INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS
NAMA : AFDAL AQZAMI, S.Pd
INSTITUSI : SMAN 7 PADANG
TAHUN : 2022
JENJANG SEKOLAH : SMA
KELAS : 11.F
ALOKASI WAKTU : 4 X 45 MENIT (2 X PERTEMUAN)
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik mampu menganalisis kondisi Indonesia pasca proklamasi
kemerdekaan.
KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menganalisis perkembangan Bangsa Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal serta dapat menyajikannya dalam bentuk tulisan ataupun
media lainnya.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Dengan mempelajari materi perkembangan kehidupan Bangsa Indonesia pada
masa Demokrasi Liberal, peserta didik mampu menyelesaikan berbagai
persoalan yang dihadapi bangsa sehingga Indonesia masih tetap utuh sampai
sekarang ini.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Saat ini, kita rutin melaksanakan pemilu baik untuk memilih anggota legislatif
maupun eksekutif. Hajatan pemilu selalu dinantikan oleh segenap masyarakat.
Lalu tahukah ananda, kapan pemilu pertama kali dilaksanakan di Indonesia?
bagaimana kondisi Indonesia pada masa itu? Apa saja persoalan yang dihadapi
bangsa Indonesia pada masa itu?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
Tahap Pendahuluan (10 menit)
1. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti
berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran, bahan teks multimoda,
memasangkan LCD pada laptop.
2. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran.
3. Memberikan beberapa gambar yang menunjukan peninggalan-peninggalan
sejarah sekaligus menghubungkan dengan ayat-ayat Al Quran: surat
Muhammad ayat 10 tentang mengambil hikmah atas peristiwa masa lampau
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakater yang
harus dicapai.
5. Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilain serta penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
PERTEMUAN 2
Tahap Pendahuluan (10 menit)
1. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti
berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran, bahan teks multimoda,
memasangkan LCD pada laptop.
2. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran.
3. Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik
2. Berkebhinekaan global
3. Bernalar kritis
Keterangan
BT : Belum Terlihat MT : Mulai terlihat
MB : Mulai Berkembang MK : Membudaya
Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang hasil capaian
pembelajaran rendah melalui:
1. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes
2. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes
remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam
bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali
G. REFLEKSI
Apakah guru menyampaikan value (nilai-nilai) materi ini untuk
menumbuhkan nasionalisme?
Penanaman karakter dari guru pada materi ini sangat diperluhkan untuk
cinta tanah air.
Guru harus selalu memberi semangat kepada peserta didik untuk selalu
semangat belajar sejarah
Perlu adanya media yang mempermudah peserta didik dalam memahami
pelajaran.
Apakah peserta didik senang belajar sejarah dengan metode yang
diberikan guru?
tujuan pembelajaran
masing-masing.
kelas
Bangsa Indonesia yang sekarang tegak berdiri ini pernah diuji oleh masyarakat
atau sekelompok orang yang ingin merusak tatatanan integrasi nasional. Dalam
Kamus Bahasa Indonesia integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang
utuh atau bulat. Integrasi bisa juga diartikan penyatuan bangsa atau suku yang
berbeda di masyarakat menjadi satu kesatuan yang utuh untuk menjadi suatu
bangsa.
Integrasi akan semakin kukuh apabila tercapai dua hal yaitu pertama,
sebagian masyarakat bersepakat mengenai batas-batas teritorial negara sebagai
suatu wilayah politik. Kedua, sebagaian besar masyarakat bersepakat mengenai
struktur pemerintahan serta aturan- aturan proses politik, ekonomi, sosial, yang
berlaku di masyarakat.
a. Latar Belakang
Amir Syarifuddin yang jatuh itu kemudian menjadi oposisi kabinet Hatta.
Ia kemudian mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR). Orgnisasi ini merupakan
gabungan dari PSI, Pesindo, Partai Buruh, SOBSI, Barisan Tani Indonesia, dan PKI.
Benturan kepentingan antara Kabniet Hatta dan Amir terjadi sejak Kabniet
Hatta mempunyai program Rera (Reorganisasi dan rasionalisasai). Salah satu
yang menjadi target Rera adalah rasionalisasi tentara yakni tentara yang sedikit
tetapi bermutu. Tentara yang semula berjumlah 463.000 diperas menjadi 90.000.
Akibatnya banyak Tentara yang sebagian besar orang-orang komunis itu
mengganggur sehingga mereka mendesak kepada kabinet Hatta untuk tidak
melanjutkan program Rera.
b. Proses pemberontakan
Situasi politik dalam negeri memanas karena terjadi pemogokan buruh dimana-
mana karena memang diorganisir oleh PKI. Anggota serikat buruh, pemuda dan
rakyat dihasut dan digerakkan untuk menentang pemerintah yang sah. Kekacauan
diawali di kota Solo dimana tentara dan orang-orang bersenjata di bawah kendali
FDR terjadi konflik pada 13-16 Sepetember 1948. Salah satu tokoh yang anti FDR, dr
Muwardi diculik dan ditemukan sudah terbunuh sehingga membuat suasana
menjadi mencekam. Untuk itulah kemudian kabinet Hatta mengumumkan negara
dalam kondisi bahaya.
Pada 19 September 1848 FDR bersama PKI di bawah pimpinan Musso dan Amir
Syarifuddin mengumumkan berdirinya Negara Republik Soviet Indonesia. Dengan
mengerahkan ribuan anggota satuan TNI yang memihak komunis yang merupakan
korban dari program rasionalisasi kabinet Hatta. Mereka kemudian menduduki
Madiun dan membasmi tokoh-tokoh setempat yang tidak tunduk dan sepaham
dengan PKI.
c. Penumpasan Pemberontakan
Pada saat itu Jenderal Sudirman sedang sakit keras sehingga Komando
diserahkan kepada Kolonel AH. Nasution yang menjabat sebagai Panglima Markas
Besar Komando Jawa. Nasution segera menggerakan divisi cadangan pasukan
Siliwangi dan kesatuan yang ada di jawa Timur untuk menumpas pemberontakan.
Dalam waktu satu hari saja TNI berhasil dapat memukul mundur PKI/ FDR. Di
bawah komando Kolonel Gatot Subroto yang memimpin divisi Siliwangi, pada 30
September 1948 PKI berhasil ditumpas. Kota Madiun dan sekitarnya dapat
dibebaskan dari para pemberontak. Musso akhirnya tertembak mati dalam
pelariannya pada 31 Oktober 1948 di Samandang, Ponorogo Jawa Timur. Amir
Syarifuddin ditangkap dan ditempak mati di Purwodadi pada tanggal 29 Nopember
1948.
2. Proses pemberontakan
3. Penumpasan pemberontakan
DI/TII di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah. Dia adalah komandan
laskar Hisbullah di Tulangan dan Mojokerto. Mereka kecewa dan tidak sepakat
dengan hasil perjanjian Renville yang harus memaksa laskar-laskar dan tentara RI
untuk hijrah ke Yogyakarta.
2. Proses Pemberontakan
Pada Agustus 1948 Amir Fatah membawa anak buahnya yang terdiri dari 3
kompi pasukan Hisbullah ke Pekalongan yang saat itu sudah ditinggalkan tentara
hijrah ke Yogyakarta. Dia kemudian membentuk pasukan bersenjata Mujahidin
sebagai upaya membentuk kekuatan. Karena sepaham dengan Kartosuwiryo
maka Amir Fatah ditunjuk Kartosuwiryo memimpin Darul Islam di Jawa
Tengah. Pada 23 Agustus 1949 Amir Fatah memproklamasikan berdirinya Negara
Islam Jawa Tengah sebagai Negara Islam pimpinan Kartosuwiryo. Untuk
mengawali gerakannya pasukan Amir Fatah menyerang pos-pos TNI termasuk juga
pos TNI di Pekalongan.
3. Penumpasan Pemberontakan
Di bawah komando Letnan Kolonel Sarbini pada tahun 1950 TNI membentuk
Gerakan Banteng Negara (GBN). Operasi ini berhasil memisahkan DI Jawa
Tengah dan DI Jawa Barat sehingga pada 22 Desember 1950 Amir Fatah dapat
ditangkap.
Ketika tahun 1950 Indonesia menjadi negara yang berdaulad pemerintah mulai
melakukan penyerderhanaan dalam administrasi pemerintahan yaitu menurunkan
status Aceh dari sebuah provinsi menjadi daerah karesidenan di bawah provinsi
Sumatera lagi. Tentu saja langkah pemerintah ini membuat Daud Baureuh dan
pengikutnya kecewa karena kekuasaannya hilang kembali.
2. Proses pemberontakan
3. Penumpasan pemberontakan
Pada masa perang kemerdekaan banyak laskar-laskar dari Sulawesi Selatan yang
ikut bertempur menghadapi tentara Kolonial Belanda. Setelah RI menerima
kedaulatan penuh, perang tidak terjadi lagi. Para laskar-laskar kemudian bergabung
membentuk kesatuan yang bernama Gerilya Sulawesi Selatan (GSS).
Para laskar itu meminta agar GSS semuanya dijadikan TNI atau APRIS dibawah
satu divisi yang dipimpin oleh Kahar Muzakkar sebagai panglimanya. Tuntutan itu
kemudian ditolak oleh pemerintah pusat karena GSS anggotanya banyak yang tidak
memenuhi syarat sebagai tentara profesional. Pemerintah memberi solusi bagi yang
memenuhi syarat yang masuk TNI, sedangkan yang tidak akan dimasukkan sebagai
tentara cadangan. keputusan pemerintah itu kemudian membuat Kahar Muzakkar
dan laskarnya menjadi kecewa terhadap pemerintah.
2. Proses pemberontakan
3. Penumpasan pemberontakan
Teror ini dilakukan karena menjelang 1950 keinginan anggota RIS untuk kembali
ke bentuk NKRI semakin menguat. Hal itu dibuktikan satu persatu negara-negara
bagian bergabung kembali ke NKRI. Tentu saja ini dianggap sebagai suatu
ancaman bagi Kolonial Belanda karena menginginkan Indonesia terpecah belah
melalui negara bagian- bagian yang tergabung dalam RIS. Menggunakan kata Ratu
Adil agar mendapat simpati dari rakyat karena bagi masyarakat kata Ratu Adil
artinya akan membawa pencerahan ke masa depan.
2. Proses pemebrontakan
3. Penumpasan pemberontakan
Ditengah situasi yang kacau, terseber isu bahwa APRIS akan mendatangkan
pasukan sebesar 900 orang ke Makassar untuk mengamankan keadaan. Pasukan ini
segera akan berlabuh di pelabuhan Makassar. Tentu saja berita ini sangat
mengkhawatirkan eksistensi mantas pasukan KNIL yang ada di Makassar. Mereka
kemudian bergabung dengan Kapten Andi Aziz dengan menamakan pasukan
bebas.
2. Proses pemberontakan
Pada 5 April 1950 pasukan Andi Azizz yang dibantu pasukan KNIL menyerang
markas APRIS di Makassar. Mereka berhasil menguasai markas APRIS dan juga
kota Makassar.
3. Jalannya penumpasan
Pada 8 April 1950 pemerintah pusat mengultimatum agar pasukan Andi Aziz
menyerah dan mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam waktu 2 x 24 jam.
Akhirnya Andi Aizi bersedia datang ke Jakarta pada 15 April 1950 setelah didesak
oleh presdien NIT, Sukawati. Setelah sampai di Jakarta dia ditangkap dan diadili
sebagai pemberontak. Semetara itu pasukan sisa-sisa Andi Aziz diserang oleh TNI
sebagai upaya penumpasan.
2. Proses pemberontakan
3. Penumpasan pemberontakan
b. Proses pemberontakan
Sementara itu pimpinan Dewan Manguni di Manado yang bernama Letnan Kolonel
Ventje Sumual memproklamirkan berdirinya Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)
pada 2 Maret 1957. Pendirian organisasi yang akan memisahkan diri dari NKRI itu
ditandatangani oleh 51 tokoh masyarakat Indonesia Timur. Tidak beberapa lama di
Sumatera diproklamasikan juga Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI) oleh Kolonel Ahmad Husain yang merupakan pimpinan Dewan Banteng
pada 15 Februari 1958.
Pada tanggal 10 Februari 1958 Kolonel Ahmad Husain berpidato kepada masyarakat
dengan mengultimatum pemerintah yang isinya 1). Kabinet Juanda harus
menyerahkan mandatnya kepada presiden dalam waktu 5 x 24 jam atau presiden
yang mencabut mandat tersebut. 2). Presiden menugaskan Hatta dan Sultan
Hamengku Buwono IX untuk membentuk kabinet nasional.
c. Penumpasan pemberontakan
Satu persatu TNI berhasil merebut daerah yang dikuasai Permesta dan pada
pertengahan tahun 1961 para pemimpin gerakan ini menyerah kepada pemerintah
NKRI.
F. Tokoh-tokoh Pejuang Mempertahankan Integrasi Bangsa
1. Sukarno
2. Mohammad Hatta
Hatta berjuang untuk Indonesia merdeka sejak menjadi mahasiswa. Dalam peristiwa
disekitar proklamasi Hatta juga ikut dibawa pemuda ke Rengasdengklok bersama
Sukarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan. Hatta dikenal sebagai
pemimpin yang tenang, bijaksana dan hati-hati dalam setiap pengambilan
keputusan. Hatta juga dikenal sebagai bapak koperasi Indonesia karena segala
pemikiran tentang perekonomian rakyat dituangkan dalam pasal 33 UUD 1945.
Tidak itu saja Hatta juga dikenal sebagai bapak peletak dasar politik luar negeri
yang bebas aktif tidak condong ke blok manapun.
Nasution merupakan tentara yang profesional. Dia salah satu tokoh pejuang
integrasi. Hal ini terlihat ketika terjadi pemberontakan PKI Madiun 1948. Dengan
bergerak cepat di bawah komandonya selaku Panglima Komando Jawa dapat
menumpas pemberotakan hanya butuh waktu satu hari untuk penumpasan.
Nasution
juga berjasa dalam penumpasan pemberontakan PRRI dan Permesta yang ingin
menggoyang kewibawaan NKRI.
4. Ahmad Yani
Yani tergabung dalam Peta dalam memulai kiriernya sebagai tentara. Yani sangat
berjasa dalam penumpasan pemberontakan DI/ TII di Jawa Tengah. Keberhasilan itu
ikut mengangkat namanya menjadi perwira tinggi yang diperhitungkan untuk
mempertahankan bangsa dari berbagai ancaman dan gangguan untuk keutuhan
NKRI.
1946-1950 Sultan dan para pemimpin bangsa seperti Sukarno, Hatta, Syahrir dll di
Yogyakarta berjung bahu membahu agar Indonesia tetap berdiri kokoh tidak
tergoyahkan walaupun terus digempur tentara Belanda.
Dalam Serangan 1 Maret 1949 Sultan juga sangat berperan penting sehingga
peristiwa itu dapat menyadarkan dunia Internasional bahwa Indonesia masih
ada karena selama ini digembar-gemborkan Belanda bahwa Indonesia sudah
terhapus karena pemimpinnya sudah ditangkap dan diasingkan. Perannya sebagai
menteri pertahanan ikut memelihara keutuhan bangsa baik memperhankan NKRI
dari penjajahan Belanda maupun keutuhan NKRI dari setiap pemberontakan-
pemberotakan yang pernah terjadi di tanah air.
Disisi lain hasil-hasil perundingan itu ternyata tidak memuaskan semua pihak
terutama para tokoh-tokoh bangsa Indonesia sehingga timbul rasa tidak puas yang
akhirnya memunculkan rasa tidak percaya dan berujung pada pemberontakan-
pemberontakan di daerah-daerah. Dengan demikian pemerintahan harus bekerja
keras untuk menghadapi bangsa asing dan menghadapi bangsa sendiri yang ingin
memisahkan diri dari NKRI.
Untuk menjaga agar pemerintahan berjalan dengan baik Sukarno membentuk
kabinet yang pertama yang dinamakan kabinet presidensial. Kabinet ini diketuai
oleh Presiden Sukarno dengan masa jabatan 4 September sampai dengan 14
Nopember 1945. Kabinet pertama tidak berlangsung lama. Pada 14 November 1945
dibentuk kabinet Republik Indonesia yang kedua dengan Sutan Syahrir
sebagai perdana menterinya. Selama ibukota RI dan para pemimpin bangsa pindah
ke Yogyakarta sejak 4 Januari 1946 Sutan Syahrir tetap di Jakarta untuk
mempermudah hubungan dengan dunia Internasional.
Selanjutnya dibentuk kabinet keempat yaitu Kabinet Syahrir III yang berlangsung 2
Oktober 1946 sampai dengan 3 Juli 1947. Pada tanggal yang sama presiden
mengeluarkan maklumat Nomor 6/1947 yang isinya menetapkan kekuasaan
sepenuhnya berada ditangan presiden. Melalui maklumat tersebut akhirnya kabinet
Syahrir III masuk masa demesioner.
Pada 3 Juli 1947 dibentuk kabinet yang kelima yang berlangsung 3 Juli 1947 sampai
dengan 11 Nopember 1947 dengan Amir Syarifuddin sebagai perdana
menterinya. Program kabinet ini sebenarnya melanjutkan program kabinet
sebelumnya. Pada 11 Nopember 1947 dibentuk kabinet yang keenam dengan Amir
Syarifuddin tetap sebagai perdana menterinya. Akhirnya kabinet dinyatakan
demesioner setelah pada 29 Januari 1948 mundurnya 5 orang menteri dari Masyumi.
Pada 29 Januari 1948 dibentuk kabinet ketujuh dengan Moh. Hatta sebagai
perdana menterinya. Kabinet ini akhirnya berakhir pada 4 Agustus 1948.
Memang kondisi politik pada saat itu masih dalam konflik antara Indonesia dengan
Belanda dan berbagai pemberontakan di tanah air.
Ketika terjadi Agresi militer Belanda II di Yogyakarta dan para pemimpin ditangkap
dan diasingkam dibentuk Pemeritahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang
berkedudukan di Bukittinggi. Maka dibentuklah kabinet PDRI berdasar intruksi
presiden kepada Syarifuddin Prawiranegara yang dikirim dari Yogyakarta sesaat
sebelum tentara menawan para pemimpin. Kabinet PDRI ini dipimpin oleh
Syarifuddin Parwiranegara dan berakhir pada 13 Juli 1949.
Pada 13 Juli 1949 dibentuk kabinet yang kedelapan dengan Hatta sebagai perdana
menterinya. Program kabinet ini menyesuikan dengan situasi dan kondisi pada saat
itu yang baru menghadapi agresifitas Belanda yang ingin menguasai kembali
Indonesia.
Pada kurun waktu pemerintahan antara tahun 1950 sampai dengan 1959 memang
sering terjadi pergantian kabinet. Kabinet yang dipimpin oleh seorang perdana
menteri itu sering jatuh bangun karena adanya mosi tidak percaya dari para oposisi
politiknya. Adapun kabinet yang pernah memerintah pada masa demokrasi liberal
sebagai berikut:
4. Kabinet Ali Sastraamidjojo I (koalisi PNI dan NU) memerintah 31 Juli 1953 sd. 12
Agustus 1955.
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (Masyumi) memerintah 12 Agustus 1955 sd. 3
Maret
1956.
7. Kabinet Juanda (non politik) memerintah 9 April 1957 sd. 5 Juli 1959.
Tentu saja jatuh bangunnya kabinet-kabinet ini sangat tidak memberi kenyamanan
kepada perdana menteri yang memerintah. Jatuh bangunnya kabinet ini karena
adanya rasa mosi tidak percaya akibat pemerintahan dianggap gagal
dalam menangani berbagai peristiwa yang terjadi. Contoh misalnya jatuhnya
kabinet Wilopo yang harus mengakhiri pemerintahannya karena dianggap gagal
dalam menyelesaikan kasus 17 Oktober 1952.
Padahal kasus itu disebabkan oleh ulah beberapa perwira Angkatan Darat yang
melakukan protes dan meminta kepada presiden Sukarno agar parlemen
dibubarkan karena dianggap mencampuri kegiatan intren AD dan ada indikasi
korupsi di tubuh parlemen. Tentu saja Sukarno menolak membubarkan parlemen
sesuai tuntutan perwira Angkatan Darat karena jika itu dilakukan berarti
presiden melakukan tindakan otoriter. Kasus itu semakin runcing setelah Sukarno
menonaktifkan Nasution sebagai KSAD diganti oleh Kolonel Bambang Sugeng
karena dianggap bersalah melakukan kudeta kecil terhadap Presiden Sukarno.
Akhirnya Nasution setelah beberapa tahun tidak aktif diberi jabatan lagi di dinas
ketentaraan sehingga lambat laun kasus penyidikan kudeta kecil itu dihentikan.
dan keuangan yang ckup besar seperti yang diputuskan dalam Konferensi Meja
Bundar diantaranya bangsa Indonesia harus menutup kerugian perang dari pihak
Belanda selama perang revolusi fisik.
C. GLOSARIUM
Revolusi: perubahan ketatanegaraan yang dilakukan dengan perlawanan senjata
Konferensi: pertemuan atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang
dihadapi bersama
Disintegrasi: terpecah belah
D. DAFTAR PUSTAKA
Adi Sudirman. 2014. Sejarah Lengkap Indonesia Dari Era Klasik Hingga
Terkini, Yogyakarta: Diva Press
Ratna Hapsari dan M. Adil. 2016. Sejarah Indonesia Untuk SMA/ MA Kelas XII
Kelompok Wajib. Jakarta: Erlangga
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta. Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta:
Serambi Ilmu Semesta. Ricklefs, MC. 2016. Sejarah Indonesia Modern,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.