INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS
NAMA : SRI WAHYUNI SIREGAR, S.Pd
INSTITUSI : SMAN 8 MANDAU
T.A : 2023 - 2024
JENJANG SEKOLAH : SMA
KELAS : 11.F
ALOKASI WAKTU : 12 X 45 MENIT (6 X PERTEMUAN)
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik mampu menganalisis kondisi Indonesia pada masa kolonialisme
barat
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Dengan mempelajari kolonialisme bangsa barat di Indonesia peserta didik
mampu menjadikan peristiwa masa lampau untuk dijadikan pelajaran di masa
sekarang dan masa yang akan datang.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Kolonialisme merupakan suatu konsep yang identik dengan bangsa barat di era
penjelajahan samudera, Apa yang dimaksud dengan kolonialisme ? Apakah
kolonialisme dapat disamakan dengan imperialisme? apa manfaat yang bisa
diambil dari mempelajari kolonialisme bangsa barat di Indonesia ?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
Tahap Pendahuluan (10 menit)
1. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti
berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran, bahan teks multimedia,
memasangkan LCD pada laptop.
2. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran.
3. Memberikan beberapa gambar yang menunjukan peninggalan-peninggalan
sejarah sekaligus menghubungkan dengan ayat-ayat Al Quran: surat
Muhammad ayat 10 tentang mengambil hikmah atas peristiwa masa lampau)
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakater yang
harus dicapai.
5. Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilain serta penjelasan uraian
kegiatan.
PERTEMUAN 2
Tahap Pendahuluan (10 menit)
1. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti
berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran, bahan teks multimedia,
memasangkan LCD pada laptop.
2. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran.
3. Memberikan beberapa gambar yang menunjukan peninggalan-peninggalan
sejarah.
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakter yang
harus dicapai.
5. Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilain serta penjelasan uraian
kegiatan.
PERTEMUAN 3
Tahap Pendahuluan (10 menit)
1. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti
berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran, bahan teks multimedia,
memasangkan LCD pada laptop.
2. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran.
3. Memberikan beberapa gambar yang menunjukan peninggalan-peninggalan
sejarah.
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakater yang
harus dicapai.
5. Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilain serta penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
PERTEMUAN 4
Tahap Pendahuluan (10 menit)
1. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti
berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran, bahan teks multimedia,
memasangkan LCD pada laptop.
2. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran.
3. Memberikan beberapa gambar yang menunjukan peninggalan-peninggalan
sejarah.
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakater yang
harus dicapai.
5. Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilain serta penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
PERTEMUAN 5
Tahap Pendahuluan (10 menit)
1. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti
berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran, bahan teks multimedia,
memasangkan LCD pada laptop.
2. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran.
3. Memberikan beberapa gambar yang menunjukan peninggalan-peninggalan
sejarah.
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakater yang
harus dicapai.
5. Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilain serta penjelasan uraian.
Data Processing
7. Peserta didik lalu berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk mengolah
data yang telah ditemukan dan mengerjakan LKPD yang sudah disediakan
PERTEMUAN 6
Tahap Pendahuluan (10 menit)
1. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti
berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran, bahan teks multimedia,
memasangkan LCD pada laptop.
2. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran.
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran, karakater yang harus dicapai.
4. Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilain serta penjelasan uraian
kegiatan.
E. ASESMEN
Asesmen Sikap Profil Pelajar Pancasila
No Profil Pelajar Pancasila BT MT MB MK Keterangan
1. Beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlaq mulia
2. Berkebhinekaan global
3. Bernalar kritis
Keterangan
BT : Belum Terlihat MT : Mulai terlihat
MB : Mulai Berkembang MK : Membudaya
Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang hasil capaian
pembelajaran rendah melalui:
1. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes
2. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes
remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam
bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali
G. REFLEKSI
- Apakah guru sudah memberikan pembelajaran terbaik untuk siswa?
- Dibutuhkan penanaman karakter dari guru untuk diimplementasikan bagi
para siswa
- Kesulitan apa yang dialami guru selama proses pembelajaran?
- Perlu adanya langkah nyata dari guru untuk memperbaiki proses belajar.
- Apakah menurut guru seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
LAMPIRAN
GOLD
GLORY
GOSPEL
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (PERTEMUAN 2)
Nama :
Kelas :
Portugis
Spanyol
Belanda
Inggris
Tidak hanya Spanyol dan Portugis, penjelajahan samudra yang menjelma menjadi
kolonialisme dan imperalisme itu nantinya juga diikuti oleh bangsa-bangsa Eropa
lainnya, termasuk Belanda, Prancis, Inggris, Italia, Belgia, hingga Jerman. Lantas,
apa yang menjadi latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra?
Salah satu penyebab utamanya adalah jatuhnya Konstatinopel pada 1453, dari
Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur ke Kesultanan Turki Usmani di bawah
pimpinan Sultan Mehmed II. Penaklukan Konstantinopel (sekarang Istanbul)
menjadi salah satu tonggak peristiwa penting yang mengubah sejarah peradaban
manusia, yaitu penjelajahan bangsa-bangsa Eropa.
1. Gold
2. Glory
Glory diartikan sebagai kejayaan atau untuk menguasai wilayah yang didatangi dan
dijadikan sebagai koloni. Selain itu, glory juga merupakan semboyan memburu
kejayaan, superioritas, dan kekuasaan melalui penjajahan. Dalam kaitan ini, mereka
saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang ditemukannya. Kepulauan
Nusantara misalnya, pernah cukup lama menjadi jajahan Belanda.
3. Gospel
Gospel merupakan misi menyebarkan ajaran Nasrani (Kristen Katolik dan Kristen
Protestan). Misionaris bangsa-bangsa Eropa menyebarkan agamanya di wilayah-
wilayah baru yang mereka datangi. Setiap kapal milik bangsa-bangsa Eropa yang
melakukan penjelajahan samudra selalu diikuti kelompok misionaris, yang
menganggap penyebaran ajaran Injil merupakan panggilan hidup dan tugas mulia.
Mereka kemudian memanfaatkan daerah koloni sebagai tempat menjalankan misi
tersebut.
a. Bangsa Portugis
b. Bangsa Spanyol
Sesuai isi Perjanjian Tordesillas yang disetujui bersama Portugal pada 1494,
bangsa Spanyol mencari daerah penghasil rempah-rempah dengan menuju ke
arah barat, melalui Samudera Atlantik. Pada 1519, Spanyol memberangkatkan
ekspedisi yang terdiri dari lima kapal di bawah pimpinan Fernando de
Magelhaens atau Ferdinan Magellan. Rute pelayarannya adalah Spanyol -
Samudera Atlantik - pantai timur Benua Amerika - selat di ujung selatan Benua
Amerika - Samudera Pasifik - Filipina. Rombongan Magellan sampai di Filipina
pada April 1521, tetapi ia justru terbunuh setelah terlibat konflik dengan Mactan.
Setelah itu, ekspedisi dilanjutkan di bawah pimpinan Kapten Sebastian del Cano,
yang sampai di Maluku di tahun yang sama.
Sebastian del Cano mendarat di wilayah Tidore dan disambut baik oleh
rajanya, yang bermusuhan dengan Kerajaan Ternate yang lebih dulu menjalin
kerjasama dengan Portugis. Namun, kedatangan bangsa Spanyol ke Indonesia
untuk pertama kalinya ini hanya berlangsung 40 hari (6 November - 18
Desember 1521). Pasalnya tujuan utama Sebastian del Cano singgah di Tidore
adalah untuk mengisi bahan makanan dan mengisi kapalnya dengan rempah-
rempah, terutama cengkih dan pala.
c. Bangsa Prancis
Keberhasilan bangsa Portugis mencapai dunia Timur mendorong bangsa-
bangsa Eropa untuk berlayar ke Indonesia. Terlebih lagi, jasa pelaut asing dan
peta navigasi dapat dibeli dengan mudah di Lisabon. Pada 1530, Jean Parmentier
dari Prancis meninggalkan Pantai Normandia untuk menjelajahi Indonesia. Dari
sudut pandang pelayaran, ekspedisi ini sangat berhasil karena dapat mencapai
bagian barat Sumatera dalam waktu tujuh bulan. Kendati demikian, dari sudut
pandang perniagaan, Jean Parmentier dapat dikatakan gagal total. Akibat
kegagalan ini, bangsa Prancis enggan untuk mengulangi upayanya dalam waktu
yang lama.
d. Bangsa Inggris
e. Bangsa Belanda
5) Memungut pajak.
Devide et impera secara harfiah artinya “pecah belah dan kuasai”. Salah
satu bentuknya adalah dengan mencampuri urusan dalam negeri setiap
kerajaan. Caranya, apabila ada konflik internal di suatu kerajaan atau
dengan kerajaan lain, VOC akan mendatangi salah satu kerajaan untuk
menawarkan bantuan. Ketika tawaran bantuan tersebut diterima, VOC
akan membantu mengalahkan kerajaan lain dengan berbagai syarat atau
perjanjian. Isinya imbalan monopoli perdagangan atau mendapatkan
sebagian wilayah yang dikalahkan. Monopoli perdagangan adalah
VOC mengharuskan para petani menjual rempah-rempahnya kepada VOC
dan tidak boleh kepada kongsi dagang lain dengan harga yang sudah
ditentukan sendiri oleh VOC.
Dengan cara itu, pada tahun 1669, VOC merupakan perusahaan dagang
terkaya sepanjang sejarah. VOC memiliki 150 kapal dagang, 40 kapal
perang, 50.000 pekerja, 10.000 tentara, dan pembayaran deviden (sistem
pembagian keuntungan) sebanyak 40%. Seorang filsuf dari Jerman yang
bernama Karl Marx (1818-1883) menulis dalam bukunya yang berjudul
Das Salam Historia VOC merupakan perusahaan internasional pertama
di dunia. Anggota kongsi ini tidak hanya orang-orang Belanda, tetapi juga
ada orang Spanyol, Portugis, dan Inggris. Yang mengejutkan, mereka
kebanyakan merupakan bekas-bekas penjahat yang kemudian
bergabung dengan VOC sehingga tidak mengherankan bila VOC hancur
akibat korupsi yang merajalela. Das Capital menyebut VOC sebagai salah
satu korporasi pertama dalam sejarah dunia yang paling jahat dan rakus.
Sejarawan Onghokham pernah mengatakan bahwa kolonialisme di Jawa
bukan dengan operasi militer, melainkan lebih banyak dengan melakukan
perjanjian dengan raja atau pangeran setempat. Jumlah tentara VOC dan
Hindia Belanda tidaklah terlalu besar, tetapi hanya kuat secara finansial.
a. Faktor Internal
11) Perdagangan gelap merajalela karena difasilitasi pejabat VOC yang korup
karena mereka mendapat setoran pungutan liar.
b. Faktor Eksternal
Belanda di Eropa dikuasai oleh Prancis tahun 1795 di bawah pimpinan
Napoleon Bonaparte yang kemudian mengganti namanya menjadi Republik
Bataaf (1795-1806). Perubahan politik ini memengaruhi VOC karena
pemerintahan di bawah Napoleon menyerukan “republikanisme-kebebasan
kesetaraan”. Kebijakan VOC menurut Napoleon bertentangan dengan
kebebasan dan kesetaraan. Untuk itu, VOC harus dibubarkan. VOC pun
dibubarkan pada tahun 1799.
Republik Bataaf
e. Ketika bertemu di jalan dengan raja, minister tidak perlu turun dari
kereta, tetapi cukup membuka jendela.
Pemerintahan Inggris
Eksploitasi Manusia.
Eksploitasi Agraria.
Politik Etis
(Banjarmasin).
Pada tahun 1651 sampai dengan 1682, Banten diperintah oleh Pangeran
Surya dengan gelar Pangeran Ratu Ing Banten dan setelah kembali dari
Mekah mendapat gelar Sultan Abdulfatah atau lebih dikenal dengan Sultan
Ageng Tirtayasa. Sebelumnya, Banten diperintah oleh kakek dari Sultan
Ageng Tirtayasa, yaitu Sultan Abdulmafakhir Mahmud Abdulkadir. Sultan
Ageng Tirtayasa merupakan anak dari Sultan Abul Ma’ali Ahmad.
Pada waktu itu Banten memiliki posisi yang strategis sebagai bandar
perdagangan internasional. Oleh karena itu, sejak semula Belanda ingin
menguasai Banten, tetapi tidak pernah berhasil. Akhirnya, VOC
membangun bandar di Batavia pada tahun 1619. Hal ini menyebabkan
timbulnya persaingan antara Banten dan Batavia untuk memperebutkan
posisi sebagai bandar perdagangan internasional. Oleh karena itu, rakyat
Banten sering melakukan serangan-serangan terhadap VOC.
Pada 6-8 Juni 1848, pihak Belanda melakukan serangan kedua dengan
mendaratkan pasukannya di Sangsit. Bali yang dipimpin oleh I Gusti Ketut
Jelantik mengerahkan pasukan Benteng Jagaraga yang merupakan benteng
terkuat bila dibandingkan dengan empat benteng lainnya. Sedangkan
pihak Belanda dipimpin oleh Jendral Van Der Wijck. Namun, pihak
Belanda gagal menembus benteng yang dipimpin oleh I Gusti Ketut
Jelantik dan hanya mampu merebut satu benteng saja, yakni benteng
sebelah timur Sangsit yang berada dekat Bungkulan.
Pada 7 April 1849, Raja Buleleng dan Patih Jelantik bersama 12 ribu
prajurit berhadapan dengan Jendral Michiels. Karena kalah persenjataan,
Bali terdesak dan mundur sampai Pegunungan Batur Kintamani. Jagaraga
akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada 16 April 1849. I Gusti Ketut Jelantik
gugur pada serangan di Karangasem oleh Belanda yang didatangkan dari
Lombok dan menyerang hingga ke Pegunungan Bale Punduk. Gugurnya
I Gusti Ketut Jelantik membuat perlawanan raja-raja Bali mulai
mengalami kemunduran. Daerah Bali dapat dengan mudah dikuasai.
Hanya tersisa Bali Selatan yang masih melakukan perlawanan.
Pada 25 April 1859, Perang Banjar terjadi saat Pangeran Antasari beserta
dengan sekitar 6.000 pasukan menyerang tambang batu bara milik Belanda
di Pengaron. Berawal dari peperangan tersebut, peperangan demi
peperangan terjadi di seluruh wilayah Kerajaan Banjar yang dipimpin oleh
Pangeran Antasari yang dibantu dengan para panglima dan pasukannya.
Pangeran Antasari menyerang pos-pos Belanda di Martapura, Hulu
Sungai, Riam Kanan, Tabalong, Tanah Laut, dan Sungai Barito sampai ke
Puruk Cahu.
Teuku Umar dari kecil dikenal sebagai anak yang cerdas, pemberani,
dan kadang suka berkelahi dengan teman-teman sebayanya. Ia juga
memiliki sifat yang keras dan pantang menyerah dalam menghadapi
segala persoalan. Teuku Umar tidak pernah mendapatkan pendidikan
formal. Meski demikian, ia mampu menjadi seorang pemimpin yang kuat,
cerdas, dan pemberani.
Ketika Perang Aceh meletus pada 1873, Teuku Umar ikut serta berjuang
bersama pejuang-pejuang Aceh lainnya. Ketika itu, umurnya baru
menginjak 19 tahun. Mulanya ia berjuang di kampungnya sendiri,
kemudian dilanjutkan ke Aceh Barat. Pada umur yang masih muda ini,
Teuku Umar sudah diangkat sebagai keuchik gampong (kepala desa) di
daerah Daya Meulaboh.
Pada usia 20 tahun, Teuku Umar menikah dengan Nyak Sofiah, anak
Uleebalang Glumpang. Untuk meningkatkan derajat dirinya, Teuku
Umar kemudian menikah lagi dengan Nyak Malighai, putri dari Panglima
Sagi XXV Mukim. Pada tahun 1880, Teuku Umar menikahi janda Cut Nyak
Dhien, putri pamannya, Teuku Nanta Setia. Suami Cut Nya Dien, yaitu
Teuku Ibrahim Lamnga meninggal dunia pada Juni 1878 dalam
peperangan melawan Belanda di Gle Tarun. Keduanya kemudian berjuang
bersama melancarkan serangan terhadap pos-pos Belanda.
Teuku Umar sudah siap dan memberi isyarat kepada anak buahnya.
Hansen berhasil dilumpuhkan dan tertembak ketika berusaha melarikan
diri. Nyonya Hansen dan John Fay ditahan sebagai sandera, sedangkan
awak kapal dilepas. Belanda sangat marah karena rencananya gagal.
Perang pun berlanjut. Pada tahun 1891, Teungku Chik Di Tiro dan Teuku
Panglima Polem VIII Raja Kuala (ayah dari Teuku Panglima Polem IX
Muhammad Daud) gugur dalam pertempuran. Belanda sebenarnya pun
sangat kesulitan karena biaya perang terlalu besar dan lama.
Istrinya, Cut Nyak Dhien, sempat bingung, malu, dan marah atas
keputusan suaminya itu. Umar suka menghindar apabila terjadi
percekcokan. Teuku Umar menunjukkan kesetiaannya kepada Belanda
dengan sangat meyakinkan. Setiap pejabat yang datang ke rumahnya
selalu disambut dengan menyenangkan. Ia selalu memenuhi setiap
panggilan dari gubernur Belanda di Kutaraja dan memberikan laporan
yang memuaskan sehingga ia mendapat kepercayaan yang besar dari
gubernur Belanda.
Pada Februari 1898, Teuku Umar tiba di wilayah VII Mukim Pidie
bersama seluruh kekuatan pasukannya lalu bergabung dengan Panglima
Polem. Pada 1 April 1898, Teuku Panglima Polem bersama Teuku Umar
dan para Uleebalang serta para ulama terkemuka lainnya menyatakan
sumpah setianya kepada Raja Aceh Sultan Muhammad Daud Syah. Pada
Februari 1899, Jenderal Van Heutsz mendapat laporan dari mata-matanya
mengenai kedatangan Teuku Umar di Meulaboh dan segera menempatkan
sejumlah pasukan yang cukup kuat di perbatasan Meulaboh. Malam
menjelang 11 Februari 1899, Teuku Umar bersama pasukannya tiba di
pinggiran Kota Meulaboh. Pasukan Aceh terkejut ketika pasukan Van
Heutsz mencegat. Posisi pasukan Umar tidak menguntungkan dan tidak
mungkin mundur. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan pasukannya
adalah bertempur.
Turut gugur pada waktu itu dua putranya, Patuan Nagari dan Patuan
Anggi, serta putrinya, Lopian. Sementara itu, keluarganya yang tersisa
ditawan di Tarutung. Sisingamangaraja XII sendiri kemudian dikebumikan
Belanda secara militer pada 22 Juni 1907 di Silindung setelah
sebelumnya mayatnya diarak dan dipertontonkan kepada masyarakat
Toba. Makamnya kemudian dipindahkan ke Makam Pahlawan Nasional
di Soposurung, Balige sejak 14 Juni 1953.
a. Periode 1803-1821.
c. Periode 1825-1830.
d. Periode 1830-1838.
Dengan banyak sekali tipu daya, akhirnya satu per satu pemimpin
perlawanan tertangkap dan menyerah, antara lain Pangeran
Suryamataram dan Ario Prangwadono (tertangkap pada 19 Januari
1827), Pangeran Serang serta Notoprodjo (menyerah pada 21 Juni
1827), Pangeran Mangkubumi (menyerah pada 27 September 1829),
dan Alibasah Sentot Prawirodirdjo (menyerah pada 24 Oktober 1829).
Semua itu merupakan pukulan yang berat bagi Pangeran Diponegoro.
Melihat situasi yang demikian, pihak Belanda ingin
menyelesaikan perang secara cepat. Jenderal de Kock melaksanakan tipu
muslihat dengan mengajak berunding Pangeran Diponegoro. De Kock
berjanji, apabila perundingan gagal, maka Diponegoro diperbolehkan
kembali ke pertahanan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Carey, Peter 2011. Kuasa Ramalan Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa
Jilid I. Jakarta: Gramedia
Carey, Peter 2011. Kuasa Ramalan Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa
Jilid II. Jakarta: Gramedia
Hannigan, Tim. 2015. Raffles dan Invansi Inggris Ke Jawa, Jakarta: Gramedia
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana
Lilik Suharmaji. 2019. Sejarah Indonesia Modern, Dari Imperialisme Kuno
Sampai Pengakuan Kedaulatan RI, Yogyakarta: Lingkar Antarnusa
Lilik Suharmaji, 2020. Geger Sepoy Sejarah Kelam Perseteruan Inggris Dengan Keraton
Yogyakarta (1812-1815). Yogyakarta: Araska.
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2008. Sejarah Indonesia Baru 1200-2008, Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta. Sartono Kartodirdjo, 2017. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-
1900 Dari Emperium Sampai Imperium, Yogyakarta: Ombak
William Thorn, Mayor. 2015. Sejarah Penaklukkan Jawa, Yogyakarta: Indoliterasi