Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

E-LEARNING DAN PEMBELAJARAN ADAPTIF


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Sekolah Dasar
Yang Diampu Oleh Bapak Dr. Erif Ahdhianto, M.Pd

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
1. Adeza Gerhandia Pedrosha ( 230151607969 )
2. Amelinda Anggraeni Putri ( 230151601164 )
3. Dea Chorliana Putri ( 230151604061 )
4. Dhiny Octaviana ( 230151603593 )
5. Diyana Inas Nabila ( 230151602286 )
6. Fidilla Ayu Latifah ( 230151603701 )
7. Rizma Azzahra Supama ( 230151609357 )

OFFERING A5J

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
NOVEMBER 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “E-Learning dan Pembelajaran Adaptif”

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Sekolah Dasar. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai .

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Erif Ahdhianto M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni ini

Kami menyadari bahwa tugas, yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan untuk kesempurnaan
laporan ini.

Blitar, 15 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3

BAB I ................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN................................................................................................................ 4

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................ 4

1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 4

1.3 TUJUAN PENULISAN .............................................................................................. 4

BAB II.................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN .................................................................................................................. 5

2.1 PENGERTIAN SISTEM E-LEARNING .................................................................. 5

2.2 MANFAAT DARI SISTEM E-LEARNING ............................................................. 6

2.3 CONTOH SISTEM E-LEARNING ........................................................................... 7

2.4 JENIS-JENIS SISTEM E-LEARNING ..................................................................... 9

1. Synchronous E-learning ................................................................................... 9

2. Asynchronous E-learning ............................................................................... 10

2.5 KEKURANGAN SISTEM E-LEARNING.............................................................. 11

2.6 PENGERTIAN PEMBELAJARAN ADAPTIF ...................................................... 12

2.7 MANFAAT PEMBELAJARAN ADAPTIF ............................................................ 14

2.8 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ADAPTIF ................................................. 15

BAB III .............................................................................................................................. 17

PENUTUP ......................................................................................................................... 17

3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di era globalisasi saat ini, teknologi informasi tidak dapat dipungkiri telah memberikan
dampak yang besar dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan baik dalam bidang
akademik maupun non akademik. Kemajuan teknologi ini memberikan manfaat yang besar
bagi dunia pendidikan. Salah satu pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan yaitu
menyampaikan materi-materi pembelajaran berbasis internet atau biasa dikenal dengan
istilah e-learning.
Dalam teknologi sistem pendidikan yang muncul, perlu untuk mempunyai sistem e-
learning yang dapat mengatasi permasalahan perbedaan karakteristik setiap siswa dengan
berusaha menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa,
metode ini disebut dengan e-learning adaptif.
Sebagaimana dalam proses pembelajaran online, e-learning adaptif dapat dijadikan
alternatif utama dalam proses penyampaian materi yang tidak membutuhkan tatap muka
antara pendidik dengan peserta didik, serta sebagai sumber belajar tambahan yang dapat
diakses oleh peserta didik kapanpun dan dimanapun.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian sistem e-learning?
2. Apa saja manfaat sistem e-learning?
3. Apa saja jenis-jenis dan contoh e-learning?
4. Apakah kekurangan dari sistem e-learning?
5. Apakah pengertian pembelajaran adaptif?
6. Apa saja manfaat pembelajaran adaptif?
7. Apa saja model pembelajaran adaptif?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian dari sistem e-learning.
2. Mengetahui manfaat dari sistem e-learning.
3. Mengetahui jenis-jenis dan manfaat dari sistem e-learning.
4. Mengetahui kekurangan dari sistem e-learning.
5. Mengetahui pengertian pembelajaran adaptif.
6. Mengetahui manfaat dari pembelajaran adaptif
7. Mengetahui model-model pembelajaran adaptif.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SISTEM E-LEARNING


E-learning terdiri dari 2 kata, yakni electronic dan learning. Pengertian e-learning
secara harafiah, yakni sistem pembelajaran menggunakan elektronik atau proses mengajar
dan belajar yang dilakukan dalam jaringan, atau online. E-learning, merupakan sebuah
proses belajar dan mengajar, yang memanfaatkan media elektronik, secara khusus yaitu
internet, sebagai sistem pembelajarannya. Secara umum, e-learning adalah sebuah proses
pembelajaran berbasis elektronik.
Dalam praktik penerapannya, e-learning menggunakan teknologi informasi sebagai
sarana belajarnya. Secara umum, e-learning dilakukan menggunakan media berbasis
internet dan website. Materi yang disajikan e-learning dapat berupa teks yang dibentuk
dalam format dokumen, berbentuk video pembelajaran, berbentuk audio atau suara
penjelasan saja, bahkan ada juga yang dalam bentuk streaming video di YouTube. Semua
materi pembelajaran tersebut, baik itu bahan belajar seperti catatan, kuis, dan ujian dapat
diakses melalui suatu situs website.
E-learning juga didefinisikan oleh beberapa ahli. Menurut Naidu (2006:1), E-learning
biasanya mengacu pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi jaringan yang
sengaja dibentuk untuk pengajaran dan pembelajaran. E-learning, didefinisikan oleh Bullen
& Janes (2007:176) sebagai proses mengajar dan diajar yang terjadi saat menggunakan
teknologi internet untuk menyampaikan, memfasilitasi, dan memungkinkan proses belajar
meski terhalang jarak yang jauh.
Freire & Pereira (2008) mengemukakan definisi e-learning secara lebih umum, yakni
e-learning adalah aktivitas pembelajaran pada suatu sistem pendidikan atau pelatihan yang
dilakukan menggunakan sarana elektronik. Darmawan (2011:12) mendefinisikan e-
learning sebagai bentuk pembelajaran konvensional yang hakikatnya disajikan melalui
teknologi informasi dan dalam bentuk format digital.
Menurut Darmawan, e-learning harus diciptakan menyerupai pendidikan secara
konvensional, seolah peserta didik belajar secara tatap muka, hanya saja berubah secara
format, yakni melalui internet dalam sistem digital. E-learning memiliki keunggulan yang
menonjol, dengan kemampuannya yang memungkinkan efisiensi dalam penggunaan ruang
dan waktu. Pendidikan kini tidak lagi bergantung pada ruang dan waktu, berkat adanya e-

5
learning. Hal ini berarti tidak ada lagi halangan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
lintas daerah atau bahkan lintas negara.
Darmawan (2014:10) juga kembali mendefinisikan e-learning sebagai aplikasi berbasis
internet yang mampu menghubungkan pendidik dan peserta didik secara online. E-learning
diciptakan untuk mengatasi segala halangan yang mungkin ditemukan tenaga pendidik dan
peserta didik, yakni dalam hal ruang, waktu, keadaan, dan kondisi. Berkat adanya e-
learning, maka sistem pendidikan dapat berjalan kapan pun dan dimana pun, serta
mengabaikan dimensi ruang dan waktu.
E-learning memiliki beberapa karakteristik yang terbentuk dari sistem pelaksanaannya.
Karakteristik yang pertama, ketika kita merujuk pada bahasa secara harfiah atau segi
epistemologi dari e-learning sendiri yang berarti pembelajaran secara online atau
elektronik, maka dapat dikatakan karakterisik e-learning adalah memanfaatkan media
digital dan jasa teknologi elektronik.
Karakteristik e-learning yang kedua dilihat dari materi pembelajarannya. Materi
pembelajaran pada e-learning biasanya berupa materi belajar dalam bentuk digital yang
bersifat mandiri. Lalu, materi belajar tersebut disimpan dalam bentuk sistem komputasi. Ini
berarti, materi pembelajaran ini dapat diakses oleh para peserta didik atau pendidik kapan
saja dan di mana saja.
2.2 MANFAAT DARI SISTEM E-LEARNING
Dalam era global pada saat ini, mau ataupun tidak mau, suka ataupun tidak suka, kita
harus berhubungan dengan teknologi. Hal ini dikarenakan teknologi telah mempengaruhi
kehidupan kita sehari-hari. Perkembangan teknologi yang sangat pesat tersebut juga
berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan kemajuan teknologi, kegiatan pembelajaran
yang dilakukan melalui internet menjadi suatu hal yang memungkinkan. E-learning
merupakan sebuah media pendidikan yang tidak mengenal ruang dan waktu. Pada era
sebelumnya, peran guru yang sangat mendominasi proses belajar mengajar sehingga
disebut dengan ‘the era of teacher’, sementara siswa hanya mendengarkan penjelasan yang
diberikan oleh guru. Kemudian, proses belajar mengajar didominasi oleh peran guru dan
buku atau disebut dengan ‘the era of teacher and book’ dan pada saat ini proses belajar
mengajar didominasi oleh peran guru, buku dan teknologi ‘the era of teacher, book and
technology’. E-learning memberikan beberapa manfaat yang dapat dirasakan dari proses
pembelajarannya, diantaranya yaitu:

6
1. Fleksibilitas
Jika pada pembelajaran secara konvensional peserta didik diharuskan untuk hadir pada
waktu yang telah ditentukan, sedangkan pada pembelajaran e-learning ini memberikan
fleksibilitas dalam memilih waktu serta tempat untuk dapat mengakses pembelajaran.
Melalui e-learning yang hanya memerlukan akses ke internet, peserta didik tidak perlu
datang di kelas untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, peserta
didik dapat melakukan pembelajaran hanya dengan mengakses e-learning kapan saja
dan dimana saja yang mereka inginkan, mereka juga dapat mengatur waktunya, dan
mengakses e-learning sesuai dengan waktu belajar mereka yang efektif.
2. Independent Learning
E-learning memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memegang kendali atas
kesuksesan belajar masing-masing, dalam artian peserta didik diberikan kebebasan
untuk menentukan kapan akan memulai pembelajaran, kapan akan menyelesaikan
pembelajaran, serta bagian mana yang ingin dipelajari terlebih dahulu di dalam modul
yang telah diberikan. Peserta didik dapat memulai dari topik ataupun halaman yang
dapat menarik minatnya terlebih dahulu. Apabila peserta didik mengalami kesulitan
dalam memahami suatu materi pembelajaran, ia dapat mengulang kembali bagian
materi tersebut sampai ia benar-benar merasa paham. Selain itu, e-learning juga
memberikan kemudahan dalam hal akses yang di mana pendidik atau peserta didik
dapat melakukan interaksi kapanpun dan dimanapun.
3. Menghemat Biaya
Pembelajaran e-learning yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja dinilai sangat
efisien dalam segi biaya. Hal ini dikarenakan, baik dari tenaga pendidik maupun peserta
didik tidak perlu mengeluarkan biaya yang biasa dikeluarkan pada pendidikan
konvensional, misalnya seperti biaya transportasi, biaya membeli buku, ataupun biaya
penyediaan sarana dan fasilitas untuk belajar. Modal yang mereka perlukan untuk
kebutuhan e-learning hanyalah gadget dan internet.
2.3 CONTOH SISTEM E-LEARNING
1. ZENIUS
Zenius merupakan platform e-learning yang menawarkan berbagai materi pembelajaran
online untuk berbagai jenjang pendidikan. Platform ini bertujuan untuk membantu
siswa memahami materi kelas dengan menyajikan konten pembelajaran melalui video,
latihan soal, dan materi pembelajaran interaktif lainnya. Zenius menggunakan
teknologi e-learning untuk memberikan akses fleksibel terhadap materi pembelajaran,
7
sehingga memungkinkan siswa belajar kapan saja, dimana saja dan sesuai dengan
kebutuhannya.
2. GOOGLE CLASSROOM
Google classroom adalah platform e-learning yang dikembangkan oleh google untuk
memfasilitasi pengajaran dan pembelajaran online. Dirancang untuk membantu guru
dan siswa berinteraksi, berkolaborasi, dan mengelola materi pembelajaran secara
efektif melalui internet. Secara khusus, google classroom memungkinkan guru
membuat kelas virtual, mengundang siswa dan memberikan materi pembelajaran.
Pelajaran memungkinkan guru membuat kelas virtual, mengundang siswa, dan
menyediakan materi pembelajaran. Guru dapat memberikan tugas, mengelola diskusi,
dan memberikan umpan balik kepada siswa. Sementara itu, sisewa dapat mengakses
materi pembelajaran, menyerahkan tugas, dan berinteraksi dengan guru dan teman
sebaya. Oleh karena itu, google classroom menjadi solusi popular untuk mendukung
penerapan e-learning diberbagai jenjang pendidikan.
3. RUANGGURU
Ruangguru adalah salah satu platform e-learning paling populer di Indonesia. Hal ini
terutama terlihat di kalangan siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah
atas. Dari ruangguru sendiri, kita bisa mendapatkan beragam video pembelajaran untuk
berbagai materi pembelajaran. Selain itu, ruangguru juga menawarkan kelas pengajaran
langsung dari senin hingga jumat bagi siswa yang lebih memilih belajar secara
langsung. Ruangguru juga menawarkan akademi keterampilan bagi siswa serta mereka
yang ingin meningkatkan keterampilan profesionalnya. Dari TOEFL, IELTS,
pemasaran digital hingga persiapan CANS, kami memiliki sejumlah kursus yang
tersedia di skills academy.
4. QUIPPER
Platform e-learning selanjutnya yang bisa anda gunakan untuk proses belajar anda
adalah Quipper. Fitur Quipper School memungkinkan guru menyampaikan materi,
tugas dan penilaian langsung kepada siswa. Quipper juga menawarkan ribuan video
yang dapat diakses siswa jika ingin belajar mandiri.
5. UDEMY
Target audiens paltfrom e-learning ini adalah pelajar dan karyawan dewasa di seluruh
dunia. Tujuannya untuk melatik dan meningkatkan keterampilan siswa untuk karirnya
dimasa depan. Popularitas platform khusus berbasis online asal san Francisco ini tidak
diragukan lagi karena aplikasi ini juga digunakan di amerika serikat, Indonesia, india,
8
inggris, dan negara lainnya. Udemy tidak hanya menyediakan materi dalam format
video dalam berbagai bahasa, namun sertifikat udemy juga membantu pengguna
meningkatkan kualitas protofolio yang termasuk dalam pengalaman profesionalnya.
6. SIPEJAR
Sipejar adalah platform e-learning yang menyediakan berbagai fitur untuk
memfasilitasi pembelajaran online, termasuk manajemen materi, tugas online, ujian,
dan interaksi antara pengajar dan peserta didik.
2.4 JENIS-JENIS SISTEM E-LEARNING
Terdapat beberapa jenis e-learning untuk pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar ini
merupakan synchronous dan asynchronous e-learning. Dua-dua nya tetap sama
menggunakan sumber daya teknologi atau digital dalam proses penerapan nya. Yang
membedakan synchronous dengan asynchronous adalah pada bagian sistem waktu dan
tempat nya. Jika synchronous dilakukan secara waktu bersamaan atau “real time.” Maka
asynchronous dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja dengan menyesuaikan tanggal
waktu yang ditetapkan oleh masing-masing pengajar.
1. Synchronous E-learning
Synchronous online learning memungkinkan pesertanya untuk berpartisipasi secara
real-time dalam kegiatan belajar bersama. Umumnya, kegiatan pembelajaran dengan
metode ini melibatkan diskusi secara daring dengan bantuan video conferencing. Jenis
e-learning ini memungkinkan pesertanya untuk melakukan tanya-jawab dengan
instruktur secara instan sekaligus berkomunikasi dan berdiskusi langsung dengan
peserta lain. Kemajuan teknologi dalam pembelajaran online ini menghilangkan
batas-batas ruang yang dapat memicu isolasi sosial dan alur komunikasi yang buruk
antara peserta dan instruktur. Jenis e-learning ini merupakan salah satu yang paling
popular dan berkembang pesat.
Contoh synchronous e-learning adalah seminar online atau webinar yang dilakukan
pada saat tertentu dengan tenggang waktu. Selain itu, contoh lainnya chat-based
discussion, dan video konferensi yang bersifat edukatif. Jadi, semua peserta dapat
melakukan aktivitas belajar mengajar dalam waktu bersamaan dari tempat yang
berbeda-beda.
A. Interactive E-learning
Pada jenis ini, terjadi komunikasi antara pelajar dan pengajar. Jadi jenis ini
membantu merangsang komunikasi dua arah. Kegiatan belajar mengajar

9
dilakukan dengan melakukan interaksi langsung walaupun tidak hadir dalam satu
tempat yang sama.
B. Computer Assisted Instruction
Pada computer assisted intruction, dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan
dengan menggabungkan kombinasi multimedia. Kombinasi multimedia yaitu
seperti grafik, suara dan video untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan seperti ini dilakukan tidak hanya untuk memudahkan, tetapi untuk
suasana lebih variatif dan menghindarkan rasa jenuh pada pelajar maupun
pengajar itu sendiri.
C. Live Chat-based Discussion
Chat-based discussion berlangsung tanpa menunjukan wajah atau tanpa
menggunakan video. Chat-based discussion dilakukan pada waktu yang
bersamaan dengan semua peserta yang bersangkutan. Jadi, seluruh peserta dapat
melakukan interaksi real-time tanpa perlu menunjukan wajah atau menggunakan
fitur video conference.
2. Asynchronous E-learning
Pada jenis e-learning yang satu ini, pesertanya diharapkan untuk belajar secara
mandiri pada waktu dan lokasi yang berbeda tanpa adanya komunikasi secara real-
time. Jenis e-learning ini banyak digemari mereka yang mempunyai kesibukan karena
metode ini menawarkan fleksibilitas yang memungkinkan mereka untuk
memanfaatkan pembelajaran mandiri. Pesertanya dapat mengatur waktu mereka
sendiri dan menyesuaikan jadwal pembelajaran pada interval waktu yang diinginkan.
Metode ini memang memberikan banyak fleksibilitas, namun peserta harus memiliki
self–disciplined dan responsibility yang tinggi. Dikarenakan metode ini berpusat pada
pesertanya itu sendiri.
Di samping itu, contoh asynchronous adalah proses belajar mengajar yang dapat
dilakukan kapan saja. Seperti Learning Management System (LMS), video yang
dicantumkan, dan tugas- tugas yang disisipkan. Pengajar dapat mengunggah material
belajar kapan saja pada e–learning dan mengatur waktu tenggang untuk diakses
ataupun tugas untuk dikumpulkan. Begitu pula untuk pelajar, dapat mengakses
material pembelajaran kapan saja dan dimana saja. Jadi, baik pelajar dan pengajar
dapat mengatur waktu nya masing-masing dengan melakukan kegiatan belajar
mengajar.

10
A. Adaptive E-learning
Adaptive e-learning adalah pembelajaran menggunakan adaptasi dan melakukan
desain ulang pada material yang disediakan oleh pengajar. Ini dilakukan untuk
menyesuaikan kemampuan dan kebutuhan pelajar dalam menggunakan aplikasi
pembelajaran online.
B. Collaborative Online Learning
Dalam collaborative, pelajar diminta untuk bekerja sama dengan pelajar lainnya.
Ini bertujuan untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan mengasah kemampuan
berdiskusi dalam kelompok.
Tidak hanya itu, jenis aplikasi pembelajaran online ini membantu pelajar untuk
mengasah kemampuan berpikir kritis dengan harapan dapat menentukan pilihan
dengan bijak. Terlebih lagi, sistem seperti ini mendorong pelajar untuk bertukar
fikir dan menyerap pengetahuan sebanyak-banyak nya dari individu lain.
C. Computer Managed Learning
Dalam metode e-learning, komputer atau digital di sini adalah sebagai pengajar.
Kegiatan belajar mengajar seperti ini membuka pilihan bagi pengajar untuk
mengatur sistem bagaimana kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung. Tidak
hanya itu, dalam pengerjaan tugas pun, komputer lah yang memiliki wewenang
untuk menentukan.
2.5 KEKURANGAN SISTEM E-LEARNING
1. Keterbatasan akses internet
Terbatasnya akses internet di daerah yang cukup sulit mendapatkan jangkauan internet
stabil, maka akan sulit untuk siswa mengakses layanan E-Learning. Hal ini tentunya
masih banyak terjadi di Indonesia pada daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar)
masih belum terjangkau akses internet. Selain itu, harga data internet juga masih dirasa
cukup mahal sehingga E-Learning masih dianggap sebagai suatu keistimewaan.
2. Berkurangnya interaksi dengan pengajar
Beberapa metode pembelajaran E-Learning bersifat satu arah. Hal tersebut
menyebabkan interaksi guru dan siswa menjadi berkurang. Sehingga akan sulit bagi
siswa untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai materi yang sulit dipahami
dari guru pengajar.
3. Pemahaman terhadap materi
Materi yang diajarkan dalam sistem E-Learning direspon berdasarkan tingkat
pemahaman yang berbeda-beda, tergantung kepada kemampuan para siswa. Ada tipe
11
siswa yang dapat menangkap materi dengan lebih cepat hanya dengan membaca,
namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama sampai benar-benar paham.
Bahkan ada juga siswa yang membutuhkan penjelasan dari orang lain agar dapat
memahami materi yang telah diajarkan.
4. Minimnya Pengawasan dalam Belajar
Kurangnya pengawasan dalam pembelajaran dengan sistem E-Learning menyebabkan
siswa terlena. Dengan adanya kemudahan akses dari sistem ini, beberapa siswa
cenderung menunda-nunda waktu belajar. Perlu kesadaran diri sendiri agar proses
belajar dengan metode E-Learning menjadi terarah dan mencapai tujuan.
2.6 PENGERTIAN PEMBELAJARAN ADAPTIF
Setiap individu dalam belajar, memiliki tingkat pemahaman dan pengalaman yang
berbeda tentang kebutuhan belajar mereka. Sering kali pembelajaran dirasa kurang sesuai
dengan apa yang dibutuhkannya, karena pembelajaran diberikan dan diberlakukan sama
untuk semua peserta didik, dan menganggap semua peserta didik seolah-olah memiliki
tingkat pemahaman dan pengalaman belajar yang sama. Model pembelajaran tersebut
mungkin dapat diterapkan, tetapi hasil belajar yang dicapai tidak akan efektif dan efisien.
Oleh sebab itu lah maka diperlukan sebuah konten pembelajaran yang adaptif dan dalam
setting pembelajaran yang adaptif pula, sehingga masing-masing individu dapat memilih
konten pembelajaran yang sesuai dengan keinginan, tingkat pemahaman, karakteristik diri,
dan situasi tertentu.
Pembelajaran adaptif dapat didefinisikan sebagai “proses menghasilkan pengalaman
belajar yang unik untuk setiap peserta didik yang berbasis pada kepribadian, minat, dan
kinerja peserta didik secara berurutan untuk mencapai tujuan seperti peningkatan akademik
pembelajar, pembelajar kepuasan, proses belajar yang efektif dan lain sebagainya” .
Bahkan, dalam menanggapi kebutuhan individu, personalisasi di pendidikan tidak hanya
memfasilitasi siswa untuk belajar lebih baik dengan menggunakan strategi yang berbeda
untuk menciptakan berbagai pengalaman belajar, tetapi juga kebutuhan pendidikan
desainer guru dalam mempersiapkan atau merancang paket pengajaran atau instruksional
yang bervariasi. Setiap pelajar memiliki preferensi untuk gaya mengajar yang
memungkinkan mereka untuk belajar lebih baik. Beberapapeserta didik lebih menyukai
mendengarkan dan berbicara, yang lain lebih sukamenganalisis teks, atau hanya
menggunakan media visual. Jadi untuk belajar efektif, peserta didik harus menyadari
preferensi mereka bahwa memudahkan untuk mengatur cara belajarnya sendiri. Ini

12
informasi akan memungkinkan pelajar untuk meningkatkan efektivitas pendekatannya
untuk belajar dan untuk mengeksploitasi sumber dayanya sendiri.
Adaptive Learning dapat dianggap sebagai transformasi mesin pengajaran. B.F.
Skinner, berkata teknologi yang baru dikembangkan dan teori pembelajaran kontemporer.
Sesuai kondisi saat ini, perkembangan teknologi baru, seperti kecerdasan buatan, dan smart
system dengan paradigma yang berubah terhadap pembelajaran telah menciptakan istilah
baru yang disebut model pembelajaran adaptif, yang juga dapat dianggap sebagai bentuk
baru dari sistem yang didukung computer dimana lingkungan belajar adaptif adalah bentuk
baru dari mesin pengajaran. Dengan kata lain, sistem pembelajaran adaptif tidak muncul
secara instan, melainkan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan
perubahan kondisi belajar dari behavioris ke konstruktivis. Dapat dianggap bahwa mesin
pengajaran dengan beberapa ide utama, seperti fokus personalisasi, memantau aktivitas
peserta didik, dan memberikan umpan balik merupakan titik awal dari sistem pembelajaran
adaptif saat ini yang juga memiliki ide serupa
Menurut Setiawati (2008), Adaptive Learning adalah sistem yang mendukung
pembelajaranyang disesuaikan dengan kapabilitas dan gaya belajar peserta didik. Melalui
model Adaptive Learning maka peserta didik akan belajar disesuaikan dengan profil
individu peserta didik, latar belakang pendidikan, level kompetensi, gaya belajar dan
kemampuan dasar saat akan memulai belajar.
Secara garis besar, Adaptive Learning merupakan model pembelajaran yang
menggunakan komputer dan teknologi untuk memfasilitasi pemahaman dan retensi
berdasarkan kebutuhan unik peserta didik. Pembelajaran adaptif dapat dinyatakan juga
sebagai “proses menghasilkan pengalaman belajar yang unik untuk setiap pelajar berbasis
pada kepribadian, minat, dan kinerja pembelajar secara berurutan untuk mencapai tujuan
seperti peningkatan akademik pembelajar, kepuasan pembelajar, proses belajar yang efektif
dan sebagainya”. Pembelajaran adaptif mengakui bahwa orang-orang datang ke situasi
belajar dengan tujuan yang berbeda, kesenjangan belajar dan preferensi. Ini bergeser dari
pendekatan “satu ukuran untuk semua”, menggunakan teknologi dan data pelajar untuk
menyajikan pengalaman belajar disesuaikan untuk pengguna individu.
Sistem pembelajaran adaptif juga disebut sebagai pembelajaran yang
dipersonalisasi/individual atau sistem bimbingan cerdas, yang bertujuan untuk memberikan
pengalaman belajar atau bahan ajar yang optimal dan individual kepada pembelajar
sehingga pembelajar dapat mencapai tingkat pencapaian tertentu dalam waktu singkat atau

13
mencapai tingkat pencapaian tertentu setinggi mungkin tingkat pencapaian dalam jangka
waktu tertentu.
2.7 MANFAAT PEMBELAJARAN ADAPTIF
1. Maju lebih baik dan lebih cepat
Dalam proses pendidikan pasti ada tantangan, contohnya sistem sekolah tradisional.
Solusi yang dapat digunakan dalam tantangan ini adalah menggunakan sistem
pembelajaran adaptif yang dapat meningkatkan efektivitas proses pendidikan dan
mempercepat perubahan pendidikan dengan menggunakan teknologi sebagai sarana
untuk memberikan solusi yang lebih baik dalam sistem pendidikan.
2. Keterlibatan siswa yang lebih baik
Dalam sistem pembelajaran adaptif, peningkatan keterlibatan siswa menjadi fokus
utama dan dapat diraih dengan memanfaatkan teknologi yang sudah menjadi bagian
dari kehidupan sehari-hari siswa, agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan
menarik bagi siswa, maka aplikasi pendidikan dapaat dirancang sedemikian rupa,
dengan garis besar, menciptakan aplikasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran
dengan tampilan yang menarik asik dan sesuai dengan kebutuhan siswa . Dengan ini
maka dapat mendorong siswa dalam keterlibatan proses belajar.
3. Interaksi dan kerja sama antara siswa dan guru
Dalam proses pembelajaran adaptif tidak hanya meningkatkan dalam penggunaan
aplikaasi dilayar ponsel, namun jugaa dapat digunakan dalam pembelajaran tatap
muka. Guru dapat memantau kinerja akademik siswa secara menyeluruh dalam
aplikasi. Guru memiliki akses penuh terhadap data dan analisis yang disediakan oleh
sistem pembelajaran adaptif, dengan ini para guru dapat merancang sesi pembelajaran
satu-ke-satu yang lebih efektif dan sesuai. Dengan itu maka pembelajaran adaptif
tidak diuntungkan oleh siswa, melainkan guru juga dapat memberdayakan dengan alat
yang lebih baik untuk merencanakan dan memberikan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan siswa.
4. Siswa merasa lebih termotivasi
Dengan menggunakan proses pembelajaran adaptif, maka siswa dapat mempelajari
materi yang mereka butuhkan dengan fleksibel, juga sesuai dengan kecepatan
pemahaman mereka sendiri tanpa menunggu siswa lain yang tertinggal atau bahkan
siswa yang jauh didepan dalam kursus (les). Dengan pembelajaran yang menyediakan
pemahaman gaya belajar sesuai dengan jebutuhan siswa, maka didwa akan merasa

14
bahwa pembelajaran dirancang khusus untuk mereka, yang dapat meningkatkan
motivasi karena mereka merasa diakui dan diperhatikan.
5. Peluang pembelajaran mandiri
Siswa dapat mengakses materi pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat
pemahaman, kecepatan belajar, dan prefensi pribadi mereka. Dengan ini siswa dapat
memilih proses belaajar yang sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka sendiri.
Siswa juga dapat meningkatkan kemandirian mereka dan membantu mempersiapkan
mereka untuk menghadapi tantangan dimasa depan.
2.8 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ADAPTIF
Model pembelajaran adaptif adalah sebuah pendekatan di dunia pendidikan yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan individu siswa secara lebih efektif.
Pendekatan ini memanfaatkan teknologi dan strategi pembelajaran yang memungkinkan
dalam penyesuaian materi, metode, dan tingkat kesulitan berdasarkan kemampuan dan
perkembangan siswa. Konsep dasar dari pembelajaran adaptif yaitu pembelajaran biasa
yang dimodifikasi serta dirancang agar siswa atau murid mudah mempelajari,
melaksanakan, dan memenuhi semua kebutuhan mereka. Model pembelajaran adaptif
diharapkan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa. Model pembelajaran
adaptif dapat diimplementasikan dalam berbagai tingkat pendidikan, mulai dari tingkat
dasar hingga tingkat tinggi.
Biasanya, sistem pembelajaran adaptif menggunakan teknik kecerdasan buatan (AI) untuk
memberikan instruksi individual, mengamati apa yang dilakukan pelajar, dan mengetahui
gaya belajar pengguna. AI sangat membantu dan bermanfaat untuk individual learner
seperti kita, sehingga kita bisa sampai di tahapan di mana kita dapat memahami diri kita
sendiri, kelemahan dan kekurangan, serta apa yang harus kita lakukan selanjutnya.
Meskipun model ini menawarkan potensi untuk meningkatkan efisiensi dalam
pembelajaran, penting juga untuk mempertimbangkan privasi serta keamanan data ketika
menggunakan teknologi untuk mendukung pembelajaran adaptif tersebut.
Berikut adalah contoh dari model pembelajaran adaptif adalah:
A. Pembelajaran menyesuaikan dengan perkembangan perangkat teknologi yang
canggih dan sistem kurikulum yang ditetapkan pada suatu sekolah. Fokus utama
dan yang terkait dalam pembelajaran ini yaitu teknologi pendidikan terbaru,
kurikulum yang dijalankan, gaya belajar siswa dan lain sebagainya.
B. Memberikan motivasi pada anak didik agar senantiasa belajar penuh semangat.
Karena yang menentukan pintar dan tidaknya adalah diri mereka sendiri. Dengan
15
menyadari atas hal ini akan membuat peserta didik bersikap mandiri dalam
belajar. Sebagai seorang pendidik seharusnya juga memberi pemahaman pada
peserta didik mengenai manfaat belajar dan kerugian jika tidak belajar serta
memberi pemahaman seperti tidak ada namanya siswa yang bodoh, semua siswa
pintar asalkan mau belajar dengan tekun.
C. Penyesuaian personalisasi. Model pembelajaran ini memungkinkan memberikan
pemahaman personalisasi pendidikan sesuai dengan kebutuhan, tingkat
pemahaman, tingkat kecerdasan, dan cara atau gaya belajar masing-masing siswa.
Adanya perbedaan dalam kecepatan pemahaman dan gaya belajar diakomodasi
melalui pengaturan individu. Penyesuaian konten dan metode pembelajaran dapat
terjadi secara real-time.
D. Penggunaan teknologi. Model pembelajaran adaptif seringkali memanfaatkan
teknologi seperti kecerdasan buatan (AI). Sistem ini dapat menggunakan data
historis dan pengalaman belajar siswa untuk meningkatkan prediksi dan
rekomendasi.
E. Fleksibilitas kurikulum. Kurikulum dapat disusun sedemikian rupa sehingga siswa
dapat mengeksplorasi dan memperdalam topik-topik tertentu sesuai dengan minat
dan kebutuhan mereka.
F. Umpan balik berkelanjutan. Memberikan umpan balik berkelanjutan kepada siswa
untuk membantu mereka memahami kemajuan mereka dan mengidentifikasi area
yang perlu ditingkatkan.

16
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa , di era globalisasi saat ini,
elektronik serta internet berkontribusi besar dalam dunia pendidikan. Salah satunya yaitu
adanya sistem e-learning. E-learning ialah sistem pembelajaran yang berbasis elektronik.
Namun masih banyak kita temui kekurangan dari sistem e-learning, maka untuk mengatasi
kekurangan tersebut dibuatkan sistem e-learning adaptif. Sistem pembelajaran adaptif
merupakan perkembangan dari e-learning yang biasanya digunakan oleh para institusi
pendidikan. E-learning adaptif menyempurnakan sistem e-learning, yaitu menyampaikan
materi pembelajaran sesuai dengan karakteristik yang disukai oleh peserta didik. sehingga
proses penyampaian materi pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien,

17
DAFTAR PUSTAKA
C, Yusuf. (2022). Pembelajaran Adaptif dan Contohnya. Retrieved from Edumaster:
https://edumasterprivat.com/pembelajaran-adaptif-dan-contohnya/amp/

Pepita. (2023, AGUSTUS 04). Artificial Intelligence (AI) dalam Pembelajaran Adaptif.
Retrieved from REFO: https://www.refoindonesia.com/artificial-intelligence-ai-
dalam-pembelajaran-adaptif/

Elyas, A. H. (2018). PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING DALAM


MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN. Jurnal Warta Edisi : 56.

Nandy. (2021). E-Learning: Pengertian, Sejarah, Manfaat, Kekurangan. Retrieved from


www.gramedia.com: https://www.gramedia.com/best-seller/e-learning/#Manfaat_E-
Learning

Putra, G. R. (2019). Adaptive Learning: Mengidentifikasi Gaya Belajar Peserta Didik Dalam
Rangka Optimalisasi Sistem E-Learning Dengan Menggunakan Bayesian Network.
Jurnal Ilmu Komputer Indonesia .

Qomarudin, M. M. (2018). Pengembangan Model Pembelajaran Adaptive Berdasarkan Teori


Kecerdasan Majemuk. JURNAL SOSIAL HUMANIORA DAN PENDIDIKAN.

Setyawati, F. A. (2008). Pengembangan alat ukur Multiple Intelligences berbasis komputer


suatu model penelusuran minat dan bakat siswa SMA. Jurnal Psikologi Pendidikan
Dan Bimbingan.

18

Anda mungkin juga menyukai