Anda di halaman 1dari 7

Paper Tugas Akhir – Institut Teknologi Peroleum Balongan

PENERAPAN PELATIHAN KEBAKARAN DALAM UPAYA


MENANGGULANGI KEADAAN DARURAT
DI PT PLN INDONESIA POWER SURALAYA PGU
CILEGON-BANTEN
Naufal Firdaus*), Hanifah Handayani, : Ahmad Zaelani Adnan
D-III Fire And Safety Study Program, Insitut Teknologi Petroleum Balongan, Indramayu (45216),
Indonesia
*)
E-mail: naufalfirdaus722@gmail.com

Abstrak

Kebakaran merupakan sebuah peristiwa oksidasi bertemunya tiga buah unsur yaitu bahan bakar, oksigen, dan panas
yang dapat menimbulkan kerugian material atau bahkan kematian manusia. Dalam upaya menangani kebakaran, sebuah
perusahaan memperlukan langkah pencegahan supaya tidak terjadi kerugian. Salah satu upaya dalam menanggulangi
keadaan darurat kebakaran yaitu mengadakan program pelatihan pemadaman kebakaran di perusahaan. Tujuan penulis
melakukan tugas akhir ini yaitu untuk : 1. Mengetahui program pelaksanaan pelatihan kebakaran, 2. Mengetahui
prosedur dari program pelatihan kebakaran, dan 3. Mengetahui implementasi/penerapan dari program di PT PLN
Indonesia Power Suralaya PGU Cilegon Banten. Penulisan laporan tugas akhir ini menggunakan metode kualitatif
dengan bentuk penyampaian deskriptif. Dari Hasil penelitian Tugas Akhir disimpulkan bahwa program yang ada di
dalam perusahaan seperti pelatihan kebakaran, simulasi kebakaran, pengadaan evaluasi pelatihan kebakaran, dan
program pendukung seperti inspeksi alat proteksi kebakaran. Untuk prosedur dari programnya belum diterapkan dengan
baik oleh perusahaan, namun untuk pelatihan dan simulasi tanggap darurat kebakaran telah diterapkan dengan jangka
waktu satu tahun dua kali.

Kata Kunci: Pelatihan Kebakaran, Pencegahan Kerugian.

Abstract

Fire is an oxidation event where three elements meet, namely fuel, oxygen and heat which can cause material loss or
even human death. In an effort to deal with fires, a company requires preventive measures so that losses do not occur.
One of the efforts in tackling a fire emergency is to hold a fire fighting training program at the company. The author's
goals in carrying out this final assignment are to: 1. Know the fire training program, 2. Know the procedures for the fire
training program, and 3. Know the implementation of the program at PT PLN Indonesia Power Suralaya PGU Cilegon
Banten. The writing of this final report uses a qualitative method with a descriptive delivery form. From the results of
the Final Project research it was concluded that the programs that exist within the company such as fire training, fire
simulation, procurement of evaluation of fire training, and supporting programs such as inspection of fire protection
equipment. The procedures for the program have not been properly implemented by the company, but training and fire
emergency response simulations have been implemented twice a year.

Keywords: Fire Training, Loss Prevention.

1. Pendahuluan selama proses produksi. (National Fire Protection


Kebakaran adalah sebuah peristiwa oksidasi Association.)
bertemunya tiga buah unsur yaitu bahan bakar, oksigen,
dan panas yang dapat menimbulkan kerugian material Pencegahan penanggulangan kebakaran adalah
atau bahkan kematian manusia. Setiap kebakaran semua tindakan yang berhubungan dengan pencegahan,
menimbulkan berbagai macam kerugian seperti kerusakan pengamatan, dan pemadaman kebakaran dan meliputi
alat produksi, bahan produksi, dan kerugian waktu kerja perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta
perlindungan harta kekayaan (Suma’mur ,2014 : 15)

Pembimbing 1 Pembimbing 2 English Spv Naufal Firdaus


19020013

Sign/
Date
Dr. Ir. Hanifah Handayani, Ahmad Zaelani Adnan,
M.T SE,. MM
Paper Tugas Akhir – Institut Teknologi Peroleum Balongan

Berdasarkan dasar hukum yang berlaku, tertutup sehingga kadar oksigen yang diperlukan untuk
pendidikan dan pelatihan harus diadakan minimal sekali pembakaran menjadi berkurang.
dalam kurun waktu 6 bulan. Diklat ini bertujuan untuk 3. Pemisahan Bahan Bakar Api
meningkatkan mutu dan kemampuan baik dalam bidang Pada campuran bahan bakar gas atau uap di udara, maka
substansi penanggulangan kebakaran, dapat dengan menambah jalan udara akan menurunkan
melaksanakan tugasnya dengan semangat kerjasama yang konsentrasi bahan bakarnya sampai dibawah konsentrasi
tanggung jawab sesuai dengan fungsinya dalam organisasi minimum penyalaan. Karena proses awal terjadinya
manajemen penanggulangan kebakaran, meningkatkan kebakaran adalah penguapan (pyrolysis).
kemampuan teoritis, konseptual, moral, dan keterampilan 4. Memutus Rantai Kimia Berantai
teknis pelaksanaan pekerjaan (KEPMEN Nomor 11 Bahan pemadam seperti serbuk kimia kering dan halogen
Tahun 2000). menghilangkan fungsi normal radikal bebas sebagai rantai
Pelatihan kebakaran ini sangat diperlukan sebagai penghubung pada reaksi rantai cabang. (Ir.B.Boedi
upaya penanggulangan apabila terjadi kebakaran. Namun Rijanto,2010 : 23)
terkadang disepelekan oleh pihak perusahaan karena
harus mengeluarkan dana yang cukup untuk menjalankan 2.3 Teknik Pemadaman
simulasi, dan pembelian alat atau sarana pemadaman Dalam melakukan pemadaman, terdapat beberapa teknik
lainnya. Akan tetapi jika pelatihan itu diterapkan dengan yang bisa digunakan seperti (Ir.B Boedi Rijanto,2010 :
benar dan konsisten, maka sumber daya manusia atau
25)
pekerja didalam perusahaan tersebut dapat teredukasi
dengan baik. Sehingga apabila terjadi kebakaran, sumber 1. Starvation, yaitu dengan mengurangi, mengambil
daya internalnya sudah terlatih dalam menangani atau memotong suplai bahan bakarnya
peristiwa tersebut. 2. Smothering, yaitu mengurangi, mengambil,
memisahkan udara dari bahan bakarnya
2. Tinjauan Teori 3. Dilution. Yaitu mengurangi kadar oksigen
2.1 Definisi Kebakaran 4. Cooling. yaitu dengan mengurangi panas sampai
Kebakaran adalah suatu peristiwa atau kejadian timbulnya bahan bakar mencapai temperature dibawah titik
api, yang tidak terkendali yang dapat membahayakan nyala
keselamatan jiwa maupun harta benda. Kebakaran juga 5. Breaking Chain Reaction, memutus rantai reaksi
termasuk dalam salah satu kategori kondisi atau situasi pembakaran baik secara kimiawi maupun teknis
darurat di lingkungan perusahaan baik dari luar maupun
dalam lokasi tempat kerja. Menurut ( National Fire
Protection Association ). 2.4 Unit Penanggulangan Kebakaran
Berdasarkan KepMenaker RI Nomor.
2.2 Prinsip Pemadaman Api KEP.186/MEN/1999 Pasal 5, Unit Penanggulangan
Prinsip dasar memadamkan api terbagi menjadi empat terbagai menjadi empat.
yaitu 1. Petugas dan peran kebakaran
1. Mendinginkan 2. Regu penanggulangan kebakaran
Memadamkan api dengan pendinginan akan mengurangi
3. Koordinator unit penanggulangan kebakaran
panas dari total panas yang dihasilkan oleh api. Untuk itu
bahan pendinginan juga dapat mencapai langsung bahan 4. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai
bakar yang terbakar. Proses pendinginan juga dapat penanggung jawab teknis dijelaskan juga dalam pasal
menghentikan terjadinya uap-uap dan gas mudah terbakar 6 bahwa petugas peran kebakaran sebagaimana
2. Mengurangi Oksigen dimaksud dalam pasal 5 huruf a, sekurang-kurangnya
Komposisi dan presentase gas-gas dalam keadaan normal 2 (dua ) orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 25
di udara bebas adalah : (dua puluh lima) orang pekerja.
Nitrogen : 78,2%
Oksigen : 20,8%
Karbondioksida : 0,03% 2.5 Regu Penanggulangan Kebakaran
Gas-gas lain : 0,07% ( argon, uap air,dsb) Menurut KepMenaker Nomor.KEP.186/MEN/1999.
Pembakaran dapat mudah terjadi apabila presentase Peran regu penanggulangan sebagaimana yang dimaksud
oksigen dalam udara lebih dari 15%, sedangkan dalam pasal 5 huruf b, yaitu
pembakaran tidak akan terjadi apabila prosentase oksigen A. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya
di udara kurang dari 12%. Contoh cara untuk mengurangi faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran
oksigen adalah dengan memasukkan gas CO2, khususnya
untuk kebakaran didalam ruang tertutup atau setengah B. Melakukan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran

Pembimbing 1 Pembimbing 2 English Spv Naufal Firdaus


19020013

Sign/
Date
Dr. Ir. Hanifah Handayani, Ahmad Zaelani Adnan,
M.T SE,. MM
Paper Tugas Akhir – Institut Teknologi Peroleum Balongan

C. Memberikan penyuluhan tentang penanggulangan 2.8 Sarana Proteksi Kebakaran Aktif


kebakaran pada tahap awal Sarana proteksi kebakaran aktif adalah sistem
D. Membantu menyusun buku rencana tanggap darurat perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan
E. Memadamkan kebakaran dengan mempergunakan peralatan yang dapat bekerja
secara otomatis maupun manual. Sarana proteksi
F. Mengarahkan evakuasi orang dan barang
digunakan oleh penghuni atau petugas pemadam
G. Mengadakan kordinasi dengan instansi terkait kebakaran dalam melaksanakan operasi pemadaman.
H. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan Selain itu, sistem ini digunakan dalam melaksanakan
I. Mengamankan lokasi di tempat kerja penanggulangan awal kebakaran (KEPMEN PU
J. Melakukan koordinasi seluruh petugas peran No.10/KPTS/2000)
kebakaran.
2.9 Pendidikan dan Pelatihan Kebakaran
2.6 Training / Drill Simulasi Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 11
Training / Drill atau Simulasi merupakan salah satu Tahun 2000 menyebutkan bahwa “Pendidikan dan
langkah penting untuk memastikan bahwa tim emergency pelatihan harus diadakan minimal sekali dalam kurun
mampu mengendalikan dan menanggulangi emergency / waktu 6 bulan Perusahaan wajib memberikan pendidikan
disaster.(Madoeretno,2009 : 8). berupa pembinaan dan pelatihan kebakaran terhadap
sumber daya internalnya. Melakukan program pelatihan
2.7 Dasar Hukum kebakaran terpadu (Integrated fire drill) secara berkala
Perangkat hukum yang berkaitan dengan perlunya sangat dianjurkan dalam penanggulangan bahaya
pelatihan penanggulangan kebakaran yaitu: kebakaran dan pengevakuasian.
1. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 didalam
Pasal 9 Ayat (3) yang berbunyi “Pengurus diwajibkan 3. Metodologi
menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga 3.1 Pendahuluan
Metode yang digunakan adalah dengan observasi dan
kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam
wawancara. Data sekunder yang diperoleh dari dokumen-
pencegahan kecelakaan dan pemberantasan serta dokumen, buku referensi dan laporan sebelumnya di
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula perusahaan yang berkaitan dengan Penerapan Pelatihan
dalam pemberian pertolongan pertama pada Kebakaran Dalam Upaya Menanggulangi Keadaan
kecelakaan”. Darurat Di PT PLN Indonesia Power Suralaya PGU
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Cilegon-Banten
Kep.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran Ditempat Kerja. Didalam peraturan ini 4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
berisi mengenai ketentuan umum, pembentukan unit
4.1.1 Program Pelatihan Kebakaran
penanggulangan kebakaran, tugas dan syarat unit Program pelatihan kebakaran ini bertujuan untuk
penanggulangan kebakaran, pengawasan, ketentuan memberikan pemahaman mengenai bagaimana cara
peralihan, dan penutup. menanggulangi terjadinya kebakaran di tempat kerja.
3. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor Pelatihan kebakaran ini dilakukan setiap satu tahun dua
11 Tahun 2000 tentang ketentuan teknis manajemen kali yang dibantu dengan pihak eksternal/ pemadam
penanggulangan kebakaran di perkotaan. Di dalam kebakaran setempat. Program ini berisi praktik lapangan
secara langsung yang kemudian diawasi oleh pemadam
peraturan ini membahas mengenai jangka waktu
kebakaran dan karyawan yang telah memiliki sertifikat
pembekalan pelatihan kebakaran. “Pendidikan dan ahli dalam bidang pemadam kebakaran.
pelatihan harus diadakan minimal sekali dalam kurun Program ini diikuti oleh seluruh karyawan maupun pihak
waktu 6 bulan. Diklat ini bertujuan untuk kemitraan yang sedang berkerjasama dengan perusahaan.
meningkatkan mutu dan kemampuan baik dalam Dalam mensimulasikan hal tersebut, pemadaman
bidang substansi penanggulangan kebakaran, dapat kebakaran dilakukan dengan cara modern dan tradisional
melaksanakan tugasnya dengan semangat kerjasama seperti contohnya menggunakan media karung goni dan
hydrant. Tujuannya yaitu untuk antisipasi apabila
yang tanggung jawab sesuai dengan fungsinya dalam
kebakaran terjadi di dalam ruangan yang sulit dijangkau.
organisasi manajemen penanggulangan kebakaran,
meningkatkan kemampuan teoritis, konseptual, moral,
dan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan”.

Pembimbing 1 Pembimbing 2 English Spv Naufal Firdaus


19020013

Sign/
Date
Dr. Ir. Hanifah Handayani, Ahmad Zaelani Adnan,
M.T SE,. MM
Paper Tugas Akhir – Institut Teknologi Peroleum Balongan

pemateri, dan menjadi bahan evaluasi jika para peserta


kurang kompeten di ujian ini.

4.1.2 Prosedur Pelatihan Kebakaran


Prosedur ini bertujuan untuk memberikan pedoman
kepada semua personal agar selalu dalam kesiagaan dan
tanggap darurat dalam mencegah, mengendalikan,
menaggulangi dan mengevaluasi terulangnya Kembali
keadaan darurat yang dapat menyebabkan dampak
penting terhadap lingkungan K3, keamanan karyawan,
masyarakat, dan kelangsungan operasi perusahaan.
Gambar 4.1 : pemadaman api menggunakan metode Prosedur ini mencangkup tentang struktur organisasi
karung goni tanggap darurat, fasilitas, dan keadaan evakuasi dalam
(Sumber : Dokumentasi Perusahaan) menghadapi keadaan darurat yang telah teridentifikasi dan
Program ini diikuti oleh seluruh karyawan maupun pihak kemungkinan terjadi di lingkungan perusahaan
kemitraan yang sedang berkerjasama dengan perusahaan. A. Rincian Proses Keadaan Darurat Kebakaran
Dalam mensimulasikan hal tersebut, pemadaman Pelaksanaan komunikasi sangat penting apabila terjadi
kebakaran dilakukan dengan cara modern dan tradisional insiden kebakaran, berikut merupakan rincian alur proses
seperti contohnya menggunakan media karung goni dan keadaan darurat kebakaran :
hydrant. Tujuannya yaitu untuk antisipasi apabila
kebakaran terjadi di dalam ruangan yang sulit dijangkau. 1. Saksi mata yang melihat atau yang menemukan
Sebagai Program penunjang pelatihan kebakaran, sebelum adanya kebakaran, dapat langsung melakukan
melaksanakan pelatihan simulasi akan diadakan kegiatan pemadaman api dengan APAR/air
inspeksi sistem proteksi kebakaran. Adapun yang 2. Apabila api tidak padam, maka alur selanjutnya yaitu
melaksanakan inspeksi tersebut adalah Petugas PM Rutin, melaporkan kepada pihak koordinator tim tanggap
Operator, dan Petugas K3. darurat atau ke supervisor senior K3. Setelah
mendapatkan laporan koordinator tim tanggap darurat
meluncur ke lokasi kebakaran Bersama supervisor
terkait. Apabila kondisi api dapat dipadamkan,
SP/SPS terkait membuat laporan keadaan darusat
tersebut kedalam formulis laporan keadaan darurat.
3. Apabila api tidak padam, langkah selanjutnya yaitu
menghubungi Tim Pemadam Kebakaran (DAMKAR)
untuk membantu pemadaman. Jika api belum padam,
maka aktivitas selanjutnya adalah menekan Push
Bottom Fire/membunyikan sirine tanggap darurat
kebakaran yang ada di ruangan SPS Op 1-4/5-
7/Control Tower/Resepsionis ADB dan melaporkan ke
ketua tim tanggap darurat bahwa Suralaya PGU dalam
kondisi darurat
4. Selain itu, tim tanggap darurat juga menjalin
koordinasi dengan pihak eksternal yaitu pemkot
cilegon, polres dan TKTD ( Tim Kesiagaan dan
Gambar 5.2 : inspeksi Proteksi kebakran di sekitar Unit Tanggap Darurat) yang terdekat dan bersiap untuk
Pembangkit memberikan bantuan pemadaman.
(sumber : Dokumen perusahaan) 5. Apabila penanggulangan pemadaman dapat diatasi,
PT PLN Indonesia Power Suralaya PGU memberikan maka ketua tim tanggap darurat segera
pelatihan tambahan yaitu dengan tambahan Materi mengiinfomasikan kepada seluruh personel dan
sebelum dilakukan nya pelatihan kebakaran, lalu jika kepada pihak eksternal bahwa PT. Indonesia Power
sudah mendapatkan materi pembelajaran para peserta telah mengatasi keadaan darurat dengan terkendali
akan Melakukan post test sebelum dilakukan nya Latihan Koordinator Koordinator tim tanggap darurat meminta
kebakaran, post test ini bertujuan untuk mengetahui laporan semua tim untuk segera melakukan evaluasi,
sampai mana para anggota regu memahami materi pembuatan laporan keadaan darurat, dan
pembelajaran yang sudah di ajarkan, fungsi dari post test merencanakan melakukan pemulihan. Laporan
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan materi para keadaan darurat yang disetujui oleh General Manager
peserta terhadap kompetensi yang telah ditentukan oleh kemudian dikirimkan ke pihak yang berwenang.

Pembimbing 1 Pembimbing 2 English Spv Naufal Firdaus


19020013

Sign/
Date
Dr. Ir. Hanifah Handayani, Ahmad Zaelani Adnan,
M.T SE,. MM
Paper Tugas Akhir – Institut Teknologi Peroleum Balongan

Apabila dari hasil penyelidikan perlu adanya anggota dan Divisi K3 melakukan uji Latihan kebakaran
perbaikan, maka akan dilakukan perbaikan segera. di area perusahaan PT PLN Indonesia Power Suralaya
B. Struktur Tim Tanggap Darurat PGU agar para anggota dapat mrngimplementasikan atas
Di dalam struktur tim tanggap darurat terdapat : pemberian materi sebelumnya. Setelah melakukan
1. Ketua : General Manager (GM) Pelatihan Kebakaran Divisi K3 memberikan evaluasi atas
2. Wakil Ketua : Manajer K3, Lingkungan, Mutu & sipil kinerja para anggota, evaluasi ini disampaikan agar para
3. Sekretaris I : Ahli Tata Kelola Pembangkit (ATKP) anggota lebih termotivasi dan siap siaga dalam melakukan
4. Sekretaris II : Ahli Madya Sistem Manajemen Pelatihan Kebakaran tersebut.
Terintegrasi
5. Tim Mobil Damkar 4.1.3 Implementasi Pelatihan Kebakaran
6. Tim pemadaman Kebakaran Sesuai dengan program yang ada di PT PLN Indonesia
7. Tim Evaluasi & P3K Power terkait pelatihan kebakaran, penulis mencoba
8. Tim Penyelamat Dokumen menggali tentang implementasi dari program tersebut.
9. Tim Keamanan Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu adanya simulasi
10. Tim Logistik pemadaman kebakaran. Pelaksanaan simulasi pemadaman
11. Tim Komunikasi kebakaran ini dilakukan oleh panitia tim keadaan darurat
12. Tim Penanganan Pencemaran perusahaan. Tujuan dilakukannya simulasi adalah untuk
mengukur efektifitas & efisiensi pelaksanaan simulasi
tanggap darurat bencana khususnya penanganan
kebakaran, menyegarkan Kembali pengentahuan tim
tanggap darurat PT PLN Indonesia Power Suralaya PGU
utamanya dalam proses penanggulangan kebakaran,
evakuasi korban, pemberian P3K serta penanggulangan
pencemaran lingkungan. Dengan melakukan simulasi
maka diharapkan dapat mencegah, meminimalisir serta
mengantisipasi kerugian ataupun korban jiwa saat terjadi
keadaan darurat.
Salah satu implementasi dari pelatihan kebakaran antara
lain pada saat melakukan simulasi kebakaran ditanggal 16
Gambar 4.3 : Struktur Organisasi Tanggap Darurat Juni 2021 yang bertempat di bagian Junction Hose H dan
(Sumber : Lampiran SK GM SLA No 1010 Tahun peserta kegiatan terdiri dari unsur Manajemen Suralaya
2023) PGU, pegawai administrative, pegawai lapangan
C. Berdasarkan Standar operasional prosedur pelatihan (Operator & pemeliharaan Coal Handling), serta mitra
Kebakaran di PT PLN Indonesia Power Suralaya kerja. Penyampaian informasi ini dengan berbagai cara,
PGU dengan dokumen Indonesia Power Integrated diantaranya yaitu melalui Morning Meeting, E-Mail, WA
Management System IPM.SLA.15.15 tentang Grup, serta pengumaman langsung dari divisi secretariat
Prosedur dan Tanggap Darurat Kebakaran untuk Gedung ADB
1. Pemberian Materi Pelatihan Kebakaran sebelum
dilakukannya post test 4.2 Pembahasan
2. Melakukan Post Test untuk mengetahui apakah para 4.2.1 Program Pelatihan Kebakaran di PT PLN
peserta sudah paham akan materi yang sudah Indonesia Power Suralaya
disampaikan oleh pemateri Program yang diterapkan didalam PT PLN INDONESIA
3. Melakukan simulasi Pelatihan Kebakaran di lapangan POWER SURALAYA PGU merupakan program
4. Evaluasi kinerja Pelatihan kebakaran pelatihan yang melibatkan pihak ketiga atau eksternal.
Dimana dalam pelatihannya tidak hanya melibatkan
PT PLN Indonesia Power Suralaya PGU membentuk internal perusahaan saja, melainkan melibatkan pihak
Team Kebakaran dari semua divisi yang berada di jajaran ketiga. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
managemet PT PLN Indonesia Power Suralaya PGU, 1970 “bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
semua anggota Team Fire Fighter sudah ter-sertifikasi perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan
oleh pihak perusahaan. Para anggota sebelum melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
pelatihan Kebakaran, mendapatkan pembekalan materi produksi serta produktivitas Nasional”. Untuk
terlebih dahulu oleh Team Divisi K3 Indonesia Power. mewujudkan keselamatan kerja terutama dibidang
Setalah penyampaian materi oleh Divisi K3, para anggota penangangan kebakaran, perusahaan mengadakan
akan melanjutkan post test. Post test ini bertujuan untuk program pelatihan yang tujuannya adalah memberikan
mengetahuiu sampai mana anggota regu memahami ilmu dan wawasan mengenai bagaimana cara
materi yang sudah disampaikan oleh Team Divisi K3. memadamkan api secara aman. Dan sebelum tahap
Setelah adanya post Test dan pembekalan Materi para pelaksanaan program tersebut, selalu dilakukan inspeksi

Pembimbing 1 Pembimbing 2 English Spv Naufal Firdaus


19020013

Sign/
Date
Dr. Ir. Hanifah Handayani, Ahmad Zaelani Adnan,
M.T SE,. MM
Paper Tugas Akhir – Institut Teknologi Peroleum Balongan

alat proteksi kebakaran aktifnya seperti APAR, dan selang Power juga telah memilki karyawan yang sudah
hydrant. tersertifikasi ahli pemadaman kebakaran.
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 186
Tahun 1999, tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di 4.2.3 Implementasi Pelatihan Kebakaran di PT PLN
Tempat Kerja, pada Pasal 2 Ayat (1) menyebutkan bahwa Indonesia Power
“Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi Setelah tersedianya program pelatihan kebakaran, maka
dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan program tersebut harus diimplementasikan supata para
kebakaran di tempat kerja “. Kewajiban mencegah, karyawan dapat mempraktikan pemadaman kebakaran
mengurangi dan memadamkan kebakaran ditempat kerja sesuai dengan benar. Selain itu juga dapat memberikan
yang berkaitan dengan pelatihan kebakaran yang dampak positif kepada perusahaan dalam bentuk
dimaksud adalah pada Pasal 2 ayat (2) poin D dan E yang penanggulangan kebakaran supaya dapat mengurangi
berbunyi “Pembentukan unit Penanggulangan Kebakaran kerugian baik fisik maupun material. Berdasarkan
ditempat Kerja” & “ Penyelenggaraan pelatihan dan gladi Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 11
penanggulangan kebakaran secara berkala”. Tahun 2000 Menyebutkan bahwa “Pendidikan dan
PT PLN INDONESIA POWER SURALAYA PGU Pelatihan harus diadakan minimal sekali dalam kurun
mempunya program pelatihan kebakaran yang waktu 6 bulan. DIKLAT ini bertujuan untuk
dilaksanakan oleh pihak eksternal dan internal. Pelatihan meningkatkan mutu dan kemampuan baik dalam bidang
tersebut dilakukan setiap satu tahun dua kali. Selain substansi penanggulangan kebakaran dan dapat
program dari eksternal sebagai penyegar PT PLN melaksanakan tugasnya dengan semangat Kerjasama yang
INDONESIA POWER SURALAYA PGU mengadakan tanggunh jawab sesuai dengan fungsinya dalam organisasi
lomba pemadaman kebakaran dalam program Bulan K3 manajemen penanggulangan kebakaran, meningkatkan
perusahaan.. dengan adanya program ini, sangat kemampuan teoritis, konseptual, moral, dan keterampilan
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sumber daya teknis pelaksanaan pekerjaan”.
manusia & meningkatkan pencegahan dalam Sementara dari hasil yang diperoleh dari PT PLN
menanggulangi kebakatan di tempat kerja. Indonesia Power Suralaya PGU,
mengimplementasikan/melakukan program pelatihan
4.2.2 Prosedur Pelatihan Kebakaran di PT PLN kebakaran sebanyak 2 kali dalam kurun waktu satu tahun.
Indonesia Power Suralaya
Sebelum menjalankan sebuah pelatihan, dibutuhkan 5. Kesimpulan
pedoman mengenai tata cara pelatihan kebakaran tersebut, 1. Program pelatihan kebakaran yang terdapat di PT PLN
manfaat dari prosedur adalah untuk memudahkan dalam INDONESIA POWER SURALAYA PGU yaitu
menentukan Tindakan yang akan dilakukan. Menurut pelatihan kebakaran yang dibantu oleh tenaga
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 186 Tahun 1999 eksternal dan kemudian internal perusahaan akan
Pasal 2 Ayat 4 pada poin C dan D yang menjelaskan melaksanakan juga simulasi mengenai Pelatihan
bahwa kewajiban mencegah , mengurangi, dan kebakaran. Lalu untuk program pendukung,
memadamkan kebakaran di tempat kerja yaitu perusahaan juga mengadakan program inspeksi alat
memperlukan buku rencana penanggulangan keadaan proteksi kebakaran sebelum dilakukannya pelatihan
darurat dimana pada poin C dan D menyebutkan kebakaran yang tujuannya yaitu pengecekan rutin
“Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pada alat sebelum digunakan, serta mengadakan
pencegahan bahaya kebakaran” dan “Prosedur dalam Materi tambahan, post test sebelum di mulai nya
menghadapi keadaan bahaya darurat kebakaran” Pelatihan kebakaran
Berkaitan dengan aturan tersebut, PT PLN Indonesia 2. Prosedur – alur dari simulasi tanggap darurat
Power Suralaya PGU telah memiliki prosedur mengenai kebakaran telah dilaksanakan dengan baik
pelaksanaan penanggulangan kebakaran serta menggunakan prosedur Indonesia Power Intregrated
simulasinya. Management System tentang kesiagaan dan tanggap
erta terdapat juga aturan pada KepMenaker Nomor 186 darurat serta SK GM tentang penanggulangan
Tahun 1999 Pasal 5 yang berisi tentang petugas peran Keadaan Darurat, Pelatihan Kebakaran
kebakaran, regu penanggulangan kebakaran, koordinator 3. Implementasi dari program Pelatihan Kebakaran
unit penanggulangan kebakaran, dan Ahli K3 spesialis dilakukan secara periodic yaitu jangka satu tahun dua
penanggulangan kebakaran, sebagai penanggung jawab kali
teknis. Dari hasil yang diperoleh telag sesuai denga nisi
dari Pasal 5, sebagaimana data yang telah didapat, PT Ucapan Terima kasih
PLN Indonesia Power Suralaya PGU mempunyai tim Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan jika tanpa
pemadaman kebakaran yang berbentuk regu serta dukungan dari PT PLN INDONESIA POWER
memiliki koordinator per-regunya perihal Ahli K3 SURALAYA PGU, sehingga penulis mengucapkan
spesialis penanggulangan kebakaran, PT. Indonesia terima kasih atas penjelasan, bimbingan, bantuan dan

Pembimbing 1 Pembimbing 2 English Spv Naufal Firdaus


19020013

Sign/
Date
Dr. Ir. Hanifah Handayani, Ahmad Zaelani Adnan,
M.T SE,. MM
Paper Tugas Akhir – Institut Teknologi Peroleum Balongan

kesabaranya dalam membantu pelaksanaan Tugas Akhir


dan dalam penyusunan laporan.

Daftar Pustaka
[1]. Ramli, S. 2016. Manajemen Keselamatan Proses
Berbasis Resiko. Yayasan Pengembangan
Keselamatan Prosafe Institute : Jakarta
[2]. F.A. Gunawan – Fatma Lestari, Audist Subekti,
Ismet Somad. 2016. Manajemen Keselamatan Proses
Operasi. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
[3]. Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
[4]. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor
10 Tahun 2000 Tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
[5]. Khaeri, Achmad Nur dkk, 2022. Pelatihan dan
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pada Kelompok Usaha Perbengkelan. Mataram.
[6]. Ruheli. 2022. Analisis Pelatihan K3 dan Lingkungan
Kerja Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di Departemen PGF Section Power System Area
Pulau Pabelokan CNOOC SES LTD. Jawa Barat.
Jurnal Media Teknologi
[7]. NFPA. 2013. Standard On Disaster/Emergency
Management, Batterymarch Park, United States Of
America
[8]. Dokumen IMS Integrated Management System
Nomor Dokumen: IPM.SLA.14.14.15 Januari 2021
Rev.02 Tentang Kesiagaan dan Tanggap Darurat
[9]. Dokumen Surat Keputusan Manager PT PLN
Indonesia Power Suralaya PGU Nomor :
1010.K/021/SLAPGU/2023 Tentang Tim
Penanggulangan Keadaan Darurat PT PLN
Indonesia Power Suralaya PGU
[10]. Dokumen Laporan Kegiatan Simulasi Tanggap
Darurat Tahun 2021 (16 Juni 2021) PT PLN
Indonesia Power Suralaya PGU

Pembimbing 1 Pembimbing 2 English Spv Naufal Firdaus


19020013

Sign/
Date
Dr. Ir. Hanifah Handayani, Ahmad Zaelani Adnan,
M.T SE,. MM

Anda mungkin juga menyukai