Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

“Jenis Jenis Kompetensi Kepala Sekolah”

DOSEN PENGAMPU :

Nurdiana, S.Pd.I., M.Pd

DISUSUN OLEH :

Doni Guspandri (12211313341)


Melsa chania (12211323267)
Rahmat Hidayat (12211312843)
Yuni Shara (12211323500)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan petunjuk-Nya, penyusun tidak akan
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran.

Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memahami tentang “Jenis Jenis
Kompetensi Kepala Sekolah”. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah adminitrasi pendidikan yang telah banyak membantu penyusun agar
dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi wawasan
dan pemahaman yang luas kepada pembaca.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah yang diampu oleh Ibuk Nurdiana, S.Pd.I., M.Pd

Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Disamping itu,
apabila dalam makalah ini didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun
isinya, maka penulis dengan senang hati menerima kritik dann saran yang membangun dari
pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya. Akhirnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Aamiin ya robbal „alamiin.

Pekanbaru, 08 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

1.1 Latar belakang ........................................................................................................ 4


1.2 Rumusan masalah .................................................................................................. 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6

2.1 Kompetensi Manajerial .......................................................................................... 6


2.2 Kompetensi Kewirausahaan................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 16


3.2 Saran ...................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepala sekolah merupakan jabatan karir yang diperoleh seseorang setelah berkarir
menjadi guru yang cukup lama. Seseorang yang dipercayai menjadi kepala sekolah harus
memenuhi kriteria-kriteria yang disyaratkan. Menurut Davis G A dan Thomas MA dalam
bukunya Wahyudi, berpendapat bahwa kepala sekolah yang efektif mempunyai
karakteristik sebagai berikut: (1) mempunyai jiwa kepemimpinan dan mampu mengelola
atau memimpin sekolah, (2) memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah, (3)
mempunyai keterampilan sosial, (4) profesional dan kompeten dalam bidang tugasnya.

Kepala sekolah mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas


pendidikan dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, membina tenaga kependidikan, dan mendayagunakan sekaligus
memelihara sarana dan prasarana. Melihat peranan kepala sekolah tersebut, kepala
sekolah mempunyai tantangan untuk dapat menjalankan pendidikan di Sekolah agar
terarah, berencana dan berkesinambungan dengan menetapakan kebijakan dan
memberikan ide yang dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam peningkatan mutu pendidikan di


sekolah. Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan khususnya pada satuan
pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki kepala sekolah
tersebut, Lembaga pendidikan tanpa adanya kepala sekolah tidaklah dapat berjalan, akan
tetapi kepala sekolah bukanlah segalanya. Kepala sekolah bertugas mengkoordinasi,
mengawasi memberikan pengarahan terhadap bawahannya. Oleh karena itu kepala
sekolah dituntut memiliki pengetahuan yang luas terhadap masalah-masalah pendidikan.

Dengan menguasai pengetahuan yang luas tentang pendidikan kepala sekolah


dapat dengan mudah mencapai visi dan misi yang telah di tetapkan. Mengingat tugas

4
kepala sekolah yang sedemikian beratnya para pakar pendidikan merumuskan kompetensi
minimal yang harus dimiliki kepala sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja Kompetensi Manajerial ?
1.2.2 Apa saja Kompetensi Kewirausahaan ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa saja kompetensi manajerial
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja kompetensi kewirausahaan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kompetensi Manajerial


Setiap Aparatur Sipil Negara (ASN), harus tertanam pola pikir bahwa dirinya
adalah pelayan publik. Tentunya setiap pelayanan publik dituntut untuk berlaku secara
profesional dan berkualitas tinggi. ASN sebagai salah satu aset sentral dalam organisasi
diharapkan dapat menjadi penggerak roda pemerintahan Negara Republik Indonesia
dalam mencapai dan mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, salah satunya
adalah menjadi pemerintahan berkelas dunia (World Class Government) yang ditargetkan
pada tahun 2024. Karena itu, pemerintah membutuhkan ASN yang kompeten.

Kompeten, menurut KBBI adalah cakap (mengetahui); berkuasa (memutuskan,


menentukan) sesuatu; berwewenang. Kompetensi memiliki arti yang sama, bedanya
kompeten menunjukkan kata sifat, sedangkan kompetensi kata benda. Kompentensi bisa
diartikan sebagai suatu keterampilan, pengetahuan, sikap dasar, dan nilai yang terdapat
dalam diri seseorang yang tercermin dari kemampuan berpikir dan bertindak secara
konsisten. Menurut Jack Gordon (1998), ada 6 aspek yang terkandung dalam konsep
kompetensi, yaitu : pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), kemampuan
(skill), nilai (value), sikap (attitude), dan minat (interest).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara (ASN), kompetensi menjadi salah satu kualifikasi dalam pengelolaan ASN yang
didasarkan pada Sistem Merit, selain kinerja yang diukur secara adil dan wajar dengan
tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Kompetensi menjadi salah satu
unsur utama dalam pengelolaan ASN. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi Jabatan, terdapat 3 (tiga) Kompetensi yang harus dimiliki oleh para ASN
yaitu Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial dan Kompetensi Sosial Kultural.

6
Terkait kompetensi manajerial, perlu diketahui bahwa kompetensi manajerial
adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi. Terdapat 8 (delapan)
kompetensi manajerial yang harus dimiliki ASN, yaitu Integritas, Kerjasama,
Komunikasi, Orientasi pada Hasil, Pelayanan Publik, Pengembangan Diri dan Orang
Lain, Mengelola Perubahan dan Pengambilan Keputusan. Kompetensi Integritas artinya
kemampuan untuk konsisten berperilaku selaras dengan nilai, norma dan/atau etika
organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan manajemen, rekan kerja,bawahan langsung,
dan pemangku kepentingan,menciptakan budaya etika tinggi, bertanggungjawab atas
tindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya.

Kompetensi kerjasama artinya kemampuan menjalin, membina, mempertahankan


hubungan kerja yang efektif, memiliki komitmen saling membantu dalam penyelesaian
tugas, dan mengoptimalkan segala sumberdaya untuk mencapai tujuan strategis
organisasi. Komunikasi artinya Kemampuan untuk menerangkan pandangan dan gagasan
secara jelas, sistematis disertai argumentasi yang logis dengan cara-cara yang sesuai baik
secara lisan maupun tertulis; memastikan pemahaman; mendengarkan secara aktif dan
efektif; mempersuasi, meyakinkan dan membujuk orang lain dalam rangka mencapai
tujuan organisasi.

Orientasi pada Hasil artinya Kemampuan mempertahankan komitmen pribadi


yang tinggi untuk menyelesaikan tugas, dapat diandalkan, bertanggung jawab, mampu
secara sistimatis mengidentifikasi risiko dan peluang dengan memperhatikan
keterhubungan antara perencanaan dan hasil, untuk keberhasilan organisasi. Pelayanan
Publik artinya Kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan,
pembangunan dan kegiatan pemenuhan kebutuhan pelayanan publik secara profesional,
transparan, mengikuti standar pelayanan yang objektif, netral, tidak memihak, tidak
diskriminatif, serta tidak terpengaruh kepentingan pribadi/kelompok/ golongan/ partai
politik.

7
Pengembangan Diri dan Orang Lain artinya Kemampuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan menyempurnakan keterampilan diri; menginspirasi orang lain untuk
mengembangkan dan menyempurnakan pengetahuan dan keterampilan yang relevan
dengan pekerjaan dan pengembangan karir jangka panjang, mendorong kemauan belajar
sepanjang hidup, memberikan saran/bantuan, umpan balik, bimbingan untuk membantu
orang lain untuk mengembangkan potensi dirinya. Mengelola Perubahan artinya
Kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan situasi yang baru atau berubah dan tidak
bergantung secara berlebihan pada metode dan proses lama, mengambil tindakan untuk
mendukung dan melaksanakan insiatif perubahan, memimpin usaha perubahan,
mengambil tanggung jawab pribadi untuk memastikan perubahan berhasil
diimplementasikan secara efektif.

Pengambilan Keputusan artinya Kemampuan membuat keputusan yang baik


secara tepat waktu dan dengan keyakinan diri setelah mempertimbangkan prinsip kehati-
hatian, dirumuskan secara sistematis dan seksama berdasarkan berbagai informasi,
alternative pemecahan masalah dan konsekuensinya, serta bertanggung jawab atas
keputusan yang diambil. Selanjutnya untuk tingkat kemahiran Kompetensi Manajerial
dan Kompetensi Sosial Kultural dikelompokkan menjadi 5 (lima) level. Pada level 1
adalah “paham/dalam pengembangan” untuk jabatan Pelaksana, level 2 adalah “dasar”
untuk Jabatan Pengawas, level 3 adalah “menengah” untuk Jabatan Administrator, level 4
artinya “mumpuni” untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dan level 5 artinya “ahli”
untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.

Terdapat beberapa model pengembangan kompetensi manajerial. Yang sering


dilakukan adalah learning through experience adalah pembelajaran terintegrasi di tempat
kerja melalui praktik langsung, contohnya assignment, secondment, job enlargement, job
enrichment. Selanjutnya ada metode learning through others, yaitu aktivitas pembelajaran
kolaboratif dalam sebuah komunitas maupun bimbingan (Social Learning), seperti
Coaching, Mentoring, Benchmarking, CoP, Feedback, Network and Sharing (peers).
Selain itu ada metode pengembangan formal learning, yaitu aktivitas pembelajaran

8
terstruktur melalui metode ceramah, pelatihan jarak jauh, dan belajar mandiri, sebagai
contoh adalah diklat, self-study, e-learning, workshop.

Dalam manajerial, seorang pemimpin adalah manajernya atau pelaku. Proses


manajerial tidak akan berpisah dengan manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Dengan hal ini, manajer atau kepala madrasah dapat mengembangkan kinerja
para guru sesuai dengan sistem manajerialnya. Proses manajemen tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan cakupan pencapainya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan
sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), dan
sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan. Suatu perencanaan adalah suatu aktivitas
integratif yang berusaha memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi
sebagai suatu sistem , sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Pelaksanaan
Sebagai tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha
mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pengarahan dilaksanakan
oleh seorang manajer dan supervisor yang bertugas memotivasi sekaligus meluruskan
dan mengembangkan kecerdasan anggota organisasi dalam mengembangkan kinerja
dan meningkatkan kualitas hasil pekerjaannya.

3. Evaluasi
Yaitu proses pengawasan dan pengendalian performa lembaga untuk memastikan
jalannya lembaga sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Evaluasi terhadap
seluruh hasil kinerja lembaga dikelola dengan baik agar kelemahan dari segala
aspeknya dapat ditanggulangi dengan baik dan benar. Kelemahan lembaga bisa terjadi
didalam karyawan, pola kepemimpinan, dan lain-lain.

9
Kompetensi manajerial dapat diartikan sebagai kemampuan mengelola sumber
daya melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. kompetensi manajerial
adalah kemampuan kepala sekolah dalam mengorganisasi dan mengembangkan
sumber daya sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien.
kepala sekolah dituntut untuk memiliki keterampilan dalam mengembangkan sumber
daya manusia yang tersedia di sekolahya, sehingga mereka benar-benar dapat
diberdayakan dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pendidikan di
sekolah. Kompetensi manajerial kepala sekolah atau kepala madrasah mencakup
beberapa kompetensi manajerial diantaranya :
1. Kompetensi kepala sekolah dalam perencanaan sekolah.
Perencanaan merupakan persiapan yang disusun dengan mengunakan
segenap kemampuan penalaran bagi suatu tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan. Perencanaan merupakan proses yang esensial dalam manajemen
lembaga pendidikan.

2. Kompetensi kepala sekolah dalam perancangan organisasi sekolah


Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan
yakni dalam penyusunan atau penempatan orang-orang dalam suatu kelompok
kerja sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam
kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung jawab masing-masing. Organisasi
sekolah adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam merumuskan tujuan
pendewasaan manusia sebagai makhluk sosial agar mampu berikteraksi dengan
lingkungan.

Melalui struktur organisasi yang ada dapat diketahui tugas dan wewenang
masing-masing stakeholders, seperti halnya tugas dan wewenang kepala sekolah
yaitu mengelola lembaga pendidikan, merencanakan suatu program sekolah,
merencanakan visi dan misi, selain itu kepala sekolah juga sebagai motivator
terhadap semua komponen lembaga sekolah. Menurut Himmadika FKIP UNS
dalam buku yang berjudul standarisasi kompetensi kepala sekolah, terdapat

10
faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan kepala skolah dalam menyusun
organisasi sekolah yaitu, tingkat sekolah, jenis sekolah, besar kecilnya sekolah,
dan letak dan lingkungan sekolah.

3. Kompetensi kepala sekolah dalam pengelolaan guru dan staf


Sekolah sebagai sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang peningkatan
sumber daya manusia pasti dalam menjalankan kinerja kelembagaannya harus
mempertimbangkan banyak hal, antara lain tujuan sekolah, kebijakan yang lahir
dalam sistem sekolah, perencanaan sumber daya manusia dalam suatu sekolah,
prosedur kerja pengelolaan guru dan staf di sekolah tersebut.

Pengelolaan guru dan staf harus memperhatikan beberapa ketentuan


pelaksanaan sistem sekolah, seperti halnya pelaksanaan visi misi sekolah serta
peraturan lembaga sekolah dalam kedisiplinan lembaga sekolah. Tidak dapat
dibantah bahwa untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas melaui
sekolah tentu memiliki tatanan kerja yang begitu kompleks dan menyeluruh,
meskipun pada pelaksanaannya mengalami kerumitan yang berarti, namun
konsistensi dari penyelenggaraan sekolah bisa menjadikan kemajuan sekolah
tersebut.

Menurut Husein Umar dalam buku yang berjudul standarisasi kompetensi


kepala sekolah, terdapat langkah-langkah pengelolaan guru dan staf yang
dilakukan kepala sekolah, yaitu :
a. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu cara untuk mencoba menetapkan keperluan
tenaga kerja kependidikan untuk suatu periode tertentu baik secara kualitas
maupun kuantitas dengan caracara tertentu.

b. Rekrutmen.
Rekrutmen merupakan suatu kegiatan untuk mencari sebanyak-banyaknya
calon tenaga kependidikan yang sesuai dengan lowongan yang tersedia.

11
c. Seleksi
Proses seleksi pada dasarnya merupakan usaha yang sistematis yang
dilakukan guna lebih menjamin bahwa mereka yang diterima adalah dianggap
paling tepat, baik dari kriteria yang telah ditetapkan ataupun jumlah yang
dibutuhkan.

d. Place (penempatan)
Penempatan dilakukan untuk melakukan penyesuaian antara kebutuhan
sekolah dengan spesifikasi keahlian masing-masing tenaga kependidikan yang
diterima di sekolah tersebut

e. Penampilan kerja
Penampilan kerja sangat dibutuhkanoleh guru dalam menjalankan
tugasnya di sekolah. penampilan kerja yang standard adalah penapilan kerja
yang sesuai dengan standar baku penempatannya

2.2 Kompetensi Kewirausahaan


Kewirausahaan merupakan istilah yang dapat dibilang baru di
Indonesia.Secara historis, konsep kewirausahaan pertama kali dicetuskan oleh
Richard Cantillon di Perancis pada abad ke-18.2Kewirausahaan berasal dari
bahasa Inggris entreprenuer yang dasarnya berasal dari kata entreprende yang
artinya melakukan.Secara hakikat entreprenuership diartikan sebagai suatu
sikap mental, pandangan dan wawasan serta pola pikir seseorang terhadap tugas yang
menjadi tanggung jawabnya yang berorientasi kepada
pelanggan. Akan tetapi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang
semakin cangging, istilah kewirausahaan mulai merambat dalam instansi
pendidikan.

Pendidikan kewirausahaan dalam sekolah telah disosialisasikan mulai


dari tahun 2010 oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada pendidikan dasar
dan pendidikan menengah. Hal tersebut didasarkan pada butir-butir

12
kebijakan nasional yang tertuang dalam RPJMN 2010-2014 yang berkaitan
dengan peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan,
dan efisien mengarah terwujudnya kesejahteraan hidup masyarakat,
kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Adanya
pembangunan dalam bidang pendidikan bertujuan untuk tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang didukung dengan adanya keseimbangan antara
ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan yang meliputi dua hal yaitu
menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan menjawab berbagai
tantangan kebutuhan akan tenaga kerja.

Pendidikan kewirausahaan dalam sekolah dikenal dengan


edupreneurship yang bertujuan untuk mencetak peserta didik yang kreatif
inovatif, dapat menciptakan peluang yang handal, dan berani melangkah
untuk menyambut tantangan dalam kehidupan.Adanya edupreneurship dalam
sekolah perlu dilakukan dengan secepatnya dan direncanakan dengan matang
serta melibatkan seluruh stakeholder sekolah utamanya dari kepala sekolah
sebagai top manager dalam lembaga pendidikan agar mencapai tujuan yang
diinginkan.Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam Permendiknas tentang
kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah atau madrasah, salah
satunya kompetensi kewirausahaan.

Kompetensi kewirausahaan kepala sekolah yang terdiri dari inovasi,


motivasi, pantang menyerah dan pencari solusi serta memiliki naluri
kewirausahaan merupakan faktor penting yang secara langsung mendukung
terhadap program edupreneurship di sekolah.Melalui kompetensi
kewirausahaan yang dimilikinya menjadikan kepala sekolah sebagai
pemimpin yang kreatif dan inovatif untuk mengembangkan sekolah yang
menjadi tanggung jawabnya sebagai sekolah yang berkualitas.Hal tersebut
memberikan arti bahwa kompetensi kewirausahaan yang dimiliki oleh kepala
sekolah berkaitan langsung dengan edupreneurship.

13
Salah satu dimensi kompetensi kepala sekolah adalah kewirausahaan. Dalam hal
ini bermakna untuk kepentingan pendidikan yang bersifat sosial, bukan untuk
kepentingan bisnis yang mengkomersilkan sekolah. Kewirausahaan dalam bidang
pendidikan yang diperhatikan adalah karakteristiknya, seperti inovatif, bekerja keras,
motivasi yang kuat, pantang menyerah, kreatif untuk mencari solusi terbaik, dan memiliki
naluri kewirausahaan. Semua karakteristik tersebut bermanfaat bagi Kepala Sekolah
dalam mengembangkan, mencapai keberhasilan, melaksanakan tupoksi, menghadapi
kendala, dan mengelola kegiatan sekolah.

Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif


dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah. Kreatif berarti menghasilkan sesuatu yang
belum pernah ada sebelumnya. Inovatif berarti memperbaiki, memodifikasi, atau
mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Nilai tambah berarti memiliki nilai lebih dari
sebelumnya. Tujuan pengembangan kewirausahaan bagi Kepala Sekolah adalah agar
kepala sekolah inovatif, kerja keras, memiliki motivasi kuat, pantang menyerah, dan
kreatif dalam mencari solusi terbaik sehingga mampu menjadi contoh bagi warga
sekolahnya. Kewirausahaan merujuk pada sifat dan ciri-ciri yang melekat pada individu
berkemauan keras untuk mewujudkan dan mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif
ke dalam kegiatan yang bernilai. Jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh
usahawan, tetapi juga setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif.

Menjadi wirausahawan berarti memiliki kemauan dan kemampuan menemukan


dan mengevaluasi peluang, mengumpulkan sumber daya, dan bertindak untuk
memperoleh keuntungan dari peluang itu. Mereka berani mengambil risiko yang telah
diperhitungkan dan menyukai tantangan dengan risiko moderat. Wirausahawan percaya
diri dan teguh pada kemampuannya mengambil keputusan yang tepat. Kemampuan
mengambil keputusan inilah yang merupakan ciri khas dari wirausahawan. Ada dua jenis
dimensi kewirausahaan. Pertama, kualitas dasar kewirausahaan meliputi kualitas daya
pikir, daya hati, dan daya fisik. Kedua, kualitas instrumental kewirausahaan yakni
penguasaan lintas disiplin ilmu. Seseorang yang ingin menjadi wirausahawan sukses
tidak cukup hanya memiliki kualitas dasar kewirausahaan, tetapi butuh penguasaan

14
disiplin ilmu. Kepala sekolah harus memiliki pengetahuan luas di bidang pekerjaan yang
menjadi kewenangan dan tanggung jawabnya.

Manfaat kompetensi kewirausahaan bagi Kepala Sekolah antara lain sebagai


berikut. Dapat menciptakan kreativitas dan inovasi bagi pengembangan sekolah.
Memotivasi untuk bekerja keras dalam mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif. Memberikan motivasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan
dalam melaksanakan tupoksi sebagai kepala sekolah. Menjadikan pantang menyerah dan
selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala sekolah. Menjadi teladan bagi
warga sekolah, khususnya tentang kewirausahaan.

Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, Kepala Sekolah harus memiliki tiga
kompetensi pokok yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan. Ketiga
kompetensi tersebut saling berkaitan. Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang
disimpan di otak dan dapat dipanggil jika dibutuhkan. Keterampilan adalah kemampuan
untuk menerapkan pengetahuan. Sikap adalah sekumpulan kualitas karakter yang
membentuk kepribadian seseorang. Kepala sekolah yang tidak memiliki ketiga
kompetensi tersebut akan gagal sebagai wirausahawan sukses.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepala sekolah dalam melaksankan tugasnya untuk mewujudkan visi dan misi
yang telah ditetapkan tidaklah bekerja sendiri, namun dibantu oleh stafnya. Tingkat
kompleksitas kerja yang rumit menuntut adanya kompetensi tambahan lebih luas.
Adapun kompetensi diatas menurut Hariati Tinuk adalah sebagai berikut, seorang
kepala sekolah memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas terlaksananya seluruh
kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan sekolah/pendidikan, memiliki kemampuan
untuk memotivasi orang untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab
dan ikhlas, memiliki rasa percaya diri, keteladanan yang tinggi dan kewibawaan, dapat
menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan dapat melibatkan mereka
secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah, mampu membimbing,
mengawasi dan membina bawahan (guru) sehingga masing-masing guru memperoleh
tugas yang sesuai dengan keahliannya, berjiwa besar, memiliki sifat ingin tahu dan
memiliki pola pikir berorientasi jauh ke depan, berani dan mampu mengatasi kesulitan
dan yang terakhir selalu melakukan inovasi di segala hal. menjadi tuntutan yang perlu
dimiliki oleh seorang kepala sekolah sehingga menjadi kepala sekolah yang kompeten.

3.2 Saran
Demikianlah tulisan ini yang telah kami susun. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang konstrukstif kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca. Amin

16
DAFTAR PUSTAKA

Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah. 2021. Diakses pada tanggal 08 november dari

https://radarkudus.jawapos.com/pendidikan/691638953/kompetensi-kewirausahaan-kepala-

sekolah

Mengenal Lebih Dekat Kompetensi Manajerial. 2022. Diakses pada tanggal 08 november dari

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/15816/Mengenal-Lebih-Dekat-Kompetensi-

Manajerial.html

Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005.

Wahjosumidjo. Kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005.

17

Anda mungkin juga menyukai