan
mampu mengotrol kecepatan belajarnya sendiri. Ketika peran guru tidak ada, maka
dapat memungkinkan adanya kemalasan siswa yang dapat mengakibatkan tidak
berjalannya pembelajaran online sesuai jadwal.

2. Terstruktur dan Sistematis

Sebelum diadakannya kegiatan belajar mengajar secara online, terlebih


dahulu guru menyiapkan silabus, materi pelajaran, media dan sumber belajar.
Semua kegiatan tersebut dilakukan secara terstruktur. Selain terstruktur secara
teknis, materi perlajaran pun diatur sedemikian rupa agar dapat terstruktur sesuai
tingkatan kemampuan. Materi yang lebih mudah akan diberikan di awal pertemuan,
dan materi yang sulit akan diberikan di akhir pertemuan. Selain itu materi-materi
yang dirasa sulit akan diberikan penjelasan dan contoh.

3. Mengutamakan keaktifan siswa

Dalam pembelajaran online atau e learning, cara mengaktifkan siswa dapat


menggunakan teknologi. Teknologi dipilih, karena dapat memfasilitasi dan
menyediakan berbagai hal yang dapat mengaktifkan siswa. Dengan menggunakan
teknologi, guru dapat merancang beberapa akifitas yang dapat membuat siswa aktif,
baik dalam aktif berpikir, aktif bersosialisasi maupun aktif dalam hal lainnya.

4. Pembelajaran online tidak merubah kebiasaan-kebiasaan


Yang terjadi pada pembelajaran konvensional seperti adanya pertemanan,
ataupun interaksi dengan guru. Salah satu karakteristik dari pembelajaran online
yatu adanya konektivitas. Aktivitas pembelajaran online menghubungkan antara
siswa dan guru, siswa yang satu dan lainnya, menghubungkan antara tim pengajar
ataupun siswa dengan staf pendidik lainnya. Pembelajaran konektif didasarkan pada
pembelajaran sosial dan teori pembelajaran konstruktivis, seperti yang dijelaskan
oleh George Siemens.
Menurutnya bahwa belajar tidak harus dipandang sebagai suatu peristiwa,
tetapi merupakan sebuah proses yang melibatkan antara memori, kognisi, emosi,
keyakinan, dan persepsi. Selain itu belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti mengirim e-mail, melihat blog, melakukan percakapan online dan lain-lain.

13
Melalui pembelajan online siswa akan terkoneksi dengan dunia maya. Siswa akan
lebih banyak menemukan banyak sumber belajar yang tidak terbatas. Dalam
pembelajaran online tidak adanya batasan ruang dan waktu sehingga siswa dapat
belajar secara terkoneks.

Ciri-ciri siswa dalam pembelajaran online atau e learning. Menurut Dabbagh, N. (2007)
ada beberapa ciri-ciri siswa dalam pembelajaran online yaitu, sebagai berikut:

1. Spirit Belajar

Siswa dalam pembelajaran harus memiliki semangat yang kuat untuk


pembelajaran secara mandiri. Dalam pembelajaran online ketuntasan belajar dan
pemahaman materi ditentukan oleh siswa itu sendiri. Siswa dituntut untuk
mandiri dan menemukan sendiri pengetahuannya. Keberhasilan dari setiap siswa
akan berbada-beda, tergantung pada bagaimana kemandirian belajar siswa.

2. Literacy terhadap Teknologi

Selain dari kemandirian belajar, keberhasilan dari pembelajaran online


ditentukan dari sejauh mana siswa memahami teknologi yang dipakai untuk
pembelajaran online. Sebelum melakukan pembelajaran online, siswa harus
terlebih dahulu menguasai atau memahami mengenai teknologi yang akan
dipakai sebagai alat untuk pembelajaran online. Salah satu alat yang sering
dipakai untuk pembelajaran online yaitu komputer. Pasti Anda telah mahir
dalam mengoperasikan komputer maupun gadget yang lainnya. Semakin
berkembangnya IPTEK komputer yang digunakan pun semakin canggih dengan
vitur-vitur yang dapat mendukung pembelaraja online.

3. Kemampuan Berkomunikasi Intrapersonal

Siswa yang ingin berhasil dalam pembelajaran online harus memiliki


kemampua interpersonal dan kemamuan komunikasi yang baik. Kemampuan
interpersonal diperlukan untuk tetap menjalin interaksi atau hubungan dengan
siswa yang lainnya. Walaupun pembelajaran online dilakukan secara mandiri,
tetapi tetap saja manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan orang lain.
Oleh karena itu kemampuan interpersonal dan kemampuan komunikasi harus
tetap dilatih untuk digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.

14
4. Berkolaborasi

Memahami dan menggunakan pembelajaran interaksi dan kolaborasi.


Pembelajaran dilakukan secara mandiri oleh siswa, maka siswa harus pandai
berinteraksi dengan siswa lainnya ataupun dengan guru di dalam forum yang
telah disediakan. Interaksi tersebut sangat diperlukan, terutama ketika siswa
mengalami kesulitan mengenai satu materi pelajaran.

Selain itu siswa dengan pembelajaran online perlu tetap menjalani


interaksi untuk melatih jiwa sosial yang ada. Jangan sampai, dengan
pembelajaran online siswa akan terbentuk menjadi manusia yang lebih
individualisme dan anti sosial. Selain itu, siswa dengan pembelajaran online
akan memahami pembelajaran secara berkolaborasi. Siswa akan dilatih untuk
dapat berkolaborasi baik dengan lingkungannya maupun dengan berbagai sistem
yang mendukung pembelajaran online.

5. Keterampilan untuk Belajar Mandiri

Salah satu dari karakteristik pebelajar online adalah memiliki


kemampuan belajar secara mandiri. Belajar secara mandiri sangat diperlukan
dalam pembelajaran online. Karena dalam proses belajar, siswa akan mencari,
menemukan dan menyimpulkan dari apa yang dipelajarinya secara mandiri.
Merujuk pada Kirkman (2007: 180) pembelajaran mandiri merupakan proses
dimana siswa dilibatkan secara langsung dalam mengidentifikasi apa yang perlu
untuk dipelajari menjadi pemegang kendali dalam proses pembelajaran. Pada
belajar mandiri, faktor motivasi menjadi sangat penting dalam menentukan
keberhasilan proses pembelajaran.

Ciri-ciri guru dalam pembelajaran online atau e learning Menurut Hardianto,


terdapat 8 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pembelajaran online, yaitu sebagai
berikut:

1. Menguasai dan Update Terhadap Perkembangan Internet

Dalam hal ini guru harus dapat memanfaatkan setiap teknologi yang dapat
mendukung proses belajar siswa. Selai itu guru harus paham dan menguasai setiap
teknologi dan internet. Jangan sampai siswa lebih mengerti mengenai teknologi dan

15
internet dar pada gurunya. Maka jika hal tersebut terjadi, tentunya akan menyulitkan
guru ketika ada siswa yang bertanya. Penguasaan teknologi dan internet pada
pembelajaran online dapat dikatakan hal penting untuk seorang guru dikarenakan guru
dituntut untuk menguasai dan mengoperasikan software dan hardware yang merupakan
basic dalam pembelajaran online

2. Lebih Menguasai Ilmu Pengetahuan Pokok dan Pendamping

Seorang guru tentunya harus menguasai materi yang akan disampaikan, maupun
materi yang ditulisnya dalam pembelajaran online. Penguasaan materi ini sangat penting
untuk menyamakan setiap persepsi yang dimiliki siswa. Selain itu penguasaan materi
diperlukan ketika adanya permasalahan dalam proses belajar, agar dapat diselesaikan
dengan logika dan pengetauan yang dimiliki guru. Selain pengetahuan pokok,
diperlukan juga pengetahuan lainnya atau pengetahuan pendamping. Pengetahuan
pendamping ini untuk diperlukan untuk mengatasi pertanyaan-pertanyaan diluar konteks
materi pelajaran.

3. Kreatif dan Inovatif Dalam Menyajikan Materi

Guru diharapkan memiliki sifat kreatif dan inovatif. Hal ini diperlukan dalam
membuat materi pelajaran agar materi yang dibuat dapat menarik perhatian siswa dan
bermakna untuk siswa. Selain itu guru perlu memunculkan inovasi-inovasi baru untuk
meminimalisir kebosanan yang sering dialami oleh siswa. Dengan pembelajaran yang
kreatif dan inovaif akan lebih menarik perhatian siswa, ketika ketertarikan siswa tinggi
maka rasa ingin tahu siswa pun tinggi.

4. Mampu Memotivasi Siswa

Pembelajaran online merupakan pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh


siswa. Tetapi sebagai seorang guru perlu terus memotivasi siswa untuk terus belajar.
Salah satu hal yang dpaat dilakukan oleh guru untuk memotivasi siswa yaitu dapat
dengan memberikan poin atau nilai tambahan kepada siswa yang lebih aktif dalam
pengerjaan tugas ataupun kepada siswa yang aktif dalam forum diskusi.

5. Kemampuan dalam Desain Pembelajaran Online

16
Desain pembelajaran merupakan salah satu tahapan yang dinilai penting dalam
proses pembelajaran. Guru harus dapat memilah dan memilih desain pembelajaran yang
cocok untuk semua siswa. Desain pembelajaran yang dipilih harus dapat mengaktifkan
siswa dan memunculkan rasa ingin tahu yang tinggi. Dengan begitu siswa akan
termotivasi untuk belajar dan melakukan prose pembelajaran online dengan senang hati

6. Kemampuan Mengelola Sistem Pembelajaran Online

Dalam pembelajaran online, guru mampu mengelola sistem yang dipakai dalam
pembelajaran online. Hal ini untuk mengatasi permsalah-permasalahan yang
diakibatkan oleh kerusakan sistem. Jangan sampai siswa terlambat belajar dikarenakan
adanya system error.

7. Ketepatan dalam Pemilihan Bahan Ajar Online Learning

Pemilihan bahan ajar dan sistem penilaian pun menjadi hal penting dalam
pembelajaran online. Setiap bahan ajar dan penilain yang ada harus sesuai dengan
segala macam karakteristik siswa.

8. Kemampuan dalam Mengontrol Proses Pembelajaran

Guru perlu mengontrol jalannya proses pembelajaran. Guru harus bisa


memposisikan dirinya sebaik mungkin. Pada saat apa guru harus membantu siswa, dan
pada bagaimana guru harus memotivsi siswa. Dalam pembelajaran online guru harus
bisa mengendalikan siswa untuk tetap menjalankan aktifitas seperti siswa biasanya.

Guru harus melatih siswa untuk tetap terus berinteraksi dengan siswa lainnya.
Hal ini dilakukan agar sifat individualisme siswa tidak terlalu menonjol, karena manusia
sebagai makhluk sosial. Maka guru harus tetap melatih sifat-sifat naluriah siswa seperti
bersosialisasi, berempati, kepedulian, bekerja sama, dan lain sebagainya.

Langkah-langkah untuk menyelenggarakan E-Learning sebagai berikut:

 Strategi pengembangan E-Learning

Strategi pengembangan merupakan langkah mendasar yang harus dilakukan


sebelum menjalankan E-Learning. Dalam langkah ini dilakukan:

 Analisa

17
Sebelum memutuskan apakah suatu institusi akan menyelenggarakan E-
Learning atau tidak, harus diputuskan berdasarkan analisa yang matang. Analisa
yang dilakukan didasarkan pada kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai
lembaga tanpa mengesampingkan aspek kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
suatu institusi, baik dari sisi SDM, biaya, infrastruktur dan kultur yang ada. Dari
analisa inilah kemudian akan muncul item-item peluang yang bisa dilakukan dan
kelemahan-kelemahan suatu institusi.

 Grand design

Hasil analisa menjadi pijakan dalam langkah ini, jika dari hasil analisa
diputuskan untuk diselenggarakan E-Learning oleh suatu institusi, maka hasil
analisa tersebut bisa ditindaklanjuti menjadi suatu bentuk yang lebih konkret,
yaitu berupa grand design sistem yang akan dijalankan. Grand design
merupakan gambaran umum sistem E-Learning yang akan dijalankan, yang
berisi skenario, sasaran E-Learning, desain sistem, SDM, mekanisme
pengelolaan termasuk pembiayaanya. Dalam langkah ini juga dibuat sebuah
strategi untuk implementasi E-Learning dan strategi pengelolaannnya supaya E-
Learning yang akan dilakukan bisa mencapai tujuan.

 Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM merupakan faktor yang sangat vital dalam implementasi E-


Learning, oleh karena itu perlu disiapkan dengan sebaik-baiknya sebelum E-
Learning dijalankan. SDM bisa meliputi pengampu kebijakan/manajemen
lembaga beserta staf-stafnya dan SDM pendukung lainnya (keamanan,
kebersihan, dll). Penyiapan SDM bisa dilakukan dari beberapa aspek,
diantaranya adalah paradigma dan skill.

 Paradigma

Paradigma merupakan cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Terkait


ELearning, SDM suatu institusi harus mempunyai paradigma bahwa E-Learning
menjadi kebutuhan institusi untuk mencapai visi dan misi institusi, sehingga
ELearning harus dilakukan. Paradigma ini tentunya membawa konsekuensi dan
menuntut adanya perubahan, diantaranya adalah perubahan budaya kerja di

18
sebuah institusi. Pengampu kebijakan tentunya akan membuat kebijakan yang
sesuai dengan kebutuhan untuk menjalankan E-Learning.

Begitu juga para staf, akan menyesuaikan pola kerjanya menjadi pola kerja
yang mendukung keterlaksanaan E-Learning. Inilah yang harus dipahami
bersama, dan masingmasing SDM harus mempunya persepsi yang sama.

 Skill

Seperti disebutkan di atas, bahwa untuk menjalankan E-Learning


tidak semudah membalikkan tangan, sehingga skill para pengampu dan
pengelola E-Learning perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Keahlian
atau skill yang harus disiapkan meliputi:

 skill mengelola konten,


 skill mengelola pembelajaran
 skill l mengelola pelaksanaan E-Learning
 skill mengelola infrastruktur E-Learning

3. Pemilihan dan Impelementasi teknologi E-Learning

a. Pemilihan teknologi

Pada langkah ini dimulai proses imlpementasi, yang dimulai dari


pemilihan teknologi yang akan digunakan, yang meliputi:

 teknologi untuk sistem E-Learning,


 teknologi untuk pembuatan konten
 teknologi pendukung lainnya seperti teknologi untuk diskusi, presentasi,
dll.

Apa saja yang menjadi pertimbangan saat pemilihan teknologi? Supaya


pemilihan teknologi yang digunakan tidak melenceng, maka ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, diantaranya:

19
 Rumusan kebutuhan terhadap teknologi, baik terkait konten maupun sistem
E-Learning
 Kemampuan SDM yang akan menggunakan teknologi
 Kemampuan atau tinjauan finasial
 Pengembangan yang akan dilakukan di masa akan datang

b. Implementasi

Pada langkah ini menerapkan apa saja yang direncanakan pada semua langkah
sebelumnya menjadi sebuah sistem E-Learning, yaitu mewujudkan sebuah sistem E-
Learning beserta konten yang digunakan untuk pembelajaran. Pada langkah ini juga
dilakukan sosialisasi penggunaan sistem kepada calon pengguna, baik dari sisi akademis
maupun infrastrukturnya.

4. Pengelolaan

Setelah sistem berjalan langkah selanjutnya adalah adalah


pengelolaan.Pengelolaan meliputi pengelolaan sistem E-Learning beserta
perangkat/infrastruktur yang terkait. Pengelolaan ini untuk menjamin sistem bisa
berjalan dan digunakan dengan baik. Pengelolaan juga meliputi pembuatan backup
sistem untuk mengantisipasi adanya kerusakan atau gangguan terhadap sistem.

5. Peluncuran sistem

Pada tahap ini sistem sudah siap digunakan, dan saat sistem berjalan pengelolaan
tetap dilakukan. Selain itu untuk mempermudah para pemula menggunakan sistem,
disediakan pula bantuan atau semacam call center untuk memberi bantuan jika ada
pengguna yang mengalami kesulitan.

E. Implementasi Pembelajaran berbasis Eletronik


Implementasi e-learning yang dapat diterapkan pada sekolah pendidikan tingkat
dasar ialah dengan menggunakan metode pembelajaran interaktif. Digitalisasi dilakukan
untuk memudahkan dan membuat anak didik nyaman dengan pelajaran yang diberikan,
serta menjadikan anak didik paham dengan apa yang ia temukan nantinya. Bentuk-
bentuk eksplorasi dan imajinasi menjadi titik mutlak dalam mengembangkan pola

20
pendidikan tingkat dasar berbasis e-learning. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai
macam model dan cara, dianataranya ialah:

1. Membekali para pengajar dengan kecakapan dan pengetahuan serta kompetisi


pelajaran yang diajarkan. Hal ini penting karena sebelum seorang guru menggunakan
metode e-learning maka wajib atas dirinya untuk mengenali dan mendeteksi sejauh
mana pola pembelajaran efektif melalui e-learning akan dicapai dengan maksimal. Agar
siswa dan guru merasa nyaman dan e-learning memiliki andil dan peranan penting.

2. Menyiapkan sarana pendukung baik teknis maupun non-teknis. Sarana pendukung


teknis ialah tersedianya instalasi yang cukup dan mudah untuk diakses, sedangkan
sarana non-teknis ialah fasilitas-fasilitas pendukung baik itu sumber belajar hingga
tempat yang memadai demi terciptanya pendidikan e-learning berkelanjutan.
Ketersediaan alat bantu pengajaran, e-learning bukanlah sesuatu yang sulit apabila
ketersediaan media belajar memadai. Akan tetapi permasalahan yang kini ada ialah
implementasi e-learning kekurangan alat bantu, terlebih hal tersebut arus dibeli dengan
harga yang tidak murah.

F. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran berbasis Eletronik


Kelebihan

1. Media Pembelajaran Variatif

Dengan menggunakan e-learning kita dapat menggunakan berbagai


format Media seperti video kuis game simulasi interaktif dan lain sebagainya
disesuaikan dengan kemampuan serta kebutuhan. Selain itu dengan banyaknya
pilihan tersebut maka membuat pembelajaran tidak jenuh materi mudah
dipahami serta lebih interaktif.

2. Otomatisasi Proses Administrasi

Artinya seluruh proses yang tadinya manual dapat dikerjakan oleh sistem
mulai dari membagikan modul, mengumpulkan tugas, bahkan menilai sekalipun.

21
3. Bisa Diakses Dimanapun dan Kapanpun

Artinya penggunaan e-learning ini dapat diakses di mana saja dan


kapanpun asal terdapat sistem jaringan internet

4. Lebih Fleksibel

Misalnya ketika kita tidak dapat melakukan kehadiran secara langsung


saat itu juga, maka dapat diganti dengan berupa rekaman dalam bentuk video.

5. Hemat Biaya Operasional

Artinya pengeluaran untuk kelas dalam bentuk fisik perawatan


infrastruktur, transportasi, dan lain sebagainya yang digunakan ketika kelas
offline itu dapat diminimalisir.

Kekurangan

1. Isyarat visual yang kurang dapat menjadi penghambat terhadap akses


pembelajaran
2. Komunikasi lebih banyak terjadi dalam bentuk komunikasi tulis
3. Audience cenderung tidak dapat berkontribusi dalam pembelajaran
dikarenakan pemalu ataupun tidak berani mengutarakan pendapatnya
(kurang kritis)
4. Pembelajaran cenderung lebih banyak dikendalikan oleh guru
5. Sumber daya manusia

Dalam hal ini meliputi penyelenggara, pengajar dan pembelajar.


Masih banyak pengajar, terutama pengajar yang lama belum bisa
menggunakan E-learning dalam pembelajaran karena mereka memang
belum pernah mengenal apa itu E-learning dan karena sudah lamanya
mereka menggunakan sistem konvensional. Dari pembelajar pun masih
banyak yang belum bisa menggunakan E-learning secara maksimal. Hal

22
itu karena mereka masih menggunakan cara konvensional yang diajarkan
oleh pengajar sebelumnya.

6. Jaringan internet yang tidak sama

Jaringan di setiap daerahnya berbeda, bahkan ada beberapa


daerah belum terkoneksi dengan jaringan internet. Sehingga seringkali
internet menjadi penghambat dalam kegiatan interaksi.

7. Proses pembelajaran cenderung kearah aspek knowledgedari pada


menekankan aspek psikomotorik dan afektif.
8. Tidak tersampaikannya value pelatihan yang berisikan nilai dan etika
moral yang sesungguhnya menrupakan core dari proses
pendidikan dan pelatihan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

BLENDED LEARNING

Satuan Pendidikan : SD Al Islam

Kelas / Semester : VI (Enam) / 1

Tema 5 : Wirausaha

Sub Tema 1 : Kerja Keras Berbuah Kesuksesan

Pembelajaran :1

Alokasi Waktu : 7 × 35 Menit

Hari / Tgl Pelaksanaan : Jum’at / 10 Desember 2023

KOMPETENSI INTI (KI)

23
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,


membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

KOMPETENSI DASAR (KD) IPA

NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR

1 3.5 Mengidentifikasi sifat-sifat 3.5.1 Membedakan macam-macam


magnet dalam kehidupan sehari- magnet.

hari.

2 4.5 Membuat laporan hasil percobaan 4.5.1 Menyajikan hasil eksplorasi


tentang sifat-sifat magnet dan tentangmacam-macam magnet.
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Dengan mengamati gambar, bereksplorasi, dan berdiskusi, siswa mampu membedakan


macam-macam magnet secara benar.

Dengan mengamati gambar, video, bereksplorasi, dan berdiskusi, siswa mampu


menyajikan hasil eksplorasi tentang cara membuat magnet secara benar.

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

 Religius

24
 Nasionalis
 Mandiri
 Gotong Royong
 Integritas

MATERI PEMBELAJARAN

Sifat magnet

PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Scientific-

Model : Cooperative Learning

Strategi : Pembelajaran Inovatif – Blended Learning ( Flipped classroom)

Metode : Penugasan, Pengamatan, Tanya Jawab dan Diskusi ceramah bervariasi

KEGIATAN PEMBELAJARAN ( BLENDED LEARNING)

Tahap Kegiatan Pembelajaran


Pendahuluan
Tatap Muka waktu online Waktu

A. Pendahuluan

Orientasi Guru mengucapkan salam dan siswa 5 Secara aktif 5


menjawab salam. menjadi
menit menit
fasilitator di
Peserta didik berdoa bersama
grup WA
sebelum Orientasi memulai
pembelajaran

Peserta didik menyanyikan lagu Siswa


Indonesia Raya. mengikuti/
masuk melalui
Apersepsi Guru mengaitkan materi dengan
zoom meeting
pengalaman peserta didik atau

25
dengan pembelajaran sebelumnya.

Motivasi Peserta didik melakukan ice breaking


sesuai arahan guru.

Guru memutarkan lagu game


warna.

Peserta didik mengikuti Ice


Breaking Gerakan yang ditampilkan
di layar LCD

Kegiatan Awal Tahap I: Penyampaian Tujuan &


Guru memberi
MotivasiSiswa
arahan dari
1. Siswa menyimak penjelasan guru
Zoom meeting
tentang semua kegiatan yang akan
dilakukan dan tujuan kegiatan

belajar serta motivasi yang


disampaikan guru (4C Comunication)

B. Inti

Tahap 2: 15 Secara aktif 15


menjadi
Mengorganisasikan siswa untuk menit menit
fasilitator di
siap belajar.
grup WA
Siswa membaca materi teks dari buku
siswa. “materi magnet” (Literasi
membaca dan digital/ Saintifik) Guru
menjelaskan
Melalui
Tahap 3: aplikasi Zoom

Penyajian Informasi meeting

Siswa menyimak penjelasan guru


melalui zoom meeting Guru menjadi

26
Siswa melihat tayangan dari slide fasilitator, dan
yang ditampilkan guru. membimbing
di grup

Tahap 4:

Membimbing kegiatan belajar Siswa dengan

kelompok Pembelajaran Luring arahan dari

/Tatap Muka guru mengikuti

Siswa bersama dengan teman kegiatan dari

berdiskusi mengenai cara membuat

magnet dengan cara elektromagnetik. zoom.


(Collaboration, Creativity –C4)

Masing-masing kelompok
mendengarkan arahan guru, cara
membuat magnet Elektromagnetik

Siswa mencoba membuat magnet


secara mandiri.

Siswa diberi kesempatan bertanya,


bagi siswa yang masih merasa
bingung dan kurang mengerti terkait
materi yang telah dipelajari
(Menanya-C4)

Secara demontrasi dan interaktif, guru


memberikan penjelasan bagi yang
belum bisa dengan sabar.

Siswa dengan bimbingan guru


membahas materi yang belum

dipahami

C. Penutup

27
Tahap 5 : 5

Kuis atau pemberian evaluasi menit

Siswa mengerjakan evaluasi untuk


diambil penilaian

Siswa menyerahkan evaluasi yang


telah dikerjakan

Tahap 6 :

Pemberian penghargaan kelompok

Guru memberikan penghargaan


berupa alat tulis untuk hasil kerja
belajar (semua anak diberi
penghargaan, berupa alat tulis)

Sebelum pembelajaran ditutup guru


meminta siswa melakukan refleksi
kesimpulan kegiatan hari ini:
pembelajaran hari ini?
(Mengkomunikasikan)

Siswa diajak untuk selalu mensyukuri

nikmat yang diberikan oleh Tuhan


(Religius)

PENILAIAN

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.

28
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek
dengan rubric penilaian sebagai berikut.

Teknik Penilaian:

Penilaian Sikap : Percaya diri, peduli, tanggung jawab, disiplin

Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis

Penilaian Keterampilan : Praktek

Bentuk Instrumen Penilaian

 Sikap
 Disiplin
 Tanggung jawab
 Peduli

 Percaya Diri
 Pengetahuan
 Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis, remedial, dan pengayaan pada
buku siswa. link Quizzis

SUMBER DAN MEDIA

 Buku Pedoman Guru Tema 5 Kelas 6 dan Buku Siswa Tema 5 Kelas 6
(BukuTematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018).
 Video/slide/Animasi
 https://youtu.be/ygL27CVGAEA
 Model Magnet/ Peraga
 Sebuah magnet, klip, kawat, batu baterai,
 LCD, Laptop dan Speaker.

29
Refleksi :
……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………….
…….…….…….
…………………………………………………………………………………………….
…….…….…….
…………………………………………………………………………………………….
…….…….…….……………………………………….

Catatan Guru :

Masalah :

Ide Baru :

Momen Spesial :

Bandung, Juni 2023

Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas VI

Dian Purwaningsih, S.Pd Doni Prasetyo, S.Pd

Goal: membantu proses pendidikan dasar murid dengan materi yang interaktif.

Zenius adalah layanan bimbingan belajar secara online. Selain menyediakan aplikasi,
Zenius juga bisa diakses lewat website.

Menggunakan contoh e-learning ini, para murid akan mendapatkan materi dari SD
hingga SMA. Materi disajikan dalam bentuk video ataupun animasi interaktif. Para
murid juga bisa mendownload soal-soal secara gratis.

Fitur menarik:

30
 Kelas live interaktif;

 Kuis;

 Pembahasan soal live dan interaktif.

2. Brainly

Target pasar: pelajar SD hingga SMA.

Goal: membantu siswa menyelesaikan soal-soal tertentu hingga menyelesaikan PR.

Meski sama-sama membidik target pasar pelajar, cara kerja Brainly dan Zenius cukup
berbeda. Brainly fokus membantu siswa dalam menjawab pertanyaan tertentu. Bukan
sembarang jawab, namun juga memberikan penjelasan lengkapnya. Pengguna Brainly
juga bebas mengajukan pertanyaan apapun. Nantinya, pakar edukasi akan membantu
pengguna mengetahui jawabannya.

Fitur menarik:

 Live answer;

 Memberi dan menjawab pertanyaan lewat panel Ask, Answer, Me;

 Apps yang mobile-friendly.

 Zoom/ Google Meet adalah Sebuah layanan konferensi video berbasiskan cloud
computing. Aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai perangkat seluler,
desktop, hingga telepon dan sistem ruang. Pada umumnya, para pengguna
menggunakan aplikasi ini untuk melakukan meeting hingga konferensi
video dan audio.

 WhatsApp Grup dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran daring.


Meskipun demikian, kombinasi penggunaan teks, gambar, video, dan games
perlu dilakukan sehingga dapat memfasilitasi berbagai gaya belajar mahasiswa
baik audio maupun visual.

 WordWall merupakan aplikasi berbasis website yang digunakan untuk membuat


media pembelajaran seperti kuis, memasangkan pasangan, acak
kata, dan anagram.

31
 Kahoot! adalah sebuah platform pembelajaran berbasis permainan, digunakan
sebagai teknologi pendidikan di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.
Platform ini adalah permainan pembelajaran, "Kahoots", adalah kuis pilihan
ganda yang dibuat oleh pengguna yang dapat diakses melalui penjelajah web
atau aplikasi Kahoot.

32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
E-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi
computer. Belum adanya standard yang baku baik dalam hal definisi maupun
implementasi e learning menjadikan banyak orang mempunyai konsep yang bermacam-
macam. Sistem pembelajaran tidak langsung yang didesain secara efektif melalui
pengembangan komunikasi penggunaan berbagai media elektonik dan jaringan. Konsep
keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat teknologi informasi,
juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang memadai. Perlu
juga diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara implementasi, cara
mengadopsi teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal kegiatan.
Terdapat perbedaan antara pembelajaran konvensional yang terjadi tatap muka
antara guru dan siswa dengan pembelajaran e-learning atau online yang tidak ada tatap
muka antara guru dan siswa secara langsung, dalam pembelajaran online atau e learning
terdapat ciri-ciri yaitu pembelajaran individu, terstruktur dan sistematis, mengutamakan
keaktifan siswa, dan pembelajaran online atau e learning tidak merubah kebiasaan-
kebiasaan yang terjadi pada pembelajaran konvensional seperti ada nya pertemanan, dan
interaksi dengan guru. Dalam pembelajaran ini siswa memiliki ciri-ciri yaitu spirit
belajar, literacy terhadap teknologi, kemampuan berkomunikasi intrapersonal,
berkolaborasi, dan memiliki kemampuan keterampilan untuk belajar mandiri. Selain
siswa, dalam pembelajaran ini juga guru memiliki ciri-ciri yaitu Menguasai dan Update
Terhadap Perkembangan Internet, Lebih Menguasai Ilmu Pengetahuan Pokok dan
Pendamping, Kreatif dan Inovatif Dalam Menyajikan Materi, mampu memotivasi siswa,
Kemampuan dalam Desain Pembelajaran Online, Kemampuan Mengelola Sistem
Pembelajaran Online, Ketepatan dalam Pemilihan Bahan Ajar Online Learning,
Kemampuan dalam Mengontrol Proses Pembelajaran. Sebelum melakukan
pembelajaran e learning, kita harus menganalisis terlebih dahulu Analisa yang
dilakukan didasarkan pada kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai lembaga tanpa
mengesampingkan aspek kemampuan dan kesiapan yang dimiliki suatu institusi, baik
dari sisi SDM, biaya, infrastruktur dan kultur yang ada.
Kelebihan yang dimiliki oleh pembelajaran e-learning ini tentu sangat banyak,
hanya saja dengan keterbatasan yang dimiliki oleh kami kelebihan yang dapat tercantum
hanya beberapa, diantaranya: 1) Media Pembelajaran Variatif; 2) Otomatisasi Proses
Administrasi; 3) Bisa Diakses Dimanapun dan Kapanpun; 4) Lebih Fleksibel; 5)
Menghemat Biaya Operasional. Begitupun dengan kekurangan, tidak bisa kita katakan
bahwa kekurangan pada penggunaan e-learning ini banyak, karena banyak sedikit itu
tidak dapat dihitung dengan poin yang kita jabarkan. Beberapa kekurangan yang
terdapat pada penggunaan e-learning adalah komunikasi lebih banyak dalam bentuk
tulis, audience cenderung tidak dapat berkontribusi, lebih banyak dikendalikan oleh
guru, sumber daya manusia yang kurang memadai, dan jaringan internet yang dapat
menghambat kegiatan interaksi.

33
Kemudian pada pengimplementasi e-learning kita dapat menggunakannya di
Sekolah dasar bila sarana prasarana nya didukung, pada implementasi e-learning ini bisa
menggunakan beberapa macam ataupun aplikasi contohnya seperti penggunaan zoom,
Google classroom, dan kahoot, wordwall, dan lain sebagainya

34
DAFTAR PUSTAKA

Siahaan, S. 2004. E-learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah Satu Alternatif


Pembelajaranhttp://www.depdiknas.go.id/Jurnal/42/ sudirman.htm (16 Maret 2014)

ANTA. (2003). Definition of key terms used in e-learning (version 1.00). Retrieved 7
October, 2005,from http://www.flexiblelearning.net.au/guides/keyterms.pdf

Gilbert, & Jones, M. G. (2001). E-learning is e-normous. Electric Perspectives, 26(3),


66-82.

ILRT. (2005). Institute for learning & research technology of Bristol University.
Retrieved 7October 2005, from http://www.ilrt.bris.ac.uk/projects/elearning

Rosenberg, M. J. (2001). E-learning: Strategies for delivering knowledge in the digital


age. NewYork: McGraw-Hill.

Muda nurul, 2012 "LANGKAH-LANGKAH MENGIMPLEMENTASIKAN E-


LEARNING" http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/artikel/2012/11/04/langkah-
langkah-mengimplementasikan-e-learning/

Diakses pada 5 juni 2023

Dr. Cepi Riyana, M.Pd. Dalam:


https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/TPEN4401-M1.pdf

Diakses 6 juni 2023

(Adawi dkk., t.t.; Riyana & Pd, t.t.; Waluyanti, t.t.)

There are no sources in the current document.

35

Anda mungkin juga menyukai